Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus Tipe 2
Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus Tipe 2
Hari/tanggal: Hari/tanggal :
Tanda Tangan: Tanda tangan:
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh:
JOHAN WAHYUDI
NPM : 172426111NS
A. DEFINISI
disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner
dan Suddarth,2002).
2.) Obesitas
Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta
hidotinik
B. ETIOLOGI
yaitu:
a. Faktor genetik
b. Faktor imunologi
abnormal.
c. Faktor lingkungan
dan gangguan sekresi insulin pada diabetas melitus tipe II masih belum
yaitu:
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
a. Infeksi
b. Nutrisi
pankreatitis.
c. Stres
C. MANIFESTASI KLINIK
terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan
4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini
5. Mata kabur
pembentukan katarak.
D. PATOFISIOLOGI
satu dari tiga efek utama kekurangan insulin sebagai berikut : (1)
Jika jumlah filtrasi glomerulus yang terbentuk tiap menit tetap, maka
luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat melebihi 180 mg%.
Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke
E. PENATALAKSANAAN
acut dan kronik. Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia
diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik,
1. Perencanaan makan
gizi :
a. KH 60 –70 %
b. Protein 10 –15 %
c. Lemak 20 25 %
Beberapa cara menentukan jumalah kelori uantuk pasien DM melalui
10% kg
hari:
penyakit penyerta. Latihian yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki,
tahun)
3. Pengelolaan farmakologi
Golongansulfoniluresbekerjadengan cara:
Biguanid
Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan
c) Insulinsensitizingagent
F. KOMPLIKASI
1. Akut
a. Hypoglikemia
b. Ketoasidosis
c. Diabetik
2. Kronik
nefropati diabetic.
c. Neuropati diabetic.
G. TEST DIAGNOSTIK
pada orang dewasa tidak hamil, pada sedikitnya dua kali pemeriksaan:
Kadar GD Sewaktu:
Kadar GD Puasa:
H. ASUHAN KEPERAWATAN
koma.
2. Sirkulasi
4. Nutrisi
mual/muntah.
5. Neurosensori
6. Nyeri
7. Respirasi
8. Keamanan
9. Seksualitas
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
kontuinitas jaringan
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka
1 Data Subyektif : Aktifitas Klien tidak lemah 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan
- Klien merasa klien terpenu- lagi kemampuan klien klien dan menentu-kan.
lemah hi d - Semua dalam melakukan 2. ntervensi selanjutnya.
- Klien mengatakan - aktifitasnya aktifitas.
sebagi-an dapat 2. Bantu/latih klien 3.Untuk mencegah terjadinya atropi
aktifitasnya dilakukan berak-tifitas secara otot/kelemahan otot.
dilakukan sendiri. sendiri seperti bertahap.
Data Obyektif : bia-sanya 3. Libatkan keluarga
- Klien nampak misalnya dalam tindakan
lemah mandi, makan, keperawatan
- Aktifitasnya berjalan dll.
sebagian dila-
kukan sendiri.
2 Data subyektif : makan baik 4. 1. HE tentang personal 1. Klien tidak merasa terabaikan oleh
2- Klien mengeluh Kebutuhan - Porsi hygiene keluarga dan semua kebutuhan klien
lemah nutrisi ter- makan yang dapat terpenuhi.Agar klien dan keluarga
- Klien mengeluh penuhi disediakan dapat mengerti dan memahami tentang
berat badan
- Nafsu dihabis-kan pentingnya personal hygiene (kebersihan
menurun. - Klien tidak badan).
- Klien mengatakan lemah 1. 2. Kaji kebiasaan makan 2. Untuk mengetahui seberapa banyak
nafsu makan klien. makanan yang dikonsumsi.
menurun. 2. 3. Timbang berat badan 3. Untuk mengetahui adanya peningkatan
Data obyektif : setiap hari atau sesuai atau penurunan sehingga mengetahui
- Porsi makan tidak indikasi. tindakan selanjutnya.
dihabiskan ( ½ – ¼ 4. Sajikan makanan yang 4. Makan yang hangat dapat meningkatkan
porsi) hangat sesuai dengan selera makan klien
- Konjungtiva program diet. 5. Agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
nampak pucat 5. Beri makan porsi yang diperlukan klien memberi informasi
kecil tapi sering, pada pasien pada perencanaan makan
libatkan keluarga klien keluarga dapat memenuhi kebutuhan
pada perencanaan nutrisi klien.
makanan ini sesuai
indikasi.
6. Kontrol gula darah 6. Kadar gula darah merupakan parametere
tentang adanya resiko hypoglikemia.
Doenges E, Marilynn, dkk. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta
:EGC.
NANDA.(2012-2014). PanduanDiagnosakeperawatan. Prima Medika