Anda di halaman 1dari 10

Proses Sublimasi

1. PENGERTIAN SUBLIMASI

Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari


padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila
partikel penyusun suatu zat padat diberikan
kenaikan suhu melalui pemanasan, maka
partikel tersebut akan berubah fasa [wujud]
menjadi gas. Sebaliknya, bila suhu gas
tersebut diturunkan dengan cara kondensasi,
maka gas akan segera berubah menjadi padat. Pada dasarnya sublimasi diterapkan untuk
memisahkan suatu zat dari pengotornya [impurities] sehingga diperoleh zat yang lebih murni,
kotoran biasanya akan tertinggal dalam wadah akibat ketidakmampuannya dalam menyublim.
Syarat pemisahan campuran dengan menggunkan sublimasi adalah partikel yang bercampur
harus memiliki perbedaan titik didih yang besar, sehingga dapat menghasilkan uap dengan
tingkat kemurnian..yang,,tinggi.
Sublimasi juga diartikan sebagai proses perubahan zat dari fasa padat menjadi uap, kemudian
uap tersebut dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fasa cair [fase antara.

2. PRINSIP KERJA SUBLIMASI

Prinsip kerja sublimasi secara umum [dalam skala industri] adalah memisahkan zat yang
mudah menyublim tersebut dengan sebuah sublimator sehingga menjadi gas/uap. Gas yang
dihasilkan ditampung, lalu didinginkan/dikondensasi kembali. Sedangkan cara kerja sublimasi
secara sederhana [dalam skala laboratorium] adalah zat yang akan disublimasi dimasukkan
dalam cawan/gelas piala untuk keperluar sublimasi, ditutup dengan gelas arloji , corong/labu
berisi air sebagai pendingin , kemudian di panaskan dengan api kecil pelan-pelan. Zat padat akan
menyublim berubah menjadi uap, sedangkan zat penyampur tetap padat. Uap yang terbentuk
karena adanya proses pendinginan berubah lagi menjadi padat yang menempel pada dinding alat
pendingin. Bila sudah tidak ada lagi zat yang menyublim , dihentikan proses pemanasan dan di
biarkan dingin supaya uap yang terbentuk menyublim semua, kemudian zat yang terbentuk
dikumpulkan untuk diperiksa kemurniannya. Bila kurang murni proses sublimasi dapat diulang
sampai didapatkan zat yang murni.
3. PROSES SUBLIMASI

Diklasifikasikan menjadi 2, yaitu proses sublimasi buatan dan secara alami, antaralain :

A. Proses Sublimasi Buatan

Merupakan proses sublimasi yang terjadi secara sengaja/paksa, proses ini dapat terjadi pada
skala industri dan skala laboratorium.

Berikut ini merupakan langkah retorika proses sublimasi iodin pada skala laboratorium :

Prinsipnya : Iodin diubah menjadi gas dengan cara memanaskan campuran bersama kotoran.
Setelah iodin berubah menjadi gas, gas akan terperangkap di dalam beaker glass yang atasnya
telah ditutup dengan labu didih sehingga gas iodin tidak keluar. Untuk mengubah wujud iodin
yang berupa gas menjadi padat kembali secara cepat, diperlukan proses pendinginan
[kondensasi]. Pendinginan pada percobaan tersebut dilakukan dengan meletakkan beberapa
potong es batu/air dingin di dalam labu didih. Hasil dari percobaan tersebut adalah adanya kapur
barus yang menempel di bagian bawah labu didih yang berbentuk kerak. Pada akhirnya kotoran
[impurities] akan tertinggal di dasar beaker glass karena tidak dapat menyublim.

Alat & Bahan :

 ¦ Beaker glass
 ¦ Cawan porselein beserta mortir
 ¦ labu didih berleher
 ¦ Kaki tiga dan kassa
 ¦ Pembakar bunsen
 ¦ Campuran kristal iodin yang telah ditumbuk dengan pasir/karbon aktif
 ¦ es batu/air dingin

Prosedur :

1. Gerus/tumbuk iodin [kuantitas bahan sesuai keinginan kita sendiri] sampai halus untuk
memperoleh luas permukaan yang besar sehingga proses perubahan fasa berjalan lebih cepat

2. Tambahkan zat pengotor seperti pasir maupun karbon aktif.

3. Masukkan ke dalam beaker glass lalu tutup bagian atasnya dengan cawan porselein atau
labu didih yang didalamnya telah dilengkapi dengan batu es atau air dingin.

4. Susun alat dan bahan tersebut seperti pada gambar di bawah ini, nyalakan pembakar bunsen
5. Biarkan sampai semua iodin yang ada di dalam campuran menguap. Setelah itu matikan
pembakar bunsen.

6. Amati yang terjadi pada labu didih. Akan terbentuk kerak yang menempel pada bagian
bawah labu didih seperti di bawah ini.

Keterangan :

Hati-hati saat mengambil kerak iodin, karena uap berwarna ungu


dari iodin yang menerobos keluar dapat menimbulkan keracunan
dan iritasi pernafasan bila terhirup.
B. Proses Sublimasi Secara Alami

Merupakan proses sublimasi yang terjadi secara natural [alami] akibat dari proses alam itu
sendiri. Misalnya sublimasi belerang yang terjadi pada kawah-kawah gunung berapi. Contohnya
yakni pada kawah Gunung Ijen (ketinggian 2.386 m), Kecamatan Licin, Sempol, Kabupaten
Banyuwangi, Bondowoso, Jawa Timur. Kawah ini selalu melepaskan gas vulkanik dengan
konsentrasi sulfur yang tinggi dan bau gas yang kadang menyengat. Belerang tersebut dihasilkan
dari hasil sublimasi gas-gas belerang yang terdapat dalam asap solfatara [asap yang berasal dari
kawah] yang bersuhu sekitar 200 °C. ketika asap tersebut menuju atmosfer maka udara dingin di
pegunungan akan mengkondensasi secara alami gas yang mengandung belerang.

Selanjutnya belerang yang telah padat akan menumpuk di tanah lalu terkubur secara alami
membentuk deposit [endapan] yang dapat berupa batuan padat. Kemudian akibat adanya erosi
[misal karena hujan dan angin] maka batuan belerang ini dapat muncul separuh bagian maupun
seluruhnya dengan wujud visual batuan padat kasar berwarna kuning pucat. Biasanya deposit
belerang ini dimanfaatkan oleh penambang lokal maupun industri terdekat [misalnya industri
karet] melalui penggalian secara langsung.
4. SYARAT PEMISAHAN CAMPURAN DENGAN METODE SUBLIMASI

 Zat padat yang memiliki suhu dan tekanan di bawah T° dan P°, T° dan P° adalah suhu
dan tekanan dimana zat berada dalam keadaan setimbang
 Partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar sehingga kita
dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi

5. RUMUS ENTALPHI SUBLIMASI

∆H sublimasi = ∆H peleburan + ∆H penguapan

6. BAHAN-BAHAN YANG DAPAT DISUBLIMASI

 Ammonium clorida
 CO2 padat (dry ice)
 Kafein
 Kamper (Naftalein)
 Iodium
 Belerang
 Arsenik
 Klorofoam

7. ALAT-ALAT SUBLIMASI (SUBLIMATOR)

 Sublimator Adapter
 Microscale Sublimer
 Non vakum Sublimation
 Dailey Vacuum Sublimator
 Cryogenic Sublimation Apparatus
 Fluidized Bed Sublimator
Beberapa contoh yang sublimators umum berbeda ditunjukkan di bawah ini .

Microscale
Sublimation Adapter Non-Vacuum Sublimation Apparatus
Sublimer

Cryogenic Sublimation
Dailey Vacuum Sublimer
Apparatus
Sublimasi adaptor ditampilkan di atas dirancang untuk ditempatkan ke dalam labu

a. Desain ini lebih murah , tapi seringkali sulit untuk mendapatkan jari dingin keluar dari sendi
sempit tanpa mengkontaminasi atau kehilangan bahan disublimasikan .

Beberapa senyawa (seperti ferrocene ) dapat sublimasi hanya dengan menempatkan alat tersebut
dalam cawan Petri dan kemudian memanaskan bahan di piring panas .

Tips untuk menggunakan sublimators vakum

• Jika Anda mencoba untuk materi Anda untuk pertama kalinya , hanya menggunakan
sebagian dari itu - jika senyawa termal stabil Anda tidak akan kehilangan seluruh batch.

Tip : molekul yang bulat atau simetris memiliki kesempatan terbaik pada sublimasi .
• Gunakan suhu pendingin sesuai untuk bahan. Jika bahan memiliki panas untuk 200 ° C
dalam ruang hampa , bahan akan cocok dengan pendingin air sederhana. Namun, jika bahan
memiliki volatilitas materi pada 50 ° C , kurang cocok dengan pendingin air sederhana.

• Setelah jari dingin dilapisi dengan bahan , beberapa mungkin jatuh kembali ke bawah .
Untuk mencegah hal ini terjadi , menempatkan KimWipe dan layar logam halus antara
material dan jari dingin. Bahan gas dapat berdifusi masa lalu , tetapi material yang jatuh akan
ditangkap oleh layar dan dapat dipulihkan dalam bentuk murni .

• Ketika Anda siap untuk mengumpulkan bahan sublimasi Anda, lepaskan vakum dengan
membuka kran yang sangat lambat sehingga Anda tidak mengusir materi dari jari dingin atau
meledakkan bahan murni ke jari dingin.

• Cara termudah untuk mengumpulkan materi Anda adalah untuk lay out sepotong besar
aluminium foil . Tempatkan lipatan di foil dan mengikis materi disublimasikan dari jari
dingin. Anda kemudian dapat dengan mudah mentransfer produk Anda ke botol tared .

• Sublimators dengan O -ring sendi biasanya disukai dibandingkan dengan sendi berminyak ,
terutama untuk sublimators lebih besar . Sendi gemuk lebih sulit untuk membuka dan Anda
akan menyentuh sendi dengan jari Anda dingin ketika merakit atau membongkar peralatan.

• Jika Anda akan memompa Sublimator Anda ke Drybox , Anda harus terlebih dahulu
mengeluarkan cairan pendingin . Hal ini sulit dilakukan karena memiringkan Sublimator
cukup untuk mengosongkan cairan dapat menyebabkan produk Anda akan terkontaminasi .
Cara yang baik untuk menangani hal ini ( terutama untuk sublimators besar ) adalah :

a . Miringkan Sublimator untuk menghapus sebanyak pendingin yang Anda bisa tanpa
risiko produk Anda .
b . Pasang sepotong tipis tabung fleksibel untuk akhir sebuah jarum suntik ( tabung
Intramedic bekerja dengan baik ) . Geser pipa ke bagian bawah jari dingin dan menarik
cairan .
c . Bilas jari dingin dengan aseton dan kemudian menghapus aseton dengan jarum suntik
Anda .
d . Meniup udara atau nitrogen melalui jari dingin sampai kering .
8. APLIKASI PROSES SUBLIMASI

1. Pembuatan Dry Ice (CO2 padat)

Gas yang mengandung konsentrat CO2 tinggi



Gas yang kaya kerbon dioksida ini kemudian dimampatkan dan di turunkan
suhunya sampai -78.5°C

Tekan/pemampatan kemudian dikurangi (sebagian kecil CO2 menguap)

CO2 yang telah berbentuk salju kemudian dipotong-potong
DAFTAR PUSTAKA

http://fahrulgunawan55.blogspot.com/2011/12/sublimasi.html

http://miftakhulriska.blogspot.com/p/sublimasi.html

http://anythingforbook.blogspot.com/2013/02/proses-sublimasi.html

http://www.gpescientific.co.uk/userfiles/Images/File/SublimationApparatus543.pdf

http://www.ilpi.com/inorganic/glassware/sublimator.html

http://en.wikipedia.org/wiki/File:Sublimation_apparatus.svg
Penyusun :

 Diah Pratiwi
 Luthfi Yudhistira
 M. Helmi Darmawan
 M. Kun Tahtadi Noor
 Wiwin Pertiwi

Anda mungkin juga menyukai