Tugas Akhir Modul 3 Profesional
Tugas Akhir Modul 3 Profesional
Disusun oleh
(19090509710144)
2. RIKA RUSLINDAWATI, S.Pd
(19090509710136)
Kelas : C
Angkatan : V (Lima)
Tempat Tugas : SMP Negeri 1 Tembilahan
TAHUN 2019
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fluida dapat diartikan suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida mencakup zat cair
dan gas karena zat cair seperti air dan zat gas seperti udara dapat mengalir. Menurut Giles
(1984:1) “Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan yang menyesuaikan diri dengan
bentuk wadah dan tempatnya”. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida
karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Fenomena fluida
statis (fluida tak bergerak) berkaitan erat dengan tekanan hidrostatis. Dalam fluida statis
dipelajari hukum-hukum dasar yang berkaitan dengan konsep tekanan hidraustatis, salah
satunya adalah hukum Pascal dan hukum Archimedes. Hukum Pascal diambil dari nama
penemunya yaitu Blaise Pascal (1623-1662) yang berasal dari Perancis. Sedangkan hukum
Archimedes diambil dari nama penemunya yaitu Archimedes (287-212 SM) yang berasal dari
Italia.
Balon adalah sebuah kantung fleksibel yang umumnya berisikan gas seperti
helium, hidrogen, nitrogen monoksida dan udara. Beberapa jenis balon benar-benar murni
digunakan sebagai elemen dekorasi, sedangkan jenis lainnya digunakan untuk tujuan-tujuan
tertentu. Balon-balon pertama dibuat dari bahan mirip membran yang berasal
dari hewan (animal bladder).
Balon udara adalah salah satu teknologi penerbangan pertama yang memanfaatkan
Hukum Archimedes, dimana hukum tersebut menyatakan bahwa ”Suatu benda yang
terendam sebagian atau seluruhnya dalam zat cair (fluida) mendapat gaya ke atas yang
besarnya sama dengan berat zat cair (fluida) yang dipindahkan oleh benda itu”.
Sebagaimana pada zat cair, pada udara juga terdapat gaya ke atas. Gaya ke atas yang
dialami benda sebanding dengan volume udara yang dipindahkan benda itu. Menurut Munson
(2003:86) ”arah gaya apung yang merupakan gaya dari fluida terhadap benda berlawanan
arah terhadap yang ditunjukkan dalam diagram bebas”. Suatu benda akan naik ke angkasa
jika beratnya kurang dari gaya angkat udara. Balon udara akan berhenti naik (melayang) jika
gaya ke atas oleh udara sama dengan berat total balon udara.
Pada masa dahulu balon udara merupakan alat transportasi yang sangat diandalkan
sebelum ditemukan pesawat terbang dan sebagai alat pengintaian. Balon udara dapat
2
3
digunakan untuk menjelajahi tempat-tempat yang jauh. Pada masa kini, sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi balon udara digunakan ditempat rekreasi,
hanya sebagian kecil orang saja yang menggunakan balon udara sebagai alat transportasi.
Berdasarkan uraian diatas, yang mendasari penelitian tentang “Cara Kerja Balon udara”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan mempertimbangkan agar penelitian ini lebih terarah
dan fokus, maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara kerja balon udara?
2. Bagaimana teori fisika dalam penerapan balon udara?
3
4
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Bartolomeu de Gusmao pada tahun 1709 di Lisbon, berhasil membuat balon yang
dapat bergerak naik setelah melakukan pemanasan udara yang ada di dalamnya. Dia
juga berhasil membuat balon Passarola yang dapat terbang sejauh satu kilometer dari
Benteng Saint George. Kemudian, pada tahun 1766 atau 57 tahun setelah ditemukannya
balon udara yang diisi udara panas, Joseph Black membuat balon udara yang diisi
dengan gas hidrogen.
Pada 21 November 1783, Jean Francois Pilatre de Rozier, Francois Laurent dan
Marquis de Arlandes yang berkebangsaan perancis berhasil melakukan penerbangan
perdananya di atas Paris. Balon tersebut dapat terbang sejauh 5,5 mil dalam waktu 23
menit. Mereka membakar wol dan jerami agar balon tetap mengangkasa. Pada 2 Juli
1900, Count Ferdinand von Zeppelin adalah orang yang pertama kali berhasil
menerbangkan balon udara raksasa yang diberi nama Dirigible. Dirigible pertama dapat
bertahan selama 17 menit dan memiliki panjang 420 ft. Setelah mengalami beberapa
perubahan dalam waktu 10 tahun, Dirigible dapat mengudara selama 24 jam. Pada saat
ini balon udara menjadi alternatif menarik untuk tranportasi. Akhir-akhir ini balon
udara Dirigible lebih dikenal dengan nama Zeppelin. Pada tahun 1929, The Graf
Zeppelin berhasil mengelilingi dunia selama 21 hari. Pada tahun 1911, V.F. Hess
seorang fisikawan Austria membuat balon udara yang mampu terbang setinggi lima
kilometer. Auguste Piccard dan Paul Kipfer pada 27 Mei 1931 mendesain balon udara
yang diberi tekanan pada kabin agar dapat trbang lebih lama.
Pada 5 April 1961, Malcom Ross dan Victor Prather sukses menerbangkan balon
udara sampai pada ketinggian 34.668 meter dari geladak Kapal Induk USS Antietam di
Teluk Meksiko. Sebelas tahun kemudian, pada Oktober 1972 diluncurkan balon kubus
tanpa awak dengan volume 1.25 juta m3 di Chico, Amerika Serikat dan berhasil
terbang setinggi 51,8 kilometer yang merupakan rekor terbang tertinggi yang dicapai
balon udara. Zeppelin yang paling terkenal adalah Hindenburg yang panjangnya
mencapai 804 ft. Namun, pada saat terbang di Lakehurst, New Jersey balon udara ini
meledak dan terbakar.
4
5
5
6
teringan yang biasa digunakan untuk mengisi envelope adalah helium. Meskipun
lebih berat daripada hidrogen, tetapi gas ini masih dapat mengudara dengan
membawa beban. Selain itu, “helium termasuk dalam golongan gas mulia. Ini
berarti gas helium tidak mudah terbakar seperti gas hidrogen. Inilah yang
menjadikan balon helium pilihan terbaik sebagai pengganti balon
hidrogen”(Surya. 2008).
3. Basket atau keranjang yang merupakan tempat penumpang atau awak
mengendalikan balon udara.
6
7
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Pengumpulan referensi ( daftar pustaka )
Cara ini dilaksanakan mengumpulkan referensi yang berhubungan dengan penelitian
karya tulis ilmiah ini.
2. Eksperimen dan pelaksanaan proyek sederhana
Eksperimen pada hal ini merupakan teknik pembuatan Balon udara sederhana.
- Plastik · Kawat
7
8
D. Langkah Kerja
8
9
5. Membuat bagian bawah balon udara dengan merekatkan kawat yang telah
membentuk lingkaran sesuai dengan bibir plastik
6. Mengaitkan kawat di bagian tengah bawah balon, untuk meletakkan sumber panas.
7. Di bagian tengah kawat diikatkan kapas secukupnya yang dicelupkan minyak makan
9
10
8. Sebelum diterbangkan, balon dipanasi terlebih dahulu sekitar 1 menit agar massa
jenis udara didalam balon lebih kecil dari pada yang di luar balon.
9. Setelah massa jenis udara didalam balon lebih kecil dari pada yang di luar balon,
kapas dan minyak dibakar sebagai pemanas api didalam balon.
10. Mengamati dan menganalisa balon udara yang telah berhasil terbang.
10
11
BAB IV
PEMBAHASAN
11
12
a) Hukum Archimedes
Balon udara naik atau turun sesungguhnya mengikuti hukum Archimedes.
Hukum Archimedes mengatakan bahwa “Benda di dalam zat cair akan
mengurangi berat sebesar berat zat cair yang dipindahkan”. Hukum archimedes
ini berlaku untuk semua fluida.Persamaan rumusnya adalah :
Fa = ρƒ . Vbƒ . g
keterangan
Fa = gaya angkat ke atas pada benda / gaya apung (N)
ρƒ = massa jenis udara (kg/m3)
Vbƒ = volume udara yang terdesak (m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Aplikasi hukum archimedes ini digunakan balon udara untuk naik dan turun. Persisnya
begini: gaya apung yang diterima oleh suatu benda yang melayang di suatu fluida sama
dengan berat fluida yang dipindahkannya.
1. Saat ingin menaikkan balon udara
Fa > berat total balon
12
13
Dengan persamaan Fa = ρƒ . Vbƒ . g, maka yang bisa dirubah adalah Vbƒ karna
massa jenis udara ( ρƒ ) dan percepatan gravitasi (g) adalah konstan. Merubah
Vbƒ dengan cara mengisi balon sehingga berat udara yang dipindahkan lebih
berat dari berat balon. Untuk mencapai hal tersebut, prinsip kimia mengajarkan
kita tentang mengisi balon dengan gas yang massa molekulnya lebih kecil dari
massa rata-rata di udara atau dengan gas panas. Tidak semua gas memenuhi
persyaratan itu, apalagi jika ada pertimbangan harga dan keselamatan. Beberapa
di antaranya adalah gas Hidrogen (H2) dan Helium (He). Sehingga saat gaya
apung (Fa) sudah lebih berat daripada berat total balon (berat balon dan muatan)
sehingga balon mulai bergerak naik.
2. Saat ingin menurunkan balon udara
Fa < berat total balon
Dengan persamaan Fa = ρƒ . Vbƒ . g, maka yang bisa dirubah adalah Vbƒ karena
massa jenis udara ( ρƒ ) dan percepatan gravitasi (g) adalah konstan. Untuk
menurunkan balon dengan cara mengurangi volume udara yang ada pada balon,
sehingga saat gaya apung (Fa) lebih kecil daripada berat balon, dan berat balon
bergerak turun.
13
14
berlawanan dengan gaya aksi yang anda berikan. Jika anda menggambar tanda
panah yang melambangkan interaksi kedua gaya ini, maka gaya F A ke B digambar
pada batu, sedangkan gaya yang diberikan batu kepada kaki anda, – F B ke A,
digambarkan pada kaki anda. Persamaan Hukum III Newton di atas juga bisa kita
tulis sebagai berikut :
Faksi = -Freaksi
Hukum Newton ini dikenal dengan hukum aksi-reaksi. Ada aksi maka ada reaksi,
yang besarnya sama dan berlawanan arah. Kadang-kadang kedua gaya tersebut
disebut pasangan aksi-reaksi. Ingat bahwa kedua gaya tersebut (gaya aksi-gaya
reaksi) bekerja pada benda yang berbeda. Berbeda dengan Hukum I Newton dan
Hukum II Newton yang menjelaskan gaya yang bekerja pada benda yang sama.
Gaya aksi dan reaksi adalah gaya kontak yang terjadi ketika kedua benda
bersentuhan. Walaupun demikian, Hukum III Newton juga berlaku untuk gaya tak
sentuh, seperti gaya gravitasi. Ketika kita menjatuhkan batu, misalnya, antara bumi
dan batu saling dipercepat satu dengan lain. batu bergerak menuju ke permukaan
bumi, bumi juga bergerak menuju batu. Gaya total yang bekerja pada bumi dan
batu besarnya sama. Karena massa bumi sangat besar maka percepatan yang
dialami bumi sangat kecil. Walaupun secara makroskopis tidak tampak, tetapi
bumi juga bergerak menuju batu atau benda yang jatuh akibat gravitasi. Bumi
menarik batu, batu juga membalas gaya tarik bumi, di mana besar gaya tersebut
sama namun arahnya berlawanan.
Hukum III Newton juga berlaku pada balon udara yang bergerak. Yang
dimaksudkan di sini bukan balon udara yang bergerak karena ditiup angin, tapi
karena di dorong oleh udara yang ada di dalam balon. Dapat dilakukan percobaan
berikut. Ambil sebuah balon biasa dan tiuplah balon sampai balon mengembung.
Jangan lupa jepit mulut balon dengan jari agar udara tidak keluar. Lepas jepitan
tangan pada mulut balon. Apa yang terjadi? Balon tersebut bergerak, jika posisi
balon tegak, di mana mulut balon berada di bawah, maka balon akan meluncur ke
atas. Balon bergerak ke atas karena balon memberikan gaya aksi dengan
mendorong udara ke bawah (udara keluar lewat mulut balon). Udara yang keluar
lewat mulut balon memberikan gaya reaksi dengan mendorong balon ke atas,
sehingga balon bergerak ke atas. Apabila posisi balon dibalik, di mana mulut balon
berada di atas, maka balon akan bergerak ke bawah. Besar gaya aksi dan reaksi
sama, hanya berlawanan arah. Balon mendorong udara ke bawah, udara
14
15
mendorong balon ke atas. Atau sebaliknya balon mendorong udara ke atas, udara
mendorong balon ke bawah. Semakin banyak udara yang ditiupkan ke dalam
balon, maka balon bergerak makin cepat ketika mulut balon tersebut dibuka. Hal
ini disebabkan karena balon mendorong lebih banyak udara keluar, sehingga udara
yang didorong tersebut memberikan reaksi dengan mendorong balon. Semakin
banyak udara yang ada di dalam balon, semakin lama dan jauh balon bergerak;
semakin sedikit udara dalam balon, semakin pelan balon bergerak. Jadi besar gaya
aksi sama dengan besar gaya reaksi, hanya arahnya berlawanan.
u2 adalah kecepatan kuadrat rata-rata. Jelas terlihat bentuk persamaan diatas identik
dengan hukum Boyle. Memang, bila u2 bernilai tetap pada suhu tetap, persamaan di
atas adalah variasi dari hukum Boyle.
Mengindikasikan kecepatan molekul gas merupakan fungsi dari PV. Karena nilai PV
untuk sejumlah tertentu gas tetap, mungkin bahwa kecepatan molekul gas
berhubungan dengan massa gas, yakni massa molekulnya.
15
16
PVm = NAmu2/3
Vm adalah volume molar dan NA adalah tetapan Avogadro. Dengan memasukkan
PVm=RT di persamaan diatas, persamaan berikut didapatkan.
NAmu2 = (3/2)RT
PVm = NAmu2/3
Suku kiri persamaan berhubungan dengan energi kinetik molekul gas. Dari
persamaan ini, akar kuadrat rata-rata gas √u2 dapat diperoleh.
√u2= √(3RT/NAm) = √ (3RT/M)
Dari persamaan gas ideal, maka dapat disimpulkan:
1. Makin tinggi temperatur gas ideal makin besar pula kecepatan partikelnya.
2. Tekanan merupakan ukuran energi kinetik persatuan volume yang dimiliki gas.
3. Temperatur merupakan ukuran rata-rata dari energi kinetik tiap partikel gas.
4. Persamaan gas ideal (P V = nRT) berdimensi energi/usaha .
5. Energi dalam gas ideal merupakan jumlah energi kinetik seluruh partikelnya.
16
17
Biodiesel didefinisikan sebagai metil ester yang diproduksi dari minyak nabati
atau hewan dan memenuhi kualitas untuk digunakan sebagai bahan bakar d dalam
mesin diesel. Keunggulan dari bahan bakar ini adalah dalam melakukan kendali kontrol
polusi, dimana biodiesel lebih mudah dari pada bahan bakar diesel fosil karena tidak
mengandung sulfur bebas dan memiliki gas buangan dengan kadar pengotor yang
rendah dan dapat didegredasi (Wirawan dan Tambunan, 2006).
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang diformulasikan khusus untuk
mesin diesel dengan berbagai kelebihan antara lain tidak perlu modifikasi mesin,
mudah digunakan, ramah lingkungan, tercampurkan dengan minyak diesel (solar),
memiliki angka setana tinggi, memiliki daya pelumas yang tinggi, biodegradable, titik
nyala tinggi sehingga aman dari kebakaran pada suhu kamar, non toksik, serta bebas
dari sulfur dan bahan aromatic (Soerawidjaja, 2005; Nasional Biodiesel Board - NBB,
2003)
Biodiesel
Struktur kimia : Metil ester dari C16 s/d C18
Cetane number : 46 s/d 60
Angka oktan : ~25
Massa jenis : 0,88 kg/l
Sumber : minyak kedelai, bekas minyak goreng, lemak hewani
Heating value : 32.611 - 33.447 kJoule per liter
Fase : cair
Emisi : menghasilkan gas buang yang bahayanya lebih rendah daripada solar
biasa.
Nilai pembakaran merupakan jumlah energi kimia yang terdapat dalam satu
massa atau volume bahan bakar. Ada dua macam nilai pembakaran yaitu nilai
pembakaran tinggi (High Heating Value) dan nilai pembakaran rendah (Low Heating
Value). Nilai kalor tinggi (High Heating Value), merupakan nilai kalor yang diperoleh
secara eksperimen dengan menggunakan kalorimeter dimana hasil pembakaran bahan
bakar didinginkan sampai suhu kamar sehingga sebagian besar uap air yang terbentuk
dari pembakaran hidrogen mengembun dan melepaskan panas latennya.
Nilai kalor bawah (Low Heating Value), merupakan nilai kalor bahan bakar
tanpa panas laten yang berasal dari pengembunan uap air. Umumnya kandungan
hidrogen dalam bahan bakar cair berkisar 15 % yang berarti setiap satu satuan bahan
17
18
bakar, 0,15 bagian merupakan hidrogen. Pada proses pembakaran sempurna, air yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar adalah setengah dari jumlah mol hidrogennya.
Selain berasal dari pembakaran hidrogen, uap air yang terbentuk pada proses
pembakaran dapat pula berasal dari kandungan air yang memang sudah ada didalam
bahan bakar (moisture).
18
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Balon
udara merupakan teknologi terbang pertama yang menerapkan konsep fluida statis dengan
menggunakan prinsip archimedes, dimana “Gaya apung yang bekerja pada benda yang
dimasukkan dalam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkannya”.
a. Gaya Apung (Balon Melayang) Balon udara akan melayang diudara apabila besarnya
gaya apung sama dengan gaya berat balon udara tersebut. Secara sistematis dapat ditulis :
ρudara
V = ρgas .V+mbeban
b. Balon Naik, Balon udara naik apabila massa jenis balon lebih kecil daripada masa jenis
udara diluar balon secara sistematis dapat ditulis ρudara . V > ρgas .V+mbeban
c. Balon Turun, Balon Udara turun apabila massa jenis balon lebih besar daripada masa
jenis udara diluar balon secara sistematis dapat ditulis ρudara . V < ρgas .V+mbeban
B. Saran
Sebaiknya, ketika kita melakukan percobaan seperti ini, alangkah baiknya jika
menggunakan peralatan-peralatan yang lebih komplek dan menggunakan bahan bakar
pembanding lain seperti parafin agar percobaannya lebih maksimal, dan terlihat
perbedaannya.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
http://anekamakalahkita.blogspot.com/2013/01/laporan-fisika-teknik-balon-udara-
panas.html
http://yukitamari.blogspot.com/2011/12/balon-udara.html
http://kadekk.blogspot.com/2013/07/makalah-tentang-prinsip-kerja-balon.html
http://eprints.polsri.ac.id/1005/3/BAB%20II.pdf
http://eprints.polsri.ac.id/863/3/BAB%20II%20rev.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/67489/Chapter%20II.pdf?seque
nce=4&isAllowed=y
20