Anda di halaman 1dari 4

0

TUGAS FARMAKOLOGI

FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

METRONIDAZOLE

Disusun Oleh :

HARTATIK
NIM : P. 1337424519144

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN JURUSAN KEBIDANAN


MAGELANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2019
1

A. PENGERTIAN

Metronidazol merupakan derivat nitroimidazol yang memiliki rumus molekul

C6H9N3O3 dan berat molekul 171.15396. Pemeriannya antara lain: Serbuk

hablur; putih atau kuning gading; bau lemah; rasa pahit dan agak asin. Larut

dalam 100 bagian air, dalam 200 bagian etanol (95%) P dan dalam 250

bagian klorofom P; sukar larut dalam eter P.

Metronidazol adalah antimikroba dengan aktivitas yang sangat baik terhadap

bakteri anaerob dan protozoa. Spektrum antiprotozoanya mencakup

Trikomonasi Gardnerella Vaginalis,Entamoeba Histolytica, dan Guardian

Lamblia. Aktifitas antibakterinya sangat bermanfaat untuk sepsis pada kasus

bedah dan ginekologis terutama bacteroides fragilis. Mekanisme kerjanya

yakni berinteraksi dengan DNA menyebabkan perubahan struktur helik DNA

dan putusnya rantai sehingga sintesa protein dihambat dan kematian sel
2

B. FARMAKOKINETIK

Absorbsi metronidazol berlangsung dengan sangat baik sesudah pemberian

oral. Metronidazole diserap dengan baik secara oral dengan eliminasi plasma

dengan waktu paruh mulai 6-7 jam (Mourya, et al., 2010). Pada beberapa

kasus terjadi kegagalan karena disebabkan oleh absorbsi yang buruk atau

metabolisme yang terlalu cepat. Obat ini diekskresi dalam urin dalam bentuk

asal dan bentuk metabolis hasil oksidasi dan glukoronidasi. Metronidazol

juga diekskresi melalui air liur, air susu, cairan vagina dan lain-lain

C. FARMAKODINAMIK

Farmakodinamik metronidazole dimulai dari konversi molekul menjadi

bentuk radikal bebas short-lived nitroso oleh reduksi intraseluler. Konversi ini

terjadi di dalam sitoplasma bakteri, atau organela spesifik protozoa, dan

menyebabkan obat menjadi aktif terhadap kuman yang memiliki metabolisme

anaerob. Namun, obat juga efektif terhadap kuman yang bersifat

mikroaerofili, seperti Helicobacter pylori.

DAFTAR PUSTAKA

BPOM: Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pedoman Umum: Informatorium


Obat Nasional Indonesia (IONI). 2015;
http://pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-umum

Kementerian Kesehatan R.I. Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk Terapi


Antibiotik 2011; Available from: http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKEwi24OKC
lfvSAhVCMY8KHQVwAnAQFggZMAA&url=http%3A%2F
%2Fbinfar.kemkes.go.id%2F%3Fwpdmact%3Dprocess%26did
%3DMTczLmhvdGxpbms
%3D&usg=AFQjCNESpfchh6nZnf4JjpF5gJ6b0Wk1Yg&bvm=bv.15
0729734,d.c2I.
3

Rachadian, Dani. 2009. Buku Obat-Obat. Yogyakarta: Berlico Mulia Farma

Anda mungkin juga menyukai