Anda di halaman 1dari 80

DOKUMEN 1 KURIKULUM

SMK NUR EL FALAH


TAHUN PEMBELAJARAN 2019 / 2020

BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI


PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DINAS


PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMK
NUR EL FALAH
Jalan KH. Abdul Kabier KM. 02 Petir Serang Banten 42174

TAHUN 2019

i
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DINAS
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN CABANG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
WILAYAH KABUPATEN SERANG. KOTA SERANG, KOTA CILEGON
Sekretariat Jl. Raya Serang Jakarta Km 3 Kota Sera

SuratRekomendasi
No........./.............- /2019

Memperhatikan hasil verifikasi/ validasi dan Lembar Persetujuan Pengawas


Pembina SMK Nur El Falah Kabupaten Serang, Terhadap Kurikulum SMK Nur
El Falah Kabupaten Serang Tahun Pembelajaran 2019-2020

Bidang Keahlian : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI


Program Keahlian : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
Kompetensi Keahlian : TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Maka dengan ini Kami Rekomendasikan untuk di proses /ditindak lanjuti ke Dinas
Pendidikan Provinsi Banten.

Serang, Juli 2019


Kepala Cabang Dinas

Ahmad Ridwan, M.Si.


NIP. 19681104 200112 001

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGAWAS SEKOLAH

Berdasarkan hasil validasi oleh Pengawas Pembina SMK Nur El Falah


Terhadap dokumen Kurikulum tahun Pembelajaran 2019/2020

Bidang Keahlian : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI


Program Keahlian : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
Kompetensi Keahlian : TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Maka dengan ini Pengawas Pembina SMK Kabupaten Serang:

Nama : Drs. Mawan Tirta P, M.Pd.


NIP : 19640505 199412 1 004
Pangkat/Gol : Pembina / IV A
Jabatan : Pengawas Sekolah Madya

Menyetujui Kurikulum SMK Nur El Falah untuk di diproses/ditindaklanjuti ke Dinas


Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten.

Demikian surat persetujuan ini disampaikan untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Kubang , 17 Agustus 2019


Pengawas Pembina,

Drs. Mawan Tirta P, M.Pd.


NIP. 19640505 199412 1 004

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah maka dengan ini Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan SMK Nur El Falah Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
ditetapkan dan diberlakukan mulai tahun pelajaran 2019 / 2020

Serang, 17 Agustus 2019


Komite Sekolah Kepala Sekolah

Taufik Akhmad, S.E., M.M. Royhan Imamul M, S.S.I, M.Pd.


NIP. -

Mengesahkan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten
Kabid SMK

Drs. H. Wawan Murwanto, MM.


NIP. 19640514 198803 1 008

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Ridho, limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, SMK Nur El Falah telah menyusun Dokumen I Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun pelajaran 2019/2020.
Penyusunan Dokumen I Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini merupakan
Dokumen yang menggunakan Kurikulum 2013 Revisi untuk tingkat X sampai dengan tingkat
XII. Kurikulum SMK Nur El Falah ini disusun dengan mengacu pada delapan standar nasional
pendidikan (SNP) ditetapkan oleh BSNP dan peraturan-peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) yang berkenaan dengan implementasi kurikulum 2013 Revisi.
Dokumen KTSP yang kami susun ini mulai dilaksanakan pada tahun pelajaran 2019/2020
Namun demikian, kami menyadari sepenuhnya bahwa dokumen kurikulum ini masih
belum sempurna. Penyempurnaan secara berkelanjutan akan terus dilakukan seiring dengan
perubahan dan penyempurnaan kurikukum yang di berlakukan di Indonesia, yang merupakan
sumber acuan dalam penyusunan dokumen ini.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh
warga sekolah baik dewan guru dan Staff Tata Usaha Sekolah yang telah meluangkan waktu
dan tenaganya untuk membantu menyusun dokumen ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk terhadap segala upaya yang kita
lakukan demi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Serang, Juli 2019


Kepala Sekolah

Royhan Imamul M, S.S.I, M.Pd.


NIP. -

4
DAFTAR ISI

COVER
REKOMENDASI DARI KEPALA CABANG DINAS PENDIDIKAN........................ i
REKOMENDASI DARI PENGAWAS PEMBINA....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................... v

BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................................. 1


A. Rasional................................................................................................................. 1
1. Latar Belakang ............................................................................................. 4
2. Landasan Filosofis ........................................................................................ 8
3. Landasan Teoritis ....................................................................................... 10
4. Landasan Yuridis ....................................................................................... 13
B. Landasan Hukum ............................................................................................. 14
C. Tujuan Penyusunan KTSP ............................................................................... 16
D. Prinsip Penyusunan KTSP ............................................................................... 17

BAB II: TUJUAN SMK NUR EL FALAH .................................................................. 21


A. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan ............................................................. 21
B. Visi SMK Nur El Falah .................................................................................... 22
C. Misi SMK Nur El Falah ................................................................................... 22
D. Visi Misi Kompetensi Keahlian ....................................................................... 22
E. Tujuan Kompetensi Keahlian .......................................................................... 23

BAB III: STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM ............................................ 25


A. Struktur Kurikulum ......................................................................................... 25
B. Program Muatan Lokal .................................................................................... 27
C. Program Ekstrakurikuler dan Bimbingan Konseling.................................... 28
1. Kegiatan Ekstrakurikuler ......................................................................... 28
2. Bimbingan Konselin ................................................................................... 30
D. Pengaturan Beban Belajar ............................................................................... 32
E. Program Kerjasama dengan Lembaga Pemerintah DU/DI .......................... 32

5
F. Kriteria Praktek Kerja Industri ...................................................................... 37
G. Kriteria Ketuntasan Belajar ............................................................................ 39
H. Kenaikan Kelas ................................................................................................. 41
I. Kelulusan ........................................................................................................... 46
J. Pendidikan Kecakapan Hidup ......................................................................... 48

BAB IV: KALENDER PENDIDIKAN ........................................................................ 66


A. Permulaan Tahun Pelajaran 2019/2020 .......................................................... 66
B. Jumlah Minggu Efektif ..................................................................................... 67
C. Agenda Kegiatan Sekolah ................................................................................ 67
D. Jadwal Waktu Libur ......................................................................................... 69

BAB V: PENUTUP ........................................................................................................ 72

LAMPIRAN

1. KI dan KD semua mata pelajaran


2. Silabus dan RPP
3. SK Tim Pengembang Kurikulum Sekolah
4. Laporan hasil analisis konteks dan analisis kondisi riil sekolah
5. Fotokopi Kerjasama (MoU) dengan DU/DI
6. Hasil verivikasi / Validasi pengawas Sekolah

6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional

Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas


Kurikulum menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan
program aktivitas pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi
dengan rapi, digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan
berbagai pengalaman belajar bermakna dan berdampak bagi peserta didik dan diatur oleh
sekolah.Pengalaman belajar harus terprogram dan berpusat pada peserta didik “student
is the central focus of the curriculum”. Keluasan dan kedalaman level kompetensi
sebagai pengalaman dan aktivitas pembelajaran terstruktur dan terukur dengan baik.

Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) berisi seperangkat program


pencapaian tujuan PMK yaitu terwujudnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
kompetensi dasar dalam setiap Mata Pelajaran, dan bahan pelajaran serta caracara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Definisi ini
menunjukkan bahwa setiap satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) membutuhkan kurikulum implementatif yang
relevan dan cocok dengan kebutuhan peserta didik dan seluruh stakeholders serta siap
diimplementasikan oleh SMK/MAK guna memberi pengalaman belajar bermakna dan
berdampak besar bagi peserta didik.

Kurikulum dikembangkan untuk memberi solusi tantangan internal dan


eksternal. Tantangan internal yang mendasar adalah: Indonesia merupakan negara
kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil yang berjumlah sekitar 17.500.
Penduduk Indonesia berdasarkan pada Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah lebih
dari 238 juta jiwa. Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia antara
lain keragaman geografis, keragaman demografis, keragaman potensi sumber daya
daerah, keragaman latar belakang dan kondisi sosial budaya, keragaman potensi
SMK/MAK, keragaman ketersediaan sarana dan prasarana di SMK/MAK,dan berbagai
keragaman lainnya yang ada di setiap daerah. Keragaman tersebut selanjutnya

1
melahirkan perbedaan jenis kebutuhan,tingkat kebutuhan, tingkat kesiapan, peluang dan
tantangan pengembangan yang berbeda antar daerah dan antar SMK/MAK. Keragaman
tersebut harus diadaptasi dalam rangka peningkatan relevansi mutu PMK sebagai upaya
mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakatdi setiap daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, mengacu kepada Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Terkait dengan
pembangunan PMK, masing-masing daerah dan masing-masing SMK/MAK
memerlukan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah atau potensi
SMK/MAK. Kurikulum tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SMK/MAK implementatif. KTSP SMK/MAK sebagai ”the sum of the learning activities
and experiences a student under directions of the school” perlu dikembangkan dan
diimplementasikan secara dinamis kontekstual dan auotentik untuk merespon kebutuhan
peserta didik,masyarakat dan pemerintah daerah, SMK/MAK, dan dunia kerja. Hal
tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
1. Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
2. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia;
(c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman
potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
(f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional
dan nilai-nilai kebangsaan.
3. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi

2
dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.

Dari amanat undang-undang tersebut dapat ditegaskan bahwa:


1. KTSP SMK/MAK dikembangkan dengan prinsip diversifikasi dengan maksud
agar memungkinkan adanya kesesuaian program-program pendidikan pada
SMK/MAK dengan situasi, kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah dan
potensi SMK/MAK serta potensi peserta didik;
2. KTSP SMK/MAK dikembangkan, diterapkan, dimonitor dandievaluasi secara
terus menerus oleh SMK/MAK dan Dinas Pendidikan sebagai bentuk
penjaminan mutu PMK;
3. KTSP SMK/MAK merupakan salah satu standar akreditasi BAN SM.

Tantangan eksternal pengembangan KTSP SMK/MAK adalah adanya


globalisasi industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade
Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Economic
Community (AEC), Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN
FreeTrade Area(AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan
ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi
bidang pendidikan. Pendidikan Menengah Kejuruan ditantang turut memberi andil
menyiapkan modal manusia kompeten untuk bersaing di pasar tenaga kerja global.

Kurikulum implementatif dikembangkan dan dilaksanakan oleh SMK/MAK


diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disebut
dengan KTSP SMK/MAK . KTSP SMK/MAK dikembangkan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) paling rendah setara dengan jenjang 2 KKNI untuk setiap
Kompetensi Keahlian Program Pendidikan 3 tahun dan paling rendah setara dengan
jenjang 3 KKNI untuk setiap Kompetensi Keahlian Program Pendidikan 4 tahun,
Standar Isi (SI), Standar Proses (SPr), Standar Penilaian (SPn) setiap satuan pendidikan
SMK/MAK. Semua SMK/MAK diharapkan dapat menyiapkan kurikulum
implementatif KTSP SMK/MAK yang digunakan sebagai pedoman atau landasan
program-program pembelajaran di SMK/MAK. Direktorat Pembinaan SMK sesuai
dengan tugas dan fungsinya berkewajiban untuk memberikan bimbingan teknis kepada

3
setiap SMK/MAK melalui berbagai strategi dan pendekatan, agar pada saatnya setiap
SMK/MAK memiliki kemampuan untuk menyiapkan KTSP SMK/MAK sebagaimana
diharapkan.

1. Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum Sekolah Menegah Kejuruan ini mengacu pada


standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.
Empat dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu standar isi (SI),
standar proses, standar penilaian dan standar kompetensi lulusan (SKL) merupakan
acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi


kesempatan peserta didik untuk :

a. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b. belajar untuk memahami dan menghayati,
c. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
d. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
e. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Otonomi dalam pengelolaan pendidikan merupakan potensi bagi sekolah untuk


meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisipasi langsung kepada kelompok-
kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan.

4
Otonomi sekolah juga berperan dalam menampung konsensus umum tentang
pemberdayaan sekolah. Pemberdayaan sekolah dengan memberikan otonomi yang lebih
besar, di samping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat
juga dapat ditujukan sebagai sarana peningkatan efisiensi, mutu dan pemerataan
pendidikan.

Keterlibatan kepala sekolah, guru dan komite sekolah dalam pengambilan


keputusan-keputusan sekolah juga mendorong rasa kepemilikan yang lebih tinggi
terhadap sekolahnya yang pada akhirnya mendorong mereka untuk menggunakan
sumber daya yang ada se-efisien mungkin untuk mencapai hasil yang optimal. Sekolah
juga harus mampu mencermati kebutuhan peserta didik yang bervariasi, keinginan staf
yang berbeda, kondisi lingkungan yang beragam, harapan masyarakat yang
menyekolahkan anaknya pada sekolah agar kelak bisa mandiri, serta tuntutan dunia kerja
untuk memperoleh tenaga kerja yang produktif, potensial, dan berkualitas.

Kondisi Ideal yang diharapkan tercapai di SMK Nur El Falah adalah


terpenuhinya 8 (delapan) standar nasional pendidikan, sehingga penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu dan hasil pendidikan yang bermutu pula dapat tercapai.
Namun demikian, kondisi nyata saat ini masih harus terus berbenah dan mengupayakan
pemenuhan delapan standar pendidikan. Secara rinci kondisi nyata SMK Nur El Falah
adalah sebagai berikut:

1. Standar Isi
a. Pelaksanaan Implementasi Kurikulum 2013 masih banyak kekurangan
b. Pengembangan Kurikulum 2013 baru dilakukan oleh guru, belum melibatkan
berbagai pihak
c. Pengembangan muatan lokal baru dilakukan oleh guru, belum melibatkan unsur-
unsur lain yang memiliki kompetensi mengembangkan muatan lokal
d. Pengembangan diri belum secara optimal dilaksanakan sekolah
e. Belum semua guru memberikan pembelajaran yang menuntut HOTS dan
pembelajaran abad 21 yang menuntut peserta didik untuk memiliki Sikap 4C
(Creative, Critical Thinking, Collaboration dan Communication)
f. Belum terintegrasinya sistem yang ada di lingkungan sekolah dengan sistem
pendidikan yang berbasis industry 4.0

5
2. Standar Proses
a. Belum semua silabus dan RPP (baru 75%) dikembangkan secara mandiri oleh
guru
b. Baru 80% silabus dan RPP yang disusun guru memenuhi kaidah-kaidah/rambu-
rambu penyusunan silabus dan RPP
c. Baru 70% proses pembelajaran menggunanan pendekatan scientific
d. Pelaksanaan supervisi belum berjalan secara optimal
e. Pelaksanaan evaluasi PBM belum terintegrasi dengan sistem yang ada
f. Penggunaan teknologi dalam proses dan evaluasi pembelajaran belum maksimal

3. Standar Kompetensi Lulusan


a. Ketuntasan belajar (KKM) masih di bawah harapan yaitu masih dibawah 75
b. Nilai rata rata Ujian Nasional masih belum memenuhi nilai Cukup yaitu 50
c. Pengalaman Peserta Didik dalam diskusi, pemecahan masalah dan
memanfaatkan sumber belajar masih minim
d. Pengalaman Peserta Didik dalam melakukan kunjungan-kunjungan dan
penggunaan internet untuk mendapatkan informasi berbagai hal masih belum
didukung oleh lingkungan sekolah
e. Pengalamam Peserta Didik dalam mengekpresikan diri dan karyanya melalui
seni dan budaya masih rendah
f. Sekolah masih kurang mendapatkan penghargaan dan medali dalam berbagai
kejuaraan
g. Masih sedikit lulusan yang langsung diterima bekerja dan berwirausaha karena
persaingan dengan Pendidikan yang lebih tinggi
h. Masih sedikit lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi karena masih
rendahnya tingkat kesadaran pentingnya pendidikan sebagai pengaruh
lingkungan sekitarnya.

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


a. Baru 90% guru yang telah memiliki gelar S1
b. Baru 85% guru yang memilki kompetensi sesuai dengan bidangnya

6
c. Sekolah belum mampu untuk meningkatkan tinkgat kompetensi pendidik baik
dari Pedagogik dan Profesional melalui pelatihan dan pengembangan profesi
d. Sekolah belum memiliki tengaga administrasi dan pustakawan, laboran yang
sesuai dengan latar belakang pendidikannya

5. Standar Sarana Prasarana


a. Belum memiliki Ruang belajar yang tetap
b. Ketersediaan ruangan untuk guru dan tenaga administrasi belum memadai
c. Belum memiliki fasilitas internet yang stabil untuk mendukung pembelajaran di
era industry 4.0
d. Belum memiliki ruang praktek yang memadai yang sesuai dengan standar Dunia
Industri
e. Belum memiliki Ruangan belajar Teori dan Praktek dengan ukuran yang sesuai
standar

6. Standar Pengelolaan
a. Misi belum sepenuhnya mendukung tercapainya Visi sekolah
b. Struktur organisasi belum dilengkapi dengan uraian tugas yang lengkap
c. Belum tersedianya SOP yang baku dalam pengelolaan manajemen sekolah
d. Baru 80% program sekolah terlaksana

7. Standar Pembiayaan
a. Belum ada insentif untuk kegiatan Remedial dan pengayaan bagi guru
b. Perhitungan gaji guru yang belum sesuai dengan kondisi sekarang
c. Belum terintegrasi dengan sistem keuangan sekolah
d. Laporan keuangan belum sepenuhnya transparan disampaikan kepada semua
pihak yang berkepentingan

8. Standar Penilaian
a. Baru 80% guru mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian
b. Baru 50% menggunakan teknik penilaian yang beragam
c. Teknik Penilaian belum secara lengkap dilakukan oleh guru masing-masing

7
Potensi dan karakteristik yang dimiliki SMK Nur El Falah diantaranya adalah:

1. Sumber Daya Manusia yaitu semua pendidik berlatar belakang minimal S-1,
dengan latar belakang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya, memiliki
komitmen untuk terus memajukan dan mengembangkan potensi yang
dimilikinya
2. Dukungan dan partisipasi masyarakat sangat tinggi
3. Adanya dukungan dari dunia usaha dan dunia industri
4. Potensi daerah yang berada di daerah pertanian dan industri memungkinkan
untuk pengembangan muatan lokal

2. Landasan Filosofis

Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh
dan berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitas sehingga hancur
perlahan-lahan seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK disusun untuk
mengemban misi agar dapat turut mendukung perkembangan kebudayaan pada arah
yang positif. Karena itu, kurikulum SMK harus memperhatikan beberapa hal mendasar
sebagai berikut:

1. Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan
pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.
2. Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun
pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
3. Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan bersama
peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat mendidik manusia


dapat hidup sesuai dengan zamannya. Pendidikan harus dilihat sebagai wahana untuk
membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani dan mengatasi
masalah kehidupan pada hari esok maupun masa depan yang selalu berubah. Pendidikan
kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk menguasai kompetensi dan
kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sebagai modal untuk
pengembangan dirinya di kemudian hari.

8
Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu mempertimbangkan perkembangan
psikologis peserta didik dan perkembangan/kondisi kehidupan sosial budaya
masyarakat.

a. Perkembangan Psikologis Peserta Didik

Secara umum, manusia mengalami perkembangan psikologis sesuai dengan


pertambahan usia dan berbagai faktor lainnya yaitu latar belakang pendidikan, ekonomi
keluarga, dan lingkungan pergaulan, yang mengakibatkan perbedaan dalam dimensi
fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Pada kurun usia peserta didik di SMK, mereka
memiliki kecenderungan untuk mencari identitas atau jati diri. Pondasi kejiwaan yang
kuat diperlukan oleh peserta didik agar berani menghadapi, mampu beradaptasi dan
mengatasi berbagai masalah kehidupan, baik kehidupan profesional maupun kehidupan
keseharian, yang selalu berubah bentuk dan jenisnya serta mampu meningkatkan diri
dengan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.

b. Kondisi Sosial Budaya

Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat,


dan pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan keluarga (informal), yang
diserap dari masyarakat (nonformal), maupun yang diperoleh dari sekolah (formal) akan
menyatu dalam diri peserta didik, menjadi satu kesatuan yang utuh, saling mengisi, dan
diharapkan dapat saling memperkaya secara positif. Peserta didik SMK berasal dari
anggota berbagai lingkungan masyarakat yang memiliki budaya, tata nilai, dan kondisi
sosial yang berbeda. Pendidikan kejuruan mempertimbangkan kondisi sosial.
Karenanya, segala upaya yang dilakukan harus selalu berpegang teguh pada
keharmonisan hubungan antar individu dalam masyarakat luas yang dilandasi dengan
akhlak dan budi pekerti yang luhur, serta keharmonisan antar sistem pendidikan dengan
sistem-sistem yang lain (ekonomi, sosial, politik, religi, dan moral).

Dengan mempertimbangkan faktor budaya, tata nilai, dan opini sosiologis


masyarakat, kurikulum SMK juga disusun berdasarkan prinsip diversifikasi
dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan
pendidikan, baik dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah, maupun
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, berbagai jenis

9
program keahlian pada pendidikan menengah kejuruan semestinya dapat diterima dan
diapresiasi secara positif oleh berbagai kelompok masyarakat Indonesia.

3. Landasan Teoritis

Dua tokoh pendidikan kejuruan berbeda aliran sangat kuat mewarnai teori teori
pendidikan kejuruan dunia. Tokoh tersebut adalah Charles Prosser dan John Dewey.
Teori Prosser menyatakan bahwa Pendidikan Kejuruan membutuhkan lingkungan
pembelajaran menyerupai dunia kerja dan peralatan yang memadai sesuai kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan di dunia kerja. Agar efektif Pendidikan Kejuruan harus melatih
dan membentuk kebiasaan kerja sebagai suatu kebutuhan yang harus dimiliki bagi setiap
individu yang mau bekerja. Penguatan kemampuan dan skill kerja dapat ditingkatkan
melalui pengulangan cara berpikir dan cara bekerja yang efisien. Pendidikan Kejuruan
harus melakukan seleksi bakat dan minat. Guru Pendidikan Kejuruan akan berhasil jika
telah memiliki pengalaman sukses dalam menerapkan skill dan pengetahuan sesuai
bidang yang diajarkan. Kemampuan produktif sebagai standar performance
dikembangkan berdasarkankebutuhan industri sesuai actual jobs. Pendidikan Kejuruan
membutuhkan biaya pendidikan dan pelatihan yang harus terpenuhi dan jika tidak
sebaiknya tidak diselenggarakan.

Pendidikan Kejuruan dalam pandangan teori John Dewey menegaskan bahwa


Pendidikan Kejuruan menyiapkan peserta didik memiliki kemampuann memecahkan
permasalahan sesuai perubahan-perubahan dalam cara-cara berlogika dan membangun
rasional melalui proses pemikiran yang semakin terbuka dalam menemukan berbagai
kemungkinan solusi dari berbagai pengalaman. Dampak pokok dari TVET yang
diharapkan oleh Dewey adalah masyarakat berpengetahuan yang mampu beradaptasi
dan menemukan kevokasionalan dirinya sendiri dalam berpartisipasi di masyarakat,
memiliki wawasan belajar dan bertindak dan melakukan berbagai perubahan sebagai
proses belajar sepanjang hayat. Belajar berlangsung selama jiwa masih dikandung
badan. Dewey juga mengusulkan agar Pendidikan Kejuruan dapat mengatasi
permasalahan diskriminasi pekerjaan, diskriminasi kaum perempuan, dan minoritas.
Dewey memberi advokasi modernisasikurikulum Pendidikan Kejuruan menjadi

10
"scientific-technical". Studi ini mengkaitkan cara-cara bekerja yang didukung
pengetahuan yang jelas dan memadai.

Dewey berargumen bahwa sekolah tradisional yang tumpul dan mekanistis harus
dikembangkan menjadi pendidikan yang demokratis dimanapeserta didik
mengeksplorasi kapasitas dirinya sendiri untuk berpartisipasi dalam segala aspek
kehidupan masyarakat. Dewey memberi wawasan bahwa sekolah harus mampu
melakukan proses transmisi dan transformasi budaya dengan peningkatan dan kesetaraan
posisi dalam ras, etnik, posisi sosial ekonomi di masyarakat.Setiap individu memiliki
pandangan positif terhadap satu sama lain. Pendidikan Kejuruan tidak hanya fokus pada
bagaimana memasuki lapangan pekerjaan, tetapi juga fokus pada peluang- peluang
pengembangan karir, adaptif terhadap perubahan lapangan kerja dan berbasis
pengetahuan atau ide-ide kreatif.

Kurikulum Pendidikan Kejuruan menurut Dewey memuat kemampuan


akademik yang luas dan kompetensi generik, skill teknis, skillinterpersonal, dan karakter
kerja. Kurikulum Pendidikan Kejuruan mengintegrasikanpendidikan akademik, karir,
dan teknik. Ada artikulasi di antara pendidikan dasar, menengah, pendidikan tinggi,
dandekat dengan dunia kerja. Sekolah yang baik adalah sekolah yang mampu
membangun komunitas masyarakatsecara bersama-sama menjadi anggota masyarakat
yang aktifmengembangkan budaya. Menurut Dewey hanya pengalaman yang benar dan
nyatayang dapat membuat peserta didik dapat menghubungkanpengetahuan yang
dipelajari. Teori pendidikan demokratis Dewey cocok dengan tuntutan Pendidikan
Kejuruan Abad XXI.

Selain dua teori induk Pendidikan Kejuruan yaitu Teori Efisiensi Sosial dari
Charles Prosser dan Pendidikan Vokasional Demokratis dari John Dewey, ada Teori Tri
Budaya sebagai pemikiran awal yang dapat digunakan untuk pengembangan kompetensi
kevokasionalan (Sudira, 2011). Teori Tri Budaya menyatakan Pendidikan Kejuruan akan
berhasil jika mampu mengembangkan budaya berkarya, budaya belajar, dan budaya
melayani secara simultan. Pendidikan Kejuruan dalam melakukan proses pendidikan dan
pelatihan harus membangun budaya berkarya, belajar, dan menerapkan hasil-hasil karya
inovatif sebagai bentuk-bentuk layanan kemanusiaan. Karya sebagai hasil inovasi belajar
harus digunakan untuk kesejahteraan bersama melayani orang lain.

11
Pendekatan pembelajaran yang diterapkan di SMK/MAK adalah pembelajaran
berbasis kompetensi. Pembelajaran yang membangun performa peserta didik “individual
ability to perform” mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara
terpadu. Pendekatan pembelajaran ini harus menganut pembelajaran tuntas (mastery
learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan
keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai profesinya. Agar peserta didik dapat
belajar secara tuntas, dikembangkan prinsip pembelajaran sebagai berikut.

1. Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, otentik, kontekstual


yang memberikan pengalaman belajar bermakna), dikembangkan menjadi
pembelajaran berbasis produksi, pembelajaran berbasis pemecahan masalah,
pembelajaran berbasis kerja, pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran
berbasis diskoveri;
2. Individualized learning yakni pembelajaran dengan memperhatikan keunikan
setiap individu dan dilaksanakandengan sistem modular.
3. Team work learning adalah pembelajaran yang mengembangkan kemampuan
bekerja secara tim dengan penguatan kompetensi diri bertanggung-jawab dengan
tugas-tugas dan memahami posisi dan fungsinya dalam tim. Pembelajaran
kejuruan tidak cukup belajar menguasai kompetensi secara individu tetapi perlu
belajar dalam kelompok.

Pendidikan Kejuruan sebagai pendidikan untuk dunia kerja sangat penting fungsi
dan posisinya dalam memenuhi tujuan kebijakan ketenagakerjaan.Kebijakan
ketenagakerjaan suatu negara diharapkan mencakup lima hal pokokyaitu: (1) memberi
peluang kerja untuk semua angkatan kerja yang membutuhkan; (2) pekerjaan tersedia
seimbang dan merata di setiap daerah dan wilayah; (3) memberi penghasilan yang
mencukupi sesuai dengan kelayakan hidup dalam bermasyarakat; (4) pendidikan dan
pelatihan mampu secara penuh mengembangkan semua potensi dan masa depan setiap
individu; (5) matching man and jobs dengan kerugian-kerugian minimum, pendapatan
tinggi danproduktif. Kebijakan ketenagakerjaan tidak boleh memihak hanya pada
sekelompok atau sebagian dari masyarakatnya. Jumlah dan jenis-jenis lapangan
pekerjaan tersedia, tersebar merata, seimbang, dan layak untuk kehidupan seluruh

12
masyarakat. Pendidikan kejuruan menjadi tidak efisien jika lapangan pekerjaan tidak
tersedia merata dan seimbang bagi lulusannya.

KTSP SMK/MAK dikembangkan atas teori Efisiensi Sosial dan Pendidikan


Demokratis, “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori
kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum), pembelajaran berbasis
kerja, pembelajaran berbasis produksi, danpembelajaran berbasis pemecahan masalah.
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai standar
minimal warga negara yang dirinci menjadi standar kompetensi lulusan, standar isi,
standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum
berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya
bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.

KTSP SMK/MAK menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam


bentuk proses belajar mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori
di kelas, pembelajaran pembuktian teori di laboratorium, pembelajaran skill di
bengkel/studio/workshop/kebun dsb, pembelajaran ketrampilan kerja di tempat kerja
(DU-DI, Teaching factory, Business centre); dan (2) pengalaman belajar langsung di
dunia kerja untuk membangun kebiasan kerja. Demikian juga dengan pembelajaran
langsung di masyarakat sesuai dengan latar belakang, karakteristik, kompetensi keahlian
dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta
didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik
menjadi hasil kurikulum.

4. Landasan Yuridis

Landasan yuridis pendirian SMK Nur El Falah antara lain:

1. Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 3574/G4/KL/2009
Tanggal 22 Oktober 2009 dan Perubahannya No. 3793.9/G4/2009 Tanggal 9
November 2009 Tentang Nomor Pokok Sekolah Nasional

13
2. Sertifikat nomor Identitas Sekolah (NIS) dan Nomor Statistik Sekolah (NSS)
Nomor: 421.3/010/SMA.K-Disdikbud Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Pemerintah Kabupaten Serang Tanggal 05 Juni 2013
3. SK Penetapan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M)
Nomor 100/BAP-S/M-SK/XI/2016
4. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang
Nomor: 421.3/1388-Disdikbud.2013.2 pada tanggal 30 Mei 2013Tentang
pemberian Izin Kepada Yayasan Pondok Pesantren Nur El Falah untuk
mendirikan SMK Nur El Falah

B. Landasan Hukum

Landasan Hukum pengembangan KTSP SMK Nur El Falah antara lain:

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Pemerintah
Nomor13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008 tentang KKNI;
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61
tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah;
5. Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif;
6. Permendikbud RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar;
7. Permendikbud RI Nomor 61 Tahun 2014 tentang kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP);
8. Permendikbud RI Nomor 62 Tahun 2014 tentang Ekstra Kurikuler;
9. Permendikbud RI Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Pramuka;
10. Permendikbud RI Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan;
11. Permendikbud RI Nomor 79Tahun 2014 tentang Mulok;
12. Permendikbud RI Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling;
13. Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;

14
14. Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK;
15. Permendikbud No.20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Kelulusan /
SKL;
16. Permendikbud No.21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah;
17. Permendikbud No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan dasar dan
Menengah;
18. Permendikbud No.23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Dasar dan
Menengah;
19. Permendikbud No.24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar;
20. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Pendidikan Karakter;
21. Permendikbud No.20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada
Satuan Pendidikan Formal;
22. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh
Pemerintah dan Satuan Pendidikan;
23. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 330/D5/KEP/KR/2017 tentang KI dan KD;
24. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan;
25. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur
Kurikulum SMK;
26. Permendikbud RI No. 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan
SMK/MAK
27. Permendikbud RI No. 24 tahun 2016, tentang. Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar
28. Permendikbud nomor 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan karakter
pada satuan pendidikan formal
29. Kep. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
No.464/D.D5/KR/2018 tentang KI dan KD

15
30. Peraturan Dirjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No.
06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum keahlian SMK
31. Peraturan Dirjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No.
07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum SMK
32. Peraturan Gubernur no 15 tahun 2015 tentang muatan lokal prov Banten
33. Pedoman Penilaian SMK tahun 2017 Direktorat Pendidikan Dasar dan
Menengah DITSMK Tahun 2017
34. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Nomor:
800/105-Dindikbud/2019 tentang Kalender Pendidikan

C. Tujuan Penyusunan Dokumen KTSP

Pedoman Penyusunan KTSP SMK/MAK disusun dengan maksud dapat digunakan


sebagaipanduan bagi SMK/MAK dalam menyusun kurikulum implementatif secara
lebih baik, terstruktur, efektif, dan efisien. Tujuan penyusunan KTSP SMK antara lain
untuk:

1. Merevitalisasi SMK/MAK sebagai lembagapendidikan untuk penyiapan tenaga


kerja tingkat menengah;
2. Meningkatkan komitmen SMK/MAK, guru, komite sekolah, dunia kerja, dan
Dinas Pendidikan Provinsi dalam peningkatan kualitas layanan, output, dan
outcome pendidikan kejuruan di SMK/MAK.
3. Meningkatnya kapasitas kepala sekolah, ketua kompetensi keahlian dan para
guru dalam mengembangkan kurikulum implementatif yang sesuai dengan
kebutuhaan sekolah dan stake holder.
4. Menyisinkronkan kompetensi-kompetensi yang tertuang dalam standar isi ke
dalam silabus dan menstrukturkan menjadi program pembelajaran kejuruan 3
dan 4 tahun.
5. Dihasilkannya KTSP SMK/MAK implementatif di SMK/MAK sebagai
program pembelajaran yang terdokumentasi dengan baik yang berisi antara lain
visi, misi, tujuan, strategi pencapaian visi-misi, profil lulusan, SKL, struktur
kurikulum, silabus, RPP.

16
6. Digunakannya KTSP SMK/MAK secara konsisten sebagai acuan program
pembelajaraan oleh semua guru.
7. Dihasilkannya lulusan PMK dengan kualifikasi jenjang 2 KKNI untuk kompetensi
keahlian SMK/MAK program pendidikan 3(tiga) tahundan jenjang kualifikasi 3
KKNI untuk kompetensi keahlian SMK/MAK program pendidikan
4 (empat)tahun.

D. Prinsip Penyusunan Dokumen KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK/MAK dikembangkan sesuai


kebutuhan peserta didik dan kapasitas sekolah sebagai bentuk akuntabilitas SMK/MAK
dalam memberi layanan pendidikan kejuruan kepada masyarakat dan pemerintah. KTSP
SMK/MAK dibawah koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dikembangkan oleh
SMK/MAK secara cermat memperhatikan: visi-misi-tujuan sekolah, Profil Lulusan,
SKL, SI, SPr, SPn, KKNIdan ketersediaan sarana prasarana pendidikan di SMK/MAK.
KTSP SMK/MAK dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.

1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta
didik secara utuh. KTSP SMK/MAK disusun agar semua mata pelajarann apat
menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Pengembangan Kompetensi secara Komprehensif

Kompetensi peserta didik dikembangkan secara seimbang. Keseimbangan antara


pengembangan sikap spiritual, sosial, kerja, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja
sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Sekolah merupakan
bagian dari masyarakat dan dunia kerja yang memberikan pengalaman belajar
terencana, dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan dunia kerja, serta memanfaatkan masyarakat dan dunia kerja
sebagai sumber belajar. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan di masyarakat.
Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk
kompetensi inti mata pelajaran yang dirinci lebih lanjut

17
menjadikompetensi dasar. Kompetensi inti mata pelajaran menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua
kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
3. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan

Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan


berkomunikasi, berpikir kritis, berkolaborasi dan kreatif
denganmempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggung-jawab, toleran dalam keberagaman, mampu
hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan
kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakatdan minatnya, serta
peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini
sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses
pembelajaran.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat

Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan proses


sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang
memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara
optimal. Sejalan dengan itu, KTSP SMK/MAK disusun dengan memperhatikan
potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial,
spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan

Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik


lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan kejuruan yang
sesuai dengan potensi, karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, KTSP SMK/MAK perlu memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
6. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,

18
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan
nasional.
7. Tuntutan Dunia Kerja

Tuntutan dunia kerja merupakan variabel pokok pengembangan pendidikan


kejuruan. Pengembangan KTSP SMK/MAK berbasis tuntutan kompetensi dunia
kerja. Kegiatan pembelajaran di SMK/MAK harus dapat mendukung tumbuh
kembangnya:(1) keterampilan kebekerjaan (employability skills) yakni
kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan iklim kerja di dunia kerja;
(2) keterampilan teknis (technical skills) adalah kemampuan melakukan
pekerjaan sesuai dengan mekanisme, prosedur, cara, serta penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai bidang kerjanya; (3) bertindak
produktif, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam melaksanakan tugas
dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan
serta menyelesaikan masalah kompleks sesuai dengan bidang kerja; (4)
menampilkan kinerja mandiri dengan pengawasan tidak langsung atasan dan atau
secara mandiri berdasarkan kuantitas dan kualitas terukur sesuai standar
kompetensi kerja, serta bertanggung jawab atas hasil kerja orang lain; (5) berjiwa
wirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, KTSP
SMK/MAK perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja.
8. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat


berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak
utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan
penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Pendekatan sains dan rekayasa penting dijadikan model
pendekatan pembelajaran kejuruan di SMK/MAK. Oleh karena itu, KTSP
SMK/MAK harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
9. Dinamika Perkembangan Global

KTSP SMK/MAK dikembangkan untuk menciptakan kemandirian, baik pada


individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh

19
pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan
individuyang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk
hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan

Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan


peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Oleh karena itu, KTSP SMK/MAK K-13harus menumbuhkembangkan
wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat
keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat

KTSP SMK/MAK K-13dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik


social budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih
dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Jender

KTSP SMK/MAK K-13diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku


yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan

KTSP SMK/MAK K-13dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas


satuan pendidikan.

20
BAB II
TUJUAN SMK NUR EL FALAH

A. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan

Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,


pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Kurikulum disusun
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan di SMK Nur El Falah. Tujuan pengembangan kurikulum di SMK Nur El
Falah adalah tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi sekolah dalam jangka waktu
tertentu dapat diukur, dan terjangkau. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan tujuan
sebagai berikut:

1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan


sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual
dan psikomotorik;
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar;
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti;

kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling


memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang

21
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). Adapun prinsip pengembangan
Kurikulum SMK Nur El Falah ini dikembangkan mengacu pada Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada
panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP serta memperhatikan
pertimbangan Komite Sekolah.

B. Visi

Visi SMK Nur EL Falah:


Terwujudnya insan yang terampil, berkarakter, mandiri serta mampu menselaraskan
kemajuan IPTEK, IMTAQ dan mampu bersaing di era global.

C. Misi

Misi SMK Nur El Falah:


1. Membekali dan mendidik Peserta Didik/i dengan pembinaan budi pekerti dan
norma-norma agama untuk membentuk pribadi yang berakhlakul karimah
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran, melalui peningkatan kualitas tenaga
pendidik dan kependidikan serta perlengkapan sarana-prasarana
3. Mendidik calon tenaga kerja agar memiliki keterampilan yang sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja
4. Mendidik calon wirausaha yang memiliki sikap kreatif, inovatif dalam
mengembangkan potensi diri dan lingkungannya
5. Membekali tamatan dengan ilmu kejuruan agar dapat melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi
6. Menumbuhkan kerjasama dan kemitraan dengan DU/DI, Perguruan Tinggi,
Instansi terkait dan Masyarakat dalam meningkatkan mutu lulusan
7. Memanfaatkan setiap peluang yang ada menjadi asset bagi perkembangan
sekolah ke arah sekolah mandiri.

D. Visi, Misi Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan

Visi :

22
Terwujudnya Pendidikan dan Latihan Teknik Komputer Jaringan yang mampu
menghasilkan tamatan dengan kompetensi yang menunjang pengembangan
pembangunan daerah dan Nasional dalam menghadapi persaingan bebas dengan
landasan Iman dan Taqwa, menyiapkan angkatan kerja berkualitas dan mandiri.

Misi:

Misi Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK SMK Nur El Falah
adalah :

a. Menghasilkan lulusan yang memiliki ketaqwaan yang tinggi kepada Tuhan


Yang Maha Esa dan memilki kesadarn yang tinggi terhadap keharmonisan
lingkungannya.
b. Menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang tinggi, mampu bersaing di
pasar tenaga kerja nasional dan internasional.
c. Menghasilkan sumber daya manusia yang siap bersaing dengan dunia di era
globalisasi.
d. Menghasilkan lulusan yang mampu memenuhi tuntutan ilmu pengetahuan
dan teknologi sebagai bekal untuk mengembangkan dirinya.
e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang teknologi bagi
masyarakat.
f. Menyiapkan lulusan Teknik Komputer dan Jaringan yang memiliki
kompetensi berstandar internasional.

E. Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan

Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK SMK Nur El Falah
adalah :
a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik
b. Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab
c. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetisi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional
dalam bidang keahlian Teknik Komputer dan Jaringan.

23
d. Mendidik agar peserta didik memiliki keahlian dan ketrampilan dalam
program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan, agar dapat bekerja baik
secara mandiri atau mengisi pekerjaan yang ada di DU / DI sebagai tenaga
kerja tingkat menengah.
e. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi dan
mengembangkan sikap profesional dalam program keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan
f. SMendidik peserta didik agar mampu membuka usaha secara
mandiri/sebagai wirausahawan dalam lingkup Teknik Komputer dan
Jaringan.
g. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi.

24
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SMK NUR EL FALAH

A. Struktur Kurikulum

Struktur dan muatan KTSP SMK ditetapkan melalui Keputusan Dirjen


Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 07/D.D5/KK/2018 tentang
Struktur Kurikulum SMK (Kurikulum 2013). Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Kejuruan berisi Muatan Umum yang terdiri atas: (A) Muatan Nasional dan (B) Muatan
Kewilayahan yang dikembangkan sesuai kebutuhan wilayah dan (C) Muatan Peminatan
Kejuruan yang terdiri atas Dasar Bidang Keahlian, Dasar Program Keahlian, dan
Kompetensi Keahlian.

Muatan Nasional terdiri atas enam Mata Pelajaran yaitu: (1) Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti; (2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (3) Bahasa Indonesia;
(4) Matematika; (5) Sejarah Indonesia; (6) Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya.
Muatan Kewilayahan berisi dua Mata Pelajaran yaitu: (1) Seni Budaya dan (2)
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri
atas tiga subkelompok, yaitu: (1) Dasar Bidang Keahlian; (2) Dasar Program Keahlian;
(3) Kompetensi Keahlian.

Pada struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah berisi sejumlah mata
pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik. Mengingat perbedaan individu
sudah barang tentu keluasan dan kedalamannya akan berpengaruh terhadap peserta didik
pada setiap satuan pendidikan kurang lebih 48 jam pelajaran setiap minggu. Untuk
mencapai kompetensi keahlian, dimanfaatkan mata pelajaran lain yang dianggap penting
dan yang tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar
Isi. Dengan adanya tambahan waktu, satuan pendidikan diperkenankan mengadakan
penyesuaian-penyesuaian. Tambahan maksimum empat jam pelajaran dapat
dioptimalkan untuk membantu mengatasi kesulitan dalam proses pembelajaran .

Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) meliputi sejumlah mata


pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik

25
pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Dalam struktur Kurikulum 2013
Revisi Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan yang diterapkan oleh SMK
Nur El Falah adalah sebagai berikut:

STRUKTUR KURIKULUM SMK 2013 REVISI


BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA (TKI)
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN (TKJ)

KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 2
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2
4 Matematika 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3
6 Bahasa Inggris 3 3 3 3 4
Jumlah A 19 19 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 2 2 2 2
Jumlah B 5 5 2 2 0
C. Muatan peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 -
2 Fisika 3 3 -
3 Kimia 3 3 -
C2. Dasar Program Keahlian
1 Sistem Komputer 2 2
2 Komputer dan Jaringan Dasar 2 2
3 Pemrograman Dasar 3 3
4 Dasar Desain Grafis 2 2
C3. Kompetensi Keahlian

26
1 Teknologi WAN 4 4
2 Administrasi Infrastruktur Jaringan (AIJ) 6 6 6
3 Administrasi Sistem Jaringan (ASJ) 6 6 8
4 Teknologi Layanan Jaringan (TLJ) 6 6 6
5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 3 3 3
Jumlah C 18 18 25 25 23
Muatan Lokal
1 Bahasa Arab 2 2 2 2 2
2 Akidah Akhlak 2 2 2 2 2
3 Fiqih 2 2 2 2 4
4 Bimbingan Karir 2
Jumlah Mulok 6 6 6 6 10
TOTAL JAM 48 48 48 48 48

Adapun Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
mata pelajaran sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Nomor: 330/D.D5/KEP/KR/2017 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang
Keahlian (C), Dasar Program Keahlian (C2) dan Kompetensi Keahlian (C3).

B. Program Muatan Lokal


Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi
muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan
untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat
tinggalnya.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan Pengembangan muatan lokal di SMK
Nur El Falah memperhatikan beberapa prinsip pengembangan sebagai berikut.
1. Khas : Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan ciri
khas pendidikan pondok pesantren dan kebutuhan lingkungan masyarakat.
2. Kontekstual : Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan
berdasarkan budaya, potensi, dan masalah daerah.

27
3. Terpadu : Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan
satuanpendidikan, termasuk terpadu dengan dunia usaha dan industri.
4. Apresiatif : Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam
bentukpertunjukkan, lomba-lomba, pemberian penghargaan) di tingkat
satuanpendidikan dan daerah.
5. Fleksibel : Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan
danpengaturan waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisidan
karakteristik satuan pendidikan

C. Program Ekstrakurikuler dan Bimbingan Konseling


1. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan


oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari
kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan
untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik
yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.

Kegiatan ekstrakurikuler di SMK/MAK ditujukan untuk pengembangan


kreativitas peserta didik. Pengembangan kreativitas dimaksudkan untuk
menumbuhkan kemampuan untuk mencipta melalui berbagai kegiatan sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya
kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri,
keluarga dan masyarakat.
a. Bidang Pengembangan
1. Pengembangan kreativitas, yaitu bidang kegiatan yang membantu
peserta didik mengembangkan kemampuan daya cipta sesuai dengan
potensi, bakat dan minat untuk dapat berprestasi secara optimal.
2. Pengembangan keagamaan dan sosial, yaitu bidang kegiatan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan religius, disiplin,
kerjasama dan rasa tanggung jawab sosial lainnya.
3. Pengembangan rekreatif, yaitu bidang kegiatan yang membantu peserta
didik mengembangkan potensi dirinya dengan suasana rileks,
mengembirakan dan menyenangkan untuk pengembangan karir.

28
b. Prinsip Kegiatan
1. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
2. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
3. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
4. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam
suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
5. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
6. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.

c. Format Kegiatan
1. Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta
didik secara perseorangan.
2. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh
kelompok-kelompok peserta didik.
3. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta
didik dalam satu kelas.
4. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta
didik antarkelas/antarsekolah/madrasah.
5. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti seorang
atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau
kegiatan lapangan.

d. Program
1. Jenis Program
a. Program Tahunan

29
Merupakan suatu bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan
dalam rentang waktu sekali dalam satu tahun, antara lain:
Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta Didik (LDKS),
pelaksanaan lomba (Paskibra, PMR, dll).
b. Program Semester yaitu suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu setengah tahun (6 bulan).
c. Program bulanan yaitu suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu sekali dalam satu bulan.
d. Program mingguan yaitu suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu sekali atau dua kali dalam
seminggu seperti kegiatan pramuka, PMR, Paskibra Olahraga
e. Program harian yaitu suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan setiap hari antara lain bersih bersih lingkungan.

Kegiatan Ekstrakurikuler yang dilaksanakan adalah :


No. Kelompok Jenis Ekstrakurikuler Tujuan
1. Bela Negara a. Pramuka 1. Meningkatkan kesadaran dan
b. Paskibra wawasan peserta didik akan status,
hak, dan kewajibannya dalam
berbangsa dan bernegara;
2. Meningkatkan kesadaran dan
wawasan kebangsaan, jiwa
patriotisme, dan bela negara.
2. Olahraga a. Futsal Meningkatkan potensi fisik serta
b. Volley ball membudayakan sikap sportif, disiplin,
c. Pencak silat kerja sama, dan hidup sehat.
3. Seni, Budaya, a. Seni Tari Menigkatkan sensitifitas, kemampuan
dan Bahasa b. Marawis dan seni mengekspresikan dan mengapresiasi
suara keindahan harmoni baik dalam
kehidupan individual maupun
kehidupan bermasyarakat
4. Keagamaan dan a. Bimbingan Meningkatkan nilai-nilai estetika,
Kerohanian dakwah/Muhadoroh spritual, intelektual, dan kesadaran
sebagai makhluk Tuhan dan sosial yang
memiliki mental kuat yang didasari
nilai-nilai agama

2. Bimbingan Konseling

30
Pelayanan Bimbingan Konseling adalah yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik. Bimbingan
Karir dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal,
dalam mengembangkan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar,
terkait dengan pengembangan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan Karir dan Konseling bagi peserta didik meliputi kemampuan


menentukan pilihan jenis karir, menerapkan nilai-nilai hubungan industrial dalam
lingkup dunia kerja atau ketenagakerjaan, dan layanan belajar baik pribadi maupun
kelompok. Tujuan Bimbingan Karir dan Konseling adalah sebagai berikut:

1. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait


dengan pekerjaan.
2. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi kerja.
3. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai
dengan norma agama.
4. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-
cita karirnya masa depan.
5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7. Mengenal keterampilan, minat dan bakat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam
suatu karir amat dipengaruhi oleh minat dan bakat yang dimiliki. Oleh karena itu,
maka setiaporang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam

31
bidangpekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan
tersebut.
8. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karier.
9. Memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang
harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.

D. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar yang diatur di SMK Nur El Falah menggunakan Sistem Paket yaitu
sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan
mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk
setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku di SMK Nur El Falah. Beban
belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam
pembelajaran (jp). Satu jam pembelajaran berlangsung selama 40 menit, dan satu
minggu diatur menjadi 48 Jam Pelajaran. Waktu belajar dimulai pada pukul 07.15 WIB
dan diakhiri pada pukul 13.05 WIB.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Jumlah jam tatap muka
yang tercantum dalam struktur kurikulum SMK Nur El Falahadalah sebagai berikut:

NO Tingkat Jumlah jam per minggu

1 X 48 jp/minggu

2 XI 48 jp/minggu

3 XII 48 jp/minggu

E. Program Kerjasama dengan Lembaga Pemerintah dan DU/DI

32
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
dijelaskan bahwa Pengelolaan kegiatan akademik melibatkan semua warga sekolah
yaitu: Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, Komite Sekolah dan Peserta Didik. Sedangkan
pengelolaan kegiatan non akademis dapat melibatkan warga masyarakat. Sementara itu
yang berkaitan dengan input, proses, output dan pemanfaatan lulusan, sekolah perlu
menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan baik lembaga pemerintah maupun
swasta. Sejalan dengan pemikiran diatas maka sudah sewajarnyalah bila sekolah perlu
menyusun kerjasama dengan lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat.
Kerjasama di berbagai bidang antara lain:
1. Bidang Kurikulum
a. Kerjasama dengan CV. Mumtaz Global Mandiri dalam pelatihan guru
produktif TKJ serta menyelaraskan kurikulum sekolah dan Dunia
Usaha/Dunia Industri
b. Kerjasama dengan kepolisian setempat dalam melakukan Gerakan Disiplin
Sekolah
2. Bidang Hubin (Praktek kerja Lapangan)
a. Kerjasama dengan PT. Takagi
b. Kerjasama dengan PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamar)
c. Kerjasama dengan PT. Yume
d. Kerjasama dengan PT. Mitsuba
e. Kerjasama dengan PT. Bina Techindo Solution
f. Kerjasama dengan CV. Oxza Media Creative
g. Kerjasama dengan CV. Mulya Elcom

3. Bidang Kesehatan
Kerjasama dengan Dinas kesehatan dan puskesmas setempat dalam
melakukan suntik vaksin untuk Peserta Didik/i SMK Nur El Falah

4. Bidang Seni
Kerjasama dengan Kecamatan Petir untuk mengirimkan tim Paduan
Suara upacara Kemerdekaan.

33
5. Sertifikat Keahlian / Pelatihan Kompetensi
Kerjasama dengan PT. Bina Techindo Solution untuk Trainig Sertifikat
Mikrotik MTCNA.

6. Teaching Factory
a. Kerjasama dengan CV. Mumtaz Global Mandiri dalam pembuatan modul
Teaching Factory
b. Kerjasama dengan PT. Telkom untuk melakukan instalasi jaringan untuk
pembelaran Teaching Factory

7. Bursa Kerja Khusus (BKK)


a. Latar Belakang

Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) sebagai suatu instansi pemerintah yang


melaksanakan kegiatan dalam menangani masalah ketenagakerjaan. Untuk
mengatasi hal tersebut maka diadakan kerjasama antara Disnaker dengan Dinas
Pendidikan yang didasari oleh perjanjian kerjasama No. 070/U/1993 dan
Keputusan No. 215/Men/ 1993 tentang pembentukan bursa kerja khusus ( BKK
) dan penyelenggaraan Bursa Kerja Khusus di satuan pendidikan Menengah dan
Pendidikan Tinggi. Langkah yang diambil oleh pemerintah dalam hal ini
Disnaker dan Dinas Pendidikan sebagai upaya untuk menjembatani sekaligus
sebagai tempat informasi dalam hal kesempatan/ lowongan tenaga kerja
khususnya tamatan pada tingkat sekolah menengah kejuaruan (SMK)

b. Dasar

Bursa kerja khusus (BKK) dalam melaksanakan kegiatan berdasarkan pada:


1. Undang-undang RI nomor : 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : Per. 02/Men/1994 tentang
penempatan tenaga kerja di dalam dan di luar negeri.
3. KeputusanMenteri Tenaga Kerja RI Nomor : Kep.44/Men/1994 tentang
Petunjuk pelaksanaan penempatan tenaga kerja di dalam dan di luar negeri.

34
4. Perjanjian Kerjasama antara Menteri Tenaga Kerja dengan Menteri
Pendidikan Nasional C.Q. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan dan
Pendidikan Tinggi.
5. Surat ijin pendirian dan operasi Bursa Kerja Khusus di SMK Nur El Falah

c. Visi BKK

Visi BKK adalah mewujudkan terserapnya lulusan SMK ke Dunia Usaha


dan Dunia Industri sesuai dengan kompetensi yang dimiliki secara
profesional, produktif, mandiri, berbudi pekerti luhur yang mampu bersaing
di pasar global.

d. Misi BKK

Misi BKK adalah Menyalurkan dan menempatkan lulusan SMK ke Dunia


Usaha/ Dunia Industri serta meningkatkan kerjasama dengan pengguna
lulusan.

e. Tujuan BKK

1. Mempertemukan tamatan SMK dengan dunia usaha/industri yang


membutuhkan tamatan SMK, agar terjadi proses transformasi informasi.
2. Memberi peluang saling berinteraksi antaratamatan SMK untuk
menawarkan kompetensi yang dimiliki kepada dunia usaha/industri yang
membutuhkan tenaga kerja.
3. Meningkatkan hubungan kerjasama SMK dengan duniausaha/industri,
dengan adanya pendekatan personil pengelola SMK dengan perwakilan
industri.
4. Meningkatkan wawasan Tamatan SMK tentang peluang kerja di dunia
usaha/industri, sehingga tamatan dapat memilih peluang kerja sesuai
kompetensi yang dimiliki.
5. Terjadinya proses rekrutmen sesuai dengan formasi kerja dan kompetensi
yang dimiliki tamatan.
6. Terserapnya tamatan ke dunia kerja.

35
f. Program BKK

1. Mencari informasi tentang lowongan kerja di dunia usaha dan dunia indutri
baik lokal, nasional maupun internasional.
2. Menyiapkan dan menyediakan fasilitas/ sarana prasarana untuk tes kerja di
sekolah.
3. Menyusun program kerja dan konsultasi.
4. Menyiapkan sumber daya manusia( SDM ) dalam hal ini menyiapkan
peserta didik yang sedang dalam proses pendidikan.
5. Mengadakan dan menyiapkan pengembangan Karir baik Peserta Didik
maupun alumni.
6. Mendata Peserta Didik maupun alumni.
7. Kunjungan ke Dunia Usaha/ Industri.
8. Pelayanan Penempatan dan Penyaluran.
9. Mengadakan kontak/ komunikasi dengan alumi dan orang tua / wali Peserta
Didik.
10. Mengadakan kerjasama dengan Dunia Usaha / Industri baik mengenai
kontrak Kerja sama maupun dalam penyaluran tenaga kerja.
11. Mengadakan penelusuran tamatan.
12. Mengadakan evaluasi dan analisis hasil kegiatan.

g. Jasa Pelayanan BKK

Jasa Pelayanan ketenagakerjaan yang memungkinkan untuk


diberikan oleh bursa kerja khusus (BKK) antara lain :
1. Memberikan informasi lowongan pekerjaan ataupun pelatihan ketrampilan.
2. Memberikan pelayanan kepada pihak-pihak yang bersedia memberi peluang
kerja.
3. Menyalurkan alumni peminat melalui program Bursa Kerja Khusus (BKK)

h. Pelatihan dan Seleksi

Bursa kerja khusus (BKK) SMK Nur El Falah baik secara sepihak
maupun bersama-sama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri bersedia

36
bekerja sama dalam program pelatihan dan seleksi dalam perekrutan tenaga
kerja,

i. Pembiayaan BKK

Pembiayaan dalam kegiatan BKK ditanggung oleh SMK Nur El Falah


dan Dunia Usaha/Dunia Industri beserta alumni
j. Tempat BKK

Tempat pelayanan bursa kerja khusus (BKK) SMK Nur El Falah


beralamat di Jalan KH Abdul Kabier KM 02. Kubang Kabupaten Serang
Banten 42172 email: smknurelfalah@yahoo.com

k. Kepengurusan

Penanggung Jawab : Royhan Imamul M, S.S.I, M.Pd.Kepala Sekolah


Ketua : Agus Salam, S.Pd.I
Staf Administrasi : Yuni Asih Muzdalifah, S.Kom
Bendahara : Hulaemi, S.Pd.I

F. Kriteria Pelaksanaan Praktek Kerja Industri

1. Uraian

Program PKL disusun bersama antara sekolah dan masyarakat (Institusi


Pasangan/Industri) dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik, sekaligus
merupakan wahana berkontribusi bagi dunia kerja (DU/DI) terhadap upaya
pengembangan pendidikan di SMK.

Konsep di atas berdasarkan landasan hukum Permendikbud No 60 tahun 2014


lampiran 1 a. III. B (point i sampai dengan l).

• Praktik Kerja Lapangan dapat dilaksanakan menggunakan sistem blok


selama setengah semester (sekitar 3 bulan); dapat pula dengan cara masuk 3
hari dalam seminggu, setiap hari 8 jam selama 1 semester.

37
• Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B dapat
dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik
Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
• SMK/MAK menyelenggarakan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
bersama dengan institusi pasangan, yang memadukan secara sistematis dan
sistemik program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di institusi pasangan,
terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
• Khusus untuk Madrasah Aliyah Kejuruan struktur kurikulum dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian
Agama.

Pelaksanaan PKL di SMK Nur El Falah Dilaksanakan dengan sistem blok selama
maksimal 3 bulan penuh Peserta Didik-Peserta Didik berada di DU/DI.

2. Prosedur PKL

Prosedur dalam program PKL adalah sebagai berikut:

Pembimbing Pembimbing Pembimging


Peserta Didik
Mengantar Peserta Didik Melakukan Peserta Didik Menjemput
dijadwalkan
Peserta Didik Mulai PKL Monitoring Selesai PKL Peserta Didik
PKl (Kelas XI)
PKL PKL PKL

3. Laporan PKL

Prosedur dalam Laporan PKL adalah sebagai berikut:

Pembimbing Peserta Didik


Pembimbing DU/DI DU/DI
Peserta Didik Peserta Didik PKL melakukan mendpat nilai
memeberikan memberikan
selesai PKL membuat pengecekan dan Sertifikat
penilaian hasil sertifikat PKL
laporan PKL laporan PKL PKL
PKL

38
G. Kriteria Ketuntasan Belajar

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB)


yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan
untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan batas
ambang kompetensi (Permendiknas Nomor: 20/2007 tentang Standar Peniaian
Pendidikan, Pengertian butir 10).

Nilai ketuntasan belajar untuk aspek kompetensi pengetahuan dan keterampilan


dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat, dengan rentang 0 -100. Penetapan KKM
dilakukan oleh dewan pendidik pada awal tahun pelajaran dan atau awal semester
melalui proses penetapan KKM setiap Indikator, Kompetensi Dasar (KD), Standar
Kompetensi(SK) menjadi KKM mata pelajaran, denganmempertimbangkan, hal-hal
sebagai berikut:

• Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap KD yang harus


dicapai oleh peserta didik..
• Tingkat kemampuan (intake) rata-rata Peserta Didik pada sekolah yang
bersangkutan.
• Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran
padamasing-masing sekolah.
• Ketuntasan belajar setiap indikator, KD, SK dan mata pelajaran yang telah
ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0% sd 100%.
Kriteria ideal ketuntasan masing-masing indikator 75 %.
• Dewan guru dapat menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibawah
nilai ketuntasan belajar ideal, namun secara bertahap harus meningkatkan
kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria
ketuntasan ideal.
• KKM tersebut dicantumkan dalam LHB (berlaku untuk pengetahuan
maupun keterampilan) dan diinformasikan kepada seluruh warga sekolah dan
orang tua peserta didik.
Adapun daftar KKM per mata pelajaran adalah sebagai berikut:

39
BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
NO MATA PELAJARAN KELAS X KELAS XI KELAS XII
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi
75 75 75
Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan
75 75 75
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 75 75 75
4 Matematika 75 75 75
5 Sejarah Indonesia 75 - -
6 Bahasa Inggris dan Bahasa
75 75 75
Asing Lainnya*)
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 75 - -
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga
75 75 -
dan Kesehatan
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi
75 - -
Digital
2 Fisika 75 - -
3 Kimia 75 - -
C2. Dasar Program Keahlian
1 Sistem Komputer 75 - -
2 Komputer dan Jaringan Dasar 75 - -
3 Pemrograman Dasar 75 - -
4 Dasar Desain Grafis 75 - -
C3. Kompetensi Keahlian
1 Teknologi WAN - 75 -
2 Administrasi Infrastruktur
- 75 75
Jaringan (AIJ)
3 Administrasi Sistem Jaringan
- 75 75
(ASJ)
4 Teknologi Layanan Jaringan
- 75 75
(TLJ)
5 Produk Kreatif dan
- 75 75
Kewirausahaan
Muatan Lokal
1 Bahasa Arab 75 75 75
2 Akidah Akhlak 75 75 75
3 Fiqih 75 75 75
4 Bimbingan Karir - - 75

40
Prosedur untuk penetapan ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:

Guru
Guru
Peserta Didik Peserta Didik meyerahkan Wali Kelas
Peserta didik melakukan
mengikuti mengikuti nilai kepada menulis nilai
memperoleh remedial
kegiatan Ujian (Ulangan wali kelas di Laporan
hasil Ujian Apabila
pembelajaran Harian, Tugas, pada akhir hasil Belajar
dibawah KKM
dll) semester

H. Kenaikan Kelas
1. Deskripsi
Kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan bahwa peserta didik telah
kompeten dan berhak melanjutkan ke jenjang kompetensi-kompetensi tahun
selanjutnya. Pernyataan kompeten atau yang berarti dapat melanjutkan, ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kinerja peserta didik yang meliputi aspek :
1. Akademik : sesuai dengan KKM
2. Non akademik :
a. Kehadiran ≥ 90%
b. Sikap/kepribadian minimal B
Kriteria Kenaikan Kelas bagi peserta didik di SMK Nur El Falah apabila memenuhi
syarat:
1. Telah menyelesaikan semua program pembelajaran yang menjadi bebannya
2. Nilai Pendidikan Agama dan PPKn harus telah mencapai KKM
3. Diperbolehkan ada 3 mata pelajaran yang belum KKM, tetapi program
pembelajaran lainnya telah mencapai KKM
4. Mempunyai nilai sikap minimal B pada penilaian akhir untuk mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok estetika dan kelompok
pendidikan jasmani dan olahraga
5. Dewan guru menyatakan bahwa Peserta Didik yang bersangkutan memiliki
kepribadian baik.

41
Hadir di kelas minimal 90 % dari total pembelajaran yang diberikan oleh guru
pada semester tersebut
2. Pelaksanaan Penilaian

Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan


bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

a. Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalammembuat


rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelah menetapkan kriteria
penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator dan
mengembangkan instrumen serta pedoman penilaian sesuai dengan teknik
penilaian yang dipilih.
b. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran
dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusuran dilakukan dengan
menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai
dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik.
c. Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacu pada
indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diintegrasikan
dalam tema tersebut.
d. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan
dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertaibalikan
(feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada
pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran.
e. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
1) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil
pembelajaran tematik-terpadu.
2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial.

42
f. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan
dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan.
g. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik
selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk
deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.

3. Program Remedial dan Pengayaan


a. Remedial

1. Ketentuan Pelaksanaan Remedial


• Setiap peserta didik berhak mengikuti kegiatan remedial untuk
memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai criteria ketuntasan
belajar yang ditetapkan oleh sekolah,
• Pelaksanaan remidia hanya dilakukan terhadap peserta didik yang
dalam penilaian proses dan hasil belajar yang diperolehnya, baik satu
KD , SK maupun pada mata pelajaran belum mencapai KKM yang telah
ditetapkan,
• Hasil remedial peserta didik yang telah tuntas ditulis oleh guru mata
pelajaran pada blangko tanda mengikuti remedial yang disiapkan oleh
sekolah , diisi dan ditandatangani oleh guru mata pelajaran
bersangkutan , selanjutnya baru kemudian diserahkan kepada bidang
akademik dan wali kelas.
• Bidang akademik / kurikulum dan wali kelas tidak berhak merubah nilai
siswa yang belum menyerahkan format tanda telah mengikuti remedial
, sekalipun siswa yang bersangkutan telah mengikuti remedial
2. Waktu pelaksanaan remedial
• Pelaksanaan remedial dapat dilakukan pada setiap akhir ulangan
harian , ulangan tengah semester , atau ulangan akhir semester ,
• Peserta didik yang nilainya belum mencapai KKM diberi kesempatan
mengikuti remedial maksimal 3 ( tiga ) kali ,
• Batas waktu pelaksanaan remedial paling lambat sampai dengan akhir
tahun pelajaran ,

43
• Apabila sampai batas waktu yang telah ditentukan siswa belum
melaksanakan remedial , maka bidang akademik dan wali kelas berhak
menulis nilai siswa yang bersangkutan dengan nilai sebelum remedial
secara permanen pada Buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik
3. Teknis pelaksanaan remedial
• Pelaksanaan remedial juga dapat dilakukan setelah peserta didik
mempelajari KD tertentu
• Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat
ketuntasan dalam mencapai SK yang terdiri dari beberapa KD, maka
pelaksanaanya remedial juga dapat dilakukan setelah peserta didik
menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan
atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan
yang terdiri dari beberapa KD. Peserta didik yang belum mencapai
penguasaan SK tertentu , maka perlu mengikuti program remedial
• Bentuk pelaksanaan remedial dapat dilakukan peserta didik dengan
cara :
1. Mengikuti pembelajaran ulang yang diberikan guru dengan metode
dan media yang berbeda
2. Mengikuti bimbingan secara khusus yang diberikan guru , misalnya
bimbingan perorangan
3. Mengerjakan tugas – tugas latihan secara khusus yang diberikan oleh
guru
4. Mengikuti kegiatan tutorial yang diberikan teman sekelasnya yang
memiliki kecepatan belajar yang lebih baik sesuai dengan dengan
arahan yang diberikan oleh guru pada mata pelajaran yang
bersangkutan
• Hasil belajar yang menunjukan tingkat pencapaian kompetensi melalui
penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian
proses diperoleh melalui postes , tes kinerja , observasi dan lain – lain .
sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan harian , ulangan
tengah semester dan ulangan akhir semester.

44
• Jika peserta didik tidak lulus karena hasil penilaian hasil , maka peserta
didik yang besangkutan hanya mengulang tes tersebut dengan
pembelajaran ulang jika diperlukan . Namun apabila ketidaklulusan
peserta didik akibat penilaian proses yang tidak diikuti ( misalnya
praktik , diskusi / presentasi kelompok ), maka sebaiknya peserta didik
mengulang semua proses yang harus diikuti.
• Nilai hasil remedial yang diperoleh peserta didik tidak melebihi nilai
KKM yang telah ditetapkan.

b. Pengayaan
1) Ketentuan pelaksanaan pengayaan
• Pembelajaran pengayaan merupakan kegiatan peserta didik yang melampaui
persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak dilakukan
oleh semua peserta didik
• Pembelajaran pengayaan memberikan kesempatan bagi peserta didik yang
memiliki kelebihan sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan bakat
serta mengoptimalkan kecakapannya,
• Bentuk pengayaan dapat berupa belajar mandiri berupa diskusi , tutor sebaya
, membaca dan lain – lain yang menekankan pada penguatan KD tertentu
dan tidak ada penilaian di dalamnya
2) Teknis pelaksanaan pengayaan

Pelaksanaan pengayaan dapat dilakukan dalam bentuk antara lain :


a. Belajar kelompok

Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan


pembelajaran bersama pada jam – jam pelajaran sekolah biasa ,
sambil menunggu teman – temannya yang mengikuti pembelajaran
remedial karena belum mencapai ketuntas
b. Belajar mandiri

Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati


c. Pembelajaran Berbasis Tema

Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik


dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu

45
4. Prosedur Laporan Hasil Belajar

Guru Mata
Peserta Pelajaran Wali Kelas Wali Kelas
Didik melaporkan Peserta ddik
mengisi menyerahka Wali Siswa
mengikuti hasil Nilai mengembali
Laporan n Laporan Mengetahui
Ulangan Sikap, hasil Belajar kan Buku
Hasil Belajar hasil belajar
harian,Penili Pengethuan dari Guru Laporan
kepada Wali peserta didik
an Akhir dan Mata Hasil Belajar
Siswa
Semester Keterampila Pelajaran
n Peserta
Didik

5. Kriteria Kenaikan Kelas

Kriteria Kenaikan Kelas bagi peserta didik di SMK Nur El Falah apabila
memenuhi syarat:

1. Telah menyelesaikan semua program pembelajaran yang menjadi bebannya


2. Nilai Pendidikan Agama dan PPKn harus telah mencapai KKM
3. Nilai Mata Pelajaran yang diuji nasionalkan harus mencapai KKM
4. Diperbolehkan ada 3 mata pelajaran yang belum KKM, tetapi program
pembelajaran lainnya telah mencapai KKM
5. Mempunyai nilai minimal B pada penilaian akhir untuk mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok estetika dan kelompok
pendidikan jasmani dan olahraga
6. Dewan guru menyatakan bahwa siswa yang bersangkutan memiliki
kepribadian baik.
7. Hadir di kelas minimal 90 % dari total pembelajaran yang diberikan oleh
guru pada semester tersebut

I. Kelulusan

Kelulusan peserta didik dari SMK Nur El Falah menggunakan ketentuan yang
tercantum dalam PP nomor 32 tahun 2013 pasal 72 ayat 2 dan Permendikbud No.57

46
Tahun 2015 Tentang Penilain Hasil Belajar ditentukan oleh sekolah berdasarkan rapat
dewan guru dengan menggunakan Kriteria sebagai berikut:

1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran


2) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik
3) Lulus Ujian Sekolah.
4) Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan formal ditentukan oleh satuan
pendidikan berdasarkan rapat Dewan Guru
1. Prosedur Uji Kompetensi Keahlian (UKK)
Peserta
Tim
UKK
Peserta Peserta Penguji
Peserta Mendap
Didik Didik Internal Peserta
didik Peserta at Nilai Didik
Kelas XII mendapa dan
terdaftar didik Pngetah Mendapat
dan telah t Kartu Eksternal Sertifikat
sebagai mengikut uan,
menyele UKK dan Menilai Uji
peserta i UKK Keteram
saikan Jadwal Hasi Kompetensi
Ujian di pilan dan
PKL UKK Pesertal
DNT SIkap
UKK
Kerja

2. Target Kelulusan

Target kelulusan yang harus dicapai dalam satu tahun pelajaran 2019/2020 adalah :

• Persentase kelulusan peserta didik 100%


• Nilai rata-rata mata pelajaran UN ( Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, dan Produktif ) yang didapat minimal diatas 50
• Nilai Hasil Uji Kompetensi Keahlian (UKK) minimal Kompeten
• Diterima bekerja sebelum lulus oleh DU/DI

3. Program Pasca Ujian

Keterserapan lulusan di dunia kerja tentu saja tidakan akan terlepas dari apa yang
telah dilakukan oleh sekolah terhadap peserta didik ketika program pendidikan dan
pelatihan berlangsung selama peserta didik berada di sekolah . untuk itu diperlukan juga
program sekolah yang dapat mempertajam implementasi kinerja sekolah menengah
kejuruan sebagaimana prinsip – prinsip pendidikan kejuruan , diantaranya :

47
a) Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih
merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.
b) Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas –
tugas latihan dilakukan dengan cara , alat dan mesin yang sama seperti yang
ditetapkan di tempat kerja
c) Pendidikan kejuruan akan efektif jika dia melatih seseorang dalam kebiasaan
berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan oleh pekerjaan itu sendiri
d) Pendidikan kejuruan dapat memperhatikan permintaan pasar .
e) Membentuk tim trauma centre yang terdiri dari : Wakil kepala bidang
kesiswaan, guru BK, Pembina OSIS, dan Wali kelas. Tugasnya adalah
menangani siswa yang belum lulus sehingga tidak berputus asa dan
mengarahkan untuk tetap bersemangat untuk meraih kelulusannya baik
melalui paket C maupun mengulang ujian di tahun berikutnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.Mendorong siswa untuk bisa mengukur hasil belajar
di kelasXII sehingga peserta didik yang belum lulus tersebut dapat mengikuti
ujian pada tahun berikutnya.

Selain itu bagi yang telah lulus sekolah mengupayakan program setelah lulus
diantaranya:
1. Membuka seluas – luasnya jaringan kerja dengan pihak dunia usaha dan
industri.
2. Meningkatkan efektivitas pendidikan dan pelatihan yang dilakukan di
internal sekolah
3. Mempertajam kinerja bimbingan dan konseling terutama dalam hal
penelusuran tamatan.
4. Terus memberikan informasi lowongan kerja dan informasi lainnya baik
melalui forum alumni maupun pengumuman di sekolah

J. Pendidikan Kecakapan Hidup

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan pendidikan


kecakapan hidup yaitu pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan

48
sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha
mandiri (penjelasan Pasal 26 ayat (3) UU Nomor 20 Tahun 2003).

Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan


semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang
bersangkutan melalui kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan organisasi
Peserta Didik dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal, seperti
kegiatan kepemudaan, pemberdayaan perempuan, kursus, dan lain-lain. Pendidikan
kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu
mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya dimasa
datang.

Secara khusus Pendidikan kecakapan hidup bertujuan untuk ;

1. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk


memecahkan problema yang dihadapi
2. Merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam
menghadapi kehidupannya dimasa yang akan dating
3. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang lebih fleksibel sesuai prinsip pendidikan berbasais luas.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada dimasyarakat, sesuai
dengan prinsip manajemen berbasis sekolah

Pendidikan kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,


kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup
diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang
direncanakan secara khusus.

Jenis-jenis kecakapan Hidup adalah :

1. Kecakapan hidup yang dilatihkan :


- Kesadaran sebagai mahluk Tuhan
- Keasadaran akan eksistensi diri

49
- Keasadaran akan potensi diri
- Kecakapan menggali informasi
- Kecakapan mengambil keputusan
- Kecakapan memecahkan masalah
- Kecakapan komunikasi lisan
- Kecakapan komunikasi tulisan
- Kecakapan kerjasama
- Kecakapan identifikasi variabel
- Kecakapan merumuskan hipotesis
- Kecakapan melaksanakan penelitian
- Kecakapan kejuruan
2. Nilai Pribadi/Living Values
- Kedamaian/peace
- Kehormatan/respect
- Kerjasama/cooperation
- Kebebasan/freedom
- Kebahagiaan/happiness
- Kejujuran/honesty
- Kerendahan hati/humility
- Kecintaan/love
- Tanggungjawab/responsibility
- Kesederhanaan/simplicity
- Toleransi/tolerance
- Kesatuan/unity
3. Karakteristik Kompetensi Masyarakat Global
- Membaca
- Menulis
- Berhitung
- Belajar sepanjang hayat
- Mengelola informasi
- Mengelola sumber daya
- Mengelola hubungan sosial
- Mengelola diri

50
- Bersikap fleksibel
- Memecahkan masalah
- Mengambil keputusan
- Beradaptasi
- Berfikir kreatif
- Memotivasi diri
- Menyusun pertimbangan
- Berkomunikasi lintas budaya
- Bekerja dalam tim
- Melakukan negoisasi
- Memecahkan konflik
- Kesadaran perbedaan nilai
- Kesadaran perbedaan norma sosial
- Kemampuan berbahasa asing
4. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan “pendidikan budi pekerti plus, yang melibatkan


aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Dalam
prosesnya dilakukan melalui “proses knowing the good, loving the good, acting the good
yaitu proses melibatkan aspek kognitif, emosi dan fisik sehingga akhlak mulia bisa
terukir menjadi habit of the mind, heart dan hands”. Adapun tujuan pendidikan karakter
untuk mendidik siswa agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan
kontribusi positif terhadap lingkungannya (Megawangi, 2004: 17, 51, 95).

Tiga unsur utama dalam pendidikan pendidikan karakter, yakni :

1. Knowing the good, yakni siswa tidak hanya tahu tentang hal-hal yang
baik tetapi siswa harus memahami mengapa melakukan hal itu.
2. Feeling the good, yakni membangkitkan rasa cinta siswa untuk melakukan
hal yang baik, siswa dilatih untuk merasakan efek dari perbuatan yang
baik dilakukannya.

51
3. Acting the good, yakni siswa dilatih untuk berbuat mulia, berbuat sesuatu
yang baik itu harus melalui pelatihan (Halking, 2010, hlm. 56).

Nilai-nilai karakter yang perlu di sekolah:


No. Nilai Deskripsi
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksansiswaan
ajaran agama yang dianutnya
2. Jujur Perilaku yang dilakssiswaan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleran Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya. Toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama & keyakinan lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama & keyakinan lain.
4. Disiplin & taat Tindakan yang menujukkan perilaku tertib dan patuh
aturan sosial pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
(curriosity) mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
Kebangsaan menempatkan kepentingan bangsa dan 22egara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, 22egara, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
Prestasi menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ Tindakan yang memperhatikan rasa senang bericara,
Komunikatif bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca Kebisaaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

52
Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
16. kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melakssiswaan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
negara dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
19. Percaya diri Percaya akan kekuatan dirinya sendiri, berani melakukan
tindakan yang sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri.
20. Memahami Menyadari kekurangan dirinya sendiri, terus mau belajar
kekurangan dan dan bekerja sama untuk mengatasi kekurangannya, juga
kelebihan diri menyadari kelebihan dirinya untuk belajar dan bekerja
secara lebih tepat.
21. Memiliki jiwa Menyadari kemampuan dan skill yang dimiliki dan
wirausaha dikuasainya, memiliki program berwirausaha walau
diterima kerja di Dunia Usaha yang menjanjikan.
Sumber: Kemdikbud (2010: 9) dan sumber lain.

5. Pendidikan dengan Keunggulan Lokal

Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan
yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi,
dan lain-lain. Sumber lain mengatakan bahwa Keunggulan lokal adalah hasil bumi,
kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia
atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah (Dedidwitagama,2007). Dari kedua
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu
proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi
produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan
komparatif.

Keunggulan lokal harus dikembangkan dari potensi daerah. Potensi daerah


adalah potensi sumber daya spesifik yang dimiliki suatu daerah. Kualitas dari proses dan
realisasi keunggulan lokal tersebut sangat dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia,
yang lebih dikenal dengan istilah 7 M, yaitu Man, Money, Machine, Material, Methode,
Marketing and Management. Jika sumber daya yang diperlukan bisa dipenuhi, maka
proses dan realisasi tersebut akan memberikan hasil yang bagus, dan demikian

53
sebaliknya. Di samping dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia, proses dan realisasi
keunggulan lokal juga harus memperhatikan kondisi pasar, para pesaing, substitusi
(bahan pengganti) dan perkembangan IPTEK, khususnya perkembangan teknologi.
Proses dan realisasi tersebut akan menghasilkan produk akhir sebagai keunggulan lokal
yang mungkin berbentuk produk (barang/jasa) dan atau budaya yang bernilai tinggi,
memiliki keunggulan komparatif, dan unik.

Konsep pengembangan keunggulan lokal diinspirasikan dari berbagai potensi,


yaitu potensi sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), geografis, budaya
dan historis. Uraian masing-masing sebagai berikut:

1. Potensi Sumber Daya Alam

Sumber daya alam (SDA) adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air, dan
dirgantara yang dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan hidup. Contoh bidang
pertanian: padi, jagung, buah-buahan, sayur-sayuran dll.; bidang perkebunan: karet,
tebu, tembakau, sawit, coklat dll.; bidang peternakan: unggas, kambing, sapi dll.; bidang
perikanan: ikan laut, ikan air tawar, rumput laut, tambak, dll. Contoh lain misalnya di
provinsi Jawa Timur memiliki keunggulan komparatif dan keragaman komoditas
hortikultura buah-buahan yang spesifik, dengan jumlah lokasi ribuan hektar yang hampir
tersebar di seluruh di wilayah kabupaten/kota. Keunggulan lokal ini akan lebih cepat
berkembang, jika dikaitkan dengan konsep pembangunan agropolitan (Teropong Edisi
21, Mei-Juni 2005, h. 24). Agropolitan merupakan pendekatan pembangunan bottom-up
untuk mencapai kesejahteraan dan pemerataan pendapatan yang lebih cepat, pada suatu
wilayah atau daerah tertentu, dibanding strategi pusat pertumbuhan (growth pole).

2. Potensi Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) didefinisikan sebagai manusia dengan segenap


potensi yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menjadi
makhluk sosial yang adaptif dan transformatif dan mampu mendayaguna- kan potensi
alam di sekitarnya secara seimbang dan berkesinambungan (Wikipedia, 2006).
Pengertian adaptif artinya mampu menyesuaikan diri terhadap tantangan alam,
perubahan IPTEK dan perubahan sosial budaya. Bangsa Jepang, karena biasa diguncang

54
gempa merupakan bangsa yang unggul dalam menghadapi gempa, sehingga cara hidup,
sistem arsitektur yang dipilihnya sudah diadaptasikan bagi risiko menghadapi gempa.
Kearifan lokal (indigenous wisdom) semacam ini agaknya juga dimiliki oleh penduduk
pulau Simeulue di Aceh, saat tsunami datang yang ditandai dengan penurunan secara
tajam dan mendadak muka air laut, banyak ikan bergelimpangan menggelepar, mereka
tidak turun terlena mencari ikan, namun justru terbirit-birit lari ke tempat yang lebih
tinggi, sehingga selamat dari murka tsunami. Pengertian transformatif artinya mampu
memahami, menerjemahkan dan mengembangkan seluruh pengalaman dari kontak
sosialnya dan kontaknya dengan fenomena alam, bagi kemaslahatan dirinya di masa
depan, sehingga yang bersangkutan merupakan makhluk sosial yang berkembang
berkesinambungan.

SDM merupakan penentu semua potensi keunggulan lokal. SDM sebagai sumber
daya, bisa bermakna positif dan negatif, tergantung kepada paradigma, kultur dan etos
kerja. Dengan kata lain tidak ada realisasi dan implementasi konsep keunggulan lokal
tanpa melibatkan dan memposisikan manusia dalam proses pencapaian keunggulan.
SDM dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDA, mencirikan identitas budaya,
mewarnai sebaran geografis, dan dapat berpengaruh secara timbal balik kepada kondisi
geologi, hidrologi dan klimatologi setempat akibat pilihan aktivitasnya, serta memiliki
latar sejarah tertentu yang khas. Pada masa awal peradaban, saat manusia masih amat
tergantung kepada alam, ketergantungannya yang besar terhadap air telah menyebabkan
munculnya peradaban pertama di sekitar aliran sungai besar yang subur.

3. Potensi Geografis

Objek geografi antara lain meliputi, objek formal dan objek material. Objek
formal geografi adalah fenomena geosfer yang terdiri dari, atmosfer bumi, cuaca dan
iklim, litosfer, hidrosfer, biosfer (lapisan kehidupan fauna dan flora), dan antroposfer
(lapisan manusia yang merupakan tema sentral). Sidney dan Mulkerne (Tim Geografi
Jakarta, 2004) mengemukakan bahwa geografi adalah ilmu tentang bumi dan kehidupan
yang ada di atasnya. Pendekatan studi geografi bersifat khas. Pengkajian keunggulan
lokal dari aspek geografi dengan demikian perlu memperhatikan pendekatan studi
geografi. Pendekatan itu meliputi; (1) pendekatan keruangan (spatial approach), (2)

55
pendekatan lingkungan (ecological approach) dan (3) pendekatan kompleks wilayah
(integrated approach). Pendekatan keruangan mencoba mengkaji adanya perbedaan
tempat melalui penggambaran letak distribusi, relasi dan inter-relasinya. Pendekatan
lingkungan berdasarkan interaksi organisme dengan lingkungannya, sedangkan
pendekatan kompleks wilayah memadukan kedua pendekatan tersebut.

6. Pendidikan Berwawasan Global

Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Dalam menuju era


globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan, yaitu
dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan
fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan
masyarakat global demokratis. Oleh karena itu, pendidikan harus dirancang
sedemikian rupa agar memungkinkan para anak didik dapat mengembangkan potensi
yang dimiliki secara alami dan kreatif dalam suasana penuh kebebasasn,
kebersamaan dan tanggung jawab. Selain itu, pendidikan harus dapat menghasilkan
lulusan yang bisa memahami, masyarakatnya dengan segala faktor yang dapat
mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang menyebabkan kegagalan di
dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu
mengembangkan pendidikan yang berwawasan global.

A. Perfektif Reformasi

Pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan yang


dirancang untuk mempersdiapkan anak didik dengan kemampuan dasar
intelektual dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat
kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa yang sangat
tinggi. Pendidikan harus mengkhaitkan proses pendidikan yang berlangsung di
sekolah dengan nilai-nilai yang selalu berubah di masyarakat global. Dengan
demikian, sekolah harus memiliki orientasi nilai, di mana masyarakat tersebut
harus selalu dikaji dalam kaitannya dengan masyarakat dunia.

Implikasi dari pendidikan berwawasan global menurut perfektif


reformasi tidak hanya bersifat perombakan kurikulum, tetapi juga merombak

56
sistem, struktur dan proses pendidikan. Pendidikan dengan kebijakan dasar
sebagai kebijakan sosial tidak lagi cocok bagi pendidikan berwawasan global.

Pendidikan berwawasan global harus merupakan kombinasi antara


kebijakan yang mendasarkan pada mekanisme pasar. Maka dari itu, sistem dan
struktur pendidikan harus bersifat terbuka, sebagaimana layaknya kegiatan yang
memiliki fungsi ekonomis.

Kebijakan pendidikan yang berada di antara kebijakan sosial dan


mekanisme pasar, memiliki arti bahwa pendidikan tidak semata-mata di tata dan
diatur dengan menggunakan perangkat aturan sebagaimana yang berlaku
sekarang ini, serba seragam, rinci dan instruktif. Tetapi pendidikan juga di atur
layaknya suatu Mall, adanya kebebasan pemilik toko untuk menentukan barang
apa yang akan dijual, bagaimana akan dijual dan dengan harga berapa barang
akan dijual. Pemerintah tidak perlu mengatur segala sesuatu dengan rinci.

Selain itu, pendidikan berwawasan global bersifat sistematik organik,


dengan ciri-ciri fleksibel-adaptif dan kreatif demokratis. Bersifat sistemik-
organik artinya bahwa sekolah merupakan sekumpulan proses yang bersifat
interaktif yang tidak bisa dilihat sebagai-hitam putih, tetapi setiap interaksi harus
dilihat sebagai satu bagian dari keseluruhan interaksi yang ada.

Fleksibel-adaptif, artinya bahwa pendidikan lebih ditekankan sebagai


suatu proses learning daripada teaching. Anak didik dirangsang untuk memiliki
motivasi untuk mempelajari sesuatu yang harus dipelajari dan continues learning.
Tetapi, anak didik tidak akan dipaksa untuk dipelajari. Sedangkan materi yang
dipelajari bersifat integrated, materi satu dengan yang lain dikaitkan secara padu
dan dalam open-sistem environment. Pada pendidikan tersebut karakteristik
individu mendapat tempat yang layak.

Kreatif demokratis, berarti pendidikan senantiasa menekankan pada suatu


sikap mental untuk senantiasa menghadirkan suatu yang baru dan orisinil. Secara
paedagogis, kreativitas dan demokrasi merupakan dua sisi dari mata uang. Tanpa
demokrasi tidak akan ada proses kreatif, sebaliknya tanpa proses kreatif
demokrasi tidak akan memiliki makna.

57
Untuk memasuki era globalisasi pendidikan harus bergeser kearah
pendidikan yang berwawasan global. Dari perspektif kurikuler pendidikan
berwawasan global berarti menyajikan kurikulum yang bersifat interdisipliner,
multidisipliner, dan transdisipliner. Berdasarkan perspektif reformasi,
pendidikan berwawasan global berarti menuntut kebijakan pendidikan tidak
semata-mata sebagai kebijakan sosial, melainkan suatu kebijakan yang berada
di antara kebijakan sosial dan kebijakan yang mendasarkan pada mekanisme
pasar. Maka dari itu, pendidikan harus memiliki kebebasan dan bersifat
demokratis, fleksibel dan adaptif.

B. Perspektif Kurikuler

Pendidikan berwawasan global dapat dikaji berdasarkan pada dua


perspektif yaitu perspektif reformasi dan perspektif kurikuler. Berdasarkan
persperktif kurikuler, pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses
pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga terdidik kelas
menengah dan professional dengan meningkatkan kemampuan individu dalam
memahami masyarakatnya dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat
dunia, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Mempelajari budaya, sosial, politik dan ekonomi bangsa lain
dengan titik berat memahami adanya saling ketergantungan
Mempelajari barbagai cabang ilmu pengetahuan untuk
dipergunakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan setempat,dan
Mengembangkan berbagai kemungkinan berbagai kemampuan
dan keterampilan untuk bekerjasama guna mewujudkan
kehidupan masyarakat dunia yang lebih baik.

Oleh karena itu, pendidikan berwawasan global akan menekankan pada


pembahasan materi yang meliputi:

Adanya saling ketergantungan di antara masyarakat dunia


Adanya perubahan yang akan terus berlangsung dari waktu ke waktu

58
Adanya perbedaan kultur di antara masyarakat atau kelompok-kelompok dalam
masyarakat
Adanya kenyataan bahwa kehidupan dunia itu memiliki berbagai keterbatasan
antara lain dalam wujud ketersediaan barang-barang kebutuhan yang jarang.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan yang jarang tersebut tidak mustahil dapat
menimbulkan konflik-konflik.

Maka dari itu, perlu adanya upaya untuk saling memahami budaya yang lain.
Berdasarkan perspektif kurikuler ini, pengembangan pendidikan berwawasan global
memiliki implikasi kearah perombakan kurikulum pendidikan. Mata pelajaran dan mata
kuliah yang dikembangkan tidak lagi bersifat monolitik melainkan lebih banyak yang
bersifat integratif. Dalam arti mata kuliah lebih ditekankan pada kajian yang bersifat
multidisipliner, interdisipliner dan transdisipliner.

7. Penerapan Pendidikan Kewirausahaan

Prasetyo (2009) mengemukakan bahwa kewirausahaan pada hakekatnya adalah


sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan
inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Istilah kewirausahaan berasal dari
terjemahan “Entrepreneurship”, dapat diartikan sebagai “the backbone of economy”,
yang adalah syaraf pusat perekonomian atau pengendali perekonomian suatu bangsa.
Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan suatu nilai yang diperlukan untuk
memulai suatu usaha atau suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Kewirausahaan merupakan penerapan kreativitas dan keinovasian untuk
memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi
sehari-hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian dan
keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk
membentuk dan memelihara usaha baru.
Menurut Sudrajat (2011), sampai saat ini konsep kewirausahaan masih terus
berkembang. Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang
lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif

59
berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan
pendapatan dalam kegiatan usahanya. Pakar kewirausahaan Peter F. Drucker (dikutip
dalam Jayadi, 2010), mengartikan kewirausahaan sebagai kemampuan dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Dalam pengertian ini, kewirausahaan
terkait erat dengan kemampuan kreasi dan inovasi. Kemampuan wirausahawan adalah
menciptakan sesuatu yang baru atau berbeda dari yang lain, atau mampu menciptakan
sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Selanjutnya Sudrajat (2011) menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki
karakter wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Wirausaha
adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya
dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Norman M. Scarborough dan Thomas
W. Zimmerer (dikutip dalam Sudrajat, 2011) mengatakan “An entrepreneur is one who
creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving
profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources
to capitalize on those opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki
kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan
sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat,
mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan
gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih
sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang
memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam
hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa
kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.
Dari beberapa konsep di atas menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik
dengan kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business). Padahal menurut
Soeparman Soemahamidjaja (dikutip dalam Sudrajat, 2011), dalam kenyataannya
kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter wirausaha semata, karena karakter
wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan wirausaha. Wirausaha
mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan.
Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan
jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang
(opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup.

60
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi
semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan
penciptaan organisasi usaha. Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai
tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru
dan berbeda agar dapat bersaing (Sudrajat, 2011). Nilai tambah tersebut dapat diciptakan
melalui cara-cara sebagai berikut:
a. Pengembangan teknologi baru (developing new technology)
Contoh dari pengembangan teknologi baru yang mencolok salah satuny ialah
teknologi Handphone. Dulu awal terciptanya handphone, alat komunikasi
tersebut hanya dapat digunakan untuk melakukan panggilan dan komunikasi
lewat pesan singkat atau SMS. Namun kemudian teknologi pada handphone
dikembangkan lagi, sehingga dapat digunakan pula sebagai kamera. Kamera
pada handphone pun juga mengalami perkembangan, awalnya hanya
beresolusi VGA, kemudia 1 Megapixel, 3.2 Megapixel, sampai akhirnya
sekarang terdapat handphone dengan resolusi kamera 8 Megapixel. Teknologi
handphone pun semakin berkembang seiring dengan berkembangnya zaman,
dapat digunakan sebagai audio player, video player, browsing internet, dsb.
b. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
Salah satu contoh dari penemuan pengetahuan baru ialah dalam bidang
kesehatan dan kecantikan. Dulu satu-satunya hal yang berkaitan dengan
kesehatan ialah dokter dan tanaman obat-obatan keluarga atau disebut juga
dengan Toga. Namun sekarang seiring dengan ditemukannya pengetahuan
baru di bidang kesehatan, banyak pihak-pihak yang membuka usaha di bidang
kesehatan, seperti misalnya Terapi Reflexiology, Terapi Akupuntur, dll.
Begitu juga di bidang kecantikan, sekarang semakin banyak tersedia klinik-
klinik kecantikan yang menyajikan perawatan kecantikan sekaligus produk-
produk kecantikan. Hal tersebut merupakan pemanfaatan dari penemuan
pengetahuan baru yang berhasil dipraktekan di dunia usaha.
c. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing
products)
Salah satu contoh dari perbaikan produk misalnya adalah produk sampo.
Dulu sampo hanya sebatas membersihkan rambut saja, namun lambat laun

61
sampo memiliki manfaat lain seperti misalnya membersihkan ketombe,
melembutkan rambut, mengatasi kerontokan, menjaga warna rambut, dsb.
Selain itu perbaikan produk dalam bentuk jasa dapat dilihat dari bisnis karaoke
keluarga. Dulu untuk memilih lagu, konsumen harus mencari kode lagu di
buku lagu, dimana terdapat daftar ribuan lagi yang tertera di buku tersebut.
Namun sekarang sistemnya sudah terkomputerisasi, sehingga konsumen hanya
perlu memasukan judul lagu atau penyanyi di komputer, kemudian langsung
dapat memilih lagu yang diinginkan. Kedua contoh tersebut merupakan
praktek dari perbaikan produk yang sudah ada.
d. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang
lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways
of providing more goods and services with fewer resources)
Untuk contoh yang terakhir ini lebih banyak terdapat pada industry
manufaktur. Seperti misalnya dengan menciptakan mesin pembuat rokok, yang
dulu hanya menggunakan tenaga manusia, sekarang mesin rokok dapat
menghasilkan rokok lebih banyak dengan waktu yang lebih singkat. Meskipun
sekarang masih terdapat beberapa perusahaan rokok yang menggunakan
tenaga manusia untuk membuat rokok.

Di SMK Nur El Falah, terdapat beberapa Kompetensi Keahlian yang bisa dipilih
siswa disesuai dengan kemampuannya, Kompetensi Keahlian tersebut diantaranya :
Kompetensi Keahlian Akuntansi, Teknik Komputer dan Jaringan dan Teknik dan Bisnis
Sepeda Motor. SMK Nur El Falah ini merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang
masih merintis dan bertekad untuk turut serta dalam usaha memajukan pendidikan di
Indonesia dengan bertujuan menghasilkan para pekerja dan wirausaha yang mandiri
sesuai kebutuhan di era industri globalisasi.
Adapun mata pelajaran Pendidikan Kewirausahaan yang diterapkan di sekolah
tersebut. Untuk pengampu mata pelajaran Pendidikan Kewirausahaan. Karena guru yang
ditunjuk untuk mengajar mata pelajaran ini haruslah guru yang sudah mengerti
wirausaha dan mereka juga harus sudah mempunyai usaha atau bisa disebut juga mereka
adalah seorang wirausaha. Sehingga diharapkan dengan adanya guru yang kompeten dan
sudah mengaplikasi ilmu kewirausahaan yang meraka miliki dengan mendirikan

62
usaha yang dikelola sendiri, diharapkan nantinya peserta didik bisa belajar dengan orang
yang benar-benar ahli dibidangnya.
Selain itu, pertimbangan tersebut dilakukan karena untuk guru yang sudah
memiliki usaha sendiri diharapkan bisa memberikan contoh-contoh konkret kepada
siswa tentang bagaimana konsep dan prosedur kewirausahaan itu serta bagaimana
mengiplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap awal pendidikan
kewirausahaan ini disampaikan mengenai konsepnya seperti apa, biasanya konsep
kewirausahaan itu diajarkan oleh guru pada saat kelas XI (sebelas) dalam mata pelajaran
Produk Kreatif dan Kewirausahaan. Dimana siswa masih dalam tahap pengenalan, pada
tahap ini guru menanamkan sikap-sikap kewirausahaan kepada peserta didik. Agar
nantinya mereka memiliki sikap-sikap wirausaha, seperti : mandiri, jujur, kerja keras,
kreatif, inovatif, berani mengambil resiko, mampu membaca peluang dan masih banyak
lagi.
Setelah berlanjut ke kelas XII (dua belas) mereka diajarkan bagaimana membuat
proposal usaha atau bisa juga disebut dengan business plan (rencana usaha) yang
nantinya diharapkan dari rencana usaha yang dibuat oleh peserta didik nantinya rencana
itu bisa dijadikan pedoman dan direalisasikan oleh masing-masing peserta didik.
Kemudian mereka diterjunkan ke lapangan untuk melakukan praktek kewirausahaan
dengan cara peserta didik diberikan suatu produk yang kemudian nantinya mereka
ditugasnya untuk menjual produk tersebut. Adapun praktik kewirausahaan untuk
masing-masing Kompetensi Keahlian, akan dijelaskan satu per satu sebagai berikut :

1. Kompetensi Keahlian Akuntansi


Pada kompetensi keahlian akuntansi pedidikan kewirausahaanya adalah
berupa penanaman nilai-nilai dan karakter bagaimana untuk menjadi seorang
wirausaha. Dari penuturan guru kewirausahaan di Kompetensi Keahlian
Akuntansi, mengatakan bahwa pada Kompetensi Keahlian Akuntansi untuk
aplikasi pendidikan kewirausahaan hanya sampai pada pembuatan proposal
usaha. Sehingga untuk pendidikan kewirausahaanya diwujudkan dengan berlatih
membuat bisnis plan dan penyampaian teori-teori bagaimana menjadi seorang
wirausaha, strateginya seperti apa, serta sikap yang harus dimiliki apa saja dan
masih banyak lagi.
2. Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan

63
Berbeda pula dengan yang diterapkan di Kompetensi Keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan, untuk implementasi pendidikan kewirausahaannya
mereka telah membuka usaha jasa internet dan pemasangan CCTV. Jadi ketika
ada teman, guru masyarakat sekitar, atau bisa juga pihak-pihak lain yang
berkepentingan yang membutuhkan bantuan untuk memasang internet dan
CCTV bisa menggunakan jasa servis panggilan yang mereka terapkan.
Selain dari bidang tersebut jasa perbaikan komputer , pembuatan aplikasi
dan robotic akan direncanakan pada program yang akan datang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat sekitar dan tuntutan era industri digital.

3. Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan


Berbeda pula dengan yang diterapkan di Kompetensi Keahlian Teknik
dan Bisnis Sepeda Motor untuk implementasi pendidikan kewirausahaannya
mereka telah membuka usaha jasa servis panggilan. Jadi ketika ada teman, guru
masyarakat sekitar, atau bisa juga pihak-pihak lain yang berkepentingan yang
membutuhkan bantuan untuk memperbaiki kendaannya bisa menggunakan jasa
servis panggilan yang mereka terapkan.
Uraian di atas merupakan implementasi pendidikan kewirausahaan yang
dilaksanakan di SMK Nur El Falah. Dimana mereka tidak hanya sebatas memberikan
teori mengenai Pendidikan Kewirausahaan, akan tetapi mereka menerjunkan peserta
didik untuk langsung ke lapangan. Karena menurut mereka apabila peserta didik itu
dihadapkan pada kegiatan yang riil maka mereka akan lebih mudah mempelajarinya dan
mengamalkan pada kehidupan sehari-hari.

8. Gerakan Literasi
Gerakan Literasi merupakan gerakan pembiasaan sehingga menjadi
sebuah budaya. Gerakan literasi sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya
menumbukan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya
membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat. Gerakan
literasi ini diantaranya Literasi Baca Tulis, Literasi Numerasi, Literasi Sains,
LIterasi Finansial, Literasi Digital dan Literasi Budaya dan Kewargaan.
Gerakan Literasi di SMK Nur El Falah diantaranya:

64
a. Membaca Juz Amma Sebelum Masuk
b. Jumat Bersih
c. Membaca Senyap 15 menit sebelum mulai Belajar
d. Lomba Kelas Bersih

65
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk
mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada
Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan
peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama stau tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.Pengaturan waktu
untuk kegiatan pembelajaran peserta didik di SMK Nur El Falahselama satu tahun ajaran
mengikuti / menggunakan Petunjuk Pelaksanaan kalender pendidikan propinsi Banten.

A. Permulaan Tahun Pembelajaran 2019/2020

Sesuai dengan kalender Pendidikan Provinsi Banten tahun pelajaran 2019 / 2020
kegiatan Belajar dimulai pada tanggal 15 Juli 2019.Hari-hari pertama masuk sekolah
tanggal 15 s/d 17 Juli 2019 diisi dengan kegiatan-kegiatan :
1. Pertemuan antara orang tua peserta didik dengan sekolah untuk sosialisasi program
sekolah dan membuat kesepakatan-kesepakatan dalam rangka pelaksanaan Proses
Pembelajaran.
2. Peserta didik baru Kelas X kegiatan Masa Bimbingan Studi Peserta Didik yang
diantaranya berisi :
a. Wawasan Wiyata Mandala
b. Tata Krama peserta didik
c. Program dan Cara Belajar
d. Pengenalan Lingkungan Sekolah
e. Tata tertib Sekolah
f. Pengenalan Kegiatan Ekstra Kurikuler.
g. Perkenalan dengan teman sesama peserta didik, dengan Guru, Tata Usaha,
Komite Sekolah dan Pelaksana Sekolah
h. Kegiatan Olah Raga
i. Kegiatan Pramuka

66
3. Untuk peserta didik kelas XI dan XII melaksanakan kegiatan :
a. Pembenahan 5 K
b. Bakti Sosial
c. Penyegaran Mata Pelajaran
d. Diskusi Kelompok
e. Pemantapan Disiplin Sekolah
f. Kegiatan Ramadhan

B. Jumlah Minggu Efektif


Jumlah minggu efektif tahun pelajaran 2018/2018 SMK Nur El Falah adalah 35
minggu dan hari efektif sebanyak 218 hari.
Secara detail adalah sebagai berikut:
Alokasi Waktu (Rincian Minggu dan Hari Efektif)
Tahun Pelajaran 2019/2020
Jml. Jml.
Hari Hr Jml.
Jml. Jml. Jml. Jumla Jml.Har Jml.
Libu Jml.Hr PTS, Hr.
N Hari Mingg Hari h Hari i Awal Hr.
Bulan r . Libur PAS, Pemba
o Kalende u Mingg Libur Masuk Efekti
Awal Smstr UKK g
r Efektif u Resmi Sekolah f
Puas , Rapor
a Ujian
Juli
1 2019 31 3 4 0 0 3 10 0 0 13
Agust.
2 2019 31 5 4 0 0 0 0 0 0 22
Sept.
3 2019 30 3 5 0 0 0 0 5 0 16
Okt.
4 2019 31 5 4 0 0 0 0 0 0 22
Nov.
5 2019 30 5 4 0 0 0 0 0 0 21
Des.
6 2019 31 2 5 2 0 0 2 5 0 9
Januari
7 2020 31 4 4 1 0 0 0 0 0 20
Februar
8 i 2020 29 4 4 1 0 0 0 0 0 19
Maret
9 2020 31 2 5 1 0 0 0 5 0 7
April
10 2020 30 1 4 1 1 0 0 17 0 3
Mei
11 2020 31 2 5 3 10 0 0 0 0 9
Juni
12 2020 30 2 4 1 0 0 7 6 1 7
Jumlah 366 38 52 10 11 3 19 38 1 168

C. Agenda Kegiatan Sekolah Selama Satu Tahun

67
No Tanggal, Bulan, Tahun Uraian Kalender Pendidikan
Penerimaan Peserta Didik Baru, Tahun Pelajaran
1 1 – 6 Juli 2019 2019/2020
Awal masuk sekolah dan masa pengenalan lingkungan
2 15 – 17 Juli 2019 sekolah
3 18 Juli 2019 Kegiatan belajar awal semester 1 (Ganjil)
4 12 Agustus 2019 Libur Nasional Hari Raya Idul Adha 1440 H
Libur Nasional Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
5 17 Agustus 2019 ke-74
Libur Nasional Hari Tahun Baru Islam 1 Muharram
6 1 September 2019 1441 H
Libur Nasional Peringatan Maulid Nabi Muhammad
7 10 November 2019 SAW 1441 H
8 2 – 12 Desember 2019 Penilaian Akhir Semester Ganjil
9 14 Desember 2019 Pembagian Raport Akhir Semester 1 (Ganjil)
10 16-31 Desember 2019 Libur sekolah akhir semester 1
11 1 Januari 2020 Libur Nasional Hari Tahun Baru Masehi
12 25 Januari 2020 Libur Nasional Tahun Baru Imlek
13 22 Maret 2020 Libur Nasional Hari Peringatan Isra Mi’raj 1441 H
14 25 Maret 2020 Libur Nasional Hari Raya Nyepi
USBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional)
15 16-24 Maret 2020 Tingkat SMA
16 6-8 April 2020 Ujian Nasional SMK
17 13-15 April 2020 Ujian Nasional SMA
18 20-22 April 2020 Ujian Nasional SMP
19 19 April 2020 Libur Nasional Hari Peringatan Wafat Isa Almasih
20 1 Mei 2020 Libur Nasional Hari Buruh Internasional
21 7 Mei 2020 Libur Nasional Hari Waisak
22 16 Mei 2020 Pengumuman Kelulusan
23 21 Mei 2020 Libur Nasional Hari Peringatan Kenaikan Isa Almasih
24 24 Mei 2020 Hari Raya Idul Fitri 1441 H
25 25 Mei 2020 Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1441 H
26 1 Juni 2020 Libur Hari Lahir Pancasila

68
27 8-18 Juni 2020 Penilaian Akhir Semeser Genap
28 27 Juni 2020 Pembagian Raport Semester Genap
29 29 Juni-11 Juli 2020 Libur semester 2 (Genap)
Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran
30 6-11 Juli 2020 2020/2021
31 13 Juli 2020 Permulaan Tahun Pelajaran 2020/2021

D. Jadwal Waktu Libur


Sesuai dengan edaran Kalender Pendidikan Provinsi Banten, secara detail Jadwal
waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir tahun pelajaran, libur
keagamaan, hari libur nasional dan hari libur khusus) SMK Nur El Falah tahun
pelajaran 2019/2020 ampak seperti bagan berikut :

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan


Minimum 34 minggu Digunakan untuk kegiatan
Minggu efektif
1. dan maksimum 37 pembelajaran efektif pada setiap
belajar
minggu satuan pendidikan

2. Jeda tengah
Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester
semester

3. Jeda antar
Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II
semester

Digunakan untuk penyiapan


4. Libur akhir Maksimum 3 minggu kegiatan dan administrasi akhir dan
tahun pelajaran
awal tahun pelajaran

Daerah khusus yang memerlukan


libur keagamaan lebih panjang
Hari libur dapat mengaturnya sendiri tanpa
5. 2 – 4 minggu
keagamaan mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif
6 Hari libur Disesuaikan dengan Peraturan
Maksimum 2 minggu
umum/nasional Pemerintah

69
Untuk satuan pendidikan sesuai
7 Hari libur
Maksimum 1 minggu dengan ciri kekhususan masing-
khusus
masing

Digunakan untuk kegiatan yang


Kegiatan
dikelompokkan secara khusus oleh
8 khusus
Maksimum 3 minggu sekolah tanpa mengurangi jumlah
sekolah/madra
minggu efektif belajar dan waktu
sah
pembelajaran efektif

Catatan:
a) Jumlah jam tatap muka disesuaikan dengan jumlah jam masing-masing
Mata Pelajaran/kompetensi yang tertera pada jadwal tatap muka, tiap
semester jumlah jam tatap muka satu mata pelajaran/kompetensi
kemungkinan berbeda.
b) Untuk menentukan jumlah jam dari masing-masing mata
pelajaran/kompetensi berdasarkan analisis/pemetaan kurikulum
implementatif yang telah divalidasi.

70
71
BAB V
PENUTUP

SMK Nur El Falah menyusun buku 1 kurikulum sekolah yaitu sebagai pedoman
operasional pelaksanaan pendidikan. Buku 1 Kurikulum SMK Nur El Falahdisusun
sesuai dengan landasan filosofis, soiologis, psikopedagogis, teoritis dan yuridis dalam
Kurikulum 2013 Revisi 2018. Penyusunan Kurikulum SMK Nur El Falah juga
disesuaikan dengan kondisi kekhasan lingkungan peserta didik dan sekolah pada
khususnya serta Indonesia pada umumya. Dengan adanya kurikulum yang dibuat oleh
sekolah ini, maka diharapkan menjadi salah satu pedoman operasional yang jelas bagi
seluruh warga sekolah dan pihak terkait sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan
secara optimal.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai paradigma baru hendaknya


disikapi dengan pandangan terbuka karena harapan kita, keberadaaan Kurikulum SMK
Nur El Falah ini berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan tertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang program pembelajran dan penilaian perlu
memperhatikan standar proses dan standar penilaian. Semoga semua pihak yang telah
memberikan dukungan terhadap realisasi Kurikulum di SMK Nur El Falah ini dengan
improvisasi yang sesuai dengan berbagai hal dan kondisi yang berkembang dalam
pelaksanaannya dapat berjalan lancar. Semoga sukses SMK Nur El Falah, Sukses
Pendidikan Nasional, Sukses Pembangunan Nasional, Aamiiin.

Wassalam

Tim Pengembang Kurikulum

72
Lampiran-lampiran

73

Anda mungkin juga menyukai