TAHUN 2019
i
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DINAS
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN CABANG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
WILAYAH KABUPATEN SERANG. KOTA SERANG, KOTA CILEGON
Sekretariat Jl. Raya Serang Jakarta Km 3 Kota Sera
SuratRekomendasi
No........./.............- /2019
Maka dengan ini Kami Rekomendasikan untuk di proses /ditindak lanjuti ke Dinas
Pendidikan Provinsi Banten.
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGAWAS SEKOLAH
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah maka dengan ini Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan SMK Nur El Falah Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
ditetapkan dan diberlakukan mulai tahun pelajaran 2019 / 2020
Mengesahkan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten
Kabid SMK
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Ridho, limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, SMK Nur El Falah telah menyusun Dokumen I Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun pelajaran 2019/2020.
Penyusunan Dokumen I Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini merupakan
Dokumen yang menggunakan Kurikulum 2013 Revisi untuk tingkat X sampai dengan tingkat
XII. Kurikulum SMK Nur El Falah ini disusun dengan mengacu pada delapan standar nasional
pendidikan (SNP) ditetapkan oleh BSNP dan peraturan-peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) yang berkenaan dengan implementasi kurikulum 2013 Revisi.
Dokumen KTSP yang kami susun ini mulai dilaksanakan pada tahun pelajaran 2019/2020
Namun demikian, kami menyadari sepenuhnya bahwa dokumen kurikulum ini masih
belum sempurna. Penyempurnaan secara berkelanjutan akan terus dilakukan seiring dengan
perubahan dan penyempurnaan kurikukum yang di berlakukan di Indonesia, yang merupakan
sumber acuan dalam penyusunan dokumen ini.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh
warga sekolah baik dewan guru dan Staff Tata Usaha Sekolah yang telah meluangkan waktu
dan tenaganya untuk membantu menyusun dokumen ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk terhadap segala upaya yang kita
lakukan demi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
4
DAFTAR ISI
COVER
REKOMENDASI DARI KEPALA CABANG DINAS PENDIDIKAN........................ i
REKOMENDASI DARI PENGAWAS PEMBINA....................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................... v
5
F. Kriteria Praktek Kerja Industri ...................................................................... 37
G. Kriteria Ketuntasan Belajar ............................................................................ 39
H. Kenaikan Kelas ................................................................................................. 41
I. Kelulusan ........................................................................................................... 46
J. Pendidikan Kecakapan Hidup ......................................................................... 48
LAMPIRAN
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
1
melahirkan perbedaan jenis kebutuhan,tingkat kebutuhan, tingkat kesiapan, peluang dan
tantangan pengembangan yang berbeda antar daerah dan antar SMK/MAK. Keragaman
tersebut harus diadaptasi dalam rangka peningkatan relevansi mutu PMK sebagai upaya
mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakatdi setiap daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, mengacu kepada Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Terkait dengan
pembangunan PMK, masing-masing daerah dan masing-masing SMK/MAK
memerlukan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah atau potensi
SMK/MAK. Kurikulum tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SMK/MAK implementatif. KTSP SMK/MAK sebagai ”the sum of the learning activities
and experiences a student under directions of the school” perlu dikembangkan dan
diimplementasikan secara dinamis kontekstual dan auotentik untuk merespon kebutuhan
peserta didik,masyarakat dan pemerintah daerah, SMK/MAK, dan dunia kerja. Hal
tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
1. Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
2. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia;
(c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman
potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
(f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional
dan nilai-nilai kebangsaan.
3. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi
2
dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
3
setiap SMK/MAK melalui berbagai strategi dan pendekatan, agar pada saatnya setiap
SMK/MAK memiliki kemampuan untuk menyiapkan KTSP SMK/MAK sebagaimana
diharapkan.
1. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
a. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b. belajar untuk memahami dan menghayati,
c. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
d. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
e. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
4
Otonomi sekolah juga berperan dalam menampung konsensus umum tentang
pemberdayaan sekolah. Pemberdayaan sekolah dengan memberikan otonomi yang lebih
besar, di samping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat
juga dapat ditujukan sebagai sarana peningkatan efisiensi, mutu dan pemerataan
pendidikan.
1. Standar Isi
a. Pelaksanaan Implementasi Kurikulum 2013 masih banyak kekurangan
b. Pengembangan Kurikulum 2013 baru dilakukan oleh guru, belum melibatkan
berbagai pihak
c. Pengembangan muatan lokal baru dilakukan oleh guru, belum melibatkan unsur-
unsur lain yang memiliki kompetensi mengembangkan muatan lokal
d. Pengembangan diri belum secara optimal dilaksanakan sekolah
e. Belum semua guru memberikan pembelajaran yang menuntut HOTS dan
pembelajaran abad 21 yang menuntut peserta didik untuk memiliki Sikap 4C
(Creative, Critical Thinking, Collaboration dan Communication)
f. Belum terintegrasinya sistem yang ada di lingkungan sekolah dengan sistem
pendidikan yang berbasis industry 4.0
5
2. Standar Proses
a. Belum semua silabus dan RPP (baru 75%) dikembangkan secara mandiri oleh
guru
b. Baru 80% silabus dan RPP yang disusun guru memenuhi kaidah-kaidah/rambu-
rambu penyusunan silabus dan RPP
c. Baru 70% proses pembelajaran menggunanan pendekatan scientific
d. Pelaksanaan supervisi belum berjalan secara optimal
e. Pelaksanaan evaluasi PBM belum terintegrasi dengan sistem yang ada
f. Penggunaan teknologi dalam proses dan evaluasi pembelajaran belum maksimal
6
c. Sekolah belum mampu untuk meningkatkan tinkgat kompetensi pendidik baik
dari Pedagogik dan Profesional melalui pelatihan dan pengembangan profesi
d. Sekolah belum memiliki tengaga administrasi dan pustakawan, laboran yang
sesuai dengan latar belakang pendidikannya
6. Standar Pengelolaan
a. Misi belum sepenuhnya mendukung tercapainya Visi sekolah
b. Struktur organisasi belum dilengkapi dengan uraian tugas yang lengkap
c. Belum tersedianya SOP yang baku dalam pengelolaan manajemen sekolah
d. Baru 80% program sekolah terlaksana
7. Standar Pembiayaan
a. Belum ada insentif untuk kegiatan Remedial dan pengayaan bagi guru
b. Perhitungan gaji guru yang belum sesuai dengan kondisi sekarang
c. Belum terintegrasi dengan sistem keuangan sekolah
d. Laporan keuangan belum sepenuhnya transparan disampaikan kepada semua
pihak yang berkepentingan
8. Standar Penilaian
a. Baru 80% guru mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian
b. Baru 50% menggunakan teknik penilaian yang beragam
c. Teknik Penilaian belum secara lengkap dilakukan oleh guru masing-masing
7
Potensi dan karakteristik yang dimiliki SMK Nur El Falah diantaranya adalah:
1. Sumber Daya Manusia yaitu semua pendidik berlatar belakang minimal S-1,
dengan latar belakang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya, memiliki
komitmen untuk terus memajukan dan mengembangkan potensi yang
dimilikinya
2. Dukungan dan partisipasi masyarakat sangat tinggi
3. Adanya dukungan dari dunia usaha dan dunia industri
4. Potensi daerah yang berada di daerah pertanian dan industri memungkinkan
untuk pengembangan muatan lokal
2. Landasan Filosofis
Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh
dan berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitas sehingga hancur
perlahan-lahan seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK disusun untuk
mengemban misi agar dapat turut mendukung perkembangan kebudayaan pada arah
yang positif. Karena itu, kurikulum SMK harus memperhatikan beberapa hal mendasar
sebagai berikut:
1. Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan
pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.
2. Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun
pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
3. Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan bersama
peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
8
Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu mempertimbangkan perkembangan
psikologis peserta didik dan perkembangan/kondisi kehidupan sosial budaya
masyarakat.
9
program keahlian pada pendidikan menengah kejuruan semestinya dapat diterima dan
diapresiasi secara positif oleh berbagai kelompok masyarakat Indonesia.
3. Landasan Teoritis
Dua tokoh pendidikan kejuruan berbeda aliran sangat kuat mewarnai teori teori
pendidikan kejuruan dunia. Tokoh tersebut adalah Charles Prosser dan John Dewey.
Teori Prosser menyatakan bahwa Pendidikan Kejuruan membutuhkan lingkungan
pembelajaran menyerupai dunia kerja dan peralatan yang memadai sesuai kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan di dunia kerja. Agar efektif Pendidikan Kejuruan harus melatih
dan membentuk kebiasaan kerja sebagai suatu kebutuhan yang harus dimiliki bagi setiap
individu yang mau bekerja. Penguatan kemampuan dan skill kerja dapat ditingkatkan
melalui pengulangan cara berpikir dan cara bekerja yang efisien. Pendidikan Kejuruan
harus melakukan seleksi bakat dan minat. Guru Pendidikan Kejuruan akan berhasil jika
telah memiliki pengalaman sukses dalam menerapkan skill dan pengetahuan sesuai
bidang yang diajarkan. Kemampuan produktif sebagai standar performance
dikembangkan berdasarkankebutuhan industri sesuai actual jobs. Pendidikan Kejuruan
membutuhkan biaya pendidikan dan pelatihan yang harus terpenuhi dan jika tidak
sebaiknya tidak diselenggarakan.
10
"scientific-technical". Studi ini mengkaitkan cara-cara bekerja yang didukung
pengetahuan yang jelas dan memadai.
Dewey berargumen bahwa sekolah tradisional yang tumpul dan mekanistis harus
dikembangkan menjadi pendidikan yang demokratis dimanapeserta didik
mengeksplorasi kapasitas dirinya sendiri untuk berpartisipasi dalam segala aspek
kehidupan masyarakat. Dewey memberi wawasan bahwa sekolah harus mampu
melakukan proses transmisi dan transformasi budaya dengan peningkatan dan kesetaraan
posisi dalam ras, etnik, posisi sosial ekonomi di masyarakat.Setiap individu memiliki
pandangan positif terhadap satu sama lain. Pendidikan Kejuruan tidak hanya fokus pada
bagaimana memasuki lapangan pekerjaan, tetapi juga fokus pada peluang- peluang
pengembangan karir, adaptif terhadap perubahan lapangan kerja dan berbasis
pengetahuan atau ide-ide kreatif.
Selain dua teori induk Pendidikan Kejuruan yaitu Teori Efisiensi Sosial dari
Charles Prosser dan Pendidikan Vokasional Demokratis dari John Dewey, ada Teori Tri
Budaya sebagai pemikiran awal yang dapat digunakan untuk pengembangan kompetensi
kevokasionalan (Sudira, 2011). Teori Tri Budaya menyatakan Pendidikan Kejuruan akan
berhasil jika mampu mengembangkan budaya berkarya, budaya belajar, dan budaya
melayani secara simultan. Pendidikan Kejuruan dalam melakukan proses pendidikan dan
pelatihan harus membangun budaya berkarya, belajar, dan menerapkan hasil-hasil karya
inovatif sebagai bentuk-bentuk layanan kemanusiaan. Karya sebagai hasil inovasi belajar
harus digunakan untuk kesejahteraan bersama melayani orang lain.
11
Pendekatan pembelajaran yang diterapkan di SMK/MAK adalah pembelajaran
berbasis kompetensi. Pembelajaran yang membangun performa peserta didik “individual
ability to perform” mencakup penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara
terpadu. Pendekatan pembelajaran ini harus menganut pembelajaran tuntas (mastery
learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan
keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai profesinya. Agar peserta didik dapat
belajar secara tuntas, dikembangkan prinsip pembelajaran sebagai berikut.
Pendidikan Kejuruan sebagai pendidikan untuk dunia kerja sangat penting fungsi
dan posisinya dalam memenuhi tujuan kebijakan ketenagakerjaan.Kebijakan
ketenagakerjaan suatu negara diharapkan mencakup lima hal pokokyaitu: (1) memberi
peluang kerja untuk semua angkatan kerja yang membutuhkan; (2) pekerjaan tersedia
seimbang dan merata di setiap daerah dan wilayah; (3) memberi penghasilan yang
mencukupi sesuai dengan kelayakan hidup dalam bermasyarakat; (4) pendidikan dan
pelatihan mampu secara penuh mengembangkan semua potensi dan masa depan setiap
individu; (5) matching man and jobs dengan kerugian-kerugian minimum, pendapatan
tinggi danproduktif. Kebijakan ketenagakerjaan tidak boleh memihak hanya pada
sekelompok atau sebagian dari masyarakatnya. Jumlah dan jenis-jenis lapangan
pekerjaan tersedia, tersebar merata, seimbang, dan layak untuk kehidupan seluruh
12
masyarakat. Pendidikan kejuruan menjadi tidak efisien jika lapangan pekerjaan tidak
tersedia merata dan seimbang bagi lulusannya.
4. Landasan Yuridis
13
2. Sertifikat nomor Identitas Sekolah (NIS) dan Nomor Statistik Sekolah (NSS)
Nomor: 421.3/010/SMA.K-Disdikbud Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Pemerintah Kabupaten Serang Tanggal 05 Juni 2013
3. SK Penetapan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M)
Nomor 100/BAP-S/M-SK/XI/2016
4. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang
Nomor: 421.3/1388-Disdikbud.2013.2 pada tanggal 30 Mei 2013Tentang
pemberian Izin Kepada Yayasan Pondok Pesantren Nur El Falah untuk
mendirikan SMK Nur El Falah
B. Landasan Hukum
14
14. Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK;
15. Permendikbud No.20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Kelulusan /
SKL;
16. Permendikbud No.21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah;
17. Permendikbud No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan dasar dan
Menengah;
18. Permendikbud No.23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Dasar dan
Menengah;
19. Permendikbud No.24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar;
20. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Pendidikan Karakter;
21. Permendikbud No.20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada
Satuan Pendidikan Formal;
22. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh
Pemerintah dan Satuan Pendidikan;
23. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 330/D5/KEP/KR/2017 tentang KI dan KD;
24. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan;
25. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur
Kurikulum SMK;
26. Permendikbud RI No. 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan
SMK/MAK
27. Permendikbud RI No. 24 tahun 2016, tentang. Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar
28. Permendikbud nomor 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan karakter
pada satuan pendidikan formal
29. Kep. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
No.464/D.D5/KR/2018 tentang KI dan KD
15
30. Peraturan Dirjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No.
06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum keahlian SMK
31. Peraturan Dirjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No.
07/D.D5/KK/2018 tentang Struktur Kurikulum SMK
32. Peraturan Gubernur no 15 tahun 2015 tentang muatan lokal prov Banten
33. Pedoman Penilaian SMK tahun 2017 Direktorat Pendidikan Dasar dan
Menengah DITSMK Tahun 2017
34. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Nomor:
800/105-Dindikbud/2019 tentang Kalender Pendidikan
16
6. Digunakannya KTSP SMK/MAK secara konsisten sebagai acuan program
pembelajaraan oleh semua guru.
7. Dihasilkannya lulusan PMK dengan kualifikasi jenjang 2 KKNI untuk kompetensi
keahlian SMK/MAK program pendidikan 3(tiga) tahundan jenjang kualifikasi 3
KKNI untuk kompetensi keahlian SMK/MAK program pendidikan
4 (empat)tahun.
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta
didik secara utuh. KTSP SMK/MAK disusun agar semua mata pelajarann apat
menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Pengembangan Kompetensi secara Komprehensif
17
menjadikompetensi dasar. Kompetensi inti mata pelajaran menjadi unsur
pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua
kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
3. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
18
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan
nasional.
7. Tuntutan Dunia Kerja
19
pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan
individuyang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk
hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
20
BAB II
TUJUAN SMK NUR EL FALAH
21
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). Adapun prinsip pengembangan
Kurikulum SMK Nur El Falah ini dikembangkan mengacu pada Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada
panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP serta memperhatikan
pertimbangan Komite Sekolah.
B. Visi
C. Misi
Visi :
22
Terwujudnya Pendidikan dan Latihan Teknik Komputer Jaringan yang mampu
menghasilkan tamatan dengan kompetensi yang menunjang pengembangan
pembangunan daerah dan Nasional dalam menghadapi persaingan bebas dengan
landasan Iman dan Taqwa, menyiapkan angkatan kerja berkualitas dan mandiri.
Misi:
Misi Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK SMK Nur El Falah
adalah :
Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK SMK Nur El Falah
adalah :
a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik
b. Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab
c. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetisi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional
dalam bidang keahlian Teknik Komputer dan Jaringan.
23
d. Mendidik agar peserta didik memiliki keahlian dan ketrampilan dalam
program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan, agar dapat bekerja baik
secara mandiri atau mengisi pekerjaan yang ada di DU / DI sebagai tenaga
kerja tingkat menengah.
e. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi dan
mengembangkan sikap profesional dalam program keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan
f. SMendidik peserta didik agar mampu membuka usaha secara
mandiri/sebagai wirausahawan dalam lingkup Teknik Komputer dan
Jaringan.
g. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi.
24
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SMK NUR EL FALAH
A. Struktur Kurikulum
Muatan Nasional terdiri atas enam Mata Pelajaran yaitu: (1) Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti; (2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (3) Bahasa Indonesia;
(4) Matematika; (5) Sejarah Indonesia; (6) Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya.
Muatan Kewilayahan berisi dua Mata Pelajaran yaitu: (1) Seni Budaya dan (2)
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri
atas tiga subkelompok, yaitu: (1) Dasar Bidang Keahlian; (2) Dasar Program Keahlian;
(3) Kompetensi Keahlian.
Pada struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah berisi sejumlah mata
pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik. Mengingat perbedaan individu
sudah barang tentu keluasan dan kedalamannya akan berpengaruh terhadap peserta didik
pada setiap satuan pendidikan kurang lebih 48 jam pelajaran setiap minggu. Untuk
mencapai kompetensi keahlian, dimanfaatkan mata pelajaran lain yang dianggap penting
dan yang tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar
Isi. Dengan adanya tambahan waktu, satuan pendidikan diperkenankan mengadakan
penyesuaian-penyesuaian. Tambahan maksimum empat jam pelajaran dapat
dioptimalkan untuk membantu mengatasi kesulitan dalam proses pembelajaran .
25
pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Dalam struktur Kurikulum 2013
Revisi Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan yang diterapkan oleh SMK
Nur El Falah adalah sebagai berikut:
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 2
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2
4 Matematika 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3
6 Bahasa Inggris 3 3 3 3 4
Jumlah A 19 19 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 2 2 2 2
Jumlah B 5 5 2 2 0
C. Muatan peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 -
2 Fisika 3 3 -
3 Kimia 3 3 -
C2. Dasar Program Keahlian
1 Sistem Komputer 2 2
2 Komputer dan Jaringan Dasar 2 2
3 Pemrograman Dasar 3 3
4 Dasar Desain Grafis 2 2
C3. Kompetensi Keahlian
26
1 Teknologi WAN 4 4
2 Administrasi Infrastruktur Jaringan (AIJ) 6 6 6
3 Administrasi Sistem Jaringan (ASJ) 6 6 8
4 Teknologi Layanan Jaringan (TLJ) 6 6 6
5 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 3 3 3
Jumlah C 18 18 25 25 23
Muatan Lokal
1 Bahasa Arab 2 2 2 2 2
2 Akidah Akhlak 2 2 2 2 2
3 Fiqih 2 2 2 2 4
4 Bimbingan Karir 2
Jumlah Mulok 6 6 6 6 10
TOTAL JAM 48 48 48 48 48
Adapun Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)
mata pelajaran sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Nomor: 330/D.D5/KEP/KR/2017 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang
Keahlian (C), Dasar Program Keahlian (C2) dan Kompetensi Keahlian (C3).
27
3. Terpadu : Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan
satuanpendidikan, termasuk terpadu dengan dunia usaha dan industri.
4. Apresiatif : Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam
bentukpertunjukkan, lomba-lomba, pemberian penghargaan) di tingkat
satuanpendidikan dan daerah.
5. Fleksibel : Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan
danpengaturan waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisidan
karakteristik satuan pendidikan
28
b. Prinsip Kegiatan
1. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
2. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
3. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
4. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam
suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
5. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
6. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.
c. Format Kegiatan
1. Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta
didik secara perseorangan.
2. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh
kelompok-kelompok peserta didik.
3. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta
didik dalam satu kelas.
4. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta
didik antarkelas/antarsekolah/madrasah.
5. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti seorang
atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau
kegiatan lapangan.
d. Program
1. Jenis Program
a. Program Tahunan
29
Merupakan suatu bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan
dalam rentang waktu sekali dalam satu tahun, antara lain:
Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta Didik (LDKS),
pelaksanaan lomba (Paskibra, PMR, dll).
b. Program Semester yaitu suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu setengah tahun (6 bulan).
c. Program bulanan yaitu suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu sekali dalam satu bulan.
d. Program mingguan yaitu suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu sekali atau dua kali dalam
seminggu seperti kegiatan pramuka, PMR, Paskibra Olahraga
e. Program harian yaitu suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan setiap hari antara lain bersih bersih lingkungan.
2. Bimbingan Konseling
30
Pelayanan Bimbingan Konseling adalah yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik. Bimbingan
Karir dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal,
dalam mengembangkan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar,
terkait dengan pengembangan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
31
bidangpekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan
tersebut.
8. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karier.
9. Memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang
harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
Beban belajar yang diatur di SMK Nur El Falah menggunakan Sistem Paket yaitu
sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan
mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk
setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku di SMK Nur El Falah. Beban
belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam
pembelajaran (jp). Satu jam pembelajaran berlangsung selama 40 menit, dan satu
minggu diatur menjadi 48 Jam Pelajaran. Waktu belajar dimulai pada pukul 07.15 WIB
dan diakhiri pada pukul 13.05 WIB.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat
perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Jumlah jam tatap muka
yang tercantum dalam struktur kurikulum SMK Nur El Falahadalah sebagai berikut:
1 X 48 jp/minggu
2 XI 48 jp/minggu
3 XII 48 jp/minggu
32
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
dijelaskan bahwa Pengelolaan kegiatan akademik melibatkan semua warga sekolah
yaitu: Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, Komite Sekolah dan Peserta Didik. Sedangkan
pengelolaan kegiatan non akademis dapat melibatkan warga masyarakat. Sementara itu
yang berkaitan dengan input, proses, output dan pemanfaatan lulusan, sekolah perlu
menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan baik lembaga pemerintah maupun
swasta. Sejalan dengan pemikiran diatas maka sudah sewajarnyalah bila sekolah perlu
menyusun kerjasama dengan lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat.
Kerjasama di berbagai bidang antara lain:
1. Bidang Kurikulum
a. Kerjasama dengan CV. Mumtaz Global Mandiri dalam pelatihan guru
produktif TKJ serta menyelaraskan kurikulum sekolah dan Dunia
Usaha/Dunia Industri
b. Kerjasama dengan kepolisian setempat dalam melakukan Gerakan Disiplin
Sekolah
2. Bidang Hubin (Praktek kerja Lapangan)
a. Kerjasama dengan PT. Takagi
b. Kerjasama dengan PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamar)
c. Kerjasama dengan PT. Yume
d. Kerjasama dengan PT. Mitsuba
e. Kerjasama dengan PT. Bina Techindo Solution
f. Kerjasama dengan CV. Oxza Media Creative
g. Kerjasama dengan CV. Mulya Elcom
3. Bidang Kesehatan
Kerjasama dengan Dinas kesehatan dan puskesmas setempat dalam
melakukan suntik vaksin untuk Peserta Didik/i SMK Nur El Falah
4. Bidang Seni
Kerjasama dengan Kecamatan Petir untuk mengirimkan tim Paduan
Suara upacara Kemerdekaan.
33
5. Sertifikat Keahlian / Pelatihan Kompetensi
Kerjasama dengan PT. Bina Techindo Solution untuk Trainig Sertifikat
Mikrotik MTCNA.
6. Teaching Factory
a. Kerjasama dengan CV. Mumtaz Global Mandiri dalam pembuatan modul
Teaching Factory
b. Kerjasama dengan PT. Telkom untuk melakukan instalasi jaringan untuk
pembelaran Teaching Factory
b. Dasar
34
4. Perjanjian Kerjasama antara Menteri Tenaga Kerja dengan Menteri
Pendidikan Nasional C.Q. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan dan
Pendidikan Tinggi.
5. Surat ijin pendirian dan operasi Bursa Kerja Khusus di SMK Nur El Falah
c. Visi BKK
d. Misi BKK
e. Tujuan BKK
35
f. Program BKK
1. Mencari informasi tentang lowongan kerja di dunia usaha dan dunia indutri
baik lokal, nasional maupun internasional.
2. Menyiapkan dan menyediakan fasilitas/ sarana prasarana untuk tes kerja di
sekolah.
3. Menyusun program kerja dan konsultasi.
4. Menyiapkan sumber daya manusia( SDM ) dalam hal ini menyiapkan
peserta didik yang sedang dalam proses pendidikan.
5. Mengadakan dan menyiapkan pengembangan Karir baik Peserta Didik
maupun alumni.
6. Mendata Peserta Didik maupun alumni.
7. Kunjungan ke Dunia Usaha/ Industri.
8. Pelayanan Penempatan dan Penyaluran.
9. Mengadakan kontak/ komunikasi dengan alumi dan orang tua / wali Peserta
Didik.
10. Mengadakan kerjasama dengan Dunia Usaha / Industri baik mengenai
kontrak Kerja sama maupun dalam penyaluran tenaga kerja.
11. Mengadakan penelusuran tamatan.
12. Mengadakan evaluasi dan analisis hasil kegiatan.
Bursa kerja khusus (BKK) SMK Nur El Falah baik secara sepihak
maupun bersama-sama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri bersedia
36
bekerja sama dalam program pelatihan dan seleksi dalam perekrutan tenaga
kerja,
i. Pembiayaan BKK
k. Kepengurusan
1. Uraian
37
• Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B dapat
dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik
Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
• SMK/MAK menyelenggarakan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
bersama dengan institusi pasangan, yang memadukan secara sistematis dan
sistemik program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan
keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di institusi pasangan,
terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.
• Khusus untuk Madrasah Aliyah Kejuruan struktur kurikulum dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian
Agama.
Pelaksanaan PKL di SMK Nur El Falah Dilaksanakan dengan sistem blok selama
maksimal 3 bulan penuh Peserta Didik-Peserta Didik berada di DU/DI.
2. Prosedur PKL
3. Laporan PKL
38
G. Kriteria Ketuntasan Belajar
39
BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
NO MATA PELAJARAN KELAS X KELAS XI KELAS XII
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi
75 75 75
Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan
75 75 75
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 75 75 75
4 Matematika 75 75 75
5 Sejarah Indonesia 75 - -
6 Bahasa Inggris dan Bahasa
75 75 75
Asing Lainnya*)
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 75 - -
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga
75 75 -
dan Kesehatan
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi
75 - -
Digital
2 Fisika 75 - -
3 Kimia 75 - -
C2. Dasar Program Keahlian
1 Sistem Komputer 75 - -
2 Komputer dan Jaringan Dasar 75 - -
3 Pemrograman Dasar 75 - -
4 Dasar Desain Grafis 75 - -
C3. Kompetensi Keahlian
1 Teknologi WAN - 75 -
2 Administrasi Infrastruktur
- 75 75
Jaringan (AIJ)
3 Administrasi Sistem Jaringan
- 75 75
(ASJ)
4 Teknologi Layanan Jaringan
- 75 75
(TLJ)
5 Produk Kreatif dan
- 75 75
Kewirausahaan
Muatan Lokal
1 Bahasa Arab 75 75 75
2 Akidah Akhlak 75 75 75
3 Fiqih 75 75 75
4 Bimbingan Karir - - 75
40
Prosedur untuk penetapan ketuntasan belajar adalah sebagai berikut:
Guru
Guru
Peserta Didik Peserta Didik meyerahkan Wali Kelas
Peserta didik melakukan
mengikuti mengikuti nilai kepada menulis nilai
memperoleh remedial
kegiatan Ujian (Ulangan wali kelas di Laporan
hasil Ujian Apabila
pembelajaran Harian, Tugas, pada akhir hasil Belajar
dibawah KKM
dll) semester
H. Kenaikan Kelas
1. Deskripsi
Kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan bahwa peserta didik telah
kompeten dan berhak melanjutkan ke jenjang kompetensi-kompetensi tahun
selanjutnya. Pernyataan kompeten atau yang berarti dapat melanjutkan, ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kinerja peserta didik yang meliputi aspek :
1. Akademik : sesuai dengan KKM
2. Non akademik :
a. Kehadiran ≥ 90%
b. Sikap/kepribadian minimal B
Kriteria Kenaikan Kelas bagi peserta didik di SMK Nur El Falah apabila memenuhi
syarat:
1. Telah menyelesaikan semua program pembelajaran yang menjadi bebannya
2. Nilai Pendidikan Agama dan PPKn harus telah mencapai KKM
3. Diperbolehkan ada 3 mata pelajaran yang belum KKM, tetapi program
pembelajaran lainnya telah mencapai KKM
4. Mempunyai nilai sikap minimal B pada penilaian akhir untuk mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok estetika dan kelompok
pendidikan jasmani dan olahraga
5. Dewan guru menyatakan bahwa Peserta Didik yang bersangkutan memiliki
kepribadian baik.
41
Hadir di kelas minimal 90 % dari total pembelajaran yang diberikan oleh guru
pada semester tersebut
2. Pelaksanaan Penilaian
42
f. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan
dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan.
g. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik
selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk
deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.
43
• Apabila sampai batas waktu yang telah ditentukan siswa belum
melaksanakan remedial , maka bidang akademik dan wali kelas berhak
menulis nilai siswa yang bersangkutan dengan nilai sebelum remedial
secara permanen pada Buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik
3. Teknis pelaksanaan remedial
• Pelaksanaan remedial juga dapat dilakukan setelah peserta didik
mempelajari KD tertentu
• Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat
ketuntasan dalam mencapai SK yang terdiri dari beberapa KD, maka
pelaksanaanya remedial juga dapat dilakukan setelah peserta didik
menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan
atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan
yang terdiri dari beberapa KD. Peserta didik yang belum mencapai
penguasaan SK tertentu , maka perlu mengikuti program remedial
• Bentuk pelaksanaan remedial dapat dilakukan peserta didik dengan
cara :
1. Mengikuti pembelajaran ulang yang diberikan guru dengan metode
dan media yang berbeda
2. Mengikuti bimbingan secara khusus yang diberikan guru , misalnya
bimbingan perorangan
3. Mengerjakan tugas – tugas latihan secara khusus yang diberikan oleh
guru
4. Mengikuti kegiatan tutorial yang diberikan teman sekelasnya yang
memiliki kecepatan belajar yang lebih baik sesuai dengan dengan
arahan yang diberikan oleh guru pada mata pelajaran yang
bersangkutan
• Hasil belajar yang menunjukan tingkat pencapaian kompetensi melalui
penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian
proses diperoleh melalui postes , tes kinerja , observasi dan lain – lain .
sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan harian , ulangan
tengah semester dan ulangan akhir semester.
44
• Jika peserta didik tidak lulus karena hasil penilaian hasil , maka peserta
didik yang besangkutan hanya mengulang tes tersebut dengan
pembelajaran ulang jika diperlukan . Namun apabila ketidaklulusan
peserta didik akibat penilaian proses yang tidak diikuti ( misalnya
praktik , diskusi / presentasi kelompok ), maka sebaiknya peserta didik
mengulang semua proses yang harus diikuti.
• Nilai hasil remedial yang diperoleh peserta didik tidak melebihi nilai
KKM yang telah ditetapkan.
b. Pengayaan
1) Ketentuan pelaksanaan pengayaan
• Pembelajaran pengayaan merupakan kegiatan peserta didik yang melampaui
persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak dilakukan
oleh semua peserta didik
• Pembelajaran pengayaan memberikan kesempatan bagi peserta didik yang
memiliki kelebihan sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan bakat
serta mengoptimalkan kecakapannya,
• Bentuk pengayaan dapat berupa belajar mandiri berupa diskusi , tutor sebaya
, membaca dan lain – lain yang menekankan pada penguatan KD tertentu
dan tidak ada penilaian di dalamnya
2) Teknis pelaksanaan pengayaan
45
4. Prosedur Laporan Hasil Belajar
Guru Mata
Peserta Pelajaran Wali Kelas Wali Kelas
Didik melaporkan Peserta ddik
mengisi menyerahka Wali Siswa
mengikuti hasil Nilai mengembali
Laporan n Laporan Mengetahui
Ulangan Sikap, hasil Belajar kan Buku
Hasil Belajar hasil belajar
harian,Penili Pengethuan dari Guru Laporan
kepada Wali peserta didik
an Akhir dan Mata Hasil Belajar
Siswa
Semester Keterampila Pelajaran
n Peserta
Didik
Kriteria Kenaikan Kelas bagi peserta didik di SMK Nur El Falah apabila
memenuhi syarat:
I. Kelulusan
Kelulusan peserta didik dari SMK Nur El Falah menggunakan ketentuan yang
tercantum dalam PP nomor 32 tahun 2013 pasal 72 ayat 2 dan Permendikbud No.57
46
Tahun 2015 Tentang Penilain Hasil Belajar ditentukan oleh sekolah berdasarkan rapat
dewan guru dengan menggunakan Kriteria sebagai berikut:
2. Target Kelulusan
Target kelulusan yang harus dicapai dalam satu tahun pelajaran 2019/2020 adalah :
Keterserapan lulusan di dunia kerja tentu saja tidakan akan terlepas dari apa yang
telah dilakukan oleh sekolah terhadap peserta didik ketika program pendidikan dan
pelatihan berlangsung selama peserta didik berada di sekolah . untuk itu diperlukan juga
program sekolah yang dapat mempertajam implementasi kinerja sekolah menengah
kejuruan sebagaimana prinsip – prinsip pendidikan kejuruan , diantaranya :
47
a) Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih
merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.
b) Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas –
tugas latihan dilakukan dengan cara , alat dan mesin yang sama seperti yang
ditetapkan di tempat kerja
c) Pendidikan kejuruan akan efektif jika dia melatih seseorang dalam kebiasaan
berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan oleh pekerjaan itu sendiri
d) Pendidikan kejuruan dapat memperhatikan permintaan pasar .
e) Membentuk tim trauma centre yang terdiri dari : Wakil kepala bidang
kesiswaan, guru BK, Pembina OSIS, dan Wali kelas. Tugasnya adalah
menangani siswa yang belum lulus sehingga tidak berputus asa dan
mengarahkan untuk tetap bersemangat untuk meraih kelulusannya baik
melalui paket C maupun mengulang ujian di tahun berikutnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.Mendorong siswa untuk bisa mengukur hasil belajar
di kelasXII sehingga peserta didik yang belum lulus tersebut dapat mengikuti
ujian pada tahun berikutnya.
Selain itu bagi yang telah lulus sekolah mengupayakan program setelah lulus
diantaranya:
1. Membuka seluas – luasnya jaringan kerja dengan pihak dunia usaha dan
industri.
2. Meningkatkan efektivitas pendidikan dan pelatihan yang dilakukan di
internal sekolah
3. Mempertajam kinerja bimbingan dan konseling terutama dalam hal
penelusuran tamatan.
4. Terus memberikan informasi lowongan kerja dan informasi lainnya baik
melalui forum alumni maupun pengumuman di sekolah
48
sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha
mandiri (penjelasan Pasal 26 ayat (3) UU Nomor 20 Tahun 2003).
49
- Keasadaran akan potensi diri
- Kecakapan menggali informasi
- Kecakapan mengambil keputusan
- Kecakapan memecahkan masalah
- Kecakapan komunikasi lisan
- Kecakapan komunikasi tulisan
- Kecakapan kerjasama
- Kecakapan identifikasi variabel
- Kecakapan merumuskan hipotesis
- Kecakapan melaksanakan penelitian
- Kecakapan kejuruan
2. Nilai Pribadi/Living Values
- Kedamaian/peace
- Kehormatan/respect
- Kerjasama/cooperation
- Kebebasan/freedom
- Kebahagiaan/happiness
- Kejujuran/honesty
- Kerendahan hati/humility
- Kecintaan/love
- Tanggungjawab/responsibility
- Kesederhanaan/simplicity
- Toleransi/tolerance
- Kesatuan/unity
3. Karakteristik Kompetensi Masyarakat Global
- Membaca
- Menulis
- Berhitung
- Belajar sepanjang hayat
- Mengelola informasi
- Mengelola sumber daya
- Mengelola hubungan sosial
- Mengelola diri
50
- Bersikap fleksibel
- Memecahkan masalah
- Mengambil keputusan
- Beradaptasi
- Berfikir kreatif
- Memotivasi diri
- Menyusun pertimbangan
- Berkomunikasi lintas budaya
- Bekerja dalam tim
- Melakukan negoisasi
- Memecahkan konflik
- Kesadaran perbedaan nilai
- Kesadaran perbedaan norma sosial
- Kemampuan berbahasa asing
4. Pendidikan Karakter
1. Knowing the good, yakni siswa tidak hanya tahu tentang hal-hal yang
baik tetapi siswa harus memahami mengapa melakukan hal itu.
2. Feeling the good, yakni membangkitkan rasa cinta siswa untuk melakukan
hal yang baik, siswa dilatih untuk merasakan efek dari perbuatan yang
baik dilakukannya.
51
3. Acting the good, yakni siswa dilatih untuk berbuat mulia, berbuat sesuatu
yang baik itu harus melalui pelatihan (Halking, 2010, hlm. 56).
52
Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
16. kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melakssiswaan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
negara dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
19. Percaya diri Percaya akan kekuatan dirinya sendiri, berani melakukan
tindakan yang sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri.
20. Memahami Menyadari kekurangan dirinya sendiri, terus mau belajar
kekurangan dan dan bekerja sama untuk mengatasi kekurangannya, juga
kelebihan diri menyadari kelebihan dirinya untuk belajar dan bekerja
secara lebih tepat.
21. Memiliki jiwa Menyadari kemampuan dan skill yang dimiliki dan
wirausaha dikuasainya, memiliki program berwirausaha walau
diterima kerja di Dunia Usaha yang menjanjikan.
Sumber: Kemdikbud (2010: 9) dan sumber lain.
Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan
yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi,
dan lain-lain. Sumber lain mengatakan bahwa Keunggulan lokal adalah hasil bumi,
kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia
atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah (Dedidwitagama,2007). Dari kedua
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu
proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi
produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan
komparatif.
53
sebaliknya. Di samping dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia, proses dan realisasi
keunggulan lokal juga harus memperhatikan kondisi pasar, para pesaing, substitusi
(bahan pengganti) dan perkembangan IPTEK, khususnya perkembangan teknologi.
Proses dan realisasi tersebut akan menghasilkan produk akhir sebagai keunggulan lokal
yang mungkin berbentuk produk (barang/jasa) dan atau budaya yang bernilai tinggi,
memiliki keunggulan komparatif, dan unik.
Sumber daya alam (SDA) adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air, dan
dirgantara yang dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan hidup. Contoh bidang
pertanian: padi, jagung, buah-buahan, sayur-sayuran dll.; bidang perkebunan: karet,
tebu, tembakau, sawit, coklat dll.; bidang peternakan: unggas, kambing, sapi dll.; bidang
perikanan: ikan laut, ikan air tawar, rumput laut, tambak, dll. Contoh lain misalnya di
provinsi Jawa Timur memiliki keunggulan komparatif dan keragaman komoditas
hortikultura buah-buahan yang spesifik, dengan jumlah lokasi ribuan hektar yang hampir
tersebar di seluruh di wilayah kabupaten/kota. Keunggulan lokal ini akan lebih cepat
berkembang, jika dikaitkan dengan konsep pembangunan agropolitan (Teropong Edisi
21, Mei-Juni 2005, h. 24). Agropolitan merupakan pendekatan pembangunan bottom-up
untuk mencapai kesejahteraan dan pemerataan pendapatan yang lebih cepat, pada suatu
wilayah atau daerah tertentu, dibanding strategi pusat pertumbuhan (growth pole).
54
gempa merupakan bangsa yang unggul dalam menghadapi gempa, sehingga cara hidup,
sistem arsitektur yang dipilihnya sudah diadaptasikan bagi risiko menghadapi gempa.
Kearifan lokal (indigenous wisdom) semacam ini agaknya juga dimiliki oleh penduduk
pulau Simeulue di Aceh, saat tsunami datang yang ditandai dengan penurunan secara
tajam dan mendadak muka air laut, banyak ikan bergelimpangan menggelepar, mereka
tidak turun terlena mencari ikan, namun justru terbirit-birit lari ke tempat yang lebih
tinggi, sehingga selamat dari murka tsunami. Pengertian transformatif artinya mampu
memahami, menerjemahkan dan mengembangkan seluruh pengalaman dari kontak
sosialnya dan kontaknya dengan fenomena alam, bagi kemaslahatan dirinya di masa
depan, sehingga yang bersangkutan merupakan makhluk sosial yang berkembang
berkesinambungan.
SDM merupakan penentu semua potensi keunggulan lokal. SDM sebagai sumber
daya, bisa bermakna positif dan negatif, tergantung kepada paradigma, kultur dan etos
kerja. Dengan kata lain tidak ada realisasi dan implementasi konsep keunggulan lokal
tanpa melibatkan dan memposisikan manusia dalam proses pencapaian keunggulan.
SDM dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDA, mencirikan identitas budaya,
mewarnai sebaran geografis, dan dapat berpengaruh secara timbal balik kepada kondisi
geologi, hidrologi dan klimatologi setempat akibat pilihan aktivitasnya, serta memiliki
latar sejarah tertentu yang khas. Pada masa awal peradaban, saat manusia masih amat
tergantung kepada alam, ketergantungannya yang besar terhadap air telah menyebabkan
munculnya peradaban pertama di sekitar aliran sungai besar yang subur.
3. Potensi Geografis
Objek geografi antara lain meliputi, objek formal dan objek material. Objek
formal geografi adalah fenomena geosfer yang terdiri dari, atmosfer bumi, cuaca dan
iklim, litosfer, hidrosfer, biosfer (lapisan kehidupan fauna dan flora), dan antroposfer
(lapisan manusia yang merupakan tema sentral). Sidney dan Mulkerne (Tim Geografi
Jakarta, 2004) mengemukakan bahwa geografi adalah ilmu tentang bumi dan kehidupan
yang ada di atasnya. Pendekatan studi geografi bersifat khas. Pengkajian keunggulan
lokal dari aspek geografi dengan demikian perlu memperhatikan pendekatan studi
geografi. Pendekatan itu meliputi; (1) pendekatan keruangan (spatial approach), (2)
55
pendekatan lingkungan (ecological approach) dan (3) pendekatan kompleks wilayah
(integrated approach). Pendekatan keruangan mencoba mengkaji adanya perbedaan
tempat melalui penggambaran letak distribusi, relasi dan inter-relasinya. Pendekatan
lingkungan berdasarkan interaksi organisme dengan lingkungannya, sedangkan
pendekatan kompleks wilayah memadukan kedua pendekatan tersebut.
A. Perfektif Reformasi
56
sistem, struktur dan proses pendidikan. Pendidikan dengan kebijakan dasar
sebagai kebijakan sosial tidak lagi cocok bagi pendidikan berwawasan global.
57
Untuk memasuki era globalisasi pendidikan harus bergeser kearah
pendidikan yang berwawasan global. Dari perspektif kurikuler pendidikan
berwawasan global berarti menyajikan kurikulum yang bersifat interdisipliner,
multidisipliner, dan transdisipliner. Berdasarkan perspektif reformasi,
pendidikan berwawasan global berarti menuntut kebijakan pendidikan tidak
semata-mata sebagai kebijakan sosial, melainkan suatu kebijakan yang berada
di antara kebijakan sosial dan kebijakan yang mendasarkan pada mekanisme
pasar. Maka dari itu, pendidikan harus memiliki kebebasan dan bersifat
demokratis, fleksibel dan adaptif.
B. Perspektif Kurikuler
58
Adanya perbedaan kultur di antara masyarakat atau kelompok-kelompok dalam
masyarakat
Adanya kenyataan bahwa kehidupan dunia itu memiliki berbagai keterbatasan
antara lain dalam wujud ketersediaan barang-barang kebutuhan yang jarang.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan yang jarang tersebut tidak mustahil dapat
menimbulkan konflik-konflik.
Maka dari itu, perlu adanya upaya untuk saling memahami budaya yang lain.
Berdasarkan perspektif kurikuler ini, pengembangan pendidikan berwawasan global
memiliki implikasi kearah perombakan kurikulum pendidikan. Mata pelajaran dan mata
kuliah yang dikembangkan tidak lagi bersifat monolitik melainkan lebih banyak yang
bersifat integratif. Dalam arti mata kuliah lebih ditekankan pada kajian yang bersifat
multidisipliner, interdisipliner dan transdisipliner.
59
berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan
pendapatan dalam kegiatan usahanya. Pakar kewirausahaan Peter F. Drucker (dikutip
dalam Jayadi, 2010), mengartikan kewirausahaan sebagai kemampuan dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Dalam pengertian ini, kewirausahaan
terkait erat dengan kemampuan kreasi dan inovasi. Kemampuan wirausahawan adalah
menciptakan sesuatu yang baru atau berbeda dari yang lain, atau mampu menciptakan
sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Selanjutnya Sudrajat (2011) menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki
karakter wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Wirausaha
adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya
dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Norman M. Scarborough dan Thomas
W. Zimmerer (dikutip dalam Sudrajat, 2011) mengatakan “An entrepreneur is one who
creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving
profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources
to capitalize on those opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki
kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan
sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat,
mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan
gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih
sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang
memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam
hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa
kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya.
Dari beberapa konsep di atas menunjukkan seolah-olah kewirausahaan identik
dengan kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business). Padahal menurut
Soeparman Soemahamidjaja (dikutip dalam Sudrajat, 2011), dalam kenyataannya
kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter wirausaha semata, karena karakter
wirausaha kemungkinan juga dimiliki oleh seorang yang bukan wirausaha. Wirausaha
mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan.
Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan
jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang
(opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup.
60
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi
semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan
penciptaan organisasi usaha. Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai
tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru
dan berbeda agar dapat bersaing (Sudrajat, 2011). Nilai tambah tersebut dapat diciptakan
melalui cara-cara sebagai berikut:
a. Pengembangan teknologi baru (developing new technology)
Contoh dari pengembangan teknologi baru yang mencolok salah satuny ialah
teknologi Handphone. Dulu awal terciptanya handphone, alat komunikasi
tersebut hanya dapat digunakan untuk melakukan panggilan dan komunikasi
lewat pesan singkat atau SMS. Namun kemudian teknologi pada handphone
dikembangkan lagi, sehingga dapat digunakan pula sebagai kamera. Kamera
pada handphone pun juga mengalami perkembangan, awalnya hanya
beresolusi VGA, kemudia 1 Megapixel, 3.2 Megapixel, sampai akhirnya
sekarang terdapat handphone dengan resolusi kamera 8 Megapixel. Teknologi
handphone pun semakin berkembang seiring dengan berkembangnya zaman,
dapat digunakan sebagai audio player, video player, browsing internet, dsb.
b. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
Salah satu contoh dari penemuan pengetahuan baru ialah dalam bidang
kesehatan dan kecantikan. Dulu satu-satunya hal yang berkaitan dengan
kesehatan ialah dokter dan tanaman obat-obatan keluarga atau disebut juga
dengan Toga. Namun sekarang seiring dengan ditemukannya pengetahuan
baru di bidang kesehatan, banyak pihak-pihak yang membuka usaha di bidang
kesehatan, seperti misalnya Terapi Reflexiology, Terapi Akupuntur, dll.
Begitu juga di bidang kecantikan, sekarang semakin banyak tersedia klinik-
klinik kecantikan yang menyajikan perawatan kecantikan sekaligus produk-
produk kecantikan. Hal tersebut merupakan pemanfaatan dari penemuan
pengetahuan baru yang berhasil dipraktekan di dunia usaha.
c. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing
products)
Salah satu contoh dari perbaikan produk misalnya adalah produk sampo.
Dulu sampo hanya sebatas membersihkan rambut saja, namun lambat laun
61
sampo memiliki manfaat lain seperti misalnya membersihkan ketombe,
melembutkan rambut, mengatasi kerontokan, menjaga warna rambut, dsb.
Selain itu perbaikan produk dalam bentuk jasa dapat dilihat dari bisnis karaoke
keluarga. Dulu untuk memilih lagu, konsumen harus mencari kode lagu di
buku lagu, dimana terdapat daftar ribuan lagi yang tertera di buku tersebut.
Namun sekarang sistemnya sudah terkomputerisasi, sehingga konsumen hanya
perlu memasukan judul lagu atau penyanyi di komputer, kemudian langsung
dapat memilih lagu yang diinginkan. Kedua contoh tersebut merupakan
praktek dari perbaikan produk yang sudah ada.
d. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang
lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways
of providing more goods and services with fewer resources)
Untuk contoh yang terakhir ini lebih banyak terdapat pada industry
manufaktur. Seperti misalnya dengan menciptakan mesin pembuat rokok, yang
dulu hanya menggunakan tenaga manusia, sekarang mesin rokok dapat
menghasilkan rokok lebih banyak dengan waktu yang lebih singkat. Meskipun
sekarang masih terdapat beberapa perusahaan rokok yang menggunakan
tenaga manusia untuk membuat rokok.
Di SMK Nur El Falah, terdapat beberapa Kompetensi Keahlian yang bisa dipilih
siswa disesuai dengan kemampuannya, Kompetensi Keahlian tersebut diantaranya :
Kompetensi Keahlian Akuntansi, Teknik Komputer dan Jaringan dan Teknik dan Bisnis
Sepeda Motor. SMK Nur El Falah ini merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang
masih merintis dan bertekad untuk turut serta dalam usaha memajukan pendidikan di
Indonesia dengan bertujuan menghasilkan para pekerja dan wirausaha yang mandiri
sesuai kebutuhan di era industri globalisasi.
Adapun mata pelajaran Pendidikan Kewirausahaan yang diterapkan di sekolah
tersebut. Untuk pengampu mata pelajaran Pendidikan Kewirausahaan. Karena guru yang
ditunjuk untuk mengajar mata pelajaran ini haruslah guru yang sudah mengerti
wirausaha dan mereka juga harus sudah mempunyai usaha atau bisa disebut juga mereka
adalah seorang wirausaha. Sehingga diharapkan dengan adanya guru yang kompeten dan
sudah mengaplikasi ilmu kewirausahaan yang meraka miliki dengan mendirikan
62
usaha yang dikelola sendiri, diharapkan nantinya peserta didik bisa belajar dengan orang
yang benar-benar ahli dibidangnya.
Selain itu, pertimbangan tersebut dilakukan karena untuk guru yang sudah
memiliki usaha sendiri diharapkan bisa memberikan contoh-contoh konkret kepada
siswa tentang bagaimana konsep dan prosedur kewirausahaan itu serta bagaimana
mengiplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap awal pendidikan
kewirausahaan ini disampaikan mengenai konsepnya seperti apa, biasanya konsep
kewirausahaan itu diajarkan oleh guru pada saat kelas XI (sebelas) dalam mata pelajaran
Produk Kreatif dan Kewirausahaan. Dimana siswa masih dalam tahap pengenalan, pada
tahap ini guru menanamkan sikap-sikap kewirausahaan kepada peserta didik. Agar
nantinya mereka memiliki sikap-sikap wirausaha, seperti : mandiri, jujur, kerja keras,
kreatif, inovatif, berani mengambil resiko, mampu membaca peluang dan masih banyak
lagi.
Setelah berlanjut ke kelas XII (dua belas) mereka diajarkan bagaimana membuat
proposal usaha atau bisa juga disebut dengan business plan (rencana usaha) yang
nantinya diharapkan dari rencana usaha yang dibuat oleh peserta didik nantinya rencana
itu bisa dijadikan pedoman dan direalisasikan oleh masing-masing peserta didik.
Kemudian mereka diterjunkan ke lapangan untuk melakukan praktek kewirausahaan
dengan cara peserta didik diberikan suatu produk yang kemudian nantinya mereka
ditugasnya untuk menjual produk tersebut. Adapun praktik kewirausahaan untuk
masing-masing Kompetensi Keahlian, akan dijelaskan satu per satu sebagai berikut :
63
Berbeda pula dengan yang diterapkan di Kompetensi Keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan, untuk implementasi pendidikan kewirausahaannya
mereka telah membuka usaha jasa internet dan pemasangan CCTV. Jadi ketika
ada teman, guru masyarakat sekitar, atau bisa juga pihak-pihak lain yang
berkepentingan yang membutuhkan bantuan untuk memasang internet dan
CCTV bisa menggunakan jasa servis panggilan yang mereka terapkan.
Selain dari bidang tersebut jasa perbaikan komputer , pembuatan aplikasi
dan robotic akan direncanakan pada program yang akan datang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat sekitar dan tuntutan era industri digital.
8. Gerakan Literasi
Gerakan Literasi merupakan gerakan pembiasaan sehingga menjadi
sebuah budaya. Gerakan literasi sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya
menumbukan budi pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya
membaca dan menulis sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat. Gerakan
literasi ini diantaranya Literasi Baca Tulis, Literasi Numerasi, Literasi Sains,
LIterasi Finansial, Literasi Digital dan Literasi Budaya dan Kewargaan.
Gerakan Literasi di SMK Nur El Falah diantaranya:
64
a. Membaca Juz Amma Sebelum Masuk
b. Jumat Bersih
c. Membaca Senyap 15 menit sebelum mulai Belajar
d. Lomba Kelas Bersih
65
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk
mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada
Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan
peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama stau tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.Pengaturan waktu
untuk kegiatan pembelajaran peserta didik di SMK Nur El Falahselama satu tahun ajaran
mengikuti / menggunakan Petunjuk Pelaksanaan kalender pendidikan propinsi Banten.
Sesuai dengan kalender Pendidikan Provinsi Banten tahun pelajaran 2019 / 2020
kegiatan Belajar dimulai pada tanggal 15 Juli 2019.Hari-hari pertama masuk sekolah
tanggal 15 s/d 17 Juli 2019 diisi dengan kegiatan-kegiatan :
1. Pertemuan antara orang tua peserta didik dengan sekolah untuk sosialisasi program
sekolah dan membuat kesepakatan-kesepakatan dalam rangka pelaksanaan Proses
Pembelajaran.
2. Peserta didik baru Kelas X kegiatan Masa Bimbingan Studi Peserta Didik yang
diantaranya berisi :
a. Wawasan Wiyata Mandala
b. Tata Krama peserta didik
c. Program dan Cara Belajar
d. Pengenalan Lingkungan Sekolah
e. Tata tertib Sekolah
f. Pengenalan Kegiatan Ekstra Kurikuler.
g. Perkenalan dengan teman sesama peserta didik, dengan Guru, Tata Usaha,
Komite Sekolah dan Pelaksana Sekolah
h. Kegiatan Olah Raga
i. Kegiatan Pramuka
66
3. Untuk peserta didik kelas XI dan XII melaksanakan kegiatan :
a. Pembenahan 5 K
b. Bakti Sosial
c. Penyegaran Mata Pelajaran
d. Diskusi Kelompok
e. Pemantapan Disiplin Sekolah
f. Kegiatan Ramadhan
67
No Tanggal, Bulan, Tahun Uraian Kalender Pendidikan
Penerimaan Peserta Didik Baru, Tahun Pelajaran
1 1 – 6 Juli 2019 2019/2020
Awal masuk sekolah dan masa pengenalan lingkungan
2 15 – 17 Juli 2019 sekolah
3 18 Juli 2019 Kegiatan belajar awal semester 1 (Ganjil)
4 12 Agustus 2019 Libur Nasional Hari Raya Idul Adha 1440 H
Libur Nasional Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
5 17 Agustus 2019 ke-74
Libur Nasional Hari Tahun Baru Islam 1 Muharram
6 1 September 2019 1441 H
Libur Nasional Peringatan Maulid Nabi Muhammad
7 10 November 2019 SAW 1441 H
8 2 – 12 Desember 2019 Penilaian Akhir Semester Ganjil
9 14 Desember 2019 Pembagian Raport Akhir Semester 1 (Ganjil)
10 16-31 Desember 2019 Libur sekolah akhir semester 1
11 1 Januari 2020 Libur Nasional Hari Tahun Baru Masehi
12 25 Januari 2020 Libur Nasional Tahun Baru Imlek
13 22 Maret 2020 Libur Nasional Hari Peringatan Isra Mi’raj 1441 H
14 25 Maret 2020 Libur Nasional Hari Raya Nyepi
USBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional)
15 16-24 Maret 2020 Tingkat SMA
16 6-8 April 2020 Ujian Nasional SMK
17 13-15 April 2020 Ujian Nasional SMA
18 20-22 April 2020 Ujian Nasional SMP
19 19 April 2020 Libur Nasional Hari Peringatan Wafat Isa Almasih
20 1 Mei 2020 Libur Nasional Hari Buruh Internasional
21 7 Mei 2020 Libur Nasional Hari Waisak
22 16 Mei 2020 Pengumuman Kelulusan
23 21 Mei 2020 Libur Nasional Hari Peringatan Kenaikan Isa Almasih
24 24 Mei 2020 Hari Raya Idul Fitri 1441 H
25 25 Mei 2020 Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1441 H
26 1 Juni 2020 Libur Hari Lahir Pancasila
68
27 8-18 Juni 2020 Penilaian Akhir Semeser Genap
28 27 Juni 2020 Pembagian Raport Semester Genap
29 29 Juni-11 Juli 2020 Libur semester 2 (Genap)
Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran
30 6-11 Juli 2020 2020/2021
31 13 Juli 2020 Permulaan Tahun Pelajaran 2020/2021
2. Jeda tengah
Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester
semester
3. Jeda antar
Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II
semester
69
Untuk satuan pendidikan sesuai
7 Hari libur
Maksimum 1 minggu dengan ciri kekhususan masing-
khusus
masing
Catatan:
a) Jumlah jam tatap muka disesuaikan dengan jumlah jam masing-masing
Mata Pelajaran/kompetensi yang tertera pada jadwal tatap muka, tiap
semester jumlah jam tatap muka satu mata pelajaran/kompetensi
kemungkinan berbeda.
b) Untuk menentukan jumlah jam dari masing-masing mata
pelajaran/kompetensi berdasarkan analisis/pemetaan kurikulum
implementatif yang telah divalidasi.
70
71
BAB V
PENUTUP
SMK Nur El Falah menyusun buku 1 kurikulum sekolah yaitu sebagai pedoman
operasional pelaksanaan pendidikan. Buku 1 Kurikulum SMK Nur El Falahdisusun
sesuai dengan landasan filosofis, soiologis, psikopedagogis, teoritis dan yuridis dalam
Kurikulum 2013 Revisi 2018. Penyusunan Kurikulum SMK Nur El Falah juga
disesuaikan dengan kondisi kekhasan lingkungan peserta didik dan sekolah pada
khususnya serta Indonesia pada umumya. Dengan adanya kurikulum yang dibuat oleh
sekolah ini, maka diharapkan menjadi salah satu pedoman operasional yang jelas bagi
seluruh warga sekolah dan pihak terkait sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan
secara optimal.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang program pembelajran dan penilaian perlu
memperhatikan standar proses dan standar penilaian. Semoga semua pihak yang telah
memberikan dukungan terhadap realisasi Kurikulum di SMK Nur El Falah ini dengan
improvisasi yang sesuai dengan berbagai hal dan kondisi yang berkembang dalam
pelaksanaannya dapat berjalan lancar. Semoga sukses SMK Nur El Falah, Sukses
Pendidikan Nasional, Sukses Pembangunan Nasional, Aamiiin.
Wassalam
72
Lampiran-lampiran
73