BAB I
PENDAHULUAN
bahan farmakope yang harus steril memenuhi syarat berkenaan dengan uji
sterilitas seperti yang tertera pada masing-masing monografi (untuk
penggunaan prosedur uji sterilisasi sebagai bagian dari pengawasan mutu di
pabrik, seperti yang tertera pada Sterilisasi dan Jaminan Sterilitas Bahan.
a. Prosedur Uji Inokulasi Langsung ke Dalam Media uji
Uji pada cairan, pindahkan cairan dari wadah uji menggunakan pipet
atau jarum suntik steril. Secara aseptik inokulasikan sejumlah tertentu
bahan dari tiap wadah uji ke dalam tabung media. Campur cairan dengan
media tanpa aerasi berlebihan. Inkubasi dalam media sesuai dengan
prosedur umum selama tidak kurang 14 hari. Amati pertumbuhan pada
media secara visual sesering mungkin sekurangnya pada hari ke-3 atau ke-
4 atau ke-5, pada hari ke-7 atau ke-8 dan pada hari terakhir masa uji. Jika
zat uji menyebabkan media menjadi keruh sehingga ada atau tidaknya
pertumbuhan mikroba tidak segera dapat ditentukan secara visual,
pindahkan sejumlah memadai media ke dalam tabung baru berisi media
yang sama, sekurangnya 1 kali antara hari ke-3 dan ke-7 sejak pengujian
dimulai. Lanjutkan inkubasi media awal dan media baru selama total
waktu tidak kurang dari 14 hari sejak inokulasi awal.
b. Prosedur Uji Menggunakan Penyaringan Membran
Jika teknik penyaringan membran digunakan untuk bahan cair yang
dapat diuji dengan cara inokulasi langsung ke dalam media uji, uji tidak
kurang dari volume dan jumlah seperti yang tertera pada pemilihan
spesimen uji dan masa inkubasi.
Peralatan unit penyaring membran yang sesuai terdiri dari satu
perangkat yang dapat memudahkan penanganan bahan uji secara aseptic
dan membran yang telah diproses dapat dipindahkan secara aseptik untuk
inokulasi ke dalam media yang sesuai atau satu perangkat yang dapat
ditambahkan media steril ke dalam penyaringnya dan membran diinkubasi
in situ. Membran yang sesuai umumnya mempunyai porositas 0,45m
dengan diameter lebih kurang 47mm, dan kecepatan penyaringan air 55
mL sampai 75 mL per menit pada tekanan 70cmHg. Unit keseluruhan
dapat dirakit dan disterilkan bersama dengan membrane sebelum
digunakan atau membrane dapat disterilkan terpisah dengan cara apa saja
4
memenuhi syarat. Jika disimpan dalam wadah tertutup kedap, media dapat
digunakan selama tidak lebih dari 1 tahun, dengan ketentuan fertilitas media
uji setiap 3 bulan dan indikator warna memenuhi syarat (Depkes RI, 1995).
Berikut merupakan komposisi masing-masing media serta manfaat
masing-masing komponen:
1. Thioglikolat cair (Fluid Thioglycolate Media)
Tabel 1.1 Tabel Bahan Media Thioglikolat Cair (Fluid Thioglycolate Media)
Nama Bahan Jumlah Fungsi
L-sistin P 0,5 Antioksidan
Agar 0,75 Nutrient dan konsistensi
NaCl 2,5 Bahan pengisotonis
Glukosa 5,5 Nutrient
Ekstrak Ragi 5,0 Nutrient
Digesti Pankreas Kasein P 15,0 Nutrient
Na-Tioglikolat/ 0,5 mL Antioksidan
Asam Tioglikolat 0,3 mL Antioksidan
Larutan Na-resazurin 1,0 mL Indikator redoks
Air 1000 mL
pH 7,1 ± 0,2
Cara pembuatan media di atas adalah sebagai berikut.
1. Dicampur dan dipanaskan semua bahan hingga larut.
2. Diatur pH larutan hingga setelah sterilisasi 7,1 ± 0,2, menggunakan
natrium hidroksida 1 N.
3. Jika perlu saring selagi panas menggunakan kertas saring.
4. Media ditempatkan dalam tabung yang sesuai, yang memberikan
perbandingan permukaan dengan kedalaman media sedemikian rupa
sehingga tidak lebih dari setengah bagian atas media yang mengalami
perubahan warna sebagai indikasi masuknya oksigen pada akhir masa
inkubasi.
5. Disterilisasi dalam autoklaf. Jika lebih dari sepertiga bagian atas terjadi
warna merah muda, media dapat diperbaiki satu kali dengan
pemanasan di atas tangas air atau dalam uap yang mengalir bebas
hingga warna merah muda hilang.
6. Media siap digunakan jika tidak lebih dari sepersepuluh bagian atas
media berwarna merah muda.Gunakanlah media Tioglikolat Cair untuk
inkubasi dalam kondisi aerob
(Depkes RI, 1995).
6
2. Thioglikolat alternatif
Tabel 1.2 Tabel bahan media thioglikolat alternatif
Nama Bahan Jumlah Fungsi
L-sistin P 0,5 Antioksidan
NaCl 2,5 Bahan pengisotonis
Glukosa 5,5 Nutrient
Ekstrak Ragi 5,0 Nutrient
Digesti Pankreas Kasein P 15,0 Nutrient
Na-Tioglikolat/ 0,5 mL Antioksidan
Asam Tioglikolat 0,3 mL Antioksidan
Air 1000 mL
pH 7,1 ± 0,2
Cara pembuatan medium di atas adalah: panaskan semua bahan dalam
wadah yang sesuai hingga larut. Campur, dan jika perlu, atur pH larutan
Saring jika perlu, tempatkan dalam tabung yang sesuai dan sterilisasi dengan
uap air. Media dibuat segar atau dipanaskan di tangas uap dan didinginan saat
akan digunakan. Gunakan Media Tioglikolat Alternatif dengan cara yang
menjamin kondisi anaerob selama masa inkubasi (Depkes RI, 1995).
3. Disaring jika perlu, dan bagikan dalam tabung yang sesuai. Sterilisasi
dengan uap air.
4. Gunakan Soybean-Casein Digest Medium untuk inkubasi dalam
kondisi aerob.
(Depkes RI, 1995).
Uji fertilitas dilakukan dengan cara menginokulasi duplo wadah tiap media
secara terpisah dengan 10 mikroba hingga 100 mikroba viable dari tiap galur yang
tertera dalam tabel, dan diinkubasi pada kondisi yang sesuai.Media uji memenuhi
syarat jika terjadi pertumbuhan yang nyata dalam semua wadah media yang
diinokulasi dalam kurun waktu 7 hari (Depkes RI, 1995).
Uji sterilitas dapat dilakukan dengan inokulasi langsung ke dalam media
uji atau dengan teknik penyaringan membran. Uji sterilitas dinyatakan tidak
absah, jika media uji menunjukkan respon pertumbuhan yang tidak memadai. Uji
sterilitas untuk bahan Farmakope, jika mungkin menggunakan penyaring
membrane, merupakan metode pilihan (Depkes RI, 1995).
8
Karena sifat bahan yang akan diuji bervariasi dan faktor lain yang
mempengaruhi pada waktu melakukan uji sterilitas maka perlu diperhatikan
ketentuan berikut dalam melakukan uji sterilitas.
1. Cara Membuka Wadah
Bersihkan permukaan luar ampul dan tutup vial dan tutup botol menggunakan
bahan dekontaminasi yang sesuai, dan ambil isi secara aseptic. Jika isi vial
dikemas dalam hampa udara, masukkan udara steril dengan alat steril yang
sesuai, seperti alat suntik dengan jarum yang dilengkapi bahan penyaring
untuk sterilisasi.
2. Pemilihan Spesimen Uji dan Masa Inkubasi
Untuk bahan cair, gunakan volume bahan dan media untuk setiap unit
dan jumlah wadah per media tidak kurang dari seperti yang tertera pada tabel
di bawah ini.
Tabel 1.5 Jumah Bahan Cair untuk Uji Sterilitas (Depkes RI, 1995)
Jika kuantitas isi cukup, bahan dapat dibagi dan ditambahkan pada kedua
media. Jika volume setiap wadah tidak cukup untuk kedua media, gunakan wadah
sejumlah dua kali. Untuk bahan selain cairan, uji 20 unit bahan dengan masing-
masing media. Untuk bahan yang hanya lumennya harus steril, bilas lumen
dengan sejumlah media yang sesuai hingga diperoleh kembali tidak kurang dari
15 mL media (Depkes RI, 1995).
9
Jika tidak dinyatakan lain, inkubasi campuran uji dengan media Fluid
Thioglycollate(FTM) atau FTM alternative selama 14 hari pada 30-35°C dan
dengan Soybean Casein Digest(SCD) pada suhu 20-25°C (Depkes RI, 1995).
tahun, dengan ketentuan fertilitas media uji setiap 3 bulan dan indicator warna
memenuhi syarat (Depkes RI, 1995).
Komposisi Nutrien Agar per liter :Agar 15,0 gram, Peptone 5,0 gram,
NaCl 5,0 gram, Yeast Extract 2,0 gram, Beef Extract 3,0 gram. pH 7,4 ± 0,2
pada 25oC.Media ini digunakan untuk kultivasi dan pemeliharaan varietas
yang luas dari mikroorganisme. Pembuatan media nutrien agar yaitu :
1. Tambahkan komponen-komponen tersebut ke dalam air destilasi
atau deionisasi.
2. Tambahkan air destilasi atau deionisasi hingga volume 1,0 L.
3. Aduk hingga merata.
4. Panaskan sambil diaduk hingga mendidih.
5. Pindahkan ke tube atau labu.
6. Sterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada tekanan 15 lbs
suhu 121oC.
7. Media dituangkan ke cawan petri steril atau tube, tunggu hingga
dingin dan mengeras.
(Atlas, 2005)
Parameter uji sterilitas dapat dilihat dari nilai D, nilai Z, dan nilai F.
a. Nilai D
Nilai D adalah waktu (untuk pemaparan panas atau kimiawi) atau
dosis (untuk pemaparan radiasi) yang dibutuhkan populasi mikroba untuk
turun satu titik (penurunan 90%, atau satu unit logaritma). Nilai D dapat
dihitung secara sistematis:
U
D
log No - log Nu
5 min
D121 = 3,28 min
log (2x105 ) - log (6x103 )
Jadi pada 121oC, populasi mikroba berkurang 90% setiap 3,28 menit.
Nilai D telah ditentukan secara tepat untuk berbagai mikroorganisme
yang terdapat pada lingkungan tertentu (permukaan padat atau cair) pada
12emperature tertentu untuk sterilisasi panas, dan pada pemaparan langsung
pada penyinaran cobalt-60. Nilai D tidak dapat ditentukan secara tepat untuk
mikroorganisme yang terpapar pada zat gas seperti etilen oksida karena
interaksi panas yang kompleks, konsentrasi gas, dan kelembaban nisbi. Nilai
D untuk sterilisasi gas dihitung bila kemungkinan panas dan kelembaban
tetap konstan, hanya membedakan konsentrasi gas.
(Lachman dkk, 2008)
b. Nilai Z
Nilai Z adalah banyaknya derajat yang dibutuhkan (C atau F) untuk 1
log pengurangan dalam nilai D. Dapat dihitung dengan rumus:
T1 - T2
Z
log D1 - log D 2
8
N u antilog log 10 2 -
2
Nu = 10-2
Pentingnya nilai F0 dalam validasi siklus sterilitas bisa diringkas
sebagai berikut:
1. F0 menghubungkan efisiensi pembunuhan dari proses tersebut pada tiap
temperatur dengan efek pembunuhan yang dihasilkan pada temperatur
sterilisasi yang diinginkan, 1210C.
2. F0 memberikan nilai kuantitatif tunggal yang menggambarkan waktu
pemaparan panas dari siklus tersebut, dengan waktu mana produk itu
dipaparkan ekuivalen dengan 1210C.
3. F0 menggabungkan andil dari bagian pemanasan dan pendinginan profil
temperatur-waktu selama suatu siklus dengan efek kematian keseluruhan
dari panas terhadap mikroorganisme.
4. F0 jika digunakan untuk menggambarkan efek letal terhadap
mikroorganisme pada tempat terdingin dalam pensteril, menyatakan
perkiraan yang paling konservatif dari derajat pengrusakan
mikroorganisme, sehingga merupakan kondisi paling aman untuk
menentukan waktu siklus.
14
Paling tidak ada tiga faktor yang mempengaruhi nilai F0. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
a. Karakteristik wadah termasuk ukuran, geometri, dan koefisien
pemindahan panas
b. Volume dan viskositas produk
c. Ukuran dan konfigurasi dari muatan batch dalam pensteril
Persamaan F dapat digunakan untuk sterilisasi panas kering, walaupun
kebanyakan bahan yang disterilkan dengan pemanasan kering dapat
mengalami siklus waktu-temperatur pembunuhan besar-besaran.
(Lachman dkk, 2008)
15
BAB II
PROSEDUR KERJA
Bahan
a. Aquadest
b. Alkohol 70%
c. Media Tioglikolat Cair
d. Soybean-Casein Digest Medium
e. Medium Instant Nutrien Agar
Medium NA (nutrient agar) yang telah dibuat dalam cawan petri dibagi
menjadi 3 area yang sama besar dan diberi nomer 1-3.
Jarum ose dibakar pada nyala api bunsen hingga membara, kemudian
dicelupkan pada sampel sediaan.
Diamati dan dihitung ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba pada daerah
strick yang telah dilakukan.
20