Suksesi Udah Jadi
Suksesi Udah Jadi
PENDAHULUAN
Seperti yang telah dipelajari materi sebelumnya tentang sub topik ekosistem (bagian
topik ekologi) yang merupakan hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik
saling berkesinambungan untuk membentuk suatu sistem yang seimbang. Pada ekologi
memiliki hirarki/tingkatan komponen yang terdiri atas individu, populasi, komunitas,
ekosistem, biosfer dan bioma.Ekosistem di alam ini memiliki pola penyesuaian untuk
mempertahankan stabilitasnya yaitu dengan mengalami suatu perubahan.
Pada prinsipnya semua bentuk ekosistem akan mengalami perubahan bentuk baik
struktur maupun fungsinya dalam perjalanan waktu. Beberapa perubahan mungkin hanya
merupakan fluktuasi lokal yang kecil sifatnya,sehingga tidak memberikan arti yang
penting.Perubahan lainnya mungkin sangat besar/kuat sehingga mempengaruhi sistem secara
keseluruhan.
Selain itu perubahan ekosistem juga berdampak pada perubahan lingkungan hidup dan
masalah konservasi lingkungan hidup.Untuk itu perlu di kaji mengenai pengetahuan akan
konsep dasar suksesi, kajiaan pendekatan tentang suksesi, permasalahan dan contoh-contoh
suksesi, dan cara penanggulangan dan aplikasi solusi dari masalah- masalah suksesi
tersebut.Hal ini bertujuan agar insan biologi dapat menerapkan sedikit pengetahuannya akan
suksesi untuk mengurangi dampak negatif akibat suksesi yang telah terjadi.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dan konsep dari suksesi?
2. Apa saja pendekatan yang melatar belakangi konsep kajian Suksesi?
3. Apa yang dimaksud dengan konsep klimaks dari suksesi?
4. Jelaskan permasalahan- permasalahan yang berkaitan dengan suksesi!
5. Apa saja contoh-contoh dari suksesi ?
6. Jelaskan kaitan suksesi dan pertanian ?
7. Bagaimana dampak negatif dan positif dari suksesi?
1.3 TUJUAN
Dari perumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan definisi dan konsep suksesi;
2. Menyebutkan dan menjelaskan pendekatan kajian yang melatar belakangi konsep
Suksesi;
3. Mendeskripsikan konsep klimaks dari suksesi;
4. Menyebutkan dan menjelaskan dengan contoh-contoh permasalahan-
permasalahan yang berkaitan dengan suksesi;
5. Mendeskripsikan dampak negatif dan positif dari suksesi.
6. Menjelaskan kaitan suksesi dan pertanian.
7. Menjelaskan dampak positif dan negative dari suksesi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang
terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas
baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain. suksesi dapat
diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang.
Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
(Arianto Sam, 2008)
Pengertian suksesi adalah proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu
menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil. Proses suksesi akan berakhir apabila
lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil atau telah mencapai klimaks.
Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan telah memiliki homeostatis, sehingga mampu
mempertahankan kestabilan internalnya.(Admin,2010)
Sere
Suksesi
Suatu seri perubahan berurutan dan bertahap dari komunitas pada suatu wilayah
ekosistem tertentu
Klimaks
3
Pada prinsipnya semua bentuk ekosistem akan mngalami perubahan baik struktur
maupun fungsinya dalam perjalanan waktu.Beberapa perubahan mungkin hanya merupakan
fluktuasi local kecil sifatnya,sehingga tidak memberikan arti yang penting.Perubahan lainnya
mungkin sangat besar atau kuat sehingga mempengaruhi system secara keseluruhan.
Kajian perubahan ekosistem dan stabilitasnya memerlukan perhatian yang tidak sederhana,ini
meliputi aspek-aspek yang sangat luas seperti siklus materi / nutrisi ,produktivitas,konsep
energy,kaitannya dengan masalah pertanian dan juga dengan masalah konservasi.
Perubahan ekosistem ini pada dasarnya dapat di sebabkan berbagai penyebab utama yaitu:
Perubahan atau fluktuasi iklim dalam skala dunia yang meliputi ribuan tahun telah
memberikan reaksi penyusuaian dari ekosistem di dunia ini.Bentuk perubahan ini meliputi
perubahan dalamperioda waktu yang lama dari penyebaran tumbuhan dan juga hewan.yang
akhirnya sampai pada bentuk-bentuk ekosistem sekarang.
Faktor luar seperti api,penginjakan,atau polusi dapat menginduksi perubahan ekosistem baik
untuk sementara maupun waktu yang relative lama.
Ini merupakan suksesi ekologi,yang dapat di artikan sebagai perubahan dalam ekosistem
yang berkembang kearah pemasakan atau pematangan atau “ Steady state “.
4
Gambar 2.1 : Proses suksesi
Sudah di ketahui secara meluas bahwa apabila suatu kebun tidak di pelihara ,atau
lapangan rumput yang tidak pernah di potong secara teratur maka vegetasinya akan
mengalami perubahan yang tidak tetap terus menerus. Berbagai tumbuhan liar akan hidup
atau tumbuh dan mengubah sama sekali karakteristika dari vegetasi asalnya.Demikian juga
suatu lahan pertanian yang tidak di garap,maka herba,perdu dan pohon liar akan tumbuh
menguasai daerah atau lahan tersebut, dan apabila kondisi tanahnya memungkinkan vegetasi
akan berkembang membentuk komunitas hutan.
Perubahan yang sama akan terjadi pula pada lahan lahan yang terbentuk secara
alami,seperti delta,bukit pasir,daerah aliran lahar atau lava ,pada permulaannya tanah belum
matang,Nutrisi organic belum ada ,permukaan sangat terbuka dan kondisinya belum
menunjang kehidupan di atasnya.Akan tetapi apabila di ber waktu yang cukup lama ,lahan
lama kelamaan akan tertutup koloni-koloni tumbuhan yang kemudian ekosistem ini
berkembang.
Suatu komunitas tumbuhan akibat adanya longsor ,banjir,letusan gunung berapi dan
atau pengaruh kegiatan manusia akan mengalami gangguan atau kerusakan yang
parah.hancurnya komunitas tumbuhan ini akan menimbulkan situasi terbukanya permukaan
tanah,yang tadinya rimbun tertutup lapisan vegetasi / komunitas tumbuhan.keadaan ini
5
merupakan habitat baru yang bias di gunakan sebagai tempat hidup tumbuhan liar baik cepat
maupun lambat.
Yang pertama kali masuk biasanya berupa tumbuhan pelopor atau pionir yaitu
tumbuhan yang berkemampuan tinggi untuk hidup pada keadaan lingkungan yang serba ke
atas atau mempunyai berbagai factor pembatas, seperti kesuburan tanah yang rendah
sekali.Kekurangan atau ketiadaan air dalam tanah intensitas cahaya yang terlalu berlebihan /
tinggi dan sebagainya.
Kehadiran kelompok pionir ini akan menciptakan kondisi lingkungan tertentu yang
memberikan kemungkinan untuk hidup tumbuhan lainnya.Koloni tumbuhan pionir ini akan
menghasilkan proses pembentukan lapisan tanah .memecah batuan dengan akarnya dan
membebaskan materi organic ketika terjadi pelapukan dari tumbuhan yang mati.
Proses akan berkembang sesuai dengan perubahan waktu dan akan menciptakan
komunitas tumbuhan yang semakin lama semakin padat dan kompleks,mengarah pada
pematangan bentuk komunitas tumbuhannya.
Seluruh proses pematangan bentuk komunitas atau ekosistem ini di sebut suksesi.
6
AWAL VEGETASI KLIMAKS
(Pioner)
Proses suksesi
Perubahan vegetasi dapat pula mengarah pada penurunan jumlah jenis tumbuhan,
penurunan kompleksitas struktur komunitas tumbuhan. Hal ini terjadi biasanya akibat
penurunan kadar zat hara dari tanah, misalnya akibat degradasi habitat.Perubahan komunitas
tumbuhan mengarah ke yang lebih sederhana ini di sebut suksessi retrogresif atau suksesi
regresif.
Dalam hal suksesi retrogresif ini seluruh unsur perubahan yang di kemukakan oleh
Clements tetap berlaku,tetapi dengan arah yang berlawanan.
Gams (1918) mengemukakan bahwa suksesi bisa terjadi secara alami ,tetapi bisa juga
timbul karena perbuatan manusia.keduanya tidak berbeda secara mendasar. Hutan yang yang
hancur karena di tebang oleh manusia,atau di hancurkan akibat longsor atau angin topan ,
proses suksesi yang terjadi akan relative sama.
1. Suksesi dengan urutan normal,yang berasal dari adanya pengaruh terhadap vegetasi
yang terus menerus dan cepat.misalnya vegetasi rumput yang selalu terinjak-injak
ternak,dimamah biak,di jadikan tempat beristirahat ternak ,atau tempat guling-
gulingan ternak.kondisi vegetasi akan mengalami fasa perubahan masa ternak tetap
berada di tempat itu.
2. Suksesi dengan urutan berirama yang berasal dari gangguan berulang-ulang ,mugkin
siklis tetapi mempunyai interval waktu satu gangguan dengan gangguan
berikutnya.misalnya terjadi perubahan vegetasi karena adanya proses rotasi
dalampemanfaatan lahan pertanian.
3. Suksesi denga urutan katastrofik,yang terjadi secara hebat dan tiba-tiba, tidak
berirama, seperti meletusnya gunung merapi, gempa bumi, kebakaran, penebangan,
8
pengerinhan habitat akuatika,yang kesemuanya ini bisa menimbulkan dampak
katastrofik pada komunitas tumbuhan,yang kemudian cepat atau lambat akan diikuti
oleh suatu proses suksesi tumbuhan.
Perubahan vegetasi di alam sebenarnya bisa di bedakan dalam tiga bentuk umum yaitu:
Proses suksesi dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
a. Kolonisasi
9
Tahap awal dari suksesi adalah kolonisasi,selama tahap tersebut habitat yang
kosong dipenuhi oleh oragisme – organisme. Kolonisasi ini memerlukan : pertama,
bahwa organisme tersebut sampai dilokasi dan kedua, organisme tersebut menjadi
mantap disana. Kemampuan organisme untuk sampai pada suatu tempat tergantung
pada kemampuan dispersal individu tersebut dan isolasi yang ada pada daerah
tersebut.
b. Modifikasi Tempat
Dari tahap kolonisasi, organisme – organisme yang berdiam didaerah itu akan
mengubah sifat – sifat tempat tersebut. Koloni awal dari suksesi primer pada daerah
terestial biasanya adalah mikroorganisme – mikroorganisme tanah seperti misalnya
lichens (lumut kerak) yang meruakan kolonis permulaan dari bebatuan vulkanik.
Organisme ini akan mempengaruhi sifat – sifat batuan yang didiami.Merupakan
pengubahan sifat-sifat tempat (habitat) yang dilakukan oleh koloni makhluk hidup.
c. Variabilitas Ruang
Tahap berikut dari modifikasi ruang adalah peningkatan variablitas ruang
(spasial) habitat. Contohnya adalah Dryas drummndii adalah tanaman pembentuk
hutan yang terpentingpada suksesi awal di Alaska. Tumbuhan ini menghasilkan
gradient sifat tanah. Bahan organik tanah brvriasi pada bagian tengah hutandan pada
bagian tepi hutan.
Penutupan vegetasi ummnya berpengaruh pada perbaikan temperature, cahaya
dan evaporasi. Oleh karena transpirasi hutan akan cenderung menciptakan
kelembapan internal yang tinggi, kehilangan air dari organisme yang ada dihutan
mungkin akan berkurang. Temperature udara akan lebih rendah dalam tegakan
suksesi suksesi yang lebih tua.
Pada Suksesi terdapat dua jenis yaitu yang dikenal dengan suksesi primer dan suksesi
sekunder, yang membedakan antara suksesi primter dan suksesi sekunder terletak pada
10
kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi, dibawah ini penjelasan mengenai suksesi
primer dan suksesi sekunder :
1. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi ketika komunitas awal terganggu dan mengakibatkan hilangnya
komunitas awal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal tersebut akan
terbentuk substrat dan habitat baru.
a. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung
berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai.
b. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah,
batubara, dan minyak bumi.
Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang
pernah meletus pada tahun 1883.Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula
muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap
penyinaran matahari dan kekeringan.Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan
pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis
mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karna aktivitas
penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks
susunannya.Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan
subur.Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh.Bersamaan dengan itu tumbuhan
herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya.Kondisi demikian
tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.
Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terus mengadakan
pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah
menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh.Tumbuhan semak menaungi rumput dan
belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon
mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut
mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang
terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu.
11
Gambar 2.1.4 : Suksesi primer pada Pulau Anak Krakatau
12
Skema 2.1.4 : Proses suksesi primer
2. Suksesi Sekunder
Apabila dalam suatu ekosistem alami mengalami gangguan, baik secara alami ataupun
buatan (karena manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh
organisme yang ada sehingga dalam ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan lama
masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin
kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput
dengan sengaja. Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain
tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang
ditinggalkan tak terurus.
13
Gambar 2.1.4B : Suksesi sekunder karena kebakaran hutan
Kebakaran sering kali terjadi seiring dengan datangnya musim kering atau yang
dikenal juga dengan musim kemarau. Kebakaran dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor baik
yang disebabakan oleh kesalahan manusia maupun faktor kondisi alam, kebakaran yang
terjadi karena gejala alam sering terjadi di musim kemarau dengan suhu panas yang tinggi
memudahkan bahan organik kering mudah terbakar jika tersulut dengan api, bencana
kebakaran pun lebih banyak menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi setelahnya dan
bahkan menimbulkan kerugian material. Kebakaran tidak hanya terjadi di pemukinaan
masyarakat, kebakaran hutan juga sering kali terjadi di sebagian wilayah Indonesia, bencana
ini dapat melenyapkan ekosistem didalamnya. Tidak hanya hilangnya vegetasi hutan,
kerusakan habitat satwa dan sumber pakannnya juga mengakibatkan mereka harus bergerak
ke habitat lain.
Kebakaran pada tahun 2006 yang terjadi kawasan Taman Nasional Tanjung Puting
menghabiskan hampir 1/5 kawasan SPTN III, Resort Tanjung Harapan daerah Beguruh yang
sebagian besar vegetasinya hutan rawa gambut. Selain didaerah Beguruh kebakaran sering
terjadi di SPTN I, Resort Pondok Ambung yang berbatasan dengan perkebunan sawit.
Kebakaran yang terjadi dibelakang Stasiun Penelitian Pondok Ambung satu tahun yang lalu,
tepatnya tanggal 20 Februari 2008 menyebabkan hilangnya vegetasi yang ada di sana,
bencana yang menyebabkan hilangnya vegetasi seluas 6,6 ha yang terjadi akibat dari
kelalaian manusia yang didukung dengan kondisi cuaca.
Kebakaran yang terjadi dapat dikendalikan dan api berhasil dipadamkan dengan
kerjasama oleh berbagai pihak yang terkait dalam kurun waktu 5 jam, dalam proses
14
pemadaman kendala yang dihadapi terkait dengan peralatan yang digunakan untuk
pemadaman api. Dengan berjalannya waktu, hutan yang telah habis terbakar tersebut secara
perlahan akan terjadi proses suksesi sekunder dimana jenis-jenis vegetasi pioneer akan
tumbuh menggantikan vegetasi sebelumnya yang telah musnah, seiring dengan tumbuhnya
vegetasi pioner ini menggundang satwaliar seperti rusa untuk datang dan memakan daun
muda dan rumput yang terdapat disana. Proses suksesi akan terjadi bertahun-tahun untuk
mengembalikankondisi hutan dengan tumbuh jenis-jenis yang toleran terhadap cahaya.
Pada tanggal 20 Feb 2009, Tepat satu tahun kebakaran staf Pondok Ambung
melakukan kegiatan analisis dan identifikasi jenis-jenis tumbuhan yang dapat tumbuh
kembali di hutan yang telah terbakar, dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis
vegetasi yang tumbuh dalam proses suksesi, struktrur dan komposisi jenis sehingga dapat
menggambarkan kondisi hutan. Tidak hanya untuk jenis tumbuhan tingkat tinggi, data yang
diambil meliputi jenis paku-pakuan, semak dan jenis rumput-rumputan.Dari hasil kegiatan
yang dilakukan didapatkan data keragaman jenis di lahan terbakar, jenis yang dapat tumbuh
diantaranya beberapa jenis pohon, paku-pakuan, tumbuhan semak, rumput-rumputan dan
kantung semar.Kantung semar yang tumbuh dilahan terbakar adalah jenis Nepenthes
rafflesiana yang memiliki ciri bentuk kantong bawah oval dengan warna merah marun dan
memiliki dua sayap yang cukup lebar.Jenis paku-pakuan yang mendominasi tumbuh pada
lahan terbakar ialah jenis Gleichenia linearis dan Lycopodium cernuum.Pada tingkat vegetasi
semak jenis yang dapat tumbuh adalah Melastoma malabathricum, Ochthocharis
bornensis,Achasma coccineum Val. Blumea balsamifera dan Sesaraian.Dari suku rumput-
rumputan dapat ditemukan dua koloni suku poaceae dan Cyperaceae. Darisuku poaceae
ditemukan tiga jenis yaitu Digitaria ischaemum, Sorghum halepensedan Pennistrum
purpureum, sedangkan dari suku Cyperaceae ditemukan 4 jenis yaitu Eleocharis parvula,
Cyperus kyllingia, Cyperus distans dan Cyperus paniceus.
Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan misalnya di danau
dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan oleh tanah yang
terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini disebut eutrofik.
Telah dijelaskan bahwa akhir suksesi adalah terbentuknya suatu komunitas klimaks.
Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks sebagai berikut :
16
2.2 Pendekatan Dalam Kajian Suksesi
Sejalan dengan perkembangan dari ekologi umumnya maka dalam kajian suksesi ini pun
mengalami perkembangan,dan dapat di bagi dua periode pendekatan,yaitu pendekatan secara
lama atau tradisional di satu fihak dan pendekatan yang di tujukan untuk melengkapi atau
mengoreksi pendekatan lama berdasarkan konsep-konsep ekosistem yang mendasarinya di
fihak lain
Teori suksesi tradisional / lama ini sangat kaku,lebih di tekankan pada pola berpikir
deduktif dan pembuktian yang bersifat relative sangat sedikit kasus suksesi telah di kaji
secara rinci karena perubahan meliputi waktu yang panjang beberapa decade dan sulit
mengelola penelitian lapangan untuk waktu yang lama ini.
17
b. Pola Pendekatan Suksesi Modern
Akhir-akhir ini timbul suatu pemikiran bahwa dalam kajian suksesi harus di perhitungkan
pula segala aspek dari ekosistem untuk menggambarkan perubahan struktur dan fungsi
ekosistem suksesi ini.
Selama suksesi mencapai klimaks pola energy dalam ekosistem berubah secara
mendasar.perubahan ini di refleksikan dalam besaran standing crop dalam system.
a) Selama fase seral awal masukan energy ke ekosistem lebih besar dari yang
hilang.tumbuhan dan hewan komunitasnya berkembang ,mengakumulasi energy
sebagai biomasa.bebereapa standing crop atau tegakan yang ada meningkat
selama suksesi.
b) Ketika komunitas klimaks di kembangkan maka steady state tercapai.dalam
keadaan ini masukan energy ke ekosistem sama dengan energy yang
hilang.hasilnya perubahan tegakan adalah kecil.aliran energy melalui sistempada
fase klimaks adalah maksimum.
c) Bila ekosistem terganggu oleh factor luar,misalnya kebakaran .energi yang hil;ang
mugkin lebih besar dari masukan energy.dalam hal ini besaran tegakan dalam
system menurun.
d) Akumulasi energy sebagai biomasa selama suksesi palingbesar dalam ekosistem
daratan,tumbuhan terbesar membentuk komunitas klimaks .tegakkan berada
dalam maksimumnya meskipun ada sedikit fluktuasi.
e) Di ekosistem perairan ,terutama laut,komuntias kliamkas mungkin di nyatakan
oleh fitiplankton .ukurannya yang kecil berarti standing crcopnya relative rendah /
kecil,mungkin akumulasi dalam ekosistem rendah.tetapi laju metabolism tinggi
sehingga memungkinkanuntuk mempunyai produktivitas kotor yang tinggi.
B. Produktivitas
18
a) Dalam fase seral awal tumbuhna dominan berkecenderuingan untuk menjadi kecil
dan berumur pendek.bentuk tumbuhan ini meliputi tumbuhan
setahun,produktivitas bersihnya tinggi.Tumbuhnya yang kecil memerlukan energy
yang relative sedikit untuk pengelolannya.
b) Dalam fase seral akhir tumbuhan dominan berkecenderungan besar dan berumur
panjang,seperti pohon.ketika tumbuh esmpurna memerlukan bagian yang besar
dari produktivitas kotornya untuk respirasi dalam pengelolaan
tumbuhnya.organisme muda berada dalamlajupertumbuhan maksimum dan
dikarakterisasi oleh penurunan produktivitas bersih ketika dewasa.akibatnya
tumbuhan besar dan berumur panjang mempunyai periode kehidupan dalam
keadaan relative tidak produktif.halini terefleksikan dalam produktivitas dari
ekosistem secara keseluruhan.
C. Efisiensi Ekologi
Teori suksesi lama menyatakan bahwa proses suksesi membawa suatu komunitas
untuk mencapai efesiensi konversi energy yang maksimum.energi merupakan sumber
pembatas yang ekstrim bagi ekosistem,sehingga sangat logis apabila orang menduga
bahwa kematangan akan tercapai pada saat ketersediaan energy berada dalam keadaan
terbaik untuk bisa di manfaatkan. Padahal pemikiran ini bertentangan dengan apa yang di
ketahui tentang pola aliran energy dan produktiviotas.
Telah dinyatakan bahwa dalam suatu suksesi primer ,produktivitas kotor di mulai
dengan nol kemudian meningkat, tetapi peningkatannya tidak dapat tanpa batasnya
apabila produktivitas bersih menurun sampai mencapai klimaks,efesiensi konversi energy
menurun dalam fase seral akhir.
Penurunan efesiensi ekologi dari suatu ekosistem yang matang adalah fungsi dari pola
produktivitas dari tumbuhan besar,yang hidup dalam komunitas klimaks.tumbuhan
mempunyai adaptasi yang tinggi untuk dapat tumbuh dengan cepat ketika muda dan
peka,apabila telah besar dan mandiri maka rendahnya produktivitas bersih tidak menjadi
masalah lagi.
19
D. Struktur Trofik
Fase seral awal ada alternative mempunyai rantai makanan yang pendek.kerusakan
dapat terjadi dengan mudah ,apabila salah satu rantai hilang maka tidak ada alternative
pengaliran air lagi energy.begitu pelapisan dari ekosistem terbentuk dan versitas jenis
meningkat maka struktur trofilmenjadi lebih kompleks dan terbentuk jaring makanan.
Struktur trofil yang lebih kompleks menghasilkan ekosistem yang stabil. Berbagai
kemungkinan aliran energy tidak lagi menjadi masalah apabila salah satu dari mata rantai
rusak atau terganggu .rantai makanan detritus memegan peranan penting pada ekosistem
matang ini.
Teori lama memperkirakan bahwa suksesi menghasilkan komunitas yang stabil dan
siklus materi yang lebih efisien. Hal ini adalah benar untuk kebanyakan ekosistem
daratan,tetapi tidaklah demikian untuk ekosistem perairan.
Dalam setiap proses suksesi jumlah nutrisi yang bersiklus dalam setiap fase awal
adalah kecil.penimbunan dalam ekosistem juga kecil.Pertukaran nutrisi antara komponen
biotic dan abiotik terjadi cepat karena umur organismenya pendek.peranan detritus dalam
regenerasi dalam nutrisi kurang penting.fasa organic dari siklus kurang
berkembang,akibatnya nutrisi dapat bergerak ke dalam dan keluar dari system dengan
penuh mudah ,maka siklus nutrisinya terbuka.
Meningkatnya biomasa pada fase seral akhir berarti tingginya jumlah nutrisi yang di
simpan dalam system.Laju siklus nutrisi menjadilambat akibat system di domonasi oleh
organism yang umur panjang.Jumlah nutrisi yang di perlukan pada fase seral akhir ini
besar.tumbuhan besar dari komunitas klimaks mempunyai system akar yang luar biasa
yang sangat efektif dalam menyerap nutrisi.peranan detritus dalam regenerasi nutrisi
adalah penting.
Karaktersitika ini berarti bahwa system yang matang mempunyai kemampuan untuk
menahan nutrisi untuk waktu yang lama.masaorganik dari nutrisi adalah berkembang
dengan baik sehingga tidak banyak nutrisi di keluarkan dari perbatasan ekosistem.siklus
nutrisi menjadi lebih tertutup dan sempurna hal ini relative efisien dan keseimbangan
20
akan terbentuk.jumlah dan laju siklus nutrisi dalam suksesi di lautan dan biasanya sampai
menurun sampai klimaks,dengan demikian serekarekteristika ini berkembabg sebagai
hasil dari pengembalian nutrisi dari dasar yang tidak efisien.nutrisi di lepas dari organic
mati ke dasar perairan dan tidak di kembaliokan ke permukaan yang produktif.
Stratifikasi
Sere awal biasanya terdiri dari kelompok-kelompok tumbuhan pendek yang tidak
merata penyebarannya dan dengan pelapisan yang sederhana.suksesi berjalan terus
,tumbuhan yang lebih tinggi bentuk lapisan tambahan dan terjadi peneduhan.Koloni
tumbuhan lama menyingkir dari keteduhan dan diganti dengan jenis tumbuhan bawah
lainnya yang biasa hidup dibawah naungan perdu,suatu formasi hutan klimaks akhirnya
terbentuk dengan identifikasinya yang kompleks .untuk hutan tropika misalnya di kenal
dengan pelapisan dari kanopi pohon,lapisan perdu,dan lapisan dasar byang terdiri dari
lumut.
Pelapisan yang sama dari struktur dan fungsi terjadi selama suksesi di lautan dan
danau.produksi terjadi di lapisan permukaan sedangkan pengeruaian lebih banyak terjadi
pada dasar perairan.nutrisi di kembalikan ke permukaan akibat pengadukan oleh arus atau
angin.Dengan demikian meskipun ada perbedaan dalam pengendalian nutrisi ,rupanya
untuk semua ekosistem berkembang pelapisan dari struktur dan fungsi selama suksesi.
21
Keaneragaman Jenis
Peningkatan yang cepat dari jumlah jenis merupakan gambaran pada fasa awal suksesi
,banyak tumbuhan yang berkoloni .Gambaran pertama dari suksesi ,peningkatan
diversitas jenis cepat .dan fasa berikutnya laju peningkatan berjalan lambat.jumlah jenis
yang berbeda dalam ekosistem mungkin meningkat terusa sampai terbentuknya
komunitas klimaks.tetapi banyak pula terjadi penurunan keaneragaman sampai akhir dari
suksesi.
Penurunan keaneragaman ini terjadi akuibat kompetisi ,tumbuhan yang dominan pada
seral akhir besar-besar dan lebih kompleks,sejarah pertumbuhannya daripada tumbuhan
pada seral awal.Dengan demikian hasil dari kompetesi tidak banyak terbentuk ragam dari
jenis.pada suksesi dengan hasil akhir hanya terdiri dari beberapa jenis dominan,seral
intermedier mengandung jumlah yang maksimum.
Keaneragaman jenis dapat meningkat terus sebagai komunitas klimaks ,apabila struktur
dan energy yang tersedia mendukungnya.contoh yang baik adalah di tropika,hutan
penghujan tropika mempunyai struktur yang kompleks dan di dominasi berbagai jenis
tumbuhan serta di suplai oleh sejumlah energy yang melimpah berbagai habitat tercipta
dan terpakai sampai terbentuk klimaks.
22
SELALU ADA PERUBAHAN
POHON
homeostasis
TUA-MATI
Interaksi
Kompetisi
Toleransi
Populasi
Dominan
Teori tradisional menyatakan bahwa suksesi ekologi mengarah kepada suatu komunitas
akhir yang stabil yaitu klimaks. Fasa klimaks ini mempunyai sifat-sifat tertentu ,dan yang
terpenting adalah :
23
Pembentukkan komunitas klimaks sangat dipengaruhi oleh musim dan biasanya
komposisinya bercirikan spesies yang dominan. Berdasarkan pengaruh musim terhadap
bentuknya komunitas klimaks, terdapat dua teori sebagai berikut :
1. Teori monoklimaks
Dalam teorinya pada tahun 1916 clements menyatakan bahwa komunitas klimaks untuk
suatu kawasan semata-mata merupakan fungsi dari iklim.Dia memperkirakan bahwa pada
waktu yang cukup dan bebas dari berbagai, pengaruh gangguan luar suatu bentuk umum
mengatasi klimaks yang sama akan terbentuk untuk setiap daerah iklimyang sama .dengan
demikian iklim sangat yang menentukan batas dari formasi klimaks. Pemikiran ini di fahami
sebagai teori monoklimaks dan di terima secara luas oleh para pakar botani pada pertengahan
awal dari abad ini.
Clements dan para pendukungnya dari teori monoklimaks ini tidak melihat kenyataan
bahwa banyak sekali variasi lokal dalam suatu vegetasi yang telah berada dalam suatu bentuk
klimaks di suatu daerah iklim tertentu. Variasi-variasi ini oleh clements dianggap fasa seral
meskipun berada dalam keadaan stabil.clements menganut teori klimaks ini di dasarkan pada
keyakinan dan waktu yang panjang,di mana perbedaan-perbedaan local dari suatu vegetasi
akibat kondisi tanahnya akan tetap berubah menjadi bentuk vegetasi regiolnya apabila di beri
waktu cukup lama.
Penanaman-penanaman khusus di berikan untuk menggambarkan perbedaan-perbedaan
vegetasi local ini.istilah subklimaks di pergunakan untuk suatu fase seral akhir yang
berkepanjangan yang akhirnya akan berkembang juga ke bentuk klimaksnya.sedangkan
istilah “Disklimaks” di pakai untuk komunitas tumbuhan yang menggantikan bentuk klimaks
setelah terjadi kerusakan.
24
Skema 3.1.2 Proses terjadinya vegetasi klimaks paham monoklimaks
2. Teori Poliklimaks
Beberapa pakar biologi berpendapat bahwa teori monoklimaks terlalu kaku .Tidak
memberikan kemungkinan untuk menerangkan variasi lokal dalam suatu komunitas
tumbuhan.
Dalam tahun 1939 Tansley ,seorang pakar botani dari inggris,mengusulkan suatu
alternative yaitu teori poliklimaks,dengan teori ini memungkinkan untuk mendapat
mosaic Dari bentuk klimaks dari setiap daerah iklim.Dia menyadari bahwa komunitas
klimaks erat hubungannya dengan berbagai factor yang mempengaruhinya yaitu meliputi
tanah,drainage ,dan berbagai factor lainnya .teori poloklimaks mengenai kepentingan dari
iklim .tetapi factor-faktor lain hendaknya jangan di pandang sebagai fenomena yang
bersifat temporal.
25
poliklimaks ini ternyata pendekatannya tidak bersifat kaku,sehingga dapat di terima di
kalangan pakar secara luas.
Dalam tiga decade terakhir para pakar menyadari bahwa komunitas klimaks tidak di
tentukan oleh hanya satu atau beberapa factor pengontrol.Setiap komunitas merupakan
fungsi cdari semua factor lingkungan yang berinteraksi terhadapnya.seperti iklim,tanah,
topografi dsb.Dengan demikian sekian banyak bentuk klimaks akan terjadi akibat
kombinasi dari kondisi-kondisi tadi.perhatikan konsep factor holosinotik atau holismal.
Pemikran ini pertama-tama di formulasikan oleh R.H WHITaker tahun 1990an .Ia
menekankan bahwa komunitas alami teadaptasi terhadap seluruh pola dari factor
lingkungan.dan komunitas klimaks itu akan bervariasi secara teratur meliputi suatu region
dan merefleksikan perubahan factor-faktor (suhu,tanah,bentuk lahan dsb) secar
gradual,klimaks dari sewtiap itu.Pemikiran ini di kenal sebagai pola klimaks hipotesis
atau teori potensial biuotik.
Pada dewasa ini timbul tantangan-tantangan baru terhadap konsep-konsep klimaks ini.
Berbagai ahll percaya bahwa suksesi berkecenderungan membentuk ekosistem yang
kompleks dan lebih stabil,tetapi mereka merasakan bahwa karakteristika dari hasil akhir
perlu untuk dikaji kembali. Ini merupakan tantangan untuk kemajuan ekologi,dimana
pada dewasa ini telah masuk dal;am kajian yang modern dan tidak terbelenggu dalam
pola pemikiran yang bersifat filosofis serta deskriptif lagi.
a. Stabilitas
Konsep klimaks lama menyatakan secara tidak langsung suatu keadaan keseimbangan
dengan lingkungan,terutama yang di anggap penting adalah factor iklim.pendekata ini8
adalah lemah ,karena iklim sepertidi ketahui adalah teratur dan berfluktuasi ,terutama di
26
daerah temperate.Dengan demikian akan tidak mungkin untuk untuk suatu vegetasi
menjadi benar-benar sesuai dengan keadaan iklim itu,lain halnya dengan situasi di daerah
katulistiwa ,perubahan iklim relative tidak banyak terjadi.dengan demikian konsep ini
masih bisa di terima.Meskipun demikian untuk daerah iklim yang relatip stabil inipun
keseimbangan komunitas klimaks tidaklah absolute sifatnya,masih terjadi perubahan-
perubahan komposisi jenis akibat adanya migrasi atau perubahan anggota populasi.
Berdasarkan keadaan ini ,akan lebih realistis untuk menganggap fasa klimaks dari
suatu komunitas mencapai kestabilan yang relatip.perubahan-perubahan masih tetap akan
terjadi berdasarkan arah tertentu ,daloam hal ini mengikuti arah perubahan iklim.
Perbedaan yang penting antara fasa klimaks dengan fasa-fasa sebelumnya dalam laju
perubahnnya ,dalam fasa seral laju perubahan adalah cepat ,sedangkan dalam fasa
klimaks terjadi perubahan minimal.
b. Kemantapan
Kemantapan adalah pusat perhatian pola berfikir konsep lama fasa klimaks.sangat
sedikit komunitas yang benar-benar terllihat mantap baik struktur maupun komposisi
jenisnya. Mereka berkecenderungan menjadi terbatas atau di batasi oleh kondisi-kondisi
lingkungan yang kurang menunjang,seperti di padang pasir.
Komunitas klimaks umumnya mantap dalam hal strukturnya tetapi tidak dalam
komposisi jenisnya.misalnya formasi hutan seluruh berada di suatu daerah untuk ribuan
tahun,tetapi campuran dari pohon-pohon dominan dan asosiasi ktumbuhan dasarnya akan
merubah merefleksikan perubahan iklim
27
c. Suksesi dan Keteraturan
Untuk itu ada dua aspek penting yang perlu di ketahui yaitu:
Sekarang di yakini secra luas bahwa suksesi meliputi proses secara acak .H>A
Gleason (1926) seorang pakar ekologi amerika menyatakan bahwa dalam semua suksesi
dan komunitas dapat di terangkan sebagai hasil dari penyebaran dan pematangan individu
secara acak ,dia memperhitungkan bahwa gambaran teraturan perubahan susunan
jenis.yang terjadi dalam suksesi,pada lain refleksi dari lajunya kemampuan jenis likal
untuk dapat menguasai habitat.Dalam pandangan ini,komunitas dalah macam-macam
tumbuhan yang di dapatkan secara acak dan cocok terhadap sekitarnya.
Pendapat ini kebenarannya tidak di ragukan ,ternyata tumbuhan masuk dalam suatu
daerah akan berubah sebagaimana konbdisi lingkungan berubah,misalnya perybahan
kondisi tanah.
Apabila setiap komunitas adalah hasil dari proses acak dalam penyebaran
tumbuhan.Keteraturan dalam suksesi adalah di ragukan seperti telah diuraikan
terdahulu,sangat sedikit kajian yang mendalam di l;akukan untuk menelaah suksesi
primer,mengingat lamanya waktu yang di perlukan untuk melihat perubahan vegetasi
yang terjadi ,tetapi banyak pengalaman yang di dapatrt dari suksesi sekunder,invasi
terhadap lading yang tidak di garap oleh tumbuhan liar dapat di pelajari.Perubahan
struktur vegetasi,secara umum myang di mulai dari fasa gulama menjadi fasa belukar,
yang kemudian berakhir menjadi huitan yang banyak diketahui. Perubahan struktur
28
vegetasi secara umum dalah teratur dapat di perkirakan ,tetapi perubahan komposisi jenis
tumbuhannya mungkin tidak demikian.
Sekarang telah di pahami bahwa urutan komunitas yang ada dalam suksesi mungkin
bervariasi meskipun perubahan dalam strukturnya adalah teratur dan mengarah. Misal
urutan komunitas dalam hidroseres satu dengan hidroseres lainnya mungkin memberikan
pola yang tidak tentu atau berbeda.
Jenis keseimbangan
Suksesi ekologi nampaknya sebagai hasil dari penyebaran dsan pemantapan dari
individu-individu tumbuhan.halini akan lebih mudah di pahami bila di kaitkan dengan
strategi-strategi secara individual dari jenis-jenis tumbuhan dalam kehidupannya.
Strategi-strategi ini dapat di bagi dalam dua kelompok utama ,yaitu kelompok oportunis,
teradaptasi untuk menguasai daerah terbuka dan dalam ekosistem yang masih dalam
perkembangannya. Kelompok lainnya adalah kelompok keseimbangan.
a. Strategi Opertunis
1. Tumbuhan Pioner adalah Opertunis, teradaptasi untuk menguasai daerah terbuka,
menghasilkan sejumlah besar biji-biji yang mudah sekali menyebar.untuk itu mereka
harus produktif sekali dan pemanfaatan energinya ditujukan untuk penyebaran.
2. Jenis oportunis adalah kecil,hal ini di sebabkan produktivitas bersihnya diutamakan
untuk produksi biji,juga bagi mereka tidak di perlukan yumbuh menjadi besar
29
bentuknya.kompetisi di antara individu tumbuhan adalah minimal pada daerah yang
terbuka inbi.bentuk-bentuk yang tinggi tidak bermanfaat untuk habita seperti ini.
3. Jenis oportunis berumur pendek, Berupa tumbuhansetahun ,siklus hisdupnya
dilengkapi dalam satu musim tumbuhan,memungkinkan mereka untuk menyimpan
sejumlah energy dalm oragan produksi dan sebagian daripadanya dirubah untuk
menghasilkan tumbuhnya,Misa;lkan menghasilkan umbi,rimpang dll.yang tahan
terhadap perubahan lingkungan.
4. Jenis oportunis adalah generalis dapat bertleransi luas terhadap berbagai kondisi
lingkungan.terutama terhadap bentuk tanha,suhu,dan kelembapan.tetapi biasanya
memerlukan habitat terbuka dan tidak terlalu toleran terhadap peneduhan.
b. Strategi keseimbangan
1. Jenis keseimbangan merupakan jenis-jenis yang tumbuh dari fasa-fasa akhir dari
suksesi dan fasa klinmaks .beradaptasi untuk hidup pada lingkungan ,yang stabil dan
dapat diperkirakan.
2. Jenis keseimbangan dapat bersaing secara efektif melawan klimaks lainnya.untuk itu
harus merupakan jenis dominan.tumbuh tinggi dan berumur panjang.,tumbuhan
perennial jenis keseimbangan menyalurkan sebagian besar dari hasil produktivitas
bersihnya untuk membentuk dan mengelola tubuhnya yang besar.
3. Jenis Keseimbangan biasanya mempunyai kemampuan yang berupa dalm
penyebaran,menghasilkan sedikit biji yang relative besar-besar.dengan demikian
perluasan daerah penyebarannya rapat.
4. Jenis Keseimbangan adalah spesialis meguasai kondisi lingkungan tertentu ,mereka
akan mengan dalam kompetisi di lingkungan tertentu ,tetapi tidak dapat bertoleransi
untuk kondisi-kondisi lainnya.
Selama suksesi jenis-jenis oportunis secara bertahap akan dig anti oleh jenis-jenis
keseimbanga yang lebih lama.mempunyai dominasi ekoligi dan megusir tumbuhan pionir dan
peneduhannya.
30
2.5 Beberapa Contoh Suksesi
Beberapa contoh dinbawah ini akan memberikan gambaran dari proses suksesi ,baik
hidrosere maupun xerosere,dan memperlihatkan bagaiman terjadinya perubahan struktur dan
komposisi komunitas dari yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
31
Contoh suksesi yang bersifat xerosere di ambil dari letusan berapi yaitu dari gunung
berapi di hawai dan di kemukakan oleh Doty tahun 1967dan Atkinson pada tahun
1970.dan gunung Krakatau yang di kemukakan oleh Richard pada tahun 1964 dan juga
sebelumnya oleh Van borsum W th 1950 serta gunung Helens th 1980.
32
Gambar 2.5b : Gunung St. Helens Tahun 2008
33
atau kayunya.kesemua jenis tanaman ini mempunyai produktivitas bersih yang tinggi dan
hidupnya relative pendek.
Siklus nutrisi dari komunitas seral,seperti kegiatan pertanian ,merupakan suiklus yang
terbuka,dengan demikian kehilangan sejumlah nutrisi yang keluar dari system merupakan
jarak karakteristiknya,akibatnya penambahan sejumlah nutrisi ke dalam system adalah mutlak
di perlukan ,yaitu berupa pemupukan dan masukan materi lainnya.
Kegiatan pertanian memerlukan lahan-lahan baru ,membuka lahan baru ini berarti
mengembalikan komunitas ke fasa awal lagi.akibatnya tidak saja kehilangan jenis-jenis yang
sudah beradaptasi dengan baik terhadap dengan baik terhadap kondisi lingkungan yang
ada.tetapi juga menganggu siklus nutrisi yang di kembangkan oleh system secara skala
besar,yang akhirnya menganggu kematangan dari komunitas tersebut.
34
2.7 Dampak Negatif Dan Positif Dari Suksesi
Dampak Negatif :
1. Berbagai tumbuhan liar akan hidup atau tumbuh dan mengubah semua karakteristika
dari vegetasi asalnya.
2. Penurunan kadar zat hara dari tanah, misalnya akibat degradasi habitat.
3. Suatu komunitas tumbuhan akibat adanya longsor, banjir, letusan gunung berapi dan
atau pengaruh kegiatan manusia akan mengalami gangguan atau kerusakan yang
parah. Mengakibatkan tanah gersang, kehilangan nutrisi organik, permukaan sangat
terbuka dan kondisinya belum menunjang kehidupan di atasnya.
Dampak Positif :
1. Terjadinya suksesi proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju
ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil, Komunitas menjadi lebih kompleks.
2. Bagi Tumbuhan pioner, tumbuhan ini akan menciptakan kondisi lingkungan tertentu
yang memberikan kemungkinan untuk hidup tumbuhan lainnya. Koloni tumbuhan
pionir ini akan menghasilkan proses pembentukan lapisan tanah memecah batuan
dengan akarnya dan membebaskan materi organic ketika terjadi pelapukan dari
tumbuhan yang mati.
35
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi
pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang
berbeda dengan komunitas semula. Perubahan ekosistem ini pada dasarnya dapat di
sebabkan sebagai penyebab utama yaitu:
Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah
tercapai keadaan seimbang (homeostatis). Di alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu
suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi juga berkaitan dengan pertanian dimana
komunitas yang yang tidak stabil dikelola oleh manusia,secara ekologi di sebut pengelolaan
buatan yang bersifat non alami. Dampak dari adanya suksesi yaitu Mengakibatkan tanah
gersang, kehilangan nutrisi organik, permukaan sangat terbuka dan kondisinya belum
menunjang kehidupan di atasnya. Namun suksesi dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah
lingkungan yang lebih teratur dan stabil, komunitas menjadi lebih kompleks.
3.2 Saran
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas dapat diambil refleksi yang ditujukan pada
pembaca agar mengaplikasi konsep suksesi untuk diterapkan pada kehidupan kita sehari-hari
agar dapat meminimalisir dampak kerusakan alam.
36
DAFTAR PUSTAKA
http://abdan-marinescientis.blogspot.com/2011/04/evolusi-suksesi-dan-faktor-pembatas.html
http://id.merbabu.com/artikel/ekologi.html
http://jejakdaunkering.blogspot.com/2009/03/kebakaran-suksesi-sekunder-dan-vegetasi.html
http://primanandafauziah.blogspot.com/2010/11/suksesi-primer-dari-vegetasi-di-gunung.html
http://onrizal.files.wordpress.com/2009/08/1-ekologi-hutan-pendahuluan-2009.pdf
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/06/pengertian-suksesi.html
http://wghiffary.wordpress.com/2011/04/04/adaptasi-evolusi-suksesi-primer-dan-sekunder-
serta-faktor-pembatas/
http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.125-132%20Pembelajaran%20Ekologi.pdf
http://www.scribd.com/doc/45799711/SUKSESI
Syafei, Surasana Eden. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung. Institut Teknologi
Bandung.
37
KRITERIA PENILAIAN MAKALAH
MATAKULIAH EKOLOGI TUMBUHAN
SEMESTER GASAL 2011-2012
IV. Lain-Lain
9 Makalah disertai dengan ‘power point’ 5
38