Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seperti yang telah dipelajari materi sebelumnya tentang sub topik ekosistem (bagian
topik ekologi) yang merupakan hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik
saling berkesinambungan untuk membentuk suatu sistem yang seimbang. Pada ekologi
memiliki hirarki/tingkatan komponen yang terdiri atas individu, populasi, komunitas,
ekosistem, biosfer dan bioma.Ekosistem di alam ini memiliki pola penyesuaian untuk
mempertahankan stabilitasnya yaitu dengan mengalami suatu perubahan.

Pada prinsipnya semua bentuk ekosistem akan mengalami perubahan bentuk baik
struktur maupun fungsinya dalam perjalanan waktu. Beberapa perubahan mungkin hanya
merupakan fluktuasi lokal yang kecil sifatnya,sehingga tidak memberikan arti yang
penting.Perubahan lainnya mungkin sangat besar/kuat sehingga mempengaruhi sistem secara
keseluruhan.

Kajian perubahan ekosistem dan stabilitasnya memerlukan perhatian yang tidak


sederhana, ini meliputi aspek-aspek yang sangat luas seperti siklus materi/nutrisi,
produktivitas, konsep energi, kaitannya dengan masalah pertanian juga dengan masalah
konservasi. Perubahan ekosistem ini pada dasarnya dapat disebabkan oleh berbagai penyebab
utama, yaitu:

a) Akibat perubahan iklim


b) Pengaruh dari faktor luar
c) Karakteristika dalam sistem sendiri (Syafei, 1990 : 81)

Selain itu perubahan ekosistem juga berdampak pada perubahan lingkungan hidup dan
masalah konservasi lingkungan hidup.Untuk itu perlu di kaji mengenai pengetahuan akan
konsep dasar suksesi, kajiaan pendekatan tentang suksesi, permasalahan dan contoh-contoh
suksesi, dan cara penanggulangan dan aplikasi solusi dari masalah- masalah suksesi
tersebut.Hal ini bertujuan agar insan biologi dapat menerapkan sedikit pengetahuannya akan
suksesi untuk mengurangi dampak negatif akibat suksesi yang telah terjadi.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dan konsep dari suksesi?
2. Apa saja pendekatan yang melatar belakangi konsep kajian Suksesi?
3. Apa yang dimaksud dengan konsep klimaks dari suksesi?
4. Jelaskan permasalahan- permasalahan yang berkaitan dengan suksesi!
5. Apa saja contoh-contoh dari suksesi ?
6. Jelaskan kaitan suksesi dan pertanian ?
7. Bagaimana dampak negatif dan positif dari suksesi?

1.3 TUJUAN
Dari perumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan definisi dan konsep suksesi;
2. Menyebutkan dan menjelaskan pendekatan kajian yang melatar belakangi konsep
Suksesi;
3. Mendeskripsikan konsep klimaks dari suksesi;
4. Menyebutkan dan menjelaskan dengan contoh-contoh permasalahan-
permasalahan yang berkaitan dengan suksesi;
5. Mendeskripsikan dampak negatif dan positif dari suksesi.
6. Menjelaskan kaitan suksesi dan pertanian.
7. Menjelaskan dampak positif dan negative dari suksesi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DAN KONSEP SUKSESI

2.1.1 Definsi Suksesi

Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang
terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas
baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain. suksesi dapat
diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang.
Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
(Arianto Sam, 2008)

Pengertian suksesi adalah proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu
menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil. Proses suksesi akan berakhir apabila
lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil atau telah mencapai klimaks.
Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan telah memiliki homeostatis, sehingga mampu
mempertahankan kestabilan internalnya.(Admin,2010)

2.1.2 Konsep Suksesi

 Sere

Seluruh seri komunitas yang terbentuk pada keadaan/waktu tertentu

 Suksesi

Suatu seri perubahan berurutan dan bertahap dari komunitas pada suatu wilayah
ekosistem tertentu

 Klimaks

Suatu keadaan seimbang-dinamis dari populasi yang menentukan dalam perjalanan


suksesi ekologis yang optimum.

3
Pada prinsipnya semua bentuk ekosistem akan mngalami perubahan baik struktur
maupun fungsinya dalam perjalanan waktu.Beberapa perubahan mungkin hanya merupakan
fluktuasi local kecil sifatnya,sehingga tidak memberikan arti yang penting.Perubahan lainnya
mungkin sangat besar atau kuat sehingga mempengaruhi system secara keseluruhan.

Kajian perubahan ekosistem dan stabilitasnya memerlukan perhatian yang tidak sederhana,ini
meliputi aspek-aspek yang sangat luas seperti siklus materi / nutrisi ,produktivitas,konsep
energy,kaitannya dengan masalah pertanian dan juga dengan masalah konservasi.

Perubahan ekosistem ini pada dasarnya dapat di sebabkan berbagai penyebab utama yaitu:

a. Akibat perubahan iklim

Perubahan atau fluktuasi iklim dalam skala dunia yang meliputi ribuan tahun telah
memberikan reaksi penyusuaian dari ekosistem di dunia ini.Bentuk perubahan ini meliputi
perubahan dalamperioda waktu yang lama dari penyebaran tumbuhan dan juga hewan.yang
akhirnya sampai pada bentuk-bentuk ekosistem sekarang.

b. Suksesi allogenik ( karena pengaruh dari luar)

Faktor luar seperti api,penginjakan,atau polusi dapat menginduksi perubahan ekosistem baik
untuk sementara maupun waktu yang relative lama.

c. Suksesi autogenik (karena pengaruh dari dalam)

Ini merupakan suksesi ekologi,yang dapat di artikan sebagai perubahan dalam ekosistem
yang berkembang kearah pemasakan atau pematangan atau “ Steady state “.

Seperti yang di pahami bahwa ekosistem merupakan system yang terbuka,mempunyai


kapasitas untuk pengaturan diri oleh system umpan balik negative.artinya ekosistem
mengarah pada keseimbangannya,berupa ekosistem yang stabil.

4
Gambar 2.1 : Proses suksesi

2.1.3 Pengertian dasar dari suksesi

Sudah di ketahui secara meluas bahwa apabila suatu kebun tidak di pelihara ,atau
lapangan rumput yang tidak pernah di potong secara teratur maka vegetasinya akan
mengalami perubahan yang tidak tetap terus menerus. Berbagai tumbuhan liar akan hidup
atau tumbuh dan mengubah sama sekali karakteristika dari vegetasi asalnya.Demikian juga
suatu lahan pertanian yang tidak di garap,maka herba,perdu dan pohon liar akan tumbuh
menguasai daerah atau lahan tersebut, dan apabila kondisi tanahnya memungkinkan vegetasi
akan berkembang membentuk komunitas hutan.

Perubahan yang sama akan terjadi pula pada lahan lahan yang terbentuk secara
alami,seperti delta,bukit pasir,daerah aliran lahar atau lava ,pada permulaannya tanah belum
matang,Nutrisi organic belum ada ,permukaan sangat terbuka dan kondisinya belum
menunjang kehidupan di atasnya.Akan tetapi apabila di ber waktu yang cukup lama ,lahan
lama kelamaan akan tertutup koloni-koloni tumbuhan yang kemudian ekosistem ini
berkembang.

Suatu komunitas tumbuhan akibat adanya longsor ,banjir,letusan gunung berapi dan
atau pengaruh kegiatan manusia akan mengalami gangguan atau kerusakan yang
parah.hancurnya komunitas tumbuhan ini akan menimbulkan situasi terbukanya permukaan
tanah,yang tadinya rimbun tertutup lapisan vegetasi / komunitas tumbuhan.keadaan ini

5
merupakan habitat baru yang bias di gunakan sebagai tempat hidup tumbuhan liar baik cepat
maupun lambat.

Yang pertama kali masuk biasanya berupa tumbuhan pelopor atau pionir yaitu
tumbuhan yang berkemampuan tinggi untuk hidup pada keadaan lingkungan yang serba ke
atas atau mempunyai berbagai factor pembatas, seperti kesuburan tanah yang rendah
sekali.Kekurangan atau ketiadaan air dalam tanah intensitas cahaya yang terlalu berlebihan /
tinggi dan sebagainya.

Kehadiran kelompok pionir ini akan menciptakan kondisi lingkungan tertentu yang
memberikan kemungkinan untuk hidup tumbuhan lainnya.Koloni tumbuhan pionir ini akan
menghasilkan proses pembentukan lapisan tanah .memecah batuan dengan akarnya dan
membebaskan materi organic ketika terjadi pelapukan dari tumbuhan yang mati.

Proses akan berkembang sesuai dengan perubahan waktu dan akan menciptakan
komunitas tumbuhan yang semakin lama semakin padat dan kompleks,mengarah pada
pematangan bentuk komunitas tumbuhannya.

Seluruh proses pematangan bentuk komunitas atau ekosistem ini di sebut suksesi.

6
AWAL VEGETASI KLIMAKS
(Pioner)

Proses suksesi

Pergantian masy. Tumb.

Skema 2.1.3 : Tanaman Pioner

Tansley (1920) mendefinisikan suksesi sebagai berikut:suksesi adalah perubahan yang


perlahan lahan dari komunitas tumbuhan dalam suatu dareah tertentu di mana terjadi
pengalihan dari satu jenis tumbuhan olehjenis tumbuhan lainnya pada tingkat populasi.

Clements (1916) menuliskan pendapat-pendapatnya yang sangat persuasive,ia menyatakan


bahwa vegetasi dapat di sejalankan dengan “organism super” mampu memperbaiki atau
mengelola dirinya sendiri bila terjadi gangguan atau kerusakan,ia juga mengenalkan adanya
enam unsur yang akan terjadi sehubungan dengan proses suksesi yaitu:

 Penggundulan yang mengakibatkan terjadinya sibstrat baru


 Migrasi kehadiran migrula atau organ pembiak tumbuhan.
7
 Eksesis perkecambahan,pertumbuhan,reproduksi,dan penyebaran
 Kompetisi ,persaingan sehingga pengusiran satu spesies oleh species lainnya
 Reaksi,perubahan pada ciri dan sifat habitat oleh jenis tumbuhan
 Stabilisasi,Yang menghasilkan komunitas tumbuhan pada tingkatan yang matang.

Perubahan komunitas tumbuhan atau vegetasi yang di kemukakan atas dasar


menggambarkan bertambah kayanya suatu daerah oleh berbagai jenis tumbuhan yang hidup
di atasnya, proses perubahan ini di sebut suksesi progresesif.

Perubahan vegetasi dapat pula mengarah pada penurunan jumlah jenis tumbuhan,
penurunan kompleksitas struktur komunitas tumbuhan. Hal ini terjadi biasanya akibat
penurunan kadar zat hara dari tanah, misalnya akibat degradasi habitat.Perubahan komunitas
tumbuhan mengarah ke yang lebih sederhana ini di sebut suksessi retrogresif atau suksesi
regresif.

Dalam hal suksesi retrogresif ini seluruh unsur perubahan yang di kemukakan oleh
Clements tetap berlaku,tetapi dengan arah yang berlawanan.

Gams (1918) mengemukakan bahwa suksesi bisa terjadi secara alami ,tetapi bisa juga
timbul karena perbuatan manusia.keduanya tidak berbeda secara mendasar. Hutan yang yang
hancur karena di tebang oleh manusia,atau di hancurkan akibat longsor atau angin topan ,
proses suksesi yang terjadi akan relative sama.

Gams mengkategorikan suksesi ini dalam tiga keadaan yaitu

1. Suksesi dengan urutan normal,yang berasal dari adanya pengaruh terhadap vegetasi
yang terus menerus dan cepat.misalnya vegetasi rumput yang selalu terinjak-injak
ternak,dimamah biak,di jadikan tempat beristirahat ternak ,atau tempat guling-
gulingan ternak.kondisi vegetasi akan mengalami fasa perubahan masa ternak tetap
berada di tempat itu.
2. Suksesi dengan urutan berirama yang berasal dari gangguan berulang-ulang ,mugkin
siklis tetapi mempunyai interval waktu satu gangguan dengan gangguan
berikutnya.misalnya terjadi perubahan vegetasi karena adanya proses rotasi
dalampemanfaatan lahan pertanian.
3. Suksesi denga urutan katastrofik,yang terjadi secara hebat dan tiba-tiba, tidak
berirama, seperti meletusnya gunung merapi, gempa bumi, kebakaran, penebangan,

8
pengerinhan habitat akuatika,yang kesemuanya ini bisa menimbulkan dampak
katastrofik pada komunitas tumbuhan,yang kemudian cepat atau lambat akan diikuti
oleh suatu proses suksesi tumbuhan.

Perubahan vegetasi di alam sebenarnya bisa di bedakan dalam tiga bentuk umum yaitu:

a. Perubahan fenologis yang tidak saja terjadi karena adanya masa-masa


berbunga,berubah biji,berumbi,gugur daun dan sebagainya,tetapi juga terjadi
pertumbuhan jenis-jenis tumbuhan tertentu dalam perjalanan waktu atau musim yang
memperkaya komunitas tumbuhan itu.misalnya pada habitat padang pasir dengan
hadirnya tumbuhan setahun dan geofita setelah hujan turun,dan ini terjadi satu kali
untuk beberapa tahun.
b. Perubahan suksesi sekunder yakni perubahan yang vegetasi yang non fenologis dan
terjadi dalam ekosistem yang telah matang.ini termasuk suksesi normal ,berirama dan
katastrofik seperti yang di klasifikasikan oleh gams.suatu suksesi sekunder berasal
hanya dari suatu kerusakan ekosistem secara tidak menyeluruh atau tidak total
kerusakannya.Misalnya pada daerah pertanian setelah terjadi panenan.juga pada
daerah hutan akiubat terjadinya pohon tumbang.Pada suksesi sekunder ini dapat
bersifat satu arah atau siklik.
c. Perubahan suksesi primer, berlainan dengan suksesi sekunder,pembentukan
komunitas tumbuhan pada suksesi primer ini berasal dari suatu substrat yang
sebelumnya tidak pernah mendukung komunitas tumbuhan.
Substrat baru yang terbentuk bisa berasal dari system air sebagai hasil dari proses
pendangkalan ,suksesi yang terjadi di sebut suksesi hidroseres(clements)atau hidrark
(cooper).bila substrat baru berasal dari system darat ,batuan,pasir,dan sebagainya
maka suksesinya di sebut suksesi xeroseres atau xerark.

Tahapan – tahapan suksesi

Proses suksesi dapat terjadi melalui beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :

a. Kolonisasi

9
Tahap awal dari suksesi adalah kolonisasi,selama tahap tersebut habitat yang
kosong dipenuhi oleh oragisme – organisme. Kolonisasi ini memerlukan : pertama,
bahwa organisme tersebut sampai dilokasi dan kedua, organisme tersebut menjadi
mantap disana. Kemampuan organisme untuk sampai pada suatu tempat tergantung
pada kemampuan dispersal individu tersebut dan isolasi yang ada pada daerah
tersebut.
b. Modifikasi Tempat
Dari tahap kolonisasi, organisme – organisme yang berdiam didaerah itu akan
mengubah sifat – sifat tempat tersebut. Koloni awal dari suksesi primer pada daerah
terestial biasanya adalah mikroorganisme – mikroorganisme tanah seperti misalnya
lichens (lumut kerak) yang meruakan kolonis permulaan dari bebatuan vulkanik.
Organisme ini akan mempengaruhi sifat – sifat batuan yang didiami.Merupakan
pengubahan sifat-sifat tempat (habitat) yang dilakukan oleh koloni makhluk hidup.
c. Variabilitas Ruang
Tahap berikut dari modifikasi ruang adalah peningkatan variablitas ruang
(spasial) habitat. Contohnya adalah Dryas drummndii adalah tanaman pembentuk
hutan yang terpentingpada suksesi awal di Alaska. Tumbuhan ini menghasilkan
gradient sifat tanah. Bahan organik tanah brvriasi pada bagian tengah hutandan pada
bagian tepi hutan.
Penutupan vegetasi ummnya berpengaruh pada perbaikan temperature, cahaya
dan evaporasi. Oleh karena transpirasi hutan akan cenderung menciptakan
kelembapan internal yang tinggi, kehilangan air dari organisme yang ada dihutan
mungkin akan berkurang. Temperature udara akan lebih rendah dalam tegakan
suksesi suksesi yang lebih tua.

2.1.4 PEMBAGIAN SUKSESI

Pada Suksesi terdapat dua jenis yaitu yang dikenal dengan suksesi primer dan suksesi
sekunder, yang membedakan antara suksesi primter dan suksesi sekunder terletak pada

10
kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi, dibawah ini penjelasan mengenai suksesi
primer dan suksesi sekunder :

1. Suksesi Primer

Suksesi primer terjadi ketika komunitas awal terganggu dan mengakibatkan hilangnya
komunitas awal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal tersebut akan
terbentuk substrat dan habitat baru.
a. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung
berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai.
b. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah,
batubara, dan minyak bumi.
Contoh yang terdapat di Indonesia adalah terbentuknya suksesi di Gunung Krakatau yang
pernah meletus pada tahun 1883.Di daerah bekas letusan gunung Krakatau mula-mula
muncul pioner berupa lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang tahan terhadap
penyinaran matahari dan kekeringan.Tumbuhan perintis itu mulai mengadakan pelapukan
pada daerah permukaan lahan, sehingga terbentuk tanah sederhana. Bila tumbuhan perintis
mati maka akan mengundang datangnya pengurai. Zat yang terbentuk karna aktivitas
penguraian bercampur dengan hasil pelapukan lahan membentuk tanah yang lebih kompleks
susunannya.Dengan adanya tanah ini, biji yang datang dari luar daerah dapat tumbuh dengan
subur.Kemudian rumput yang tahan kekeringan tumbuh.Bersamaan dengan itu tumbuhan
herba pun tumbuh menggantikan tanaman pioner dengan menaunginya.Kondisi demikian
tidak menjadikan pioner subur tapi sebaliknya.
Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terus mengadakan
pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah
menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh.Tumbuhan semak menaungi rumput dan
belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon
mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut
mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang
terjadi sangat kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu.

11
Gambar 2.1.4 : Suksesi primer pada Pulau Anak Krakatau

Perubahan yang terjadi selam proses suksesi :

1.Perkembangan sifat substrat/tanah

2.Pertambahan kepadatan komunitas

3.Peningkatan pemanfaatan SDL

4.Perubahan iklim mikro

5.Komunitas menjadi lebih kompleks

12
Skema 2.1.4 : Proses suksesi primer

2. Suksesi Sekunder

Apabila dalam suatu ekosistem alami mengalami gangguan, baik secara alami ataupun
buatan (karena manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh
organisme yang ada sehingga dalam ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan lama
masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin
kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput
dengan sengaja. Contoh komunitas yang menimbulkan suksesi di Indonesia antara lain
tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang, dan kebun karet yang
ditinggalkan tak terurus.

Gambar 2.1.4A : Suksesi sekunder karena penebangan hutan

13
Gambar 2.1.4B : Suksesi sekunder karena kebakaran hutan

Kebakaran sering kali terjadi seiring dengan datangnya musim kering atau yang
dikenal juga dengan musim kemarau. Kebakaran dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor baik
yang disebabakan oleh kesalahan manusia maupun faktor kondisi alam, kebakaran yang
terjadi karena gejala alam sering terjadi di musim kemarau dengan suhu panas yang tinggi
memudahkan bahan organik kering mudah terbakar jika tersulut dengan api, bencana
kebakaran pun lebih banyak menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi setelahnya dan
bahkan menimbulkan kerugian material. Kebakaran tidak hanya terjadi di pemukinaan
masyarakat, kebakaran hutan juga sering kali terjadi di sebagian wilayah Indonesia, bencana
ini dapat melenyapkan ekosistem didalamnya. Tidak hanya hilangnya vegetasi hutan,
kerusakan habitat satwa dan sumber pakannnya juga mengakibatkan mereka harus bergerak
ke habitat lain.

Kebakaran pada tahun 2006 yang terjadi kawasan Taman Nasional Tanjung Puting
menghabiskan hampir 1/5 kawasan SPTN III, Resort Tanjung Harapan daerah Beguruh yang
sebagian besar vegetasinya hutan rawa gambut. Selain didaerah Beguruh kebakaran sering
terjadi di SPTN I, Resort Pondok Ambung yang berbatasan dengan perkebunan sawit.
Kebakaran yang terjadi dibelakang Stasiun Penelitian Pondok Ambung satu tahun yang lalu,
tepatnya tanggal 20 Februari 2008 menyebabkan hilangnya vegetasi yang ada di sana,
bencana yang menyebabkan hilangnya vegetasi seluas 6,6 ha yang terjadi akibat dari
kelalaian manusia yang didukung dengan kondisi cuaca.

Kebakaran yang terjadi dapat dikendalikan dan api berhasil dipadamkan dengan
kerjasama oleh berbagai pihak yang terkait dalam kurun waktu 5 jam, dalam proses
14
pemadaman kendala yang dihadapi terkait dengan peralatan yang digunakan untuk
pemadaman api. Dengan berjalannya waktu, hutan yang telah habis terbakar tersebut secara
perlahan akan terjadi proses suksesi sekunder dimana jenis-jenis vegetasi pioneer akan
tumbuh menggantikan vegetasi sebelumnya yang telah musnah, seiring dengan tumbuhnya
vegetasi pioner ini menggundang satwaliar seperti rusa untuk datang dan memakan daun
muda dan rumput yang terdapat disana. Proses suksesi akan terjadi bertahun-tahun untuk
mengembalikankondisi hutan dengan tumbuh jenis-jenis yang toleran terhadap cahaya.

Pada tanggal 20 Feb 2009, Tepat satu tahun kebakaran staf Pondok Ambung
melakukan kegiatan analisis dan identifikasi jenis-jenis tumbuhan yang dapat tumbuh
kembali di hutan yang telah terbakar, dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis
vegetasi yang tumbuh dalam proses suksesi, struktrur dan komposisi jenis sehingga dapat
menggambarkan kondisi hutan. Tidak hanya untuk jenis tumbuhan tingkat tinggi, data yang
diambil meliputi jenis paku-pakuan, semak dan jenis rumput-rumputan.Dari hasil kegiatan
yang dilakukan didapatkan data keragaman jenis di lahan terbakar, jenis yang dapat tumbuh
diantaranya beberapa jenis pohon, paku-pakuan, tumbuhan semak, rumput-rumputan dan
kantung semar.Kantung semar yang tumbuh dilahan terbakar adalah jenis Nepenthes
rafflesiana yang memiliki ciri bentuk kantong bawah oval dengan warna merah marun dan
memiliki dua sayap yang cukup lebar.Jenis paku-pakuan yang mendominasi tumbuh pada
lahan terbakar ialah jenis Gleichenia linearis dan Lycopodium cernuum.Pada tingkat vegetasi
semak jenis yang dapat tumbuh adalah Melastoma malabathricum, Ochthocharis
bornensis,Achasma coccineum Val. Blumea balsamifera dan Sesaraian.Dari suku rumput-
rumputan dapat ditemukan dua koloni suku poaceae dan Cyperaceae. Darisuku poaceae
ditemukan tiga jenis yaitu Digitaria ischaemum, Sorghum halepensedan Pennistrum
purpureum, sedangkan dari suku Cyperaceae ditemukan 4 jenis yaitu Eleocharis parvula,
Cyperus kyllingia, Cyperus distans dan Cyperus paniceus.

Gambar 2.1.4C : Tanaman Lycopodium cernuum


15
Untuk vegetasi pohon, jenis-jenis yang dapat tumbuh adalah jenis Schima wallichii
korth, Garcinia sp, Rhodamina cinerea, Eugenia sp dan jenis lainnya.Dari beberapa jenis
pohon yang tumbuh, jenis Schima wallichii korth lebih mendominasi tumbuh.Saat melakukan
kegiatan analisis dan identifikasi di hutan bekas kebakaran sering ditemukan jejak, kotoran
dan tumbuhan yang telah dimakan rusa, daun muda dari jenis sesaraian menjadi sumber
pakan rusa.Walaupun sumber pakannnya terdapat di lahan terbakar tetapi intensitas bertemu
dengan rusanya sangat jarang.

Faktor yang memengaruhi proses suksesi, yaitu:

1. Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan.


2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.
3. Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora. dan benih lain
serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk.
6. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, sporam
dan benih serta curah hujan.
7. Sifat – sifat jenis tumbuhan

Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan misalnya di danau
dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan oleh tanah yang
terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini disebut eutrofik.

Telah dijelaskan bahwa akhir suksesi adalah terbentuknya suatu komunitas klimaks.
Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks sebagai berikut :

1. Hidroser yaitu sukses yang terbentuk di ekosistem air tawar.


2. Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau
3. xeroser yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.

16
2.2 Pendekatan Dalam Kajian Suksesi

Sejalan dengan perkembangan dari ekologi umumnya maka dalam kajian suksesi ini pun
mengalami perkembangan,dan dapat di bagi dua periode pendekatan,yaitu pendekatan secara
lama atau tradisional di satu fihak dan pendekatan yang di tujukan untuk melengkapi atau
mengoreksi pendekatan lama berdasarkan konsep-konsep ekosistem yang mendasarinya di
fihak lain

a. Pendekatan Kajian Suksesi Lama /Tradisional


Teori suksesi pola pendekatan lama di dasarkan pada beberapa pemikiran yaitu:
1. Suksesi adalah suatu proses perkembangan komunitas yang teratur dan
meliputi perubahan komposisi jenis dan fungsi ekosistem melalui waktu
tertentu,suksei merupakan proses yang progresip dan dapat di perkirakan.
2. Fase awal dari suksesi struktur komunitas serhanan.dan di kuasai oleh
tumbuhan berumur pendek.sere breikutnya menjadi lebih progresif ,lebih
kompleks dan di kuasai oleh tumbuhan berumur panjang.
3. Suksesi berkulminasi dalam komunitas klimaks ,yang paling besar ,paling
efisien dan komunitas paling kompleks dari habitat yang
mendukungnya.komunitas klimaks adalah stabil dan mandiri.
4. Suksesi dari habitat yang berbeda dapat mengarah pada komunitas klimaks
yang sama.pemikiran ini di sebut kesamaan akhir “equifinality” jadi baik
hidroseres maupun xeroseres akan berkembang menjadi komunitas klimaks
berupa hutans
5. Faktor penting yang berpengaruh terhadap bentuk komunitas klimaks adalah
iklim.cowles dan clements berpendapat bahwa untuk setiap daerah iklim akan
mempunyai satu bentuk komunitas klimaks.pendapat ini d sebut teori
monoklomaks .variasi local dari komunitas klimaks akan di tentukan oleh
tanah,dan apabila di beri waktu yangcukup akan berkembang mengarah ke
bentuk klimaks regional.

Teori suksesi tradisional / lama ini sangat kaku,lebih di tekankan pada pola berpikir
deduktif dan pembuktian yang bersifat relative sangat sedikit kasus suksesi telah di kaji
secara rinci karena perubahan meliputi waktu yang panjang beberapa decade dan sulit
mengelola penelitian lapangan untuk waktu yang lama ini.

17
b. Pola Pendekatan Suksesi Modern

Akhir-akhir ini timbul suatu pemikiran bahwa dalam kajian suksesi harus di perhitungkan
pula segala aspek dari ekosistem untuk menggambarkan perubahan struktur dan fungsi
ekosistem suksesi ini.

A. Pola aliran energy

Selama suksesi mencapai klimaks pola energy dalam ekosistem berubah secara
mendasar.perubahan ini di refleksikan dalam besaran standing crop dalam system.

a) Selama fase seral awal masukan energy ke ekosistem lebih besar dari yang
hilang.tumbuhan dan hewan komunitasnya berkembang ,mengakumulasi energy
sebagai biomasa.bebereapa standing crop atau tegakan yang ada meningkat
selama suksesi.
b) Ketika komunitas klimaks di kembangkan maka steady state tercapai.dalam
keadaan ini masukan energy ke ekosistem sama dengan energy yang
hilang.hasilnya perubahan tegakan adalah kecil.aliran energy melalui sistempada
fase klimaks adalah maksimum.
c) Bila ekosistem terganggu oleh factor luar,misalnya kebakaran .energi yang hil;ang
mugkin lebih besar dari masukan energy.dalam hal ini besaran tegakan dalam
system menurun.
d) Akumulasi energy sebagai biomasa selama suksesi palingbesar dalam ekosistem
daratan,tumbuhan terbesar membentuk komunitas klimaks .tegakkan berada
dalam maksimumnya meskipun ada sedikit fluktuasi.
e) Di ekosistem perairan ,terutama laut,komuntias kliamkas mungkin di nyatakan
oleh fitiplankton .ukurannya yang kecil berarti standing crcopnya relative rendah /
kecil,mungkin akumulasi dalam ekosistem rendah.tetapi laju metabolism tinggi
sehingga memungkinkanuntuk mempunyai produktivitas kotor yang tinggi.

B. Produktivitas

Produktivitas kotor dari ekosistem meningkat selam suksesi sampai


klimaksnya.peningkata ini sebanding dengan keadaan standing cropnya.prosentase dari
produktivitas kotor yang terfiksasi sebagai produktivitas bersih tidak terus meningkat
sampaiklimaksnya,hal ini akibat beberapa keadaan.

18
a) Dalam fase seral awal tumbuhna dominan berkecenderuingan untuk menjadi kecil
dan berumur pendek.bentuk tumbuhan ini meliputi tumbuhan
setahun,produktivitas bersihnya tinggi.Tumbuhnya yang kecil memerlukan energy
yang relative sedikit untuk pengelolannya.
b) Dalam fase seral akhir tumbuhan dominan berkecenderungan besar dan berumur
panjang,seperti pohon.ketika tumbuh esmpurna memerlukan bagian yang besar
dari produktivitas kotornya untuk respirasi dalam pengelolaan
tumbuhnya.organisme muda berada dalamlajupertumbuhan maksimum dan
dikarakterisasi oleh penurunan produktivitas bersih ketika dewasa.akibatnya
tumbuhan besar dan berumur panjang mempunyai periode kehidupan dalam
keadaan relative tidak produktif.halini terefleksikan dalam produktivitas dari
ekosistem secara keseluruhan.

C. Efisiensi Ekologi

Teori suksesi lama menyatakan bahwa proses suksesi membawa suatu komunitas
untuk mencapai efesiensi konversi energy yang maksimum.energi merupakan sumber
pembatas yang ekstrim bagi ekosistem,sehingga sangat logis apabila orang menduga
bahwa kematangan akan tercapai pada saat ketersediaan energy berada dalam keadaan
terbaik untuk bisa di manfaatkan. Padahal pemikiran ini bertentangan dengan apa yang di
ketahui tentang pola aliran energy dan produktiviotas.

Telah dinyatakan bahwa dalam suatu suksesi primer ,produktivitas kotor di mulai
dengan nol kemudian meningkat, tetapi peningkatannya tidak dapat tanpa batasnya
apabila produktivitas bersih menurun sampai mencapai klimaks,efesiensi konversi energy
menurun dalam fase seral akhir.

Penurunan efesiensi ekologi dari suatu ekosistem yang matang adalah fungsi dari pola
produktivitas dari tumbuhan besar,yang hidup dalam komunitas klimaks.tumbuhan
mempunyai adaptasi yang tinggi untuk dapat tumbuh dengan cepat ketika muda dan
peka,apabila telah besar dan mandiri maka rendahnya produktivitas bersih tidak menjadi
masalah lagi.

19
D. Struktur Trofik

Fase seral awal ada alternative mempunyai rantai makanan yang pendek.kerusakan
dapat terjadi dengan mudah ,apabila salah satu rantai hilang maka tidak ada alternative
pengaliran air lagi energy.begitu pelapisan dari ekosistem terbentuk dan versitas jenis
meningkat maka struktur trofilmenjadi lebih kompleks dan terbentuk jaring makanan.

Struktur trofil yang lebih kompleks menghasilkan ekosistem yang stabil. Berbagai
kemungkinan aliran energy tidak lagi menjadi masalah apabila salah satu dari mata rantai
rusak atau terganggu .rantai makanan detritus memegan peranan penting pada ekosistem
matang ini.

E. Perubahan siklus Nutrisi

Teori lama memperkirakan bahwa suksesi menghasilkan komunitas yang stabil dan
siklus materi yang lebih efisien. Hal ini adalah benar untuk kebanyakan ekosistem
daratan,tetapi tidaklah demikian untuk ekosistem perairan.

Dalam setiap proses suksesi jumlah nutrisi yang bersiklus dalam setiap fase awal
adalah kecil.penimbunan dalam ekosistem juga kecil.Pertukaran nutrisi antara komponen
biotic dan abiotik terjadi cepat karena umur organismenya pendek.peranan detritus dalam
regenerasi dalam nutrisi kurang penting.fasa organic dari siklus kurang
berkembang,akibatnya nutrisi dapat bergerak ke dalam dan keluar dari system dengan
penuh mudah ,maka siklus nutrisinya terbuka.

Meningkatnya biomasa pada fase seral akhir berarti tingginya jumlah nutrisi yang di
simpan dalam system.Laju siklus nutrisi menjadilambat akibat system di domonasi oleh
organism yang umur panjang.Jumlah nutrisi yang di perlukan pada fase seral akhir ini
besar.tumbuhan besar dari komunitas klimaks mempunyai system akar yang luar biasa
yang sangat efektif dalam menyerap nutrisi.peranan detritus dalam regenerasi nutrisi
adalah penting.

Karaktersitika ini berarti bahwa system yang matang mempunyai kemampuan untuk
menahan nutrisi untuk waktu yang lama.masaorganik dari nutrisi adalah berkembang
dengan baik sehingga tidak banyak nutrisi di keluarkan dari perbatasan ekosistem.siklus
nutrisi menjadi lebih tertutup dan sempurna hal ini relative efisien dan keseimbangan

20
akan terbentuk.jumlah dan laju siklus nutrisi dalam suksesi di lautan dan biasanya sampai
menurun sampai klimaks,dengan demikian serekarekteristika ini berkembabg sebagai
hasil dari pengembalian nutrisi dari dasar yang tidak efisien.nutrisi di lepas dari organic
mati ke dasar perairan dan tidak di kembaliokan ke permukaan yang produktif.

F. Struktur dan Keaneragaman

Stratifikasi

Sere awal biasanya terdiri dari kelompok-kelompok tumbuhan pendek yang tidak
merata penyebarannya dan dengan pelapisan yang sederhana.suksesi berjalan terus
,tumbuhan yang lebih tinggi bentuk lapisan tambahan dan terjadi peneduhan.Koloni
tumbuhan lama menyingkir dari keteduhan dan diganti dengan jenis tumbuhan bawah
lainnya yang biasa hidup dibawah naungan perdu,suatu formasi hutan klimaks akhirnya
terbentuk dengan identifikasinya yang kompleks .untuk hutan tropika misalnya di kenal
dengan pelapisan dari kanopi pohon,lapisan perdu,dan lapisan dasar byang terdiri dari
lumut.

Pengecualian-pengecualian untuk terbentuknya stratifikasi kompleks ini memang juga


bisa terjadi ,misalnya pada hutan ,lapisan kanopi pohon yang kerap dan mengakibatkan
energy cahaya tidak memungkinkan untuk menunjang vegetasi dasar.fenomena ini dapat
diketemukan di hutan alami yang padat atau rapat kanopinya,baik di tropika maupun di
temperate.

Meningkatnya kekomplekkan struktur vertical dari ekosistem didikuti oleh


agregasispasial dari fungsi di antara lapisan,contoh yang baik adala di hutan ,fotosintesis
terjadi di lapisan kanopi pohon,penguraian berada di lapisan dasar atau permukaan
tanah,dan batang-batang pohon mengangkut kembali nutrisi ke kanopi.

Pelapisan yang sama dari struktur dan fungsi terjadi selama suksesi di lautan dan
danau.produksi terjadi di lapisan permukaan sedangkan pengeruaian lebih banyak terjadi
pada dasar perairan.nutrisi di kembalikan ke permukaan akibat pengadukan oleh arus atau
angin.Dengan demikian meskipun ada perbedaan dalam pengendalian nutrisi ,rupanya
untuk semua ekosistem berkembang pelapisan dari struktur dan fungsi selama suksesi.

21
Keaneragaman Jenis

Peningkatan yang cepat dari jumlah jenis merupakan gambaran pada fasa awal suksesi
,banyak tumbuhan yang berkoloni .Gambaran pertama dari suksesi ,peningkatan
diversitas jenis cepat .dan fasa berikutnya laju peningkatan berjalan lambat.jumlah jenis
yang berbeda dalam ekosistem mungkin meningkat terusa sampai terbentuknya
komunitas klimaks.tetapi banyak pula terjadi penurunan keaneragaman sampai akhir dari
suksesi.

Penurunan keaneragaman ini terjadi akuibat kompetisi ,tumbuhan yang dominan pada
seral akhir besar-besar dan lebih kompleks,sejarah pertumbuhannya daripada tumbuhan
pada seral awal.Dengan demikian hasil dari kompetesi tidak banyak terbentuk ragam dari
jenis.pada suksesi dengan hasil akhir hanya terdiri dari beberapa jenis dominan,seral
intermedier mengandung jumlah yang maksimum.

Keaneragaman jenis dapat meningkat terus sebagai komunitas klimaks ,apabila struktur
dan energy yang tersedia mendukungnya.contoh yang baik adalah di tropika,hutan
penghujan tropika mempunyai struktur yang kompleks dan di dominasi berbagai jenis
tumbuhan serta di suplai oleh sejumlah energy yang melimpah berbagai habitat tercipta
dan terpakai sampai terbentuk klimaks.

2.3 Konsep Klimaks

22
SELALU ADA PERUBAHAN
POHON
homeostasis
TUA-MATI

Interaksi
Kompetisi
Toleransi

Populasi
Dominan

Skema 3.1.1 konsep klimaks

Teori tradisional menyatakan bahwa suksesi ekologi mengarah kepada suatu komunitas
akhir yang stabil yaitu klimaks. Fasa klimaks ini mempunyai sifat-sifat tertentu ,dan yang
terpenting adalah :

a) Fase klimaks merupakan system yang stabil dalam keseimbangannya antara


lingkungan biologi dengan lingkungan non biologinya.
b) Komposisi jenis pada fasa klimaks relative tetap atau tidak berubah
c) Pada fasa klimaks tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dari materi organic
,sehingga tidak ada perubahan yang tidak berarti.
d) Fasa klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri.

23
Pembentukkan komunitas klimaks sangat dipengaruhi oleh musim dan biasanya
komposisinya bercirikan spesies yang dominan. Berdasarkan pengaruh musim terhadap
bentuknya komunitas klimaks, terdapat dua teori sebagai berikut :
1. Teori monoklimaks
Dalam teorinya pada tahun 1916 clements menyatakan bahwa komunitas klimaks untuk
suatu kawasan semata-mata merupakan fungsi dari iklim.Dia memperkirakan bahwa pada
waktu yang cukup dan bebas dari berbagai, pengaruh gangguan luar suatu bentuk umum
mengatasi klimaks yang sama akan terbentuk untuk setiap daerah iklimyang sama .dengan
demikian iklim sangat yang menentukan batas dari formasi klimaks. Pemikiran ini di fahami
sebagai teori monoklimaks dan di terima secara luas oleh para pakar botani pada pertengahan
awal dari abad ini.
Clements dan para pendukungnya dari teori monoklimaks ini tidak melihat kenyataan
bahwa banyak sekali variasi lokal dalam suatu vegetasi yang telah berada dalam suatu bentuk
klimaks di suatu daerah iklim tertentu. Variasi-variasi ini oleh clements dianggap fasa seral
meskipun berada dalam keadaan stabil.clements menganut teori klimaks ini di dasarkan pada
keyakinan dan waktu yang panjang,di mana perbedaan-perbedaan local dari suatu vegetasi
akibat kondisi tanahnya akan tetap berubah menjadi bentuk vegetasi regiolnya apabila di beri
waktu cukup lama.
Penanaman-penanaman khusus di berikan untuk menggambarkan perbedaan-perbedaan
vegetasi local ini.istilah subklimaks di pergunakan untuk suatu fase seral akhir yang
berkepanjangan yang akhirnya akan berkembang juga ke bentuk klimaksnya.sedangkan
istilah “Disklimaks” di pakai untuk komunitas tumbuhan yang menggantikan bentuk klimaks
setelah terjadi kerusakan.

24
Skema 3.1.2 Proses terjadinya vegetasi klimaks paham monoklimaks

2. Teori Poliklimaks

Beberapa pakar biologi berpendapat bahwa teori monoklimaks terlalu kaku .Tidak
memberikan kemungkinan untuk menerangkan variasi lokal dalam suatu komunitas
tumbuhan.

Dalam tahun 1939 Tansley ,seorang pakar botani dari inggris,mengusulkan suatu
alternative yaitu teori poliklimaks,dengan teori ini memungkinkan untuk mendapat
mosaic Dari bentuk klimaks dari setiap daerah iklim.Dia menyadari bahwa komunitas
klimaks erat hubungannya dengan berbagai factor yang mempengaruhinya yaitu meliputi
tanah,drainage ,dan berbagai factor lainnya .teori poloklimaks mengenai kepentingan dari
iklim .tetapi factor-faktor lain hendaknya jangan di pandang sebagai fenomena yang
bersifat temporal.

Teori poloklimaks mempunyai keuntungan yang besar, dalam memandang semua


komunitas tumbuhan yang sifatnya stabil bisa dianggap sebagai bentuk klimaks .Teori

25
poliklimaks ini ternyata pendekatannya tidak bersifat kaku,sehingga dapat di terima di
kalangan pakar secara luas.

3. Teori Potensi Biotik atau pola Klimaks Hipotetis

Dalam tiga decade terakhir para pakar menyadari bahwa komunitas klimaks tidak di
tentukan oleh hanya satu atau beberapa factor pengontrol.Setiap komunitas merupakan
fungsi cdari semua factor lingkungan yang berinteraksi terhadapnya.seperti iklim,tanah,
topografi dsb.Dengan demikian sekian banyak bentuk klimaks akan terjadi akibat
kombinasi dari kondisi-kondisi tadi.perhatikan konsep factor holosinotik atau holismal.

Pemikran ini pertama-tama di formulasikan oleh R.H WHITaker tahun 1990an .Ia
menekankan bahwa komunitas alami teadaptasi terhadap seluruh pola dari factor
lingkungan.dan komunitas klimaks itu akan bervariasi secara teratur meliputi suatu region
dan merefleksikan perubahan factor-faktor (suhu,tanah,bentuk lahan dsb) secar
gradual,klimaks dari sewtiap itu.Pemikiran ini di kenal sebagai pola klimaks hipotesis
atau teori potensial biuotik.

Pendekatan ini sedikit lebih abstrak darip[ada teori monoklimaks dan


poloklimaks.Pendekatan ini member kemungkinan untuk penelahan yang lebih realistic
dari komunitas klimaks.

Pada dewasa ini timbul tantangan-tantangan baru terhadap konsep-konsep klimaks ini.
Berbagai ahll percaya bahwa suksesi berkecenderungan membentuk ekosistem yang
kompleks dan lebih stabil,tetapi mereka merasakan bahwa karakteristika dari hasil akhir
perlu untuk dikaji kembali. Ini merupakan tantangan untuk kemajuan ekologi,dimana
pada dewasa ini telah masuk dal;am kajian yang modern dan tidak terbelenggu dalam
pola pemikiran yang bersifat filosofis serta deskriptif lagi.

2.4 Beberapa Permasalahan Konsep Suksesi

a. Stabilitas

Konsep klimaks lama menyatakan secara tidak langsung suatu keadaan keseimbangan
dengan lingkungan,terutama yang di anggap penting adalah factor iklim.pendekata ini8
adalah lemah ,karena iklim sepertidi ketahui adalah teratur dan berfluktuasi ,terutama di

26
daerah temperate.Dengan demikian akan tidak mungkin untuk untuk suatu vegetasi
menjadi benar-benar sesuai dengan keadaan iklim itu,lain halnya dengan situasi di daerah
katulistiwa ,perubahan iklim relative tidak banyak terjadi.dengan demikian konsep ini
masih bisa di terima.Meskipun demikian untuk daerah iklim yang relatip stabil inipun
keseimbangan komunitas klimaks tidaklah absolute sifatnya,masih terjadi perubahan-
perubahan komposisi jenis akibat adanya migrasi atau perubahan anggota populasi.

Berdasarkan keadaan ini ,akan lebih realistis untuk menganggap fasa klimaks dari
suatu komunitas mencapai kestabilan yang relatip.perubahan-perubahan masih tetap akan
terjadi berdasarkan arah tertentu ,daloam hal ini mengikuti arah perubahan iklim.

Perbedaan yang penting antara fasa klimaks dengan fasa-fasa sebelumnya dalam laju
perubahnnya ,dalam fasa seral laju perubahan adalah cepat ,sedangkan dalam fasa
klimaks terjadi perubahan minimal.

b. Kemantapan

Kemantapan adalah pusat perhatian pola berfikir konsep lama fasa klimaks.sangat
sedikit komunitas yang benar-benar terllihat mantap baik struktur maupun komposisi
jenisnya. Mereka berkecenderungan menjadi terbatas atau di batasi oleh kondisi-kondisi
lingkungan yang kurang menunjang,seperti di padang pasir.

Komunitas klimaks umumnya mantap dalam hal strukturnya tetapi tidak dalam
komposisi jenisnya.misalnya formasi hutan seluruh berada di suatu daerah untuk ribuan
tahun,tetapi campuran dari pohon-pohon dominan dan asosiasi ktumbuhan dasarnya akan
merubah merefleksikan perubahan iklim

Beberapa komunitas klimaks jelas-jelas tidak mantap,mengalami perkembangan


siklis.Pohon yang dominanpada suatu komunitas klimaks sering tidak mau melakukan
regenerasi secara langsung di bawah naungan pohon induknya.Hal ini disebabkan kondisi
tanah yang tercipta tidak cocok untuk anakan pohon tadi.sehingga di bawah naungan
pohon dominan tadi akan tumbuh jenis –jenis pohon lainnya termasuk ,mungkin jenis
seral,Dengan demikian akan terjadi perubahan struktur dan kompiosisi dari komunitas
klimaks ini,ada kemungkinan komunitas klimaks akan berubah menjadi bentuk seral
kembali.tetapi kondisi baru ini akan memungkinkan untuk tumbuhnya anakabn pohon
yang dominan pada masa klimaks tadi maka terjadilah perubahan siklis dalam perjalanan
waktu.

27
c. Suksesi dan Keteraturan

Apabila pandangan tradisional tentang komunitas klimaks mempermasalahkan,


pertanyaan harus di lanjutkan apakah pendapat bahwa suksesi sebagai suatu proses
teratur yang menbgarah pada suatu bentuk akhir dari komunitas yang dapat di
perkireakan perlu di kaji kembali?

Untuk itu ada dua aspek penting yang perlu di ketahui yaitu:

1. Keterkaitan Lingkungan Vs Proses Acak

Sampai masa kini,beberapa peniliti menekankan control lingkungan dalam


menentukan jenis apa yang dapat berada di suatu tempat.pakar botani berpendirian
bahwa komunitas yang dapat berkembang di suatu tempat dapat di perkirakan dari
keadaan lingkungannya.

Sekarang di yakini secra luas bahwa suksesi meliputi proses secara acak .H>A
Gleason (1926) seorang pakar ekologi amerika menyatakan bahwa dalam semua suksesi
dan komunitas dapat di terangkan sebagai hasil dari penyebaran dan pematangan individu
secara acak ,dia memperhitungkan bahwa gambaran teraturan perubahan susunan
jenis.yang terjadi dalam suksesi,pada lain refleksi dari lajunya kemampuan jenis likal
untuk dapat menguasai habitat.Dalam pandangan ini,komunitas dalah macam-macam
tumbuhan yang di dapatkan secara acak dan cocok terhadap sekitarnya.

Pendapat ini kebenarannya tidak di ragukan ,ternyata tumbuhan masuk dalam suatu
daerah akan berubah sebagaimana konbdisi lingkungan berubah,misalnya perybahan
kondisi tanah.

2. Apakah Urutan Komunitas Dalam Suksesi Teratur

Apabila setiap komunitas adalah hasil dari proses acak dalam penyebaran
tumbuhan.Keteraturan dalam suksesi adalah di ragukan seperti telah diuraikan
terdahulu,sangat sedikit kajian yang mendalam di l;akukan untuk menelaah suksesi
primer,mengingat lamanya waktu yang di perlukan untuk melihat perubahan vegetasi
yang terjadi ,tetapi banyak pengalaman yang di dapatrt dari suksesi sekunder,invasi
terhadap lading yang tidak di garap oleh tumbuhan liar dapat di pelajari.Perubahan
struktur vegetasi,secara umum myang di mulai dari fasa gulama menjadi fasa belukar,
yang kemudian berakhir menjadi huitan yang banyak diketahui. Perubahan struktur

28
vegetasi secara umum dalah teratur dapat di perkirakan ,tetapi perubahan komposisi jenis
tumbuhannya mungkin tidak demikian.

Sekarang telah di pahami bahwa urutan komunitas yang ada dalam suksesi mungkin
bervariasi meskipun perubahan dalam strukturnya adalah teratur dan mengarah. Misal
urutan komunitas dalam hidroseres satu dengan hidroseres lainnya mungkin memberikan
pola yang tidak tentu atau berbeda.

Walker(1970) mempelajari urutan suksesi komunitas di kolam-kolam.dia mengambil


66 tempat percotohan dan dari kesemuanya ini di dapatkan dua belas pola bentuk
komunitas,pada setiap komunitas ,walker memerikasa fossil tumbuhan dalam sedimen di
bawah seral komunitas yang ada untuk mengetahui komunitas-komunitas di masa
lalu.dari hasil pengamatan ini dia menemukan kesimpulan bahwa tidak ada urutan yang
teratur dan dapat di perkirakan dari komunitas hidroseres. Berdasarkan hasil dari walker
ini ,para bakar botani berpendapat bahwa suksesi hendaknya di dasarkan pada suatu
fenomena yang menyangkut keadaan dan karakteristika individu tumbuhan dan bukannya
suatu urutan komunitas di suatu tempat.

Suksesi Sebagai Pergantian Dari Jenis Oportunis Oleh Jenis Keseimbangan

Jenis keseimbangan

Suksesi ekologi nampaknya sebagai hasil dari penyebaran dsan pemantapan dari
individu-individu tumbuhan.halini akan lebih mudah di pahami bila di kaitkan dengan
strategi-strategi secara individual dari jenis-jenis tumbuhan dalam kehidupannya.

Strategi-strategi ini dapat di bagi dalam dua kelompok utama ,yaitu kelompok oportunis,
teradaptasi untuk menguasai daerah terbuka dan dalam ekosistem yang masih dalam
perkembangannya. Kelompok lainnya adalah kelompok keseimbangan.

a. Strategi Opertunis
1. Tumbuhan Pioner adalah Opertunis, teradaptasi untuk menguasai daerah terbuka,
menghasilkan sejumlah besar biji-biji yang mudah sekali menyebar.untuk itu mereka
harus produktif sekali dan pemanfaatan energinya ditujukan untuk penyebaran.
2. Jenis oportunis adalah kecil,hal ini di sebabkan produktivitas bersihnya diutamakan
untuk produksi biji,juga bagi mereka tidak di perlukan yumbuh menjadi besar

29
bentuknya.kompetisi di antara individu tumbuhan adalah minimal pada daerah yang
terbuka inbi.bentuk-bentuk yang tinggi tidak bermanfaat untuk habita seperti ini.
3. Jenis oportunis berumur pendek, Berupa tumbuhansetahun ,siklus hisdupnya
dilengkapi dalam satu musim tumbuhan,memungkinkan mereka untuk menyimpan
sejumlah energy dalm oragan produksi dan sebagian daripadanya dirubah untuk
menghasilkan tumbuhnya,Misa;lkan menghasilkan umbi,rimpang dll.yang tahan
terhadap perubahan lingkungan.
4. Jenis oportunis adalah generalis dapat bertleransi luas terhadap berbagai kondisi
lingkungan.terutama terhadap bentuk tanha,suhu,dan kelembapan.tetapi biasanya
memerlukan habitat terbuka dan tidak terlalu toleran terhadap peneduhan.
b. Strategi keseimbangan
1. Jenis keseimbangan merupakan jenis-jenis yang tumbuh dari fasa-fasa akhir dari
suksesi dan fasa klinmaks .beradaptasi untuk hidup pada lingkungan ,yang stabil dan
dapat diperkirakan.
2. Jenis keseimbangan dapat bersaing secara efektif melawan klimaks lainnya.untuk itu
harus merupakan jenis dominan.tumbuh tinggi dan berumur panjang.,tumbuhan
perennial jenis keseimbangan menyalurkan sebagian besar dari hasil produktivitas
bersihnya untuk membentuk dan mengelola tubuhnya yang besar.
3. Jenis Keseimbangan biasanya mempunyai kemampuan yang berupa dalm
penyebaran,menghasilkan sedikit biji yang relative besar-besar.dengan demikian
perluasan daerah penyebarannya rapat.
4. Jenis Keseimbangan adalah spesialis meguasai kondisi lingkungan tertentu ,mereka
akan mengan dalam kompetisi di lingkungan tertentu ,tetapi tidak dapat bertoleransi
untuk kondisi-kondisi lainnya.

Selama suksesi jenis-jenis oportunis secara bertahap akan dig anti oleh jenis-jenis
keseimbanga yang lebih lama.mempunyai dominasi ekoligi dan megusir tumbuhan pionir dan
peneduhannya.

30
2.5 Beberapa Contoh Suksesi

Beberapa contoh dinbawah ini akan memberikan gambaran dari proses suksesi ,baik
hidrosere maupun xerosere,dan memperlihatkan bagaiman terjadinya perubahan struktur dan
komposisi komunitas dari yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.

A. Danau gatun di terusan Panama ,amerika tengah


1. Komunitas tumbuhan air terapung ,terdiri dari Salvia aiuriculate, pistiastratioites,
Eichorniaazurea, Utriculariamixta, Jussieua catans.
2. Komunitas teratai, Nymphaeaampla bercampur dengan jenis-jenis di atas.
3. Komunitas tumbuhan air menjulang,yang terbanyak adalah Thypa angsutifolia,
Acrostychum danaeifolium, Crinum erubescens, Hibiscus sororius dan Saqitaria
lancifolia.
4. Komunitas rawa buluh ,terdiri dari Cyperus qiqnteus, Scirpus cubensis dan jenis-jenis
Cyperaceae lainnya.bersama-sama dengan rumput rumput besar seperti Phraqmites
communis dan Gynerium sagittatum,yang juga terdapat Jussieuasuffruticosa (herba
dikotil) dan paku-pakuan.
5. Komunitas rawa belukar terdiri dari Dalbergia castophylla dan keladi tinggi
Montrichardia arborescens.

B. Danau Victoria di Afrika timur


1. Vegetasi tumbuhan terapung dan terendam, Nymphaea, Ceratophyllu, Trapa dan lain-
lain
2. Komunitas paku-pakuan dan Cyperaceae merupakan campuran antara paku-pakuan,
Cyperaceae, Poaceae dan herba.
3. Rawa lymnophyton,di kuasai oleh Cyperus papyrus dan rumput Mischanthidium
violaceum dengan Lymnophyton obtusitolium sebagai subdominant.
4. Rawa papyrus ,yang dominan hanya Cyperus Papyrus di serai oleh jenis lainnya
sebagai tambahan.
5. Rawa palm phoenix ,banyak pohon-pohon yang tingginya 6-9m, di antaranya
Phoenix reclinata dan Mitraqyna Stipulosa.
6. Hutan hujan Tropis

31
Contoh suksesi yang bersifat xerosere di ambil dari letusan berapi yaitu dari gunung
berapi di hawai dan di kemukakan oleh Doty tahun 1967dan Atkinson pada tahun
1970.dan gunung Krakatau yang di kemukakan oleh Richard pada tahun 1964 dan juga
sebelumnya oleh Van borsum W th 1950 serta gunung Helens th 1980.

Gambar 2.5 Gunung St. Helens Ketika Meletus (1980)

Gambar 2.5a Gunung St. Helens Sesaat Setelah Meletus

32
Gambar 2.5b : Gunung St. Helens Tahun 2008

2.6 Suksesi dan Pertanian

Konsep suksesi mempunyai hubungan langsung terhadap berbagai kegiatan


manusia.Yang paling penting adalah dalam bidang pertanian untuk mendapatkan produksi
maksimal yang di dasarkan pada pertentangan-pertentangan yang bersifat ekologi.

Tanaman peliharaan umunya merupakan tumbuhan yang mampu mempergunakan


kesempatan dalam memanfaatkan lingkungan yang belum stabil,dalam konsep suksesi di
kenal dengan jenis oportunis yang biasanya hidup pada fasa-fasa awal sampai fasa tengah
dari sesrenya.tumbuhan ini hidup cepat pada daerah yang terbuka,menyuimpan sebagian hasil
produktivitasnya pada struktur-struktur reproduksi seperti biji.Dengan demikian dapat di
pergunakan sebagai sumber makanan bagi manusia.

Beberapa tanaman pertanian dapat di kelompokkan dalam jenis-jenis pos-pionir .misalnya


ubi jalar ,mempunyai oragan penimbun dalam tanah .ini merupakan karakteristika jenis
tumbuhan yang berada pada fasa-fasa awal suksesi.kemudian umumnya pohon merupakan
karakteristika dari fasa seral tengah,dan manusia dapat memanfaatkannya berupa buahnya

33
atau kayunya.kesemua jenis tanaman ini mempunyai produktivitas bersih yang tinggi dan
hidupnya relative pendek.

Selama ekosistem pertanian menyerupai fasa seral awal,maka kurang stabil.Dengan


demikian komunitas yang yang tidak stabil ini harus dikelola oleh manusia,secra ekologi di
sebut pengelolaan buatan yang bersifat non alami. Penegelolaan buatan ini misalnya
perumputan,penyemprotan untuk menjaga dari hama dan penyakit,,dengan demikian
memerlukan sejumlah subsidi energy.

Siklus nutrisi dari komunitas seral,seperti kegiatan pertanian ,merupakan suiklus yang
terbuka,dengan demikian kehilangan sejumlah nutrisi yang keluar dari system merupakan
jarak karakteristiknya,akibatnya penambahan sejumlah nutrisi ke dalam system adalah mutlak
di perlukan ,yaitu berupa pemupukan dan masukan materi lainnya.

Kegiatan pertanian memerlukan lahan-lahan baru ,membuka lahan baru ini berarti
mengembalikan komunitas ke fasa awal lagi.akibatnya tidak saja kehilangan jenis-jenis yang
sudah beradaptasi dengan baik terhadap dengan baik terhadap kondisi lingkungan yang
ada.tetapi juga menganggu siklus nutrisi yang di kembangkan oleh system secara skala
besar,yang akhirnya menganggu kematangan dari komunitas tersebut.

34
2.7 Dampak Negatif Dan Positif Dari Suksesi

Dampak Negatif :

1. Berbagai tumbuhan liar akan hidup atau tumbuh dan mengubah semua karakteristika
dari vegetasi asalnya.
2. Penurunan kadar zat hara dari tanah, misalnya akibat degradasi habitat.
3. Suatu komunitas tumbuhan akibat adanya longsor, banjir, letusan gunung berapi dan
atau pengaruh kegiatan manusia akan mengalami gangguan atau kerusakan yang
parah. Mengakibatkan tanah gersang, kehilangan nutrisi organik, permukaan sangat
terbuka dan kondisinya belum menunjang kehidupan di atasnya.

Dampak Positif :

1. Terjadinya suksesi proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju
ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil, Komunitas menjadi lebih kompleks.
2. Bagi Tumbuhan pioner, tumbuhan ini akan menciptakan kondisi lingkungan tertentu
yang memberikan kemungkinan untuk hidup tumbuhan lainnya. Koloni tumbuhan
pionir ini akan menghasilkan proses pembentukan lapisan tanah memecah batuan
dengan akarnya dan membebaskan materi organic ketika terjadi pelapukan dari
tumbuhan yang mati.

35
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi
pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang
berbeda dengan komunitas semula. Perubahan ekosistem ini pada dasarnya dapat di
sebabkan sebagai penyebab utama yaitu:

a. Akibat perubahan iklim


b. suksesi allogenik ( karena pengaruh dari luar)
c. suksesi autogenik (karena pengaruh dari dalam)

Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah
tercapai keadaan seimbang (homeostatis). Di alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu
suksesi primer dan suksesi sekunder. Suksesi juga berkaitan dengan pertanian dimana
komunitas yang yang tidak stabil dikelola oleh manusia,secara ekologi di sebut pengelolaan
buatan yang bersifat non alami. Dampak dari adanya suksesi yaitu Mengakibatkan tanah
gersang, kehilangan nutrisi organik, permukaan sangat terbuka dan kondisinya belum
menunjang kehidupan di atasnya. Namun suksesi dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah
lingkungan yang lebih teratur dan stabil, komunitas menjadi lebih kompleks.

3.2 Saran

Dari uraian yang telah dijelaskan diatas dapat diambil refleksi yang ditujukan pada
pembaca agar mengaplikasi konsep suksesi untuk diterapkan pada kehidupan kita sehari-hari
agar dapat meminimalisir dampak kerusakan alam.

36
DAFTAR PUSTAKA

http://abdan-marinescientis.blogspot.com/2011/04/evolusi-suksesi-dan-faktor-pembatas.html

http://id.merbabu.com/artikel/ekologi.html

http://jejakdaunkering.blogspot.com/2009/03/kebakaran-suksesi-sekunder-dan-vegetasi.html

http://primanandafauziah.blogspot.com/2010/11/suksesi-primer-dari-vegetasi-di-gunung.html

http://onrizal.files.wordpress.com/2009/08/1-ekologi-hutan-pendahuluan-2009.pdf

http://sobatbaru.blogspot.com/2008/06/pengertian-suksesi.html

http://wghiffary.wordpress.com/2011/04/04/adaptasi-evolusi-suksesi-primer-dan-sekunder-
serta-faktor-pembatas/

http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.125-132%20Pembelajaran%20Ekologi.pdf

http://www.scribd.com/doc/45799711/SUKSESI

Syafei, Surasana Eden. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung. Institut Teknologi
Bandung.

37
KRITERIA PENILAIAN MAKALAH
MATAKULIAH EKOLOGI TUMBUHAN
SEMESTER GASAL 2011-2012

No. Elemen Skor Penilaian


Maks
KS KT D
I. Identitas Makalah
1 Judul makalah 4
2 Keperluan ditulisnya makalah 2
3 Nama penulis makalah 2
4 Tempat dan waktu penulisan makalah 2

II. Sistematika Makalah


5 Makalah terorganisasi dengan baik dan lengkap:
 Ada Kata Pengantar dan Daftar Isi/Tabel/Gambar 5
 Pendahuluan berisi: latar belakang penulisan makalah, masalah 5
beserta batasannya, dan tujuan penulisan makalah
 Bagian inti berisi paparan topik-topik bahasan 5
 Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran 5
 Memuat daftar rujukan/pustaka dan lampiran (jika ada) 5

III. Bagian Teks Utama Makalah


6 Latar Belakang memaparkan:
 Hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah (secara teoritis 10
maupun praktis),
 Masalah yang memerlukan pemecahan/penjelasan/ 5
pendeskripsian /penegasan,
 Tujuan penulisan makalah 5
7 Topik-topik Bahasan pada bagian inti:
 Relevan dengan masalah yang dipaparkan pada bagian penda- 10
huluan (isi dan kuantitas)
 Beragam konsep dieksplor dari banyak sumber (> 3 sumber buku 10
atau artikel)
 Gambar/diagram/foto yang disertakan sesuai dengan pembahasan 5
8 Penutup memaparkan:
 Kesimpulan atau penegasan atau ringkasan pembahasan 10
 Saran/rekomendasi sehubungan dengan masalah yang dibahas 5

IV. Lain-Lain
9 Makalah disertai dengan ‘power point’ 5

Jumlah Skor Maksimal 100

38

Anda mungkin juga menyukai