Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KERJA MAHASISWA

SISTEM SARAF 1

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan


Yang dibimbing oleh :
Prof. Dr. Abdul Gofur, M. Si. dan Wira Eka Putra, S. Si., M. Med. Sc

Oleh :
Kelompok 4
Offering I 2018

1. Arining Rizky Handayani (NIM 180342618035)


2. Novan Adhi Nugroho (NIM 180342618044)
3. Rifqah Dwi Pratiwi (NIM 180342618022)
4. Thania Ayu Pramesty (NIM 180342618029)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI
AGUSTUS 2019
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA

DENGAN BERDISKUSI DAN MEMBACA PUSTAKA KERJAKAN SEMUA SOAL DI


BAWAH INI!

TOPIK: SISTEM SARAF 1


1 a Apa yang dimaksud dengan jala saraf?
.
b. Apa hubungan jala saraf dengan saraf difus?
c. Bagaimana respons hewan yang memiliki jala saraf ketika menanggapi
stimulus?
d Jelaskan perkembangan system saraf dari hewan radial simetri, bilateral
simetri sederhana sampai bilateral simetri lebih maju.

2 a. Gambarkan sel saraf dalam lingkungan internal


b. Bagaimanakah sebaran ion di dalam CIS dan CES pada sel saraf
c. Apa yang dimaksud dengan potensial membran? Mengapa terjadi potensial
membran
d
Ion Dalam CES Dalam CIS
Na+ 440 mM 50 mM
K+ 20 mM 400 mM
Cl- 560mM 40-50 mM
Tabel di atas adalah sebaran ion dalam cairan tubuh cumi-cumi, analisislah
dan buatlah kesimpulan dari tabel tersebut

3 A Apakah yang dimaksud dengan 1) Stimulus bawah ambang


(Subminimal/subliminal); 2) Stimulus ambang; 3) Stimulus atas ambang
(Supraminimal/supraliminal); 4) Stimulus maksimal.

b. Apa yang disebut depolarisasi, repolarisasi, dan hiperpolarisasi.

c. Gambar diagram yg menunjukkan hubungan antara intensitas stimulus


dengan potensial bertingkat, potensial ambang, potensial aksi, dan potensial
istirahat

4 Jelaskan bahwa terjadinya potensial aksi merupakan peristiwa all or none!


.
Jawab:
1. a. Pengertian jala saraf
Susunan organisasi saraf yang menyerupai jala. Susunan ini merupakan contoh sistem saraf
yang paling sederhana. Jala saraf dapat ditemukan pada hewan karang dan ubur-ubur.
Susunan saraf yang terdapat pada bagian atas ubur-ubur berfungsi untuk mengkoordinasikan
gerakan, sedangkan jala saraf yang terdapat pada tentakel berfungsi sebagai reseptor
sensoris.
b. Hubungan jala saraf dengan saraf difus
Saraf difus tersusun atas sel-sel saraf yang tersebar namun masih terikat satu sama lain
membentuk pola yang menyerupai jala. Hubungan jala saraf dan saraf difus ialah organisasi
sel saraf yang saling berhubungan satu sama lain, berfungsi sebagai reseptor sensori dan
dimiliki oleh hewan-hewan tingkat rendah.
c. Respons hewan yang memiliki jala saraf ketika menanggapi stimulus
Adanya sebuah rangsangan selanjutnya akan diterima oleh reseptor pada membran
sel,sehingga membentuk komponen spesifik yang kemudian akan mengaktifkan protein G.
Protein G selanjutnya akan mengaktifkan Adenylyl cyclase. Setelah Adenylyl cyclase aktif
maka akan mengubah ATP menjadi cyclic AMP (cAMP) yang berperan sebagai second
messenger inilah yang kemudian akan berikatan dengan protein target, dengan demikian
akan mempengaruhi proses metabolisme dalam sel dengan cara mempengaruhi proses
transkripsi dalam sel.
d. Penjelasan tentang perkembangan sistem saraf dari hewan radial simetri, bilateral
simetri sederhana sampai bilateral simetri lebih maju
1. Hewan Simetri Radial
Pada hewan simetri radial perkembangan sistem saraf relatif tidak terstruktur tidak seperti
bilateral radiata hanya memiliki sel prismodial, endoderm dan ektsoderm, neuron yang
dihasilkan dari sebuah sel khusus dari sel pendahulu ektodermal, yang juga bertindak
sebagai pendahulu untuk jenis sel ektodermal yang lain
2. Hewan Simetri Bilateral Sederhana
Pada hewan simetri bilateral sederhana tubuhnya memanjang dan bersimetri bilateral serta
memiliki saraf yang lebih terspesialisasi lagi. Hewan semacam itu menunjukkan sefalisasi,
suatu tren evolusioner ke arah penggugusan neuron sensoris dan interneuron di ujung
anterior (depan). Satu atau lebih tali saraf yang membentang ke arah ujung posterior
(belakang) menghubungkan struktur ini dengan sraf-saraf di bagian tubuh yang lain.
3. Hewan Simetri Bilateral Maju
Pada hewan simetri bilateral maju memiliki saraf yang terspesialisasi lagi dan lebih maju
dari sebelumnya. Hewan semacam itu, menunjukkan sefalisasi, suatu tren evolusioner ke
arah penggugusan neuron sensoris dan interneuron di ujung anterior (depan).
(Isnaeni, 2006).

2. a Gambar Sel Saraf Dalam Lingkungan Internal

CES

CIS
(Amanda, 2003)
b. Sebaran Ion Dalam CIS dan CES pada Sel Saraf
Kadar ion Na+ paling tinggi serta ion Cl- terutama terdapat pada cairan ekstraseluler,
sedangkan ion K+ di cairan intrasel. Anion protein tidak tampak dalam cairan inersisial
karena jumlahnya paling sedikit dibandingkan dengan intrasel dan plasma (Soewolo dkk,
2003).

c. Pengertian Potensial Membran dan Terjadinya Potensial Membran


 Potensial membran adalah beda potensial elektrik antara dinding sebelah luar dan sebelah
dalam dari suatu membran sel yang berkisar -50 hingga -200 mV (tanda minus
menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan diluarnya).

 Potensial membran terjadi karena adanya perbedaan muatan pada sisi dalam dan sisi luar
membran sel yang dipengaruhi oleh proses difusi dan transport aktif, sifat selektif
permeable dari membrane, dan adanya suatu proses aktif yang menyebabkan dapat
dipertahankannya perbedaan potensial (dalam hal ini disebabkan kandungan ion Na +, K+,
dan Cl- didalam dan diluar membrane sel) (Yoshua, 2016).

d. Analisis dan Kesimpulan dari Tabel Sebaran Ion dalam Cairan Tubuh Cumi-Cumi
Ion Na+ banyak ditemukan pada cairan ekstraseluler (CES) dalam tubuh cumi-cumi. Ion
tersebut banyak ditemukan pada cairan ekstraseluler karena memiliki fungsi sebagai
pengatur volume cairan ekstraseluler. Ion K+ lebih banyak ditemukan pada cairan
intraseluler pada cumi-cumi. Hal ini berkaitan dengan fungsi dari ion tersebut yaitu untuk
memelihara permeabilitas membran sel. Sedangkan ion Cl- banyak ditemukan pada cairan
ekstraseluler tubuh cumi-cumi. Hal ini disebabkan karena fungsi ion tersebut yaitu untuk
memelihara keseimbangan tekanan osmosis pada cairan ekstraseluler.

3. a Pengertian Stimulus Bawah Ambang, Stimulus Ambang, Stimulus Atas Ambang, dan
Stimulus Maksimal

 Stimulus bawah ambang (subminal/subliminal) adalah rangsang yang tidak mampu


menimbulkan respon,
 Stimulus ambang (minimal/liminal) adalah rangsangan terkecil yang tepat dapat
menimbulkan tanggapan,
 Stimulus atas ambang adalah rangsangan yang intensitasnya lebih besar dari rangsang
maksimal tetapi tanggapan yang ditimbulkan juga,

 Stimulus maksimal adalah rangsang yang dapat menimbulkan tanggapan maksimal.


(Loftus, 1992).
b. Pengertian Depolarisasi, Repolarisasi, dan Hiperpolarisasi

 Depolarisasi : Perubahan muatan ion dalam sel dari negatif menjadi positif. Dapat
diartikan juga potensial membran dikurangi dari potensial istirahat, potensial membran
menurun atau bergerak ke arah 0 mV, lebih sedikit muatan terpisah dibandingkan dengan
saat potensial istirahat (Soewolo dkk, 2003).
 Repolarisasai : Membran mengalami repolarisasi, artinya membran kembali ke potensial
istirahat setelah depolarisasi (Soewolo dkk, 2003).
 Hiperpolarisasi : Pada membran yang mengalami hiperpolarisasi, potensial membran
lebih besar daripada potensial istirahat, potensial meningkat atau menjadi lebih negatif,
lebih banyak muatan terpisah daripada saat istirahat (saat polarisasi) (Soewolo dkk, 2003).

c. Gambar diagram yg menunjukkan hubungan antara intensitas stimulus dengan


potensial bertingkat, potensial ambang, potensial aksi, dan potensial istirahat

(Tamam, 2018)

4. Jelaskan terjadinya potensial aksi merupakan peristiwa all or none!


Bila setiap bagian sel saraf, biasanya akson hilok (axon hillock), didepolarisasi ke ambang,
maka akan terjadi potensial aksi yang akan dirambatkan ke seluruh membran dalam keadaan
tidak berubah. Selanjutnya, sekali potensial ambang telah dicapai, resultan potensial aksi
disebabkan oleh gerakan ion mengikuti gradien voltase selama potensial aksi disebabkan oleh
gerakan ion mengikuti gradien voltase selama potensial aksi disebabkan oleh gerakan ion
mengikuti gradien konsentrasi dan gradien kelistrikan, yang tidak terpengaruh oleh kekuatan
stimulus (Soewolo dkk, 2003).
Suatu stimulus yang lebih kuat daripada yang dibutuhkan untuk menyebabkan membran ke
potensial ambang tidak akan menghasilkan potensial aksi yang lebih kuat. Di samping itu
suatu stimulus yang gagal mendepolarisasi membran ke ambang, tidak akan memicu suatu
potensial aksi sama sekali. Jadi suatu membran yang dapat dirangsang akan merespon suatu
stimulus yang gagal mendepolarisasi membran ke ambang, tidak akan memicu suatu potensial
aksi sama sekali. Jadi suatu membran yang dapat akan memicu suatu potensial aksi sama
sekali. Jadi suatu membran yang dapat dirangsang akan merespon suatu stimulus dengan
suatu potensial aksi yang maksimum yang akan menyebar tanpa penurunan ke seluruh
membran, atau tidak merespon sama sekali dengan potensial aksi. Keadaan inilah yang
disebut hukum “all or none” (Soewolo dkk, 2003).

Daftar Rujukan
Amanda, R. 2003. What Is a Cell Body? - Definition, Function & Types, (Online),
(https://study.com/academy/lesson/what-is-a-cell-body-definition-function-types.html),
diakses 27 Agustus 2019.
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisus.
Loftus, E. M. 1992. Is The Unconscious Smart or Dumb?. American Psychologist. 47(6): 761-
765.
Soewolo, Basoeki, S., Yudani, T. 2003. Fisiologi Manusia. Malang: FMIPA Universitas Negeri
Malang.
Tamam, B. 2018. Mekanisme Potensial Aksi dan Potensial Membran Sel, (Online), (https://
www.generasibiologi.com/2018/12/mekanisme-potensial-aksi-dan-potensial-membran.
html), diakses 29 Agustus 2019.
Yoshua, Y. 2016. Sistem Saraf Manusia. Tangerang: Universitas Pelita Harapan.

Anda mungkin juga menyukai