Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIOLOGI SEL

“EKSPRESI GEN DAN MEKANISME PENGENDALIAN”

DI SUSUN OLEH :

 NISA FITRIANI 16040033


 REZA ADITYA 16040034
 PUTRI MEILANI 16040044
 ROSMIATI 16040055
 DINI LANJAR SARI 160400
 IJDHAR 16040066
 SITI HUMAIROH 16040094

DOSEN : SUPRISTIYONO, M.Pd.

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH


TANGERANG

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat tuhan yang maha Esa yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
sebuah penelitian yang hasilnya akan disusun menjadi makalah. Adapun judul
tugas ini adalah “ekspresi gen dan mekanisme pengendalian”

. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak berupa bimbingan, saran, dan juga motivasi baik dalam
bentuk moril maupun materil. Maka pada kesempatan ini penyusun ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Supristiyono, M. Pd. Selaku dosen mata kuliah Biologi Sel STF
Muhammadiyah Tangerang.
2. Kedua orang tua dan segenap keluarga penyusun yang telah memberikan
kasih sayang dan dukungan yang tidak terhingga.
3. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan
laporan ini.

Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih kepada semuah pihak yang telah
membantu dalam penyelesain susunan ini. Saya berharap banyak adanya masukan
dari berbagai pihak, agar penelitian ini menjadi lebih sempurna. Semoga dapat
memberi manfaat bagi yang membaca.

TANGERANG, OKTOBER 2016

PENYUSUN
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Semua sel mengandung satu set gen, yang dapat dianggap sebagai satu set
instruksi untuk membuat masing-masing jumlah yang sangat besar protein.
Penciptaan protein dari gen yang disebut ekspresi gen.

Namun, untuk sel yang diberikan tidak semuah petunjuk ini benar-benar
digunakan, dan diantara mereka yang, adapula yang digunakan lebih dari orang
lain atau hanya dalam keadaan tertentu. mengontrol ekspresi gen sangat penting
untuk sel karena memungkinkan untuk menghindari pemborosan energi dan
bahan baku dalam sintesis protein tidak perlu.

Dengan demikian memungkinkan sel untuk menjada entitas yg lebih ramping dan
serbaguna yang dapat merespon perubahan kondisi dengan menyesuaikan
fisiologinya.untuk memahami kontrol ekspresi gen, dua konsep kunci harus
dipahami. Pertama, ekspresi gen memerlukan transkripsi, proses pembuatan
utusan asam ribonukleat (mRNA) salinan asam deoksiribonukleat (DNA) gen.
Trankripsi hanya bisa terjadi jika RNA polimerase atase pertama, atau mengikat,
untuk DNA. Mengontrol proses pengikatan ini adalah cara utama yang ekspresi
gen dikendalikan,dan protein merupakan pengendali utama mengikat. Konsep
penting kedua adalah bahwa molekul protein yang membantu mengatur mengikat
sendiri bisa diatur.

Hal ini biasanya terjadi ketika beberapa molekul lain mengikat protein,
menyebabkan protein untuk mengalami perubahan struktural, dengan kata lain,
untuk mengubah bentuk. Dalam beberapa kasus perubahan bentuk ini akan
membantu RNA polimerase untuk mengikat DNA, dan dalam kasus lain itu akan
mencegahnya dari melakukanya.

Setiap sel manusia memiliki setidaknya 20.000 gen. Bahkan semua sel-sel
manusia memiliki gen yang sama. Tetapi tidak semua sel manusia membuat
protein yang sama, jika mereka melakukanya, maka semua sel-sel manusia akan
sama. Sebaliknya manusia memiliki sel dengan fungsi dan struktur yang berbeda.
Mereka melakukan ini dengan menggunakan, atau mengungkapkan, gen yang
berbeda. Menggunakan gen untuk membuat protein yang disebut ekspresi gen.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Cara bagaimana proses ekspresi gen terjadi?


2. Cara mekanisme pengendalian ekspresi gen ?

1.3 TUJUAN

1. Menjelaskan proses ekspresi gen


2. Mengetahui mekanisme pengendalian ekspresi gen
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN TEORI


Ekspresi gen merupakan rangkaian proses penerjemahan informasi genetik
(dalam bentuk urutan basa pada DNA atau RNA) menjadi protein, dan
lebih jauh lagi fenotip. Informasi yang dibawa bahan genetik tidak
bermakna apa pun bagi suatu organisme apabila tidak diekspresikan
menjadi fenotip. Ekspresi genetika beserta dinamika yang
mempengaruhinya dipelajari dalam genetika molekular beserta cabang-
cabangnya seperti genomika, transkriptomika, proteomika, serta
metabolomika.
Ekspresi gen dapat diartikan proses dimana informasi dari gen yang
digunakan dalam sintesis produk gen fungsional. Produk-produk ini
seringkali protein, tetapi dalam non-protein coding gen seperti gen rRNA
atau tRNA, produk adalah RNA fungsional. Proses ekspresi gen
digunakan oleh semua kehidupan yang dikenal – eukariota (termasuk
organisme multisel), prokariota (bakteri dan archae) dan virus – untuk
menghasilkan mesin makromolekul untuk hidup.

2.2 PROSES EKSPRESI GEN


Proses ekspresi genetik mengikuti tahapan yang sama untuk semua bentuk
kehidupan, yang disebut dogma inti (central dogma) dalam genetika. Ada
tiga proses dasar yang tercakup dalam dogma inti :
 Replikasi DNA
 Transkripsi DNA menjadi RNA, dan
 Translasi RNA menjadi protein atau polipeptida
1. TRANSKIPSI
Ini merupakan tahapan awal dalam proses sintesis protein yang
nantinya proses tersebut akan berlanjut pada ekspresi sifat-sifat
genetik yang muncul sebagai fenotip. Dan untuk mempelajari
biologi molekuler tahap dasar yang harus diketahui adalah
bagaimana mekanisme sintesis protein sehingga dapat terekspresi
sebagai fenotip.
Transkripsi merupakan proses sintesis molekul RNA pada DNA
templat. Proses ini terjadi pada inti sel / nukleus (pada organisme
eukariotik. Sedangkan pada organisme prokariotik berada di
sitoplasma karena tidak memiliki inti sel) tepatnya pada
kromosom.
Komponen yang terlibat dalam proses transkripsi, yaitu :
 DNA templat (cetakan) yang terdiri atas basa nukleutida
adenin (A), Guanin (G), Timin (T), Sitosin (S).
 Enzim RNA polimerase
 Faktor-faktor transkripsi
 Prekusor (bahan yang ditambahkan sebagai penginduksi)

Hasil dari proses sintesis tersebut adalah tiga macam RNA, yaitu :

 mRNA (messeger RNA)


 tRNA (transfer RNA)
 rRNA (ribosomal RNA)

Transkripsi berlangsung dalam empat tahap, yaitu :

A. Pengenalan promoter
Enzim RNA polimerase mengikat untai DNA cetakan pada
suatu daerah yang mempunyai urutan basa tertentu
sepanjang 20 hingga 200 basa. Daerah ini dinamakan
prometer. Baik pada prokariot maupun eukariot, promoter
selalu membawa suatu urutan basa yang tetap atau hampir
tetap sehingga urutan ini dikatakan sebagai urutan
konsensus. Pada prokariot urutan konsesusnya adalah
TATAAT dan disebut kotak pribnow, sedangkan pada
eukariot urutan konsensusnya adalah TATAAAT dan
disebut kotak TATA. Urutan konsensus akan
menunjukkan kepada RNA polimerase tempat dimulainya
sintesis. Kekuatan pengikatan RNA polimerase oleh
promoter yang berbeda sangat bervariasi. Hal ini
mengakibatkan perbedaan kekuatan ekspresi gen.
B. Inisiasi (pengawalan)
Setelah mengalami pengikatan oleh promoter, RNA
polimerase akan terikat pada suatu tempat didekat daerah
promoter, yang dinamakan tempat awal polimerase.
Nukleosida trifosfat pertama akan diletakkan di tempat ini
dan sintesis RNA pun segera dimulai.
C. Elongasi (pemanjangan)
Selama sintesis RNA berlangsung RNA polimerase
bergerak disepanjang molekul DNA cetakan sambil
menambahkan nukleotida demi nukleotida kepada untai
RNA yang sedang diperpanjang.
D. Terminasi (pengakhiran)
Molekul RNA yang baru saja selesai disintesis, dan juga
enzim RNA polimerase, segera terlepas dari untai DNA
cetakan begitu enzim tersebut mencapai urutan basa
pengakhir (terminasi).
2. TRANSLASI
Tahap selanjutnya setelah transkripsi adalah terjemahan.
Penerjemahan adalah suatu proses penerjemahan urutan nukleotida
molekul mRNA yang ada dalam rangkaian asam amino yang
menyusun suatu polipeptida atau protein. Apa yang dibutuhkan
dalam proses penerjemahan adalah: mRNA, ribosom, tRNA, dan
asam amino.
Seperti transkripsi, terjemahan ini juga dibagi menjadi tiga tahap :
A. Inisiasi
B. Pemanjangan
C. Penghentian
3. REPLIKASI DNA
Proses replikasi DNA adalah proses penggandaan DNA dimana
proses ini diperlukan dalam pembelahan sel. Sebelum proses
ekspresi gen, biasanya DNA dilipatgandakan menjadi lebih
banyak.
4. DOGMA CENTRAL GENETIKA MOLEKULER
Yang dimaksud disini adalah dogma sentral semua informasi yang
terkandung dalam DNA, kemudian akan digunakan untuk
menghasilkan molekul RNA melalui transkripsi, dan beberapa
informasi pada RNA tersebut akan digunakan untuk menghasilkan
protein melalui proses yang disebut translasi.
Sebenarnya dalam proses dogma sentral, ada beberapa referensi
yang mencangkup replikasi DNA, dan ada yang tidak. Karena ada
yang mengartikan dogma sentral adalah proses ekspresi gen dari
DNA → RNA → protein. Adapula yang menyebutkan sebelum
ekspresi gen berlangsung, DNA harus dilipat gandakan dulu.
2.3 KODE GENETIK
Penetapan triplet kodon pada mRNA sebagai pembawa informasi genetik
atau kode genetik yang akan menjadi pembentukan suatu asam amino
tertentu berawal dari pemikiran bahwa macam basa nitrogen jauh lebih
sedikit daripada macam asam amino. Basa nitrogen pada mRNA hanya
ada empat macam, sedangkan asam amino ada 20 macam. Oleh karena itu
jelas tidak mungkin tiap asam amino disandi oleh satu basa. Begitu juga,
kombinasi dua basa hanya akan menghasilkan 4² atau 16 macam duplet,
masih lebih sedikit daripada macam amino yang ada. Kombinasi tiga basa
akan menhasilkan 4³ atau 64 triplet, melebihi jumlah macam asam amino.
Dalam hal ini, satu macam asam amino dapat disandi oleh lebih dari satu
macam triplet kodon.
2.4 PENGATURAN ATAU MEKANISME PENGENDALIAN
EKSPRESI GEN
Pengaturan ekspresi gen dapat terjadi pada berbagai tahap, misalnya
transkripsi, prosesing mRNA, atau translasi. Namun, sejumlah data hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengaturan ekspresi gen, khusunya pada
prokariot, paling banyak terjadi pada tahap transkripsi.
Mekanisme pengaturan transkripsi, baik pada prokariot maupun pada
eukariot, secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kategori utama,
yaitu :
1) Penyalapadaman (turn on and turn off)
Ekspresi gen sebagai respon terhadap perubahan kondisi
lingkungan dan
2) Sirkit
Ekspresi gen yang telah terprogram (preprogramed circuits)

Mekanisme penyalapadaman sangat penting bagi mikroorganisme untuk


menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan yang seringkali terjadi
secara tiba-tiba. Sebaliknya, bagi eukariot mekanisme ini nampaknya tidak
terlalu penting karena pada organisme ini sel justru cenderung merespon
sinyal-sinyal yang dataang dari dalam tubuh, dan disisi lain, sistem
sirkulasi akan menjadi penyangga bagi sel terhadap perubahan kondisi
lingkungan yang mendadak tersebut. Pada mekanisme sirkit, produk suatu
gen akan menekan transkripsi gen itu sendiri dan sekaligus memacu
transkripsi kedua, produk gen kedua akan menekan transkripsi gen kedua
dan memacu transkripsi gen ketiga, demikian seterusnya. Ekspresi gen
yang berurutan ini telah terprogram secara genetik sehingga gen-gen
tersebut tidak akan dapat diekspresikan di luar urutan. Oleh karena urutan
ekspresinya berupa sikrit, maka mekanisme tersebut dinamakan sikrit
ekspresi gen.

2.5 MEKANISME PENGENDALIAN EKSPRESI GEN

DNA terdiri atas ribuan bahkan ratusan ribu gen tergantung pada jenis
organisme apakah uniseluler atau multiseluler. Tidak semua sel bekerja
untuk karakter yang sama walaupun memiliki gen-gen yang sama karena
tidak semua gen diekspresikan pada level yang sama pada tiap sel. Proses
kontrol suatu gen terekspresi atau tidak pada waktu berbeda dan pada
kondisi yang berbeda disebut regulasi ekspresi gen.

Sel meregulasi gen-gen karena banyak alasan. Suatu sel mungkin hanya
mengekspresikan gen yang yang dibutuhkan pada lingkungan tertentu, sel
sangat efesien sehingga tidak membuang energi untuk membuat mRNA
yang tidak dibutuhkan pada waktu tersebut. Atau sel dapat menginaktifkan
gen yang menghasilkan produk yang bertentangan/menghambat proses
lain yang berlangsung dalam sel pada waktu tersebut. Sel juga meregulasi
gen-gen yang merupakan bagian dari proses perkembangan sepertii
embriogenesis dan sporulasi. Ekspresi gen melalui banyak tahap, tiap gen
memiliki kesempatan diregulasi. Pertama RNA ditranskripsi dari gen
(segmen DNA tertentu). walaupun RNA adalah produk akhir dari gen,
molekul RNA tersebut membutuhkan proses-proses untuk dapat menjadi
aktif (pasca transkripsi dan paca translasi). mRNA akan ditranslasi
menjadi protein. Protein kemudian membutuhkan proses atau transpor
untuk dapat melakukan aktifitas biologis secara aktif. Walaupun setelah
produk gen telah disintesis dalam bentuk final, aktivitasnya juga
dimodulasi pada kondisi lingkungan yang sesuai.

Regulasi yang berlangsung pada tahap transkripsi dari gen ke mRNA


disebut regulasi transkripsional. Regulasi atau kontrol transkripsional
adalah kontrol sintesis rantai polipeptida dari cetakan mRNA-nya. Kontrol
transkripsional merupakan mekanisme utama dalam pengaturan ekspresi
gen bakteri. Bentuk regulasi ini ini lebih efesien; mRNA yang tidak
ditranslasi akan tidak berguna. Tidak semua gen yang ditranskripsi
diregulasi, tidak bersifat ekslusif. Tiap regulasi yang terjadi setelah
transkripsi disebut regulasi postranskripsional. Terdapat banyak tipe
regulasi postranskripsional, yang paling utama adalah regulasi posttranlasi,
Jika gen diregulasi pada tahap translasional, mRNA mungkin dapat
dilanjutkan pada tahap transkripsi , tapi translasinya memungkinkan untuk
dihambat.

Kontrol ekspresi gen lebih kompleks pada eukariotik daripada prokariotik.


Perbedaan utama dari kedua regulasi ini adalah adanya membran inti pada
eukariotik, yang mencegah transkripsi dan translasi terjadi secara simultan.
Pada eukariotik kontrol inisasi transkripsi adalah titik utama regulasi
sedangkan pada eukarioptik regulasi ekspresi gen dapat dikatakan
ekuivalen dari banyak titik berbeda dari transkripsi sampai posttranslasi.
Regulasi gen memungkinkan sel untuk mengatur struktur dan fungsi yang
menjadi dasar dari diferensiasi, morfogenesis dan kemampuan adaptif
setiap organisme.

2.6 KONTROL EKSPRESI GEN PADA PROKARIOT

Pada bakteria, gen dikat pada satu operon. Operon adalah kelompok gen
yang mengkode protein penting dalam fungsi metabolisme tertentu yang
terkoordinasi seperti biosintesis asam amino tertentu. RNA yang
ditranskripsi dari operon prokariotik berisifat polisistrinik yaitu terdiri atas
gen-gen struktural yang mengkode beberapa protein dalam satu kali
transkripsi. Operon bakteri adalah wilayah pada DNA yang meliputi gen-
gen cotranskripsi menjadi RNA yang sama ditambah semua cis-acting
sequences yang dibutuhkan untuk mentranskripsi gen-gen ini, termasuk
gen promotor sebagai operator dan sequen lain yang termasuk pada
regulasi transkripsi gen-gen ini. Karena gen-gen dari satu operon semua
telah ditranskripsi dari promotor yang sama dan menggunakan sekuen
regulator yang sama, semua gen pada satu operon dapat diregulasi
transkripsinya secara simultan.

 Represor dan Aktivator

Regulasi transkripsi bakteri diregulasi oleh produk gen regulator, yang


umumnya protein dan sebut represor atau aktivator. Protein regulatur
berikatan dengan operon promotor dan meregulasi transkripsi daru
promotor. Kadang-kadang protein regulator dapat berperan rangkap dan
dapat juga menunjukkan reaksi enzimatis pada jalur yang dikode oleh
operon. Karena berikatan dengan DNA, represor dan aktivator sering
memiliki helix-turn-helix motif shared oleh banyak ikatan DNA protein.
(Helix-turn-helix motif of DNA binding proteins : adalah protein yang
berikatan pada DNA termasuk represor dan aktivator, sering membagi
motif struktur yang sama ditentukan oleh interaksi antara protein dan DNA
helix. Salah satu motif adalah helix-turn-helix motif). Represor dan
aktivator bekerja berlawanan arah. represor berikatan pada sisi yang
disebut operator dan menginkatifkan promotor, bertujuan mencegah
transkripsi dari gen-gen operon. Aktivator, sebaliknya berikatan pada sisi
ikatan dan mengaktifkan promotor, untuk memfasilitasi proses transkripsi
dari gen-gen pada operon.

2.7 KONTROL EKSPRESI GEN PADA EUKARIOT

Kontrol ekspresi gen yang terjadi pada eukariot diawali pada tahap:

1. Inisiasi transkripsi

Dengan adanya pengaruh enhancer yang akan berikatan dengan daerah


promotor untuk meningkatkan aktivitas RNA polimerase.

2. Proses transkripsi dan modifikasi

Hal ini berupa adanya proses intron splicing sehingga hanya tersisi bagian
ekson.

3. Kestabilan transkripsi
Saat hasil transkripsi dibawa dari inti sel menuju sitosol akan terjadi
pemendekan ekor poli-A oleh enzim (DAN)pada 3' ke 5' yang berasosiasi
dengan 5'cap.

4. Modifikasi translasi

Modifikasi ini terjadi dalam bentuk modifikasi kovalen disebabkan adanya


modifikasi kimia seperti asetilasi, metilasi, dan disulfida bond formation.
Contoh, molekul insulin dihasilkan dalam bentuk inaktif yang terdiri dari
satu polipeptida dan untuk aktivasinya polipeptida tersebut akan dipotong
menjadi dua bagian dan dihubungkan dengan jembatan disulfida.

Laktosa adalah gula bisakarida yang tersusun atas glukosa dan galaktosa.
Laktosa dapat diuraikan menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan
enzim β-galaktosidase. Bakteri E. coli dalam hidupnya dapat
memanfaatkan baik laktosa maupun glukosa tergantung gula mana yang
tersedia di lingkungan. Bakteri E. coli mempunyai kemampuan
mensintesis β-galaktosidase sehingga bila laktosa yang dimanfaatkan
sebagai sumber karbon maka bakteri tersebut akan mampu mengubah
laktosa menjadi galaktosa. Namun bila tersedia laktosa dan glukosa maka
bakteri akan memilih glukosa sebagai sumber karbon, karena glukosa
merupakan gula yang lebih langsung dimanfaatkan dalam proses
metabolisme.

Pengaturan ekspresi operon laktosa dilakukan oleh suatu protein regulator


yang akan berinteraksi dengan promoter, yang akan menentukan berjalan
atau inisiasi trankripsi yang dilakukan oleh transcriptase. Protein pengatur
dihasilkan oleh gen regulator, yaitu gen yang produk ekspresinya berperan
mengatur ekspresi gen lain. Dalam kasus operon laktosa terdapat dua gen
regulator yaitu gen lac-I dan crp. Gen lac-i berhubungan dengan kehadiran
laktosa, sedangkan crpberhubungan dengan kehadirab glukosa. Gen yang
diatur tersebut dinamakan gen structural. Sebagai contoh
gen lacZ, lacY dan lacA pada operon laktosa. Jadi gen regulator berperan
mengatur ekspresi gen structural.

Gen lac-I akan menghasilkan suatu polipeptida, yang kemudian setiap


empat polipeptida akan membentuk satu molekul protein tetramer yang
berperan sebagai regulator. Dalam proses regulasi, protein tetramer ini
akan menempel pada suatu wilayah promotor yang disebut operon.
Penempelan itu terjadi karena ada kecocokan tertentu antara runtunan basa
operator dengan protein regulator, akibat adanya protein regulator yang
menempati wilayah operator maka trankriptase tidak dapat melakukan
inisiasi traskripsi, sehingga gen-gen terdapat dibelakang promoter menjadi
tidak terekspresi. Protein regulator seperti diatas bersifat menghalangi atau
menekan terjadinya traskripsi, maka disebut repressor. Lawan dari sifat
repressor disebut aktivator., yaitu yang bersifat mendorong terjadinya
ekspresi gen. kehadiran laktosa pada media tumbuhyn akan mendorong
terjadinya ekspresi operon laktosa atau terjadi sintesis β-galaktosidase.
Berarti kehadiran laktosa harus melepaskan protein regulator dari
promotor agar terjadi ekspresi gen lacZ untuk menghasilkan β-
galaktosidase. Dalam sisten regulasi ini, laktosa yang diambil oleh bakteri
dapat berinteraksi dengan protein regulator dan asosiasi tersebut akan
mengubah konfigurasi molekul protein regulator. Perubahan konfigurasi
pada protein represor menyebabkan protein tersebut menjadi tidak mampu
berasosiasi dengan operato. Dengan tidak adanya inhibitor pada promoter
maka transcriptase menjadi tidak terhalang untuk melakukan inisiasi
transkripsi, dan terjadi ekspresi gen-gen pada operon laktosa.

Bila bakteri telah menkonversi laktosa menjadi glikmosa, dan bila


kuantitas glukosa sudah mencukupi maka harus β-galaktosidase harus
dihentikan sintesisnya. Regulasi oleh glukosa ini disebut represi katabolit
atau represi glukosa. Proses regulasi ini melibatkan tiga komponen yaitu
glukosa, cAMP (cyclic AMP), dan CAP. CAP merupakan protein yang
mengaktifkan enzim transcriptase, protein ini disandikan oleh regulator
gen carp. Asosiasi antara CAP dengan transcriptase menyuebabakan
transcriptase menjadi aktif dan mampun menkatalisis proses transkripsi.
Tanpa CAP maka transcriptase menjadi tidak aktif.

Regulasa oleh crp dan glukosa : glukosa mengatur aktifitas CAP melalui
pengaturan cAMP. Antara CAP dan cAMP dapat terbnetuk asosiasi, dan
asosiasi ini akan menyebabkan CAP aktif berperan sebagai activator; CAP
yang terbebas dari cAMP tidak berperan sebagai activator.kuantitas Camp
berbanding terbalik dengan glukosa. Saat glukosa di dalam sel berjumlah
kecil cAMP ditemukan berada dalam jumlah besar, dan bila kuantitas
glukosa dalam sel meningkat maka cAMP akan menurun. Dalam keadaan
kuantitas rendah, cAMP tidak dapat berasosiasi dengan CAP, akibatnya
CAP tidak dapat menjadi aktivator.

Jadi pada saat glukosa rendah Camp berada dalam jumlah besar dan
membentuk asosiasi Camp-CAP yang berperan menjadi activator enzim
traskriptase, sehingga terjadi transkrifsi operon laktosa. Ketika glukosa
meningkat sampai jumlah tertentu cAMP menurun sehingga tidak
terbentuk asosiasi cAMP-CAP dan CAP tidak dapat berperan sebagai
activator dan transkrifsi operon laktosa tidak berlangsung.
NAMA BLOG : WAHAB HADADAH
JUDUL BLOG :MEKANISME REGULASI EKSPRESI SUATU
GEN
WEBSITE: http://wahabhadada.blogspot.co.id/2013/05/mekanisme-
regulasi-ekspresi-suatu-gen.html

NAMA BLOG: BIOLOGI IS FUN


KONTROL EKSPRESI GEN
http://sriwahiyuni.blogspot.co.id/2014/02/kontrol-ekspresi-gen.html

Anda mungkin juga menyukai