Anda di halaman 1dari 4

FRAKTUR ZYGOMATICOMAXILARY COMPLEX-AGISTAASTIYANTOPUTRI04071004032 May 14, 2010

FRAKTUR ZYGOMATICOMAXILLARY-COMPLEX (ZMC) terutama pada laki-laki, dengan perbandingan 4:1 dengan
perempuan dan memuncak pada usia 20-30 tahun.

ZMC memegang peranan penting dalam struktur, fungsi, dan


keindahan penampilan pada rangka wajah. ZMC membentuk Etiologi
kontur pipi normal dan memisahkan isi rongga orbita dari fossa
temporal dan sinus maxilaris, juga mempunyai peranan dalam Penyebab dari fraktur ZMC yang paling sering adalah akibat
penglihatan dan pengunyahan. Zygomatic arch adalah tempat benturan atau pukulan pada daerah inferolateral orbita atau
insersio otot masseter serta melindungi otot temporalis dan pada tonjolan tulang pipi dikarenakan kecelakaan kendaraan
processus coronoid. bermotor, perkelahian, atau cidera olahraga.

Patofisiologi

Fraktur ZMC biasanya melibatkan dinding bawah orbita tepat


diatas nervus alveolaris inferior, sutura zigomatikofrontal,
sepanjang arkus pada sutura zigomatikotemporal, dinding
lateral zigomatikomaksila, dan sutura zigomatikosplenoid yang
terletak di dinding lateral orbita, sedangkan dinding medial
orbita tetap utuh.2 Bilateral fraktur zigoma jarang terjadi, hanya
sekitar 4 % dari 2067 kasus yang diteliti oleh Ellis dkk.

Fig. 1.-Anatomy of the zygoma. 1-5, Temporal, frontal, maxillary,


orbital, and infraorbital processes of zygoma; 6. frontal bone; 7,
maxillary bone; 8, temporal bone; 9, greater wing of sphenoid
bone; 10, zygomatic process of temporal bone; 11, zygomatic
temporal suture; 12, zygomatic process of maxilla; 13,
zygomatic maxillary suture; 14, orbital surface of maxilla; 15,
infraorbital foramen.

ZMC terdiri dari 4 struktur pendukung (buttress), yaitu :

1. Zygomaticomaxillary buttress
2. Frontozygomatic buttress
3. Infraorbital buttress
4. Zygomatic arch buttress

ZMC mempunyai 4 perlekatan pada tengkorak, yaitu :

1. Sutura zygomaticofrontal (perlekatan daerah superior


pada os frontale)
2. Sutura zygomaticomaxillary (perlekatan daerah
medial pada maksila)
3. Sutura Zygomaticotemporal (perlekatan daerah lateral
pada os temporal)
4. Sutura Zygomaticosphenoidal (perlekatan pada sayap
terbesar os sphenoid)

Fraktur ZMC juga dikenal sebagai fraktur tetrapod dan


merupakan merupakan fraktur fasial yang paling sering terjadi.
Tingginya insiden dari fraktur ZMC berhubungan dengan lokasi
zigoma yang lebih menonjol dan berstruktur konveks. Predileksi

1
FRAKTUR ZYGOMATICOMAXILARY COMPLEX-AGISTAASTIYANTOPUTRI04071004032 May 14, 2010

abnormal sensitivitas nervus, diplopia dan enoptalmus; yang


merupakan gejala yang khas efek pergeseran tulang zigoma
terhadap jaringan lunak sekitarnya. Tanda yang khas dan jelas
pada trauma zigoma adalah hilangnya tonjolan prominen pada
daerah zigomatikus. Selain itu hilangnya kurvatur cembung yang
normal pada daerah temporal berkaitan dengan fraktur arkus
zigomatikus. Deformitas pada tepi orbita sering terjadi jika
terdapat pergeseran, terutama pada tepi orbital lateral dan
infraorbita. Ahli bedah juga meletakkan jari telunjuk dibawah
margin infraorbita, sepanjang zigoma, menekan ke dalam
jaringan yang oedem untuk palpasi secara simultan dan
mengurangi efek visual dari oedem saat melakukan
pemeriksaan ini.4,5

Gejala klinis yang paling sering ditemui adalah :

 Keliling mata kehitaman, yakni ekhimosis dan


pembengkakan pada kelopak mata
 Perdarahan subkonjungtiva
 Proptosis (eksophtalmus)
 Mungkin terjadi diplopia (penglihatan ganda), karena
fraktur lantai dasar orbita dengan penggeseran bola
Fig. 2.-A. Impingement of temporalprocess of zygoma on mata dan luka atau terjepitnya otot ekstraokuler
coronoid process of mandible as result of depressed zygomatic inferior
complex fracture  Mati rasa pada kulit yang diinervasi oleh
B and C. Downward displacement of frontal process of zygoma n.infraorbitalis.7
and its attached lateral palpebral ligament
with separation of zygomaticofrontal suture. Lateral canthus of
eyelid and eyeball are depressed. On upward gaze. involved
eyeball remains fixed due to incarceration of inferior rectus and
Gambar.
inferior oblique muscles between bony fracture fragments of
orbital floor.
D, Fractures of infraorbital process,
floor of orbit, and lateral maxillary sinus involving infraorbital
canal, infraorbital foramen, and nerve

Diagnosis

Diagnosa dari fraktur zigoma didasarkan pada pemeriksaan


klinis dan pemeriksaan penunjang.5 Riwayat trauma pada wajah
dapat dijadikan informasi kemungkinan adanya fraktur pada Pergeseran bola mata ke arah postero inferior (tanda panah)
kompleks zigomatikus selain tanda-tanda klinis.4 Tetapi yang terjadi setelah fraktur ZMC yang melibatkan rima orbitalis
pemeriksaan klinis seringkali sulit dilakukan karena adanya dan dasar orbita (enophtalmos)
penurunan kesadaran, oedem dan kontusio jaringan lunak dari
pasien yang dapat mengaburkan pemeriksaan klinis, dan pula
tidak ada indikator yang sensitif terhadap adanya fraktur
zigoma.5

Dari anamnesis dapat ditanyakan kronologis kejadian trauma,


arah dan kekuatan dari trauma terhadap pasien maupun saksi
mata. Trauma dari arah lateral sering mengakibatkan fraktur
arkus zigoma terisolasi atau fraktur zigoma komplek yang
terdislokasi inferomedial. Trauma dari arah frontal sering
mengakibatkan fraktur yang terdislokasi posterior maupun
inferior.6

Pemeriksaan zigoma termasuk inspeksi dan palpasi. Inspeksi


dilakukan dari arah frontal, lateral, superior, dan inferior.
Pemeriksaan radiografis terlihat adanya kabut dan opasitas di
Diperhatikan simetri dan ketinggian pupil yang merupakan
dalam sinus maksilaris yang terkena. Pengamatan yang lebih
petunjuk adanya pergeseran pada dasar orbita dan aspek lateral
cermat pada dinding lateral antrum pada regio pendukung
orbita, adanya ekimosis periorbita, ekimosis subkonjungtiva,
2
FRAKTUR ZYGOMATICOMAXILARY COMPLEX-AGISTAASTIYANTOPUTRI04071004032 May 14, 2010

(buttres) (basis os zygomaticum) sering menunjukkan Coronal CT scan demonstrating


diskontinuitas atau step. Pergeseran yang umumnya terjadi displaced right
adalah inferomedial yang mengakibatkan masuknya corpus zygomaticomaxillary complex
zygoma ke dalam sinus maksilaris dan mengakibatkan fracture. Note the associated
berkurangnya penonjolan malar.7 orbital floor fracture.

Axial CT scan demonstrating

Gambar.(kiri) pergeseran yang biasa terjadi pada fraktur ZMC


adalah ke arah inferomedial. (kanan) sesudah dilakukan reduksi,
elemen fraktur distabilisasi dengan kawat tunggal pada sutura
zygomaticofrontalis. zygomaticomaxillary complex fracture on right
with severe displacement.

Klasifikasi fraktur ZMC adalah:

 fraktur stable after elevation:


(a) hanya arkus (pergeseran ke medial),
(b) rotasi pada sumbu vertikal, bisa ke medial atau ke
lateral.
 Fraktur unstable after elevation:
(a) hanya arkus (pergeseran ke medial);
(b) rotasi pada sumbu vertikal, medial atau lateral;
(c) dislokasi en loc, inferior, medial, posterior, atau
Penggunaan CT Scan dan foto roentgen sangat membantu lateral;
menegakkan diagnosa, mengetahui luasnya kerusakan akibat (d) comminuted fracture.4
trauma, dan perawatan. 4 CT scan pada potongan axial maupun
coronal merupakan gold standard pada pasien dengan
kecurigaan fraktur zigoma, untuk mendapatkan pola fraktur, Menurut Zingg (1992), klasifikasi fraktur ZMC terbagi menjadi :
derajat pergeseran, dan evaluasi jaringan lunak orbital. Secara
spesifik CT scan dapat memperlihatkan keadaan pilar dari
1. Type A
midfasial: pilar nasomaxillary, zygomaticomaxillary, infraorbital,
o Relatif jarang terjadi
zygomaticofrontal, zygomaticosphenoid, dan
o Luka terbatas pada 1 komponen dari
zygomaticotemporal.6 Penilaian radiologis fraktur zigoma dari
struktur tetrapod, yaitu
foto polos dapat menggunakan foto waters, caldwel,
 zygomatic arch (type A1)
submentovertek dan lateral. Dari foto waters dapat dilihat
 dinding lateral orbital (type A2)
pergeseran pada tepi orbita inferior, maksila, dan bodi zigoma.
 tepi inferior orbital (type A3)
Foto caldwel dapat menunjukkan region frontozigomatikus dan
2. Type B
arkus zigomatikus. Foto submentovertek menunjukkan arkus
o Mencakup seluruh 4 penopang ZMC (fraktur
zigomatikus.4
tetrapod klasik)
o Terjadi sekitar 62% dari fraktur ZMC
3. Type C

3
FRAKTUR ZYGOMATICOMAXILARY COMPLEX-AGISTAASTIYANTOPUTRI04071004032 May 14, 2010

o Adalah fraktur komplek dengan patahnya os


zygomatic itu sendiri.
o Biasanya fraktur terjadi pada
zygomaticomaxillary dan
zygomaticotemporal

Penatalaksanaan fraktur ZMC

Fraktur ZMC biasanya memerlukan pengungkitan dan


pergeseran lateral pada waktu reduksi. Fraktur dengan
pergeseran minimal dan sedang yang tidak mengakibatkan
gangguan penglihatan bisa direduksi secara pengangkatan,
disertai insersi pengait tulang atau trakeal melalui kulit.

Apabila pergeseran tulang lebih parah, beberapa jalur lain bisa


dipilih misalnya metode Gilles (jalan masuk melalui kulit dengan
melakukan diseksi mengikuti fascia temporalis profundus ke Intraoperative photograph of a titanium plating for rigid
aspek medial corpus zygomaticus dan arcus zygomaticus), fixation of a zygomatic-maxillary buttress fracture
melalui insisi pada regio sutura zygomaticofrontalis dan peroral, in a complex maxillary fracture.
baik di sebelah lateral tuberositas atau melalui antrum. 7
Beberapa treatment untuk fraktur ZMC yang bisa dilakukan :

1. Gillies approach
2. Lateral eyebrow approach
Gillies approach to 3. Upper buccal sulcus approach
reduction of a zygomatic 4. Fixation at the ZF suture only
arch fracture 5. Fixation at the ZM suture only
6. Fixation at the ZF and ZM sutures
7. No treatment due to financial constraints
8. Antral packing
9. Observation

Reduksi yang memuaskan bisa disapatkan dengan cara apa saja,


Optimalnya fraktur ditangani sebelum oedem pada jaringan
dan faktor kritis adalah pengangkatan corpus zygomaticus yang
muncul, tetapi pada praktek di lapangan hal ini sangat sulit.
mengalami pergeseran, harus memadai dan dipertahankan.
Keputusan untuk penanganan tidak perlu dilakukan terburu-
Mengisi antrum dengan menggunakan kasa yang mengandung
buru karena fraktur zigoma bukan merupakan keadaan yang
obat melalui jendela nasoantral, merupakan teknik yang umum
darurat. Penundaan dapat dilakukan beberapa hari sampai
digunakan.
beberapa minggu sampai oedem mereda dan penanganan
fraktur dapat lebih mudah.5
Reduksi yang lebih akurat dengan stabilisasi segmen yang
diangkat dengan pengawatan sutural langsung atau
Penatalaksanaan fraktur zigoma tergantung pada derajat
penempatan pelat adaptasi (zygomaticofrontal) kadang lebih
pergeseran tulang, segi estetika dan defisit fungsional.
disukai. Walaupun pelat memberikan fiksasi yang bersifat kaku,
Perawatan fraktur zigoma bervariasi dari tidak ada intervensi
jaringan lunak tipis yang menutupinya memungkinkan pelat
dan observasi meredanya oedem, disfungsi otot ekstraokular
menjadi menonjol dan teraba sehingga nantinya harus
dan parestesi hingga reduksi terbuka dan fiksasi interna.
dikeluarkan.
Intervensi tidak selalu diperlukan karena banyak fraktur yang
tidak mengalami pergeseran atau mengalami pergeseran
gambar. Fraktur ZMC tertentu minimal. Penelitian menunjukkan bahwa antara 9-50% dari
direduksi dengan insersi pengait fraktur zigoma tidak membutuhkan perawatan operatif. Jika
(hook) tulang di bawah corpus intervensi diperlukan, perawatan yang tepat harus diberikan
zygomaticus secara perkutan. seperti fraktur lain yang mengalami pergeseran yang
membutuhkan reduksi dan alat fiksasi.4,6

Anda mungkin juga menyukai