Laporan KP Maya Ruslina Yd 0906489901 PDF
Laporan KP Maya Ruslina Yd 0906489901 PDF
Oleh:
MAYA RUSLINA Y. D. (0906489901)
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2012
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
LEMBAR PENGESAHAN
PT INDO ACIDATAMA Tbk.
Disusun oleh:
Maya Ruslina Yanita D. (0906489901)
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan
UNIVERSITAS INDONESIA ii
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
LEMBAR PENGESAHAN
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS INDONESIA
Disusun oleh:
Maya Ruslina Yanita D. (0906489901)
Menyetujui,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nyakami dapat melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan
laporan kerja praktek ini.
Kerja Praktek merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Tugas khusus
dalam laporan ini dikonsentrasikan pada Departemen Produksi dengan area
praktek di Unit Fermentasi PT Indo Acidatama.
Selama persiapan dan pelaksanaan kerja praktek ini, kami telah mendapat
banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami tak
lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Widodo W. Purwanto, DEA., selaku ketua Departemen Teknik
Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
2. Ir. Yuliusman, M.Eng., selaku koordinator kerja praktek Departemen Teknik
Kimia Universitas Indonesia.
3. Ir. Rita Arbianti M.Si., selaku pembimbing kerja praktek Departemen Teknik
Kimia Universitas Indonesia.
4. Orang tua dan keluarga kami atas semua dukungan dan untaian doa yang telah
diberikan selama ini.
5. Bapak Dwi Teguh Santosa dan Bapak Mino yang membantu selama proses
registrasi dan masa kerja praktek di PT Indo Acidatama.
6. Bapak Ir. Benny Yuwono selaku pembimbing lapangan PT Indo Acidatama
dan Bapak Sriono yang telah membimbing kami selama belajar di unit
fermentasi.
7. Segenap karyawan di Control Room dan Operator lapangan yang bertugas,
yang telah memberikan pengalaman dan pengetahuan di PT Indo Acidatama
8. Segenap karyawan PT Indo Acidatama yang telah memberikan bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
9. Segenap Keluarga Ibu Harti dan Bapak Slamet Widodo yang mengijinkan
saya menjadi anggota keluarga sementara di Solo
UNIVERSITAS INDONESIA iv
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
10. Tya dan Indi selaku teman seperjuangan di PT Indo Acidatama yang telah
memberikan bantuan baik secara langsung maupun tak langsung.
11. Teman-teman Teknik Kimia UI Angkatan 2009, atas persahabatan dan
bantuannya selama ini.
12. Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Demikian laporan kerja praktek ini kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Teknik Kimia,
Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa laporan ini
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun tetap penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan laporan ini.
UNIVERSITAS INDONESIA v
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
UNIVERSITAS INDONESIA vi
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
FERMENTASI .................................................................................................. 43
7.1 Kulturisasi ................................................................................................ 43
LAMPIRAN ...................................................................................................... 71
DAFTAR TABEL
Tabel 6.1 pengaruh biofouling di cooling system ............................................... 35
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Penampakan atas PT Indo Acidatama ............................................. 7
Gambar 4.1. Diagram alir (PFD) pembuatan alkohol ........................................ 24
Gambar 4.2. Diagram alir (PFD) pembuatan etil asetat .................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
Ethanol atau yang disebut juga etil alkohol (C2 H5OH) yang diproduksi
oleh PT Indo Acidatama merupakan bioethanol dari tetes tebu (molases) yang
difermentasikan oleh yeast dari Saccharomyces cereviseae strain Kyowa. Tetes
tebu (molases) merupakan cairan kental berwarna cokelat kehitaman yang
merupakan buangan akhir proses pengolahan gula setelah mengalami proses
UNIVERSITAS INDONESIA 1
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
kristalisasi berulang (Paturau, 1982). Tetes tebu dapat digunakan sebagai bahan
baku fermentasi karena di dalamnya masih terdapat kandungan sukrosa, namun
sukrosa dalam molases tidak dapat mengalami kristalisasi berulang. Pada awalnya,
tetes tebu ini tidak ada nilai ekonomisnya, namun seiring dengan perkembangan
teknologi dan diketahuinya kandungan dalam molases, molases mulai diincar dan
bahkan hingga diimpor ke luar negeri utuk bahan baku berbagai produk kimia
seperti ethanol dan juga pupuk organik.
1.2 TUJUAN
1. Bagaimanakah kondisi opersi dan proses pembuatan alkohol dan etil asetat
pada PT Indo Acidatama Tbk.
2. Bagaimanakah proses fermentasi pada PT Indo Acidatama
UNIVERSITAS INDONESIA 2
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
1.4 METODE
Metode yang dipakai untuk penyusunan dan pengumpulan data pada kerja praktek
ini adalah metode pegamatan langsung, wawancara dan telaah pustaka.
UNIVERSITAS INDONESIA 3
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
BAB II
Visi:
Misi :
UNIVERSITAS INDONESIA 4
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
manajemen mutu secara konsisten dan terpadu sesuai standar yang telah
ditetapkan.
3. PT Indo Acidatama Tbk. berupaya menjadi perusahaan yang mampu
bersaing secara internasional dalam industri sejenis.
4. PT Indo Acidatama Tbk. akan selalu menjamin kualitas produk yang aman
dan ramah lingkungan serta sesuai standar internasial dan kuantitas produk
sesuai permintaan.
5. PT Indo Acidatama Tbk. akan selalu memenuhi komitmen yang telah
disepakati dengan pelanggan.
6. PT Indo Acidatama Tbk. akan secara terus menerus melakukan inovasi
untuk meningkatkan efisiensi di segala bidang.
7. PT Indo Acidatama Tbk. akan secara terus menerus meningkatkan
ketrampilan dan pengetahuan SDM sesuai bidang yang dimiliki, sehingga
menjadi SDM yang mumpuni.
8. PT Indo Acidatama Tbk. akan berupaya untuk selalu meningkatkan
profitabilitas dan pertumbuhan usaha demi mencapai kemakmuran bagi
investor, karyawan dan masyarakat.
PT IACI memiliki tiga jenis produk utama, yaitu ethanol, asam asetat dan etil
asetat. Dengan kegunaannya masing-masng adalah:
1. Ethanol
PT IACI memproduksi ethanol yang berkualitas “Ethanol Super Prima”
dengan kemurnian 96,5 5% bV, bebas dari pengotor, antara lain methanol,
asetaldehid dan logam berat. Kegunaan ethanol ini adalah untuk:
1) Untuk industri minuman, kosmetik, parfum dan rokok.
2) Untuk melarutkan lemak, resin, minyak dan hidrokarbon.
3) Bahan baku pembuatan asetaldehid, asam asetat, ethylene, dll
4) Untuk kebutuha industri farmasi, jamu, keperluan rumah sakit, dll.
UNIVERSITAS INDONESIA 5
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
2. Asam Asetat
PT IACI memnproduksi asam cuka kualitas food grade dengan kemurnian
99,8% berkadar asam formiat dan asetaldehid sangat rendah serta bebas
kandungan logam berat. Kegunaan dari asam asetat ini biasanya adalah
untuk :
1) Sebagai katalisator pelarut dalam pembuatan PTA (Pure Terephalic
Acid)
2) Bahan baku selulosa asetat, etil asetat, vinil asetat dan asetik anhidrat.
3) Untuk kebutuhan industri tekstil, farmasi dan karet
4) Sebagai bahan tambahan makanan dan cuka makan
3. Etil Asetat
PT IACI memproduksi etil asetat dengan kemurnian 99,9% bW dengan
kegunaan adalah sebagai :
1) Bahan pelarut cat dan plastik,
2) Untuk kebutuhan industri farmasi, percetakan, dll
PT Indo Acidatama Tbk. didirikan pada tahun 1983 dengan nama awal PT
Indo Acidatama Utama dan pembangunan tersebut direalisasikan pada tahun 1986,
sekaligus nama tersebut kemudian berubah lagi menjadi PT Indo Acidatama
Chemical Industry. Saat itu perusahaan ini telah berdiri di atas tanah seluas 5,5
Ha dengan fasilitas pemerintah dalam rangka penanaman modal dalam negeri.
Pembangunan pabrik tersebut menelan biaya Rp 48,517,304,000,-.
UNIVERSITAS INDONESIA 6
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 7
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Dimana pemilihan lokasi ini telah dianalisa dan dianggap memenuhi kriteria
pembangunan pabrik, diantanya adalah:
1. Bahan Baku
Bahan baku utama produksi ethanol dari PT Indo Acidatama
adalah tetes tebu yang mana diperoleh dari pabrik gula. Dan pulau Jawa,
khususnya provinsi Jawa Tengah memiliki banyak pabrik gula diantaranya
adalah PG Tasikmadu (Karanganyar), PG Colomadu (Karanganyar), PG
Ceper (Klaten) dan PG Cepiring (Kendal). Sehingga hal tersebut akan
memudahkan dalam perolehan bahan baku untuk produksi.
2. Transportasi
Pemasaran produk dilakukan dengan menggunakan angkutan darat
yaitu menggunakan truk dan tanker. Dan oleh karena lokasi pabrik dekat
dengan jalan raya, hal ini mempermudah pendistribusian produk kepada
konsumen maupun penyuplai bahan baku.
3. Tenaga Kerja
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja tak terlatih dapat
diperoleh dari penduduk yang bertempat tinggal di sekitar pabrik,
sedangkan untuk tenaga kerja terlatih dapat diperoleh dari lulusan sekolah
keahlian ataupun perguruan tinggi yang mana banyak terdapat di Jawa
Tengah dan sekitarnya.
4. Utilitas (Air dan Listrik)
Untuk memenuhi kebutuhan air , maka digunakanlah air dari
sumur dalam (sumur arthesis) agar tidak mengganggu ketersediaan air
lingkungan. Sedangkan listrik diperoleh dari PLN serta generator dan
genset yang dimiliki oleh pabrik
5. Cuaca
Cuaca di lingkungan sekitar pabrik juga mendukung proses
fermentasi karena udara sekitar tak terlalu panas ataupun terlalu dingin
sehingga baik untuk perkembangan yeast.
6. Pembuangan Limbah
Limbah yang dihasilkan oleh PT Indo Acidatama ada 2 jenis, yaitu
limbah cair dan limbah gas. Limbah cair akan dibuang ke kolam
UNIVERSITAS INDONESIA 8
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
2.4 PERSONALIA
1. Karyawan Shift
Karyawan shift terdiri dari karyawan yang langsung berhubungan
dengan proses produksi, diantaranya dalam unit produksi, utilitas,
fermentasi, dll. Jam kerja karyawan shift dibagi menjadi 3 jam kerja (3
shift):
a. Shift 1 (pagi), jam 07.00-15.00
b. Shift 2 (siang), jam 15.00-23.00
c. Shift 3 (malam), jam 23.00-07.00
Setiap keryawan shift akan mendapatkan semua jatah shift tersebut dengn
metode berganti setiap dua hari sekali.
UNIVERSITAS INDONESIA 9
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Untuk menjalin kerja sama yang baik antara perusahaan dan karyawan, PT
Indo Acidatama juga memberikan jaminan sosial yang cukup baik bagi tenaga
kerja, dimana ketentuan jaminan sosial yang berlaku di PT Indo Acidatama adalah
sebagai berikut:
UNIVERSITAS INDONESIA 10
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 11
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 12
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 13
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
BAB III
UNIT PENGOLAHAN
Unit power house di sini merupakan salah satu cabang dari departemen
utilitas yang menangani supply energi (listrik) ke plant dan kantor.
Unit ini menampung molases mentah yang merupakan bahan baku proses
fermentasi. Tetes tebu (molases mentah) dengan kekentalan minimal 85 Brix,
disaring untuk menghilangkan kotorannya dan dimasukkan ke dalam hopper
molases untuk disimpan. Di sini terdapat empat buah tangki penympanan tetes
dipompa ke unit fermentasi untuk difermentasi.
Pada unit ini tetes tebu difermentasi menjadi mash, proses fermentasi
berlangsung di dalam tanki fermenter dengan menggunakan ragi/yeast dan
penambahan nutrien yang mengandung unsur N dan P. Nutrisi N (Nitrogen)
diperoleh dari pupuk urea, sedangkan nutrisi P (Fosfat) diperoleh dari
penambahan asam fosfat. Mash yang dihasilkan dari unit ini memiliki kadar
alkohol 8-10% bV, kemudian dikirim ke Unit Alkohol untuk didistilasi. Pada unit
ini terdapat tiga bagian utama yaitu:
1. Seed fermenter
UNIVERSITAS INDONESIA 14
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Sebelum digunakan tanki ini harus dicuci dan distrilisasi dahulu dengan
menggunakan air dan steam.
2. Pre fermenter
3. Main fermenter
Proses pada unit fermentasi ini berlangsung secara batch, dan penjabaran
proses fermentasi akan dijabarkan pada bab fermentasi.
Unit alkohol ini mendistilasi mash hasil dari unit fermentasi untuk
mendapatkan alkohol berkadar 96,5% bV, bebas methanol, acetaldehyde dan
logam berat. Sebagian etanol tersebut digunakan sebagai bahan baku pembuatan
asetaldehid dan etil asetat, sedangkan sisanya dijual. Juga dihasilkan head alkohol
(94,9 %) yang masih mengandung acetaldehyde, feint alcohol (89,3%), serta
fussel oil (non-commercial by product). Dimana alat-alat utama pada unit alkohol
ini diantaranya adalah :
Menara ini berfungsi untuk memisahkan etanol dari pengotor (stillage) yang
terdapat dalam mash. Umpan menara ini berasal dari tanki penyimpanan mash
(FC 203). Dimana hasil bawah yang diperoleh (stillage) dapat juga digunakan
UNIVERSITAS INDONESIA 15
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
sebagai umpan pemanas mash dalam pre heater (HE 301) sebelum dibuang ke
kanal. Menara ini merupakan menara destilasi vakum dengan 39 tray dan dengan
sumber energi utama berupa steam dengan sistem open steam.
Menara ini merupakan menara pemurnian alkohol mentah dengan tray yang
berfungsi untuk memisahkan lutter water dari alkohol (ethanol) sebagai hasil dari
menara hisroseleksi dan untuk pengambilan heads, feints serta fussel oil. Hasil
atas menara ini berupa ethanol sebagai komponen utama, dimasukkan ke dalam
fallling film heat exchanger (AE 301) untuk diembunkan. Hasil kondensasi
tersebut diumpankan kembali ke menara rekoveri.
Hasil bawah menara ini berupa lutter water yang sebelum dibuang ke kanal
dimanfaatkan dahulu panas pengembunannya pada hasil bawah menara
pemurnian di falling heat exchanger (AE 301). Hasil uap yang mana berupa steam
diumpankan sebagai sumber panas pada menara penyulingan mash. Sebagian
hasil cair dimanfaatkan sebagai penyerap pada absorber (WC 301) dan sisanya
dikembalikan ke AE 301.
Hasil utama dari menara ini adalah etanol netral yang didinginkan terlebih
dahulu sebelum dimasukkan ke tanki penyimpanan produk (area 600), sebagian
dari etanol netral ini dialirkan ke unit asetaldehid (area 400), dan sebagian lagi ke
unit etil asetat (area 500) dan sisanya dijual.
Menara ini merupakan kolom dengan sieve tray yang menggunakan steam
langsung sebagai sumber energi utama dan berfungsi untuk memisahkan etanol
dari pengotor ringan yang berasal dari hasil cair kondensor (HC 301 dan HC 302)
dan absorber (WC 301). Etanol diambil dari hasil samping menara rekoveri (DA
304) dan lutter water sebagai hasil bawah. Lutter water dari menara ini bersama
UNIVERSITAS INDONESIA 16
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Hasil atas menara DA 303 yang berupa etanol dengan pengotor ringan
diumpankan ke menara rekoveri (DA 304) untuk diambil etanolnya sekaligus
diambil energi (panas) sebagai sumber panas pada menara tersebut. Sebagai media
pemisah pada menara hidroseleksi digunakan dengan energi panas dari :
1. Sistem open steam dengan pembawa panas steam dari unit ketel (area 800)
2. Memanfaatkan panas dari lutter water (hasil bawah yang mana akan
dikembalikan lagi ke menara hisdroseleksi setelah melewati HE 303
dengan pemanas refluks dari F 301)
3. Recovery column (DA 304)
Menara ini merupakan menara rekoveri dengan tray yang berfungsi untuk
mengambil etanol yang masih terbawa pengotor ringan dari menara hidroseleksi
(DA 303), etanol diambil dengan pemurnian yang tidak diembunkan dalam AE
301. Energi yang digunakan pada kolom ini berasal dari uap hasil atas menara DA
303 yang dimasukkan pada dasr bawah DA 304 ini. Cairan yang berasal dari tray
ke 20 menara DA 302, yang mana masih mengandung fussel oil, feints dan head
alkohol juga dimasukkan ke dalam menara DA 304.
Hasil atas menara ini diembunkan dalam kondensor (HC 301 dan HC 304),
dimana air pendingin berasal dari menara pendingin (area 700), sebagian hasil
kondensasi tersebut dikembalikan sebagai refluks dan sisanya diambil sebagai
heads etanol, sedangkan gas yang tak dapat dikondensasikan dibuang ke udara.
Hasil samping menara rekoveri berupa feints dan fusel oil. Fusel oil dicuci dalam
menara pencucian sebelum diambil produk etanol yang terserap dikembalikan ke
menara rekoveri. Hasil bawah menara rekoveri yang berupa lutter water dibuang
ke kanal.
UNIVERSITAS INDONESIA 17
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
bahan baku area 450 (unit asam asetat). Dimana saat ini area 400 tidak digunakan
lagi karena prusahaan untuk saat ini tidak memproduksi asam asetat maupun
acetaldehyd. Dalam pembuatan asetaldehid, reaksi yang terjadi adalah reaksi
oksida parsial alkohol pada suhu tinggi dengan menggunakan katalisator perak
(Ag) dengan jenis reaktor fixed bed. Unit asetaldehid ini terdiri dari tiga seksi,
yaitu:
2. Seksi reaksi
Seksi ini bertugas mereaksikan etanol dan udara menjadi asetaldehid. Reaksi
yang berlangsung adalah:
Gas hasil reaksi ang terdiri dari asetaldehid, etanol, nitrogen, oksigen, air dan
beberapa gas lain langsung didinginkan sebelum keluar reaktor.
Unit ini bertugas untuk mengolah asetaldehid menjadi asam asetat. Namun
saat ini asam asetat tidak diproduksi mengingat harga untuk produksi saat ini lebih
tinggi dari biaya membeli asam asetat langsung yang dari bahan baku minyak
bumi. Asam asetat yang dihasilkan di unit ini memiliki kadar 99,9% bW. Dimana
dalam unit ini pembuatan asam asetat mengalami dua tahap proses alam yaitu
dalam seksi reaksi dan seksi distilasi.
UNIVERSITAS INDONESIA 18
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
1. Seksi reaksi
Seksi ini terdiri dari tiga reaktor bantu (reaktor A, B dan C) dan dengan
masker kolom aldehid dioksidasi dengan udara dari kompresor final oxidizer dan
dimasukkan dalam reaktor gelembung dengan tekanan tinggi serta fase cair dan
katalis mangan asetat. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi eksotermis sehingga
dibutuhkan pendingin untuk mengambil panas dari hasil reaksi. Dimana reaksi ini
akan menghasilkan asam asetat mentah dan dicampurkan ke raktor bantu untuk
dioksidasi dengan oksigen sisa dari reaktor A. Hasil dari reaktor B diumankan ke
final oxidizer untuk diberikan ke seksi distilasi, sedangkan sisa dari reaktor A
digunakan sebagai recycle aldehid.
2. Seksi distilasi
Seksi ini terdiri dari tiga bagian yaitu main column, recovery column dan
dehydration column. Hasil reaksi diumpankan ke kolom pemisah dengan alat
steam dan dikondensasikandan sebagian lagi direfluks di recovery column. Hasil
bawah digunakan recycle katalis reaktor hasil kondensasi dan hasil refluks
sebagian diambil sebagai produk asam asetat. Hasil atas dari main column berupa
air dan asam asetat didinginkan menghasilkan metil asetat, kemudian diumpankan
ke dehydration benzene column. Komponen ringan asam asetat naik ke atas dan
air yang ikut diikat oleh benzene. Hasilnyadirefluks dan sebagian diumpankan ke
ekstraktor untuk iambil airnya dengan menggunakan pelarutdan terbentuk dua
fasa yaitu fraksi minyak yang diekstrak dengan benzene dan fraksi air dibuang ke
kanal. Uap didinginkan menjadi produk asam asetat.
Pada unit etil asetat ini terjadi dengan reaksi esterifikasi dengan katalis
resin. Dimana reaksi esterifikasi ini terjadi dengan rumusan
UNIVERSITAS INDONESIA 19
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
reaksi dari dalam reaktornya dan digunakan pereaksi asam asetat berlebihan. Unit
ini memiliki dua seksi yaitu seksi reaksi dan pemurnian hasil melalui distilasi.
Pada unit kompresor ini merupakan penyedia udara tekan untuk proses
produksi di area 400 dan 450 serta udara kering/internal untuk penggerak
pneumatik peralatan di semua area, dimana penggunaan terbesarnya adalah di
plant. Untuk keterangan lebih lengkap tentang kompresor akan dijelaskan pada
bab utilitas.
Unit ini digunakan untuk menyimpan produk yang dihasilkan dari area
300 maupun 450.
Unit ini merupakan unit penghasil air utama baik air proses maupun air
lunak. Yang mana akan lebih djelaskan pada bab utilitas.
Unit ini merupakan unit penyimpan dan pengolah BBM dari pertamina
yaitu berupa residu yang mana akan diumpankan ke boiler. Namun sejak kenaikan
harga BBM dan juga produksi biogas yang baik oleh PT Indo Acidatama, maka
unit ini sudah tidak dioperasikan.
Unit ini sekaligus berperan sebagai penghasil biogas untuk umpan boiler.
Informasi lebih lanjut tentang unit ini akan dijelaskan pada bab pengolahan
limbah.
UNIVERSITAS INDONESIA 20
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
BAB IV
PROSES
Secara umum, proses produksi yang terjadi meiputi tiga proses utama
yaitu:
Tetes tebu sebagai bahan baku dari beberapa pabrik gula diangkut ke
pabrik dengan menggunakan truk tanki dan disimpan ke dalam 5 tanki tetes
dengan kapasitas simpan 64.000 ton. Pada unit fermentasi , tetes tebu difermentasi
menjadi mash, proses fermentasi dengan menggunakan ragi/yeast “High Bio
Technology” dan ditambah nutrisi yang mengandung unsur N, P dll. Mash yang
dihasilkan memiliki kadar etanol 8-10% dan siap didistilasikan.
UNIVERSITAS INDONESIA 21
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Mash dari unit fermentasi didistilasi vakum. Produk utama yang dihasilkan
adalah etanol “Super Prima” dengan kemurnian 96,5% bV, bebas dari metanol,
asetaldehid dan logam berat. Sedangkan hasil sampingan adalah etanol teknis
yang kemudian diolah menjadi spirtus.
Pada unit uap etanol dioksidasi dengan udara didalam reaktor fixed bed
dengan menggunakan katalisator padatan. Produk asetaldehid yang dihasilkan
memiliki kemurnian 99,9%bW. Dalam unit ini seluruh produk asetaldehid diolah
menjadi asam asetat. Asetaldehid fasa cair dioksidasi dengan udara didalam
reaktor gelembung dengan katalisator cair.
4.2.1 ALKOHOL
Proses pembuatan alkohol pada PT Indo Acidatama di area 300 ini sangat
bergantung dengan area 200 (Fermentasi). Pada unit ini, mash hasil fermentasi
yang mana memiliki kadar etanol 8-9% dipompa dengan P301 dan dialirkan lewat
heat exchanger (HE 301) untuk dipanaskan menuju atas kolom DA 301 (mash
column). Dalam kolom ini, mash tersebut akan terpisah menjadi dua yaitu fraksi
berat berupa stillage, dan fraksi ringan berupa etanol dan uap air. Fraksi ringan
tersebut akan masuk ke kondenser (HC 301) untuk dikondensasikan.
UNIVERSITAS INDONESIA 22
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
(HC 302) adalah pada HC 301 merupakan kondensor parsial dan HC 302
merupakan kondensor total. Jika kondensasi pada HC 302 masih kurang, maka
akan dialirkan ke WC 301 (absorber). Kondenser (HC 301 dan 302) memakai
prinsip shield and tube dalam proses pertkaran panasnya.
Dalam kolom hidroseleksi (DA 303) lutter water dari DA 302 tersebut
dimurnikan lagi, hasil bawah DA 303 juga masih berupa lutter water sebagian
dialirkan lagi ke DA 302 lewat pompa 307 dan FA 302 untuk mengurangi
impuritasnya dan masuk ke DA 302 melalui tray 12. Sebagian lagi akan
dimasukkan ke HE 303 lewat pompa P 310 untuk diambil panasnya guna
membantu pemanasan di DA 303 dan dialirkan kembali ke DA 303 melalui tray
atas.
Pada DA 302 terjadi pembagian side product dan main product. Tray 13-
16 menghasilkan side product berupa fussel oil (FO), tray 18, 20, 22 dan 24
menghasilkan side product berupa feints. Main product dihasilkan lewat tray 59,
63 dan 67. Main product akan dialirkan ke product storage dengan melewati HE
304 untuk didinginkan terlebih dahulu. Side product dilarutkan ke DA 304
(recovery column) untuk diambil lagi etanol yang masih terkandung didalamnya.
Produk (hasil atas) yang masih lolos dari DA 302 akan masuk ke AE 301
(pressure drop dan kondenser), hasil yang terkondensasi dalam AE 301 akan
dipompa oleh P 306 untuk dikembalikan lagi ke DA 302 dan yang masih lolos
lagi akan dialirkan ke kolom DA 304.
UNIVERSITAS INDONESIA 23
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
- Penampakan : bening
- Bau dan rasa : spesifik
- Kadar : minimal 96,5% volume
- Waktu tes permangat : min 30 menit
- Fussel oil : maks 0,2 mg/100ml
- Acetaldehyde : maks 0,2 mg/100ml
- Asam asetat : maks 0,4 mg/100ml
- Asam asetat dan methyl eter : maks 2 g/100ml
- Basa dan furfural : tak terdeteksi
- Abu : maks 0,5 mg/100ml
Pada proses pembuatan etil asetat memakai dua bahan dasar yaitu etanol
dan asam asetat. Feed etanol dipompa lewat pompa P 501 menuju RE 501
sedangkan asam asetat dipompa melalui P 502 juga menuju RE 501. Jumlah yang
masuk ke dalam proses dapat dianalisa dengan FICQ (Flow Indicator Control
Quonter) 5002 (etanol) dan 5003 (asam asetat) dengan perbandingan jumlah
etanol : asam asetat adalah 1:3 dan yang dipakai adalah asam asetat berlebih.
UNIVERSITAS INDONESIA 24
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Reaksi esterifikasi terjadi di tanki RE 501 dan dibantu oleh tanki RE5011
dan 5012. Setelah tanki RE 501 ini penuh, maka campuran etanol dan etil asetat
tersebut dimasukkan dalam tanki evaporasi yaitu ET 501 untuk dioperasikan pada
suhu 103C. Pemanasan (steam) di ET 501 diatur oleh valve FIC 5001.
Pengaturan level pada tanki RE mupun ET diatur pada 34% hingga maksimal
40%. Jika pada tanki RE pengaturan itu dimasudkan untuk menambahkan
komponen yang mungkin kurang, sedangkan untuk ET pengaturan tersebut
dikarenakan koil pemanas hanya tercelup sedalam 40% dari level tanki. Sebelum
pemanasan dimulai, terlebih dahulu larutan dicek komposisi air harus 20-25% bW,
etanol 1,5-2,5% bW, asam asetat 60-65%bW, dan etil asetat 11-15%bW. Selama
pemanasan, valve FIC 5005 dibuka penuh (full open), sistem valve di area 500 ini
semuanya menggunakan sistem pneumatic signal. Pengaturan suhu pada tanki RE
lebih rendah dari tanki ET. ET juga berfungsi sebagai sumber energi di DA 501
dan RE.
Valve FIC 5005 akan mengatur flow dari tanki ET menuju DA 501 dan
operasi ini dipasang suatu kontrol pengamanan (safety device) 503. Jika tekanan
di DA 501 terlalu tinggi, safety device akan menaikkan air untuk menutup
valve.Pada DA 501 sudah ada pemisahan EA tahap pertama, hasil atas dari DA
501 berupa EA dengan pengotor etanol yang mana akan di kondensasikan di HC
501. Hasil yang terkondensasi (kaya etanol) akan masuk kembali ke DA 501,
sedangkan yang tak terkondensasi akan disalurkan ke DA 502. Hasil bawah
kolom DA 501 yang mana berupa asam asetat akan dikembalikan ke ET dan RE.
Pada DA 502 terjadi pemisahan antara etanol dengan etil asetat melalui
teknik distilasi. Panas untuk DA 502 diperoleh dari uap langsung yang mana
diatur oleh kontroler FIC 5020. Uap etil asetat akan naik ke atas (hasil atas),
sedangkan etanol diambil di tray 34, 29 dan 24. Etanol diambil sebagai side
stream dan dimasukkan lagi ke tanki ET. Suhu pada tray 34 dikontrol dengan
indikator TI 5022 (75,6-77,2C) dan TI 5025 (81,5-83,8C), dan aliran side stream
dikontrol dengan FIC 5021. Pengaturan temperatur sangat penting agar air
(sebagai solvent) tidak naik sehingga tidak akan membebani ET dan tidak
menganggu reaksi di RE 501. Hasil atas dari DA 502 yang berupa etil asetat
UNIVERSITAS INDONESIA 25
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Pada DA 503 terjadi pemisahan etanol dengan etil asetat secara azeotropik
dengan memakai pelarut berupa air untuk melarutkan etanol (etil asetat tidak
terlarut dalam air). Umpan dimasukkan dari bawah sedangkan air proses (air
lunak) masuk dari atas kolom. Etanol kemaudian akan terlarut dalam air dan
mengalir ke bawah dan dipumpa dengan P 504, kemudian dimasukkan lagi ke DA
502 lewat tray 20. Namun sebelum memasuki DA 502, larutan etanol-air tersebut
dipanaskan dengan HE 501 dengan pemanas adalah lutter water (hasil bawah) dari
DA 502 sebelum dibuang ke kanal. Dari DA 503 etil asetat akan mengalir ke atas.
Di tray atas DA 503 terjadi interface level (atas etil asetat, bawah air). EA akan
dialirkan ke DA 504 secara gravitasi dengan prinsip pipa U.
Off gas (gas yang tak tertangkap, biasanya berupa impuritas ME,
alkohol/ester fraksi berat) yang tertangkap di shell water dipompa dengan P 508
lalu dialirkan ke Box Vacuum dan dialirkan lagi ke FA 501. Kemudian dialirkan
lagi ke DA 503 di tray tengah dengan pompa P 512. Off gas yang tidak tertangkap
UNIVERSITAS INDONESIA 26
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
di box vacuum akan dibuang ke udara melalui vent gas. Etil asetat yang dihasilkan
harus memiliki spesifikasi:
Diagram alir proses produksi asam asetat di PT Indo Acidatama daapat dilihat
pada Gambar 4.2.
UNIVERSITAS INDONESIA 27
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
BAB V
PENGOLAHAN LIMBAH
pH : 4,5 – 5
1. Bak Persiapan
Terdiri dari:
1. Bak berjumlah 2 buah, bak ini bertujuan untuk mengendapkan lumpur
yang terbawa limbah. Bak ini bekerja setiap 2 minggu.
2. Bak penetralan, bak ini bertujuan untuk menetralkan limbah dengan
bubur kapur hingga dicapai pH yang cukup netral
2. Bak Penguraian
Terdiri dari 4 bak, yaitu bak anaerob I (36.215 𝑚3 ), bak anaerob II
(38.680𝑚3 ), bak anaerob III (29.296 𝑚3 ) dan bak maturasi ( 12.543 𝑚3 ).
UNIVERSITAS INDONESIA 28
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Stillage murni dari area alkohol diencerkan empat kali dari bak IV dan
masuk ke bak anaerob I, II, III secara paralel. Dalam bak anaerob I, II, II
limbah didiamkan supaya mengalami dagradasi secara biologis.
Spesifikasi limbah keluar dari bak anaerob I, II dan III adalah :
pH : 7-7,5
COD : 12.000 ppm
BOD : 4.000 ppm
TSS : 10.000 ppm
Dari bak anaerob I, II dan III kemudian masuk ke bak maturasi IV.
Pada bak maturasi IV, limbah juga mengalami proses yang sama dengan di
bak anaerob. Dari bak IV, limbah di recycle sebagian ke bak anaerob
sebagai pengencer sejumlah 3.000 m3/hari dan sisanya didistribusikan ke
lahan pertanian dan untuk pupuk sebesar 10.000 m3/hari.
3. Bak Kontrol
Dari bak kontrol limbah yang sudah dinetralkan, sebagian lagi
dialirkan ke bak pembuangan dan sebagian lagi dialirkan ke kolom
anaerob. Di dalam kolom ini, limbah dibiarkan mengalami proses anaeron
oleh bakteri sehingga menghasilkan gas H2S dan CH4 yang berbau serta
penurunan BOD atau COD. Ke dalam kolom anaerob I ditambah nutrien
seperti urea dan TSP untuk kelangsungan hidup bakteri. Waktu tinggal di
kolom ini adalah selama 35 hari. Penambahan limbah ke dalam kolom
anaerob I terjadi secara terus-menerus sehingga terjadi aliran secara
overflow menuju kolom anaerob II. Di dalam kolom anaerob II terjadi
proses yang sma dengan kolom anaerob I, tetapi waktu tinggalnya hanya
20 hari. Setelah terjadi overflow pada bak III, limbah masuk ke bak IV. Di
sini terjadi proses anaerob dengan bantuan aerator. Waktu tinggal di
kolom anaerob IV adalah selama 14 hari. Dari bak ini, limbah mengalir
secara overflow ke bak V yang bertugas sebagai bak maturasi. Spesifikasi
limbah yang keluar dari bak IV adalah :
pH : 6,8 – 7
COD : 100 – 250 ppm (maks. 300 ppm)
BOD : 40-80 ppm (maks. 100 ppm)
UNIVERSITAS INDONESIA 29
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 30
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
BAB VI
6.1 INSTRUMENTASI
1. Sistem Pneumatis
Sistem pneumatis digerakkan oleh udara tekan dari unit kompresor
(area 550) setelah dilewatkan dalam regulator untuk menurunkan tekanan
udara dari 7 bar menjadi 1,4 bar. Udara bertekanan 1,4 bar dipakai pada
alat kendali tekanan, aliran dan tinggi cairan, sedang udara bertekanan 7
bar dipakai untuk menggerakkan kran kendali.
Floater atau orrifice dipakai sebagai sensor aliran. Floater dipakai
untuk mengukur kecepatan aliran cairan, sedang orrifice dipakai untuk
mengukur kecepatan aliran steam. Aliran di dalam pipa menyebabkan
floater atau orrifice bergerak. Floater atau orrifice dihubungkan dengan
magnet di luar pipa sehingga magnet ikut bergeak. Gerakan magnet akan
memutar plat logam yang dihunbungkan degan aliran udara tekan. Putaran
plat ini akan mempengaruhi keluaran udara yang dikirim.
Membran pengukur tekanan dipakai sebagai sensor tinggi cairan.
Membran ini dihubungkan dengan transmitter. Makin besar tekanan yang
mengenai membran makin besar pula tinggi cairan. Pengukur tekanan
dipakai sebagai sensor tekanan.
Sistem peneumatis mendapatkan masukan berupa tekanan udara
standar dari transmitter dan tekanan udara referensi. Keluaran sistem ini
dipakai untuk menggerakkan kran sesuai dengan keadaan masukan. Jika
tekanan udara standar meningkat dari 0,2 bar menjadi 10 bar maka kran
UNIVERSITAS INDONESIA 31
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
yang semula tertutup akan terbuka penuh. Perubahan nilai keluaran standar
dari minimum menjadi maksimum merupakan suatu grafik lurus. Skema
kerja instrumentasi dapat ditulis sebagai berikut:
Transducer Transmitter Converter Indicator
Transducer merupakan bagian yang mengubah sinyal yang ingin
diukur menjadi sinyal tekanan udara. Transmitter merupakan bagian yang
mengubah sinyal keluaran transducer menjadi tekanan udara standar.
Converter merupakan bagian yang mengubah sinyal keluaran transmitter
menjadi sinyal yang sesuai dengan indikator. Indikator merupakan bagian
yang menampilkan hasil pengukuran.
2. Sistem Elektris
Sistem elektris digerakkan oleh listrik dan dipakai pada indikator
suhu secara digital dan alarm. Thermocouple dipakai sebagai sensor suhu.
Panas yang diterima sensor diubah menjadi tahanan listrik. Tahanan ini
diubah menjadi keluaran dalam bentuk tekanan oleh transmitter R-P.
Keluaran ditampilkan oleh alat kendali suhu.
3. Sistem Kendali Master Slip
Sistem kendali master slip berupa dua alat kendali yang bekerja
saling berkaitan. Panas yang diterima oleh thermoelemen diubah enjadi
tekanan dan masuk ke transmitter, keluaran transmitter berupa udara tekan.
Sebagian udara tekan ini masuk ke pressure switch yang telah diatur pada
interval suhu tertentu (set point). Jika suhu yang terukur diluar set point,
pressure switch akan memberikan suatu tanda berupa alarm. Sebagian
keluaran transmitter masuk ke alat kendali suhu yang berada di ruang
kendali. Alat kendali suhu dihubungkan dengan alat kendali aliran. Jika
suhu yang terukur berada di luar set point maka pengendalian suhu cukup
dilakukan dengan mengatur kran secara manual atau otomatis sampai
tercapai tinggi cairan yang didinginkan.
6.2 UTILITAS
UNIVERSITAS INDONESIA 32
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
pendukung demi kelancaran proses produksi, antara lain : power, steam, udara,
cooling water dan lain sebagainya.
Unit pendukung kebutuhan air di seluruh PT Indo Acidatama Tbk dalam hal
penyediaan cooling water, process water, service water dan soft water. Sumber
dari kebutuhan air diambilkan dari air bawah tanah (ABT) yang berkedalaman
150-200 meter dengan maksud untuk menjaga kualitas air yang dihasilkan baik
dan berdebit besar, selain itu juga untuk menjaga agar tidak mengganggu siklus
air permukaan (sumur, sungai, kolam dan sebagainya) yang berada di lingkungan
sekitar.
Keberadaan air pada umumnya tidak murni karena sifat air sebagai pelarut
terdapat pengotor/impurities pada air yang mana tidak diinginkan, demikian juga
dengan air bawah tanah. Dengan menggunakan pompa air (deep well, well pump)
yang berkekuatan 11 Kw dan berdebit antara 20-30 m3/jam, air dari dalam tanah
yang masih mengandung pengotor tersebut dialirkan ke tanki sandfilter untuk
mengalami proses filtrasi/penyaringan dengan menggunakan media pasir silika.
Sistem ini digunakan di PT Indo Acidatama Tbk karena :
UNIVERSITAS INDONESIA 33
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Unit ini dilengkapi dengan bak Cold Basin sebagai penampung air yang sudah
didinginkan dan bak Heat Basin sebagai penampung air balik dari plant. Terdapat
2 unit cooling tower di PT Indo Acidatama, masing-masing di desain untuk
melayani kebutuhan air di plant dengan menggunakan bebrapa pompa distribusi
yang berkekuatan 37,5 kW – 90 kW.
Sistem kerja dari cooling tower, bermula dari air dingin di cold basin dialrkan
ke plant dengan bantuan pompa distribusi, setelah melalui proses pertukaran
panas (menyerap panas dari plant) air kembali ke unit cooling tower dan
ditampung di bak hot basin. Dari sini air dialirkan ke atas dengan pompa sirkulasi
berkekuatan 30 kW menuju dek atas cooling water dan dijatuhkan untuk dibuat
seperti titik-titik air oleh kisi-kisi kayu, karena udara di dalam ruang cooling
tower di hisap oleh fan berkekuatan 55 kW maka terjadi perbedaan tekanan udara
luar dan udara di dalam cooling tower sehingga udara luar masuk melewati kisi-
kisi. Dengan begitu, akan terjadi persinggungan antara titik-titik air yang masih
bersuhu panas dengan udara luar yang masuk melalui kisi-kisi sehingga air akan
menjadi lebih dingin. Dan air hasil pendinginan tersebut ditampung di cold basin
untuk didistribusikan lagi ke plant.
Oleh karena bersifat open cooling system, cooling tower ini akan sangat
rentan terhadap mikroorganisme, yang mana jika tidak dikontrol, akan
menyebabkan terjadinya biofouling. Beberapa jenis fouling yang sering
ditemukan adalah:
UNIVERSITAS INDONESIA 34
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 35
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
1. Gas dari bak anaerob dialirkan melalui pipa PVC menuju biogas plant
dengan cara di hisap oleh blower 951
2. Masuk ke kolom scrubber dimana didalamnya terdapat media air yang
disemprotkan untuk memisahkan/menangkap partikel-partikel kotoran dan
unsur sulfur yang terbawa oleh gas methane agar tidak mengganggu
pernafasan. Sedangkan airnya sendiri setelah terpakai dialirkan ke WWT
sebagai pengencer.
3. Kemudian dilewatkan ke kolom scrubber 2 yang mana didalmnya
dilengkapi plat besi dengan posisi diagonal yang berfungsi untuk
menangkap kandungan air yang ikut lolos dari kolom scrubber 1 agar
pembakaran di dalam boiler menjadi sempurna.
4. Gas akan dihisap oleh blower 952 sehingga tekanan biogas menjadi 0,6 ba
dan didapatkan pembakaran biogas di boiler mencapai 48.000 m3N/hari
6.2.3 Boiler
UNIVERSITAS INDONESIA 36
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
1. Dapur pembakaran
Tempat bertemunya udara/oksigen yang dihembuskan oleh blower, bahan
bakar (solar, batubara, dan gas metana) dan api api sehingga terjadi
pembakaran, bagian ini juga disebut lorong api
2. Pipa api
Di dalam boiler, terdapat pipa-pipa api tersusun sejajar dan terendam feed
water yang mana berfumgsi sebagai jalannya gas panas yang dihasilkan
dari pembakaran di lorong api, sehingga suhu feed water menjadi naik dan
akhirnya akan menguap.
3. Heat exchanger (HE)
Sebagai pemanas awal soft water dengan menggunakan sistem cell and
tube, sumber panas berasal dari air blowdown.
4. Deaerator
Alat yang berfungsi untuk membuang sisa-sisa oksigen yang ikut terbawa
bersama feed water boiler agar tidak terjadi korosi dalam boiler
5. Feed water tank
Tempat lanjutan pemanas feed water di mana feed water mendapat
perlakuan panas dari steam header dan tempat untuk menampung feed
water boiler.
6. Economizer
Bagian terakhir sistem pemanas awal feed water sebelum masuk ke ruang
boiler dengan memanfaatkan panas dari gas bekas pembakaran sebelum
masuk ke cerobong.
7. Blower
Kipas / fan yang berputar untuk menghembuskan udara tekan ke dalam
ruang bakar.
Air pada boiler harus dijaga parameter kontrolnya dengan cara menggunakan
bahan kimia yang diinjeksikan secara kontinyu dan dengan dosis tertentu agar
tidak terjadi gangguan dalam peralatan sistem pemanas air di boiler, parameter
kontrol tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.3.
UNIVERSITAS INDONESIA 37
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Di PT Indo Acidatama, terdapat tiga unit boiler dengan sistem kerja pembakaran
yang berbeda:
1. Boiler Omnical
Pada boiler ini, selain dilengkapi dengan alat-alat sebelumnya, juga dilengkapi
dengan :
Peralatan utama boiler ini pada umumnya sama, di dalam ruang bakar/furnace
terdapat dua stocker triump chain dan dua lorong api. Forced draft fan ada di
kedua sisi stocker dan induced draft fan sebagai blower penyeimbang tekanan
UNIVERSITAS INDONESIA 38
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 39
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Total tenaga listrik di PT Indo Acidatama Tbk ada 4880 kW. Untuk
pendistribusian tenaga listrik ke unit pengguna diatur dengan kode COS
(Change Over Switch) yang dibagi dalam 8 panel COS di ruang central power.
Peralatan yang ada di ruang ini adalah 2 buah trasformator, cubicle, beberapa
panel power COS yang berisi ACB (Air Circuit Breaker) yang berfungsi
sebagai penghubung dan pemutus tenaga listrik.
6.2.5 Kompressor
Unit kompresor disini berfungsi sebagai penyedia udara tekan untuk proses
produksi di area 400, 450 dan udara kering/instrument untuk penggerak
pneumatic peralatan di semua area di mana pengguna terbesar adalah di plant.
Terdapat dua jenis kompresor, yaitu kompresor turbo dan piston.
Ada dua unit masing-masing dengan kapasitas udara terpasang 4800 kg/jam,
digerakkan oleh motor yang berkekuatan 500 kW/unit, udara di kompresor ini
mengalami perlakuan penempatan sampai 3 kali oleh turbo di mana setiap
selesai dimampatkan, udara akan menjadi panas dan didinginkan di inter
cooler sedangkan pendinginan udara yang paling akhir adalah di after cooler.
UNIVERSITAS INDONESIA 40
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Hal ini dilakukan agar didapatkan udara tekan dengan tekanan, suhu dan aliran
yang sesuai dengan kebutuhan plant.
Ada 4 unit dengan kapasitas udara terpasang per unit 1250 kg/jam,
kompresor ini dilengkapi dengan motor berkekuatan 160 kW yang
menggerakkan 2 buah piston secara horizontal, yitu piston low pressure (LP)
dan piston high pressure (HP). Sistem kerja kompresor piston sebagai berikut:
UNIVERSITAS INDONESIA 41
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Area ini menyediakan bahan bakar solar dan residu yang digunakan oleh
boiler, diesel MaK dan alat berat + transportasi yang berbahan bakar solar
(Wheel loader, Fork, Lift, Back Hoe, Dump truck, dsb). Namun sejak residu
dapat digantikan dengan FO (Fussel Oil) yang mana merupakan produk
samping dari distilasi ethanol, maka unit ini sudah tidak digunakan lagi.
Solar digunakan pada kendaraan tersebut, juga sebagai BBM awal untuk
diesel MaK, sedangkan R 38 digunakan untuk Boiler Omnical yang berbahan
bakar 2 macam, R 38 dan gas methane, selain itu R 38 pada viskositas tertentu
juga digunakan oleh diesel MaK sebagai BBM pengganti. Peralatan yang ada
pada BBM plant berupa beberapa tanki yang berfungsi untuk menampung
BBM solar dan Residu 38 juga beberapa pompa yang digunakan untuk
mentransfer BBM tersebut ke unit-unit pemakai.
6.2.7 Nitrogen
Unit ini merupakan unit penampung supply nitrogen dari PT Aneka Gas
yang mana digunakan area A 400 dan A 450. Namun, karena harga asam
asetat yang diproduksi di area 400 masih jauh lebih murah dengan yang ada di
pasaran dan saat ini tidak memproduksi asam asetat, maka unit ini juga sudah
tidak dipakai.
UNIVERSITAS INDONESIA 42
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
BAB VII
FERMENTASI
7.1 KULTURISASI
𝑠𝑒𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 = 𝑎 × 5. 104 × 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
𝑚𝑙
Dimana:
UNIVERSITAS INDONESIA 43
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
7.2 FERMENTASI
UNIVERSITAS INDONESIA 44
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
1. Seed fermentor
UNIVERSITAS INDONESIA 45
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
2. Sterilisasi Tanki
Sterilisasi tanki dilakukan untuk membunuh kontaminan yang mungkin
terdapat dalam tanki fermentor maupun media itu sendiri. Sterilisasi tanki
dilakukan dengan prosedur:
a. Manhole ditutup rapat, shipon pot diisi air 1/3 bagian (untuk
mengeluarkan uap air dari sterilisasi)
b. Valve steam dibuka perlahan-lahan ¼ putaran
c. Valve drain dan valve sampel cook dibuka sedikit untuk mengeluarkan
kondensat.
d. Waktu sterilisasi 2 jam dan suhu 99-100C.
B. Pembuatan Media
Pembuatan media pada seed fermentor dilakukan bersamaan dengan
pegisian (filling) pre fermenter maupun main fermenter. Adapun
pembuatan media seed meggunakan eslang hose/pipe yang telah diredam
UNIVERSITAS INDONESIA 46
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 47
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 48
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 49
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 50
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
2. Sterilisasi Tanki
Langkah sterilisasi tanki adalah :
a. Buka valve steam perlahan-lahan 1/4 putaran
b. Tanki di sterilisasi sampai temperatur 99-100C, jika sudah
tercapai, tutup valve steam.
c. Sterilisasi dilakukan selama 1 jam
d. Jika sudah 1 jam, buka valve aerasi 1/2 putaran untuk
mengeluarkan sisa-sisa steam
e. Buka valve drain agar kondensat terbuang.
B. Pembuatan Media Pre fermentor
1. Pengaturan valve-valve dan pompa-pompa saat filling
a. Buka valve di depan P 107, P 201, P 202, dan P 204
b. Buka valve filling pre-fermenter dan tutup valve yang menuju
main fermenter (valve distribusi)
c. Nyalakan P 204, P 202, P 107 (setting otomatis) dan P 201 dan
MX 208.
d. Buka valve aerasi 20 m3/jam dari M551 atau dari BA 228
e. Tuangkan urea 50 kg dan larutan asam fosfat sebanyak 70 kg
f. Kecepatan P 202 diatur 60 m3/jam
g. Tuangkan antifoam (Polypropylene glycol) sebanyak 0,5 L
2. Filling dihentikan jika :
a. Molases masuk tanki sebanyak 9500 ton, dilihat dari flowmeter
b. Air proses masuk tanki 29 m3 (lihat FIQ 2108), jika sudah
terpenuhi kembalikan valve ke posisi semula
c. Volume pre-fermenter 36 m3 (volume media)
C. Pasteurisasi Media Pre fermentor
Dilakukan dengan menggunakn steam melalui sparger yang ada di
dasar tanki sehingga media akan kontak langsung dengan steam.
Pasteurisasi tersebut dilakukan dengan langkah-langkah:
a. Valve aerasi dibuka pada laju 200 m3/jam dari BA 226/551
atau dari BA 228
b. Buka valve steam perlahan-lahan hingga 2,5 putaran
UNIVERSITAS INDONESIA 51
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 52
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 53
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 54
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Keterangan :
UNIVERSITAS INDONESIA 55
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
1. Penggantian mash
2. Penggunaan HE
3. Transfer gas hasil fermentasi
4. Nutrisi yang diberikan (Urea dan Fosfat),
5. Pengambilan sampel steril (sterilisasi alat dan proses), serta
6. Cara mengatasi trouble
Alat – alat yang terdapat pada unit fermentasi di PT Indo Acidatama antara lain:
Fungsi : merupakan tempat steril yang digunakan untuk pembiakan awal yeast
Bentuk : silinder tertutup tegak yang dilengkapi dengan sparger dan cooling jacket
Spesifikasi :
Kondisi operasi :
UNIVERSITAS INDONESIA 56
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Bentuk : silinder tertutup tegak yang dilengkapi sistem penyebar air (shipon pot)
Spesifikasi :
Kondisi operasi :
UNIVERSITAS INDONESIA 57
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Bahan pembantu : air proses, larutan formalin , steam, urea, asam fosfat, agen
antifoam, mash dari seed fermentor.
Bentuk : silinder tegak tertutup yang dilengkapi dengan sparger dan heat
exchanger di luar tanki
Spesifikasi:
Kondisi operasi :
Bahan pembantu : air proses, larutan formalin 37C, steam, urea, antifoam, mash
dari pre fermentor
Produk : mash yang mengandung alkohol dengan kadar alkohol sekitar 11-12%
UNIVERSITAS INDONESIA 58
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Tipe : SC II Bloc 2
Kondisi operasi:
Motor : tipe 200 LT-2, 30 kW, 57 A, 3000 rpm, 3 phase, cos 0,89, 50 Hz
Kondisi operasi :
Motor : tipe LS 200 LT-2, 30 kW, 57 A, 3000 rpm, 3 phase, cos 0,89, 50 Hz
UNIVERSITAS INDONESIA 59
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
8. Pompa (P 201)
Fungsi : memompa tetes dari hopper FC 206 bercampur dengan air proses dan
dialirkan ke fermenter
Spesifikasi :
UNIVERSITAS INDONESIA 60
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
- Tipe : 60 I 5
- Kecepatan : 55-319 rpm
- Kapasitas : 7-30 m3/jam
Kondisi operasi :
- Suhu : 25-35C
- ViskosItas : <5000 cp
- Tekanan luar : 3 bar
Motor : 7,5 kW, 1450 rpm, 3 phase, suhu hingga 40C, 50 Hz, cos 0,83
9. Pompa P202
Spesifikasi:
Kondisi operasi :
- Suhu : 25-35C
- Viskositas : < 5000 cp
- Tekanan luar : 2 bar
Motor : tipe LS 160 L4, 15 kW, 3 phase, suhu sampai 40C, 50 Hz, cos 0,86
Fungsi : mengalirkan air pembersih dari unit utilitas ke tanki pembibbitan, pre
fermentor dan main fermentor
UNIVERSITAS INDONESIA 61
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Spesifikasi:
Kondisi operasi :
Motor : tipe MEUC 160 L2, 18, 15 kW, 35 A, 2920 rpm, 3 phase, 50 Hz
Spesifikasi:
Kondisi operasi :
Motor : tipe MEUC 160 L2, 18, 15 kW, 29 A, 2930 rpm, 3 phase, 50 Hz
Spesifikasi :
- Diameter : 2,4 m
UNIVERSITAS INDONESIA 62
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
- Tinggi : 1,88 m
- Kapasitas : 8,5 m3
Spesifikasi :
- Diameter : 2,4 m
- Tinggi : 1,88 m
- Kapasitas : 8,5 m3
UNIVERSITAS INDONESIA 63
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
BAB VIII
Tugas khusus yang diberikan merupakan perhitungan laju pertumbuhan yeast dan
laju pembetukan produk di PT Indo Acidatama Tbk. Dimana data pertumbuhan
mikroba dapat dilihat pada Tabel 8.1..
Karena ini adalah data di pre fermentor yang mana berkapasitas 50m3, dan yeast
(kultur) berasal dari seed fermentor yang mana hanya berkapasitas 2m3. Oleh
karena keadaan pre dan seed fermenter sama dan hanya kapasitas saja yang
berbeda, maka jumlah sel awal yang ada dalam tanki pre fermenter adalah:
50. 3,95.108=2.x
UNIVERSITAS INDONESIA 64
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
x= 1,58.107
Dan tabel pertumbuhan serta kurvanya akan seperti ditunjukkan pada Tabel 8.2
dan Gambar 8.1:
0
0 5 10 15 20 25 30
waktu
UNIVERSITAS INDONESIA 65
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
Xo = 1,58.107
T = 12 jam
log 𝑋𝑡 − log 𝑋𝑜
𝑘=
0,301. 𝑡
1
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑔 =
𝑘
Log Xo = 7,198657
Log Xt = 8,711807
8.711807 − 7,198657
𝑘= = 0,42
0,301.12
1 𝑥𝑓
𝑡𝑏 = ln
𝜇𝑚𝑎𝑥 𝑥𝑜
Dimana :
Sehingga :
UNIVERSITAS INDONESIA 66
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
1 𝑥𝑓
𝑡𝑏 = ln
𝜇𝑚𝑎𝑥 𝑥𝑜
1 5.15. 108
12 = ln
𝜇𝑚𝑎𝑥 1,58. 107
𝑠𝑒𝑙/𝑚𝑙
𝜇𝑚𝑎𝑥 = 0,29
𝑗𝑎𝑚
Untuk laju pembentukan alkohol, merupakan fungsi dari konstanta monod dan
ditemukan dengan menghitung dahulu yield produk (Yp/x). Dimana pembentukan
produk yang sesuai dengan metabolit primer:
𝑑𝑝
= 𝑞𝑝 𝑥
𝑑𝑡
Dimana :
p = konsentrasi produk
𝑑𝑝
= 𝑌𝑝/𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑝 𝑑𝑥 𝑑𝑥
. = 𝑌𝑝/𝑥 .
𝑑𝑥 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑥
Oleh karena = 𝜇𝑥 , maka:
𝑑𝑡
𝑑𝑝
= 𝑌𝑝/𝑥 . 𝜇𝑥
𝑑𝑡
𝑞𝑝 = 𝑌𝑝/𝑥 . 𝜇
UNIVERSITAS INDONESIA 67
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
𝑃 − 𝑃𝑜
𝑌𝑝 /𝑥 =
𝑋 − 𝑋𝑜
𝑞𝑝 = 𝑌𝑝/𝑥 . 𝜇
𝑠𝑒𝑙
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
𝑞𝑝 = 0,31 . 0,29 𝑚𝑙
𝑠𝑒𝑙 𝑗𝑎𝑚
𝑚𝑙
UNIVERSITAS INDONESIA 68
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
BAB IX
KESIMPULAN
𝑠𝑒𝑙 /𝑚𝑙
1. Laju pertumbuhan yeast spesifik (𝜇max ) = 0,29 𝑗𝑎𝑚
UNIVERSITAS INDONESIA 69
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
DAFTAR PUSTAKA
UNIVERSITAS INDONESIA 70
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
LAMPIRAN
UNIVERSITAS INDONESIA 71
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT INDO ACIDATAMA Tbk
UNIVERSITAS INDONESIA 72