Anda di halaman 1dari 14

contoh kasus konseling individu menggunakan rational emotive

Contoh Kasus “ Minder “


lolly adalah siswa kelas XI SMA. Dia bisa di bilang siswi berprestasi di sekolahnya,dia anak
yang baik, periang, dan banyak mempunyai teman. Namun setelah
kematian pacarnya yang kecelakaan. perilakunya menjadi berubah.dia lebih terlihat murung ,men
yendiri, dan sering menangis tanpa sebab. Perilakunya ini berdampak ada kehidupandisekolah
dan dirumahnya. Nilainya menurun, prestasinya jadi rendah dan malas belajar.
Identifikasi Masalah :
Dari ilustrasi permasalahan diatas dapat bahwa lolly kehilangan pikiran positifnya , pikirannya
irasional , dan kesulitan memahamiapa yang ia alami.
Diagnosis :
Diagnosis memiliki arti suatu uapaya untuk mengenal, menetapkan atau menentukansifat, serta
hakekat dalam suatu peristiwa melalui pengamatan terhadap gejala.Berdasarkan dari hasil
analisis dan sintesis di atas yang menjadi penyebab permasalahan lolly adalah kehilangan pikiran
rasionalnya.
Prognosis :
Dilihat dari permasalahan yang dihadapi oleh lolly tersebut maka dapat
digunakan beberapa alternatif bantuan untuk membantu menyelesaikan masalahnya, yaitu denga
ndilakukanya konseling individu untuk memberikan alternatif bantuan kepada konselimengenai
kesulitan belajar akibat rasa mindernya. Dalam permasalahan ini sayamenggunakan teknik
konseling dengan menekankan pada pendekatan RET (Rational EmotifTherapy) , yang bertujuan
untuknmenumbuhkan kesadaran lolly terkait seringnyamenyalahkan diri sendiri, dan menghapus
pikiran irasiaonal yang lolly alami.
Treatmen :
Proses wawancara dilakukan di ruang BK, di jam kosong pelajaran lollymenyempatkan
waktunya.Waktu : pukul 10.00

10.45 WIBTempat : di ruang BKTanggal : 12 Mei 2013
Hasil Wawancara : PERTEMUAN PERTAMA

Pertanyaan dan jawaban

Keterangan

Klien
: assalamualaikum bu,
Konselor
: waaalaikumsalam, lolly.. silahkan duduk.. jam pelajaran apa ini ? apagurunya tidak masuk?
Klien :
jam pelajaran matematika bu, tidak bu, karena beliau ada kepentingan dinas, jadi kami hanya di
berikan tugas.
Opening(pembukaan)

Konselor :
lalu apa kamu sudah mengerjakannya ?
Klien :
belom bu, saya tidak konsen mengerjakannya.
Konselor
: loh kenapa begitu, apa ada yang menyebabkan kamu tidak konsenseperti itu ?
Klien
: Hehee... yaa bu, saya aja ga tau... sebenarnya saya juga bingung apa yangsaya pikirkan..
Konselor
: ibu senang kalau kamu bersedia menceritakan apa yang sedang
menjadi beban fikiranmu kepada ibu, kamu bisa berbagi masalah dengan ibu, ibu siapmenjadi
teman mu .. pelan pelan saja ceritanya.
Konseli
: saya bingung harus cerita darimana bu, saya takut.
Attending(penerimaan)

Konselor
: Tidak perlu takut, tidak pelu bingung, waktunya masih banyak, kamutenangin diri dulu, ibu siap
menunggu. Pelan-pelan sajaa lol..
Klien
: iyaa bu, begini bu, saya memiliki pacar , yang meninggal 6 bulan lalu, sayamerasa sedih
dan kehilangan arah bu semenjak itu.
Refleksi of feellin(pemantulanperasaan)

Konselor
: ya yaa, saya memahami perasaan lolly. Ungkapkan pelan-pela saja.
Klien
: pacar saya meninggal saat akan menjemput saya di sekolah bu, dankejadiannya tepa di depan
mata saya, saya merasa menyesal, kenapa harusmemintanya jemput, kenapa tidak saya mandiri
sajaa, kenapa saya harus manjaseperti ini , saya memang bodoh bu.. seandainya saya tidak
memaksa dia untukmenjemput , dia pasti akan tetap bersama saya sekarang ,saya bodoh sekali
bu.
Acceptance

Konselor
:ibu sangat memahami perasaan lolly , terus apa lagi yang lolly rasakan, ?
Klien
:padahal saya sangat menyayangi dia bu, tp saya sndri yangmencelakakannya.
Konselor
: coba ceritakan kronologi peristiwa nya, pelan-pelan sajaa..
Exploring
Klien
: saat itu bu, saya sms pacar saya untuk menjemput saya pulang sekolah, pacar saya sudah kuliah
bu. Karna kebetulan dia sedang tidak ada kuliah maka sayaingin dia menjemput saya sepulang
sekolah. Setelah bel sekolah berbunyi, sayalangsung keluar kelas dan menunggunya d gerbang
sekolah, baru 5 menit sayadisitu, saya melihat tabrakan hebat bu, antara bis dan motor satria FU
milik pacarsaya, saya langsung berlari dan menangis histeris bu, ambilance datang danmembawa
pacar saya ke rumah sakit, tapi itu tidak menolongnya, pacar sayameninggal bu. Saya pingsan
dan saya ...(menangis)
Konselor
: (memberikan tisue)... menangis saja jika itu membuat lolly bisa lebihtenang. Ibu bisa
merasakan apa yang lolly alami dan rasakan saat itu.
Klien
: ...... (masih menangis)....
Konselor :
jadi lolly merasa, kejadian itu kesalahan lolly karena sudah meminta diamenjemput lolly ?
Konseli :
iya bu, saya merasa ini semua kesalahan saya. Saya berfikir saya jugaharus mati untuk menebus
semua kesalahan ini
empathy

Konselor
: cobaa dipikir dua, tiga kali lagi apakah berfikir seperti itu sudah sesuai ?
Klien
: entahlah bu,
rejection

Konselor
: bagaimana dengan orang tua lolly dengan orang tua pacar lolly?
Klien
: orang tua saya selelu menguatkan saya bu, walaupun sampai sekarang
saya belom bisa memaafkan diri saya sendiri. Kalau orang tua pacar saya, mereka berusaha mene
rima semua takdir ini dengan ikhlas bu, mereka tidak membencisaya, bahkan mereka masih
menganggap saya sebagai anaknya sendiri. Kadang sayamasih sering sekali bekunjung kesanaa
bu, sepulang sekolah.
Lead

Konselor
: orang tua lolly daan orang tua pacar lolly tidak membenci lolly,sekarang mari kita berfikir
bersama, dari orang tua lolly dan orang tua pacar lollysangat menguatkan lolly , tetapi lolly inin
menebus kesalahan dengan ikut mati,menurut lolly apa itu cara yang palin tepat ?
Klien
: gimana yaa bu, saya selalu merasa di kejar-kejar perasaaan bersalah, fikiranitu selalu terlintas
bu.
restatement
masih bingung bagaimana mengembalikan diri saya yang sebenarnya.
Konselor
: baik kalau begitu kita lanjutkan lain waktu lagi, jika lolly telah siapuntuk melanjutkan dan
menyelesaikan nya sampai lolly dapat kembali menjadi dirisendiri. Silahkan beristirahat ya..
Konseli :
iya bu saya siap untuk menyelesaikan ini hingga tuntas, terimakasih atas pethatian ibu..
assalamualaikum bu.
Konselor :
sama-
sama lolly.. wa’alaikumsalam

SOLUSI DAN PERMASALAHAN DALAM BK


SOLUSI PERMASALAHAN DALAM BK

Agar memudahkan kita melakukan layanan bimbingan dan konseling disekol


ah, hendaknya perlu diketahui langkah-langkah yang harus dilakukan
dalammemberikan layanan Bimbingan Konseling pada siswa Anda terutama
mereka yangmempunyai masalah. Adapun langkah-
langkah tersebut meliputi:
a.Identifikasi Masalah

Pada langkah ini yang harus diperhatikan guru adalah mengenal gejala-
gejalaawal dari suatu masalah yang dihadapi siswa. Maksud dari gejala awal
disini adalahapabila siswa menujukkan tingkah laku berbeda atau
menyimpang dari biasanya.Beberapa cara untuk mengenal gejala masalah
antara lain :

1.

mengamati perkembangan dan perilaku anak sehari-hari


dengan menggunakanberbagai teknik observasi.

2.

mengamati dan menganalisis hasil kerja anak


3.

mempelajari laporan-laporan yang diterima mengenai anak tersebut.

4.

melakukan wawancara atau menyebaran angket kepada anak untuk


mengetahuiberbagai perilaku mereka.

5.

melakukan pengukuran dan pemeriksaan terhadap anak

Sebagai contoh, Benin seorang siswa yang mempunyai prestasi belajar yang
bagus,untuk semua mata pelajaran ia memperoleh nilai diatas rata-rata
kelas. Dia jugadisenangi teman-teman maupun guru karena pandai bergaul,
tidak sombong, danbaik hati. Sudah dua bulan ini Benin berubah menjadi
agak pendiam, prestasibelajarnyapun mulai menurun. Sebagai guru
Bimbingan Konseling, ibu Henimengadakan pertemuan dengan guru untuk
mengamati Benin.Dari hasil laporan dan pegamatan yang dilakukan oleh
beberapa orang guru, ibuHeni kemudian melakukan evaluai berdasarkan
masalah Benin dengan gejala yangnampak. Selanjutnya dapat diperkirakan
jenis dan sifat masalah yang dihadapiBenin tersebut. Karena dalam
pengamatan terlihat prestasi belajar Benin menurun,
maka dapat diperkirakan Benin sedang mengalmi masalah ” kurang menguasaimateri
pelajaran “. Perkiraan tersebut d
apat dijadikan sebagai acuan langkahselanjutnya yaitu diagnosis.

b.Diagnosis

Pada langkah diagnosis yang dilakukan adalah menetapkan ” masalah ”


berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya
masalah.Dalam langkah ini dilakukan kegiatan pengumpulan data mengenai
berbagai halyang menjadi latar belakang atau yang melatarbelakangi gejala
yang muncul.Dalam pelaksanaan , langkah diagnosis dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:1.

mengumpulkan informasi mengenai latar belakang gejala yang tampak .

2.

melakukan analisis dan sintesis terhadap informasi latar belakang yang


telahdikumpulkan.
3.

memperkirakan jenis dan bentuk masalah yang ada pada anak

Pada kasus Benin, dilakukan pengumpulan informasi dari berbagai


pihak.Yaitu dari orang tua, teman dekat, guru dan juga Benin sendiri. Dari
informasi yangterkumpul, kemudian dilakukan analisis maupun sistesis dan
dilanjutkan denganmenelaah keterkaitan informasi latar belakang dengan
gejala yang nampak.Dari informasi yang didapat, Benin terlihat menjadi
pendiam dan prestasibelajamya menurun. Dari informasi keluarga didapat
keterangan bahwa kedua orangtua Benin telah bercerai. Berdasarkan
analisis dan sistesis, kemudian diperkirakan jenis dan bentuk masalah
yang ada pada diri Benin yaitu karena orang tuanya telahbercerai
menyebabkan Benin menjadi pendiam dan prestasi belajarnya
menurun,maka Benin sedang mengalami masalah pribadi.

c.Prognosis
Langkah prognosis ini pembimbing menetapkan alternatif tindakan bantuan
yangakan diberikan.Langkah prognosis dapat dilaksanakan sebagai berikut :

1.

menelaah rumusan jenis dan bentuk masalah.

2.

menetapkan intensitas masalah

3.

berdasarkan tahapan 2 diatas , dibuat urutan proiritas sesuai intensitas atau


kekuatanmasalah.

4.

membuat perkiraan alternatif tindakan bantuan yang mungkin dilakukan

5.

menelaah setiap alternatif dilihat dari prioritas dan kemungkinan


pelaksanaannya

6.
menetapkan perencanaan pemberian bantuanSelanjutnya melakukan
perencanaan mengenai jenis dan bentuk masalahapa yang sedang dihadapi
individu. Seperti rumusan kasus Benin, maka

diperkirakan Benin menghadapi masalah, rendah diri karena orang tua telah
berceraisehingga merasa kurang mendapat perhatian dari mereka.

Dari rumusan jenis dan bentuk masalah yang sedang dihadapi Benin,
makadibuat alternatif tindakan bantuan, seperti memberikan konseling
individu yangbertujuan untuk memperbaiki perasaan kurang diperhatikan,
dan rendah diri.Dalam hal ini konselor menawarkan alternatif layanan pada
orang tua Benindan juga Benin sendiri untuk diberikan konseling. Penawaran
tersebut berhubungandengan kesediaan individu Benin sebagai orang yang
sedang mempunyai masalah(klien).Dalam menetapkan prognosis,
pembimbing perlu
memperhatikan:1) pendekatan yang akan diberikan dilakukan secara perora
ngan atau kelompok2) siapa yang akan memberikan bantuan, apakah guru,
konselor, dokter atau individulain yang lebih ahli

3) kapan bantuan akan dilaksanakan, atau hal-hal apa yang


perlu dipertimbangkan.

Apabila dalam memberi bimbingan guru mengalami kendala, yaitu tidak bis
adiselesaikan karena terlalu sulit atau tidak bisa ditangani oleh pembimbing,
makapenanganan kasus tersebut perlu dialihkan penyelesainnya kepada
orang yang lebihberwenang, seperti dokter, psikiater atau lembaga lainnya.

Layanan pemindahtanganan karena masalahnya tidak mampu


diselesaikanoleh pembimbing tersebut dinamakan dengan
layanan referal.
Pada dasarnyabimbingan merupakan proses memberikan bantuan kepada
pihak siswa agar iasebagai pribadi memiliki pemahaman akan diri sendiri
dan sekitarnya, yangselanjutnya dapat mengambil keputusan untuk
melangkah maju secara optimal gunamenolong diri sendiri dalam
menghadapi dan memecahkan masalah, dan siswa atauindividu yang
mempunyai masalah tersebut menetukan alternatif yang
sesuaidengan kemampuannya.

d.Pemberian Bantuan

Setelah guru merencanakan pemberian bantuan, maka dilanjutkan


denganmerealisasikan langkah-langkah alternatif bentuk bantuan
berdasarakan masalahdan latar belakang yang menjadi penyebanya.
Langkah pemberian bantuan inidilaksanakan dengan berbagai pendekatan
dan teknik pemberian bantuan.Langkah pemberian bantuan sebagai
berikut :

1.

merencanakan program

2.

pengorganisasian

3.

pengaturan dan pembagian tugas4.

penjadwalan

5.

penyediaan sarana

6.

penggunaan pendekatan dan teknik

7.

koordinasi

8.

pemantauan

9.

evaluasiPada kasus Benin telah direncanakan pemberian bantuan secara


individual.Pada tahap awal diadakan pendekatan secara pribadi, pembimbing
mengajak Beninmenceritakan masalahnya, mungkin pada awalnya Benin
akan sangat sulitmenceritakan masalahnya, karena masih memiliki perasaan
takut atau tidak percayaterhadap pembimbing.

Dalam hal ini pembimbing dituntut kesabarannya untuk bisa membuka


hatiBenin agar mau menceritakan masalahnya, dan menyakinkan kepada
Benin bahwamasalahnya tidak akan diceritakan pada orang lain serta akan
dibantumenyelesaikannya.Pemberian bantuan ini dilakukan tidak hanya
sekali atau dua kali pertemuansaja, tetapi perlu waktu yang berulang-ulang
dan dengan jadwal dan sifat pertemuanyang tidak terikat, kapan Benin
sebagai individu yang mempunyai masalahmempunyai waktu untuk
menceritakan masalahnya dan bersedia diberikan bantuan.Oleh sebab itu
seorang pembimbing harus dapat menumbuhkan transferensi yangpositif
dimana klien mau memproyeksikan perasaan ketergantungannya
kepadapembimbing (konselor).

e. Evaluasi dan Tindak Lanjut

Setelah pembimbing dan klien melakukan beberapa kali pertemuan,


danmengumpulkan data dari beberapa individu, maka langkah selanjutnya
adalahmelakukan evaluasi dan tindak lanjut.Evaluasi dapat dilakukan selama
proses pemberian bantuan berlangsungsampai pada akhir pemberian
bantuan. Pengumpulan data dapat dilakukan denganmenggunakan beberapa
teknik, seperti melalui wawancara, angket, observasidiskusi, dokumentasi
dan sebagainya. Dalam kasus Benin, pengumpulan datadilakukan dengan
wawancara antara pembimbing dengan Benin sendiri,pembimbing dengan
orang tua Benin, teman dekat atau sahabat Benin, danbeberapa orang guru.

Observasi juga dilakukan terhadap Benin pada jam istirahat,


bagaimanaBenin bergaul dengan temannya, bagaimana teman-temannya
memperlakukanBenin dan sebagainya. Sedang observasi yang dilakukan
baik oleh pembimbingmaupun guru, yaitu untuk mengetahui aktivitas Benin
dalam Pembimbing jugaberkunjung kerumah Benin guna mengetahui kondisi
rumah Benin sekaligusmewawancarai orang tuanya mengenai sikap Benin di
rumah Dari beberapa datayang telah tekumpul, kemudian pembimbing
mengadakan evaluasi untukmengetahui sampai sejauh mana upaya
pemberian bantuan telah dilaksanakan danbagaimana hasil dari pemberian
bantuan tersebut, bagaimana ketepatanpelaksanaan yang telah diberikan.

Dari evaluasi tersebut dapat diambil langkah-langkah selanjutnya;


apabilapemberian bantuan kurang berhasil, maka pembimbing dapat
merubah tindakanatau mengembangkan bantuan kedalam bentuk yang
berbeda.
tentang hal-hal yang Bapak perlukan, dan mas Bayu hendaknya dengansukarela
menjawabnya/memberikan keterangan apa adanya sesuaidengan kenyataanya. Di
samping itu, dalam mencari pemecahannya mas

Bayu tidak “menunggu” saja hasil dari berfikir Bapak, tapi juga ikut

memikirkannya.

Paham mas Bayu…?)

5.

Bertanya dan mendengarkan sejenak permasalahan yangdiungkapkan klien,


untuk mengenali permasalahan yang sedang dialamiatau membelenggu
klien.

(Misalnya: Coba sekarang utarakan kepada Bapak yang mas bayurasakan tidak enak,
yang menggangu pikiran atau perasaan mas Bayu

saat ini. Ketahuilah…semua apa yang menjadi masalah mas Bayu akanbapak
jaga kerahasiaannya, baik sekarang maupn kapan saja…)

B. Proses Menuju Solusi

6.

Sesegera mungkin mendorong klien beralih dari pembicaraan


tentangmasalah yang sedang dialami menjadi diskusi, dengan fokus
pemecahanmasalah atau solusi.

(Misalnya: Baik, saya memahami masalahmu namun ada hal yang lebih penting dari
pada sekedar membicarakan masalah yang sedang mas bayualami. Apa itu menurut
mas

Bayu…? Yaitu….. (solusinya)).


Menumbuhkembangkan kesadaran:

7.

Mendiskusikan tentang kekecualian (

exeption).

(Misalnya: Dalam keadaan atau suasana seperti apa mas Bayu lepas dari perasaan
yang membebani atau membelenggu seperti ini?)

8.

Jika

exeption

gagal, maka memunculkan pertanyaan ajaib

(miraclequestion).

Membuat pilihan sadar:

9.

Membantu merumuskan perilaku

exeption

yang positif sebagaitujuan.

(Misalnya: Coba katakan perilaku positif seperti apa yang akan mas Bayu
lakukan?…Ayo katakan!……(Sebagai ganti perilaku
saya yang……….sayaakan…….)).

10.

Membantu mengoperasionalkan tujuan, sehingga tujuanmenjadi spesifik dan


terukur.

(Misalnya: Coba katakana dengan lebih konkrit dan rinci lagi perilaku

yang akan mas bayu lakukan itu…!)

11.

Mendiskusikan bagaimana cara mencapai tujuan.

(Misalnya: Apa saja yang akan mas Bayu lakukan untuk bisa begitu…?

Apa lagi?)

12.

Mendorong pencapaian tujuan pada kurun waktu kekinian,bukan esok atau


pada suatu waktu nanti. Anggaplah sesi konseling ituadalah sesi terakhir.

(Misalnya: Setelah mas Bayu terbelenggu oleh…, sekarang mas bayuberada


pada keadaan….Selanjutnya mas Bayu akan mengatakan akanberbuat apa
hari ini…bukan esok?)

13.
Mendiskusikan seberapa tingkat ketercapaian tujuan.

(Misalnya: Seberapa yakinkah tujuan itu atau perilaku itu bisa mas Bayuwujudkan?)

14.

Menyadarkan klien bahwa tanggung jawab kendalipencapaian tujuan adalah


klien.

(Misalnya: baik…terwujud tidaknya perilaku itu tid

ak tergantung padasiapa-siapa, tetapi tergantung pada mas Bayu sendiri. Bagaimana?)

C. Mengakhiri Sesi Konseling

Penyimpulan:15.

Perumusan alternatif-alternatif solusi.

(Misalnya: jadi beberapa alternatif pemecahannya adalah……)

16.

Penetapan solusi yang dilakukan.

(Misalnya: Solusi yang mas Bayu pilih adalah…..)

17.Operasionalisasi tindakan-tindakan yang dilakukan utnukpencapaian


tujuan.
(Misalnya: yang akan mas Bayu lakukan agar perilaku yang mas Bayu

inginkan itu dapat terwujud adalah…….)

18.

Penetapan indikator atau kriteria tingkat ketercapaiantujuan.

(Misalnya: Ukuran dari perilaku yang mas Bayu inginkan itu terwujud

adalah……)

19.

Perencanaan sesi konseling berikutnya (kapan: hari danwaktu/jam), serta


empat dimana sesi berikutnya akan dilakukan.

(Misalnya: Baiklah….Bagaimana mas Bayu untuk pertemuan selanjutnya?


Masih perlu ketemu kan? Katakan……. Kapan (hari, jam)….tempatnya……!)

Sumber: Hand Out-Mata Kuliah Teori2 Konseling. 2011. DosenPengampu:


Prof. Dr. Soeharto, M.Pd-Dra. Chadijah H.A., M.

Anda mungkin juga menyukai