Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN ILMU KESEHATAN JIWA LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN SEPTEMBER 2018

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (F.41.1)

A. MUH. AYYUB TAHIR

10542 0446 12

PEMBIMBING

dr. LANNY PRATIWI, Sp.KJ


DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : A. Muh. Ayyub Tahir

NIM : 10542044612

Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepaniteraan klinik pada

bagian Ilmu kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar

Makassar, 15 September 2018

Pembimbing,

dr. Lanny Pratiwi, Sp.KJ


LAPORAN KASUS

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (F.41.1)

IDENTIFIKASI PASIEN

No. Rekam Medik : 51 24 21

Nama : Nn. I.

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 19 tahun

Tanggal Lahir : 2 Desember 1998

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Taipa Le’leng

Pendidikan : SMA

Diagnosis Sementara : Gangguan Cemas Menyeluruh (F.41.1)

1
LAPORAN PSIKIATRI

I. RIWAYAT PENYAKIT

Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis, serta alloanamnesis dari:

Nama : Ny. M

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Taipa Le’leng

Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung

A. Keluhan Utama

Perasaan cemas

B. Riwayat Gangguan Sekarang

a. Keluhan dan Gejala :

2
Seorang wanita berumur 19 tahun datang ke poliklinik Jiwa RSUD Syekh

Yusuf Gowa dengan keluhan sering merasa cemas dan was-was yang muncul

tiba-tiba. Awalnya keluhan muncul 1 bulan yang lalu saat pasien berada di mobil

bersama temannya, pasien tiba-tiba merasakan perasaan cemas dan gelisah,

muncul keringat dingin, lemas dan merasa khawatir atau ttakut mati. Pasien

mencoba memenangkan diri namun masih tidak ada perubahan, dan menghilang

setelah beberapa puluh menit. Kejadian ini sering berulang antara 1 sampai 3

kali setiap harinya, terutama setiap bangun tidur dan menjelang magrib selama

kurang lebih 1 bulan terakhir.

Serangan tersebut datang tiba-tiba tanpa ada gejala sebelumnya, sejak

serangan muncul pasien mengeluh sering nyeri pada tenggorokan, nyeri

lambung disertai mual muntah, jantung berdebar-debar, sesak napas, serta nyeri

kepala pada bagian depan sebelah kiri dan kanan yang biasanya berlangsung

selama serangan terjadi. Pasien juga sering terbangun pada malam hari dan sulit

untuk tidur kembali.

Pasien mengatakan tidak ada kejadian tertentu yang memicu munculnya

serangan. Pasien mengatakan tidak pernah merasa tiba-tiba menjadi semangat

atau rajin maupun tiba-tiba menjadi sedih atau frustasi. Pasien lebih sering

menyendiri dibandingkan sebelumnya. Pasien mengatakan lebih mudah untuk

tersinggung dan terpancing emosinya dibandingkan sebelumnya.

b. Hendaya :

Hendaya sosial (+)

Hendaya pekerjaan (+)

Hendaya waktu senggang (+)

c. Faktor stressor psikososial

3
Pasien mengatakan tidak ada sesuatu yang memberatkan pikirannya

sebelum keluhan muncul. Hubungan dengan keluarga baik, akrab dengan orang

tua, saudara serta tetangga. Hubungan pertemanan di tempat belajar baik, pasien

merasa bila berkumpul dengan teman-temannya kecemasan yang ia rasakan

biasanya akan membaik. Prestasi belajar dan kehadiran di kampus baik.

d. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis

sebelumnya:

- Riwayat penyakit fisik dan psikis :

Infeksi (-), Kejang (-), Trauma (-), Riwayat KDRT (-)

- Riwayat pengobatan dan zat kimia :

NAPZA (-), Alkohol (-), merokok (-)

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada

2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif

Tidak ada

3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya

Tidak ada

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal (0-1 tahun)

4
Pasien dilahirkan pada tahun 1998 secara normal, cukup bulan dan

dilahirkan di bidan. Tidak ditemukan cacat lahir ataupun kelainan bawaan.

Pasien mendapatkan ASI secara eksklusif, pertumbuhan dan perkembangan

sesuai usia. Tidak ada riwayat kejang maupun demam tinggi.

2. Riwayat Kanak Awal (1-3 tahun)

Perkembangan masa kanak-kanak awal pasien berjalan secara baik,

perkembangan motorik berlangsung baik sesuai usia. Pasien sering bermain

dengan teman seusianya. Tidak ditemukan masalah perilaku yang menonjol.

3. Riwayat masa kanak pertengahan dan remaja (3-11 tahun)

Pasien menamatkan jenjang pendidikan SD. Prestasi di sekolah biasa-biasa

saja. Hubungan dengan saudara baik. Pasien mempunyai banyak teman dari

sekolahnya.

4. Riwayat masa kanak akhir remaja (12-18 tahun)

Pasien menamatkan jenjang SMP dan SMA. Prestasi di sekolah tergolong

baik.

5. Riwayat masa dewasa

Pasien masih menempuh jenjang pendidikan tinggi di jurusan Administrasi

Rumah Sakit..

E. Riwayat Kehidupan Keluarga

 Hubungan dengan orangtua dan saudara lainnya baik

 Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama tidak ada

5
F. Situasi Sekarang

Pasien saat ini belum menikah dan tinggal dengan kedua orang tuanya.

G. Persepsi Tentang Diri Dan Penyakitnya

Pasien sadar bahwa dirinya sakit dan membutuhkan pengobatan dan mau

berobat..

II. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

Pemeriksaan Fisik

a. Status Internus

Kesadaran kompos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 88 kali per

menit, pernapasan 20 kali per menit, suhu 36,5 derajat celsius. Konjungtiva

tidak anemis, sklera tidak ikterus, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.

b. Status Neurologis

GCS E4M6V5, gejala rangsang selaput otak: kaku kuduk (-), pupil bulat isokor

2,5mm / 2,5mm, refleks cahaya (+/+), fungsi motorik dan sensorik keempat

ekstremitas dalam batas normal. Tidak ditemukan refleks patologis. Cara

berjalan normal, keseimbangan baik. Kesan pemeriksaan normal.

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL.

A. Deskripsi Umum

6
1. Penampilan

Seorang perempuan, wajah sesuai umur (19 tahun), perawakan

sedang. Memakai baju seragam warna putih berkerah lengan panjang

dengan kerudung putih, rok panjang warna hijau tua. Perawatan diri

baik.

2. Kesadaran.

a) Kuantitatif: GCS E4M5V / Compos Mentis

b) Kualitatif: Dalam Batas Normal

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Biasa

4. Pembicaraan : Lancar, spontan, intonasi

sesuai isi pembicaraan.

5. Sikap terhadap pemeriksa Kooperatif

B. Keadaan Afektif, Perawatan dan Empati

1. Mood : Menurun

2. Afek : Terbatas

3. Empati : Dapat dirabarasakan

C. Fungsi intelektual

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan

Sesuai taraf pendidikan

7
2. Daya konsentrasi : Baik

3. Orientasi

a) Waktu : Baik

b) Tempat : Baik

c) Orang : Baik

4. Daya Ingat

a) Jangka panjang : Baik

b) Jangka sedang : Baik

c) Jangka pendek : Baik

d) Jangka segera : Baik

5. Pikiran abstrak : Baik

6. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik

D. Gangguan Persepsi

Halusinasi : Tidak ada

a) Ilusi : Tidak ada

b) Depersonalisasi : Tidak ada

c) Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Berfikir

8
1. Arus Pikiran

a) Produktivitas : Normal

b) Kontinuitas : Relevan

c) Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi Pikiran

a) Preokupasi : Tidak ada

b) Gangguan Isi Pikir : Tidak ada.

F. Pengendalian Impuls : Baik

G. Daya Nilai

1. Normo-sosial : Baik

2. Uji daya nilai : Baik

3. Penilaian realitas : Baik

H. Tilikan : Derajat 5

I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat Dipercaya

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

9
Seorang wanita berumur 19 tahun a dengan keluhan sering merasa cemas

dan was-was yang muncul tiba-tiba, awalnya muncul 1 bulan yang lalu. Apabila

serangan muncul pasien merasakan perasaan cemas dan gelisah, muncul keringat

dingin, lemas dan merasa khawatir atau takut mati, muncul nyeri kepala pada

bagian depan sebelah kiri dan kanan, sesak napas, nyeri pada lambung dan

jantung berdebar. Serangan datang tiba-tiba tanpa ada gejala sebelumnya, dan

menghilang setelah beberapa puluh menit sampai beberapa jam. Kejadian ini

sering berulang antara 1 sampai 3 kali setiap harinya, terutama setiap bangun

tidur dan menjelang magrib selama kurang lebih 1 bulan terakhir.

Perubahan yang terjadi setelah serangan muncul berupa sering terbangun

pada malam hari dan sulit untuk tidur kembali, lebih sering menyendiri

dibandingkan sebelumnya, lebih mudah untuk tersinggung dan terpancing

emosinya dibandingkan sebelumnya.

Pasien mengatakan tidak ada sesuatu yang memberatkan pikirannya

sebelum keluhan muncul. Hubungan dengan keluarga baik, hubungan

pertemanan baik, prestasi belajar dan kehadiran di kampus baik.

Pemeriksaan status internus dan neurologis dalam batas normal, tidak

ditemukan adanya gangguan fungsi intelektual, gangguan persepsi maupun

proses berfikir. Mood dan afek menurun.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL (SESUAI PPDGJ III)

I. Aksis 1

Berdasarkan Alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental

didapatkan gejala klinik pasien pernah gelisah danwas-was disertai perasaan

takut akan kematian yang berlangsung tiba-tiba, keadaan ini menimbulakan

10
pendertaaan (distress) yang bermakna bagi dirinya dan orang lain, disertai

terdapatnya hendaya (disability) dalam fungsi sosial, pekerjaan dan penggunaan

waktu senggang, sehingga dapat di simpulkan bahwa penderita mengalami

gangguan jiwa, pada pemerikasaan status mental tidak ditemukan adanya

hendaya yang berat dalam menilai realita baik halusinasi, ilusi, delusi,

derealisasi maupun depersonalisasi sehingga pasien dapat dikategorikan dalam

gangguan jiwa non-psikotik, pada pemeriksaan status internus dan neurologis

serta riwayat trauma tidak ditemakan adanya kelainan spesisifik yang dapat di

temukan berhubungan dengan gejala kejiwaan pasien saat ini sehingga

kemungkinan gangguan mental organik dapat disingkirkan, dan pasien dapat

didiagnosis gangguan jiwa non-organik.

Berdasarkan temuan dari hasi alloanamnesis dan autoanamnesis, pasien

didiagnosis dengan gangguan kecemasan menyeluruh (F41.1))

II. Aksis 2

Tidak ada

III. Aksis 3

Tidak ada

IV. Aksis 4

Tidak ditemukan adanya stresor psikososial dari hasil auto maupun

alloanamnesis pada pasien dan keluarganya.

V. Aksis 5

GAF scale 80-71 (disabilitas ringan)

VI. DAFTAR MASALAH

11
1. Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik. Namun diduga ada

ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga memerlukan farmakoterapi.

2. Psikologik : Ditemukan adanya gangguan psikologik berupa

kecemasan yang menimbulkan hendaya sehingga membutuhkan psikoterapi untuk

memperbaiki daya tahan mental dan kemampuan beradaptasi.

3. Sosiologik : Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial,

pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga pasien butuh sosioterapi

VII. PROGNOSIS

Ad vitam : Bonam

Ad functionam : Bonam

Ad sanationam : Dubia ad malam

VIII. DISKUSI

A. Definisi

Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder,GWD)

merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan

kekhawatiran yang tidak rasional bahkan terkadang tidak realistis terhadap

berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini hampir dialami sepanjang

hari, berlangsung sekurangnya selama 6 bulan, selain itu cemas tidak disebabkan

penggunaan zat atau keadaan medis umum, serta tidak hanya terjadi selama

gangguan mood atau psikiatri. Kecemasan yang dirasakan sulit dikendalikan dan

berhubungan dengan gejala-gejala somatic seperti ketegangan otot, iritabilitas,

12
kesulitan tidur, dan kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang jelas

dan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan.

Sedangkan pedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ III mendeskripsikan,

penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung

hamper setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak

terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya

“free floating” atau “mengambang”). Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup

unsur-unsur berikut:

a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung

tanduk, sulit konsentrasi dsb.);

b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat

santai); dan

c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung

berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut

kering, dsb)

Pada anak-anak sering terliahat adanya kebutuhan berlebihan, untuk

ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatic yang menonjol.

Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),

khususnya depresi, tidak membatalkan diagnostik utama yakni gangguan

anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari

episode depresif (F32.-), gangguan anxietas fobik (F40.-), gangguan panik

(F41.0) atau gangguan obsesif-kompulsif (F42.-).

Sedangkan menurut DSM-V, cemas dan kekhawatiran berlebihan

(perkiraan yang menakutkan), terjadi hampir setiap hari selama setidaknya 3

bulan (atau lebih), mengenai dua (atau lebih) kejadian atau aktivitas (cth.

13
Keluarga, kesehatan, finansial, bekerja atau bersekolah)

a. cemas dan kekhawatiran dikaitkan dengan satu (atau lebih) dari

gejala berikut:

1. Gelisah atau merasa terperangkap atau terpojok

2. Otot tegang

b. cemas dan kekhawatiran menyebabkan kecenderungan perubahan

kepribadian ditunjukkan dengaan satu (atau lebih) dari:

1. Ditandai dengan menghindar dari kejadian atau aktivitas yang

berpotensi negatif

2. Ditandai dengan waktu dan usaha mempersiapkan kemungkinan

hasil negatif dari suatu kejadian atau aktivitas

3. Ditandai dengan penundaan dalam perilaku atau membuat

keputusan karena kekhawatiran.

4. Berulang kali mencari kepastian karena kekhawatiran

B. Etiologi

Seperti pada kebanyakan gangguan jiwa, penyebab gangguan cemas

menyeluruh tidak diketahui. Namun akhir-akhir ini gangguan cemas

menyeluruh didefinisikan gangguan cemas menyeluruh mungkin

mempengaruhi suatu kelompok orang yang heterogen, kemungkinan karena

suatu derajat cemas tertentu bersifat normal dan adaptif, membedakan

cemas normal dan cemas patologis serta membedakan faktor penyebab

biologis dan penyebab psikologis yang mungkin memiliki hubungan sulit

dilakukan.

14
C. Manifestasi Klinis

Pengalaman cemas memiliki dua komponen yaitu kesadaran akan

sensasi fisiologis (seperti palpitasi dan berkeringat) serta kesadaran bahwa

ia gugup atau ketakutan. Selain pengaruh visceral dan motorik, cemas

mempengaruhi pikiran, persepsi dan pembelajaran. cemas cenderung

menimbulkan kebingungan dan distorsi persepsi, tidak hanya persepsi waktu

dan ruang tetapi juga orang dan arti peristiwa. Distorsi ini dapat menggangu

proses pembelajaran dengan menurunkan konsentrasi, mengurangi daya

ingat dan mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal dengan hal

lain yaitu membuat asosiasi.

Gejala utama GWD adalah anxietas, ketegangan motoric, hiperaktivitas

autonom,dan kewaspadaan secara kognitif. Kecemasan bersifat berlebihan

dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan pasien. Ketegangan motoric

bermanifestasi bergetar, kelelahan, dan sakit kepala. Hiperaktivitas autonom

timbul dalam bentuk pernapasan yang pendek, berkeringat, palpitasi, dan

diserta gejala saluran pencernaan. Terdapat juga kewaspadaan kognitif

dalam bentuk iritabilitas.

Pasien GAD biasanya datang ke dokter umum karena keluhan somatik,

atau datang ke dokter spesialis karena gejala spesifik seperti diare kronik.

Pasien biasanya memperlihatkan perilaku mencari perhatian (seeking

behavior). Beberapa lainnya meminta konsultasi medis tambahan untuk

masalah-masalah mereka.

Aspek penting emosi adalah efeknya pada selektivitas perhatian. Orang

yang mengalami cemas cenderung memperhatikan hal tertentu di dalam

lingkungannya dengan mengabaikan hal lain dalam upaya untuk

membuktikan bahwa mereka dibenarkan utuk menganggap situasi tersebut

15
menakutkan. Jika keliru dalam membenarkan rasa takutnya, mereka akan

meningkatkan cemas dengan respons yang selektif dan menyebabkan cemas,

persepsi yang mengalami distorsi, dan cemas yang meningkat. Jika

sebaliknya, mereka dengan keliru menentramkan diri mereka dengan pikiran

selektif, cemas yang tepat dapat berkurang, dan mereka dapat gagal

mengambil tindakan pertahanan yang perlu.

D. Penatalaksanaan

Terapi yang paling efektif untuk gangguan cemas menyeluruh adalah

terapi yang menggabungkan pendekatan psikoterapeutik, farmakoterapeutik,

dan suportif. Terapi ini dapat memakan waktu yang cukup lama bagi klinisi

yang terlibat, baik bila klinisi tersebut adalah seorang psikiater, dokter

keluarga atau spesialis lain.

Farmakoterapi

1. Benzodiazepine

Benzodiazepin secara luas digunakan untuk managemen cemas dan

mengontrol serangan panik. Bisa juga digunakan dalam terapi jangka

panjang untuk GAD. Gejala cemas dapat dikurangi dengan pemberian

benzodiazepine.

2. Buspiron

Buspiron efektif pada 60-80% penderita GAD.Buspiron lebih efektif

dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding gejala somatic pada GAD.

Tidak menyebabkan withdrawal. Kekurangannya adalah efek klinisnya baru

terasa 2-3 minggu. Terdapat bukti bahwa penderita GAD yang sudah

menggunakan benzodiazepine tidak akan memberikan respon yang baik

dengan buspiron. Dapat dilakukan penggunaan bersama antara

benzodiazepine dengan buspiron kemudian dilakukan tapering

16
benzodiazepine setelah 2-3 minggu, disaat efek terapi buspiron sudah

mencapai maksimal.

3. SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor)

SSRI menjadi lini pertama dalam pengobatan farmakoterapi pada

gangguan mood dan cemas. Terapi awal SSRI dapat memberikan efek

seperti meningkatnya cemas, rasa gelisah, gementar dan agitasi.Oleh karena

itu pemberian initial dose harus diberikan dalam dosis kecil, kemudian

diitrasi meningkat secara perlahan. Terapi dosis inisial rendah diberikan

selama 3 hingga 7 hari., kemudian peningkatan dosis dilakukan perlahan

tergantung dari toleransi tiap individu hingga mencapai standar dosis terapi

rumatan. Obat diberikan selama 3 sampai 6 bulan atau lebih, tergantung

kondisi individu agar kadarnya stabil dalam darah sehingga mencegah

kekambuhan.

Efek samping yang paling sering ditimbulkan SSRI antara lain adalah

sakit kepala, irritable, mual serta gangguan gastrointestinal lainnya,

insomnia, disfungsi seksual, meningkatnya cemas, rasa kantuk dan tremor.

Dilihat dari efek sampingnya, SSRI lebih aman dibandingkan antidepresan

jenis lain seperti TCA (Tricyclic Antidepressan) dan MAOI (Monoamine

Oxidase Inhibitor).

E. Prognosis

Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan kronis yang

mungkin berlangsung seumur hidup.Sebanyak 25% penderita akhirnya

mengalami gangguan panik, juga dapat mengalami gangguan depresi mayor.

17
F. Kesimpulan

Gangguan cemas menyeluruh sebagai cemas dan kekhawatiran yang

berlebihan mengenai beberapa peristiwa atau aktivitas hampir sepanjang

hari selama sedikitnya 3 bulan. berkaitan dengan gejala somatic. Cemas

tidak berfokus pada gambaran gangguan aksis I lain, tidak disebabkan

penggunaan zat atau keadaan medis umum, serta tidak hanya terjadi selama

gangguan mood atau psikiatri. cemas ini sulit dikendalikan, secara subjektif

menimbulkan penderitaan dan mengakibatkan hendaya pada area penting

kehidupan seseorang. Pasien dengan gangguan cemas menyeluruh biasanya

mencari dokter umum atau dokter penyakit dalam untuk membantu gejala

somatic mereka. Terapi yang paling efektif untuk gangguan cemas

menyeluruh mungkin adalah terapi yang menggabungkan pendekatan

psikoterapeutik, farmakoterapeutik, dan suportif.

18

Anda mungkin juga menyukai