Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SEJARAH MUSIK

SEKOLAH MUSIK POLIFONI BELANDA


DAN
SEKOLAH – SEKOLAH MUSIK DI ITALIA DAN PERANCIS

DISUSUN OLEH :
HALOMOAN HARIYANTO
PRODI PENDIDIKAN MUSIK
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KELAS A
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas SejarahMusik serta rasa keingintahuan saya terhadap kebudayaan Indonesia
khususnya seni musik.
Makalah ini berisi beberapa informasi tentang sejarah perkembangan sekolah musik
di dunia. Manusia hidup di dunia ini tidak akan terpisahkan dengan yang namanya seni.
Sehingga seni akan terus ada sepanjang manusia di dunia ini ada.
Dengan seni diharapkan kita sebagai makhluk sosial dapat menggerakkan perasaan
kita untuk peka terhadap apa yang terjadi dan berkembang dimasyarakat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
Demi kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
i

DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………....................................i
Daftar isi………………………………………….......................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………………...........................................
2. Rumusan Masalah ……………………………………………………......................
3. Tujuan……………………………………………………...........................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Sekolah Musik Polifoni Belanda


1. Generasi Pertama ( 1430 – 1460 )...................................................................
2. Generasi Kedua ( 1460 – 1490 )........................................................................
3. Generasi Ketiga ( 1490 – 1520 )........................................................................
4. Generasi Keempat ( 1520 – 1560 )....................................................................
5. Generasi kelima ( 1560 – 1600 )........................................................................
B. Sekolah – sekolah Musik di Italia dan Perancis....................................................
1. Sekolah Romawi
2. Sekolah Venetia
a. Teknik Coro-spezzato
b. Prinsip trinada dari Zarlino
3. Musik Vokal Duniawi di Italia dan Perancis

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan………………………………………………...........................................
2. Saran……………………………………………………..............................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga
mengandung irama, lagu dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari
alat-alat yang menghasilkan bunyi-bunyian. Musik juga merupakan bahasa yang
universal yang mampu berbicara dlam berbagai bahasa, mampu mnyuarakan isi
hati para penciptanya dan mencerminkan kebudayaan dari berbagai macam
belahan dunia. Misalnya tanpa kita sadari ketika kita mendengarkan musik yang
berbahasa asing yang tidak dapat kita mengerti, meski tanpa kita melihat artinya
kebanyakan dari kita tahu bahwa musik atau lagu tersebut mengandung makna
jatuh cinta, patah hati, duka dan sebagainya, termasuk juga musik instrumental,
walaupun tanpa kata, ada aura tersendiri di dalamnya.
Banyak orang menganggap bahwa musik merupakan bagian dari
hidupnya karena memang kenyataannya musik merupakan bahasa yang
universal dan dimengerti oleh banyak orang di dunia. Dengan musik orang
dapat mengungkapkan kebahagiaan, kegembiraan, keriangan, dan juga
keceriaan. Begitu pula sebaliknya, musik juga dapat membuat orang
mengespresikan kegelisahan, keraguan, keputusasaan, kemarahan, bahkan
kesedihan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dalam
penulisan makalah ini penulis akan membahas permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan musik di berbagai penjuru dunia
2. Bagaimana sejarah perkembangan sekolah musik polifoni belanda dari
generasi ke generasi
3. Bagaiman perkembangan sekolah musik di Italia dan Perancis dari
generasi ke generasi
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, penulis
bertujuan melakukan suatu pengkajian dan pembahasan tentang bagaimana dan
oleh siapa perkembangan Sekolah Musik di Belanda, Italia dan Perancis
berlangsung.
BAB II

PEMBAHASAN

A. SEKOLAH MUSIK POLIFONI BELANDA


Peralihan dari musik Perancis dari jaman gotik menjadi musik Renaissance
terjadi disekitar 1430. Pada saat ini Dunstable mencapaipun mencapai puncak
kemahirannya, dilain pihak generasi baru mulai mempengaruhi perkembangan
musik : Dufay dan Binchois. Karena para pemusik pada waktu itu banyak
berjalan khusus ke italia, maka cakrawala Perancis-Gotis diperluas dan
pengaruh inggris serta italia di integrasikan didalamnya
Istilah sekolah pada saat itu bukan berarti bahwa di dirikan institusi
pendidikan namun meliputi perkembangan kebudayaan pada kerajaan –
kerajaan di Burgundia. Dalam sejarah musik “Sekolah Belanda” di bagi dalam
5 generasi yaitu :
1. Generasi Pertama ( 1430 – 1460 )
Kerajaan Burgundia dikuasai oleh raja Philippus yang baik ( 1419 )
serta raja Karel Pemberani ( 1467 ) dan menarik banyak seniman untuk
bekerja dan berkembang disini, antara lain pula pelukis terkenal saudara
van eyck dan Paduan Suara istana dengan 17 penyanyi mula – mula
dibawah pimpinan Binchois seorang perancis
Binchois berasal dari Mons ( hennegau ) menjabat sebagai dirigen di
istana philipp yang baik. Keahlian khusus terdapat dalam komposisi
Chanson yang berupa Ballada, Rondeau dan Virelai yg kini dijadikan
komposisi Polifon dengan 3 suara dengan birama 6/8 dan diiringin
instrumental dengan suara Tenor dan Contratenor. Namun komponis
termasyur pada saat itu adalah Guillaume Dufay yang lahir dan meninggal
di Perancis utara tepatnya di Cambrai.
2. Generasi Kedua ( 1460 – 1490 )
Sekolah Belanda generasi kedua menonjolkan kembali unsur gotis
ritmis dari tradisi Perancis dalam Karangan Ockeghem. Dalam susunan
suara, penggalan – penggalan sengaja dijembatani dengan garis melodi
Polifon yang mengalir terus. Pada masa ini mulai menjadi mode mengarang
misa tanpa cantus firmus , artinya dengan suara pokok yang dikarang
sendiri
3. Generasi Ketiga ( 1490 – 1520 )
a. Jakob Obrecth ( 1450 – 1505 ), dia lahir di Bergen op Zoom Belanda.
Dia bertugas sebagai guru Musik dan seluruh hidupnya bersifat
Kosmopolitis. Warisan Obrecth terdiri dari 29 Misa, 30 Motet dan 30
ChansonProfan.
b. Josquin des Prez ( 1450 – 1521 ), dia lahir di St. Quentin Perancis
Utara dan bekerja sudah lama di Italia yang kemudian meninggal di
Conde Perancis Utara. Warisan nya adalah berupa 30 Misa yg mulai
menggunakan tema khusus sebagai ekspresi isi dari kata-kata tersebut.
Selain itu Josquin memiliki keunggulan menciptakan variasi dengan
memakai kontras antara bagian polifon dan bagian homofon atau
menggunakan kontrapung bebas. Dia juga menciptakan Irama
melayang yaitu pergeseran aksen dengan memperpanjang suatu nada
ringan hingga ia menjadi berat juga dan Irama Bebas yaitu pergeseran
aksen pada bagian birama selalu ringan.\
c. Heinrich Isaac ( 1450 – 1517 ), dia lahir di Flandria Belgia Utara.
Heinrich Isaac sangat terkenal di sejarah musik karena Lagunya
Innsbruck, ich muss dich lassen sebuah lagu Profan yg kemudian
dijadikan lagu Gereja. Sebelum Isaac meninggal Isaac menulis buku
namun buku tersebut dilanjutkan oleh muridnya yg bernama Ludwig
Senfl karena Isaac meninggal dan bukunya dapat di cetak. Pada periode
inilah dimulai Teknik Mencetak Not.
4. Generasi Keempat ( 1520 – 1560 )
a. Seniman – seniman Gotis, Komponis yg paling terkenal di golongan ini
adalah Jacques Clement non Papa dengan warisan 15 Misa, 15
Magnificat serta 150 Motet dan Chanson dengan gaya khas susunan
suara dalam Polifoni menjadi lebih padat 5 sampai 6 bahkan lebih
insetting tema. Komposisi Clements paling terkenal ialah
Souterliedekens.
b. Seniman – seniman Romanis, Seniman yg terkenal adalah Adrian
Willaert yg memakai dua paduan suara dalam karyanya dan dialah yg
menciptakan gaya bernyanyi antifonal atau bersahut – sahutan yang dulu
digunakan dalam musik kezinah di yerusalem. Dia mempunyai karya 8
Misa Parodi, 4 Buku dengan Motet, Musica nova , buku Madrigal,
Chanson dan Naskah Instrument

5. Generasi Kelima ( 1560 – 1600 )


Periode ini merupakan Puncak Sekolah Belanda terutama dalam karya
Opheus Belgia yg bernama Orlando di Lasso. Karya umumnya adalah
Motet dan Misa yang dinyanyikan Acapella dan tak jarang didampingi
instrument. Orlando menciptakan karya duniawi yg terdiri 200 lebih
Madrigal, 140 lebih Chanson, 90 lebih aransemen nyanyian dengan syair
jerman dan karya rohani yang terdiri dari 516 Motet bahasa latin, 70 Misa,
100 Magnificat, 4 Passio, dan sejumlah Litani yg termasyur yaitu Psalmi
Penitentiales

B. SEKOLAH – SEKOLAH MUSIK DI ITALIA DAN PERANCIS


1. Sekolah Romawi
Sekolah Romawi ialah Kelompok Komponis yg berkarya di Roma
selama abad 16 pada paduan suara yang memeriahkan ibadat Sri Paus.
Sekolah Romawi melaksanakan tuntutan Konsili Trente dan Kontra-
Reformasi. Salah satu tokohnya adalah Giovanni Pierluigi da Palestrina
yang bertugas sebagai organis di Palestrina, menjadi Penyanyi Paduan
Suara gereja St. Petrus di Roma, dirigen digereja Lateran Roma, dirigen
kedua Gereja St. Petrus Roma. Ia mengarang 93 Misa, lebih dari 500 motet,
dan 100 Madrigal duniawi dan rohani.
2. Sekolah di Venetia
Pendiri sekolah di Venetia ialah Adrian Willaert yang setelah
meninggal digantikan oleh Cyprian de Rore yang terkenal sebagai
Pengarang Madrigal dan komponis.
a. Teknik Coro-spezzato, Ciri khas musik Venetia berasal dari suatu
keunikan arsitektur gereja San Marco yang memiliki dua balkon di dua
ujung gereja. Maka disinilah lahir Teknik Coro-spezzato yaitu bernyanyi
dengan dialog bersahut – sahutan antara dua paduan suara
b. Prinsip trinada dari Zaelino, Zarlino dalam bukunya Institutioni
Harmoniche yang terbit tahun 1558 di Venetia menaruh perhatian pada
Akor / Trinada. Ia menimbulkan bahwa bunyi konsonan terdiri dari 2
jenis akor yaitu Mayor dan Minor yang dipandang sebagai prinsip deal
yaitu sebagai kontras. Hal ini mendatangkan revolusi cukup besar
sehingga tangga nada gregorian tidak dipakai lagi.

3. Musik Vokal Duniawi


Sesudah tahun 1450 di Italia berkembanglah musik vokal Profan
Polifon baru yang diperluas lagi pada abad ke 16.
a. Di Italia, Madrigal italia Renaissance mulai dipelihara di sekitar Pietro
Bembo yang mencari musik yg lebih halus dan berseni kemudian
Madrigal baru dalam sastra tinggi namun kebanyakan memakai Rime
Libere yang artinya tidak bersajak
b. Di Perancis, Chanson merupakan jenis musik pokok. Dalam susunan 4
suara Motet, suara pokok terletak pada tenor. Chanson Perancis banyak
dipengaruhi oleh Madrigal dengan ekspresi kata yang antara lain
nampak pada peranan kuat nada kromatik.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Seni musik adalah sebuah karya dari manusia, yang dalam
perkembangannya tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa seni musik akan
berkembang sesuai dengan perkembangan jaman.
Perkembangan musik di Dunia tiap tahun akan berubah sesuai dengan
kondisi manusia, siapa yang dapat meraih simpati masyarakat, enak
didengar, maka aliran itulah yang akan ditirukan oleh sebagian besar
masyarakat.
Perkembangan Sekolah Musik mulai dari yang dianggap hanya
perkembangan kebudayaan bahkan Perkembangan keagamaan sampai
dimana sekolah Musik berkembang pesat sehingga mampu mendunia.
B. SARAN
Dalam penulisan atau pembuatan makalah ini ada beberapa saran yang
dapat dicantumkan disini. Dalam penciptaan seni musik hendaknya
disisipkan nilai – nilai moral, sehingga secara otomatis terdapat
pembelajaran yang bernilai positif bagi perkembangan tiap orang yang
mendengarkannya

Anda mungkin juga menyukai