Anda di halaman 1dari 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SMA PGRI 1 PATI


Kelas : XI (Sebelas)
Semester :2
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok :Dinamika Rotasi dan Kesetimbangan Benda Tegar
ALOKASI : 1 x 45 menit
Standar Kompetensi
2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam
menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar
2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen
inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda
tegar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memformulasikan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kaitannya dengan
gerak rotasi benda tersebut.
2. Menggunakan konsep momen inersia untuk berbagai bentuk benda tegar
3. Memformulasikan hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi.
4. Menerapkan konsep titik berat benda dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan
1. Siswa mampu menjelaskan tentang konsep torsi atau momen gaya
2. Siswa mampu menjelaskan tentang konsep momen inersia
3. Siswa dapat menjelaskan tentang titik berat untuk berbagai bentuk benda
tegar.
4. Siswa mampu Menganalisis masalah dinamika rotasi benda tegar untuk
berbagai keadaan .
5.
Materi Pembelajaran

Dinamika Rotasi
Gerak komidi putar, gerak roda mobil, dan gerak kipas angin merupakan beberapa
contoh gerak rotasi dalam kehidupan sehari-hari. Gerak rotasi atau gerak melingkar adalah
gerak suatu benda yang lintasannya berbentuk lingkaran. Gerak rotasi dan penyebabnya
dipelajari dalam dinamika rotasi yaitu pembahasan mengenai gerak rotasi berkaiyan dengan
penyebabnya.
Dinamika Rotasi
Dinamika rotasi adalah cabang mekanika yang mempelajari gerak rotasi dengan
melibatkan gaya, massa dan faktor lain yang turut mempengaruhi gerak rotasi. Suatu benda
berotasi jika semua bagian benda bergerak mengelilingi poros atau sumbu putar yang terletak
pada salah satu bagian benda tersebut. Gerak rotasi yang dipelajari pada topik ini difokuskan
pada gerak rotasi pada sumbu tetap. Gerakan katrol, kipas angin, gerakan CD/DVD di dalam
CD/DVD room, gerakan pintu atau jendela, gerakan silinder mesin, baling-baling helikpter
atau pesawat, baling-baling kapal, merupakan beberapa contoh gerak rotasi pada sumbu tetap.
Torsi (Momen Gaya)
Dalam gerak rotasi, penyebab berputarnya benda merupakan momen gaya atau torsi.
Momen gaya atau torsi sama dengan gaya pada gerak translasi. Momen gaya (torsi) adalah
sebuah besaran yang menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada sebuah benda sehingga
mengakibatkan benda tersebut berotasi. Besarnya momen gaya (torsi) tergantung pada gaya
yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran dan letak gaya. Apabila Anda ingin
membuat sebuah benda berotasi, Anda harus memberikan momen gaya pada benda tersebut.
Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Untuk memahami momen
gaya anda dapat melakukan hal berikut ini. Ambillah satu penggaris. Kemudian, tumpukan
salah satu ujungnya pada tepi meja. Doronglah penggaris tersebut ke arah atas atau bawah
meja. Bagaimanakah gerak penggaris? Selanjutnya, tariklah penggaris tersebut sejajar dengan
arah panjang penggaris. Apakah yang terjadi?
Saat Anda memberikan gaya F yang arahnya tegak lurus terhadap penggaris, penggaris itu
cenderung untuk bergerak memutar. Namun, saat Anda memberikan gaya F yang arahnya
sejajar dengan panjang penggaris, penggaris tidak bergerak. Hal yang sama berlaku saat Anda
membuka pintu. Gaya yang Anda berikan pada pegangan pintu, tegak lurus terhadap daun
pintu sehingga pintu dapat bergerak membuka dengan cara berputar pada engselnya. Gaya
yang menyebabkan benda dapat berputar menurut sumbu putarnya inilah yang dinamakan
momen gaya.
Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor.Torsi adalah hasil
perkalian silang antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan:
besarnya torsi adalah:
τ = rF sinƟ
Keterangan:
r = lengan gaya = jarak sumbu rotasi ke titik tangkap gaya (m),
F = gaya yang bekerja pada benda (N), dan
τ = momen gaya (Nm).
Besarnya momen gaya atau torsi tergantung pada besar gaya dan lengan gaya.
Sedangkan arah momen gaya menuruti aturan putaran tangan kanan, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar berikut:

Jika arah putaran berlawanan dengan arah jarum jam maka arah momen gaya atau
torsi ke atas, dan arah bila arah putaran searah dengan arah putaran jarum jam maka arah
momen gaya ke bawah.
Momen inersia
Ada dua benda, salah satu benda massanya kecil dan benda lain mempunyai massa
lebih besar. Benda manakah yang lebih mudah bergerak jika didorong dengan gaya yang
sama ? Kenyataan menunjukan bahwa benda yang massanya lebih kecil lebih mudah
bergerak daripada benda yang massanya lebih besar. Jadi besar atau kecil massa benda
menentukan besar atau kecil percepatan gerak benda jika dikerjakan suatu gaya. Jika dalam
gerak lurus, massa benda menentukan apakah suatu benda mudah atau sulit digerakkan
(dipercepat) maka dalam gerak rotasi, momen inersia suatu benda menentukan apakah suatu
benda mudah atau sulit digerakkan. Agar lebih memahami pengertian momen inersia, pelajari
penjelasan di bawah ini.
Momen inersia partikel
Tinjau sebuah partikel berotasi. Partikel bermassa m diberikan gaya F
sehingga partikel berotasi terhadap sumbu rotasi O. Partikel berjarak r dari sumbu rotasi.
Mula-mula partikel diam (v = 0). Setelah digerakkan gaya F, partikel berputar dengan
kelajuan tertentu sehingga partikel mempunyai percepatan tangensial (a tan).
Hubungan antara gaya (F), massa (m), dan percepatan tangensial (a tan) partikel dinyatakan
melalui persamaan :

Partikel berotasi sehingga partikel mempunyai percepatan sudut. Hubungan antara


percepatan tangensial dengan percepatan sudut dinyatakan melalui persamaan :

Subtitusikan atau gantikan percepatan tangensial (a tan) pada persamaan 3 dengan


percepatan tangensial (a tan) pada persamaan 4.

Kalikan ruas kiri dan ruas kanan dengan r :

r F adalah momen gaya dan m r2 adalah momen inersia partikel. Persamaan 5


menyatakan hubungan antara momen gaya, momen inersia dan percepatan sudut partikel
yang berotasi. Persamaan 5 merupakan persamaan hukum II Newton untuk partikel yang
berotasi.
Momen inersia partikel merupakan hasil kali antara massa partikel (m) dengan kuadrat jarak
partikel dengan sumbu rotasi (r2).

Keterangan :
I = momen inersia partikel, m = massa partikel, r = jarak antara partikel dengan sumbu rotasi
Persamaan 6 digunakan untuk menentukan momen inersia partikel yang berotasi.

Titik Berat
Setiap partikel dalam suatu benda tegar memiliki berat. Berat keseluruhan benda
adalah resultan dari semu gaya gravitasi berarah vertikal ke bawah dari semua partikel ini,
dan resultan ini bekerja melalui suatu titik tunggal, yang disebut titik berat.
Kita juga dapat menyatakn titik berat sebagai suatu titk dimana resultan gaya gravitasi
partikel-partikel terkonsentrasi pada titik ini. Karena itu , resultan torsi dari gaya grafitasi
partikel- partikel pada titik beratnya harus nol. Buktinya, tumpulah benda tegar pada titik
beratnya , maka benda berada dalam kondisi keseimbangan statis dan tidak akan jatuh.
Cara untuk mengetahui letak titik berat suatu benda tegar akan menjadi mudah untuk
benda-benda yang memiliki simetri tertentu, misalnya segitiga, kubus, balok, bujur sangkar,
bola dan lain-lain. Yaitu d sama dengan letak sumbu simetrinya. Hal ini jelas terlihat pada
contoh diatas bahwa letak titik berat sama dengan sumbu rotasi yang tidak lain adalah sumbu
simetrinya. Di sisi lain untuk benda-benda yang mempunyai bentuk sembarang letak titik
berat dicari dengan perhitungan. Perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa kita
dapatmengambil beberapa titik dari benda yang ingin dihitung titik beratnya dikalikan dengan
berat di masing-masing titik kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah berat pada
tiap-tiap titik. dikatakan titik berat juga merupakan pusat massa di dekat permukaan bumi,
namun untuk tempat yang ketinggiannya tertentu di atas bumi titik berat dan pusat massa
harus dibedakan.
Pada titik berat ini akan dilakukan suatu percobaan untuk menentukan letak titik berat
suatu benda.
PENDEKATAN /MODEL /METODE PEMBELAJARAN

Metode Pembelajaran:

1. Ceramah / Informasi
2. Diskusi
3. Penugasan

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Daftar Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan - Guru mengucapkan salam kemudian 5 menit


berdoa bersama dan mengabsen
siswa
- Guru melakukan tanya jawab
memberikan motivasi,
mengkondisikan siswa untuk
mengikuti pembelajaran, dan
menjelaskan tujuan pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari

Kegiatan Inti Eksplorasi 30 menit


a. Guru memandu siswa dalam
pembentukan kelompok.
b. Guru mengajukan masalah secara
lisan kepada siswa untuk
didiskusikan di dalam kelas.
c. Guru menyuruh siswa membuat
kelompok untuk melakukan
percobaan tentang titik berat.
d. Di dalam kelompok siswa
melakukan diskusi untuk mengatasi
masalah yang berhubungan dengan
percobaan tersebut dan sumber-
sumbernya untuk memantapkan
kemampuan siswa dalam mencari
informasi baru melalui percobaan.
Elaborasi / perluasan
a. Guru meminta salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas dan
kelompok yang lain untuk
menanggapi.
Konfirmasi / pengesahan
a. Guru menerima jawaban siswa,
untuk memberikan informasi yang
benar.
b. Guru memberikan penghargaan
untuk penampilan kelompok yang
terbaik
- Bersama siswa, guru menyimpulkan 10 menit
apa yang telah dibahas pada
pelajaran.
- Guru Memberi tugas rumah
- Guru menyapaikan materi
Penutup selanjutnya, agar siswa dapat
mempersiapkan nya terlebih dahulu.
- Guru menutup pembelajaran dengan
berdoa bersama sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing

Alat / Bahan dan sumber pembelajaran


Alat dan bahan : papan tulis, kertas karton, gunting benang dll

Sumber pembelajaran : buku paket Fisika kelas XI, Marthen Kanginan


Penilaian
1. Penugasan : Menilai dari tugas-tugas yang masuk ke guru baik secara kelompok
atau individu.
2. Penilaian Kognitif : Menilai dari hasil Tes dan keaktifan siswa dalam kelas.

Pati, Maret 2015


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Pengampu

Herlina Meilina
NPP: NPM: 12330043
LEMBAR KERJA SISWA
Titik Berat

Tujuan
Melakukan percobaan untuk menentukan letak titik berat suatu benda.

Alat dan Bahan


Tiang penggantung; seutas benang; sebuah beban untuk menarik garis lurus benang; sebuah
karton tebal dengan bentuk tidak teratur; pensil.

Langkah Kerja
Perhatikan, tukang bangunan selalu menggunakan benang dengan ujung diberi beban untuk
mengukur garis tegak lurus. Benang berbeban ini disebut benang pengukur tegak lurus.
1. Siapkan sebuah karton yang bentuknya tidak teratur, sebuah benang pengukur tegak lurus,
dan tiang untuk menggantung tali (gambar 6.20a).
2. Buatlah sebuah lubang, kemudian gantung benang pengukur tegak melalui lubang
tersebut (gambar 6.20b).Berilah tanda garis putus-putus pada karton sepanjang
kedudukan benang pengukur tegak lurus (garis g1).
3. Buatlah lubang kedua, kemudian gantung kembali benang pengukur tegak lurus
melalui lubang kedua tersebut (gambar 6.20c). Beri tanda garis putus#putus pada
karton sepanjang kedudukan benang pengukur tegak (garis g2)
4. Kedua garis putus-putus yang anda buat pada langkah 2 dan 3 akan berpotongan. Titik
potong inilah yang merupakan letak titik berat karton tersebut. Untuk menguji apakah
anda telah menentukan titik berat karton dengan tepat, tumpulah karton itu di ujung
paku jamur tepat di titik berat tersebut. Jika kerton dapat seimbang (tidak jatuh), anda
telah menentukan letak titik berat karton dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai