Anda di halaman 1dari 25

Bahan Bacaan 1

Cepatnya Perubahan Bisnis Internasional

Tujuan Pembelajaran
1. Mendeskripsikan berbagai macam istilah yang digunakan perusahaan-perusahaan yang
memiliki kegiatan operasional penting di lebih dari satu negara.
2. Mengidentifikasi lima jenis pusat penggerak, seluruhnya didasarkan pada
perubahan, yang menuntun perusahaan-perusahaan untuk menginternasionalkan
kegiatan operasional bisnis mereka.
3. Mengapresiasi internasionalisasi yang dramatis dari pasar.
4. Menjelaskan mengapa bisnis internasional berbeda dari bisnis domestik.
5. Membedakan tiga ruang lingkup—domestik, asing, dan internasional—tempat
perusahaan internasional melakukan kegiatan operasional bisnis.

1
Sifat Dasar Bisnis Internasional

Dunia tempat kita berbagi menjadi semakin saling berhubungan dengan cara yang lebih kompleks
dan menarik. Bagian Satu mendeskripsikan sifat dasar dan cakupan bisnis internasional dan
memperkenalkan 3 ruang lingkup tempat manajer bisnis internasional harus beroperasi. Seberapa
baik kinerja mereka akan bergantung pada seberapa besar pemahaman mereka terhadap
lingkungan domestik, internasional dan juga asing.
Kuliah 1 merepresentasikan konsep dari tiga ruang lingkup dan masing-masing kekuatannya.
Dari catatan historis tentang bisnis internasional, kita dapat mempelajari walaupun perusahaan
internasional telah ada sebelum Perang Saudara, ini jelas berbeda dengan perusahaan yang
mengglobal saat ini, yang ditandai dengan pesatnya pertumbuhan dan kontrol utama yang lebih
dekat dengan kegiatan operasional asing.
Dalam Kuliah 2, informasi yang disajikan membantu Anda untuk memahami dinamika dan
besarnya pertumbuhan dari perdagangan internasional dan investasi asing. Kita mendiskusikan
mengapa perusahaan memperluas usahanya, dan kita menguji tujuh dimensi yang diambil oleh
manajemen agar dapat memperluas bisnisnya jika mereka ingin perusahaan berkembang sebagai
perusahaan internasional.

2
Gary Ellis, seorang asisten pengawas muda untuk Medtronic, salah satu produsen dari Fortune 500
untuk alat pacu jantung dan alat medis lainnya, dulu berpikir bahwa dia berada di jalur cepat untuk
posisi manajemen puncak. Namun, eksekutif perusahaan menilai bahwa Gary masih membutuhkan
pengalaman yang lebih luas, maka mereka pun mengirimnya untuk memimpin kantor pusat Eropa di
Belgia. Di pekerjaan barunya ini Gary bertanggung jawab pada banyak tugas level atas dan bekerja
dalam serangkaian official (seperti tenaga kerja, pemerintah, produksi, pemasaran, dan juga
keuangan).
Dua tahun kemudian, ketika posisi badan pengawas di kantor pusat perusahaan di Minneapolis
kosong, Ellis diberikan pekerjaan tersebut. Bill George, Chief Executive Officer (CEO) Medtronic,
menyimpulkan filosofi perusahaan berkaitan dengan pentingnya pengalaman: “Eksekutif yang
sukses di masa yang akan datang haruslah tinggal di negara lain untuk beberapa tahun.”
Medtronic bukanlah satu-satunya perusahaan dengan kebijakan ini. Di FMC Corp., produsen
alat berat dan kimia, wakil presiden untuk Human Resources Department mengatakan bahwa
perusahaannya percaya "tak seorangpun akan berada di posisi manajemen umum di akhir
dasawarsa apabila tidak memiliki pandangan dan pengalaman internasional."6 Hal ini jelas, dewan
direksi dari perusahaan-perusahaan Amerika lainnya mempunyai kebijakan yang sama. Perusahaan
seperti McDonald's, Coke, Kellogg, Alcoa, Altria, dan Schering-Plough telah menunjuk para
pemimpin yang telah memiliki pengalaman luas sebagai pimpinan di kegiatan operasional bisnis
internasional, dan kira-kira 30 persen dari 700 CEO terkenal di Amerika Serikat telah memiliki
pengalaman internasional. William Sullivan, CEO Agilent Technologies, berkomentar tentang tiga
tahun pengalamannya tinggal di Singapura sebagai manajer kegiatan operasional bisnis dengan
berkata, “Pengalaman itu adalah perubahan karier yang riil. Pada lingkungan saat ini, mempunyai
pengalaman luar negeri adalah suatu keharusan.” CEO Pfizer, Henry McKinnell, berkomentar
tentang pengaruh kuat dari pengalaman 14 tahunnya di luar negeri dengan mengatakan, “Saya
memiliki ratusan pengalaman yang tidak akan saya lupakan. Semuanya sangat membantu dalam
pembentukan saya menjadi manajer dari perusahaan global.” Sebagaimana diungkapkan Carlos
Gutierrez, yang pernah menjabat sebagai CEO Kellogg sebelum menjadi sekretaris Department of
Commerce Amerika Serikat, “Mempunyai perspektif luar negeri memberi Anda keuntungan tidak
hanya untuk melakukan bisnis di luar Amerika Serikat tetapi juga secara domestik, di mana kita
mempunyai beragam kebudayaan masyarakat dari seluruh dunia. Ada pemahaman yang dibangun
bahwa perbedaan itu ada dan perbedaan itu adalah baik.”
Walaupun banyak manajer Amerika menginginkan eksekutif mereka di kantor pusat
perusahaan memiliki pengalaman luar negeri sekian tahun, apakah para CEO di perusahaan-
perusahaan besar menyadari nilai dari pendidikan bisnisyang diinternasionalisasi untuk semua
tenaga kerja dalam manajemen? Melakukan survei terhadap para CEO di “100 Perusahaan
Multinasional Terbesar” majalah Forbes dan “50 Eksportir Terbesar Amerika” majalah Fortune.
Penulis menemukan bahwa:
1) 79 persen percaya bahwa semua bisnis besar harus mendapat pengenalan terhadap
pendidikan bisnis internasional;
2) sekitar 70 persen merasa bahwa keahlian lulusan bisnis dalam beberapa bahasa asing,
aspek internasional dari area fungsional (contohnya, pemasaran, keuangan), dan
hubungan bisnis, manusia, atau politikdi luar Amerika Serikat adalah pertimbangan
penting dalam membuat keputusan untuk merekrut dan memperkerjakan; dan
3) mayoritas responden percaya bahwa banyaknya rangkaian materi dalam kurikulum bisnis
internasional (contohnya, pemasaran internasional, keuangan internasional, ekspor-

3
impor, manajemen internasional) adalah relevan bagi perusahaan mereka.

Muncul dari penelitian penulis, kemudian, bahwa para CEO dari perusahaan besar Amerika
yang melakukan bisnis di luar negeri meyakinkan bahwa lulusan bisnis yang mereka pekerjakan
harus mempunyai pendidikan bisnis dalam aspek internasional. Kebanyakan kelihatannya setuju
dengan wakil presiden Texas Instruments, yang mengatakan, “Para manajer harus familiar dengan
pasar, kultur, dan adat lain. Hal ini karena kami beroperasi dalam satu gagasan'satu dunia, satu
pasar, dan kami harus bisa bersaing dengan—dan menjual untuk—perusahaan terbaik di seluruh
dunia.”
Dengan jelas, eksekutif dari beberapa perusahaan terbesar di dunia mengatakan bahwa
mereka lebih suka lulusan bisnis yang paham mengenai pasar, adat istiadat, dan kultur di negara-
negara lain. Perusahaan yang melakukan bisnis di luar negeri memerlukan beberapa orang yang
berhasil bekerja dan hidup di luar negara mereka sendiri, namun saat ini para manajer yang ingin
memajukan perusahaan mereka harus memiliki pengalaman luar negeri yang baik pula. Seperti
Roselinde Torres, presiden Operasional Mercer Delta Consulting Amerika Serikat yang mengatakan,
“Tanda dari CEO hebat adalah kemampuannya melihat sebuah isu melalui beragam sudut pandang.
Pengalaman internasional adalah salah satu cara yang paling meyakinkan untuk menambah
beberapa perspektif baru.”
Apakah Anda memperhatikan alasan penekanan pengalaman di luar negeri untuk para
manajer? Hal ini meningkatkan keikutsertaan perusahaan dalam bisnis internasional. Eksekutif dari
banyak perusahaan menginginkan tenaga kerja mereka mempunyai perspektif bisnis secara global.
Bagaimana dengan perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai kegiatan operasional di luar
negeri dalam berbagai bentuk? Apakah manajer mereka juga memerlukan perspektif global ini?
Tentu saja ya, karena hal ini akan membantu mereka tidak hanya untuk meningkatkan perhatian
terhadap penjuaian dan kesempatan mendapatkan sumber daya di pasar luar negeri tetapi juga
untuk berjaga-jaga terhadap pesaing baru dari luar negeri yang bersiap untuk menyerbu pasar
domestik mereka. Selanjutnya, menurut para perekrut tenaga kerja, pengalaman di luar negeri
dapat merefleksikan kemandirian, kreativitas, dan kewirausahaan. Orang- orang yang bekerja dan
menghidupi dirinya sendiri di luar negeri cenderung memiliki sifat selalu ingin tahu, mudah
beradaptasi, dan fleksibel—sebuah kualitas berharga dalam lingkungan kerja saat ini.
Realisasi dari pengalaman di luar negeri adalah penting untuk kemajuan karier tersebut yang
dapat meningkatkan persaingan untuk penugasan di luar negeri. Misalnya, hampir 500 manajer level
menengah dari industri dan teknik di unit General Electric's (GE's) aircraft engine ditempatkan untuk
14 posisi dalam program pelatihan pemasaran global perusahaan. Manajer Human Resource
Department secara global di unit GE lainnya, GE Medical Systems, mengklaim, “Kami memiliki jauh
lebih banyak kandidat daripada pekerjaan yang kami punya di luar negeri.” Gutierrez dari Kellogg
berkomentar, “Ketika Anda bekerja pada satu unit kecil internasional, Anda dapat bertemu dengan
banyak orang penting” daripada manajer kelas menengah yang memiliki posisi di kantor pusat,
karena eksekutif perusahaan datang mengunjungi kegiatan operasional internasional. Dalam
menghadapi persaingan seperti itu, apa yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kesempatan
Anda untuk memperoleh posisi di luar negeri?
Akan sangat berharga mengikuti kelas-kelas bisnis internasional, yang mungkin mengarah ke
arah pemerolehan gelar dalam bidang bisnis internasional yang terkait. Selanjutnya, sementara
Anda masih sekolah atau sesaat setelah kelulusan, pertimbangkanlah untuk pergi belajar, untuk
bekerja (apakah sebagai pebisnis pribadi, guru, atau bahkan dalam posisi seperti bartender, atau

4
pengasuh anak), atau sebagai sukarelawan dalam kegiatan pengembangan masyarakat di luar
negeri. Pengalaman dalam hidup dan bekerja di kultur lain akan menjadi pengembangan diri yang
penting, baik juga sebagai pendorong peningkatan karier. Seperti yang dikatakan Lauren DiCioccio
tentang pengalaman internasionalnya sebagai seorang koki dan pekerja peternakan. “Ketika saya
pergi, saya merasa heran karena orang-orang memandang ke arah saya dan terkejut bahwa saya
akan lulus dengan gelar dari Colgate dan mengambil cuti untuk bekerja dan menjadi seorang
backpacker mengelilingi Australia. Jadi, ketika saya datang kembali dan menuliskan pengalaman
tersebut di resume saya, saya tidak bisa percaya bahwa semua wawancara kerja yang saya ikuti
adalah tentang banyaknya waktu yang saya habiskan di Australia.” Brandon Steiner, guru berusia 24
tahun yang mengajar di Jepang, berkata “Mempunyai beragam pengalaman luar negeri—membuat
para pemberi kerja akan antusias terhadap Anda. Hal ini terlihat baik dan bukanlah suatu langkah
buruk di luar kampus. Hal ini menunjukkan bahwa Anda telah berpikiran terbuka.” Saat kepulangan
Anda, pengalaman ini mungkin membantu Anda untuk mendapatkan pekerjaan yang mencakup
kegiatan bisnis internasional. Walaupun kebanyakan posisi pekerjaan didasarkan pada negara asal
seseorang, mereka mungkin terlibat dalam perjalanan internasional untuk bertemu klien atau
melakukan kegiatan yang terkait pekerjaan lainnya, sehingga menyediakan kesempatan bagi Anda
untuk memperluas pengalaman dan keterampilan internasional lebih jauh lagi.
Jika Anda sudah memiliki pekerjaan, Anda dapat meningkatkan kesempatan Anda dalam
pengalaman internasional dengan membuat bos dan orang-orang di Human Resource Department
sadar akan minat Anda dan kenyataan bahwa Anda telah belajar bisnis internasional. Carilah
kesempatan untuk mengingatkan mereka bahwa Anda benar-benar merasa tertarik (saat penilaian
kinerja adalah waktu yang tepat). Cobalah untuk bertemu dengan orang-orang di kantor pusat yang
bekerjasama dengan cabang perusahaan asing, juga tamu-tamu dari luar negeri. Sebagai bukti
ketertarikan kuat Anda dalam posisi pekerjaan di luar negeri, coba ikutilah pendidikan bisnis
internasional tambahan dan belajar beberapa bahasa asing. Pastikan orang-orang di perusahaan
mengetahui apa yang Anda kerjakan.
Di seluruh buku ini Anda akan menemukan contoh-contoh cara untuk mengembangkan,
menerapkan, dan menaikkan keterampilan dan pengalaman internasional Anda, melalui fitur-fitur
seperti “Mengembangkan Pandangan Global” dan “Mentor Global.” Dengan penuh keyakinan,
melalui aplikasi yang efektif dari saran-saran ini, Anda akan membangun pondasi kesuksesan untuk
pengalaman internasional Anda sendiri.

STUDI KASUS:

APAKAH ANDA BENAR-


BENAR MEMBELI
“AMERIKA”?

5
Apa yang telah Anda baca sejauh ini menunjuk pada kenyataan yang menyolok: semua manajer
perlu memiliki pengetahuan dasar tentang bisnis internasional untuk menghadapi tantangan
persaingan global.

Terminologi Bisnis Internasional


Untuk memeroleh pengetahuan ini, dalam bagian yang mempelajari terminologi bisnis internasional, sebuah manfaat penting yang
seharusnya sudah Anda ketahui pada setiap pengenalan kasus. Untuk membantu Anda mempelajari bahasa bisnis internasional,
penulis telah memasukkan daftar kata-kata (glosarium) di bagian akhir buku dan menyusun daftar istilah penting di akhir setiap
bab. Selain itu, istilah-istilah tersebut juga muncul dalam cetakan tebal, yang pertama kali digunakan dalam teks, dengan definisinya
dalam catatan pinggir di setiap halaman.

PERUSAHAAN GLOBAL, MULTINASIONAL, INTERNASIONAL, DAN TRANSNASIONAL—


BANYAK PERBEDAAN ISTILAH, BANYAK PERBEDAAN ARTI

Karena bisnis internasional merupakan disiplin ilmu yang relatif baru dan sangat dinamis, Anda akan mendapati definisi dari banyak
istilah yang berbeda di antara pengguna. Misalnya, para konsultan dan manajer sering menggunakan kata globalisasi untuk
menjelaskan strategi perusahaan dalam upaya mengalahkan pesaing mereka. Sayangnya globalisasi dan kata dasarnya ‘global’
digunakan secara berlebihan dan disalahgunakan dalam bisnis internasional karena gengsi, dalam hal ini manajemen meyakini
bahwa kata-kata ini membawa nilai lebih bagi perusahaan mereka. Berikut dasar dari beragam definisi, yang menyatakan bahwa
perusahaan global adalah organisasi yang:
1. Meneliti dunia untuk mencari (a) peluang pasar, (b) ancaman dari pesaing, (c) sumber produksi, bahan mentah, pengetahuan,
inovasi, dan keuangan, dan (d) personel. Dengan kata lain, mempunyai visi global.
2. Mempertahankan eksistensi dalam pasar yang penting di seluruh dunia.
3. Mencari kesamaan, bukan perbedaan, di antara pasar.
4. Menstandardisasi kegiatan operasional di seluruh dunia dalam satu atau lebih area fungsional perusahaan.
5. Mengintegrasikan kegiatan operasionalnya di seluruh dunia.

Ada orang-orang yang yakin bahwa perusahaan global harus memiliki semua karakteristik dan memiliki ruang kontrol, serta
kepemilikan di seluruh dunia. Kritik dari definisi ini mengklaim bahwa tidak ada perusahaan yang sesuai dengan definisi sebagai
perusahaan global.
Sedangkan, perusahaan multinasional telah didefinisikan oleh beberapa orang sebagai perusahaan induk yang memiliki
sejumlah kegiatan operasional di luar negeri, yang masing- masing dibiarkan untuk beradaptasi baik dari strategi produk ataupun
pemasarannya, karena menurut manajer lokal ada aspek unik dari masing-masing pasar. Beberapa penulis yang juga akademisi
menyarankan penggunaan istilah seperti multidomestik dan multilokal sebagai sinonim dari definisi multinasional.

Walaupun Anda mungkin menemui orang-orang yang menganggap bahwa perusahaan multinasional adalah sinonim dari firma
multinasional dan perusahaan transnasional,' PBB dan pemerintah dari banyak negara berkembang menggunakan istilah
transnasional daripada multinasional untuk menjelaskan perusahaan yang melakukan bisnis di lebih dari satu negara. Badan
khusus, United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), misalnya, menggunakan definisi berikut: “Sebuah
perusahaan transnasional umumnya dianggap sebagai suatu perusahaan yang terdiri dari entitas di lebih dari satu negara yang

6
melakukan kegiatan operasional di bawah sebuah sistem pengambilan keputusan yang mengizinkan strategi umum dan
kebijakan yang logis. Entitas begitu terkait, oleh kepemilikan atau sebaliknya, satu atau lebih dari mereka mungkin bisa
mempunyai pengaruh yang signifikan di atas yang lainnya, khususnya, untuk membagi pengetahuan, sumber daya, dan
tanggung jawab di antara yang lain.” Baru-baru ini beberapa penulis yangjuga akademisi menggunakan istilah transnasional
untuk perusahaan yang mengombinasikan karakteristik dari perusahaan global dan perusahaan multinasional:
(1) mencoba untuk memperoleh skala ekonomi melalui integrasi global dari area fungsionalnya dan pada saat yang sama,
(2) menjadi sangat responsif terhadap lingkungan lokal yang berbeda (nama yang terbaru adalah multikultural multinasional).3

DEFINISI YANG DIGUNAKAN DALAM BUKU INI


Untuk menghindari kebingungan karena banyaknya perbedaan definisi dari beberapa istilah dalam bisnis internasional, dalam
buku ini kita akan menggunakan definisi di bawah ini, yang umumnya diterima oleh para manajer.
1. Bisnis internasional adalah bisnis yang aktivitasnya keluar dari wilayah suatu negara. Definisi ini tidak hanya untuk
perdagangan internasional dan perusahaan manufaktur asing tetapi juga pertumbuhan industri jasa dalam area seperti
transportasi, pariwisata, periklanan, konstruksi, ritel, borongan, dan komunikasi massa.
2. Bisnis asing menunjukkan kegiatan operasional perusahaan di luar pasar domestik atau pasar dalam negeri; banyak yang
melihat ini sebagai bisnis yang dilakukan di negara asing. Istilah ini kadang-kadang dipakai bergantian dengan bisnis
internasional oleh beberapa penulis.
3. Perusahaan multidomestik (multidomestic company—MDC) adalah organisasi dengan afiliasi multinegara, yang masing-
masing merumuskan strategi bisnis mereka yang didasarkan pada perbedaan pasar yang dapat terlihat.
4. Perusahaan global (global company—GC) adalah organisasi yang berusaha untuk menstandardisasi dan mengintegrasi
kegiatan operasional di seluruh dunia di seluruh area fungsional
5. Perusahaan internasional (international company—IC) adalah perusahaan global atau multidomestik.

Walaupun pada dasarnya kita menggunakan istilah firma atau perusahaan global, multidomestik,
dan internasional, pada suatu saat kita mungkin menggunakan firma multinasional (multinational
enterprise—MNE) atau perusahaan multinasional (multinational company—MNC) yang dapat
diganti dengan perusahaan internasional (international company—IC), karena kedua istilah tersebut
yang digunakan dalam buku teks dan praktik bisnis secara umum.

7
Sejarah Singkat Bisnis Internasional
Meskipun bisnis internasional sebagai disiplin ilmu masih relatif baru, bisnis internasional
dalam praktiknya tidaklah baru. Sebelum Masehi, pedagang Venesia dan Yunani mengirim
perwakilan mereka ke luar negeri untuk menjual barang-barang mereka. Setelah itu,
ekspansi besar-besaran dalam pertanian dan produk industri di Cina mendorong timbulnya
sistem perdagangan internasional yang terintegrasi. Pepatah yang mengatakan bahwa
“semua jalan menuju ke Cina” mempunyai keterkaitan dengan sistem perdagangan
internasional, Cina adalah negara pemimpin industri manufaktur dunia selama 1.800 tahun,
sampai posisi tersebut digantikan oleh Inggris sekitar tahun 1840.
Pengaruh munculnya sistem perdagangan internasional sangatlah besar. Politik, seni, 11
pertanian, industri, dan sektor kehidupan manusia lainnya sangat terpengaruh dengan
barang-barang dan gagasan-gagasan yang datang dalam perdagangan. Kesehatan secara
umum juga turut terpengaruh. Kekhawatiran saat ini terhadap epidemik kesehatan global,
seperti sindrom pernapasan akut parah (severe acute respiratory syndrome—SARS) dan flu
burung, ada hubungannya dengan perdagangan internasional, yakni melalui penyebaran
wabah, dan ini menjadi salah satu kerusakan alam paling buruk dalam sejarah. Wabah
tersebut diyakini berasal dari Asia dan kemudian berpindah ke barat melalui para pedagang
dan tentara, dibawa oleh kutu tikus oriental yang hidup di tubuh binatang pengerat yang
termuat di kapal dan karavan. Di Eropa, wabah itu disebut Black Death dan terjadi berulang
kali dari pertengahan tahun 1300-an sampai tahun 1500-an. Wabah tersebut menimbulkan
kerusakan di kota-kota, menyebabkan kepanikan yang meluas, serta membunuh
seperempat warga Cina dan sepertiga populasi Eropa.
Naiknya Kekaisaran Ottoman sebelum tahun 1300, yang mencakup Eropa, Afrika Utara,
dan Timur Tengah, sangat memengaruhi munculnya rate perdagangan bagi manusia,
barang, uang, hewan, dan mikroorganisme yang terbentang dari Inggris sampai Cina,
menyeberangi laut tengah dan Afrika Utara, serta melalui Asia Tengah dan wilayah laut
India. Kekuatan pusat lokasi Ottoman dalam jaringan perdagangan ini menaikkan biaya
perdagangan Asia bagi Eropa. Hal ini menimbulkan pencarian rute laut menuju Asia,
termasuk ekspedisi yang akhirnya menemukan Amerika.
Pada tahun 1600, British East India Company milik Inggris, perusahaan perdagangan
yang baru dibentuk, mulai mendirikan cabang-cabang di luar negeri di seluruh Asia,
tindakan ini segera diikuti oleh banyak negara Eropa lainnya, dengan maksud
mengeksploitasi kesempatan perdagangan untuk keuntungan nasional, termasuk Portugal,
Belanda, dan Prancis. Pada tahun 1602, Dutch East India Company telah dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan kolonialisme di Asia dan untuk membuka rute perdagangan baru
menuju Timur. Perusahaan pertama yang menerbitkan saham, juga sering disebut sebagai
perusahaan multinasional yang pertama di dunia. Pada akhir tahun 1600-an, kapal- kapal
yang ditugaskan perusahaan perdagangan Eropa secara kontinu berlayar ke Asia melalui
sistem perairan Atlantik, Hindia, dan Pasifik yang saling berhubungan, pada rute dagang
yang dilindungi pemerintah. Tujuan mereka adalah mendapatkan barang untuk dijual atau
menjual kembali di berbagai pasar di Asia dan akhirnya kembali ke Eropa dengan kargo-

8
kargo yang berharga, yaitu kain, bumbu, dan barang lain yang akan menghasilkan
keuntungan besar bagi para investor. Abad ke-17 dan abad ke-18 sering dimasukkan ke
dalam “masa merkantilisme” karena kekuatan negara bergantung langsung pada sponsor
dan kontrol dari modal pedagang, yang diperluas di bawah subsidi dan perlindungan
langsung pemerintah nasional. Konsep merkantilisme dibahas dalam Bab 3.
Pedagang kolonial di Amerika mulai mengoperasionalkan metode yang serupa pada
tahun 1700-an. Contoh awal dari investasi asing langsung Amerika adalah mesin pabrik di
Inggris yang dipasang Colt Fire Arms dan Ford* (karet yang divulkanisir), yang didirikan
sebelum Perang Saudara. Kedua kegiatan operasional gagal, meskipun, hanya untuk
beberapa tahun.

Sejumlah perusahaan multinasional telah berdiri di akhir tahun 1800-an. Salah satu yang pertama kali memiliki fasilitas produksi
asing, memiliki jaringan distribusi di seluruh dunia, dan pasar untuk produknya di bawah merek global adalah Mesin Jahit Singer.
Pada tahun 1868, mereka mendirikan pabrik di Skotlandia, usaha Amerika yang pertama kali berhasil sampai ke upaya produksi di
luar negeri. Mendekati tahun 1880, perusahaan tersebut telah menjadi organisasi global dengan organisasi penjualan internasional
yang terkenal dan beberapa pabrik di luar negeri. Perusahaan-perusahaan lain, seperti F&P Coats (Inggris) dan Ford, segera
menyusul, dan mendekati tahun 1914, paling tidak 37 perusahaan Amerika telah memiliki fasilitas produksi di dua atau lebih lokasi
di luar negeri. Menariknya, dan sangat berbeda dengan situasi saat ini, pada tahun 1920-an semua mobil yang dijual di Jepang
dibuat di Amerika Serikat oleh Ford dan General Motors dan dikirim ke Jepang dalam bentuk rangka, yang kemudian dirakit secara
lokal. Perusahaan-perusahaan Eropa juga pindah ke ke luar negeri. Misalnya, Friedrich Bayer membeli saham di pabrik di New York
pada tahun 1865, dua tahun setelah membangun pabriknya di Jerman. Kemudian, karena tingginya bea impor di pasar luar negeri,
dia mulai mendirikan pabrik di Rusia (1876), Prancis (1882), dan Belgia (1908).

Sebagaimana yang telah Anda baca, perusahaan multinasional telah berdiri jauh sebelum Perang Dunia I, dan tingkat perdagangan
antarperusahaan multinasional pada tahun 1930, dalam persentase dari keseluruhan perdagangan dunia, mungkin melampaui
proporsi di akhir abad ke-20. Hanya di tahun-tahun terakhir perusahaan-perusahaan multinasional menjadi objek dari banyak
diskusi dan investigasi, khususnya mengenai peningkatan globalisasi pada kegiatan operasional mereka. Apakah globalisasi itu?
Apakah alasan dari globalisasi?

Globalisasi—Apakah itu?

Walaupun globalisasi dibahas di mana-mana—acara televisi, ruang chatting Internet, demonstrasi politik, parlemen, ruang dewan
manajemen, dan rapat serikat tenaga kerja—sejauh ini belum ada definisi globalisasi yang dapat diterima secara luas.
Kenyataannya, definisi ini terus berkembang. saat ini, misalnya, ilmuwan sosial membahas pengaruh politik, sosial, lingkungan,
sejarah, ;eografi, dan bahkan kultur terhadap globalisasi. Beberapa orang juga membicarakan globalisasi teknologi, globalisasi
politik, dan hal lain yang serupa.

Namun, definisi paling umum dan yang digunakan di bisnis internasional adalah globalisasi ekonomi—kecenderungan terhadap
integrasi internasional dalam barang, teknologi, informasi, tenaga kerja, dan modal, atau proses dalam membuat integrasi ini
terjadi. Istilah globalisasi pertama kali dikemukakan oleh Theodore Levitt dalam artikel Harvard Business Review yang
mempertahankan bahwa teknologi baru mempunyai “proletarisasi” komunikasi, transportasi dan travel, yang menciptakan pasar di

9
seluruh dunia untuk standardisasi produk konsumen dengan harga yang lebih rendah. Levitt menyebutkan bahwa masa depan
mestinya untuk perusahaan global yang tidak dapat memenuhi perbedaan lokal pada rasa, akan tetapi, strategi yang diadopsi itu
yang dioperasionalkan “seakan-akan seluruh dunia (atau wilayah utamanya) adalah satu entitas; [seperti organisasi] menjual barang
yang sama dengan cara yang sama di mana saja.”

Menariknya, pada pertemuan tahunan terakhir World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, kata baru, globality, diperkenalkan
sebagai topik pertemuan. Daniel Yergin, salah satu penulis The Commanding Heights: The Battle for the World Economy, jelas
karena globalisasi adalah sebuah proses, maka kata yang berbeda diperlukan sebagai “hasil dari proses—tempat, kondisi, situasi
yang muncul sesudahnya”, sesuatu yang mana zona waktu, perbatasan negara atau batas tradisional lainnya telah menjadi tidak
relevan. Profesor Klaus Schwab, pendiri WEF, menjelaskan, “Kami ingin melihat di luar dimensi ekonomi terhadap apa yang sedang
terjadi, yaitu globality.” Bill Gates mengumumkan pada saat pertemuan, bahwa Microsoft akan menambah globality ke dalam
kamus Microsoft. Ahli sosiologi Jerman, Ulrich Beck, menegaskan bahwa “Globality adalah kondisi yang tak dapat dihindari,” dan
“dari sekarang tak satupun yang terjadi di planet kita hanya dibatasi oleh peristiwa lokal; seluruh penemuan, kemenangan, dan
bencana memengaruhi keseluruhan dunia.” Walaupun kekuatan globalisasi mungkin memengaruhi semua negara, tidak semuanya
mendapatkan tingkat globalisasi yang sama. Tampilan 1.1 menyediakan dua usaha alternatif untuk menilai tingkat globalisasi dari
negara-negara yang berbeda. Sebagaimana yang dapat Anda lihat, peringkat dari negara-negara yang berbeda secara kuat
dipengaruhi oleh dimensi dari globalisasi yang dievaluasi, yang menyoroti kesulitan-kesulitan yang dihubungkan dengan
pengukuran konsep yang kompleks ini.
13
PUSAT PENGGERAK GLOBALISASI
Lima jenis yang utama dari pusat penggerak, semuanya didasarkan pada perubahan, yang mengarahkan perusahaan internasional
pada globalisasi dari kegiatan operasional mereka: (1) politik, (2) teknologi, (3) pasar, (4) biaya, dan (5) kompetitif.

Politik Ada sebuah kecenderungan terhadap penggabungan dan sosialisasi dari masyarakat global. Pengelolaan perdagangan
secara khusus, seperti North American Free Trade Agreement, dan Uni Eropa, yakni sebuah kelompok dari beberapa negara dalam
sebuah pasar tunggal yang direpresentasikan perusahaan dengan peluang pemasaran yang signifikan. Banyak yang bergerak
dengan cepat untuk mendapat akses ke pasar yang digabungkan dari beberapa rekanan pedagang ini, baik melalui kegiatan ekspor
atau memproduksi dalam area tersebut.
Dua aspek lain dari kecenderungan ini memberikan kontribusi pada globalisasi dari kegiatan operasional bisnis: (1) pengurangan
hambatan secara progresif bagi perdagangan dan investasi asing oleh kebanyakan pemerintah, yang mempercepat pembukaan
pasar-pasar baru oleh perusahaan internasional baik melalui kegiatan ekspor kepada mereka ataupun membangun fasilitas
produksi di dalamnya, dan (2) privatisasi dari banyak industri di bekas negara-negara komunis dan pembukaan ekonomi mereka
menuju kompetisi global.

Teknologi Kemajuan teknologi komunikasi dan komputer memungkinkan bertambahnya aliran gagasan-gagasan dan informasi
yang melintasi negara-negara, sehingga memungkinkan para konsumen untuk mempelajari barang-barang produksi luar negeri.
Sistem TV kabel dan satelit di Eropa dan Asia, misalnya, memperbolehkan pemasang iklan untuk menjangkau banyak negara dalam
waktu yang bersamaan, sehingga menciptakan permintaan regional dan kadang-kadang permintaan global. Jaringan komunikasi
global memungkinkan para pihak dari industri manufaktur untuk berkoordinasi dalam fimgsi produksi dan juga fungsi konstruksi di
seluruh dunia, sehingga pabrik-pabrik di banyak bagian di dunia dapat bekerja untuk produk yang sama.
Penggunaan Internet dan sistem jaringan memungkinkan perusahaan kecil untuk berkompetisi secara global, karena kedua sarana

10
ini membuat informasi menjadi lebih cepat untuk diterima tanpa menghiraukan lokasi fisik dari penjual maupun pembeli. Video
conference melalui Internet memungkinkan penjual untuk mendemonstrasikan produk mereka bagi calon pembeli potensial di
seluruh dunia tanpa perlu melakukan perjalanan. Hal ini juga memungkinkan perusahaan internasional mengadakan pertemuan
perusahaan dengan manajer-manajer dari kantor pusat dan cabang di luar negeri tanpa perlu melakukan perjalanan yang mahal
dan menyita waktu. Lagi pula, berkomunikasi melalui surat elektronik (e-mail) jauh lebih cepat dan lebih dapat dipercaya daripada
menggunakan surat pos dan jauh lebih murah daripada menggunakan mesin faksimil. Kegunaan Internet tersebut telah
memberikan kepercayaan lebih besar bagi manajer kantor pusat terhadap kemampuannya dalam mengelola kegiatan operasional
di luar negeri secara langsung. Mudahnya memperoleh informasi dan melakukan transaksi di internet mulai menimbulkan efek
besar pada banyak perusahaan, khususnya dalam perdagangan bisnis ke bisnis. Padahal dulu, perusahaan-perusahaan
menggunakan mesin faksimil, telepon, atau surat biasa untuk menyelesaikan transaksi mereka, sekarang mereka menggunakan
internet yang lebih murah dan cepat. Munculnya teknologi telekomunikasi broadband wireless generasi ketiga (3G) dan aplikasi
serupapun menjanjikan akselerasi tren ini pada langkah-langkah berikutnya.

Pasar Ketika perusahaan-perusahaan menjadi global, mereka juga menjadi konsumen


global. Ketika Nokia mengumumkan maksudnya untuk membangun pabrik perakitan ponsel
14
di India, penyedia komponen penting dengan cepat juga dikonfirmasi bahwa mereka juga
akan membangun pabrik berdekatan dengan fasilitas Nokia di India untuk menghindari
adanya pesaing yang akan merebut bisnis. Demikian juga, sudah bertahun-tahun agen
periklanan mendirikan kantor-kantor di pasar luar negeri ketika klien utama mereka
memasuki pasar tersebut untuk menghindari kemungkinan pesaing mengambil ladang
penghasilannya.
Pasar dalam negeri yang jenuh juga membuat perusahaan memutuskan untuk
berkompetisi dalam pasar luar negeri. Menurut hasil survei Dow Jones terbaru mengenai
perusahaan-perusahan terbesar dunia, 84 persen dari responden berharap bahwa pasar
internasional akan membuat perusahaan mereka lebih berkembang lima tahun yang akan
datang. Tentu saja, Amerika Serikat hanya memiliki 5 persen dari populasi dunia, maka
proporsi terbanyak dari konsumen potensial dari perusahaan terbesar adalah perusahaan
yang memiliki lokasi di luar negeri.

Biaya Skala ekonomi untuk mengurangi biaya-biaya per unit selalu menjadi tujuan
manajemen. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan mengglobalisasi jalur
produk untuk mengurangi biaya pengembangan, biaya produksi, dan biaya persediaan.
Perusahaan dapat juga memindahkan produksi ke bagian lain dari rantai nilai (value chain)
perusahaan ke negara- negara dengan biaya-biaya lebih rendah. Pengurangan biaya secara
dramatis akan menghasilkan dan memperluas informasi karena inovasi dalam perhitungan
dan telekomunikasi, ini sejalan dengan turunnya biaya transportasi, yang telah
memfasilitasi kecenderungan ini menuju relokasi aktivitas di seluruh dunia.

Kompetitif Kompetisi yang berkelanjutan adalah untuk meningkatkan intensitas.


Perusahaan- perusahaan baru, banyak yang dari negara berkembang dan negara yang
kegiatan industrinya tergolong baru, yang telah memasuki pasar dunia dalam industri

11
mobil, komputer, dan elektronik. Kekuatan pusat penggerak yang kompetitif lainnya untuk
globalisasi adalah kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan mempertahankan pasar dalam
negeri mereka dari para pesaing dengan memasuki pasar dalam negeri pesaing untuk
membingungkan mereka. Banyak perusahaan yang tidak dapat masuk dalam sebuah negara
karena kurangnya ukuran pasar yang cukup, di tempat ini telah dibangun pabrik dalam
kelompok-kelompok perdagangan yang lebih besar secara relatif (Uni Eropa, ASEAN,
Mercosur). Hal ini adalah salah satu alasan mengapa ada perusahaan yang tidak boleh
masuk ke Belgia, walaupun ada juga perusahaan-perusahaan yang tidak boleh masuk di
seluruh Eropa.
Hasil dari percepatan globalisasi ini adalah pesatnya pertumbuhan dalam bisnis
internasional.

12
PERTUMBUHAN DARI PERUSAHAAN INTERNASIONAL DAN BISNIS
INTERNASIONAL
Ukuran dan jumlah perusahaan Amerika Serikat dan perusahaan internasional asing telah
meningkat dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir, karena memiliki tingkat investasi
asing langsung (foreign direct investment— FDI) dan kegiatan ekspor.

Memperbesar Jumlah Perusahaan Internasional


Penulis juga telah mengestimasi jumlah perusahaan global dan multidomestik di dunia.
UNCTAD, lembaga PBB yang bertanggung jawab akan hal-hal yang berhubungan dengan
FDI dan perusahaan internasional, mengestimasi ada 64.000 perusahaan transnasional
dengan kegiatan produksi internasional. Perusahaan transnasional memiliki kira-kira
866.000 afiliasi asing yang secara keseluruhan mempekerjakan lebih dari 53 juta orang
(dibandingkan dengan 19 juta orang dalam dua dasawarsa lalu). Perhitungan transnasional
ini mencakup 25 persen dari output total secara global dan dua per tiga dari perdagangan
dunia. Penjualan afiliasi asing telah tumbuh sekitar 700 persen dari 20 tahun yang lalu.
Akibat dari ekspansi ini, cabang-cabang dari perusahaan asing menjadi bertambah
penting dalam kehidupan ekonomi dan industri dari banyak negara berkembang dan
negara maju. Situasi ini sangat kontras dengan situasi yang telah ada ketika kepentingan
ekonomi yang dominan berada di tangan warga lokal. Kepentingan yang berkembang dari
perusahaan yang dimiliki asing dalam ekonomi lokal menjadi terlihat oleh banyak
pemerintah sebagai ancaman bagi otonomi mereka. Bagaimanapun juga, ada liberalisasi
yang nyata dari kebijakan dan sikap pemerintah terhadap investasi asing baik di negara
maju maupun negara berkembang sejak awal tahun 1980-an. Para pemimpin pemerintahan
tahu bahwa perusahaan lokal harus memperoleh teknologi komersial yang modern dalam
bentuk investasi langsung, pembelian barang modal, dan hak untuk menggunakan keahlian
perusahaan internasional jika mereka ingin menjadi kompetitif di pasar dunia.
Meskipun telah ada perubahan sikap, masih saja terdapat kritik dari perusahaan-
perusahaan besar secara global yang mengutip statistik berikut untuk “membuktikan”
bahwa pemerintah tuan rumah tidak berdaya tanpa mereka.
1. Pada tahun 2006, hanya 19 negara yang memiliki pendapatan kotor nasional (gross
national incomes—GNI) lebih besar daripada total penjualan tahunan dari ExxonMobil,
perusahaan dengan level penjualan tertinggi di dunia.
2. Jumlah total penjualan ExxonMobil di seluruh dunia lebih besar daripada GNI yang
dikombinasikan dari 80 negara ekonomi terkecil dari 227 yang terdaftar di database
Indikator Perkembangan Dunia (World Development Indicators) di Bank Dunia pada
tahun 2006.

Sebagaimana yang ditunjukkan pada Tampilan 1.2, pernyataan ini adalah benar.
Faktanya, ketika negara dan perusahaan diberi peringkat masing-masing berdasarkan GNI
dan total penjualan, 47 dari 100 pertama yang ada dalam daftar adalah perusahaan.

13
Namun, GNI sebuah negara dan penjualan perusahaan tidak secara langsung dapat
diperbandingkan karena GNI adalah ukuran dari nilai yang ditambahkan, bukan penjualan.
Jika penjualan total sebuah negara dihitung, hasilnya akan jauh lebih besar daripada GNI-
nya, karena ada tiga kali lipat dan empat kali lipat dari perhitungan. Misalnya, anggaplah
perusahaan besi menjual kawat besi kepada pabrik ban, yang digunakan untuk membuat
ban. Selanjutnya, perusahaan ban menjual ban kepada produsen otomotif untuk dirakit,
hingga akhirnya mereka yang selanjutnya menjual ke publik. Penjualan kawat akan dihitung
tiga kali. Namun, dalam menghitung GNI, pemerintah hanya menjumlah nilai yang
ditambahkan dalam setiap transaksi, perbedaan antara penjualan perusahaan dan biaya
bahan baku yang dibeli dari luar perusahaan. Jika penjualan perusahaan iiukur dengan nilai
yang ditambahkan, penjualan Wal-Mart Store dari US$316 miliar akan menjadi US$4,5
miliar berdasarkan nilai yang ditambah. Sementara penjualan Wal-Mart kira-kira dua kali
lebih besar dari GNI Venezuela, baik ketika ekonomi maupun perusahaan diukur dengan
nilai yang ditambah, ekonomi Venezuela lebih besar dua kali dari ukuran Wal-Mart.
Ukuran sebuah perusahaan kadang-kadang memberinya kekuatan penawaran, seperti
pada kasus di mana pemerintah yang menginginkan sebuah perusahaan membangun
cabang karena pekerjaan pemerintah akan menawarkan dan pembelian ini akan diperoleh
dari perusahaan lain di negara tersebut. Namun, terlepas dari ukuran induk perusahaan,
setiap cabang adalah perusahaan lokal yang harus patuh pada hukum di negara yang
ditempati. Jika tidak, perusahaan tersebut dapat dikenai tindakan hukum atau bahkan disita
pemerintah.

Investasi Asing Langsung dan Kegiatan Ekspor sedang Tumbuh dengan cepat.

Salah satu variabel yang umumnya digunakan untuk mengukur di mana dan seberapa cepat
internasionalisasi mengambil tempat adalah peningkatan total investasi asing langsung.
Investasi asing langsung (foreign direct investment—FDI) mengacu pada investasi langsung
dalam peralatan, struktur, dan organisasi di negara asing pada level yang cukup untuk
mendapatkan kontrol manajemen yang signifikan. Tidak hanya memasukkan investasi asing
di pasar saham. Di Amerika Serikat, 10 persen kepemilikan dalam sebuah perusahaan
dianggap cukup untuk didaftarkan di FDI; di negara lain, investasi tidak diperhitungkan
dalam FDI sampai mencapai saham 20 atau 25 persen. Saham dunia di luar FDI adalah US$
12,5 triliun pada tahun 2006, dan besarnya nilai ini merupakan 22 kalinya selama 26 tahun
terakhir, di tahun 1980.

Perhatikan Tampilan 1.3, total aset dari afiliasi perusahaan multinasional asing adalah US$
26,5 triliun, menghasilkan US$ 17,7 triliun penjualan dan 53,1 juta pekerjaan pada tahun
2002. Nilai dari merger dan akuisisi lintas negara (merger and acquisitions—M&A)
meningkat dari US$ 134 miliar pada tahun 1995 menjadi US $1,144 miliar pada tahun 2000,
sebelum turun menjadi US$ 594 miliar pada tahun 2001 sebagai akibat resesi ekonomi di
banyak negara dan menurunkan pasar saham. Nilai dari M&A lintas negara kemudian

14
meningkat lagi, mencapai US$880 miliar pada tahun 2006 sebelum turun lagi karena
tantangan di pasar kredit internasional yang berhubungan dengan utang hipotek dan
faktor lainnya.
Tentu saja, jumlah besar dalam bisnis internasional lebih melibatkan kegiatan
ekspor daripada FDI. Kegiatan ekspor adalah pengangkutan sejumlah barang atau jasa
domestik apa saja ke luar negeri atau ke luar daerah. Kebalikan dari kegiatan impor, yaitu
pengangkutan sejumlah barang atau jasa apa saja ke dalam negeri atau ke dalam daerah,
dari luar negeri atau luar daerah. Ekspor barang dagangan telah tumbuh lebih cepat dari
output dunia selama hampir 55 tahun terakhir. Ekspor barang tumbuh dari US$ 2,034
miliar pada tahun 1980 menjadi US$ 3,449 miliar pada tahun 1990, US$ 6,454 miliar di
tahun 2000, US$ 13,898 miliar di tahun 2007. Ini menunjukkan peningkatan tujuh kali lipat
dari tahun 1980 sampai tahun 2007, dan lebih dari dua kali lipat dari tahun 2000 ke tahun
2007. Level ekspor jasa di seluruh dunia juga lebih meningkat dalam masa ini, dari US$ 365
miliar di tahun 1980 menjadi US$ 781 miliar di tahun 1990, US$ 1,483 miliar di tahun 2000
dan US$ 3,257 miliar di tahun 2007. Hal ini menunjukkan peningkatan hampir sembilan kali
lipat antara tahun 1980 sampai tahun 2007, dan lebih dari dua kali lipat antara tahun 2000
ke tahun 2007.
Tren mengenai FDI dan kegiatan ekspor akan dibahas di Bab 2, dan teori-teori
mengenai kegiatan ekspor dan FDI akan dibahas di Bab 3.

15
ANDA DAN DISKUSI GLOBALISASI
Manfaat globalisasi telah menjadi tema dari banyak diskusi hangat beberapa tahun terakhir
ini. Ada banyak protes publik terhadap globalisasi dan liberalisasi perdagangan intemasional
pada pertemuan World Trade Organization dan pertemuan pemimpin dan organisasi
intemasional ainnya. Diskusi tersebut, dalam banyak hal, dikemukakan oleh kelompok-
kelompok yang sama sekali bertentangan dengan kelompok yang secara ekstrim berbeda
pandangan mengenai konsekuensi dari globalisasi. Memilah-milah propaganda dan
hiperbola yang dilancarkan oleh kedua belah pihak adalah sebuah tantangan. Namun,
penting untuk mengenali beragam pandangan mengenai globalisasi, karena argumen
mereka dapat menyebabkan ketertarikan (ataupun penolakan) baik secara emosional
maupun intelektual. Kontribusi dari perdagangan bebas dan globalisasi dalam pengurangan
secara dramatis dalam kemiskinan di seluruh dunia kontras dengan cerita-cerita anekdot
mengenai orang-orang yang kehilangan pekerjaan dalam tumbuhnya kekuatan
multinasional. Begitu pula, meningkatnya pekerjaan dalam sektor jasa yang kontras
terhadap kerugian karena tingginya pembayaran dari pekerjaan manufaktur.
Penulis yakin bahwa buku ini akan memperkenalkan kepada Anda dengan argumen
dari kedua sisi, karena bagaimanapun diskusi ini akan diselesaikan, pastinya akan memberi
pengaruh besar terhadap kegiatan bisnis internasional yang suatu hari akan Anda kelola,
Anda hadapi, atau dipengaruhi oleh hal tersebut. Evolusi dari diskusi ini akan memengaruhi
seluruh kehidupan kita. Pada bagian ini, kita akan secara singkat meringkas beberapa
argumen yang pro dan kontra terhadap proses globalisasi dan hasilnya. Banyak isu yang
dihubungkan dengan globalisasi membuat globalisasi menjadi sangat kompleks, dan tidak
mungkin menanganinya secara keseluruhan hanya dengan pembahasan awal seperti ini.
Seperti yang kita bahas sebelumnya, tidak ada satu pun ukuran dari globalisasi atau
integrasi dalam perekonomian dunia. Setiap elemen dari integrasi global dapat mempunyai
dampak yang berbeda. Namun, materi yang disajikan dalam banyak bab dari buku ini dapat
membantu Anda, pembaca, menjadi lebih memiliki pengetahuan mengenai globalisasi dan
manfaat relatif dari banyak posisi yang diambil berkenaan dengan tema penting ini. Penulis
harap pembahasan awal ini akan menambah ketertarikan Anda untuk menguji banyak isu
yang lebih mendalam lagi di bab selanjutnya.

ARGUMEN YANG MENDUKUNG GLOBALISASI


Memperluas perdagangan secara kolektif dapat mengurangi hambatan-hambatan yang ada, dan ini adalah alat yang
paling kuat di mana negara-negara yang bekerja sama, dapat bersama-sama mengurangi kemiskinan dan meningkatkan
standar hidup.

—Horst Kohler dan James Wolfensohn

Perdagangan Bebas Mempertinggi Perkembangan Sosioekonomi Perdagangan bebas


adalah strategi terbaik untuk menaikkan perkembangan ekonomi dunia dan ini
merupakan salah satu proporsi kecil di mana hampir semua ekonom sepakat, tidak hanya

16
karena secara teoretis dipaksakan tetapi juga karena sudah dipraktikkan. Data telah
menunjukkan hubungan yang jelas dan pasti antara liberalisasi perdagangan dan
pertumbuhan ekonomi. Dalam berbagai ukuran—kemiskinan, pendidikan, kesehatan,
dan harapan hidup—lebih banyak orang yang menjadi lebih baik pada upaya percepatan
perdagangan bebas selama kurun waktu 60 tahun terakhir dibandingkan pada waktu
lainnya dalam sejarah. Bukti kuat mengenai penurunan secara dramatis baik dalam
proporsi dan jumlah absolut orang miskin. Indikator Perkembangan Dunia (World
Development Indicators) dari Bank Dunia menunjukkan bahwa jumlah penduduk dalam
kemiskinan yang ekstrem turun dari 1,5 miliar pada tahun 1981 menjadi 1,1 miliar pada
tahun 2001. Diukur dari proporsi populasi negara-negara berkembang, penurunannya
39,5 persen pada tahun 1981 menjadi 21,3 persen pada tahun 2001. Antara tahun 1981
dan tahun 1999, proporsi penduduk di Asia Timur dan daerah Pasifik yang hidup kurang
dari US$ 1 per hari turun dari 56 menjadi 16 persen. Di Cina, proporsi penduduk yang
hidup kurang dari US$ 1 per hari turun dari 61 menjadi 17 persen. Di Asia Selatan,
proporsi penduduk yang hidup kurang dari US$ 1 per hari turun dari 52 menjadi 31
persen. Proporsi penduduk yang hidup di negara dengan pasokan makanan sehari-hari di
bawah 2.200 kalori per kapita telah turun 56 persen pada pertengahan tahun 1960-an
menjadi kurang dari 10 persen. Ekspektasi hidup dalam perkembangan dunia menjadi
hampir dua kali lipat sejak Perang Dunia II, dan kematian bayi telah turun di semua
daerah berkembang di dunia. Proporsi tenaga kerja anak-anak turun dari 24 persen di
tahun 1960 menjadi 10 persen di tahun 2000. Angka melek huruf secara global tumbuh
dari 52 persen pada tahun 1950 menjadi 81 persen pada tahun 1999, dan pada rata-rata
dari banyak negara yang terintegrasi secara lebih global lebih banyak mengenyam
pendidikan publik, terutama di negara-negara berkembang. Penduduk dari negara-
negara yang terintegrasi secara lebih global memiliki tingkatan yang lebih besar pada
kebebasan sipil dan hak-hak politik. Dalam satu masa generasi, ada banyak perbaikan
dalam kondisi manusia, dan setiap salah satu cerita keberhasilan pembangunan
didasarkan pada pertumbuhan yang dipicu ekspor yang difasilitasi oleh liberalisasi
perdagangan.
Tentu saja, negara-negara dapat menolak globalisasi, dan beberapa ada yang sudah
menolak, termasuk Myanmar, Republik Demokratik Kongo, Sierra Leone, Rwanda,
Madagaskar, Guinea-Eissau, Aljazair, Kongo, Burundi, Albania, Suriah, dan Ukraina.
Mereka termasuk negara-negara miskin di dunia. Seperti yang tertulis dalam artikel di
Financial Times, “Mereka adalah korban dari penolakan mereka terhadap globalisasi.”

Perdagangan Bebas Menciptakan Pekerjaan yang Lebih Banyak dan Lebih Baik

Perluasan perdagangan juga berhubungan dengan terciptanya lebih banyak dan lebih
baiknya lapangan kerja. Lebih dari dua dasawarsa—sebuah periode dari besarnya
perubahan reknologi dan pertumbuhan dalam perdagangan—sekitar 40 juta lebih
pekerjaan diciptakan daripada yang dihancurkan di Amerika Serikat. Hal ini menjadi

17
benar saat negara terbuka terhadap perdagangan, seperti ketika teknologi baru
dikembangkan, beberapa dari sektornya nungkin menjadi tidak kompetitif. Perusahaan
mungkin berhenti berbisnis, dan beberapa rekerjaan akan hilang. Akan tetapi,
perdagangan menciptakan pekerjaan baru, dan hal ini cenderung menjadi lebih baik dari
pada yang lama. Kunci dari ini bukanlah dengan menghalangi rerubahan, tapi, mengelola
biaya penyesuaian perdagangan dan mendukung transisi pekerja rada pekerjaan yang
lebih kompetitif.

KEKHAWATIRAN TERHADAP GLOBALISASI

Kami tidak anti perdagangan; kami ingin peraturan perdagangan yang memungkinkan orang Amerika berkompetisi secara
adil di pasar. Catatannya jelas: kebijakan perdagangan saat ini tidak berjalan. Hal tersebut mengarah pada banyaknya
pekerjaan yang hilang dan penyalahgunaan hak asasi manusia. FTAA (Free Trade Area of the Americas) (yang diusulkan)
akan membiarkan penutupan pabrik, lingkungan dan tempat-tempat di mana para pekerja membanting tulang dengan gaji
yang rendah menjadi rusak seiring dengan perdagangan itu.
—Richard Trumka, Sekretaris-Bendahara, AFL-CIO

Demonstrasi publik besar-besaran—sering disebut sebagai Battle of Seattle telah merusak pertemuan perdagangan World Trade
Organization di Seattle tahun 1999, juga gangguan berikutnya di tempat seperti pertemuan IMF/Bank Dunia di Washington, D.C.
dan Praha— membawa perhatian publik secara luas pada gerakan antiglobalisasi. Hal itu mengekpresikan kekhawatiran terhadap
globalisasi yang datang dari berbagai sektor masyarakat, dan mereka mengekspresikan beragam kekhawatiran yang sejalan.
Beberapa secara mendasar menentang proses dan hasil dari globalisasi tersebut pada alasan ideologis, sedangkan yang lain
mungkin hanya khawatir mengenai bagaimana menemukan cara yang lebih baik untuk mengelola proses globalisasi dan hasil yang
didapatkan dari proses globalisasi tersebut. Beberapa kekhawatiran pihak yang menolak globalisasi dapat terlihat naif dan jelas
tidak konsisten dengan bukti yang jumlahnya lebih banyak. Tantangan lain terhadap globalisasi mungkin memiliki manfaat teoretis
atau bukti pendukung lainnya dan tentu mungkin pembahasan yang layak dan membantu perkembangan dari perubahan yang
sesungguhnya.
Meskipun perspektif pada diskusi mengenai globalisasi mungkin dalam banyak hal tergantung pada nilai-nilai dan ideologi,
sehingga terus melipatgandakan upaya untuk mencapai resolusi yang disetujui bersama, marilah untuk pertama kita tanyakan dulu
pertanyaan ini: apakah kekhawatiran utama dari pihak yang menentang terhadap adanya globalisasi? Sementara para
antiglobalisasi mengakui bahwa globalisasi “telah memperbesar peluang pangsa pasar (increases the size of the pie)”, tetapi
mereka juga mengklaim bahwa globalisasi telah disertai oleh sebuah kesatuan besar dari implikasi sosial yang merugikan. Di antara
kekawatiran mereka, mari kita telaah secara singkat tiga yang paling utama di sini:

(1) bahwa globalisasi telah menghasilkan hasil yang tidak seimbang/merata bagi negara-negara dan masyarakat,
(2) bahwa globalisasi mempunyai efek merusak pada tenaga kerja dan standar tenaga kerja, dan
(3) (3) bahwa globalisasi telah berkontribusi pada penurunan kondisi lingkungan dan kesehatan.

Globalisasi telah Menghasilkan Hasil yang Tidak Seimbang/Merata bagi Negara-negara dan Masyarakat
Benar-benar kontras dengan gambaran positif yang disajikan oleh para pendukung globalisasi, pihak penentang dari globalisasi
menggambarkan dampak menyakitkan dari investasi asing dan liberalisasi perdagangan pada masyarakat dunia. Jauh dari ungkapan

18
bahwa: “setiap orang adalah pemenang”, seperti kata mereka. Janji pertumbuhan yang dipicu ekspor telah gagal diwujudkan di
beberapa tempat. Misalnya, Amerika Latin yang telah gagal untuk mengulangi kesuksesan Asia dalam upaya untuk liberalisasi,
privatisasi, dan deregulasi ekonomi, ini terlihat mulai dari kekecewaan di Meksiko sampai bencana di Argentina. Demikian pula,
upaya di daerah Sahara Afrika yang telah gagal menghasilkan keuntungan, dan bagian populasi yang hidup di dalam kemiskinan
ekstrem yang naik dari 42 menjadi 47 persen antara tahun 1981 dan tahun 2001. Pasar dunia terbuka, terlihat, dan menawarkan
kemungkinan perkembangan ekonomi—tetapi caranya tidaklah mudah, baik dalam implementasinya maupun hasil
keseluruhannya.

Banyak pihak penentang globalisasi telah mengklaim bahwa ada kesenjangan yang sangat
besar antara dunia kaya dan miskin, dan bahwa globalisasi yang telah mengakibatkan
kesenjangan tersebut meningkat. Adanya kesenjangan antara yang kaya dan miskin tidak
dapat dipertanyakan lagi, tetapi buktinya mungkin tidak begitu jelas mengenai anggapan
bahwa globalisasi telah menambah ketidakseimbangan ini. Walaupun analisis Martin Wolf
menunjukkan bahwa kesenjangan pendapatan tidak meningkat di kebanyakan negara
berkembang yang terintegrasi dengan ekonomi dunia, tapi analisis ini memang benar
menunjukkan bahwa ada kesenjangan yang meningkat di beberapa negara, terutama di
Cina. Kesenjangan telah meningkat di beberapa negara yang berpendapatan tinggi juga,
tetapi dia menandakan lebih kepada sifat perubahan teknologi daripada globalisasi. Ketika
data penghasilan yang disesuaikan untuk menggambarkan daya beli relatif, kesenjangan
pendapatan antara negara miskin dan kaya berkurang. Wolf juga mencatat bahwa ketika
globalisasi perdagangan dan investasi adalah pendorong untuk menaikkan pendapatan dan
standar kehidupan, hasilnya mungkin berbeda jika masih ada hambatan- hambatan seperti
pemerintahan yang miskin dan pinjaman yang berlebihan.”

Globalisasi Mempunyai Efek Merusak pada Tenaga Kerja dan Standar Tenaga Kerja
Isu dari dampak globalisasi terhadap standar tenaga kerja telah menjadi kekhawatiran tenaga kerja yang banyak diperbincangkan
di Amerika Serikat dan negara-negara lain. Dengan liberalisasi perdagangan melalui World Trade Organization dan peningkatan
mobilitas dalam modal, langkah-langkah untuk menjaga industri-industri negara dalam perbatasan telah dikurangi, dan
perusahaan memiliki waktu yang lebih fleksibel untuk melepaskan kepentingan mereka di satu negara dan pindah ke negara
lainnya. Tenaga kerja di negara-negara maju sering menyuarakan kekhawatiran bahwa pekerjaan mereka akan dipindahkan ke
negara berkembang dengan standar yang lebih rendah, dan kemudian, biaya yang lebih rendah, yang mengarah pada nama buruk,
yakni “race to the bottom”, di mana negara maju dengan standar tenaga kerja yang kaku menjadi merugikan. Sungguh, Sekretariat
Tenaga Kerja untuk North American Free Trade Agreement (NAFTA) menyiapkan laporan yang menemukan lebih dari setengah
perusahaan yang disurvei menggunakan ancaman untuk menutup kegiatan operasional Amerika Serikat sebagai alat untuk
melawan upaya pengorganisasian serikat. Sejak lahirnya NAFTA dan pengurangan dalam perdagangan dan hambatan dalam
investasi, selanjutnya ancaman ini telah menjadi upaya vang lebih masuk akal. Seperti yang dilaporkan Alan Tonelson,
“Kenyataannya, lebih dari 10 persen pemberi kerja telah belajar... diancam secara langsung untuk pindah ke Meksiko, dan 15
persen perusahaan, ketika dipaksa untuk memberikan persetujuan dengan sebuah serikat, benar-benar tertutup sebagian atau
keseluruhan pabrik—kurs tiga kali lipat ditemukan di akhir tahun 1980-an, sebelum NAFTA”.
Namun, kekhawatiran dapat berjalan di kedua cara. Walaupun standar tenaga kerja di negara berkembang biasanya

19
lebih rendah daripada di negara industri, standar tenaga kerja mengalami peningkatan—dan bukti menunjukkan bahwa investasi
multinasional di negara tuan rumah membayar upah lebih tinggi, menciptakan lapangan kerja baru secara lebih cepat, dan
menghabiskan lebih banyak dana untuk riset dan pengembangan (research and development— R&D) daripada yang dilakukan
perusahaan lokal. Negara berkembang mungkin juga melihat kerugian dari pemberlakuan standar tenaga kerja yang lebih
menuntut banyak persyaratan dalam lintas negara mereka sebagai penghalang untuk perdagangan bebas. Mereka mungkin
merasa bahwa upah tenaga kerja yang rendah mengangkat keuntungan kompetitif mereka dan jika mereka dipaksa untuk
mengimplementasikan standar tenaga kerja yang lebih keras lagi, kemudian perusahaan mungkin tidak lagi mempunyai insentif
untuk membangun kegiatan operasional di negara mereka, maka hal tersebut dapat menghancurkan prospek mereka untuk
rneningkatkan perkembangan ekonomi. Seperti yang ditanyakan penulis Globaphobia, “Apakah manusiawi bagi Amerika Serikat
menolak berdagang dengan negara-negara ini karena standar tenaga kerja tidak setinggi yang kita sukai? Konsekuensi dari
mengambil posisi ini adalah banyak tenaga kerja di dunia ketiga akan kehilangan pekerjaan, atau harus mengambil pekerjaan yang
membayar gaji lebih rendah dan bahkan mempunyai kondisi pekerjaan yang lebih buruk daripada pekerjaan yang tersedia saat ini
di sektor yang berorientasi ekspor.” Sebuah penelitian dari Carnegie Endowment for International Peace menemukan bahwa
sektor pertanian Meksiko, yang menyediakan paling banyak lapangan kerja bagi negara, telah kehilangan 1,3 juta pekerjaan pada
dasawarsa pertama sejak NAFTA diimplementasikan. Lagi pula, jauh dari berkurang di bawah NAFTA, jumlah masyarakat miskin
Meksiko ke Amerika Serikat telah meningkat secara dramatis, menurut penelitian tersebut.

Globalisasi telah Berkontribusi pada Penurunan Kondisi Lingkungan dan Kesehatan


Berkenaan dengan kekhawatiran kekuatan antiglobalisasi di mana globalisasi berkontribusi atas menurunnya standar lingkungan,
mantan presiden Zedillo dari Meksiko menyatakan, “Integrasi ekonomi cenderung untuk mendukung, bukan memperburuk
lingkungan. Seiak perdagangan mendukung pertumbuhan ekonomi, hal itu membawa setidaknya sebagian dari sarana yang
diperlukan untuk melestarikan lingkungan. Orang-orang yang lebih baik, lebih meminta lingkungan yang bersih. Selanjutnya,
tidaklah tidak umum bahwa kesempatan kerja di kegiatan ekspor mendukung masyarakat untuk menyerah pada pekerjaan kecil
yang tinggi polusi.” Namun, kesulitan yang disebabkan oleh North American Free Trade Agreement dan program maquiladora yang
dimulai sebelum NAFTA telah menjadi peningkatan besar dalam polusi tanah, air, dan udara sepanjang perbatasan Meksiko-
Amerika Serikat. Kerusakan lingkungan telah disebabkan oleh banyak fasilitas produksi baru dan perpindahan ribuan orang Meksiko
untuk bekerja di sana. Lagi pula, beberapa isu kesehatan dan lingkungan berkembang di luar cakupan perjanjian perdagangan.
Beberapa peraturan NAFTA dalam perdagangan jasa mungkin mengakibatkan pemerintah memperlemah standar lingkungan untuk
industri yang kadang-kadang berbahaya seperti penebangan, perusahaan truk, suplai air, dan pengembangan real estat. Misalnya,
untuk mematuhi peraturan NAFTA dalam perdagangan jasa, pemerintahan Bush baru-baru ini melepaskan standar udara bersih
Amerika Serikat untuk mengizinkan truk-truk yang berbasis di Meksiko mengangkut muatan di jalan-jalan besar Amerika Serikat.
Pihak antiglobalisasi menentangnya karena hal ini akan menambah polusi udara dan keterkaitan dengan masalah kesehatan di
daerah perbatasan, karena armada truk tua Meksiko lebih mencemari daripada truk Amerika Serikat yang sejenis, dan kendaraan ini
tidak menggunakan bahan bakar yang lebih bersih seperti yang diwajibkan di Amerika Serikat. Para pihak yang mengajukan protes
juga telah mengklaim bahwa di bawah aturan liberalisasi berkenaan dengan globalisasi dalam perdagangan dan investasi, bisnis
mempunyai dorongan untuk memindahkan kegiatan yang memiliki tingkat polusi yang tinggi mereka ke negara-negara yang
memiliki peraturan lingkungan yang ketat atau rendahnya risiko atas kewajiban yang berkaitan dengan kegiatan operasional yang
dapat menciptakan masalah lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi yang dibesarkan oleh
globalisasi dapat membantu menghasilkan dan medistribusikan sumber daya tambahan untuk melindungi lingkungan, dan
meningkatkan perdagangan dan investasi yang dapat meningkatkan pertukaran teknologi yang lebih ramah lingkungan dan praktik
terbaik, terutama di negara-negara berkembang.

20
Jika diskusi tentang globalisasi telah menjadi penuh kebencian dan memecah belah, hasil dari diskusi ini kemungkinan akan
mengubah secara substansial berbagai aspek lingkungan ekonomi—baik di dalam maupun di antara banyak negara—dan hal ini
secara kuat akan memengaruhi masa depan Anda sebagai partisipan dari bisnis internasional atau tenaga pengajar mengenai bisnis
internasional. Saat Anda membaca sinopsis sebelumnya mengenai isu-isu dan perbedaan pendapat dari para pendukung dan
penentang globalisasi, dan selama membaca buku ini, penulis berharap Anda akan mempertimbangkan dengan hati-hati tujuan dan
proses globalisasi. Melalui pendidikan berbasis informasi, mungkin diskusi publik dapat bergerak melebihi argumen sederhana
untuk atau terhadap globalisasi dan menuju cara terbaik untuk memperkuat kerja ekonomi global dan dengan demikian
memberikan kontribusi pada peningkatan kesejahteraan dunia dan penduduknya.

21
Mengapa Bisnis Internasional Berbeda?

Bisnis internasional berbeda dari bisnis domestik karena operasi perusahaan lintas negara
harus berurusan dengan tiga kekuatan lingkungan—domestik, asing, dan internasional.
Sebaliknya, perusahaan yang kegiatan bisnisnya dilakukan di dalam suatu negara pada
dasarnya perlu memperhatikan lingkungan domestik saja. Bagaimanapun juga, tidak ada
perusahaan domestik yang benar-benar bebas dari kekuatan lingkungan asing atau
internasional karena kemungkinan selalu ada persaingan dengan impor barang dan jasa dari
luar negeri atau dari pesaing asing yang membangun kegiatan operasional dl pasarnya
sendiri. Marilah kita menguji kekuatan ini dan kemudian melihat bagaimana mereka
beroperasi di tiga lingkungan ini.

PENGARUH KEKUATAN LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL


Istilah lingkungan yang digunakan dalam buku ini diartikan sebagai seluruh kekuatan yang
dapat memengaruhi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Kekuatan itu
sendiri dapat diklasifikasikan menjadi kekuatan eksternal atau kekuatan internal. Kekuatan
eksternal umumnya disebut sebagai kekuatan tidak terkontrol. Manajemen tidak
mempunyai kontrol langsung terhadap kekuatan tersebut, walaupun dapat menjadikannya
sebuah pengaruh seperti melobi untuk perubahan dalam hukum dan upaya promosi yang
lebih gencar atas sebuah produk baru yang memerlukan perubahan dalam sikap kultur.
Kekuatan eksternal terdiri dari:
1. Kompetitif: macam-macam dan jumlah pesaing, lokasi mereka, dan aktivitas mereka.
2. Distributif: lembaga nasional dan internasional yang tersedia untuk mendistribusikan
barang dan jasa.
3. Ekonomi: variabel (seperti produk nasional bruto—PNB, biaya unit tenaga kerja, dan
pengeluaran konsumsi personal) yang memengaruhi kemampuan perusahaan untuk
melakukan bisnis.
4. Sosioekonomi: karakteristik dan penyebaran dari populasi manusia.
5. Keuangan: variabel seperti suku bunga, tingkat inflasi,dan perpajakan.
6. Hukum: banyaknya undang-undang domestik dan luar negeri yang mengatur
bagaimana perusahaan internasional harus beroperasi.
7. Fisik: elemen-elemen alam seperti topografi, iklim, dan sumber daya alam.
8. Politik: elemen-elemen dari iklim politik sebuah negara seperti nasionalisme, bentuk
pemerintahan, dan organisasi internasional.
9. Sosiokultural: elemen dari kultur (seperti sikap, keyakinan, dan pendapat) yang penting
bagi manajer internasional.
10. Tenaga kerja: komposisi, keahlian, dan sikap dari tenaga kerja.
11. Teknologi: keterampilan teknis dan alat yang memengaruhi bagaimana sumber daya
dapat diubah menjadi produk.

22
Elemen-elemen di mana manajemen mempunyai beberapa kontrol adalah kekuatan
internal, seperti faktor produksi (modal, bahan mentah, dan manusia) dan aktivitas
organisasi (personel, keuangan, produksi, dan pemasaran). Inilah kekuatan terkontrol yang
manajemen harus kelola agar dapat beradaptasi dengan perubahan-perubahan di variabel
lingkungan yang tak terkontrol. Lihatlah bagaimana satu perubahan kekuatan politik—
ekspansi dari Uni Eropa di tahun 2007—telah memengaruhi seluruh kekuatan terkontrol
perusahaan di seluruh dunia yang melakukan bisnis di atau dengan 27 negara anggota. Tiba-
tiba perusahaan-perusahaan tni harus menguji praktik bisnisnya dan mengubah semuanya
yang diakibatkan oleh ekspansi baru. Misalnya, beberapa kekhawatiran Eropa dan cabang-
cabang asing di Uni Eropa yang telah merelokasi sebagian dari kegiatan operasional mereka
pada negara lain di Uni Eropa, agar dapat memanfaatkan upah yang lebih rendah di sana.
Beberapa perusahaan Amerika dan Asia telah membangun produksi di salah satu negara
anggota untuk memenuhi area perdagangan bebas vang besar ini. Dengan melakukannya,
mereka menghindari membayar bea impor pada produk yang datang dari negara asal.

27
LINGKUNGAN DOMESTIK

Lingkungan domestik adalah seluruh kekuatan yang tidak terkontrol yang berawal dari
negara asal yang dapat memengaruhi kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan.
Tak pelak lagi, inilah kekuatan yang terdengar tidak asing bagi para manajer. Bagaimanapun
juga, kekuatan domestik tidaklah menjadi penghalang pengaruh kegiatan operasional luar
negeri mereka. Misalnya, jika negara tuan rumah mengalami krisis mata uang asing,
pemerintah mungkin menempatkan pembatasan investasi luar negeri untuk mengurangi
arus keluarnya. Hasilnya, manajemen dari perusahaan multinasional menyadari bahwa
mereka tidak bisa memperluas fasilitas di luar negeri seperti yang ingin mereka lakukan.
Contoh lain yang riil, serikat tenaga kerja yang mendemo pabrik negara asal dipelajari
sebagai keharusan manajemen mengambil peranan pada cabang-cabang perusahaannya di
luar negeri. Para pendemo berhubungan dengan serikat di luar negeri yang berjanji tidak
akan bekerja lembur untuk memenuhi apa yang tidak dapat dilakukan pabrik. Pengaruh dari
kekuatan lingkungan domestik ini dirasakan di luar negeri sebagaimana di negara asal.

LINGKUNGAN LUAR NEGERI


Kekuatan dalam lingkungan luar negeri adalah sama dengan kekuatan yang ada pada
lingkungan domestik kecuali kenyataan bahwa hal itu terjadi di negara-negara asing.
Meskipun demikian, mereka harus melakukan kegiatan operasional bisnis dengan cara
berbeda untuk beberapa alasan, termasuk yang dibahas selanjutnya.

Kekuatan Memiliki Nilai Berbeda

Walaupun beragam kekuatan pada dua lingkungan tersebut itu identik, nilainya sering kali

23
berbeda jauh, dan pada suatu waktu, keduanya sama sekali bertentangan satu sama lain.
Contoh klasik yang sama sekali bertentangan dari nilai-nilai kekuatan politik dan
kebingungan yang mereka ciptakan untuk manajer perusahaan multinasional yang
melibatkan embargo ekspor Amerika dalam pengiriman mayoritas barang ke Kuba.
Embargo ini berarti bahwa Kuba tidak dapat membeli bus-bus dari perusahaan Amerika
Serikat. Untuk mengelak dari embargo, pemerintah Kuba memesan bus-bus dari
perusahaan Amerika yang memiliki cabang di Argentina. Ketika kabar datang dari
perusahaan kantor pusat Amerika bahwa pesanan seharusnya tidak diisi karena embargo
Amerika, pemerintah Argentina memerintahkan kantor cabang di Argentina tersebut untuk
memenuhi pesanan. Pemerintah Argentina berkata bahwa perusahaan-perusahaan
Argentina, termasuk yang menjadi salah satu anak perusahaan, untuk tidak menjawab
tuntutan pemerintah asing. Manajemen kantor cabang Argentina menjadi kebingungan.
Akhirnya, kantor pusat pun mengalah dan mengizinkan kantor cabangnya di Argentina
untuk memenuhi pesanan.

Kekuatan dapat menjadi Kesulitan untuk Menilai

Masalah lain dengan kekuatan asing adalah bahwa mereka sering kali sulit untuk dinilai. Hal
ini benar, terutama pada kekuatan hukum dan politik. Hukum yang tinggi nasionalistiknya
mungkin dapat dijalankan untuk memenuhi tuntutan sebagian golongan dari penduduk
setempat. Untuk kinerja yang nampak dari luar, pemerintah mungkin tampak bertentangan
dengan investasi asing; namun para pemimpin pragmatis sebenarnya mungkin dapat
mendorong hal itu. Contoh yang bagus adalah Meksiko, yang sampai tahun 1988 telah
mempunyai undang-undang yang melarang orang asing untuk memiliki saham utama di
perusahaan Meksiko. Meskipun demikian, klausul pengecualian diizinkan “jika investasi
tersebut berkontribusi terhadap kesejahteraan negara.” IBM, Eaton, dan yang lainnya
berhasil mendapatkan izin untuk mendirikan cabang yang dimiliki sepenuhnya melalui
klausul ini.

"Asing mempunyai banyak definisi menurut American Heritage Dictionary, termasuk (1) berasal dari luar—eksternal,
(2) berasal dari negara lain diluar negara sendiri, dan (3) dilakukan atau terlibat dengan negara-negara dan pemerintah
lainnya. Ekstrinsik adalah sinonim. Ingatlah bahwa penulis tidak menggunakan definisi yang mungkin lainnya—terdengar
asing atau aneh. Beberapa penulis memilih definisi yang terakhir dalam pikiran ketika mereka menyatakan bahwa pasar
luar negeri di mana perusahaan melakukan bisnis bukanlah asing karena para manajer mereka mengetahuinya dengan
baik. Meskipun demikian, menurut salah satu dari tiga definisi pertama, tingkat kebiasaan tidak ada kaitannya.

Kekuatan Tersebut Saling Terkait


Dalam bab selanjutnya, akan menjadi bukti bahwa kekuatan tersebut seringkali berkaitan. Ini
sendiri bukanlah hal yang baru karena situasi yang sama mempertemukan manajer dalam negeri. Di
kancah luar negeri, bagaimanapun, jenis interaksi yang terjadi dan hasilnya mungkin berbeda.
Misalnya, kombinasi dari biaya modal yang tinggi dan berlimpahnya tenaga kerja yang tidak
terampil di negara-negara berkembang dapat menyebabkan penggunaan teknologi yang lebih
rendah daripada tenaga kerja yang akan dipekerjakan di negara- negara yang lebih maju. Dengan
kata lain, diberikan pilihan antara memasang teknologi yang lebih mahal yang membutuhkan sedikit
tenaga kerja atau memasang teknologi yang lebih murah, dengan tujuan umum melibatkan tenaga

24
kerja yang lebih besar. Manajemen sering kali akan memilih yang kedua ketika dihadapkan dengan
suku bunga yang tinggi dan besarnya jumlah tenaga kerja yang tersedia. Contoh lainnya adalah
interaksi antara kekuatan fisik dan sosiokultural. Hambatan terhadap pergerakan bebas dari
penduduk suatu negara, seperti rangkaian gunung dan gurun, membantu menjaga kantong-kantong
kultur yang berbeda dalam suatu negara, dan ini memiliki efek pada pengambilan keputusan.

LINGKUNGAN INTERNASIONAL
Lingkungan internasional terdiri dari interaksi (1) antara kekuatan lingkungan domestik dan
kekuatan lingkungan asing dan (2) antara kekuatan lingkungan asing dari dua negara ketika afiliasi
di satu negara melakukan bisnis dengan pelanggan di negara lain. Hal ini sesuai dengan definisi dari
bisnis internasional: bisnis yang melibatkan lintas negara.
Misalnya, personel di kantor pusat dari perusahaan multidomestik atau perusahaan global
yang bekerja di lingkungan internasional jika mereka diikutsertakan dengan berbagai cara dengan
negara lain, padahal dalam kantor cabang perusahaan asing tidak terkecuali mereka iuga terlibat
dalam bisnis internasional melalui kegiatan ekspor atau pengelolaan afiliasi lainnya. Dengan kata
lain, manajer penjualan Nokia di Cina tidak bekerja di lingkungan internasional iika hanya menjual
ponsel di Cina saja. Jika Nokia di Cina mengekspor ponsel ke Thailand, maka manajer penjualannya
dipengaruhi lingkungan domestik Cina dan lingkungan asing Thailand dan oleh karenanya bekerja di
lingkungan internasional. Organisasi internasional yang kegiatannya memengaruhi lingkungan
internasional juga bagian dari hal tersebut. Organisasi ini termasuk (1) badan seluruh dunia
(contohnya, Bank Dunia), (2) pengelompokan negara ekonomi regional (contohnya: North American
Free Trade Agreement dan Uni Eropa), dan 3) organisasi yang terikat dengan perjanjian industri
(contohnya, Organization ot Petroleum Exporting Countries—OPEC).

Pengambilan Keputusan menjadi Lebih Kompleks


Mereka yang bekerja di lingkungan internasional mendapati bahwa pengambilan keputusan menjadi
lebih kompleks daripada murni di lingkungan domestik saja. Mengingat para manajer di kantor
pusat harus mengambil keputusan yang memengaruhi cabang-cabang di 10 negara berbeda (banyak
bisnis internasional berada di 20 negara atau lebih). Mereka tidak hanya harus memperhitungkan
kekuatan domestik tetapi juga harus mengevaluasi pengaruh dari 10 lingkungan negara asing.
Bukannya harus mempertimbangkan pengaruh dari satu rangkaian yang melingkupi 10 kekuatan,
seperti halnya rekan domestik mereka, mereka harus bersaing dengan 10 rangkaian dari 10
kekuatan, baik secara individu maupun kolektif, karena mungkin ada beberapa interaksi.
Misalnya, jika manajemen setuju pada tuntutan tenaga kerja di cabang asing, kemungkinan
harus menawarkan penyelesaian serupa di cabang lain, karena adanya kecenderungan serikat
tenaga kerja untuk bertukar informasi lintas negara. Lebih jauh lagi, sebagaimana yang kita akan 29
amati di sepanjang pembahasan dalam buku ini, tidak hanya karena banyaknya satuan kekuatannya,
tetapi juga ada perbedaaan ekstrem di antara mereka.
Kriteria Referensi Pribadi
Alasan umum lain yang menambah kompleksitas lingkungan asing adalah tidak biasanya para
manajer dengan kultur lain. Untuk membuat hal ini menjadi buruk, beberapa manajer akan
menunjukkan ke yang lain, preferensi dan reaksi pribadi. Dengan demikian, manajer produksi asing
yang menghadapi timbunan pesanan yang tertunda, akan menawarkan pembayaran ekstra untuk
lembur. Ketika mereka tidak muncul, manajer kebingungan: "Kembali ke rumah, mereka selalu ingin
mendapatkan lebih banyak uang." Inilah yang manajer gagal untuk memahami bahwa pekerja lebih
memilih waktu luang daripada lebih banyak uang. Inilah referensi bawah sadar nilai kultur manajer,
yang disebut kriteria referensi pribadi, yang mungkin menjadi alasan terbesar dari kesalahan bisnis
internasional. Manajer yang berhasil adalah yang hati-hati memahami masalah dalam ciri kultur
lokal juga kulturnya sendiri.

25

Anda mungkin juga menyukai