Anda di halaman 1dari 23

AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

BAGIAN I. STUDI KASUS DAN SIMULASI KIE OBAT-OBAT SALURAN


CERNA
Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mempelajari kegiatan Praktikum Bagian I
mahasiswa diharapkan mampu :
a. Memahami prinsip dasar KIE pada obat-obat saluran cerna.
b. Mampu mendemonstrasikan dan menerapkan KIE obat-obat saluran cerna pada
pasien.

Pokok Bahasan : Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan Praktikum Bagian I, Mahasiswa
diharapkan mempelajari tentang :
a. Manajemen terapi Konstipasi
b. Manajemen Diare
c. Manajemen Dispepsia

A. KONSTIPASI
Konstipasi adalah salah satu gangguan saluran cerna yang ditandai dengan susah buang
air besar (BAB), BAB keras dan tidak tuntas, frekuensi BAB menurun, dan kembung.
Konstipasi dapat disebabkan kurang asupan serat, air, stress, dan efek obat yang
dikonsumsi. Terapi dititik beratkan pada cara mengatasi gejala.
a. Terapi Non Farmakologi
1. Meningkatkan asupan serat (20-35 g/hari untuk dewasa atau 5 g/hari untuk anak
>2 tahun)
2. Peningkatan Asupan cairan ( 2 L untuk dewasa, penambahan 300 ml pada ibu
hamil dan 750-1000 ml untuk ibu menyusui)
3. Kurangi makanan yang mengandung keju dan makanan manis
4. Olah raga (berjalan, berlari, berenang)
5. Tidak menahan rangsangan defekasi.

b. Terapi Farmakologi
1. Laksansia Kontak adalah laksan yang mempengaruhi motilitas usus, contoh :
Bisakodyl, Senna
2. Laksansia Emolien adalah laksan yang melembutkan tinja sehingga mudah
dikeluarkan, contoh : Paraffin Liq, Na docusinat, Na-Lauril-Sulfo-Asetat
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

3. Laksansia Osmosis adalah laksan yang menarik air dari luar usus sehingga
mempermudah tinja dikeluarkan, contoh: MgSO4, MgSitrat, Na2SO4, Gliserol,
Manitol, Sorbitol, Laktulosa.
4. Laksansia Pembesar Volume Usus adalah laksan yang berupa polisakarida yang
tidak diserap sehingga memperbesar volume tinja, contoh CMC, Agar-agar,
Metil selulosa.
KASUS SWAMEDIKASI

Tn. A (60 th) datang ke Apotek A dengan keluhan susah buang air besar. Beliau
seorang pensiunan yang hanya melakukan sedikit aktivitas dirumah. Beliau meminta
obat sembelit dimasukkan melalui dubur. Sebelumnya beliau belum meminum obat
sama sekali
Tugas :
1. Gali informasi yang dibutuhkan dari Tn.A pada simulasi, Riwayat penyakit
(hipertensi); Riwayat obat Amlodipin 10 mg 1 dd 1, Asupan serat (-), Olah
raga (-), Konsumsi air cukup (2 botol 1,5 L)
2. Tentukan keputusan pengobatan yang terbaik untuk Tn. A
3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat untuk Tn.A

KASUS RESEP KONSTIPASI

R/ Microlax Tube No. I Tugas :


S m tube 1 1. Tanyakan Kelengkapan Resep

2. Gali informasi yang dibutuhkan dari Ny.S


pada simulasi : Asupan makanan serat (-),
Olah raga (-), minum air sedikit, Riwayat
penyakit (-), Riwayat obat (-), Hamil (+ 3
bulan), Menyusui (-).

Pro : Ny. S (25 th) 3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat


Alamat : Jl. A. Yani 75 Sby untuk Ny.S menggunakan alur KIE yang
benar

B. DIARE
Diare adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan buang air besar (BAB) dengan
konsistensi encer dan berair serta frekuensi yang meningkat dibandingkan dengan
keadaan normal. Frekuensi BAB normal rata-rata adalah 1-2 kali sehari. Diare berat
ditandai dengan frekuensi BAB yang lebih dari 10 kali dalam 24 jam. Gejala lain yang
sering muncul ketika diare antara lain mulas, mual, muntah, lemah badan, dan pusing.
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

Diare bukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan suatu gejala yang dapat
mengindikasikan adanya penyakit lain. Penyebab diare dapat berupa :
a. Infeksi bakteri dan virus (biasanya ditandai dengan demam)
b. Intoleransi / alergi makanan
c. Efek merugikan dari suatu obat (obat kangker, laksatif, dll)
d. Konsumsi alkohol
e. Terapi radiasi
f. Stress.
Terapi utama diare diprioritaskan pada penggantian cairan yang telah hilang untuk
mencegah dehidrasi.
a. Terapi Non Farmakologi
1. Penggantian cairan elektrolit (oralit), Hindari alkohol dan cafein
2. Hindari makanan seperti produk olahan susu, makanan berlemak, makanan tinggi
serat, atau makanan yang terlalu berbumbu untuk beberapa hari.
3. Konsumsi probiotik.

b. Terapi Farmakologi
1. Obat Over the Counter (OTC) untuk meringankan gejala diare :
a. Adsorben : Karbo adsorben, Attapulgit, Kaolin dan Pektin.
b. Herbal : Ekstrak Jambu biji.
2. Obat Keras untuk meringankan gejala diare :
a. Spasmolitik : Hiosin, Ekstrak hyosiami, Butilscopolamin,
Papaverin
b. Penurun peristaltik usus : Loperamid
c. Antikolinergik : Ekstrak belladon
3. Antibiotik diberikan hanya bila diare disebabkan infeksi, contoh : Kotrimoksazol,
Metronidazol, dll.
4. Suplemen Zinc dapat mempercepat hilangnya gejala diare.
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

KASUS SWAMEDIKASI

Sdri. A (20 th) datang ke Apotek Z dengan keluhan sakit perut, mual dan diare. Beliau
seorang mahasiswa dan mengaku baru pulang dari study tour. Beliau meminta obat
diare. Sebelumnya beliau belum meminum obat sama sekali
Tugas :
1. Gali informasi yang dibutuhkan dari Sdri.A pada simulasi, Riwayat penyakit
(-); Riwayat obat (-), Asupan serat (-), Olah raga (-), Konsumsi air kurang (1
botol 1,5 L)
2. Tentukan keputusan pengobatan yang terbaik untuk Sdri. A
3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat untuk Sdri.A

KASUS RESEP

R/ Cotrimoxazol syr FL No I Seorang ibu datang ke apotek membawa resep untuk


S 2 dd 2 cth anaknya yang sedang diare. Beliau mengaku anaknya
buang air besar 4 kali dalam sehari dengan
Parasetamol syr FL No I konsistensi encer dan disertai demam.
S 3 dd 1 cth prn
Tugas :
Zinkid syr No. I 1. Tanyakan Kelengkapan Resep
S 1 dd 2 cth
2. Gali informasi yang dibutuhkan dari Keluarga
Pedialyte FL No. I An.B pada simulasi :Asupan makanan dan
S uc ASI (mPASI buah dan ASI), minum air
sedikit, Riwayat penyakit (-) Riwayat obat (-).

Pro : An. B (1 th) 3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat untuk


Alamat : Jl. Ketintang 76 A Keluarga An.B menggunakan alur KIE yang
benar

C. DISEPSIA
Dispepsia adalah salah satu gejala gangguan pencernaan yang disebabkan banyak kondisi
seperti hiperasiditas, peptic ulcers, gastritis, malignansi (kanker), gastro-oesophageal
reflux disease (GERD), efek samping obat (NSAID dan Kortikosteroid) dll. Dispepsia
ditandai dengan rasa tidak nyaman di perut, sebah, kembung, mual, rasa panas di ulu hati
(heartburn), hilang nafsu makan, dan sendawa. Terapi dispepsia bertujuan untuk
mengurangi keparahan gejala sedangkan penanganan kondisi penyebab dispepsia harus
melalui kajian lebih lanjut.
a. Terapi Non-Farmakologi
1. Hindari rokok dan cafein
2. Hindari makanan pedas, coklat, dan makanan yang terlalu asam
3. Hindari makan mendekati waktu tidur
4. Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

b. Terapi Farmakologi
1. Hentikan / ganti obat-obat yang berpotensi meningkatkan gejala dispepsia.
2. Obat Anti hiperasiditas :
a. Antasida : Menetralkan asam lambung, diminum 3-4 kali sehari
b. H2 Blocker : Mengurangi sekresi asam lambung
c. Proton pump inhibitor : Mengurangi sekresi asam lambung
3. Obat untuk meningkatkan proteksi lambung :
a. Sukralfat : Bekerja dengan melapisi mukosa lambung
b. Analog Prostaglandin : memiliki struktur mirip prostaglandin yang dapat
membentuk proteksi mukosa lambung.
4. Antiemetik / antimuntah :
a. Antagonis D2 : Metoklopramid, Domperidon, dll
b. Antagonis 5 HT3 : Ondansetron, dll

KASUS SWAMEDIKASI

Nn. R, 27 th, karyawan perusahaan Farmasi yang diharuskan kerja dengan target tertentu
sehingga setiap hari diburu-buru tugas. Nn. R sudah sejak lama mengeluh nyeri seperti
terbakar pada area epigastrium (perut bagian bawah) yang dirasakan lebih nyeri setelah
makan, disertai perasaan mual dan kadang-kadang muntah. Ia juga sering mengeluh
perutnya kembung. Selama ini ia juga seringkali menggunakan Asam Mefenamat 500 mg
saat ia merasa tidak enak badan. Beliau sudah menggunakan Antasida DOEN untuk
mengatasi keluhannya, namun dirasa tidak membaik.Beliau meminta obat untuk mengatasi
nyeri epigastriumnya.

Tugas :
1. Gali informasi yang dibutuhkan dari Nn.A pada simulasi, Riwayat penyakit (-);
Riwayat obat (-), Riwayat Alergi (-), Asupan serat (-), Olah raga (-), Konsumsi air
cukup(2 botol 1,5 L)
2. Tentukan keputusan pengobatan yang terbaik untuk Nn. A
3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat untuk Nn.A
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

KASUS RESEP
Tn. S datang ke apotek dengan membawa resep
R/ Omeprazole kaps No X untuk dirinya sendiri. Tn. S mengeluh perih di
S 1 dd 1 ulu hati dan perut sering sebah yang semakin
parah seminggu terakhir. Beliau mengatakan
Inpepsa syr FL No I bahwa dokter beliau meresepkan obat untuk
S 3 dd 1 C mengurangi asam lambung yang berlebih.
Primperan tab 10 mg No. X Tugas :
S 3 dd 1 prn ac 1. Tanyakan Kelengkapan Resep

2. Gali informasi yang dibutuhkan dari Tn. S


pada simulasi :Riwayat merokok (+),
minum air sedikit, Riwayat penyakit (-),
Pro : Tn. S (34 th) Riwayat obat (Antasida DOEN dan
Alamat : Jl. Ketintang 76 B Bodrex prn).

3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat


untuk Tn. S menggunakan alur KIE yang
benar
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

BAGIAN II. STUDI KASUS DAN SIMULASI KIE OBAT-OBAT SALURAN


PERNAFASAN

Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mempelajari kegiatan Praktikum Bagian II


mahasiswa diharapkan mampu :
a. Memahami prinsip dasar KIE pada obat-obat saluran pernafasan.
b. Mampu mendemonstrasikan dan menerapkan KIE obat-obat saluran pernafasan pada
pasien.

Pokok Bahasan : Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan Praktikum Bagian II, Mahasiswa
diharapkan mempelajari tentang :
a. Manajemen terapi Asma
b. Manajemen terapi Batuk
c. Manajemen terapi Influenza

A. ASMA, BRONKITIS KRONIS, DAN EMFISEMA PARU


Asma, bronkitis kronis, dan emfisema paru merupakan gangguan pernafasan yang
memiliki gejala serupa yaitu sesak nafas yang dapat disertai batuk dan hipersekresi
dahak. Perbedaan diantara ketiganya adalah faktor penyebab dan keparahannya. Asma
disebabkan oleh alergi dan peradangan kronik yang bersifat genetik, sedangkan bronkitis
kronik disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Bronkitis kronik dan asma yang tidak
terkontrol dengan baik akan menyebabkan emfisema paru, yaitu keadaan dilatasi dan
destruksi paru-paru yang bersifat ireversibel. Bronkitis kronik dan emfisema paru
diklasifikasikan menjadi chronic obstructive pulmonary disease (COPD).
a. Terapi Non Farmakologi
1. Hindari penyebab alergi : suhu rendah, pollen, protein hewani tertentu, dll
2. Hindari polusi udara dan asap dengan menggunakan masker
3. Kurangi stress
4. Tingkatkan kebersihan dan higienisitas.
5. Kurangi aktivitas fisik yang terlalu berat.
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

b. Terapi Farmakologi
Penanganan gejala sesak nafas
Klasifikasi Frekuensi gejala Frekuensi gejala Pengobatan
di siang hari di malam hari
Parah Setiap saat Sering 1. Inhalasi Kortikosteroid
dosis tinggi
2. Inhalasi -2 agonis
kerja panjang , contoh:
Formeterol fumarat,
Salmeterol
Sedang Setiap hari >5 / bulan 1. Inhalasi Kortikosteroid
dosis medium
2. Inhalasi -2 agonis
kerja panjang , contoh:
Formeterol fumarat,
Salmeterol
3. Tablet Teofilin
sustained release,
tablet -2 agonis kerja
panjang
Ringan 3 – 6 / minggu 3-4 / bulan 1. Inhalasi Kortikosteroid
Persisten dosis rendah
2. Tablet Teofilin
sustained release
Ringan <2 / minggu <2 / bulan Pada dasarnya idak perlu
Intermiten pengobatan rutin tiap hari

Untuk menangani serangan akut seluruh klasifikasi dapat diberikan inhalasi -2 agonis
kerja pendek seperti Salbutamol.
Penanganan Infeksi pada Bronkitis Kronis
1. Golongan -Laktam : Amoxicillin
2. Golongan Sefalosporin : Sefadroksil, Sefiksim, Sefaklor, dll
3. Kotrimoksasol
Penanganan Produksi Dahak
1. Mukolitik dan ekspektoran : Asetilsistein / Karbosistein, Bromheksin, Ambroxol, KI,
NH4Cl.
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

KASUS RESEP 1
Tn. S datang ke apotek dengan membawa resep
untuk anaknya Nn. J. Tn. S mengatakan bahwa
R/ Seretide Disk 250/50 No I anaknya menderita asma dan baru diresepkan
S 2 dd 1 puff obat yang baru karena obat yang lama tidak dapat
mengurangi gejala sesak secara signifikan. Beliau
mengaku bahwa sesak nafas dialami hampir
setiap hari.

Tugas :
1. Tanyakan Kelengkapan Resep

2. Gali informasi yang dibutuhkan dari Tn. S


pada simulasi : Riwayat penyakit (Asma),
Pro : Nn. J (25 th) Riwayat obat (Pulmicort Turbuhaler ).
Alamat : Jl. Ketintang 78 C
3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat
untuk Nn. J menggunakan alur KIE yang
benar, Apakah Pulmicort turb tetap harus
digunakan?

KASUS RESEP 2
Tn. M datang ke apotek dengan membawa resep
untuk dirinya sendiri. Tn. M mengatakan bahwa
R/ Pulmicort Turb. 200 No I
dirinya menderita asma dan baru diresepkan obat
S 2 dd 1 puff yang baru karena obat yang lama tidak dapat
mengurangi gejala sesak secara signifikan.

Tugas :
1. Tanyakan Kelengkapan Resep

2. Gali informasi yang dibutuhkan dari Tn.


M pada simulasi : Riwayat penyakit
(Asma), Riwayat obat (Ventolin Inhaler).
Pro : Tn. M (30 th) 3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat
Alamat : Jl. Pandawa 34 untuk Tn.M menggunakan alur KIE yang
benar, Apakah Ventolin inh tetap harus
digunakan?
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

BAGIAN III. STUDI KASUS DAN SIMULASI KIE OBAT-OBAT


ANTIINFEKSI

Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mempelajari kegiatan Praktikum Bagian III


mahasiswa diharapkan mampu :
a. Memahami prinsip dasar KIE pada obat-obat antiinfeksi.
b. Mampu mendemonstrasikan dan menerapkan KIE obat-obat antiinfeksi pada pasien.

Pokok Bahasan : Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan Praktikum Bagian III, Mahasiswa
diharapkan mempelajari tentang :
a. Obat-obat Antibiotik
b. Obat-obat Antivirus
c. Obat-obat Antijamur

A. OBAT-OBAT ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah salah satu obat kemoterapetik yang digunakan untuk menangani
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Menurut spektrum-nya antibiotik
digolongkan menjadi antibiotik spektrum luas yaitu antibiotik yang dapat aktif pada
berbagai macam bakteri baik gram positif maupun negatif serta antibiotik spektrum
sempit yaitu antibiotik yang hanya aktif terhadap beberapa jenis bakteri saja. Sedangkan
menurut cara kerjanya antibiotik dibedakan menjadi bakterisid (membunuh bakteri) dan
bakteriostatik (menghambat perkembangan bakteri).

Menurut regulasi di Indonesia, antibiotik merupakan golongan obat keras yang harus
diberikan atas dasar resep dan penegakan diagnosa yang kuat. Namun, dewasa ini banyak
penjualan antibiotik tanpa resep di masyarakat. Fenomena ini akan banyak menyebabkan
penyalahgunaan antibiotik karena gejala yang dialami oleh beberapa orang belum tentu
disebabkan oleh infeksi bakteri. Penggunaan antibiotik (terutama rute per oral) yang
terlalu sering, terlalu lama, dan terlalu sedikit dapat menyebabkan resistensi bakteri.
Idelanya antibiotik non anti tuberkulosis dapat diberikan dalam rentang waktu 3-10 hari
(bergantung pada jenis infeksi yang muncul).
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

KASUS SWAMEDIKASI

Seorang wanita (Sdri. H) usia 20 tahun datang ke Apotek ingin membeli obat
antibiotik. Wanita tersebut mengalami sakit gigi dengan gigi bengkak dan panas
pada tubuhnya (suhu tubuh 380C). Penggalian informasi dari TTK bahwa wanita
tersebut telah meminum obat Antalgin 500 mg 3xsehari 1 tablet tetapi masih belum
berkurang nyeri, panas dan bengkaknya.
Tugas :
1. Gali informasi yang dibutuhkan dari Sdri. H pada simulasi
2. Tentukan keputusan pengobatan yang terbaik serta saran yang sebaiknya
diberikan untuk Sdri.H
3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat untuk Tn.Z

KASUS RESEP
Tn. T datang ke apotek dengan membawa resep
R/ Otopain FL No I untuk anaknya. Nn. G yang mengalami demam dan
S 3 dd 4 gtt aur dexr
nyeri telinga dan telinga berair. Dokter mengatakan
bahwa Nn. G sedang mengalami otitis media
Panadol tab No X
S 3 dd 1 prn Tugas :
1. Tanyakan Kelengkapan Resep
Elkana tab No. X
S i dd 1 pc 2. Gali informasi yang dibutuhkan dari Tn. T
pada simulasi Riwayat penyakit sebelumnya
(-), Riwayat obat (Ibuprofen 400 mg),
Riwayat alergi (daging ayam).

3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat untuk


Nn. G menggunakan alur KIE yang benar
Pro : Nn. G (21 th)
Alamat : Jl. Arjuna No.7

B. OBAT-OBAT ANTIVIRUS
Antivirus adalah kemoterapetik yang digunakan untuk mengatasi penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus. Dalam pelayanan kefarmasian antivirus telah banyak
diformulasikan menjadi berbagai sediaan farmasi seperti tablet, sirup, salep mata, dan
tetes mata. Antivirus bekerja spesifik terhadap jenis virus tertentu, sebagai contoh
antivirus untuk Herpes simplex tidak dapat digunakan untuk infeksi virus influenza atau
HIV. Penggunaan antivirus biasanya disertai dengan suplemen imunomodulator yang
berfungsi meningkatkan sistem imun sehingga infeksi virus dapat lebih cepat diatasi.
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

KASUS SWAMEDIKASI

Seorang wanita (Ny. E) usia 35 tahun, datang ke Apotek ingin membeli obat.
Wanita tersebut memberitahukan kepada petugas Apotek (TTK) bahwa ada bintil-
bintil merah dan berair di kulitnya serta terasa panas dan nyeri. Ny. E meminta
salep dan obat minum untuk mengobati sakitnya. Beliau mengaku belum
menggunakan obat sama sekali. Jelaskan keputusan apakah yang harus diambil oleh
TTK tersebut dan jelaskan apa saran yang harus diberikan kepada wanita tersebut

Tugas :
1. Gali informasi yang dibutuhkan dari Ny. E pada simulasi
2. Tentukan keputusan pengobatan yang terbaik serta saran yang sebaiknya
diberikan untuk Ny. E
3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat untuk Ny. E

KASUS RESEP
Tn. S datang ke apotek dengan membawa resep
R/ Tarivid eye drop Fl. I untuk dirinya sendiri. Beliau mengeluh sakit mata
S 3 dd gtt II OS
dan baru periksa pada dokter spesialis mata.
Beliau menyatakan bahwa dokternya hanya
Acyclovir 400 mg No. CXX
mengatakan agar beliau menebus obat dan
S 6 h 1 tablet
kontrol kembali setelah 1 minggu
C. Hervis eye oint tube I Tugas :
S 4 dd I OS
1. Tanyakan Kelengkapan Resep

2. Gali informasi yang dibutuhkan dari Tn. S


pada simulasi Riwayat penyakit sebelum
nya (-), Riwayat obat (-), Riwayat alergi
(-).
Pro : Tn. S (39 th)
Alamat : Jl. Teratai No. 21 3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat
Surabaya untuk Nn. G menggunakan alur KIE yang
benar

C. OBAT-OBAT ANTIJAMUR
Antijamur adalah obat yang digunakan untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh
jamur. Antijamur banyak diformulasikan kedalam berbagai macam sediaan farmasi
seperti tablet, drop, salep, krim, bedak, shampo, injeksi dll. Antijamur per oral harus
dimimun secara teratur dengan lama penggunaan antijamur bervariasi mulai dari 2 hari
hingga berbulan-bulan tergantung pada jenis infeksi jamur.
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

KASUS SWAMEDIKASI

Seorang pria (Tn. K) usia 40 tahun, datang ke apotek ingin membeli Shampoo
antiketombe. Beliau mengalami gatal-gatal dikepala dan bersisik sudah 3 minggu
dan telah menggunakan shampoo antiketombe tetapi masih belum bias mengatasi
ketombe tersebut.

Tugas :
1. Gali informasi yang dibutuhkan dari Tn. K pada simulasi
2. Tentukan keputusan pengobatan yang terbaik serta saran yang sebaiknya
diberikan untuk Tn. K
3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat untuk Tn. K

KASUS RESEP
Ny. U datang ke apotek dengan membawa resep
R/ Diflucan 150 mg No. III untuk dirinya sendiri. Beliau mengeluh sedang
S 1 dd 1
mengalami keputihan yang sudah dialami selama 3
hari
Betadine douche FL. I
S vaginal douche saat mandi Tugas :
1. Tanyakan Kelengkapan Resep
Vagistin 500mg ovula No.III
S an 1 vaginal 2. Gali informasi yang dibutuhkan dari Ny. U
pada simulasi Riwayat penyakit
sebelumnya (-), Riwayat obat (-), Riwayat
alergi (-).
Pro : Ny. U (45 th) 3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat
Alamat : Jl. Ronggolawe 20 untuk Ny. U menggunakan alur KIE yang
Surabaya benar
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

BAGIAN IV. STUDI KASUS DAN SIMULASI KIE OBAT-OBAT PENYAKIT


DEGENERATIF

Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mempelajari kegiatan Praktikum Bagian IV


mahasiswa diharapkan mampu :
a. Memahami prinsip dasar KIE pada obat-obat penyakit degeneratif.
b. Mampu mendemonstrasikan dan menerapkan KIE obat-obat penyakit degeneratif
pada pasien.

Pokok Bahasan : Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan Praktikum Bagian IV, Mahasiswa
diharapkan mempelajari tentang :
a. Obat-obat Antidiabetes dan Insulin
b. Obat-obat Antihipertensi

A. DIABETES MELITUS
Diabetes melitus adalah sekelompok gangguan metabolik khronik yang ditandai oleh
hiperglikemia karena abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, protein. Faktor
penyebab abnormalitas ini adalah defek sekresi insulin, gangguan sensitivitas insulin
atau keduanya dan mengakibatkan terjadinya komplikasi kronis termasuk mikrovaskular,
makrovaskular dan neuropati. Batasan diabetes melitus antara lain munculnya tiga
gejala yaitu polidipsi (banyak minum) poliuri (banyak buang air kecil), dan polifagi
(banyak makan) dan disertai salah satu dari kriteria pemeriksaan gula darah yaitu apabila
gula darah acak > 200 mg/dl atau gula darah puasa > 126 mg/dl, atau gula darah post
prandial 75 g glukosa > 200 mg/dl. Terdapat beberapa tipe diabetes mellitus antara lain
tipe 1, tipe 2, dan tipe 3. Tipe 1 adalah diabetes yang tergantung insulin, dimana
penyebabnya lebih sering dari faktor genetik yang membuat organ pankreas penghasil
insulin tidak berfungsi. Tipe 2 adalah diabetes yang banyak muncul karena gaya hidup
yang tidak sehat, sedangkan tipe 3 biasanya terjadi pada ibu hamil (diabetes gestasional)
karena perubahan hormon.
a. Terapi Non Farmakologi
1. Batasi karbohidrat : 60 gram tiap kali makan untuk laki-laki dan 45 gram untuk
perempuan, dengan tambahan 15-30 gram sebagai makanan selingan.
2. Berhenti merokok.
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

3. Penurunan berat badan (terutama pada pasien overweight atau obesitas yang
mengalami diabetes tipe 2) sebesar 5% - >7%.
4. Latihan fisik 150 menit per minggu seperti jalan sehat, jogging atau bersepeda
(terutama pada pasien overweight atau obesitas yang mengalami diabetes tipe
2).
b. Terapi Farmakologi
1. Obat Anti Diabetes (OAD) :
a. Golongan Sulfonilurea : membantu peningkatan sekresi insulin dari organ
pankreas, efek samping yang potensial timbul adalah hipoglikemia, contoh :
Glibenclamide, Glimepiride, Gliburide.
b. Golongan Biguanide : meningkatkan penyerapan glukosa pada otot dan
meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Efek samping yang dominan
adalah gangguan pencernaan, contoh : Metformin.
c. Thiazolidinedion : meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, contoh:
Pioglitazon.
d. Glinide : membantu peningkatan sekresi insulin dari organ pankreas, contoh
: Repaglinide
e. Alpha Glucosidase Inhibitor : menghambat penyerapan glukosa dari
salurancerna. Efek samping yang potensial terjadi adalah sebah dan
flatulensi, contoh : Acarbose.
f. DPP-4 Inhibitor yang bekerja dengan meningkatkan sekresi insulin.
Golongan ini biasa diberikan pada pasien dengan gula darah puasa atau post
prandial yang tinggi, contoh : Sitagliptin, Saxagliptin, Linagliptin, dan
Alogliptin
2. Insulin :
Insulin digunakan pada pasien yang tidak terkontrol bila hanya menggunakan
OAD atau pada diabetes tipe 3. Insulin juga efektif mengurangi trigliserida dan
meningkatkan lemak baik HDL (high density lipoprotein). Insulin berupa
sediaan likuid yang dikemas dalam bentuk seperti pen dan harus disimpan pada
suhu rendah 2-8oC. Cara menggunakan insulin :
1. Lepaskan penutup pen.
2. Lepas kertas penutup pen dan penutup jarum.
3. Cek pen, apakah sudah dapat mengeluarkan larutan insulin.
4. Atur dosis Insulin yang akan Anda gunakan.
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

5. Pilih tempat yang akan diaplikasikan.


6. Menyuntikan insulin pada daerah yang tepat (lengan atas, paha, perut, atau
pantat secara bergantian).
7. Simpan kembali insulin pen untuk penggunaan mendatang

KASUS RESEP 1
Tn. Z datang ke apotek dengan membawa resep
R/ Glimepiride 2 mg No XV untuk ayahnya. Tn. B yang didiagnosa Diabetes
S 1-0-0 melitus Tipe 2 dengan kadar gula darah acak 306
mg/dl
Actos 15 mg No XV
S 0-0-1 Tugas :
1. Tanyakan Kelengkapan Resep
Glucobay 25 mg No. X
S 3 dd 1 dc 2. Gali informasi yang dibutuhkan dari Tn. B
pada simulasi :Riwayat merokok (+ sudah
berhenti), minum air sedikit, Riwayat
penyakit sebelum diabetes (-), Riwayat obat
(Dexteem plus tablet bila gatal alergi),
Riwayat alergi (daging ayam).
Pro : Tn. B (61 th) 3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat untuk
Alamat : Jl. Arjuna No.7 Tn. B menggunakan alur KIE yang benar

KASUS RESEP 2
Ny. O datang ke apotek dengan membawa resep
R/ Lantus No I untuk suaminya. Tn. R yang didiagnosa Diabetes
S 0-0-10 melitus Tipe 2.
Metformin 500 mg No XV Tugas :
S 3 dd 1 1. Tanyakan Kelengkapan Resep
Hemobion No. VII 2. Gali informasi yang dibutuhkan dari Tn.
S 1 dd 1 R pada simulasi :Riwayat merokok (+
sudah berhenti), minum air sedikit,
Riwayat penyakit sebelum diabetes (-),
Riwayat obat (Dexteem plus tablet bila
gatal alergi), Riwayat alergi (daging
ayam).
Pro : Tn. R (54 th) 3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat
Alamat : Jl. Banyu Urip No.V untuk Tn. R menggunakan alur KIE yang
benar
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

B. HIPERTENSI
Hipertensi adalah salah satu gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan tekanan
darah arteri yang bersifat persisten. Menurut Joint National Comitee (JNC) 7 klasifikasi
hipertensi adalah sebagai berikut :

Peningkatan tekanan darah dapat distimulasi oleh gaya hidup, penambahan usia,
keturunan, penggunaan obat (kortikosteroid), atau kehamilan (pre-eklamsi).
a. Terapi Non Farmakologi
1. Berhenti merokok dan minum alkohol.
2. Diet kaya sayur dan buah dan kurangi makanan berlemak.
3. Batasi natrium (makanan asin) kurang dari 1,500 milligram per hari (kurang dari
satu sendok teh).
4. Aktivitas fisik seperti jalan sehat 30 menit setiap hari.

b. Terapi Farmakologi
1. Golongan Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEi)
contoh : Captopril, Lisinopril, Inalapril, dll. Efek samping potensial
menyebabkan batuk kering.
2. Golongan Angiotensin Reseptor Blocker (ARB), contoh : Losartan, Telmisartan,
dll
3. Golongan -blocker : Propranolol, Bisoprolol, Acebutolol, dll
4. Golongan -blocker : Prazosin, Doksazosin, dll
5. Golongan Calcium Channel Blocker (CCB) : Diltiazem, Nifedipin, Amlodipin,
Nicardipin.
6. Golongan sentral : Metildopa, Klonidin, dll
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

KASUS RESEP 1
Nn. K datang ke apotek dengan membawa resep untuk
R/ Captopril 25 mg No XV
Ayahnya. Tn. O yang baru didiagnosa Hipertensi. Tn
S 2 dd 1 O juga mengalami kesemutan di kedua telapak
tangannya.
Neurobion 5000 No. X
S 1-0-0
Tugas :
1. Tanyakan Kelengkapan Resep

2. Gali informasi yang dibutuhkan dari Tn. O pada


simulasi :Riwayat merokok (-), Suka minum
Kopi, Riwayat penyakit (Gastritis), Riwayat
obat (Dexteem plus bila alergi), Riwayat alergi
\ (Udang).
Pro : Tn. O (50 th)
Alamat : Jl. Ketintang Wiyata 3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat untuk
No.51 Tn. O menggunakan alur KIE yang benar

KASUS RESEP 2

Nn. F datang ke apotek dengan membawa resep


R/ Adalat Oros No XV untuk Ibunya. Ny. S yang didiagnosa Hipertensi
S 1 dd 1 dengan riwayat serangan jantung.
HCT No XV Tugas :
S 1-0-0 1. Tanyakan Kelengkapan Resep
Thromboaspilet No. XV 2. Gali informasi yang dibutuhkan dari Ny.S
S 1 dd 1 pada simulasi :Riwayat merokok (-),
minum air cukup, Riwayat penyakit
(Infark miokard akut), Riwayat obat
(ISDN sub lingual 5 mg), Riwayat alergi
(-).

3. Jelaskan Konseling dan Informasi obat


Pro : Ny. S (45 th) untuk Ny. S menggunakan alur KIE yang
Alamat : Jl. Embong Malang benar
No.51
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

LEMBAR KERJA KASUS RESEP


PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS
NAMA :
NIM :
KELAS :

BLANKO RESEP DOKTER/COPY RESEP


Kelengkapan Resep :

KRITERIA SUBYEKTIF PASIEN :

KRITERIA OBJEKTIF PASIEN :

PERHITUNGAN JUMLAH OBAT DAN HARGA :


AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

ETIKET, LABEL, KUITANSI, DAN COPY RESEP:


AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

PEMBERIAN INFORMASI OBAT :


1. Indikasi

2. Aturan Pemakaian

3. Cara Pemakaian

4. Efek Samping / Interaksi Obat yang Perlu Diwaspadai


AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

LEMBAR KERJA KASUS SWAMEDIKASI


PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

NAMA :
NIM :
KELAS :

KASUS :

PENGGALIAN INFORMASI :
I. IDENTITAS PASIEN
a. NAMA

b. USIA

c. JENIS KELAMIN

d. PEKERJAAN

II. RIWAYAT PASIEN


a. RIWAYAT PENYAKIT

b. RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT

c. RIWAYAT ALERGI
AKADEMI FARMASI Surabaya PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS

III. GAYA HIDUP


a. KEBIASAAN MEROKOK

b. KEBIASAAN KONSUMSI ALKOHOL

c. WAKTU TIDUR

d. ASUPAN MAKANAN/DIET

PENGAMBILAN KEPUTUSAN :

1. Nama Obat yang Diberikan :

2. Informasi Terkait Obat yang diberikan :

Anda mungkin juga menyukai