Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM

Farindra Septyanto (170342615512)

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang

Pendahuluan

Embrio adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal
dari perkembangan. Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual. Embriologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang tahapan-tahapan perkembangan embrio.
Perkembangan embrio adalah rangkaian kejadian yang kompleks dan terkoordinasi.
Komunikasi antara jaringan, organ dan sistem. Konsep umum perkembangan adalah
diferensiasi, determinasi dan induksi. Induksi merupakan proses ketika mediator kimia
melepaskan dari salah satu embrio pengaruh morfogenik spesifik dan menginduksi alur
perkembangan khusus. Akibat dari induksi, bersamaan dengan sel di dekatnya, jaringan dan
akhirnya organ terbentuk (Bresnick, 2003).

Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama berkembang,


embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen,
dankerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Perkembangan embrio
ayam tidak dapat seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang, melainkan perlu bantuan alat
khusus seperti mikroskop atau kaca pembesar (Campbell, 1987).

Ayam tergolong hewan amniota, janin mempunyai selaput embrional dinamakan


amnion. Tipe telur ayam adalah telolesital, karena yolk sangat banyak maka dinamakan
megalesital. Kandungan yolk untuk mengantisipasi kebutuhan makanan embrio harus
dipenuhi oleh tempat telur berkembang kecuali oksigen. Ayam digunakan dalam
pembelajaran embriologi karena proses diferensiasi awal dari sistem organ dan proses dasar
pembentukan tubuhnya mudah dimengerti (Ganong, 2003). Perkembangan dimulai dengan
pembentukan sel kelamin jantan dan betina, lalu pembuahan diiikuti cleavage meliputi morula,
blastula dan gastrula serta organogenesis hingga berkembang menjadi individu mirip induk
(Odho, dkk, 2009).

Metode

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini
adalah telur ayam. Penelitian bertempet di ruang 05.212 Laboratorium Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang dilaksanakan pada 08 –
22 November 2018. Tahapan penelitian ini adalah mengamati perkembangan embrio ayam
dari waktu ke waktu. Tahapan penelitian ini meliputi:

- Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


- Ambil dan letakkan telur ayam pada tempat yang sudah diberi alas supaya tidak
goyah.
- Lingkari tempat embrio yang akan dibuka pada telur tersebut dengan pensil.
- Tusuk bagian telur yang tumpul dengan gunting sehingga gelembung udaranya
keluar.
- Diamkan telur ayam sekitar 20 menit.
- Bersihkan plastik sebagai media perkembangan embrio dengan alkohol.
- Pasang plastik pada gelas dengan posisi plastik cekung kedalam.
- Pecah dan letakkan telur pada media yang sudah dibuat dengan posisi embrio telur
berada diatas.
- Tutup rapat media dengan plastik yang sudah disterilkan dengan alkohol.
- Letakkan media pada inkubator dengan suhu 27-300C.
- Amati perkembangan embrio setiap hari.

Hasil dan Pembahasan

A B

Gambar 1. Proses penetasan embrio ayam pasca dipindahkan pada media. Gb. A
Penetasan embrio telur ayam pada tanggal 8 November 2018. Gb. B Embrio ayam hari ke-4
pada tanggal 11 November 2018.

Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama berkembang,


embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen,
dankerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Perkembangan embrio
ayam tidak dapat seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang, melainkan perlu bantuan alat
khusus seperti mikroskop atau kaca pembesar. Namun, untuk menggambarkan bagaimana
perkembangannya, berikut dijelaskan ciri-ciri embrio pada ayam berbagai umur. Dalam
perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung
kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur
sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois
berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil
yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois,
serta membantu alantois, serta membantu mencerna albumen.

Bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang
menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya
agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang
dinamakan zygot blastoderm. Setelah lebih kurang 15 menit setelah pembuahan, mulailah
terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah
terjadi perkembangan embrio. Menurut Syahrum (1994), inkubasi selama 24 jam dapat
dibedakan antara daerah intra embrional dengan daerah ekstraembrional. Epiblast bagian
tengah yang lebih terang disebut area pelusida, bagian tepi yang lebih gelap disebut daerah
opaca. Daerah intra embrional yakni terdiri dari daerah pellusida dan daerah opaka. Daerah
kepala akan mengalami perkembangan yang cepat, namun karena adanya daerah batas
pertumbuhan (zone over growth), terjadi lipatan kepala (head fold), mula-mula ke ventral.
Setelah ke ventral daerah agak terangkat melipat ke posterior. Organ yang dapat terlihat
dalam stadium 24 jam inkubasi adalah: area embrional, area pellusida, area opaka vaskulosa,
area ovaka vitelin, lipatan neural, usus depan, somit dan daerah primitive, proamnion, notokor
dan keping darah.

Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas. Pada umur ini sudah
terlihat primitive streake, suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm – yang kelak akan
berkembang menjadi embrio. Pada blastoderm terdapat garis-garis warna merah yang
merupakan petunjuk mulainya sistem sirkulasi darah. Menurut Syahrum (1994), embrio ayam
umur inkubasi 48 jam, kepala embrio mengalami pelekukan (chepalic flexure) sehingga
mesenchepalon tampak di sebelah drsal dan prosenchepalon dan rhombenchepalon tampak
sejajar. Badan embrio memutar sepanjang sumbunya sehingga sehingga bagian kiri menjadi
kunir dibagian atas sedangkan pandangan dari dorsal tampak kepala bagian kanan;badan
bagian posterior masih menunjukkan bagian dorsal (tampak sebelah atas). Bagian badan
sebelah tengah telah menunjukkan adanya lipatan lateral (lateral body fold) sedangkan di
daerah ekor telah terjadi pula tail fold (lipatan yang akan menyelubungi daerah ekor). Lama-
kelamaan, seluruh bagian badan embrio berada dalam selubung amnion, setelah semua
lipatan-lipatan bertemu. Pada akhir perkembangan embrio ayam umur 48 jam , terbentuk dua
membran ekstra embrional yaitu amnion dan khorion. Namun, perkembangan embrio tidak
dapat diamati lagi dikarenakan embrio sudah tidak berkembang. Hal ini bisa disebabkan
karena suhu inkubator yang turun sehingga suhu lingkungannya menjadi dingin dan
berdampak pada matinya embrio.

Kesimpulan

Bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang
menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya
agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang
dinamakan zygot blastoderm. Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas. Pada umur
ini sudah terlihat primitive streake, suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm – yang
kelak akan berkembang menjadi embrio.

Daftar Rujukan

Bresnick, Stepehen. (2003). Intisari Biologi. Jakarta: Hipokrates.

Campbell. 1987. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga: Jakarta.

Ganong, William F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Syahrum, M. H; Kamaluddin dan A. Djokronegoro. 1994.Reproduksi dan Embriologi dari Satu


Sel menjadi Organisme. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

0dho, dkk. 2009. Pengaruh Perbedaan Waktu Koleksi Sel Blastoderm terhadap
Perkembangan Pasca Inokulasi pada Embrio Ayam kedua. Semarang: Laboratorium
Ilmu Permuliaan Dan Reproduksi Ternak, UNDIP.

Anda mungkin juga menyukai