Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan untuk menentukan letak titik berat bidang homogen

baik teratur maupun tidak teratur dapat dilakukan dengan cara membuat tiga buah titik secara
sembarang sebagai acuan untuk membuat garis lurus sehingga ketiga garis akan berpotongan dimana
untuk menguji keseimbangan benda tersebut dapat dilakukan dengan cara meletakkan benda tersebut
diatas salah satu jari, apabila benda tersebut tidak bergerak benda tersebut dapat dikatakan dalam
keadaan seimbang, sedangkan apabila benda tersebut bergerak maka benda tersebut dapat dikatakan
dalam keadaan tidak seimbang. Hal ini juga dapat dilakukan untuk menentukan titik berat benda yang
terdiri dari dua atau lebih bidang datar.

Titik perpotongan ketiga garis dapat dikatakan titik berat apabila benda dalam keadaan seimbang ketika
diletakkan diatas salah satu jari dimana letak jari tepat pada perpotongan ketiga garis tersebut dan
ketika benda diletakkan diatas salah satu jari dimana letak jari tidak pada perpotongan ketiga garis benda
tersebut bergelayutan.

Pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda, didapat massa
m1 dan massa m2 yang berbeda di setiap pengamatan. Didaptkan pula titik berat benda pada praktikum
dan pada hitungan secara teori sangatlah berbeda, hal ini disebabkan terjadi kesalahan paraklaks
terhadap pengamatan pada mengukur massa m1dan m2 di neraca o’hauss. Dalam proses pengukuran
paling tidak ada tiga faktor yang terlibat yaitu alat ukur, benda ukur dan orang yang melakukan
pengukuran. Meskipun hasil pengukuran itu merupakan hasil yang dianggap benar, masih juga terjadi
penyimpangan hasil pengukuran. Masih ada faktor lain lagi yang juga sering menimbulkan
penyimpangan pengukuran yaitu lingkungan. Lingkungan yang kurang tepat akan mengganggu jalannya
proses pengukuran.

Penyebab dari berbedanya data hasil percobaan dengan data hasil hitung yang bersumber dari luar
diantaranya seperti adanya gangguan angin saat melakukan percobaan, hal ini mengakibatkan kurangnya
konsentrasi seseorang saat melakukan perboaan, sedangkan untuk gangguan dari dalam yaitu seperti
kurangnya ketelitian dan kecerobohan pelaku, hal ini akan mengakibatkan kurang tepatnya data yang
didapatkan, sehingga data hasil percobaan dengan data hasil hitung akan berbeda.

Untuk mengurangi terjadinya penyimpangan pengukuran sistematis sampai seminimal mungkin maka
alat ukur yang akan dipakai harus dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi ini diperlukan disamping untuk
mengecek kebenaran skala ukurnya juga untuk menghindari sifat-sifat yang merugikan dari alat ukur,
seperti kestabilan di angka nol pada neraca ohauss.
H. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai titik berat, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Untuk mencari titik berat dari suatu benda yang memiliki bentuk yang beraturan maupun tidak
beraturan dapat dilakukan dengan cara yang mudah dan sederhana yaitu titik berat dari suatu benda
didapat dari perpotongan tiga buah garis atau lebih yang ada pada benda tersebut.

2. Sebuah titik berat dapat ditentukan menggunakan suatu persamaan momen gaya, gaya berat serta
titik kestimbangan pada benda tegar dimana untuk mencari persamaan rumus pada titik berat benda
heterogen.

3. Pada menentukan titik berat benda heterogen, hambatan udara dapat diabaikan walaupun
sesungguhnya mempengaruhi nilai dari titik berat tersebut.

4. Aplikasi titik berat pun dapat dilihat pada kehidupan sehari hari, seperti pembuatan bangunan pada
gedung, jembatan dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai