www.slideshare.net/cumipaus/teknik-laboratorium
21 Jun 2014 - Kebersihan Neraca • Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali Neraca analitik dua
lengan tanpa menggunakan kaca pelindung Neraca ...
Mengukur Massa
Mengukur Massa
Massa merupakan sifat benda yang sering ingin diketahui berapa nilainya. Setiap benda
mempunyai massa. Massa sebuah benda berpengaruh terhadap berat benda tersebut. Makin besar
nilai massa sebuah benda, makin besar nilai berat benda tersebut.
Perlu diungkapkan bahwa nilai massa sebuah benda tidak dipengarui oleh kedudukan atau letak
benda tersebut. Massa mempunyai satuan standar internasional kg.
Sedangkan nilai berat benda tergantung pada letak benda tersebut. Untuk benda yang sama
mungkin akan mempunyai nilai berat yang berbeda karena diukur dalam dua tempat yang
berbeda, misalnya dipermukaan bumi dan dipermukaan bulan. Berat benda mempunyai satuan
standar internasional newton.
Massa benda biasanya diukur menggunakan neraca massa atau timbangan massa. Untuk benda
berukuran relatif kecil biasa diukur menggunakan spektrometer massa.
Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca Ohauss, neraca lengan, neraca pasar, neraca tekan,
neraca badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang
berbeda-beda. Jenis neraca yang umum ada di sekolah Anda adalah neraca tiga lengan dan empat
lengan.
1. Neraca ( Timbangan)
a. Neraca Analitis Dua Lengan
Jenis neraca ini biasanya digunakan untuk mengukur massa emas dan kristal dengan ketelitian
mencapai 0,1 gram.
Neraca Ohauss ini biasanya digunakan dalam praktek di laboratorium. Jadi sebaiknya Anda
mempelajari lebih dalam mengenai neraca jenis ini.
Neraca Ohauss memiliki batas ukur mencapai 311 gram dengan ketelitian 0,1 gram.
Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan
tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan.
Cara menimbang dengan menggunakan neraca tiga lengan adalah sebagai berikut.
a. Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser penunjuk pada lengan depan dan
belakang ke sisi kiri dan lingkaran skala diarahkan pada angka nol!
b. Periksa bahwa neraca pada posisi setimbang!
c. Letakkan benda yang akan diukur di tempat yang tersedia pada neraca!
d. Geser ketiga penunjuk diurutkan dari penunjuk yang terdapat pada ratusan, puluhan, dan satuan
sehingga tercapai keadaan setimbang!
e. Bacalah massa benda dengan menjumlah nilai yang ditunjukkan oleh penunjuk ratusan, puluhan,
satuan, dan sepersepuluhan!
Neraca ini biasanya digunakan oleh para pedagang. Cara penggunaannya relatif mudah. Anda
tinggal menempatkan benda yang akan diukur pada tempat penyimpan beban. Kemudian geser
beban pemberat disepanjang batang bersekala sampai setimbang. Kemudian baca skala pada
batang tersebut.
Prinsip kerja neraca ini mengikuti hukum tuas (persamaan momen). Dalam keadaan setimbang,
momen gaya yang dihasilkan oleh beban geser penanda dan batang tangkai tempat bergesernya
adalah sama dengan momen gaya yang dihasilkan oleh beban terukur dan tangkainya.
mp * g * Lp + mtp * g * Ltp = mb * g * Lb + mtb * g * Ltb
atau ekivalen dengan : mp * Lp + mtp * Ltp = mb * Lb + mtb * Ltb
dengan
mp = massa penanda
mtp = massa tangkai penanda
mb = massa beban
mtb = mass tangkai beban
g = percepatan gravitasi bumi
Lp = panjang lengan penanda
Ltp = panjang lengan tangkai penanda
Lb = panjang lengan beban
Ltb = panjang lengan tangkai beban
Prinsip penggunaannya sama tetapi penempatan benda yang akan diukurnya saja yang berbeda.
Biasanya digunakan untuk benda yang ukurannya besar atau yang massanya besar sehingga tidak
memungkinkan untuk penggunaan neraca lengan gantung.
Neraca jenis ini biasanya digunakan dalam rumah tangga. Cara menggunaknnya pun sangat
mudah. Anda tinggal menempatkan benda yang akan diukur massanya pada wadah yang berada
pada bagian atas neraca, kemudian baca skala yang ditunjukan oleh jarum skala.
Jenis lain dari neraca ini adalah neraca pengukur massa badan.
f. Neraca Digital
Neraca digital (neraca elektronik) ini sangat mudah digunakan. Anda tinggal menempatkan
benda yang akan diukur massanya kemudian anda tinggal melihat angka yang ditunjukan pada
layar.
2. Spektrometer Massa
Sampel dalam bentuk gas mula-mula ditembaki dengan berkas elektron berenergi tinggi.
Perlakuan ini menyebabkan atom atau molekul sampel berionisasi (melepas elektron sehingga
menjadi ion positif). Ion-ion positif ini kemudian dipercepat oleh suatu beda potensial dan
diarahkan ke dalam suatu medan magnet melalui suatu celah sempit. Di dalam medan magnet,
ion-ion tersebut akan mengalami pembelokan yang bergantung kepada:
1. Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion. Makin besar potensial listrik yang
digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil pembelokan.
2. Kuat medan magnet. Makin kuat magnet, makin besar pembelokan.
3. Massa partikel (ion). Makin besar massa partikel, makin kecil pembelokan.
4. Muatan partikel. Makin besar muatan, makin besar pembelokan.
Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa
Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan anggapan atom tersebut diubah menjadi
ion terlebih dahulu). Karena partikel-partikel bermuatan listrik dibelokkan dalam medan magnet dan
partikel-partikel yang tidak bermuatan (netral) tidak dibelokkan.
Urutannya adalah sebagai berikut:
Tahap pertama : Ionisasi
Atom di-ionisasi dengan emengambilf satu atau lebih elektron dari atom tersebut supaya terbentuk ion
positif. Ini juga berlaku untuk unsur-unsur yang biasanya membentuk ion-ion negatif (sebagai contoh,
klor) atau unsur-unsur yang tidak pernah membentuk ion (sebagai contoh, argon). spektrometer massa
ini selalu bekerja hanya dengan ion positif.
Tahap kedua : Percepatan
Ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai energi kinetik yang sama.
Tahap ketiga : Pembelokan
Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet, pembelokan yang terjadi tergantung
pada massa ion tersebut. Semakin ringan massanya, akan semakin dibelokan. Besarnya pembelokannya
juga tergantung pada besar muatan positif ion tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak elektron yang
ediambilf pada tahap 1, semakin besar muatan ion tersebut, pembelokan yang terjadi akan semakin
besar.
Tahap keempat : Pendeteksian
Sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut dideteksi dengan secara elektrik.
Sampel yang berbentuk gas (vaporised sample) masuk ke dalam ruang ionisasi. Kumparan metal yang
dipanaskan dengan menggunakan listrik emelepaskanf elektron-elektron yang ada pada sampel dan
elektron-elektron lepas itu menempel pada perangkap elektron (electron trap) yang mempunyai muatan
positif.
Partikel-partikel dalam sample tersebut (atom atau molekul) dihantam oleh banyak sekali elektron-
elektron, dan beberapa dari tumbukan tersebut mempunyai energi cukup untuk melepaskan satu atau
lebih elektron dari sample tersebut sehingga sample tersebut menjadi ion positif.
Kebanyakan ion-ion positif yang terbentuk itu mempunyai muatan +1 karena akan jauh lebih sulit untuk
memindahkan elektron lagi dari sample yang sudah menjadi ion positif.
Ion-ion positif yang terbentuk ini ediajak keluarf dan masuk ke bagian mesin yang merupakan sebuah
lempengan metal yang bermuatan positif (Ion repellel).
Tambahan: Seperti yang anda akan lihat sebentar lagi, seluruh ruang ionisasi ini dilakukan dengan
menggunakan tegangan listrik positif yang besar (10.000 V). Ketika kita berbicara tentang kedua
lempengan bermuatan positif, berarti lempengan tersebut mempunyai muatan lebih dari 10.000 V.
Percepatan
Ion-ion positif yang ditolak dari ruang ionisasi yang sangat positif itu akan melewati 3 celah, dimana
celah terakhir itu bermuatan 0 V. Celah yang berada di tengah mempunyai voltase menengah. Semua
ion-ion tersebut dipercepat sampai menjadi sinar yang sangat terfokus.
Pembelokkan
Ion yang berbeda-beda akan dibelokkan secara berbeda pula oleh medan magnet. Besarnya pembelokan
yang dialami oleh sebuah ion tergantung pada:
* Massa ion tersebut.
Ion-ion yang bermassa ringan akan dibelokkan lebih daripada ion-ion yang bermassa berat.
* Muatan ion.
Ion yang mempunyai muatan +2 (atau lebih) akan dibelokkan lebih daripada ion-ion yang bermuatan
+1.
Dua faktor diatas digabungkan ke dalam Perbandingan Massa/Muatan. Perbandingan ini mempunyai
simbol m/z (atau m/e)
Sebagai contoh: Apabila sebuah ion mempunyai massa 28 dan bermuatan +1, maka perbandingan
massa/muatan ion tersebut adalah 28. Ion yang mempunyai massa 56 dan bermuatan +2 juga
mempunyai perbandingan massa/muatan yang sama yaitu 28.
Pada gambar diatas, sinar A mengalami pembelokkan yang paling besar, yang berarti sinar tersebut
terdiri dari ion-ion yang mempunyai perbandingan massa/muatan yang terkecil. Sedangkan sinar C
mengalami pembelokkan yang paling kecil, berarti ia terdiri dari ion-ion yang mempunyai perbandingan
massa/muatan yang paling besar.
Akan jauh lebih mudah untuk membahas masalah ini jika kita menganggap bahwa muatan semua ion
adalah +1. Hampir semua ion-ion yang lewat dalam spektrometer massa ini bermuatan +1, sehingga
besarnya perbandingan massa/muatannya akan sama dengan massa ion tersebut.
Tambahan: Anda juga harus mengerti bahwa kemungkinan adanya ion bermuatan +2(atau lebih), tetapi
kebanyakan soal-soal akan memberikan spektrum massa dimana ion-ion nya hanya bermuatan +1.
Kecuali bila ada petunjuk dalam soal tersebut, anda bisa menganggap bahwa ion yang sedang
dibicarakan dalam soal tersebut adalah bermuatan +1
Jadi dengam menganggap semua ion bermuatan +1, maka sinar A terdiri dari ion yang paling ringan,
selanjutnya sinar B dan yang terdiri dari ion yang paling berat adalah sinar C. Ion-ion yang ringan akan
lebih dibelokkan daripada ion yang berat.
Pendeteksian
Pada gambar diatas, hanya sinar B yang bisa terus melaju sampai ke pendetektor ion. Ion-ion lainnya
bertubrukan dengan dinding dimana ion-ion akan menerima elektron dan dinetralisasi. Pada akhirnya,
ion-ion yang telah menjadi netral tersebut akan dipisahkan dari spektrometer massa oleh pompa vakum.
Ketika sebuah ion menubruk kotak logam, maka ion tersebut akan dinetralisasi oleh elektron yang pindah
dari logam ke ion (gambar kanan). Hal ini akan menimbulkan ruang antara elektron-elektron yang ada
dalam logam tersebut, dan elektron-elektron yang berada dalam kabel akan mengisi ruang tersebut.
Aliran elektron di dalam kabel itu dideteksi sebagai arus listrik yang bisa diperkuat dan dicatat. Semakin
banyak ion yang datang, semakin besat arus listrik yang timbul.
Mendeteksi ion-ion lainnya.
Bagaimana ion-ion lainnya dapat dideteksi – padahal sinar A dan sinar B sudah tidak ada lagi dalam
mesin?
Ingat bahwa sinar A dibelokkan paling besar, berarti ia mempunyai nilai m/z yang paling kecil(ion yang
paling ringan bila bermuatan +1) Untuk membuat sinar ini sampai ke detektor ion, anda perlu
membelokkan sinar tersebut dengan menggunakan medan magnet yang lebih kecil(gaya luar yang lebih
kecil).
Untuk membuat ion-ion yang mempunyai nilai m/z yang besar(ion yang berat bila bermuatan +1) sampai
ke detektor ion, maka anda perlu membelokkannya dengan menggunakan medan magnet yang lebih
besar.
Dengan merubah besarnya medan magnet yang digunakan, maka anda bisa membawa semua sinar yang
ada secara bergantian ke detektor ion, dimana disana ion-ion tersebut akan menimbulkan arus listrik
dimana besarnya berbanding lurus dengan jumlah ion yang datang. Massa dari semua ion yang dideteksi
itu tergantung pada besarnya medan magnet yang digunakan untuk membawa sinar tersebut ke detektor
ion. Mesin ini dapat disesuaikan untuk mencatat arus listrik (yang merupakan jumlah ion-ion) dengan
m/z secara langsung. Massa tersebut diukur dengan menggunakan skala 12C.
Tambahan: Skala 12C adalah skala dimana isotop 12C mempunyai berat tepat 12 unit.
Garis tegak lurus itu menunjukkan besarnya arus listrik yang diterima oleh alat pencatat arus yang
berarti banyaknya ion datang ke detektor. Seperti yang anda bisa lihat dari diagram diatas, ion yang
paling banyak adalah ion yang mempunyai perbandingan m/z 98. Ion-ion lainnya mempunyai
perbandingan m/z 92,94,95,96,97 dan 100.
Ini berarti molybdenum mempunyai 7 macam isotop. Dengan menganggap bahwa semua ion tersebut
bermuatan +1 maka berarti massa dari ketujuh isotop tersebut adalah 92,94,95,96,97 ,98 dan 100.
Tambahan: Bila ada ion bermuatan +2 , maka anda akan tahu karena semua garis yang ada pada
diagram diatas akan mempunyai garis lain dengan besar 1/2 dari nilai m/z (karena, sebagai contoh,
98/2=49). Garis-garis itu akan jauh lebih sedikit daripada garis ion +1 karena kemungkinan
terbentuknya ion +2 adalah jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kemungkinan terbentuknya ion +1
3. Secara Analitis
Cara lain mengukur massa adalah dengan cara tidak langsung melalui perhitungan dengan
menggunakan data-data yang telah diketahui.
Misalnya mengukur massa matahari mM dengan meninjau gerak revolusi bumi terhadap matahari
dan gaya gravitasi antara matahari dan bumi.
Jika bumi dianggap bermassa mB bergerak melingkar dengan jari-jari lintasan R dan periode T,
maka akan mengalami gaya sentripetal sebesar :
Gaya ini disebabkan oleh gaya geravitasi :
Dengan menyamakan kedua persamaan gaya tersebut maka diperoleh massa matahari: