Makalah Manajemen Perawatan Mesin PDF
Makalah Manajemen Perawatan Mesin PDF
Oleh Kelompok 1:
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritikan yang konstruktif dari para pembaca akan
diterima dengan tangan terbuka demi kesempurnaan laporan ini. Penulis juga
berharap laporan ini lebih bermanfaat dan membuka inspirasi bagi semua
pembaca, serta menambah wawasan tentang pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................. 2
1.3 Tujuan ....................................................................................... 2
1.4 Metode Penulisan ..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mesin Bubut ........................................................... 3
2.2 Sumber-Sumber Yang Terkait .................................................. 5
2.3 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) .................................. 9
2.3.1 Tujuan Pemeliharaan ...................................................... 12
2.3.2 Jeni-Jenis Pemeliharaan.................................................. 13
2.3.3 Tugas dan Kegiataan Pemeliharaan................................ 17
2.3.4 Prosedur Pemeliharaan ................................................... 18
2.3.5 Biaya Pemeliharaan ........................................................ 19
2.3.6 Produktivitas dan Efisiensi Pemeliharaan ...................... 19
2.4 Langkah-Langkah Perawatan Mesin Bubut ............................. 20
2.4.1 Bagian atau Komponen Perawatan ................................. 22
2.4.2 Langka-Langkah Kerja ................................................... 24
2.4.2.1 Analisa Pada Eretan .......................................... 24
2.4.2.1 Analisa Pada Chack/Pencekam ......................... 24
2.5 Sistematik Pelumasan Eretan Pada Mesin Bubut ..................... 25
2.6 Intruksi Keselamatan Kerja Dalam Proses Pembubutan .......... 30
ii
Halaman
3.2 Saran ......................................................................................... 31
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gerakan Utama Mesin Bubut .................................................... 3
Gambar 2.2 Komponen-Komponen Mesin Bubut ......................................... 4
Gambar 2.3 Pencekam (Chuck) dan Pelat Pembawa ..................................... 7
Gambar 2.4 Bentuk-Bentuk Senter................................................................ 8
Gambar 2.5 Penyangga .................................................................................. 9
Gambar 2.6 Pahat Bubut ................................................................................ 10
Gambar 2.7 Pelumasan Eretan Pada Mesin Bubut ........................................ 25
Gambar 2.8 Bed/Meja Bubut ......................................................................... 26
Gambar 2.9 Foto Bagian-Bagian Dari Eretan ............................................... 27
Gambar 2.10 Foto Dari Tail Stok atau Kepala Lepas .................................... 28
Gambar 2.11 Penjepit Pahat .......................................................................... 29
Gambar 2.12 Eretan Atas............................................................................... 19
iv
BABI
PENDAHULUAN
Prinsip Kerja Mesin Bubut Poros spindel akan memutar benda kerja
melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel.
Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir.
Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada
eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan
yang berbentuk ulir. Di bidang industri, keadaan mesin bubut sangat berperan
terutama di dalam industri permesinan. Misalnya dalam industri otomotif, mesin
bubut berperan dalam pembuatan komponen-komponen kendaraan, seperti mur,
baut, roda gigi, poros, tromol dan lain sebagainya.
1
2
1.3 Tujuan
(Sumber: http://www.scribd.com/doc/62098732/Makalah-an-Perawatan-Mesin-
BUbut )
Gambar 2.1 Gerakan Utama Mesin Bubut
3
4
Komponen Utama Mesin Bubut Mesin bubut pada dasarnya terdiri dari
beberapa komponen utama antara lain. Fungsi dan bagian bagian utama mesin
bubut seperti pada Gambar 2.2 komponen utama mesin bubut:
Dalam mesin bubut terdapat berbagai macam sumber data yang dapat
diperoleh diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia adalah salah satu faktor penentu yang sangat erat
hubungannya dengan mesin bubut, dimana SDM yang berkualitas akan lebih
6
4. Spare Parts
Ketersediaan suku cadang atau biasa disebut spare parts sangat menentukan
keberhasilan perencanaan perawatan pada mesin bubut. Dibawah ini adalah
contoh spare parts yang merupakan komponen dari mesin bubut:
a. Pencekam (Chuck) dan Pelat Pembawa
Pelat pembawa adalah peralatan yang ada dalam mesin bubut yang
digunakan pada saat melakukan pembubutan dengan menggunakan dua
senter, yakni pada proses pembubutan 5 konis misalnya. Pelat ini bentuknya
menyerupai pelat cekam tetapi tidak memiliki penjepit. Pelatini bergerak
karena dipasangnya pembawa dan dijepit pada benda kerja. Seperti pada
Gambar 2.3:
b. Senter
Senter merupakan peralatan mesin bubut yang digunakan untuk menopang
benda kerja yang sedang dibubut, baik pada saat dibubut rata maupun
dibubut tirus. Untuk menempatkan senter ini, ujung benda harus dibuat
8
c. Collet
Collet adalah peralatan mesin bubut yang digunakan untuk membantu
menjepit benda kerja yang memiliki permukaan halus, apabila benda kerja
tersebut mau dikerjakan dalam mesin bubut. Dengan kata lain, apabila salah
satu sisi benda kerja telah selesai dikerjakan dan sisii yang satunya akan
dikerjakan, maka untuk mencegah terjadina kerusakan pada permukaan
benda kerja tersebut, dalam menjepitnya harus digunakan collet.
d. Penyangga
Penyangga adalah peralatan mesin bubut yang digunakan untuk menyangga
benda panjang pada saat di bubut. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
benda kerja agar tidak melentur pada saat dibubut, sehingga kelurusan
benda kerja bisa tetap terjaga. Ada dua jenis penyangga yang dapat
digunakan, yaitu penyangga tetap (stead rest) dan penyangga jalan (follow
9
rest). Kedua jenis penyangga tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.5
berikut:
e. Pahat Bubut
Pahat bubut adalah perkakas potong yang digunakan dalam membubut.
Pahat ini terbuat dari bahan logam keras, seperti HSS ataupun Carbida.
Logam-logam tersebut memiliki kekerasan yang lebih tinggi dari bahan
benda kerjanya, sehingga pahat bisa menyayat dengan baik.Selama
membubut, ujung pahat harus selalu mendapat pendinginan yang kontinyu,
karena jika ujung pahat tersebut panas, pahat akan cepat aus dan tumpul.
Sesuai dengan bentuk dan penggunaannya, pahat-pahat bubut dapat
dinamakan: pahat kasar, pahat penyelesaian, pahat pemotong, pahatalur,
pahat ulir, dan pahat bentuk. Berdasarkan arah pemakanan, pahat dapat
dikelompokkan menjadi pahat kanan dan pahat kiri. Pahat kanan adalah
pahat yang arah pemakanannya dari kanan ke kiri, dan pahat kiri adalah
pahat yang arah pemakannnya dari kiri ke kanan. Berikut ini Gambar 2.6
pahat bubut:
10
yang tidak sesuai dengan rencana. Kegiatan ini dimaksudkan agar fasilitas/
peralatan tersebut dapat digunakan kembali dalam operasi, sehingga proses
produksi dapat berjalan lancer kembali. Sedikit berbeda dengan pendapat
sebelumnya, selain preventive maintenance dan corrective maintenance, Patton
(1983) menambahkan satu jenis pemeliharaan lagi, yaitu “pemeliharaan
kemajuan” (improvement maintenance), yang berfungsi untuk memodifikasi,
mendisain ulang, dan merubah mesin ataupun pesanan. Disamping
pemeliharaan terencana (planned maintenance) yang telah dijelaskan
sebelumnya, terdapat pula pemeliharaan tidak terencana (unplanned
maintenance). Pemeliharaan tidak terencana didefinisikan sebagai
pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi atau petunjuk bahwa
adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan hasil yang
tidak layak. Pelaksanaan pemeliharaan tak terencana ini dapat berupa
pemeliharaan darurat (emergency maintenance) yaitu kegiatan perawatan
mesin yang memerlukan penanggulangan yang bersifat darurat agar tidak
menimbulkan kerusakan yang lebih parah ( Prawirosentono, 2000).
3. Pemeliharaan Prediktif
Pemliharaan prediktif merupakan salah satu dari jenis pemeliharaan yuang
lebih baru yang dapat diharapkan akan memperoleh perhatian yang lebih besar
yang disebut pemeliharaan prediktif, ini adalah suatu jenis pemeliharaan
preventif yang menyangkut penggunaan instrumen-instrumen peka (misalnya,
penganalisa vibrasi, meter amplitude, meteran audio, alat peralatan optis,
tekanan, temperatur, dan meteran tahanan) untuk meramalkan gangguan.
Kondisi-kondisi dapat diukur secara berkala atau atas suatu dasar berlanjut,
dalam hal ini memungkinkan orang-orang pemeliharaan suatu perpanjangan
dari umur peralatan tanpa kekhawatiran terjadi gangguan. Dalam suatu contoh
yang dikutip oleh Quinn, “beberapa turbo-generator besar telah dibongkar tiap-
tiap tahun untuk pemeriksaan, dan lebih belakangan tiap-tiap tahun. Sekarang
dengan pemeliharaan prediktif mereka telah beroperasi secara berlanjut dan
secara memuaskan tanpa pembongkaran selama lebih dari lima tahun” (Harold.
T amrine: 1986). Penting sekali memahami pemiliharaan prediktif ini untuk
kemajuan bersama dalam bidang pemiliharaan dan perbaikan di dunia industri.
15
4. Pengendalian Pemeliharaan
Pengendalian pemeliharaan pada dasarnya menyangkut pekerjaan tulis-menulis
dan rekaman-rekaman. Rekaman yang sebaik-baiknya diperlukan untuk
program pemeliharaan yang berhasil hamper tidak tergantung pada ukuran
pabrik. Bahkan dalam rumah kita sendiri yang lebih berhasil dari perkakas -
perkakas kita yang banyak itu dapat dicapai bila kita menyusun suatu jadwal
pemeriksaan sederhana untuk kerusakan-kerusakan yang nyata, data-data dan
penemuan-penemuan yang direkam, dan mengambil tindakan yang cocok
sebelum terjadi kerusakan. Beberapa langkah-langkah pengendalian yang
dipergunakan dan bentuk-bentuk yang membantu adalah sebagai berikut:
a. Pemberian Wewenang Kerja
Seperti dikemukakan di muka, suatu pemberian wewenang kerja atau
perintah kerja biasanya diperlukan sebelum suatu pekerjaan pemeliharaan
dapat dimulai. Bentuk diisi oleh mandor yang beroperasi yang bersangkutan
atau oleh seorang yang mempunyai tanggungjawab langsung atas operasi
peralatan.perintah itu mencakup informasi mengenai lokasi pekerjaan,
pekerjaan yang harus dilakukan, dan tanggal di mana pekerjaan harus dan
dapat dimulai. Persetujuan dari lainnya di dalam wewenang biasanya
diperlukan, tidak hanya sebagai langkah pengendalian untuk memastikan
pekerjaan itu perlu, tetapi juga supaya pasti bahwa bahan dan tenaga
tersedia, untuk mengerjakan perintah menurut jadwal keseluruhan dan untuk
memastikan pekerjaan ini tidak menghendaki suatu pelanggaran dari
kebijakan perusahaan, peraturan-peraturan keselamatan atau syarat-syarat
bangunan.
b. Jadwal Kerja
Salah satu dari tahap-tahap pengendalian pemeliharaan yang lebih sulit
adalah penyusunan suatu jadwal yang mencukupi bila suatu kelompok dari
perintah kerja yang diberikan berada dalam tangan. Sebagai langkah
pertama mandor pemeliharaan atau pengawas pengendalian pekerjaan harus
membuat estimasi mengenai jumlah tenaga kerja dan waktu yang diperlukan
untuk setiap perintah kerja. Kemudian, setelah mengerti jumlah tenaga kerja
yang tersedia pada kelompok-kelompok, ia dapat menjabarkan semacam
16
Biasanya makin tinggi nilai pabrik, makin tinggi pula biaya perawatannya.
Umur pabrik, keterampilan para operatorrnya,perlunya terus menjalankan pabrik
tersebut memiliki peranan yang besar dalam menentukan pentingnya perawatan
dan biaya yang dapat dibenarkan (Walley, 1987). Biaya pemeliharaan preventif
terdiri atas biaya-biaya yang timbul dari kegiatan pemeriksaan dan penyesuaian
peralatan, penggantian atau perbaikan komponen-komponen, dan kehilangan
waktu produksi yang diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut. Biaya
pemeliharaan korektif adalah biaya-biaya yang timbul bila peralatan rusak atau
tidak dapat beroperasi, yang meliputi kehilangan waktu produksi, biaya
pelaksanaan pemeliharaan, ataupun biaya penggantian peralatan (Handoko, 1987).
dikelola secara cepat dan benar. Efektivitas dan efesiensi yang tinggi akan
menghasilkan produktivitas yang tinggi (Atmosoeprapto, 2000). Dalam mencapai
efektivitas pemeliharaan mesin dan seluruh fasilitas produksi secara optimum,
maka Prawirosentono (2000) membagi kegiatan maintenance menjadi lima
kelompok pokok yaitu:
1. Pemeliharaan Mesin (Mechanical Maintenance).
2. Pemeliharaan Jaringan Listrik (Electrical Maintenance).
3. Pemeliharaan Instrumen (Instrument Maintenance).
4. Perawatan Pembangkit Listrik (Electrical Power Maintenance).
5. Bengkel Pemeliharaan (Workshop).
2. Perawatan Umum
Untuk menjaga agar mesin tidak cepat rusak diperlukan perawatan
dan pengoperasian yang benar dan seksama. prosedur perawatan mesin bubut
ini adalah:
a. Mesin bubut ini tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.
b. Dalam pelaksanaan perawatan seperti pengantian oli pelumasan mesin
dan pemberian grease, diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuat mesin.
c. Setelah selesai mengoperasikan mesin,bersihkan bagian-bagian mesin
dari beram-beram hasil pemotongan dan cairan pendingin.
d. Untuk pemasangan benda kerja pada poros utama, tidak diperkenakan
memukul benda kerja secara keras dengan mengunakan palu/hammer.
e. Jaga dan perhatikan secara seksama selama pengoperasian mesin,jangan
sampai beram-beram yang halus dan keras terutama beram besi tulang jatuh
kemeja mesin dan terbawa oleh eretan.
f. Setelah selesai mengoperasikan mesin,atur semua handel-handel pada posisi
netral dan mematikan sumber tenaga mesin.
3. Perawatan Khusus:
Perawatan khusus ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat,
berdasarkan pengalaman dan buku petunjuk perawatan yang diberikan oleh
pabrik pembuat mesin.
a. Motor Utama (Motor Pembangkit)
Ada dua kerusakan yang biasa terjadi pada motor pembnagkit yaitu: Motor
tidak mampu bekerja, Ada 7 kemungkinan yang menyebabkan motor
pembangkit tidak mau bekerja:
1) Tegangan dari sumber tenaga yang masuk ke motor pembangkit rendah,
sehingga tidak sanggup membangkitkan motor pembangkit.
2) Arus yang masuk ke motor pembangkit beda phasanya, maka
diperlukan pengikuran arus yang masuk satu phasa atau tiga phasa sesuai
dengan motor pembangkit.
22
Berikut adalah bagaian atau komponen perawatan pada mesin bubut yang
harus dijaga dengan baik:
1. Kepala tetap Pada mesin bubut adalah memegang kunci utama pada
keberhasilan pekerjaan mengunakan mesin bubut. Kerusakan yang umum
terjadii pada kepala tetap mesin bubut di antaranya adalah:
a. Putaran poros utama tersendat-sendat.
b. Putaran poros utama terlalu berat.
c. Suhu atau temperature pada kepala lepas terlalu tinggi.
d. Terjadinya suara yang bising pada kepala lepas.
e. Tidak senter.
2. Eretan Kesalahan atau kerusakan yang sering timbul pada eretan adalah
sebagai berikut:
a. Eretan sangat berat meluncur pada mesin bubut.
23
d. Setelah terbentuk rapihkann bagian yang tajam agar tidak melukai pekerja.
Dari survey yang dilakukan, maka dapat kita menyimpulkan bahwa eretan
atas dan eretan melintang masih harus di aligment, karena pada setiap eretan
masih terlalu bergesekan atau kurangnya pelumasan. Pada tutup eretan pecah
maka harus mengganti tutup eratan yang baru.
Dari pengamatan yang dilakukan pada ssat proses perawatan mesin bubut,
dapat disimpulkan bahwa:
25
Maka chack tersebut harus menyetel kembali semula agar hasil penyayatan
lebih baik. Analisa pada kedudukan mesin/ngepel. Berdasarkan hasil pengamatan
yang penulis peroleh, dapat kita mengambil kesimpulan bahwa kedudukan mesin
tidak terjadi kerataan kedudukan, maka harus di lepel agar mesin dapat digunakan
sebaik mungkin, agar redaman getaran pada kecepatan lebih sedikit terjadi getaran
yang tidak kita inginkan.
2. Eretan (Carriage)
Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang
bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (crosscarriage) yang bergerak
melintang alas mesin, dan eretan atas (top carriage) yang bergerak sesuai
dengan posisi penyetelan di atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah
untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak
operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda
pemutarnya. Perlu diketahui bahwa semua eretan dapat dijalankan secara
otomatis ataupun manual. Pada eretan teknik pelumasan dengan cara
pelumasan teknik tekan atau dengan sistem hidrolik pada tuas pemompa oli
27
6. Eretan Lintang
Eretan lintang berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang alas mesin atau
arah ke depan atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda
kerja.Pada roda eretan ini juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa
panjang langkah gerakan maju atau mundurnya pahat.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
31
DAFTAR PUSTAKA
D.J. Cullen & T. M. Cook, “Industri Kimia dan Operasinya”, 2nd Edition, PT.
Gramedia, Jakarta.
http://www.scribd.com/doc/62098732/Makalah-an-Perawatan-Mesin-BUbut
http://yakinmajusentosabdg.blogspot.com/2011/09/turning-and-milling
machine.html
http://eko-m228.blogspot.com/2011/01/bagian-bagian-utama-mesin-bubut.html
32