Anda di halaman 1dari 10

KASUS HANLON, Inc

1.1 Latar Belakang Perusahaan


Hanlon, Inc. merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
manufaktur yang menjual computer PC (Personal Computer/PC). Adapun
kegiatan operasional yang dilakukan diperusahaan tersebut adalah di
Hoopshire, New Hampshire yang terletak di lokasi kantor yang sama. Produk
yang didistribusikan secara nasional melalui outlet pengecer /retail seperti
Abcess III dan Computer Country serta toko-toko diskon lainnya.
Hanlon, Inc. telah beroperasi selama 7 tahun. Firma Anda telah mengaudit
Hanlon, Inc. sejak berdirinya perusahaan tersebut. Berikut adalah laporan
keuangan untuk tiga tahun terakhir beserta data industry dapat dilihat di Exhibit
4.12 dan 4.13.
1.2 Permasalahan
Hanlon merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang menjual
computer PC (personal Computer) yang pertama, dan ikut menikmati
pertumbuhan yang signifikan selama 5 tahun pertama eksistensinya. Seiring
dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang masuk dalam industry tersebut,
Hanlon, Inc. mulai mengalami penurunan pada earning.
Pada tahun keenam, Hanlon berjuang untuk mengatasi masalah aliran kas
(Cash Flow) dan terancam mengalami kerugian (Net loss). Keberhasilan
negosiasi dengan Hoopshire National Bank dan perusahaan Trust mengenai
pinjaman sebesar USD 1 Milyar dapat mengatasi masalah likuiditas untuk
sementara waktu, dengan tingkat bunga pinjaman sebesar 10% dan angsuran
sebesar $1.000.000,- pertahun, dan dimulai pada tahun ke 8.

1.3 Pertanyaan
a. Buatlah laporan keuangan komperatif dengan menambahkan kolom pada
Neraca untuk persentase dari total asset, dan pada laporan laba rugi untuk
persentase dari penjualan.
b. Hitunglah rasio-rasio untuk 3 tahun diatas:
1. Inventory turnover
2. Accounts Receivable Turnover
3. Operating Margin
4. Persentase of long term debt to total capital structure (long-term
debt plus stockholders' equity)
5. Current Ratio
6. Quick Ratio
c. Hitunglah Rata-rata industi mengacu pada data berikut:
1. Bandingkan rata-rata industry antara Hanlon, Inc dengan Industry
2. Bandingkan data tahun ini dengan tahun sebelumnya
3. Identifikasi area dimana diperlukan investigasi lebih lanjut
4. Identifikasi penyebab perbedaan yang terdapat pada No. 3 diatas
1.4.B Perhitungan Rasio-rasio untuk 3 tahun
a. Inventory turnover (Perputaran Persediaan)
Perputaran persediaan merupakan komponen utama dari barang yang dijual, oleh
karena itu semakin tinggi persediaan berputar semakin efektif perusahaan dalam
mengelola persediaan. Inventory turnover dapat diperoleh dengan
membandingkan harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan

Harga Pokok Penjualan


Perputaran Persediaan = Rata−rata Persediaan

Berdasarkan rumus, diperoleh hasil perhitungan Inventory Turnover Hanlon, Inc


selama 3 tahun, sebagai berikut :
Tabel
Perhitungan Inventory Turnover pada Hanlon, Inc.
Tahun Inventory Turnover
X5 4,29
X6 2,28
X7 1,3

b. Account Receivable Turnover (Perputaran Piutang)


Account receivable Turnover atau perputaran piutang merupakan ukuran
efektivitas pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, maka
semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya. Piutang berkaitan
dengan penjualan kredit, sehingga rumus untuk menghitung perputaran piutang
adalah :
Penjualan Kredit
Perputaran piutang = Rata−rata Piutang

Berdasarkan rumus, diperoleh hasil perhitungan Account receivable turnover


Hanlon, Inc selama 3 tahun, sebagai berikut :
Tabel
Perhitungan Account receivable turnover pada Hanlon, Inc.,
Tahun Account Receivable Turnover
X5 13,95
X6 9,42
X7 6,25

c. Profit Margin
Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Semakin besar tingkat
keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola
perusahaan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Laba Kotor
Profit Margin = x 100 %
Penjualan

Berdasarkan rumus, diperoleh hasil perhitungan Profit Margin Hanlon, Inc


selama 3 tahun, sebagai berikut :
Tabel
Perhitungan Profit Margin pada Hanlon, Inc.,
Tahun Profit Margin
X5 13,65 %
X6 2,82 %
X7 12,22%

d. Debt to Equity Ratio (Hutang dengan Modal Sendiri)


Rasio hutang dengan modal sendiri (debt equity ratio) merupakan perbandingan
antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi
rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya.
Bagi perusahaan, sebaiknya besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri
agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Untuk menghitung debt to equity ratio
bisa menggunakan rumus sebagai berikut :
Total Hutang
Debt to Equity Ratio = x 100 %
Modal

Berdasarkan rumus, diperoleh hasil perhitungan Debt to Equity Ratio (DER),


Hanlon, Inc selama 3 tahun, sebagai berikut :

Tabel
Perhitungan Debt to Equity Ratio pada Hanlon, Inc.,
Tahun Profit Margin
X5 1,022
X6 0,95
X7 1,717

e. Current Ratio
Current Ratio adalah ratio yang membandingkan antara aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek atau kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya (hutang). Aktiva lancar disini meliputi : kas,
piutang dagang, efek persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang
hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank,
hutang gaji dan hutang lainnya yang segara harus dibayar. Rumus current ratio
adalah :

Aktiva Lancar
Current Ratio = Hutang Lancar

Berdasarkan rumus, diperoleh hasil perhitungan Current Ratio, Hanlon, Inc


selama 3 tahun, sebagai berikut :
Tabel
Current Ratio pada Hanlon, Inc.,
Tahun Profit Margin
X5 2,31
X6 1,32
X7 1,73
f. Quick Ratio
Quick Ratio merupakan rasio antara aktiva lancar dikurangi persediaan di bagi
dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat likud yang paling
cepat yang bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar. Persediaan di anggap
aktiva lancar yang paling tidak lancar, sebab untuk menjadi uang tunai (kas)
memerlukan dua langkah yakni menjadi piutang terlebih dahulu sebelum
menjadi kas. Rumus yang digunakan untuk menghitung Quick Ratio adalah :

Aktiva Lancar−Persediaan
Quick Ratio = Hutang Lancar

Berdasarkan rumus, diperoleh hasil perhitungan Quick Ratio, Hanlon, Inc


selama 3 tahun, sebagai berikut :
Tabel
Quick Ratio pada Hanlon, Inc.,
Tahun Profit Margin
X5 0,97
X6 0.51
X7 0,62

1.4.C Perhitungan rata-rata industri berdasarkan data


1.4.C.1 Perbandingan Hanlon, Inc., dengan Rata-rata Industry
a. Inventory turnover (Perputaran Persediaan)
Tingkat perputaran atau turn over sebesar 1, 3 X menunjukkan bahwa setiap
tahun rata-rata persediaan Hanlon, Inc., mengalami penurunan atau kurang bisa
mengatur perputaran persediaanya. Sehingga jika dilihat dalam tahun x7 selama
259 hari lebih lambat perputarnnya jika dibandikan rata-rata industry selama 121
hari atau 3x, jadi bisa dikatakan bahwa dalam menjual produknya Hanlon, Inc
sangat buruk karena terlambat dalam perputaran persediaannya.
b. Account Receivable Turnover
Account Receivable Turnover atau rasio antara penjualan dan piutang rata-rata
adalah 6,2 mennujukkan bahwa penagihan piutang kira-kira 6,2 kali dalam satu
tahun. Jika dibandingkan dengan rata-rata industry adalah 10 kali, sehingga bisa
bisa disimpulkan bahwa Hanlon, Inc. Tidak efektif dalam menagih piutangnya.
Rasio 625 % menunjukkan bahwa setiap $ 6,25 penjualan maka sebesar $ 1,-
tidak dapat ditagih sampai akhir tahun tersebut.

c. Profit Margin
Dari hasil rasio margin laba pada Hanlon, Inc., dapat disimpulkan bahwa
perusahaan sangat profitable pada tahun X7 dimana tingkat provitabilitasnya
sebesar 12,2 % dari penjualan. Hal ini lebih baik dibandingkan dengan rata-rata
industry sebesar 5 %.

d. Debt to Equity Ratio


Pada perusahaan Hanlon, Inc., ratio debt to equity ratio sebesar 171,7 % dengan
rata-rata industry 50%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan Hanlon,
Inc., memiliki hutang sebesar $1,71.

e. Current Ratio
Current ratio pada Hanlon, Inc., untuk tahun x7 menunjukkan bahwa dengan
rata-rata indusri sebesar $ 2,00 atau 200 %, sedangkan perusahaan hanya
mempunyai kemampuan untuk melunasi hutangnya sebesar $ 1,73 atau 173%,
maka dapat disimpulkan bahwa Hanlon, Inc., akan mengalami kesulitan untuk
membayar hutangnya sesuai dengan waktu jatuh tempo yang telah disepakati.

f. Quick Ratio
Berdasarkan Quick Ratio pada Hanlon, Inc., dapat disimpulkan bahwa
perusahaan mempunyai aset lancar inventory sebesar $0,62 untuk melunasi
hutang lancar sebesar $ 1. Hal ini tidak baik karena perusahaan tidak memiliki
likuiditas yang baik.
1.4.C.2 Perbandingan data Hanlon, Inc., data tahun ini dengan data
sebelumnya
Adapun hasil nya sebagai berikut :
a. Pada rata-rata rasio Inventory Turnover, rata-rata industri adalah 3 atau setiap
121 hari
 tahun X5 = 4,29 (inventory berputar setiap 85 hari).
 tahun X6 = 2,28 (inventory berputar setiap 158 hari)
 tahun X7 = 1,3 (inventory berputar setiap 259 hari)

b. Pada rasio account receivable turnover, rata-rata industri adalah 10 atau setiap
36 hari
 tahun X5 = 13,95 (collection of account receivable setiap 26 hari).
 tahun X6 = 9,42 (collection of account receivable setiap 38 hari).
 tahun X7 = 6,25 (collection of account receivable setiap 57 hari).
c. Pada Profit margin, Hanlon, Inc., berada diatas rata industri kecuali pada tahun
X6

1.4.C.3 Prediksi untuk masa yang akan datang


1. Profit Margin tahun X7 (Unaudited) Hanlon Inc., naik secara signifkan
dibandingkan dengan tahun X6 (audited).
2. Total debt lebih besar dibandingkan dengan total equity, jika dibandingkan
dengan rata-rata industri. Hal ini menunjukkan likuiditas Hanlon, Inc., yang
lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata industri.
3. Perputaran piutang perusahaan pada tahun X7 lebih kecil bila dibandingkan
dengan rata-rata industri atau bisa dikatakan bahwa Hanlon Inc., tidak efisien
dalam menagih piutang sehingga mengakibatkan adanya piutang yang tidak
dapat ditagih.
1.4.C.4 Prediksi untuk masa yang akan datang
1. Untuk Laporan keuangan Hanlon pada tahun X7, kemungkinan terdapat
kesalahan dikarenakan penyajian laporan keuangan tersebut data-data
keuangannya belum diaudit.
2. Hanlon, Inc., pada tahun X7 baru saja mendapat pinjaman hutang dari Bank
Internasional sehingga mengakibatkan Debt to Equity Ratio (DER) mengalami
kenaikan secara signifikan.
3. Hanlon, Inc., tidak efektif dalam menagih piutangnya jika dibandingkan dari
rata-rata industri , hal ini terjadi karena piutang pada tahun X7 dibayarkan
setelah 58 hari (365 hari/6,25) dan rata-rata industri menagih piutangnya dalam
36 hari (365 hari/10).

1.5 Analisis Kasus Hanlon


Jika melihat kondisi ratio keuangan yang ditemukan di perusahaan, Hanlon,
Inc., mengalami financial distress didefinisikan sebagai kondisi di mana hasil
operasi perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban perusahaan. Masalah
keuangan ini terjadi salah satunya dengan melihat rasio Account Receivable
Turnover, dimana :
1. Hanlon tidak efektif dan tidak dapat menagih piutangnya.
2. Ketidakhati-hatian Hanlon, Inc., dalam memberikan penjualan kreditnya.
3. Penjualan kredit yang tidak di control.
4. Tidak adanya kebijakan pemberian kredit dan penagihan piutang yang
dilakukan Hanlon, Inc, sehingga menyebabkan tidak adanya efektifitas
pengelolaan piutang perusahaan yang baik yang seharusnya dilakukan oleh
Hanlon, Inc.
Pada ratio debt to equity ratio, terdapat hutang yang jumlahnya jauh lebih besar
dari modalnya sendiri, sehingga Hanlon, Inc., memiliki modal sendiri yang lebih
sedikit dibandigkan dengan hutangnya. Sedangkan pada Current Ratio juga dapat
dilihat bahwa Hanlon, Inc., sedang mengalami kesulitan untuk membayar
hutangnya sesuai dengan waktu jatuh tempo yang telah disepakati. Terlihat bahwa
rasio-rasio pada Hanlon, Inc., menggambarkan kondisi yang mengarah pada
kesangsian atas kelangsungan hidup perusahaanya.
Pada rasio Account receivable turnover, fakta yang kami temukan adalah tidak
adanya efektivitas pengelolaan piutang perusahaan yang baik dimana seharusnya
dilakukan oleh Hanlon, Inc. Tetapi ini sangat berbanding terbalik dengan Profit
Margin yang dihasilkan Hanlon, Inc., pada tahun ke 7. Ini membuktikan bahwa
adanya penjualan fiktif yang dilakukan oleh Hanlon, Inc. Penjualan fiktif yang
dilakukan oleh Hanlon, Inc. Penjualan fiktif yang dilakukan Hanlon, Inc. bertujuan
untuk menutupi modalnya sendiri yang sedikit dengan hutangnya yang jauh lebih
besar.

1.6 Kesimpulan
Dengan terjadinya peningkatan akun penjualan tetapi perputaran persediaan
yang lama penagihan piutang yang lambat ini terlihat jelas bahwa internal kontrol
perusahaan kurang berjalan. Yang terjadi pada Hanlon, Inc., adalah dimana
penjualan perusahaan yang asal menjual atau akun penjualan itu sendiri yang fiktif
ataupun pemeberian piutang kepada pelanggan yang tidak memperhatikan
kemampuan keuangan pelanggan.
Dari debt to equity ratio, Hanlon, Inc., juga memperlihatkan peningkatan yang
sangat signifikan, yang menunjukkan semakin tinggi rasio ini modal sendiri sedikit
dibanding dengan hutangnya. Maka disini dapat disimpulkan kelangsungan hidup
(going concern) perusahaan ini dipertanyakan, apakah perusahaan mampu
membayar hutangnya yang telah jatuh tempo.

Anda mungkin juga menyukai