Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN KREDENSIAL / RE-KREDENSIAL

TENAGA KEPERAWATAN
KOMITE KEPERAWATAN FUNGSIONAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI


KABUPATEN GIANYAR
TAHUN 2018
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI
KABUPATEN GIANYAR
NOMOR 188 / 6062 / RSU

TENTANG

PANDUAN KREDENSIAL/RE-KREDENSIAL TENAGA KEPERAWATAN


PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI KABUPATEN GIANYAR

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI


KABUPATEN GIANYAR,

Menimbang : a. bahwa untuk pengembangan tenaga keperawatan


diarahkan untuk meningkatkan mutu dan
profesionalisme tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan melalui suatu
proses peningkatan jenjang karir keperawatan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, diperlukan suatu
mekanisme dalam upaya meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan melalui
kredensial atau re-kredensial tenaga keperawatan
pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Kabupaten Gianyar;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf b,perlu menetapkan
keputusan Direktur tentang Panduan Kredensial / Re-
Kredensial Tenaga Keperawatan diRumah Sakit Umum
Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terkhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
5. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun
2014 Tentang Keperawatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5612);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.02.02 / MENKES / 148 / I / 2010 Tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawatsebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 17 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02 /
Menkes / 148 / I / 2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 473);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan
Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 1053);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 2017 Tentang Pengembangan
Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1129);
10. Keputusan Bupati Gianyar Nomor 995/06-
G/HK/2011, tentang Pendelegasian Wewenang di
Bidang Pengelolaan Sumber Daya Manusia pada
RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar;
11. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Sanjiwani Kabupaten Gianyar Nomor 188 / 531 / RSU
/ 2018 Tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit
Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU : Panduan Kredensial / Re-kredensial Tenaga Keperawatan


pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten
Gianyar.
KEDUA : Panduan Kredensial / Re-kredensial Tenaga Keperawatan
pada diktum KESATU sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Panduan Kredensial / Re-kredensial tenaga keperawatan
sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU dijadikan
acuan untuk mengevaluasi keberhasilan / pencapaian hasil
pelaksanaan jenjang karir tenaga keperawatan di Rumah
Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar melalui
laporan atau dokumentasi monitoring implementasi jenjang
karir profesional perawat.
KEEMPAT : Pada saat Keputusan Direktur ini mulai berlaku,
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Kabupaten Gianyar Nomor : 445/6471/RSU/2015 tentang
Pemberlakuan Pedoman Kredensial Keperawatan di Rumah
Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
KELIMA : Keputusan Direktur ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Gianyar
pada tanggal 14 Mei 2018
DIREKTUR RSUD SANJIWANI
KABUPATEN GIANYAR,

IDA KOMANG UPEKSA

Tembusan ini disampaikan kepada Yth;


1. Seluruh Wadir di RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar.
2. Kabid Umum, Humas, Hukum dan Kepegawaian RSUD Sanjiwani
Kabupaten Gianyar.
3. Pertinggal.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SANJIWANI KABUPATEN GIANYAR
NOMOR 188 / 6062 / RSU
TENTANG PANDUAN KREDENSIAL/RE-KREDENSIAL TENAGA
KEPERAWATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI
KABUPATEN GIANYAR

BAB I
DEFINISI

Pada dasarnya semua pelayanan kesehatan yang terjadi di sebuah


Rumah Sakit dan akibatnya menjadi tanggung jawab institusi Rumah Sakit
itu sendiri, hal ini sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang perumahsakitan. Oleh karenanya Rumah
Sakit harus mengatur seluruh pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
tenaga keperawatan sedemikian rupa agar aman bagi pasien.
Dengan demikian, bila seorang perawat telah diizinkan melakukan
pelayanan kesehatan dan prosedur klinis lainnya di sebuah Rumah Sakit
berarti yang bersangkutan telah diistimewakan dan diberikan hak khusus
(privilege) oleh Rumah Sakit. Hak perawat tersebut disebut sebagai
kewenangan klinis (clinical privilege).
Kewenangan klinis (clinical privilege) tenaga keperawatan adalah
kewenangan yang diberikan oleh kepala Rumah Sakit kepada tenaga
keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan dalam lingkungan
Rumah Sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan
penugasan klinis. Penugasan klinis adalah penugasan kepala/direktur
Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan
keperawatan atau asuhan kebidanan di Rumah Sakit tersebut berdasarkan
daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.
Kewenangan klinis diberikan kepada perawat dengan tujuan agar
tidak menimbulkan konflik di antara tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
lain dapat merasa bahwa lahan pekerjaan yang dimilikinya dicampuri atau
diambil alih oleh pihak lain. Konflik yang timbul tentunya akan
mempengaruhi kualitas pelayanan dari perawat dan Rumah Sakit yang
bersangkutan.
Dengan diaturnya kewenangan klinis tersebut maka setiap perawat
akan mempunyai batas yang jelas dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien. Pemberian kewenangan klinis juga bertujuan untuk
melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga
keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan
memiliki kompetensi dan kewenangan klinis yang jelas (Permenkes, 2011).
1. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu Rumah Sakit
terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak
diberi kewenangan klinis (kewenagan klinis (clinical privilege))
menjalankan tindakan medis / keperawatan tertentu dalam lingkungan
Rumah Sakit tersebut untuk suatu periode tertentu.
2. Proses Re-Kredensial (Re-Credentialing) : proses re-evaluasi oleh Rumah
Sakit terhadap perawat yang telah bekerja dan memiliki kewenangan
klinis (kewenangan klinis(clinical privilege)) di Rumah Sakit tersebut
untuk menentukan apakah yang bersangkutan masih layak diberi
kewenangan klinis tersebut untuk suatu periode tertentu.
3. Kewenangan klinis (clinical privilege) : kewenangan klinis untuk
melakukan tindakan medis / Keperawatan tertentu dalam lingkungan
Rumah Sakit tertentu berdasarkan penugasan yang diberikan Direktur
Rumah Sakit.
4. Surat Penugasan (clinical Appointment) : surat yang diterbitkan oleh
Direktur Rumah Sakit kepada seorang Perawat untuk melakukan
tindakan medis / Keperawatan di Rumah Sakit tersebut berdasarkan
daftar kewenangan klinis yang ditetapkan baginya.
5. Tenaga Perawat : Perawat dan tenaga professional kesehatan lain yang
melakukan fungsi tugas keperawatan dan pelimpahan kewenangan dari
petugas medis.
BAB II
RUANG LINGKUP

Undang - Undang tentang Rumah Sakit yang baru ditetapkan


menurut Rumah Sakit untuk melindungi keselamatan pasien, salah
satunya adalah menetapkan dan melakukan penugasan klinik bagi semua
tenaga perawat dalam melakukan asuhan keperawatan di Rumah Sakit.
Rumah Sakit menyelenggarakan bentuk regulasi penugasan klinik melalui
panitia kredensial perawat yang didelegasikan melalui komite keperawatan
Rumah Sakit. Komite Keperawatan membuat rincian kewenangan klinik
yang nantinya akan diisi oleh setiap petugas perawat (Perawat).

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Panduan ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi
keselamatan pasien melalui mekanisme kredensial. Tenaga
Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten
Gianyar.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re-kredensial
bagi tenaga Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Kabupaten Gianyar.
b. Menjadikan panduan bagi komite Keperawatan untuk menyusun
jenis – jenis kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap
Perawat yang melakukan tindakan medis / Keperawatan di
Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar
c. Memberikan panduan bagi Direktur Rumah Sakit untuk
menerbitkan kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap
Perawat untuk melakukan tindakan medis / Keperawatan di
Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar.
d. Meningkatan profesionalisme dan akuntabilitas tenaga
Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten
Gianyar.
e. Meningkatkan reputasi dan kredibilitas perawat dan institusi
Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar
dihadapan pasien, dan stake holder Rumah Sakit lainnya.
B. KONSEP DASAR KREDENSIAL PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SANJIWANI KABUPATEN GIANYAR

Salah satu upaya Rumah Sakit dalam menjalankan tugas dan


tanggungjawabnya untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah
dengan menjaga standar profesi dan kompetensi para perawat yang
melakukan tindakan medis dan / Keperawatan terhadap pasien di
Rumah Sakit.
Upaya ini dilakukan melalui uji kredensialing tenaga keperawatan, yang
bertujuan untuk mengatur agar setiap tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh tenaga perawat yang
benar – benar kompeten. Persyaratan kompetensi ini meliputi dua
komponen yaitu Komponen kompetensi keprofesian yang terdiri dari
pengetahuan, ketrampilan dan perilaku professional ; dan Komponen
kesehatan yang meliputi kesehatan fisik dan mental.
Walaupun seorang perawat telah mendapatkan pendidikan selama
kuliah, namun Rumah Sakit wajib melakukan verifikasi kembali
kompetensi seseorang untuk melakukan tindakan keperawatan dalam
lingkup spesialisasi tersebut, hal ini dikenal dengan istilah
kredensialing. Proses kredensialing ini dilakukan dengan dua alasan
utama: Alasan pertama, banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi
setelah seseorang mendapatkan pendidikan. Perkembangan ilmu
dibidang keperawatan untuk suatu tindakan medis dan / Keperawatan
tertentu sangat pesat, sehingga kompetensi yang diperoleh dapat
berubah sewaktu waktu, bahkan dapat dianggap sebagai tindakan yang
tidak aman bagi pasien. Alasan kedua, kesehatan seseorang dapat saja
menurun akibat penyakit tertentu atau bertambahnya usia sehingga
mengurangi keamanan tindakan medis yang dilakukan. Kompetensi fisik
dan mental dinilai melalui uji kelayakan kesehatan baik fisik maupun
mental.
Tindakan verifikasi kompetensi profesi tenaga keperawatan tersebut
oleh Rumah Sakit disebut sebagai mekanisme Re-kredensialing, dan hal
ini dilakukan demi keselamatan pasien. Tindakan verifikasi kompetensi
ini juga dilakukan pada profesi lain untuk keamanan kliennya. Misalnya
kompetensi profesi penerbang (pilot) yang senantiasa diperiksa secara
teratur dalam periode tertentu oleh perusahaan penerbangan. Setelah
seorang Perawat dinyatakan kompeten melalui suatu proses kredensial,
Rumah Sakit menerbitkan suatu ijin bagi yang bersangkutan untuk
melakukan serangkaian tindakan – tindakan medis / keperawatan
tertentu di Rumah Sakit tersebut, hal ini dikenal sebagai kewenangan
klinis (clinical privilege). Tanpa adanya kewenangan klinis (clinical
privilege) tersebut seorang perawat tidak diperkenankan untuk
melakukan tindakan medis dan / Keperawatan di Rumah Sakit tersebut.
Kewenangan klinik ini akan dievaluasi oleh Komite Keperawatan
Fungsional (Sub Komite Kredensial) setiap 3 tahun sekali. Hal ini
diharapkan tenaga keperawatan mampu memperoleh kewenangan klinis
keperawatan yang lebih tinggi / baik.
Setelah perawat mengisi form pengajuan ini, komite keperawatan dan
juga panitia kredensial mengolah untuk kemudian muncul surat
penugasan klinik bagi setiap tenaga keperawatan di Rumah Sakit Umum
Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar dengan mempertimbangkan masa
kerja perawat dan juga kompetensi melalui sub komite kredensial,
Komite Keperawatan fungsional, maka tenaga keperawatan di Rumah
Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar dikategorikan
menjadi 5 kategori yaitu : Jenjang Perawat Klinik 1; Jenjang Perawat
Klinik 2; Jenjang Perawat Klinik 3; Jenjang Perawat Klinik 4; dan
Jenjang Perawat Klinik 5. Kategori ini nantinya akan ditetapkan oleh
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Kabupaten Gianyar.
Sub Komite Kredensial akan dibantu oleh Kelompok Staf
Keperawatan (KSKp) yang dibentuk berdasarkan spesialisasi atau unit
kerja guna memudahkan verifikasi dokumen sebelum pelaksanaan
kredensial keperawatan. Calon asesi akan menuju KSKp terlebih dahulu
sebelum dilakukan assesmen oleh Asesor dari Sub Komite Kredensial.
Kelompok Staf Keperawatan yang terbentuk antara lain :
1. Kelompok Staf Keperawatan (KSKp) Keperawatan Medikal Bedah
2. Kelompok Staf Keperawatan (KSKp) Keperawatan Kritis
3. Kelompok Staf Keperawatan (KSKp) Keperawatan Ginjal Intensif
4. Kelompok Staf Keperawatan (KSKp) Keperawatan Perioperatif
5. Kelompok Staf Keperawatan (KSKp) Keperawatan Anak
6. Kelompok Staf Keperawatan (KSKp) Keperawatan Maternitas /
Kebidanan
7. Kelompok Staf Keperawatan (KSKp) Keperawatan Gigi
C. PERANAN KOMITE KEPERAWATAN FUNGSIONAL DAN SUB KOMITE
KREDENSIAL
Komite keperawatan Fungsional memiliki peran sentral dalam
mekanisme kredensial para perawat karena tugas utamanya menjaga
profesionalisme tenaga perawat dan melindungi pasien Rumah Sakit
untuk hal hal yang berkaitan dengan tindakan medis dan /
keperawatan. Ketua komite Keperawatan Fungsional bekerjasama
dengan sub komite kredensial membentuk panitia khusus yang berguna
menyeleksi dan melakukan proses kredensial dan re-kredensial
terhadap perawat di Rumah Sakit. Evaluasi setiap 3 tahun dilakukan
oleh panitia kredensial untuk mengetahui perkembangan secara skill
maupun attitude seorang perawat. Setiap keputusan yang diambil akan
dilakukan persetujuan langsung oleh Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar.
Lingkup kerja komite keperawatan dan sub komite kredensial ini
langsung dibawah pengawasan direktur. Setiap kegiatan yang dilakukan
harus mendapatkan persetujuan secara tertulis oleh direktur. Harapan
yang ingin dicapai dari panitia ini adalah membantu direktur
mendapatkan tenaga perawat yang professional dan berkualitas prima.
Rumah Sakit melalui Komite Keperawatan Fungsional menerapkan
berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap tenaga
keperawatan. Penetapan dari komite dan disetujui oleh Direktur
menjadikan tenaga keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
Kabupaten Gianyarsecara tertulis mempunyai kewenangan klinis
keperawatan.

D. STANDAR KOMPETENSI PERAWAT


Penetapan kompetensi perawat mengacu pada ketentuan standar
kompetensi perawat Indonesia dari PPNI dan Direktorat Keperawatan
dan Keteknisan Medis. Kompetensi jenjang terbagi dalam lima macam
kompetensi :
1. Kompetensi keperawatan dasar umum
2. Kompetensi keperawatan lanjutan atau kompetensi keperawatan
dasar spesialistik
3. Kompetensi keperawatan spesialistik umum
4. Kompetensi keperawatan spesialistik khusus
5. Kompetensi keperawatan konsultan spesialistik
Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh perawat yaitu 12 kompetensi
dasar yaitu :
a. Menerapkan prinsip etika dalam keperawatan
b. Melakukan komunikasi interpersonal dalam asuhan keperawatan
c. Mewujudkan dan memelihara lingkungan keperawatan yang aman
melalui jaminan kualitas dan manajemen risiko (patient safety)
d. Menerapkan prinsip pengendalian dan pencegahan infeksi yang
diperoleh dari rumah sakit
e. Melakukan tindakan-tinkdakan untuk mencegah cedera pada
klien
f. Memfasilitasi kebutuhan oksigen
g. Memfasilitasi kebutuhan elektrolit dan cairan
h. Mengukur tanda-tanda vital
i. Menganalisis, menginterpretasikan dan mendokumentasikan data
secara akurat
j. Melakukan perawatan luka
k. Memberikan obat dengan aman dan benar
l. Mengelola pemberian darah dengan aman
E. KUALIFIKASI PERAWAT
1. PERAWAT KLINIK I (Novice)
a. Perawat lulusan D III Keperawatan
b. Memiliki pengalaman kerja 2 tahun
c. Perawat lulusan Ners dengan pengalaman kerja 0 tahun
d. Memiliki STR
e. Memiliki sertifikat (penugasan klinis) PK. I
2. PERAWAT KLINIK II (Advance Beginner)
a. Perawat lulusan D III Keperawatan
b. Memiliki pengalaman kerja 5 tahun
c. Perawat lulusan Ners dengan pengalaman kerja 2 tahun
d. Memiliki STR
e. Memiliki sertifikat (penugasan klinis) PK. II
3. PERAWAT KLINIK III (Competent)
a. Perawat lulusan D III Keperawatan
b. Memiliki pengalaman kerja 9 tahun
c. Perawat lulusan Ners dengan pengalaman kerja 6 tahun
d. Ners Spesialis dengan pengalaman kerja 0 tahun
e. Memiliki STR
f. Memiliki sertifikat (penugasan klinis) PK. III
4. PERAWAT KLINIK IV (Proficient)
a. Ners pengalaman kerja 9 tahun
b. Ners spesialis dengan pengalaman kerja 2 tahun
c. Memiliki STR
d. Memiliki sertifikat (penugasan klinis) PK. IV
5. PERAWAT KLINIK V (Expert)
a. Ners spesialis dengan pengalaman kerja 4 tahun
b. Ners spesialis konsultan dengan pengalaman kerja 1 tahun
c. Memiliki STR
d. Memiliki sertifikat (penugasan klinis) PK. V
BAB III
TATA LAKSANA

Proses Kredensial / Re-Kredensial Tenaga Keperawatan


A. Tahap Persiapan :
1. Calon asesi mempersiapkan dokumen sebelum dilakukan
kredensialing tenaga keperawatan antara lain melengkapi : form
permohonan beserta self assesment, buku portofolio keperawatan,
ijazah terakhir, Surat Tanda Registrasi (STR), SIPP (Surat Ijin Praktik
Perawat) serta sertifikat keahlian/terbaru.
2. Calon asesi mengisi formulir permohonan kredensial / re-kredensial
beserta melampirkan bukti seperti nomor 1 yang selanjutnya di
verifikasi kesesuaian dokumen oleh Ketua Kelompok Staf Fungsional
(KSKp) bidang terkait Ketua Kelompok Staf Keperawatan (KSKp)
terkait (KMB, Gawat Darurat, Kep. Kritis, Kep. Ginjal, Perioperatif,
Kep. Anak, Kebidanan, dan Kep. Gigi) dan direkomendasikan untuk
mengikuti tahap pelaksanaan assesmen kompetensi.
3. Melaksanakan pra konsultasi dengan asesor serta melengkapi
formulir konsultasi pra assesmen yang disesuaikan dengan bukti
yang valid, asli, terkini dan memadai, yang selanjutnya diisi penilaian
lanjut oleh Assesor serta validasi kesiapan asesmen dan kontrak
pelaksanaan assesment.
4. Pelaksanaan uji kredensial / re-kredensial tenaga keperawatan oleh
Asesor dilakukan dengan metode uji lisan (wawancara), tertulis, serta
observasi praktik (metode checklist) materi kompetensi.
5. Asesi diberikan umpan balik / masukan dan diinformasikan hasil
penilaian / asesmen kompetensi serta keputusan yang dibuat.
6. Hasil penilaian uji kredensial / re-kredensial tertera dalam formulir
keputusan asesment, yang menyatakan asesi direkomendasikan /
tidak direkomendasikan untuk naik jenjang ke PK selanjutnya.

B. Penetapan Kewenangan Klinik :


1. Mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis
kepada Ketua Komite Keperawatan sesuai Rincian Kewenangan Klinis
dan Buku Putih (White Paper).
2. Mengikuti proses kredensial dengan cara review, verifikasi dan
evaluasi dengan metode lisan, tes tulis dan praktik uji kompetensi
yang dilakukan oleh Assesor dari Sub Bidang Kredensial serta
melibatkan Mitra Bestari yang ditentukan.
3. Seluruh proses kredensial dan hasil rapat penentuan kewenangan
klinis selanjutnya dilaporkan secara tertulis oleh Sub Komite
Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan Fungsional untuk
diteruskan kepada direktur dan dijadikan bahan rekomendasi kepada
Direktur Rumah Sakit.
4. Direktur menerbitkan Surat Penugasan Klinis terhadap perawat /
bidan yang bersangkutan.
5. Surat penugasan kewenangan klinik berlaku selama 3 tahun dan
bisa direvisi jika ada kompetensi klinik baru.
6. Bila terdapat hal yang tidak sesuai dengan kewenangan maka sub
komite kredensial melakukan kajian ulang terhadap kompetensi staf
keperawatan melalui program pembinaan.
7. Rekredensial bisa dilaksanakan setiap saat jika dipandang perlu
terkait dengan adanya dugaan kesalahan tindakan yang
berhubungan dengan kurang kompetennya perawat, bidan dan
tenaga kesehatan lain dalam melaksanakan tugas kompetensinya.
8. Komite Keperawatan Fungsional melakukan monitoring dan evaluasi
proses pelaksanaan jenjang karir perawat secara berkala (setiap
tahun) yang mencakup evaluasi hasil implementasi jenjang karir
profesional perawat yang meliputi : peningkatan kinerja perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan, peningkatan kepuasan kerja
perawat, peningkatan kepuasan klien, dan peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan.
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua proses kredensial dan rekredensial tersimpan dalam file


kepegawaian masing-masing yang berupa Surat Penugasan Klinis dan
Rincian Kewenangan Klinis.

Ditetapkan di Gianyar

pada tanggal 14 Mei 2018

DIREKTUR RSUD SANJIWANI

KABUPATEN GIANYAR,

IDA KOMANG UPEKSA

Anda mungkin juga menyukai