Anda di halaman 1dari 4

NAMA KELOMPOK:

1. Ayu Fadillah (05)


2. Liliyah Yulianing (14)
3. Vanessa Catri (24)
4. Yanuar Rizky (26)
5. Zuan Nun Alea (28)

25. Perhatikan cerpen berikut!


Bagi Hendrik,melindungi orang terdekat adalah sangat penting. Oleh karena itu,
Hendrik selalu berusaha untuk melakukan hal yang baik. Meskipun Hendrik seorang yang
sangat emosional,tetap saja Hendrik hanya manusia biasa yang tidak ingin kehilangan
seseorang yang berarti dalam hidupnya.

Dari kutipan cerpen diatas tokoh Hendrik mempunyai watak....


a. Sombong , pantang menyerah
b. Emosional , peduli sesama
c. Rendah hati , peduli
d. Suka menolong , pantang menyerah

26. Perhatikan cerpen berikut!


Gadis itu ketakutan dalam hati karena dia sama sekali tidak dapat menenun, biarpun
dia hidup seratus tahun dan duduk menenun setiap hari selama hidupnya dari pagi hingga
malam. Ketika dia berada sendirian dia mulai menangis dan duduk selama tiga hari tanpa
menyentuh alat tenun. Pada hari ketiga, Ratu datang dan ketika ia melihat tidak ada satupun
tenunan yang selesai, dia lalu terkejut.

Konflik pada kutipan cerpen tersebut adalah....


a. Gadis yang kerjanya menenun setiap hari
b. Tenunan yang tidak kunjung selesai
c. Gadis yang ketakutan tidak bisa menenun
d. Ratu terkejut melihat tidak ada hasil tenunan

27. Perhatikan cerpen berikut!


“Itulah akibatnya jika kau mengabaikan Ibumu, La,” Paman memarahiku. Aku terus
menundukkan pandangan ke bawah. Tak berani melihat wajah Paman. “Sekarang kalau sudah
begini kau tidak dapat mengikuti ujian kan?” Aku mengangguk pelan tanda menyesal.
“Bajumu semua kotor, buku-buku basah. Datang ke sekolah pun percuma, jam pelajaran
sudah dimulai seja sejam lalu.” Aku menyesal, sungguh menyesal tidak menuruti nasihat Ibu.

Unsur intrinsik yang terdapat pada kutipan teks tersebut adalah..


a. Amanat
b. Tema
c. Latar
d. Tokoh
28. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
Suminah teringat suara anaknya, Titin. “Ibu memang egois apa begitu besar
kesalahan saya, Bu, sampai-sampai Ibu tidak bisa memaafkan saya,” lanjut Titin.
“Titin benar” Suminah membatin. Tetapi, haruskah ada maaf untuk seorang anak
yang tega menyakiti orang tuanya sendiri? Titin terus merajuk. Akhirnya hati
Suminah luluh juga atas rajukan Titin.
Amanat yang tepat untuk cerpen diatas adalah...
a. Minta maaflah kepada orang yang telah kau sakiti, terutama orangtua
b. Janganlah suka merengek
c. Janganlah memaafkan orang yang menyakiti orantuanya sendiri
d. Minta maaflah kepada Sumini

29. Perhatikan kutipan cerpen berikut!


“Bagaimana saya tidak suka mengeluh, apabila saya tidak memiliki makanan?”
katanya, “Pulanglah ke rumahmu,” kata suara itu, “galilah tanah di sudut
pekaranganmu, dan kamu akan menemukan hartakarun di bawah sebuah dahan yang
telah mati.
Ketika penebang kayu mendengar hal ini, dia langsung berlutut di tanah, dan
berkata, “Tuan, siapakah nama tuan? Siapakah tuan yang begitu baik hati?”

Penggambaran watak tokoh Tuan digambarkan secara....


a. Diceritakan langsung pengarang
b. Dialog antar tokoh
c. Perilaku tokoh
d. Diceritakan tokoh lain

30. Perhatikan kutipan cerpen berikut!


Pedagang yang merasa marah kemudian membawa keledainya kembali ke pasar.
Keledai tersebut dimuati dengan keranjang-keranjang yang sangat besar dan berisikan spons.
Ketika mereka kembali tiba di tengah sungai, keledai kembali dengan sengaja menjatuhkan
diri. Namun, saat pedagang tersebut membawanya ke piggir sungai, keledai menjadi sangat
tidak nyaman karena harus denan terpaksa menyeret dirinya pulang ke rumah dengan beban
yang sepuluh kali lipat berat dari sebelumnya. Spons yang dimuatinya menyerap air sungai
dan menambah berat badan.

Kutipan cerpen tersebut termasuk kedalam struktur...


a. Orientasi
b. Komplikasi
c. Resolusi
d. Koda
31. Cermatilah cerpen berikut!
Bayangan Ibu, dengan penampilannya yang tegar berkelebat. Rasanya baru kemarin
aku masih melihatnya berjalan memberi makan ternak-ternak kami sendirian. Melalui padang
rumput yang luas. Mengawasi rumah kecil kami yang hanya berupa noktah dari balik bukit.
Saat semua aktifitas seharian yang menguras kekuatan visiknya beralu. Ibu selalu kelihatan
sangat kuat. Tak hanya kuat, dari mulutnya pun masih kerap terdengar ungkapan-ungkapan
pedas, kususnya yang ditujukan padaku.

Dari kutipan cerpen diatas, kata yang bercetak miring penulisan ejaan yang benar adalah...
a. aktifitas, fisik, khusus
b. aktivitas, fisik, khusus
c. aktivitas, fisik, kusus
d. aktifitas, visik, kusus

32. Perhatikan kutipan cerpen berikut!


Kentongan berbunyi berkali-kali, dan sekali lagi kentongan yang lain bergema,
mengirimkan gelombang suara yang meliputi tanah kosong. Mereka berjalan beriringan.
Sosok-sosok hitam di awal hari yang hitam. Dia atas kepala di langit yang semakin pucat,
bintang-bintang memudar, melenyap dalam cahaya yang bertambah kuat memancar dari
ufuk timur.

Dari kutipan teks cerpen tersebut, kalimat yang ditebalkan merupakan majas...
a.) asosiasi c.) personifikasi
b.) metafora d.) litotes
Uraian:
44. Bacalah kutipan teks cerpen berikut!

Dengan rasa penasaran,aku pergi kerumah sakit terdekat seorang diri. Aku mulai
menceritakan semua keluhanku kepada dokter. Awalnya aku tak percaya dokter
mengatakan aku mengidap penyakit yang mematikan ini,kanker paru-paru. Aku
sangat terpukul saat itu. Seharian penuh,aku merenung diri di kamar dengan tangisan
yang tak henti hentinya. Saat itu,aku merasa semua impianku sirna. Kata
dokter,kemungkinan kecil aku bisa sembuh. Aku sempat putus asa. Aku tak tahu,harus
dengan cara apa aku bisa sembuh dari penyakit ini.
Tiga bulan kemudian,sakitku bertambah parah. Tapi,aku pasrah dengan
keadaanku. Kini,apa yang menimpaku kuserahkan pada Tuhan. Aku masih berharap
bisa sembuh seperti sediakala.

Ubahlah kutipan teks cerpen tersebut dengan menggunakan sudut pandang orang
ke-3
Jawab :
Dengan rasa penasaran, dia pergi kerumah sakit terdekat seorang diri. Dia
mulai menceritakan semua keluhannya kepada dokter. Awalnya ia tak percaya dokter
mengatakan bahwa dia mengidap penyakit yang mematikan ini,kanker paru-paru. Dia
sangat terpukul saat itu. Seharian penuh,dia merenung diri di kamar dengan tangisan
yang tak henti hentinya. Saat itu,dia merasa semua impiannya sirna. Kata
dokter,kemungkinan kecil dia bisa sembuh. Dia sempat putus asa. Dia tak tahu,harus
dengan cara apa dia bisa sembuh dari penyakitnya itu.
Tiga bulan kemudian,sakitnya bertambah parah. Tapi,dia pasrah dengan
keadaanya. Kini,apa yang menimpanya diserahkan pada Tuhan. Dia masih berharap
bisa sembuh seperti sedia kala.

Anda mungkin juga menyukai