Anda di halaman 1dari 23

KULIAH-03

TEMBUS DI GAS
TEKNIK TEGANGAN TINGGI
Semester V/3 sks

Pengampu :
ASEP ANDANG, M.T.
MUHAMMAD ARIS RISNANDAR, M.T.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SILIWANGI
2019
PENGAMPU MATA KULIAH

Biodata:

ASEP ANDANG, M.T.


23 Agustus 1976
Email : asepandang@unsil.ac.id

Riwayat Pendidikan:

S1 Teknik Elektro – Universitas Siliwangi (2000)


S2 Teknik Elektro – ITB (2006)
PENGAMPU MATA KULIAH

Biodata:

MUHAMMAD ARIS RISNANDAR


Ciamis, 10 April 1988
Alamat : Lingk. Rancapetir No. 156 RT 04/28 Ciamis
No. Kontak : 081323472737
Email : aris_elektro@unsil.ac.id

Riwayat Pendidikan:

S1 Pendidikan Teknik Elektro - UPI (2013)


S2 Teknik Elektro – ITB (2015)
TUJUAN PERKULIAHAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan kondisi-kondisi medium
pada keadaan tegangan tinggi;
2. Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai macam kondisi
tembus;
3. Mahasiswa mampu menunjukkan cara pembangkitan,
pengukuran, dan pengujian tegangan tinggi;
4. Mahasiswa mampu menganalisa cara kerja peralatan
tegangan tinggi.
MATERI KULIAH
Pertemuan 1 :Pendahuluan
Pertemuan 2 – 4 :Tembus di gas
Pertemuan 5 :Tembus di cair
Pertemuan 6&7 :Tembus di padat
Pertemuan 8 :UTS
Pertemuan 9 – 11 :Pembangkitan dan pengukuran tegangan
tinggi
Pertemuan 12 : Pengujian tidak merusak
Pertemuan 13 – 15 : Peralatan tegangan tinggi
Pertemuan 16 : UAS
REFERENSI

1. Kuffel, E. Abdullah, M; “High Voltage Engineering” , Pergamon


Press London, 1970
2. MS Naidu, V Kamaraju,. “High Voltage Engineering, Tata
McGraw-Hill, New Delhi, 1995.
3. Kuffel et al., High Voltage Engineering Fundamentals,
Butterworth-Heinemann, Oxford, 2000
4. Kind, Dieter., Pengantar Teknik Eksperimental Tegangan
Tinggi, Penerbit ITB, Bandung, 1993.
5. Syamsir Abduh., Teknik Tegangan Tinggi., Salemba Teknik,
Jakarta, 2001.
6. Bonggas L Tobing., Peralatan Tegangan Tinggi, Gramedia,
jakarta, 2003.
7. Mazen Abdel-salam et al., High-Voltage Engineering,
Theory and Practice, 2nd ed., Marcel Dekker, New York,
2000. (anjuran)
Referensi dapat diunduh di: diajarsetrum.wordpress.com
PENILAIAN
− Kehadiran Huruf Angka
Nilai
− Tugas (30%) Mutu Mutu
− UTS (35%) 80 – 100 A 4
− UAS (35%) 67 – 79 B 3.00
− Praktikum 55 – 66 C 2.00
Kehadiran minimum 75%
Keterlambatan maksimum 15 menit
45 – 54 D 1.00
<45 E 0
*kurikulum Teknik Elektro 2016-2021

Tugas menggunakan aplikasi google classroom


(first name: NPM, last name: nama lengkap)
INTRODUCTION
MATERI PERKULIAHAN
1. Persamaan Kenaikan Arus Townsend;
2. Mekanisme Kegagalan Toensend;
3. Percobaan dalam Menentukan Nilai Koefisien 𝛼 & 𝛾;
4. Kegagalan pada Gas Elektronegatif;
5. Keterlambatan Waktu Untuk Breakdown.
Review…
KORONA
Besarnya kehilangan daya yang diakibatkan oleh korona:

244 𝑟 2
𝑃𝐶 = 𝑓 + 25 𝑉 − 𝑉𝑑 × 10−5 𝑘𝑊/𝑘𝑚/𝑝ℎ𝑎𝑠𝑒
𝛿 𝐷
Dimana:
𝛿= faktor kerapatan udara; 𝑓= frekuensi (Hz); 𝑟= jari-jari kawat (cm); 𝐷= jarak antar
kawat (cm); 𝑉= tegangan f-n (kV rms); 𝑉𝑑 = tegangan disruptif kritis.

0.392𝑏
𝛿=
273 + 𝑇
Dimana:
𝑏= tekanan udara; 𝑇= temperatur
Review…
KORONA
Tegangan disruptif kritis didefinisikan sebagai tegangan dimana kerusakan dielektrik
terjadi dengan sempurna. Tegangan ini dipengaruhi oleh gradient pada permukaan
penghantar yang besarnya sama dengan kuat medan tembus dari udara.
Kuat medan tembus ini biasanya di notasikan dengan 𝐸𝑚. 𝐸𝑚 pada kondisi standar
yaitu pada tekanan udara 76 cmHg dan suhu 25 °C adalah 21,1 kV rms/cm.
𝐷
𝑉𝑑 = 𝐸𝑚 ∙ 𝑚0 ∙ 𝛿 ∙ 𝑟 ∙ ln
𝑟
Dengan:
𝑉𝑑 = tegangan kritis disruptif f-n (kV rms)
𝐸𝑚 = kuat medan di permukaan penghantar (21.1 cuaca baik; 16.9 cuaca basah)
𝑚0 = factor ketidakteraturan terjadinya korona (1 untuk konduktor silinder solid dengan
permukaan mulus; 0.93-0.98 untuk kawat pejal silinder; 0.70 -0.75 untuk konduktor pilin
(stranded); 0.80-0.85 untuk korona tampak umum pada kondisi kawat stranded);
𝛿= factor kerapatan udara;
𝑟= jari-jari konduktor; 𝐷= jarak antar fasa.
Review…
Ionisasi Karena Benturan Elektron
Jika energi ( 𝜀 ) meningkat selama dalam pergerakan tumbukan melebihi potensial
ionisasi, (𝑉𝑖 ), yang mana energi hanya menghendaki untuk mengeluarkan elektron dari
kulit atom, maka ionisasi dapat terjadi. Proses ini dapat digambarkan sebagai :

𝜀 > 𝑉𝑖
𝑒− + 𝐴 𝑒 − + 𝐴+ + 𝑒 −

Dimana A adalah atom, A+ adalah ion positif dan e- adalah elektron.
Review…
Ionisasi Karena Cahaya (Fotoionisasi)
Fenomena penggabungan oleh karena radiasi atau fotoionisasi melibatkan interaksi
antara zat yang teradiasi.
Proses radiasi yang dapat diserap oleh atom atau molekul adalah :
1. Eksistansi atom yang menuju ke tingkatan energi yang lebih besar.
2. Penyerapan yang berlanjut oleh eksitasi langsung pada atom atau disosiasi
(pemisahan diri) pada molekul diatomik atau ionisasi langsung.

Proses bolak-balik terjadi pada saat atom menyerap radiasi. Proses ini dapat dituliskan
sebagai: 𝒉𝒗 + 𝑨 ⇌ 𝑨+

dan ionisasi terjadi pada saat : 𝜆 ≤ 𝐶 ∙ , dimana:
𝑉𝑖

ℎ= konstanta Planck; 𝐶= kecepatan cahaya; 𝜆= panjang gelombang radiasi; 𝑉𝑖 = energi


ionisasi atom
𝜆 ≤ 1.27/𝑉𝑖 × 10−6
Dimana 𝑉 dalam elektron volt (eV)
Review…
Ionisasi Karena Panas (Ionisasi Termal)
Pada prinsipnya proses ionisasi karena panas (termal) tidak berbeda dengan proses
ionisasi karena benturan dan cahaya. Proses ini dituliskan sebagai :
𝑼𝒊 𝑻 + 𝑨 ⇌ 𝑨+ + 𝒆−
Dimana :
Ui (T) = energi panas; A = molekul atau atom gas mula-mula; A+ = molekul atau atom
yang bebas 1 elektronnya e-= elektron yang dibebaskan oleh proses ionisasi

Pada umumnya istilah ionisasi termal mencakup hal-hal sbb :


1. Ionisasi terjadi karena benturan antara molekul-molekul atau atom gas yang
bergerak dengan kecepatan tinggi akibat suhu yang tinggi.
2. Ionisasi karena radiasi panas.

Ionisasi adalah sumber ionisasi utama pada api (flames) dan busur api bertekanan
tinggi.
Mekanisme Townsend (Pendahuluan)

• Mekanisme ini berlaku pada jarak sela


elektroda yang kecil, atau kira-kira p.s ≤10
bar mm.
• Arus yang dihasilkan oleh peristiwa tembus
hanya merupakan hasil dari proses ionisasi.
• Elektron mula dihasilkan oleh ionisasi
eksternal (UV, sinar kosmik, thermal, emisi
medan listrik pada permukaan elektroda, dll).
• Elektron mula akan mengionisasi molekul-
molekul gas sehingga menghasilkan elektron
avalans (kumpulan elektron dan ion positif).
• Elektron avalans akan terbentuk dari katoda
ke anoda sehingga menyebabkan tembus.
Teori Townsend

Penjelasan Gambar:
a) Karena massa ion positif lebih besar daripada massa electron, maka ion positif
bergerak lebih lambat daripada electron sehingga terbentuk gugus muatan
(avalanche);
b) Jika ionisasi benturan masih terus berlangsung, maka ion-ion positif pada gugus
muatan ini semakin banyak dan electron semakin berkurang karena sudah
bergabung dengan anoda;
c) Akhirnya tersisa gugus ion positif yang menghubungkan katoda dengan anoda;
d) Ketika ion-ion positif membentur katoda, katoda mengemisikan electron-electron
bebas baru. Elektron-electron bebas hasil emisi mengadakan ionisasi-ionisasi
benturan baru, sehingga terbentuk gugus-gugus muatan baru.
A. Persamaan Kenaikan Arus Townsend

Pada saat suatu elektron bertumbukkan dengan partikel netral, ion positif dan elektron
terbentuk, (𝛼) dikenal sebagai jumlah elektron yang dihasilkan didalam jalur sebuah
elektron yang bergerak sepanjang 1 cm searah dengan medan 𝛼 bergantung pada
tekanan gas P dan E/P, yang dikenal sebagai Koefisien kesatu ionisasi Townsend. Pada
jarak 𝑥 dari katoda, maka jumlah elektron adalah 𝑛𝑥

Dan ini bergerak menuju jarak yang lebih jauh, sehingga 𝑑𝑥 memberikan kenaikan
elektron (𝛼𝑛𝑥 𝑑𝑥 ).
Untuk rata-rata arus dalam celah, jumlahnya sama dengan elektron yang bergerak per
detik, yaitu:
𝐼 = 𝐼0 𝑒 𝛼𝑑
Dimana :
𝐼0 adalah arus awal di katoda
B. Mekanisme Kegagalan Townsend

Pada jarak antara elektroda 𝑑 yang semakin besar, angka persamaan mendekati nol.
Dan pada saat jarak kritis 𝑑 = 𝑑𝑠 , maka:
1 − 𝛾 exp 𝛼𝑑 − 1 = 0
Untuk harga 𝑑 < 𝑑𝑠 , 𝐼 dianggap sama dengan 𝐼0 dan jika sumber supply eksternal 𝐼0
dipindahkan, maka 𝐼 akan menjadi nol. Jika 𝑑 = 𝑑𝑠 , 1 → 𝛼 dan arus hanya dibatasi oleh
tahanan dari power supply rangkaian luar. Maka kondisi ini disebut mekanisme
kegagalan Townsend. Mekanisme ini dapat dituliskan sebagai :
𝛾 exp 𝛼𝑑 − 1 = 1
Umumnya, nilai exp 𝛼𝑑 adalah besar dan karenanya persamaan diatas direduksi
menjadi :
𝛾 exp 𝛼𝑑 = 1
Mekanisme Townsend menjelaskan tentang fenomena kegagalan yang hanya terjadi
pada tekanan yang rendah. Sesuai untuk 𝑝 × 𝑑 (tekanan udara x lebar celah) bernilai
1000 torr-cm ke bawah.
C. Percobaan dalam Menentukan Nilai Koefisien 𝜶 dan 𝜸

Elektroda tegangan tinggi dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi D.C yang
memiliki besaran (antara 2 – 10 kVA). Sedangkan elektroda tegangan rendah terdiri atas
sebuah elektroda pokok dan sebuah elektroda pelindung.
Elektroda pokok dihubungkan dengan tanah (ground) melalui tahanan tinggi pada
amplifier electrometer yang memiliki input tahanan sebesar 109 − 1013 Ω.
Amplifier electrometer dapat mengukur arus dengan batas antara 10−14 − 10−8 𝐴.
C. Percobaan dalam Menentukan Nilai Koefisien 𝜶 dan 𝜸

Kurva peningkatan kuat arus pada pelepasan muatan Townsend.


D. Kegagalan pada Gas Elektronegatif

salah satu proses yang berpengaruh besar dalam kegagalan dalam gas adalah
penggabungan elektron, dimana elektron-elektron bebas dapat melekat pada atom
netral atau molekul dan akan membentuk ion negatif. Karena ion negatif dan ion positif
yang terlalu banyak jumlahnya karena benturan/tumbukan, maka penggabungan dapat
diwakilkan oleh pergerakan efektif elektron yang akan menyebabkan kenaikan arus dan
kegagalan terjadi pada tegangan yang rendah
Proses pertemuan dan penggabungan gas yang sering dijumpai adalah :
1. Penggabungan secara langsung, dimana electron langsung dapat melekat dan
membentuk ion negatif. (𝐴𝐵 + 𝑒 → 𝐴𝐵 − )
2. Penggabungan secara disosiasi, dimana molekul gas terbagi dua kedalam unsur
pokok atom-atomnya dan atom elektronegatif terbentuk menjadi ion negatif. (𝐴𝐵 +
𝑒 → 𝐴 + 𝐵−)
E. Keterlambatan Waktu Untuk Breakdown

Pada bagian sebelumnnya, mekanisme dari kegagalan percikan dianggap sebagai


fungsi dari proses ionisasi pada kondisi lapangan seragam. Tapi pada prakteknya,
breakdown yang terjadi disebabkan oleh berubahnya tegangan (tegangan impuls). Ada
perbedaan waktu antara penerapan dari tegangan yang cukup untuk menyebabkan
breakdown dan kemunculan breakdown itu sendiri. Perbedaan waktu ini disebut
keterlambatan waktu atau time lag
TERIMA KASIH

MATERI DAN TUGAS DAPAT DIUNDUH DI:


diajarsetrum.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai