Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MATA KULIAH KONSEP

TEKNOLOGI
“SARUNG TANGAN ENABLE TALK UNTUK TUNA WICARA
DAN TUNA RUNGU”

Disusun Oleh:

REGI MALDANI RAMADAN 05.2018.1.01175


ADETYA ILHAM ROZALDI 05.2017.1.01159
HANDIKA PANJI RAMASETYA 01.2017.1.90695

Dosen Pengajar :

BPK. MISBAHUL MUNIR, ST, MT.

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA


Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jalan Arif Rahman Hakim No 100 Surabaya
Telp. 031 5997244

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb,,

Segala puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah juga nikmat
kesehatan pada kami semua untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar di
tengah kesibukan menuju ujian tengah semester. Tidak lupa Sholawat serta salam kami
haturkan untuk nabi Muhammad SAW yang telah mengajak, menuntun, membina kita semua
dari jaman yang gelap menuju jalan yang terang benderang penuh akan Rahmat dan ilmu
pengetahuan yang semakin berkembang kearah yang positif.
Makalah ini akan berisi mengenai perkembangan dunia teknologi, penemuan,
terobosan baru yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi para penderita Tuna wicara dan
tuna rungu di seluruh dunia nantinya. Semakin banyak pembaca makalah ini diharapkan
semakin dapat menyebarluaskan konsep penemuan ini supaya lebih mudah dijangkau oleh
para penyandang tuna wicara dan tuna rungu di seluruh dunia khususnya di Indonesia
Realita pada kehidupan saat ini adalah para penderita Tuna wicara dan tuna rungu
sangat dikesampingkan dikarenakan dianggap kurang ‘vokal’ di dalam suatu kompleks
pemecahan permasalahan kehidupan. Banyak orang menganggap remeh mereka yg
merupakan tuna wicara dan tuna rungu dikarenakan mayoritas orang-orang masih tidak
paham dengan bahasa-bahasa isyarat yang diutarakan oleh tuna wicara dan tuna rungu.
Demikian singkat kata dari kami para penulis makalah ini. Besar harapan dari kami
agar makalah ini dapat menjadi bahan acuan dan pembelajaran bagi kita semua untuk saling
menghargai satu sama lain khususnya dalam makalah ini adalah kepada para penyandang tuna
wicara dan tuna rungu. Karena telah ditemukan suatu alat baru yang akan memudahkan
mereka, yang akan kita bahas lebih lanjut tentang alat tersebut dalam makalah ini. Kami juga
mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak kekurangan terkait kata kata, isi juga
referensi. Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamualaikum Wr, Wb,,

Surabaya, 17 April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………. 1
Kata Pengantar…………………………………………………………………………… 2
Daftar Isi………………………………………………………………………………...… 3
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang…………………………………………………………………...… 4
Tujuan ……...……………………………………………………………………… 5
Batasan ……...……………………………………………………………………... 5
BAB II Pembahasan
Tuna wicara dan tuna rungu……...………………………………………………… 6
Sarung Tangan Enable Talk……………………………………………………...…9
Kelebihan ..……………………………………………………………………….... 10
Kekurangan……………………………………………………………………….... 10
BAB III Daftar Pustaka
Lampiran Foto

3
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Berbicara merupakan buah dari hasil pemikiran manusia untuk saling memberikan
informasi antara manusia satu dengan manusia yang lainnya dengan cara mengeluarkan suara
menggunakan anggota tubuh berupa mulut, lidah dan juga tenggorokan. Suara tersebut
membentuk suatu kata yang kemudian menjadi kalimat yang memiliki arti dan disepakati
bersama oleh sesame pengguna kata tersebut di dalam suatu bahasa pada suatu daerah.
Manusia mengembangkan rangkaian kosa kata dari masa ke masa hingga masa modern saat
ini dimana banyak sekali telah kita ketahui kata kata baru bermunculan seiring dengan
berkembangnya teknologi yang dikembangkan pula oleh manusia.
Manusia sejak awal diciptakan telah berkomunikasi, saling berinteraksi satu sama lain
menggunakan bahasa yang berbeda-beda dan diutarakan dengan cara berbicara baik secara
‘vokal’ atau bersuara, maupun dengan cara tertulis. Manusia terbiasa dengan segala kelebihan
akalnya dan kemampuannya dalam berkomunikasi dibanding makhluk-makhluk yang lainnya.
Mari kita sejenak membayangkan bagaimana yang terjadi apabila manusia memiliki
kekurangan seperti yang tersebut di atas, yaitu kemampuan dalam berbicara dan kemampuan
dalam menuangkannya dalam bentuk suara maupun tulisan. Tentunya manusia tersebut akan
kehilangan kesempatan yang teramat luas bagi dirinya untuk berkembang dan mengikuti
persaingan dalam perkembangan di bidang teknologi khususnya.
Manusia menjadi tidak berdaya dalam era global yang semakin sengit karena
kehilangan kemampuan dalam berbicara. Beruntungnya saat ini telah ditemukan suatu alat
yang sangat membantu bagi penderita Tuna Rungu dan Tuna Wicara. Dengan alat tersebut
penggunanya akan memiliki kemampuan untuk ‘bersuara’ dan mengekspresikan pendapatnya
dengan bantuan alat yang akan kami sebut dalam makalah ini yaitu ‘enable talk’.

Tujuan Makalah
Adapun Tujuan dari Makalah yang kami susun di tengah kesibukan kami menghadapi
Ujian tengah semester ini adalah kami ingin membantu, minimal menunjukkan bahwasanya
ada suatu alat yang dapat membantu para tuna rungu dan tuna wicara dalam berbicara. Yaitu
suatu alat yang kami sebut sebagai ‘enable talk’. Harapan bagi kami adalah mereka yang
memiliki keterbatasan akan memiliki semangat kembali untuk meraih cita cita dan
memperoleh posisi yang diinginkan pada cerita cerita hidup yang akan dikemukakan pada

4
khalayak manusia lainnya. Sehingga mereka dapat ‘bersuara’ sama seperti manusia pada
umumnya.

Rumusan Masalah
Adapun makalah ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana manusia berbicara pada umumnya?
2. Bagaimana Tuna Rungu dan Tuna Wicara berkomunikasi saat ini?
3. Apa alat pembantu yang disebut sarung tangan ‘enable talk’ tersebut?
4. Apa kelebihan dan kekurangan sarung tangan ‘enable talk’?

Batasan Makalah
Makalah yang telah kami susun memiliki Batasan Sebagai Berikut :
1. Makalah hanya membahas pada lingkup ‘berbicara’ sehari-hari secara normal manusia
pada umumnya.
2. Makalah ini hanya membahas satu alat pembantu yang disebut sarung tangan ‘enable
talk’.

5
BAB II
PEMBAHASAN

Tuna Wicara dan Tuna Rungu


Menurut hasil penelusuran yang kami lakukan, kami mendapati arti dari kata tuna
wicara adalah bisu, atau gangguan bicara, merupakan ketidakmampuan seseorang untuk
berbicara. Bisu disebabkan oleh gangguan pada organ organ yang berkaitan dalam hal
bagaimana manusia dapat mengeluarkan suara. Organ tersebut seperti tenggorokan, pita suara,
paru paru, mulut, dan lidah. Bayi yang terlahir dalam keadaan bisu biasanya juga menderita
ketulian.
Tuna wicara atau bisu dapat terjadi akibat factor genetika, keterlambatan
perkembangan dalam pembelajaran perbendaharaan bahasa, kerusakan pada system saraf dan
struktur otot. Kekurangan dalam melakukan control gerak juga dapat mengakibatkan
keterbatasan dalam berbicara. Penyebab lainnya adalah cacat intelektual atau biasa disebut
autisme. Seseorang terlahir dalam keadaan bisu atau menjadi bisu di kemudian hari dapat
disebabkan karena penyakit.
Data dari badan kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa satu dari seribu bayi
yang lahir mengalami bisu. Dan hampir dari 50 persennya terjadi dikarenakan factor
keturunan atau perkawinan yang masih dalam satu kerabat atau dekat. Penyebab lainnya
adalah dikarenakan adanya trauma atau cedera pada daerah broca di bagian otak manusia.
Berikut ini ciri-ciri penderita kebisuan :
1. Berbicara keras dan tidak jelas
2. Suka melihat gerak bibir atau gerak tubuh lawan bicaranya.
3. Telinga mengeluarkan cairan
4. Menggunakan alat bantu dengar
5. Menderita penyakit organ yg berfungsi untuk berbicara seperti bibir sumbing dll
6. Cadel
7. Terkadang terkesan pendiam
Tidak semua penderita penderita yang menderita kondisi tuna wicara mengekspresikan
gejala yang sesuai dengan kondisi tersebut di atas. Beberapa dari mereka menunjukkan gejala
berdiri tak sejalan dengan pergerakan aturan social setempat. Dan sangat mengurangi
komunikasi dengan khalayak sekitarnya. Bahkan mereka akan mengalami kecemasan
dikarenakan berada dalam situasi dimana sesuatu yang diharapkan dari mereka atau ketika
beberapa orang berada di daerah dimana mereka dihadapkan oleh banyak pertanyaan. Hal itu
bias disebut sebagai Bisu Kolektif atau Selektif, yaitu kondisi dimana seorang penderita yang
6
biasanya fasih bicara tiba tiba tidak mau berbicara pada kondisi tertentu. Dalam ilmu
psikologi penderita tersebut juga mengalami suatu penyakit gangguan kecemasan akut yang
bersifat situasional.
Sedangkan Tuna Rungu merupakan gangguan pada pendengaran sehingga tidak dapat
mendengar bunyi dengan sempurna atau bahkan tidak dapat mendengar sama sekali. Tetapi
dipercayai bahwa tidak ada satupun manusia yang tidak bias mendengar sama sekali.
Walaupun sangat sedikit, masih ada sisa-sisa pendengaran yang masih yang masih bias
dioptimalkan oleh penyandang tuna rungu . Menurut sebuah pakar, Sutjihati Somantri
mengemukakan bahwasanya seseorang yang tidak atau kurang mampu dalam mendengar
suara dikatakan sebagai tuna rungu. Ketunarunguan dibagi menjadi dua kategori, yaitu tuli
(deaf) atau kurang dengar (hard of hearing). Tuli adalah seseorang yang indera
pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengarannya tidak
berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah seseorang yang indera pendengarannya
mengalami kerusakan, namun masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun
tanpa menggunakan suatu alat bantu pendengaran (hearing aids).
Karakteristik penderita tunarungu dari segi fisik tidak memiliki karakteristik yang
khas, karena secara fisik penderita tunarungu tidak mengalami gangguan yang terlihat.
Sebagai dampak ketunarunguannya, penderita tunarungu memiliki karakteristik yang khas
dari segi yang berbeda. Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1995: 35-39)
mendeskripsikan karakteristik ketunarunguan dilihat dari segi:intelegensi,bahasa dan bicara,
emosi, dan sosial.
a.Karakteristik dari segi intelegensi
Intelegensi penderita tunarungu tidak berbeda dengan penderita normal yaitu tinggi,
rata-rata dan rendah. Pada umumnya penderita tunarungu memiliki entelegensi normal dan
rata-rata. Prestasi penderita tunarungu seringkali lebih rendah daripada prestasi penderita
normal karena dipengaruhi oleh kemampuan penderita tunarungu dalam mengerti pelajaran
yang diverbalkan. Namun untuk pelajaran yang tidak diverbalkan, penderita tunarungu
memiliki perkembangan yang sama cepatnya dengan penderita normal. Prestasi penderita
tunarungu yang rendah bukan disebabkan karena intelegensinya rendah namun
karenapenderita tunarungu tidak dapat memaksimalkan intelegensi yang dimiliki. Aspek
intelegensi yang bersumber pada verbal seringkali rendah, cepat.
b.Karakteristik dari segibahasa dan bicara
Kemampuan penderita tunarungu dalam berbahasa dan berbicara berbeda dengan
manusia normal pada umumnya karena kemampuan tersebut sangat erat kaitannya dengan
kemampuan mendengar. Karena penderita tunarungu tidak bisa mendengar bahasa, maka
7
penderita tunarungu mengalami hambatan dalam berkomunikasi. Bahasa merupakan alat dan
sarana utama seseorang dalam berkomunikasi. Alat komunikasi terdiri dan membaca, menulis
dan berbicara, sehingga penderita tunarungu akan tertinggal dalam tiga aspek penting ini.
Penderita tunarungu memerlukan penanganan khusus dan lingkungan berbahasa intensif yang
dapat meningkatkan kemampuan berbahasanya. Kemampuan berbicara penderita tunarungu
juga dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh penderita tunarungu.
Kemampuan berbicara pada penderitatunarungu akan berkembang dengan sendirinya namun
memerlukan upaya terus menerus serta latihan dan bimbingan secara profesional. Dengan
cara yang demikianpun banyak dari mereka yang belum bisa berbicara seperti penderita
normal baik suara, irama dan tekanan suara terdengar monoton berbeda dengan penderita
normal.
c.Karakteristik dari segi emosi dan social
Ketunarunguan dapat menyebabkan keterasingan dengan lingkungan. Keterasingan
tersebut akan menimbulkan beberapa efek negative seperti: egosentrisme yang melebihi
penderita normal, mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas,
ketergantungan terhadap orang lain, perhatian mereka lebih sukar dialihkan, umumnya
memiliki

Bagaimana Manusia Berbicara pada Umumnya

Manusia memiliki indera yang berperan dalam hal bagaimana manusia dapat
mengeluarkan suara. Diantara organ yang merupakan bagian dari indera tersebut adalah
Tenggorokan, rongga mulut, paru paru, pita suara juga system saraf yang menstransmisikan
apa yg kita lihat dan kita dengar menuju bagian Brocka pada otak manusia. Melalui perintah
pada bagian otak ini pula pengendalian motoric di perintahkan sehingga menggerakkan
bagian bagian indera tadi untuk bekerja membentuk suatu bunyi yang muncul membentuk
kumpulan kata kata yang biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya.

Tingkat kemampuan motoric dan organ-organ dalam kemampuan berbicara manusia


berbeda-beda antara yg satu dengan yg lainnya. Dengan demikian mengapa ada manusia
manusia yang dapat berbicara sangat lancar hingga menjadi public speaking, ada pula
manusia yg memiliki kemampuan berbicara yg kurang baik, terbata bata atau yg biasanya
kami sebut sebagai gagap. Gagap dapat disebabkan trauma psikis adapula yg disebabkan oleh
keterbatasan kemampuan motoric manusia dalam hal berbicara.

8
Bagaimana Tuna Rungu dan Tuna Wicara dapat berbicara

Para penderita Tuna Rungu dan Tuna wicara saat ini berkomunikasi dengan cara
bahasa isyarat. Bahasa Isyarat adalah bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa
tubuh, dan gerak bibir, bukannya suara, untuk berkomunikasi. Orang tuli adalah kelompok
utama yang menggunakan bahasa ini, biasanya dengan mengkombinasikan bentuk tangan,
orientasi dan gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta ekspresi wajah untuk mengungkapkan
pikiran mereka.

Bertentangan dengan pendapat banyak orang, pada kenyataannya belum ada bahasa
isyarat internasional yang sukses diterapkan. Bahasa isyarat unik dalam jenisnya di setiap
negara. Bahasa isyarat bisa saja berbeda di negara-negara yang berbahasa sama. Contohnya,
Amerika Serikat dan Inggris meskipun memiliki bahasa tertulis yang sama, mereka memiliki
bahasa isyarat yang sama sekali berbeda (American Sign Language dan British Sign
Language). Hal yang sebaliknya juga berlaku. Ada negara-negara yang memiliki bahasa
tertulis yang berbeda (contoh: Inggris dengan Spanyol), tetapi menggunakan bahasa isyarat
yang sama.

Untuk Indonesia, ada bahasa isyarat yaitu Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) yang
pengembangannya didukung oleh salah satu lembaga donatur dari Jepang yang melibatkan
Chinese University of Hong Kong dan Universitas Indonesia. Untuk Sistem Isyarat Bahasa
Indonesia (SIBI) merupakan sistem isyarat (bukan bahasa isyarat) yang dibuat oleh orang-
orang dengar tanpa melibatkan orang tuli dalam pendidikan pendidikan luar biasa.

Sarung Tangan Enable Talk

Telah ditemukannya sarung tangan enable talk oleh 3 orang pelajar dari Ukraina,
Anton Stepanov, Anton Posternikov dan Maxim Osika, menciptakan sebuah sarung tangan
yang dapat mengubah gerak tangan menjadi suara. Sarung tangan yang dilengkapi dengan
sensor dan aplikasi penerjemah gesture tersebut menyabet gelar pertama di Microsoft Imagine
Cup 2012, Sydney, Australia. Sarung tangan yang dinamakan Enable Talk ini berfungsi untuk
membantu orang bisu, tuli atau bisu tuli agar dapat berkomunikasi dengan orang lain yang
tidak mengerti bahasa isyarat.

9
Menurut penemunya, sarung tangan tersebut sangat fleksibel, mudah digunakan dan
baterai yang digunakannya tahan lama. Di sekeliling sarung tangan tersebut terdapat 15 sensor
yang dapat terhubung dengan smartphone atau perangkat sejenis melalui Bluetooth. Anton
Stepanov, Anton Posternikov, dan Maxim Osika menggunakan Microsoft Speech dan Bing
API untuk menciptakan aplikasi agar dapat menerjemahkan bahasa isyarat dari sarung tangan
tersebut. Sayangnya, prototype tersebut baru dapat berfungsi dan terhubung dengan perangkat
yang berbasis Windows Phone saja.

Sampai sekarang di seluruh dunia terdapat kurang lebih 275 orang yang mempunyai
keterbelakangan fisik untuk mendengar atau berbicara. Oleh karenanya, inovasi ketiga orang
ini dapat membantu mereka agar dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa kesulitan.
Dunia menjadi lebih mengerti dan mengenal maksud mereka lebih jelas karena dapat
mengeluarkan suara yang merupakan hal familiar bagi orang orang untuk bagaimana mereka
akan berkomunikasi satu sama lain.

Kelebihan Sarung Tangan Enable Talk

Kelebihan dari penggunaan sarung tangan enable talk ini adalah

1. Para penderita tuna rungu dan tuna wicara akan lebih mudah menyampaikan maksud
dari bahasa isyarat mereka kepada manusia normal karena bahasa isyarat mereka
diterjemahkan menjadi dalam bentuk suara
2. Kesempatan akan lebih terbuka untuk para penderita tuna rungu dan tuna wicara
dalam menghadapi tuntutan perkembangan dunia
3. Para tuna rungu dan tuna wicara kini dapat menjadi pembicara dalam pidato pidato yg
ditonton banyak orang berkat dibantu berbicara dengan alat tersebut.

Kekurangan Sarung Tangan Enable Talk

Adapun kekurangan dari sarung tangan enable talk ini adalah

1. Hanya dapat menerjemahkan bahasa isyarat yang menggunakan tangan.


2. Sarung tangan ini dilengkapi 15 titik microchip canggih, namun setiap orang memiliki
perbedaan tata letak titik syaraf pada tangannya yang memungkinkan beberapa
pergerakan arti bahasa isyarat tidak terbaca optimal.

10
3. Masih sulit untuk ditemui di pasaran karena harga yang mahal dan hanya mampu
terhubung pada perangkat Windows Phone yang memiliki aplikasi Microsoft Speech
dan Bing.
4. Sarung tangan ini memiliki keterbatasan kosa kata bahasa isyarat yang ada di seluruh
dunia. Di dunia ini terdapat bahasa isyarat yg berbeda-beda di setiap Negara ataupun
wilayah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Dwi Andi. 2012. “Sarung Tangan Pengubah Gerak Menjadi Suara”.
(https://www.merdeka.com/teknologi/enable-talk-sarung-tangan-pengubah-gerak-
menjadi-suara.html). Diakses pada tanggal 20 April 2019

Indah, Bunga. 2013. Dalam sebuah blog “Tren and Trik: Enable Talk Glove”.
(https://bungaindah16.wordpress.com/2013/12/09/tren-tik-enable-talk-glove/). Diakses
pada tanggal 20 April 2019.

12
Lampiran Foto Sarung Tangan Enable Talk

13

Anda mungkin juga menyukai