I. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas tentang pedoman pelayanan klinis bagi remaja yang datang ke
puskesmas atau FKTP, sehingga petugas kesehatan mampu melakukan tatalaksana
Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja.
Pada modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan berikut:
Dalam proses pembelajaran modul ini, peserta dapat menggunakan bahan belajar berikut:
Kemkes. 2015. Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR)
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 21 jam pelajaran (T=2 , P=9,
PL=10) @ 45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-
langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
Langkah 1.
Pengkondisian
90
Langkah kegiatan:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja dan judul materi yang akan
disampaikan.
2. Dilanjutkan dengan penyampaian judul materi, deskripsi singkat, tujuan pembelajaran
umum, tujuan pembelajaran khusus, pokok bahasan dan sub pokok bahasan pada sesi
ini.
Langkah 2.
A. Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan 1. Alur Manajemen Terpadu
Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR) dan pokok bahasan 2. Skrining Anamnesis
HEEADSSS
Langkah kegiatan:
1. Fasiltator menyampaikan materi tentang alur penggunaan Manajemen Terpadu
Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR) dengan menggunakan bahan tayang
2. Fasilitator menyampaikan materi tentang pelaksanaan anamnesis menggunakan alat
skrining HEEADSSS
3. Fasilitator menayangkan video tentang alur penggunaan Manajemen Terpadu
Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR) dan video skrining anamnesis dengan
HEEADSSS
4. Fasilitator melakukan uji pemahaman peserta mengenai alur Manajemen Terpadu
Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR) dan skrining anamnesis dengan
HEEADSSS dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta yaitu: 1) arti
warna dalam alur algoritma; 2) poin poin masalah yang digali dalam HEEADSSS
(lampiran 1)
5. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
Langkah kegiatan:
1. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai algoritma pertumbuhan dan
perkembangan, algortima kesehatan reproduksi, algoritma infeksi, algoritma
kesehatan jiwa dengan menggunakan bahan tayang
2. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang
sesuai.
3. Fasilitator mengajak peserta untuk memulai diskusi kelompok untuk membahas
materi dengan praktik studi kasus dan role play/bermain peran
Langkah kegiatan:
1. Fasilitator memberikan penjelasan tentang Informed consent dan pencatatan
dan pelaporan
2. Fasilitator melakukan uji pemahaman peserta mengenai informed consent,
pencatatan dan pelaporan untuk mengukur pemahaman peserta. Pertanyaan
yang diajukan kepada peserta yaitu : 1) form status pasien remaja dan register
PKPR, 2) apa manfaat dari data yang terkumpul dari kegiatan pencatatan dan
pelaporan bagi Pusat, bagi pemerintah provinsi, bagi pemerintah
kabupaten/kota dan bagi remaja 3) identifikasi penangung jawab kegiatan
pencatatan dan pelaporan disetiap level berjenjang, 4) apa saja cakupan yang
berhubungan dengan remaja di RPJMN, Renstra dan SPM, 5) surat pengantar
rujukan (lampiran 4)
3. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau
menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau
tanggapan yang sesuai.
92
1. Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan praktik lapangan alur penggunaan
Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR) dan skrining anamnesis
HEEADSSS di puskesmas
2. Fasilitator membagi kelompok sesuai kebutuhan
3. Fasilitator menjelaskan tujuan dan mekanisme praktik sesuai dengan Panduan praktik
lapangan (lampiran 5)
4. Fasilitator dan peserta berangkat menuju tempat praktik lapangan
5. Fasilitator meminta peserta untuk melakukan praktek skrining anamnesis HEEADSSS,
penggunaan alur, penggunaan algoritma, penggunaan informed consent, dan
pencatatan pelaporan terhadap pasien remaja yang telah dipersiapkan oleh Puskesmas
6. Setelah selesai praktik lapangan
7. Fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan hasil praktik lapangan dan membuat
laporan hasil
8. Fasilitator meminta tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil praktik lapangan
dari masing-masing kelompok
9. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
pendapat, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai
Langkah 4.
Penutup
Langkah kegiatan:
1. Setelah semua pokok bahasan diberikan, Fasilitator memberikan poin–poin penting
terkait materi pelaksanaan Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja.
2. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan
atau klarifikasi
3. Fasilitator menjawab pertanyaan atau klarifikasi
4. Fasilitator membuat simpulan materi dan menutup sesi materi ini dengan
mengucapkan terimakasih.
Pokok Bahasan 1.
Alur Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR)
a. Pengertian
Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja adalah Panduan yang
merupakan rujukan praktis untuk menangani kesehatan remaja. Panduan ini
ditujukan bagi para petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
primer pada remaja. Petugas kesehatan yang dimaksud meliputi dokter atau bidan
atau perawat. Alur Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja merupakan
panduan tahapan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dalam menangani pasien
remaja
b. Tujuan
Tujuan alur ini adalah memberikan kemudahan bagi para petugas kesehatan untuk
memberi bantuan yang lebih efektif terhadap remaja. Alur MTPKR ini dapat
93
mencegah misopportunity dalam menangani masalah kesehatan remaja yang sering
datang dengan satu masalah atau satu keluhan, namun terdapat berbagai
permasalahan lain di belakangnya (multiple reasons).
Setelah selesai dengan algoritma yang sesuai dengan keluhan utama remaja,
lakukan anamnesis dengan pendekatan HEEADSSS untuk menggali aspek
psikososial remaja yang seringkali tidak diungkapkan oleh remaja bila tidak
ditanyakan oleh petugas kesehatan, bahkan dapat pula disembunyikan oleh remaja
ketika ditanya oleh petugas kesehatan. Dari hasil anamnesis HEEADSSS dapat
terpilih satu atau lebih algoritma yang lain. Telusuri algoritma lain tersebut dari kolom
“Tanya” lalu ke “Lihat/Rasa/Dengar” agar dapat menentukan klasifikasi yang tepat
sesuai kondisi yang ditemukan pada klien remaja.
MTPKR tidak memuat panduan klinis semua penyakit. Bila ada keluhan atau
penyakit yang tidak terdapat dalam panduan MTPKR ini, harap merujuk pada
panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas layanan kesehatan primer (Permenkes
No 5 Tahun 2014).
Ilustrasi mengenai penggunaan algoritma ini dapat dilihat dalam bagan di halaman
berikut.
94
95
Remaja datang dengan Pemeriksaan Fisik Setelah mengikuti
kolom “Anamnesis” Anamnesis dengan Terdapat kecurigaan
masalah:
dan “Pemeriksaan Pendekatan HEEADSSS remaja mengalami
nyeri kepala
Algoritma lain-lain Fisik”, ditemukan kekerasan fisik di
bahwa nyeri kepala dalam rumah
yang dialami klien
Sub-algoritma nyeri termasuk dalam
kepala klasifikasi: Algoritma Kesehatan
Jiwa
Nyeri kepala tipe Topik : Kekerasan
tegang
Ciri khas pelayanan kesehatan pada remaja, setelah dilakukan tatalaksana tersebut,
petugas kemudian melakukan skrining anamnesis HEEADSSS untuk mengetahui
apakah terdapat mengalami masalah lain yang berisiko terhadap kesehatan remaja.
Skrining anamnesis HEEADSSS dianjurkan dilakukan dalam situasi nyaman bagi
remaja (penggunaan bahasa tidak terlalu formal, melindungi kerahasiaan remaja).
Karakteristik remaja yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berani mengambil
risiko tanpa perhitungan yang panjang, lebih terbuka pada sebayanya namun kurang
terbuka pada orang dewasa dll dianggap perlu untuk mengaplikasikan metode
skrining anamnesis HEEADSSS ini.
96
e. Interaksi Klinis Petugas Kesehatan dengan Klien Remaja
Dalam berinteraksi dengan klien remaja, petugas kesehatan harus dapat membina
hubungan baik dengan remaja.
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait pelayanan kesehatan remaja antara lain :
1. Masa remaja adalah masa dimana terjadi perubahan fisik, psikologis, dan sosial.
Saat perubahan ini muncul, remaja mungkin akan memiliki banyak pertanyaan
dan kekhawatiran tentang apa yang terjadi dalam tubuh mereka. Di banyak
tempat, remaja tidak mampu membagi pertanyaan dan kekhawatiran mereka
serta tidak mampu pula mencari jawaban dari orang dewasa yang kompeten dan
perduli dengan mereka.
2. Selain masa remaja dianggap sebagai masa kehidupan yang paling sehat, masa
remaja juga dianggap sebagai masa dimana banyak perilaku yang secara
negatif dapat mempengaruhi kesehatan, baik yang dimulai selama masa remaja
maupun masa usia setelahnya. Selain itu, banyak kematian pada remaja
disebabkan oleh cedera yang tidak disengaja (misalnya kecelakaan mobil),
cedera yang disengaja (bunuh diri dan perkelahian satu sama lain), ataupun
masalah yang berkaitan dengan kehamilan.
3. Petugas kesehatan seperti Anda memiliki kontribusi yang penting untuk
membantu para remaja yang sehat agar tetap sehat, serta yang mengalami
gangguan kesehatan agar dapat kembali menjadi sehat atau yang memiliki
perilaku berisiko agar mendapat pertolongan
Hal yang perlu dilakukan petugas kesehatan dalam membangun interaksi klinis
dengan pasien remaja, antara lain:
1. Membuat catatan riwayat masalah atau kekhawatiran yang muncul pada remaja
2. Mencari tahu lebih dalam masalah atau kekhawatiran selain keluhan utama yang
dikeluhkan klien remaja
3. Perhatikan apabila terdapat sesuatu yang khusus dalam pemeriksaan fisik
pasien remaja
4. Cara menyampaikan diagnosis sesuai klasifikasi dan rencana tatalaksana
Bahan bacaan mengenai teknik membangun interaksi klinis yang baik dengan
remaja, ada pada Pedoman Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja.
97
2. Pokok Bahasan 2
Skrining Anamnesis HEADSSS
a. Pendekatan HEADSSS
Pendekatan HEEADSSS dilakukan untuk mendeteksi masalah yang dialami remaja
dan sering tidak diungkapkan oleh remaja bila tidak digali dengan baik. Pertanyaan-
pertanyaan berikut bertujuan memandu tenaga kesehatan untuk bertanya pada
remaja mengenai aspek-aspek penting yang dapat memunculkan masalah
psikososial pada remaja. Sangat dianjurkan untuk membina rapport (hubungan
baik) terlebih dahulu pada remaja sebelum bertanya, menjamin kerahasiaan,
mengatasi dulu masalah klinis atau emergensi yang ada pada remaja dan
mengelaborasi hal yang dirasa perlu.
Pada satu kali kunjungan mungkin hanya dapat menatalaksana 2 masalah remaja
karena keterbatasan waktu. Petugas kesehatan harus dapat memberikan
kenyamanan dan rasa percaya pada remaja sehingga remaja memiliki keinginan
untuk kembali ke Puskesmas untuk mengatasi masalah yang ia miliki.
Home
Pada bagian ‘Home’ petugas memeriksa kemungkinan remaja memiliki masalah di
dalam rumah. Tiga hal utama yang perlu digali antara lain :
98
- Tingkat kenyamanan di rumah/tempat tinggal
- Punya pihak pendukung (remaja merasa aman, bisa bicara secara terbuka serta
meminta tolong pada orang tersebut) di rumah/tempat tinggal
- Hal yang umumnya terjadi di rumah yang bisa menjadi “warisan” perilaku
berisiko (kekerasan, penggunaan alkohol dan penggunaan obat terlarang, dan
seksualitas)
Education/Employment
Pada bagian ‘Education/employment’ petugas memeriksa kemungkinan remaja
memiliki masalah terkait pendidikan atau pekerjaan. Hal utama yang perlu digali
antara lain :
- Tingkat kenyamanan di sekolah/tempat kerja
- Punya pihak pendukung (remaja merasa aman, bisa bicara secara terbuka serta
meminta tolong pada orang ini) di sekolah/tempat kerja
- Hal yang umumnya terjadi di sekolah/tempat kerja yang bisa menjadi “warisan”
perilaku berisiko (kekerasan, penggunaan alkohol dan penggunaan obat
terlarang, dan seksualitas)
Eating
Pada bagian ‘Eating’ petugas memeriksa kemungkinan remaja memiliki masalah
terkait kebiasaan/pola makan. Hal utama yang perlu digali antara lain :
- Kebiasaan makan, jenis makanan yang dikonsumsi dan perilaku makan
remaja terkait dengan stress
- Perubahan terkait berat badan dan
- Persepsi remaja tentang tubuhnya
Activity
Pada bagian ‘Activity’ petugas memeriksa kemungkinan remaja memiliki masalah
terkait aktivitas. Hal utama yang perlu digali antara lain :
- Hal yang dilakukan remaja untuk menghabiskan waktu luangnya
- Hubungan dengan teman-teman (teman dekat, sebaya)
- Persepsi terhadap diri dan teman-teman
Drugs
Pada bagian ‘Drugs’ petugas memeriksa kemungkinan remaja memiliki masalah
terkait risiko penyalahgunaan NAPZA. Hal utama yang perlu digali antara lain :
- Adanya lingkungan sekitar remaja yang mengkonsumsi NAPZA
- Perilaku konsumsi NAPZA pada remaja
Sexuality
Pada bagian ‘Sexuality’ petugas memeriksa kemungkinan remaja memiliki masalah
terkait risiko terkait aktivitas seksual. Hal utama yang perlu digali antara lain :
- Adanya perilaku seksual pra nikah atau perilaku sesksual berisiko pada remaja
- Kemungkinan kehamilan
- Kemungkinan IMS
- Kemungkinan kekerasan seksual
99
Safety
Pada bagian ‘Safety’ petugas memeriksa kemungkinan remaja memiliki masalah
terkait dengan keselamatan. Hal utama yang perlu digali antara lain :
- Rasa aman remaja saat berada di keluarga
- Rasa aman remaja saat berada di lingkungan (sekolah, masyarakat)
- Rasa aman remaja saat berada di jalan raya
Suicide/Depression
Pada bagian ‘Suicide/Depression’ petugas memeriksa kemungkinan remaja
memiliki masalah terkait risiko bunuh diri dan depresi. Hal utama yang perlu digali
antara lain :
- Adanya keinginan/kecenderungan remaja untuk menyakiti diri sendiri
- Kecenderungan, pola dan perilaku remaja apabila sedang merasa sedih
- Kecenderungan, pola dan perilaku remaja apabila sedang merasa cemas
Kuesioner HEEADSSS dapat dilihat pada lampiran dan pada Manajemen Terpadu
Pelayanan Kesehatan Remaja di FKTP.
100
3. Pokok Bahasan 3
Algoritma Kesehatan Remaja
Pedoman Manajemen Terpadu Pelayanan kesehatan remaja berisi
1. Algoritma pertumbuhan dan perkembangan
2. Algoritma kesehatan reproduksi
3. Algoritma genitalia
4. Algoritma Infeksi
5. Algoritma Kesehatan Jiwa
6. Algoritma Kesehatan Indera
7. Algoritma Lain lain
Kondisi puskesmas di Indonesia sangat beragam. Pada puskesmas yang tidak memiliki
laboratorium ataupun obat sesuai dengan yang tercantum dalam algoritma, maka
Puskesmas harus merujuk ke Fasilitas Kesehatan lainnya yang memiliki peralatan
penunjang yang lebih lengkap.
Setelah menentukan algoritma yang sesuai berdasarkan keluhan dari pasien remaja,
petugas diminta untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik tambahan seperti
yang tercantum dalam masing-masing algoritma, untuk membantu petugas dalam
melakukan klasifikasi penyakit. Petugas kemudian melakukan tatalaksana dan
pemantauan sesuai dengan jenis klasifikasi.
Dalam pelatihan ini fasilitator dan peserta latih sebaiknya memegang Pedoman
Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja.
101
a. Algoritma Pertumbuhan dan Perkembangan
Masalah kesehatan remaja terkait pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut
:
a) Gizi kurang/gizi lebih,
Klasifikasi dan tatalaksana terkait masalah gizi kurang/lebih yang ditemukan pada
remaja sebagai berikut :
b) Postur pendek
Klasifikasi dan tatalaksana terkait masalah postur pendek yang ditemukan pada
remaja sebagai berikut :
102
memiliki kemungkinan Rujukan ke dokter ahli endokrin
terus tumbuh
c) Pubertas
Klasifikasi dan tatalaksana terkait masalah pubertas yang ditemukan pada remaja
sebagai berikut :
d) Anemia
Klasifikasi dan tatalaksana terkait masalah anemia yang ditemukan pada remaja
sebagai berikut :
103
b. Algoritma Kesehatan Reproduksi
a) Masalah Menstruasi
Klasifikasi masalah menstruasi terbagi menjadi 3 bagian yakni terkait masalah
siklus, masalah nyeri dan masalah perdarahan.
104
1 Kemungkinan perdarahan rujukan ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat
akibat kehamilan Lanjutan
105
7 Tidak hamil Konseling kebutuhan kontrasespsi bila
diperlukan
107
tahun) kepada pihak berwajib
Membuat visum et repertum bila ada
permintaan sesuai dengan ketentuan
Pengobatan (antinyeri, antibiotik, vaksin anti
tetanus)
Penanganan masalah psikologis
d. Algoritma Infeksi
109
b) Infeksi Malaria
Klasifikasi dan tatalaksana terkait infeksi Malaria pada remaja yang ditemukan
pada remaja sebagai berikut
c) Infeksi Tuberkulosis
Klasifikasi dan tatalaksana terkait infeksi Tuberkulosis pada remaja yang
ditemukan pada remaja sebagai berikut
110
4. Pokok Bahasan 4
Tindak Lanjut Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 290 Tahun 2008, informed consent atau
persetujuan diberikan oleh pasien yang kompeten atau wali/keluarga/pengampunya
apabila pasien tidak berkompeten. Apabila persetujuan diberikan kepada pasien yang
tidak kompeten maka wali/keluarga/pengampunya dapat tetap menganggap sah atau
dapat membatalkan tindakan kedokteran.
Informasi yang harus disampaikan kepada pasien paling sedikit meliputi diagnosis dan
tata cara tindakan medis/kedokteran tersebut, tujuan tindakan medis/kedokteran yang
akan dilakukan, alternatif tindakan lain beserta risikonya, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, prognosis terhadap tindakan yang akan dilakukan, serta perkiraan
biaya (tidak wajib). Informasi harus disampaikan secara jelas dan menggunakan bahasa
yang sesuai dengan kondisi pasien agar mudah dipahami oleh pasien. Sebelum
penjelasan ditutup, buka sesi tanya-jawab dan pastikan pemahaman pasien dengan
mengajukan beberapa pertanyaan. Penjelasan yang diberikan tersebut dicatat dalam
berkas rekam medis pasien dengan mencantumkan tanggal, waktu, dan nama yang
menerima informasi beserta tandatangannya. Dalam hal tenaga medis menilai bahwa
penjelasan tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien
menolak untuk menerima informasi, maka tenaga medis dapat memberikan informasi
tersebut kepada keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang tenaga kesehatan
lain sebagai saksi.
b. Pelaksanaan Pencatatan
Petugas kesehatan mencatatkan hasil pemeriksaan atau pelayanan kesehatan remaja
berdasarkan algoritma kesehatan remaja pada lembar status pasien remaja. Informasi yang
diperlukan dalam pencatatan antara lain :
1) Identitas remaja
Berisi informasi identitas remaja, orang tua dan keterangan tempat tinggal,
pendidikan/pekerjaan, status pernikahan
6) Konseling
Berisi konseling yang diberikan oleh petugas kesehatan yang terdiri dari :
- Masalah utama
- Latar belakang masalah
- Alternatif pemecahan masalah
- Keputusan tindakan klien remaja
- Observasi
112
Pengisian keterangan konseling ini sangat membantu petugas dalam melakukan
tatalaksana pasien remaja pada kunjungan berikutnya.
7) Kunjungan selanjutnya
Berisi tentang :
- penjadwalan dari petugas untuk kunjungan ulangan remaja tersebut dan
- kunjungan yang dilakukan oleh pasien remaja
- anamnesis, tatalaksana dan konseling tambahan yang dilakukan pada kunjungan
ulang
Formulir status pasien remaja dapat dilihat pada Lampiran 1 dan buku Manajemen
Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja
113
LAPORAN BULANAN PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA
PROVINSI :
BULAN : TAHUN :
4 Tatalaksana Kasus
Gangguan Haid
Seks Pra Nikah
Kehamilan Tidak Diinginkan
Persalinan Remaja
Abortus
Gangguan Gizi
- Anemia
- KEK
- Obesitas
NAPZA
- Rokok
- Alkohol
- Selain rokok dan alkohol
Infeksi Menular Seksual
Infeksi Saluran Reproduksi
HIV
AIDS
Masalah Kejiwaan
Lain-lain, sebutkan :
- ……………………….
- ………………………….
- ………………………….
(__________________________) (__________________________)
114
Formulir pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan remaja lebih lengkap dilihat
pada Lampiran dan Pedoman Manajemen PKPR
7. PELAPORAN
Data hasil pencatatan status pasien pelayanan kesehatan remaja kemudian direkapitulasi
oleh petugas puskesmas sebagai pelaporan kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota dan arsip
Puskesmas. Rekapitulasi berdasarkan format pencatatan pelaporan :
1. LB 1 Puskesmas
2. Rekapitulasi Pencatatan dan Pelaporan PKPR (sesuai format SP2TP)
Laporan hasil pencatatan pelayanan kesehatan remaja yang ada di wilayah kerja dinas
kesehatan kab/kota kemudian dianalisis dan direkapitulasi menggunakan laporan
pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan remaja di Kab/Kota dan hasilnya dilaporkan
kepada Dinas Kesehatan Provinsi
Dinas kesehatan provinsi melakukan rekapitulasi dan analisis semua laporan Dinas
Kesehatan Kab/Kota yang ada di wilayahnya menggunakan formulir SP2TP dan pencatatan
dan pelaporan pelayanan kesehatan remaja tingkat provinsi. Hasilnya disampaikan kepada
Kementerian Kesehatan cq. Direktorat Kesehatan Keluarga sebagai laporan.
Frekuensi pelaporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kab/Kota adalah maksimal setiap
tanggal 5 di setiap bulannya. Frekuensi pelaporan dari Dinas Kesehatan Kab/Kota ke Dinas
Kesehatan Kab/Kota adalah maksimal setiap tanggal 10 di setiap bulannya.
LAMPIRAN
1. Status pasien remaja
2. Chart IMT berdasarkan umur
3. Grafik Tinggi Badan (TB) berdasarkan umur
4. Skala Tanner
5. Surat Keterangan Pelimpahan Wewenang
6. Informed Consent
7. Lembar Penolakan Tindakan Medis
8. Formulir Pencatatan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Remaja di Puskesmas
9. Formulir Pencatatan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Remaja di Kab/Kota
10. Formulir Pencatatan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Remaja di Provin
115
LAMPIRAN 1 :
NO KUNJUNGAN KE : TGL : Petugas
STATUS PASIEN PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA
REGISTER
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT I
..............................................................................
1. IDENTITAS REMAJA
Nama klien Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
Umur/Tempat Tgl Lahir Suku Bangsa :
Alamat
No Telp / HP Anak Ke….dari… Ke……..dari……5……..
Tempat Tinggal 1. Tinggal dengan orang 2. Asrama 3. Kontrak 4. Lain-lain :…………
tua
Sekolah/Kelas ...................../..................... Pekerjaan ...................../.....................
Pendidikan Ayah/Ibu ...................../..................... Pekerjaan ...................../.....................
Ayah/Ibu
Status Perkawinan Orang Tua 1. Menikah 2. Cerai 3. Berpisah tanpa cerai 4. Lain-lain
Status Pernikahan 1. Belum 2. Menikah 3. Janda/Duda 4. Lain-lain
menikah
116
2. ANAMNESIS, PEMERIKSAAN KLASIFIKASI DAN TATALAKSANA KELUHAN UTAMA
Keluhan Utama
Lanjutkan anamnesis dan pemeriksaan fisik sesuai algoritma yang tepat
Anamnesis :
Riwayat penyakit
sekarang
Pemeriksaan fisik Kesadaran : ..... Status gizi BB (kg): ..... TB (m): ..... IMT (kg/m2): .....
:
Frekuensi nadi ..... x/menit Frekuensi ..... x/menit Status gizi (lingkari salah satu):
napas Gizi buruk / gizi kurang / normal / gizi lebih / obes
0
Tekanan darah ..... mmHg Suhu ..... C
Kepala Mata
THT: Telinga Hidung Tenggorok
Jantung Paru Abdomen
Genital Anus Kulit dan Ekstremitas
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (lakukan yang relevan dengan keluhan klien remaja)
Hemoglobin Leukosit Trombosit
Urinalisis Analisis feses Malaria
Tes kehamilan Pemeriksaan duh tubuh uretra/vagina Lain-lain :………
Klasifikasi (diagnosis) sesuai algoritma
TATALAKSANA
117
3. ANAMNESIS, PEMERIKSAAN KLASIFIKASI DAN TATALAKSANA BERDASARKAN HEEADSSS
Anamnesis HEEADSSS
Home
Employment/Education
Eating
Activity
Drugs
Sexuality
Safety
Suicide/depression
Lanjutkan pemeriksaan sesuai algoritma berdasarkan masalah HEEADSSS yang ditemukan: Kesehatan Jiwa
Klasifikasi (diagnosis) berdasarkan pendekatan HEEADSSS
Tatalaksana berdasarkan pendekatan HEEADSSS
NAMA PEMERIKSA/TENAGA KESEHATAN :……………………………………………… PARAF :………………………………..
4. KONSELING
ALTERNATIF PEMECAHAN NAMA KONSELOR
MASALAH
MASALAH :………………….
PARAF
KEPUTUSAN TINDAKAN KLIEN
:…………………………..
ALTERNATIF PEMECAHAN NAMA KONSELOR
MASALAH
MASALAH :………………….
PARAF
KEPUTUSAN TINDAKAN KLIEN
:…………………………..
118
KUNJUNGAN SELANJUTNYA...............
119
LAMPIRAN 2 :
Grafik Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Umur untuk Remaja Laki-laki
GEMUK
NORMAL
NORMAL
NORMAL
KURUS
SANGAT KURUS
120
Grafik Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Umur untuk Remaja Perempuan
GEMUK
NORMAL
NORMAL
NORMAL
KURUS
SANGAT KURUS
121
LAMPIRAN 3 :
Grafik Tinggi Badan (TB) Berdasarkan Umur untuk Remaja Laki laki
NORMAL
PENDEK
122
Grafik Tinggi Badan (TB) Berdasarkan Umur untuk Remaja Perempuan
NORMAL
PENDEK
123
LAMPIRAN 4 :
SKALA TANNER
Deteksi dini masalah reproduksi remaja adalah suatu upaya agar peserta didik dapat mengenal dan memahami organ reproduksinya sendiri
sebagai langkah awal bila ditemukan kelainan. Pengenalan organ reproduksi bagi remaja berkaitan dengan proses tumbuh kembang peserta
didik di masa pubertas. Pemahaman organ reproduksi ini menggunakan skala Tanner yang mudah dimengerti dan dijawab oleh siswa.
A. B
124
Puteri
Gambar Karakteristik
I A. Prepubertas, tak terdapat jaringan payudara
B. Rambut pubis tidak ada
II A. Pembesaran areola dan timbulnya breast-bud
B. Timbul rambut halus di pubis
III A. Pembesaran areola dan payudara sebagai satu gunung
B. Rambut pubis menjadi ikal disekitar pubis
IV A. Timbul tonjolan ke 2 diatas bukit pertama
B. Rambut pubis menyebar ke lateral dan atas
V A. Payudara dewasa dengan single-contour
B. Distribusi rambut pubis dewasa
125
Putera
126
LAMPIRAN 5 : CONTOH SURAT TUGAS DAN SURAT PELIMPAHAN WEWENANG
No........../............/......./2015 No........../............/......./2015
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Nama : ...................................
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran, yang bertandatangan di bawah ini,
Jabatan : ....................................
Nama : ..............................
Alamat : .................................. Melimpahkan wewenang dalam hal pemeriksaan dan penanganan pasien ......................
di (Nama Fasilitas Kesehatan) .............................., pada tanggal ............. sampai dengan
..................... , kepada:
memberikan Surat Tugas untuk Praktik : dr. spesialis./ drg. spesialis*), kepada :
Selaku diri sendiri / wali / orang tua / kakak kandung / kerabat* atas nama
Nama :
Jenis Kelamin :
Tempat/Tanggal Lahir :
Alamat :
Kartu Identitas :
No. Rekam Medis :
128
LAMPIRAN 7 :
Kop Instansi Fasilitas Kesehatan
Formulir Penolakan Tindakan Medis
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Alamat :
Kartu Identitas :
Pekerjaan :
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan : PENOLAKAN , untuk dilakukan tindakan medis berupa :
……………………………terhadap diri sendiri / orang tua / wali / kakak kandung / kerabat dari*:
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Alamat :
Kartu Identitas :
No. Rekam Medis :
Dan saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya:
a. Telah diberikan informasi dan penjelasan akan bahaya risiko, serta kemungkinan kemungkinan yang timbul apabila dilakukannya atau
tidak dilakukannya tindakan medis
b. Telah saya pahami sepenuhnya informasi dan penjelasan yang diberikan petugas kesehatan
c. Atas tanggung jawab dan risiko saya sendiri tetap menolak untuk dilakukan tindakan medis yang dianjurkan petugas kesehatan.
Demikian surat ini saya tanda tangani tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Tempat, Tanggal……………
129
LAMPIRAN 8: Formulir Pencatatan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Remaja di Puskesmas
LAPORAN BULANAN PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA
NAMA PUSKESMAS : KAB/KOTA : PROVINSI :
BULAN : TAHUN :
Jumlah Remaja Jumlah Jumlah
No Pelayanan Kelompok Jumlah Sekolah Konselor
L P Remaja Sebaya
1 Konseling
4 Tatalaksana Kasus
Gangguan Haid
Seks Pra Nikah
Kehamilan Tidak Diinginkan
Persalinan Remaja
Abortus
Gangguan Gizi
- Anemia
- KEK
- Obesitas
NAPZA
- Rokok
- Alkohol
- Selain rokok dan alkohol
Infeksi Menular Seksual
Infeksi Saluran Reproduksi
HIV
AIDS
Masalah Kejiwaan
Lain-lain, sebutkan :
- ……………………….
- ………………………….
- ………………………….
Tempat,
Tanggal____________________ Mengetahui
Pengelola PKPR Puskesmas Kepala Puskesmas
(__________________________) (__________________________)
130
LAMPIRAN 9 : Formulir Pencatatan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Remaja di Kab/Kota
KAB/KOTA : PROVINSI :
BULAN : TAHUN :
4 Tatalaksana Kasus
Gangguan Haid
Seks Pra Nikah
Kehamilan Tidak Diinginkan
Persalinan Remaja
Abortus
Gangguan Gizi
- Anemia
- KEK
- Obesitas
NAPZA
- Rokok
- Alkohol
- Selain rokok dan alkohol
Infeksi Menular Seksual
Infeksi Saluran Reproduksi
HIV
AIDS
Masalah Kejiwaan
Lain-lain, sebutkan :
- ……………………….
- ………………………….
- ………………………….
(__________________________) (__________________________)
131
LAMPIRAN 10 : Formulir Pencatatan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Remaja di Provinsi
PROVINSI
:
BULAN TAHUN
: :
Jumlah Juml
Remaja ah
Jumlah
Kelo Jumlah
No Pelayanan Konselor
mpok Sekolah
Sebaya
Rem
L P aja
1 Konseling
2 KIE kepada Kelompok Remaja
4 Tatalaksana Kasus
Gangguan Haid
Seks Pra Nikah
Kehamilan Tidak Diinginkan
Persalinan Remaja
Abortus
Gangguan Gizi
- Anemia
- KEK
- Obesitas
NAPZA
- Rokok
- Alkohol
- Selain rokok dan alkohol
Infeksi Menular Seksual
Infeksi Saluran Reproduksi
HIV
AIDS
Masalah Kejiwaan
Lain-lain, sebutkan :
- ……………………….
- ………………………….
- ………………………….
132
Tempat, Tanggal____________________ Mengetahui
Kepala Dinas Kesehatan
Pengelola PKPR Provinsi Provinsi
(_____________________
(__________________________) _____)
133