Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Konversi Energi yang diampu oleh :
Dosen : Prof. Dr. Djoko Kustono M. Pd.
Tim Penyusun :
Farizal A.F
Fajar bayu P
Fachryan N.F
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul "Mesin Diesel”. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada para pihak yang telah banyak
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
3.6 Piston............................................................................................................................................27
3.9 Bantalan.........................................................................................................................................31
3.10 Transmission Gear.......................................................................................................................32
BAB IV Governor...................................................................................................................................34
4.1 Pengertian......................................................................................................................................34
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................104
BAB 1
Pembakaran yang berupa ledakan akan menghasilkan panas mendadak naik dan tekanan
menjadi tinggi didalam ruang bakar . Tekanan ini mendorong piston kebawah yang
berlanjut dengan poros engkol berputar.
Sesuai dengan gerakan piston untuk mendapatkan satu kali proses tersebut maka mesin
diesel tersebut dibagi dalam 2 macam :
Mesin diesel 4 langkah ialah : Mesin diesel dimana setiap satu kali proses usaha terjadi
4 (empat) kali langkah piston atau 2 kali putaran poros
engkol
Mesin diesel 2 langkah ialah : Mesin diesel dimana setiap satu kali proses usaha
terjadi 2 (dua) kali langkah piston atau satu kali putaran
poros engkol
1
Mesin Diesel 4 langkah
III.Langkah usaha
2
IV. Langkah pembuangan
Langkah 1
Langkah 2
3
1.2 Jenis-jenis Ruang Bakar Mesin Diesel
Pada ruang bakar tipe injeksi langsung, bahan bakar langsug disemprotkan oleh nosel injeksi
(injection nozzle) ke dalam ruang bakar utama (main combustion). Ruang bakar utama adalah
ruang bakar yang terdapat diantara kepala silinder dan piston. Dengan ruang bakar seperti ini,
diharapkan mampu untuk meningkatkan efisiensi pembakaran. Ruang bakar tipe injeksi langsung ini ada
3 macam yaitu : tipe sphericale, multi-sphericale, dan hemi sphericale.
Dari segi kontruksi memang lebih rumit dibandingkan dengan tipe injeksi langsung, begitu juga
dari segi biaya juga lebih tinggi. Namun, hal tersebut akan sebanding dengan apa yang didapat.
Selebihnya dapat dilihat pada kelebihan dan kekurangan ruang bakar tipe ini :
6
1.4 Kelebihan Dan Kekurangan Dari Mesin Diesel
a. Bahan bakar lebih ekonomis terutama jika dibandingkan dengan mesin bensin. Hal ini
disebabkan karena umumnya mesin Diesel punya rasio kompresi yang lebih tinggi ketimbang
mesin bensin. Selain itu, harga bahan bakarnya pun relatif lebih murah. Mesin diesel umumnya
memberikan 25 hingga 30 persen jarak tempuh bahan bakar lebih baik dibandingkan mesin
bensin. Mesin diesel juga dapat memberikan penghematan bahan bakar sebanyak atau lebih dari
hibrida bensin-listrik tradisional, tergantung pada model dan perkembangan teknologi otomotif
yang telah dicapai.
b. Bahan bakar diesel adalah salah satu bahan bakar paling efisien saat ini. Efisiensi mesin diesel
lebih baik dibandingkan dengan mesin bensin sehingga pada gilirannya mampu menghemat
bahan bakar lebih baik.
c. Sederhana secara mekanikal. Mesin diesel tidak memerlukan busi. Oleh karena itu meniadakan
perawatan dan penggantian bagian pengapian. Sementara mesin Diesel lebih sederhana. Dengan
begitu perawatannya pun lebih mudah, dan murah.
d. Usia mesin lebih panjang. Mesin diesel umumnya dibuat menggunakan material yang lebih
kuat untuk menahan kompresi yang lebih tinggi. Akibatnya, mesin diesel cenderung lebih awet
dibandingkan mesin bensin sebelum memerlukan perbaikan besar.
e. Mesin diesel dikenal memiliki torsi lebih besar dibandingkan mesin bensin. Sebagai gambaran,
mesin Diesel empat silinder menghasilkan torsi yang sama dengan mesin bensin enam silinder,
meski biasanya tenaga kuda yang dihasilkan cenderung lebih rendah. Hal ini karena mesin
diesel dapat menghasilkan torsi/kekuatan menarik yang lebih baik pada rpm rendah. Torsi yang
lebih tinggi berarti kenyamanan yang lebih baik terutama jika harus melibas medan-medan
berat.
f. Kompatibel dengan bahan bakar alternatif. Tidak seperti mesin bensin, mesin Diesel dapat
diaktifkan menggunakan bahan bakar terbarukan seperti Diesel tanpa modifikasi besar.
a. Meskipun solar dianggap lebih efisien karena mengubah panas menjadi energi, alih-alih
membuangnya keluar knalpot seperti mesin bensin, dalam hal akselerasi, mesin diesel kalah
dibandingkan mesin bensin. Sebagai perumpamaan, mesin bensin ibarat kuda pacuan – cepat
dan berapi-api – sedangkan mesin diesel lebih mirip kuda pengangkut – lebih lambat, lebih
kuat, dan lebih tahan lama.
b. Mesin diesel masih perlu perawatan rutin untuk menjaga kondisinya tetap baik. Anda harus
mengganti oli dan filter bahan bakar. Bahan bakar diesel yang lebih bersih tidak lagi
mengharuskan Anda untuk mengeluarkan kelebihan air dari sistem mesin, tetapi masih banyak
kendaraan memiliki pemisah air yang perlu dikosongkan secara manual.
c. Jika mengabaikan pemeliharaan dan sistem injeksi bahan bakar rusak, Anda mungkin harus
membayar lebih banyak untuk menggantinya dibandingkan mesin bensin karena mesin diesel
umumnya memiliki teknologi yang lebih maju.
d. Bising. Tidak seperti mesin bensin yang sebagian besar suaranya berasal dari knalpot atau
sistem pembuangan, pada mesin Diesel kebisingan berasal dari mesin itu sendiri. Hal ini dapat
kita dengar dengan mudah tanpa bantuan alat apapun.
7
e. Mahal. Mesin Diesel punya rasio kompresi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, mesin ini harus
dibangun dengan material yang lebih kuat. Implikasinya, harganya akan lebih mahal.
BAB 2
Prosesnya:
1-2 Kompresi isentropik (reversibel adiabatik)
2-2 Pembakaran isobaris
3-4 Ekspansi isentropik (reversibel adiabatik)
4-1 Pembakaran kalor isokhorik
Di mana:
8
ρ =V3/V2 (cut-off ratio/perbandingan pemancungan)
Di mana:
= P3/P2(perbandingan tekanan pada volume konstan)
ρ =V4/V3(cut-off ratio/perbandingan pemancungan)
9
k = 1,40
r =V1/V2
Siklus motor diesel merupakan siklus udara pada tekanan konstan. Pada umumnya jenis
motor bakar diesel dirancang untuk memenuhi siklus ideal diesel yaitu seperti siklus otto tetapi
proses pemasukan kalornya dilakukan pada tekanan konstan. Perbedaannya mengenai
pemasukan sebanyak qm pada siklus diesel dilaksanankan pada tekanan konstan.
10
Keterangan:
1-2 = Langkah kompresi tekanan
bertambah, Q = c (adiabatic)
2-3 = Pembakaran, P naik, V = c
(isokhorik)
3-4= Langkah kerja V bertambah, P turun
(adiabatic)
4-5 = Awal Pembuangan
5-6 = Awal Pembilasan
6-7 = Akhir Pembilasan
11
· Keterangan:
0-1 = Langkah isap pada P = c (isobarik)
1-2 = Langkah kompresi , P bertambah,
Q = c (adiabatik)
2-3 = Pembakaran, P naik,
V = c (isokhorik)
3-4 = Langkah kerja P bertambah,
V = c (adiabatik)
4-1 = Pengeluaran kalor sisa pada V = c
(isokhorik)
1-0 = Langkah buang pada P = c
12
kontinu dan hanya dibatasi oleh asap. Temperatur gas buang juga hampir sebanding dengan
beban.Bsfc terendah dan efisiensi makimum terjadi kira-kira pada 80 persen beban penuh.
Gambar 3.21 (b) menunjukkan kurva unjuk kerja motor diesel V-6.Toro-flow GM 7850 cc
empat langkah. Nilai torsi maksimum kira-kira pada 70 persen kecepatan maksimum disbanding
kira-kira 50 persen pada motor SI. Di samping itu, bsfc adalah rendah pada semua kisaran
kecepatan dan lebih baikdaripada motor SI.
1. Motor diesel menghasilkan 5 bhp. Efisiensi termal indikasinya 30% dan efisiensi mekanisnya
75%. Perkiraan konsumsi bahan bakar dalam: a) kg/jam, b) liter/jam, c)isfc, d) bsfc.
Asumsikan specific gravity bahan bakar 0,87 dan nilai kalor bahan bakar 10.000 kkal/kg.
Penyelesaian:
ite = → 0,30 =
13
= 0,205
= 0,204
2. Motor berbahan bakar solar bekerja dengan siklus diesel tekanan rata.Perbandingan kompresi
keseluruhan 18:1 dan pemasukan energy pada tekanankonstan berakhir pada 10% dan
langkah.Kondisi masuk adalah 1 kgf/cm2 dan 20°C.Mesin menggunakan 100m 3 udara/jam.
Bila k = 1,4,dapatkan: a) temperatur maksimum dan tekanan maksimum siklus, b) efisiensi
termal motor dan c) ihp.
Penyelesaian:
(a. -b.)
Misal clearance = 1
Volume langkah = 18 – 1 = 17
10% volume langkah = 1,7
Akhir pemasukan energi berakhir pada V = 1 + 2,7 = 2,7
Efisiensi termal:
ηth= 1 - = 1-
P3 = P2 = 53,6 kgf/cm2
14
T3 = T2 = 920 x 2,7 = 2510°K atau 2237°C
ihp = = 41,7 HP
3. Motor diesel 4 langkah silinder tunggal nekerja dengan siklus ganda,mempunyai perbandingan
kompresi 15:1. Mesin menghisap udara pada 1 kgf/cm 2, 27°C dan tekanan ,aksimum dalam
silinder dibatasi sampai 55 kgf/cm3. Perpindahan panas pada volume konstan adalah dua kali
paada tekanan konstan. Tentukan:
a. Perbandingan tekanan pada volume konstan.
b. Perbandingan pemancungan (cut-off ratio), dan
c. Efisiensi termal siklus.
Asumsikan Cp = 0,24 dan Cv = 0,171, k=1,4
Penyelesaian:
Misal V2 = 1
a. T2 =T1 (V2/V2)k-1
= 300 (15)0,4 = 886,25 K
P2 = = = 44,4 kgf/cm2
15
Perbandingan tekanan pada volume konstan = =1,24
c. Efisiensi termal
T4/T3 = (V4/V2)k-1
T5 = = 408,396 K
η =1-
= 1-
4. Suatu motor diesel siklus ganda jenis 4 langkah 6 silinder tekanan efektif 7,5 kgf/cm 2, putaran
operasi 5000 rpm, volumecut-off adalah sama dengan 0,0328 volume total, sedang
perbandingan kompresinya v1/v2 = 22, perbandingan tekanan pada volume konstan adalah
1,56. Hitung: a) efisiensi termal, b) daya efektif bila harga D = 98 mm dan S = 110 mm, c)
daya indikatif dan daya gesek bila efisiensi mekanisnya 80%, dan torsi yang dihasilkan.
Penyelesaian:
a. Dengan memperhatikan Gambar 3.23:
16
Dimana:
V3 = V2 = 22V1
V4 - V3 = 0,0328 x 22V3 = 0,72V3, atau V4 = 1,72V3
Sehingga:
17
= 1– 0,318 = 0,6819
ηt = 68,19%
Rated power
SAE J1349, net …………….2 × 1 400 kW (2 × 1 880 HP) at 1 600 min-1 (rpm)
SAE J1995, gross …………2 × 1 400 kW (2 × 1 880 HP) at 1 600 min-1 (rpm)
18
Starting system …………………………… 24 V electric motor
i : 16 (jumlah silinder)
n : 1600 rpm
Ditanyakan : Pe :…………..?
Jawab :
19
L : 180 mm = 18 cm ( panjang langkah torak)
Ditanyakan : V1 = …….. ?
Jawab :
Cp = 0.24
20
Cv = 1.171
Maka :
21
Sedangkan untuk P3 adalah :
P2 = P3 = 253.2 kg/cm2
Jadi untuk Tmax adalah 5096.575 °K dan Pmax adalah 253.2 kg/cm2
jadi torsi adalah suatu energi. Besaran torsi adalah besaran turunan yang
biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan dari benda yang
22
berputar pada porosnya. Adapun perumusan dari torsi adalah sebagai
berikut. Apabila suatu benda berputar dan mempunyai besar gaya sentrifugal
Dimana :
Soal
1 Diketahui dari perbandingan TMA motor diesel dengan montor bensin 2 tak adalah 1:4/5.
Dan
T=m. g. l
T= 1. 1. 1
T= 1
=m. g. l
T=1.1.4/5
0,8
Dengan adanya perbedaan torsi maka motor diesel dikatakan lebih kuat dibanding mesin
bensin 2 tak.. Karena torsi dari mesin diesel lebih besar. Namun dari kondisi tersebut pada
mesin diesel karena harusTMA lebih panjang maka waktu yang diperlukan untuk melakukan 1
putaran dibutuhkan waktu yang lebih lama. Maka Dari sini dapat disimpulkan
1 motor diesel mempunyai kekuatan lebih besar dibanding motor bensin 2 tak
23
2 putaran mesin diesel lebih lambat dibanding motor bensin 2 tak
24
BAB 3
BAGIAN UTAMA MESIN DIESEL
25
3.2 Cylinder head
Fungsi :
Untuk pendinginan
26
JENIS KEPALA SILINDER.
27
3.3 Perangkat katup ( valve gear )
Fungsi valve :
25
3.4 ROCKER ARM ( PELATUK ).
Fungsi : meneruskan gaya dari Cam shaft untuk menggerakkan katup
300 – 450 .
Dudukan katup yang sudah aus
sekali biasanya diganti baru
26
3.6 Piston
Fungsi :
Keterangan :
28
Fungsi ring piston pada umumnya :
29
3.7 Dinding silinder
30
Fungsi :
Tempat berlangsungnya seluruh urutan kerja mesin ( hisap, kompresi, usaha dan buang )
Dinding basah :Dinding yang didinginkan langsung oleh air pendingin, biasanya untuk mesin
sedang/besar
Dinding kering :Dinding yang didinginkan tidak oleh air, umumnya mesin kecil atau kondisi
khusus
1. Menerima gaya inersia yang tinggi pada puncak tekanan gas diatas piston
2. Mengubah gerak bolak-balik ( translasi ) menjadi gerak putar ( rotasi )
31
3.9 Bantalan ( main bearing )
Klasifikasi bantalan :
32
3.10 TRANSMISION GEAR ( RODA GIGI PENGATUR )
33
Fungsi
: 1. Mengatur saat membuka & menutup katup.
2. Mengatur waktu pengabutan bahan bakar.
3. Mengatur langkah torak.
Fungsi : Untuk memampatkan udara yang akan masuk kegalam silinder, sehingga
daya mesin akan lebih besar, dibanding dengan mesin berdimensic sama
tetapi tanpa turbocharger.
34
3.11.1 Kelebihan Dan Kekurangan Turbocharger
Kelebihan Turbocharger :
35
BAB IV
GOVERNOR
4.1 Pengertian
Misalkan Pada Satuan Pembangkit Diesel yang sedang beroperasi dengan kondisi normal:
Bila beban jaringan = Daya mesin maka putaran mesin tetap stabil
Bila beban jaringan tiba-tiba naik sedangkan daya mesin tetap maka
putaran mesin turun
Bila beban jaringan tiba-tiba turun sedangkan daya mesin tetap maka
putaran mesin naik
Governor adalah peralatan yang mengatur agar putaran mesin tetap konstan dan stabil
walaupun bebannya bervariasi dan berubah-ubah
Daya mesin diesel yang sedang beroperasi ditentukan oleh tekanan pembakaran.
36
Bagaimana cara mengatur
Beban mesin jumlah bahan bakar
Putaran mesin Sensor GOVERNOR
naik / turun turun / naik putaran
( mengatur )
?
Bahan bakar dalam Fuel injection pump Posisi rak
jumlah tertentu ( plunjer & barel )
Putaran mesin
Injektor Pembakaran Daya mesin
mesin normal
Prinsip kerja dari governor mengatur jumlah pemakaian bahan bakar agar kecepatan
putaran mesin tetap konstan walaupun terjadi perubahan beban.
37
Cara mengatur bahan bakar adalah dengan menggunakan governor mekanis, hidrolis, dan elektris.
38
4.2. GOVERNOR MEKANIS
1. Governor housing
2. Governor cover
3. Control rod
4. Torque control
5. Flywight
6. Crank lever
7. Slide pad
8. Adjustment bolt
9. Oil check
10. Cam
39
Speed governor WOODWARD
1. Speed
governor
2. Drive
shaft
3. Flyweight
4. Governor
spring
5. Control
piston
6. Adjuster
piston
7. Oil sump
(drain)
Prinsip :
Gaya yang menyebabkan perubahan posisi rek bahan bakar adalah fungsi dari :
Tekanan minyak
dari pada torak dalam servo motor
Pada pemakaiannya governor jenis ini selalu dihubungkan langsung dengan rek bahan
bakar
Kerja regulator hidrolis (pengaturan
sederhana) Dalam penurunan beban pada
jaringan
PERBEDAAN PUTARAN
Bila Pj turun maka regulator akan mengurangi bahan bakar, putaran akan naik selama
regulator belumsempat mengurangi jumlah bahan bakar sebanyak yang diperlukan
sanpai diperoleh Pg = Pj (t1)
Sementara itu putaran sudah terlalu tinggi, regulator yang sudah diatur/disetel untuk
membuat putaran normal akan terus mengurangi jumlah bahan bakar yang akan
membuat turun lagi.
Pada saat putaran berada pada putaran normal ( t2 ) daya generator ( Pg ) menjadi
lebih kecil dari daya jaringan ( Pj ) putaran akan turun lagi sampai dibawah harga
nominal, sementara itu regulator akan menambah bahan bakar dan demikianlah
seterusnya.
Dalam penaikan beban pada jaringan
Prinsip kerja :
40
Kerja dari regulator dengan sistem kompensasi
Sementara itu putaran sudah terlalu tinggi relay turun bergerak yang membuat sukar
motor turun lagi.
Hal ini menyebabkan relay pada posisi seimbang yang menutup lubang minyak (t2 )
Pada saat ini generator Pg lebih kecil dari daya jaring Pj, putaran akan turun dan
regulator menambah bahan bakar sampai diperoleh ;
Pg = Pj ( t3 )
Sementara ini putaran naik lagi, tetapi lama goyangan kecil sekali.
41
Pengaturan kedua
Suatu sistim dengan menggunakan perubahan tekanan dari pegas untuk mengatur
posisi titik geser M sehingga putaran kembali keputaran nominal dengan mengatur
Speed setting indicator untuk mengatur mesin pada putaran idle spee
Compensation alat ini digunakan agar bisa diatur maksimum dan minimum perubahan
kecepatan agar tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Begitu pula bila suatu beban yang
agak besar akan masuk dengan mendadak, kecepatan pada detik itu tentu akan turun, dengan
alat konpensasi ini bisa diatur agar kecepatan dapat kembali normal dengan cepat dan tidak
terlalu bergoyang.
Magnetik pic-up dipasang pada tutup fly wheel dari mesin, untuk membuat signal AC.
Frekwensi dari signal dikontrol dengan kecepatan/perputaran dari gigi – gigi di fly
wheel dan berputar melewati magnetic pick-up
Signal frekwensi kecepatan mesin ini dikirim ke kontrol 2301. Kontrol mempunyai
sensor kecepatan yang membuat perbandingan antara sinyal input untuk kecepatan
yang ada dengan kecepatan mesin yang diinginkan (setting), itu terdapat dalam
kontrol box yang perlu dijaga dan dipelihara.
Jika putaran yang ada dan putaran setting( yang diinginkan ) tidak sama, maka kontrol
2301 akan memberikan koreksi sinyal (perintah ) DC ke coil selenoid, dari kontrol
2301 digunakan ke coil selenoid actuator. Actuator akan mengatur/menyesuaikan
43
jumlah bahan bakar untuk membuat putaran mesin sesuai dengan setting (yang
diinginkan )
44
Pilot valve plunjer dihubungkan dengan sebuah magnit permanen yang ditahankan
oleh pegas penahan didalam penguatan dua coil selenoid. Hasil signal dari kontrol
2301 digunakan ke coil selenoid untuk membuat gaya magnityang sebanding dengan
arus dalam coil. Gaya magnit ini selalu berusaha mengubah magnit dan pilot valve
plunjer kebawah ( bahan bakar bertambah ).
Gaya centering spring ( diatas plunjer ) selalu berusaha mengubah magnit dan pilot valve
plunjer keatas (bahan bakar berkurang )
Bilamana magnit berputar pada putaran stabil ( steady state condations ), ini berarti
dua gaya sama tetapi arahnya berlawanan. Pilot valve plunjer pada saat berada
ditengah ( the control land menutup control part )
Jika terjadi penurunan setting putaran mesin pada control 2301 atau kenaikkan putaran
mesin (disebabkan dari penurunan beban mesin), input tegangan ke coil selenoid di
actuator menjadi turun. Daya magnit dari coil selenoid juga turun , pada waktu gaya
dari centering spring lebih besar dari pada coil pilot valve plunjer akan bergerak
keatas posisi center. Maka oli yang dibawah power akan bergerak keatas menyebabkan
berputarnya terminal shaft kearah penurunan bahan bakar
Jika terjadi kenaikkan setting putaran mesin pada control 2301 atau penurunan mesin
(disebabkan dari kenaikkan beban mesin ) input tegangan ke coil selenoid juga akan
naik, sekarang gaya dari pada gaya centering spring dan pilot valve plunjer akan
bergerak turun mengikuti tekanan oli dibawah power piston. Pada waktu daerah
permukaan (tekanan oli bekerja lagi) dari power adalah lebih besar dari pada bagian
bawah dari bagian atas piston, piston akan bergerak keatas. Terminal shaft berputar
kearah penambahan bahan bakar.
45
46
BAB V
PERALATAN BANTU MESIN DIESEL
Sistem pelumasan sump basah ialah sistem pelumasan motor yang memanfaatkan karakternya sebagai
47
2. Sistem Pelumasan Kering ( Dry system ).
Sistem pelumasan motor yang tidak memanfaatkan karakternya sebagai penampung minyak pelumas,
48
5.1.2 FUNGSI DAN KLASIFIKASI PELUMAS.
Fungsi Pelumasan
Mesin Diesel.
1. CA.
2. CB
3. CC
4. CD
49
5.1.3 PERALATAN SISTEM PELUMASAN
Fungsi :
Prinsip Kerja :
50
2. Pompa Pelumas.
Fungsi :
Prinsip Kerja :
Pompa pelumas adalah pompa roda gigi sehingga tekanan pompa dapat
mencapai tekanan yang tinggi, pada saat mesin mulai berputar pompa sudah
mulai bekerja dengan tekanan yang rendah, kemudian jika putar
51
3. Filter
Fungsi :
Prinsip Kerja :
52
4. Oil Cooler.
Fungsi :
Prinsip Kerja :
Pelumas yang bersirkulasi setelah berada di Sump Tank atau Carter di isap
oleh pompa pelumas dan di tekan dengan tekanan yang tinggi melalui Oil
Cooler untuk di dinginkan agar nilai viskositasnya kembali atau mendekati
nilai normal, pendingin pelumas dapat menggunakan air maupun udara, sesuai
sistem pendingin yang ada pada mesin tersebut.
53
5. Relief Valve.
Fungsi :
Mengatur tekanan pelumas yang bersirkulasi ke bagian utama mesin dan bagian-
bagian mesin yang perlu mendapat pelumasan.
Prinsip Kerja :
Pompa pelumas adalah pompa roda gigi sehingga tekanan pompa dapat mencapai
tekanan yang tinggi, tetapi tekanan pelumas harus ditetapkan bekerja pada
tekanan tertentu pada temperatur tertentu agar dapat dimonitor kondisi kerja
sistem pelumas.
54
6. Separator.
Fungsi :
Prinsip Kerja :
Pelumas yang masuk dalam separator harus dipanaskan terlebih dahulu agar
pelumas lebih cair untuk memudahkan pemisahan air dan unsur-unsur lain
yang berada dalam pelumas, kemudian pelumas diputar, dan akibat perbedaan
berat jenis maka air dan unsur-unsur yang lebih berat akan terpisah dengan
pelumas sesuai gaya sentripental masing-masing unsur yang berada dalam
pelumas.
55
7. Deep Stick.
Fungsi :
Mengetahui ketinggian pelumas yang berada dala Sump Tank atau Carter.
Prinsip Kerja :
Deep Stick mempunyai tanda maksimal dan minimal yang akan menentukan level
pelumas yang berada dalam tangki penampung.
Proses pengukuran agar lebih akurat yaitu dengan kondisi mesin yang telah
berhenti selama beberapa jam dan posisi stick ketika ditarik harus tegak lurus.
56
5.2 SISTEM PENDINGIN.
5.2.1 JENIS SISTEM PENDINGIN.
57
5.2.2 FUNGSI DAN SYARAT PENDINGIN.
Aman.
Mudah didapat.
Murah.
Tingkat korosif yang rendah.
Tidak mempunyai endapan lumpur.
Viskositas sangat rendah.
Tidak mudah terbakar.
Mempunyai titik didih diatas rata-rata air tawar.
58
5.2.3 DIAGRAM SISTEM PENDINGIN.
Radiator
Thermostat
Pompa Sirkulasi
Mesin
Kipas
Udara
Sirip Pendingin
Oil Cooler
59
5.2.4 PERALATAN SISTEM PENDINGIN (AIR)
( Fungsi dan Prinsip Kerja )
1. Radiator.
Fungsi :
Mendinginkan air yang telah menyerap panas mesin selama beroperasi agar
temperatur air pendingin mesin tetap terjaga pada temperatur operasi yang
normal.
Prinsip Kerja :
Air dari dalam mesin keluar menuju radiator akibat tekanan pompa sirkulasi air
pendingin mesin yang dihisap dari radiator.
Temperatur air yang dihisap dari radiator lebih rendah dari temperatur air yang
keluar dari mesin, air pendingin mesin yang berada di radiator di dinginkan
oleh udara yang mengalir akibat putaran kipas (Fan).
60
2. Thermostat
a. Tipe 1 b. Tipe 2
Fungsi :
Mengatur aliran air pendingin yang akan masuk ke mesin dari radiator pada
saat temperatur mesin masih rendah (temperatur mesin masih dingin).
Air yang berada di dalam mesin di sirkulasikan kembali kedalam mesin agar
61
Prinsip Kerja :
A. B.
62
5.2.5 PERALATAN SISTEM PENDINGIN (UDARA)
Fungsi dan Prinsip Kerja
a Blower.
Fungsi :
Mendinginkan sirip-sirip udara untuk pendingin oli dan yang terdapat pada
kepala silinder dan dinding silinder agar temperatur kerja mesin tetap normal.
Prinsip Kerja :
Blower berputar dengan bantuan poros pompa ini mempunyai tekanan yang
tinggi, putaran pompa dari putaran rendah hingga putaran sedang pompa
digerakkan oleh nok dan volume pemompaan mengikuti putaran penggerak
pompa (Pompa plunyer).
63
b. Sirip Pendingin Mesin
Fungsi :
Mengalirkan panas dari dalam mesin agar permukaan yang akan didinginka
menjadi lebih luas dan sirip-sirip udara tersebut di dingin oleh udara yang
mengalir dari blower kipas udara (fan), maka panas yang di dalam silinder
akan mudah di dinginkan.
64
Setelah mesin hidup lakukan :
1. Periksa kemungkinan adanya kebocoran pada saluran.
2. Amati ikatan-ikatan pada selang karet.
3. Buka tutup radiator dan amati gerakan air pendingin, apakah ada gelembung
udara dalam sirkulasi air pendingin.
4. Amati perubahan temperatur air pendingin selama mesin beroperasi.
Sistem pendingin berjalan normal, umur pemakaian serta daya yang dihasilkan
dapat maksimal.
80
5.3 SISTEM BAHAN BAKAR.
Selain mutu bahan bakar yang diukur dengan Angka Cetana, sifat-
sifat lain dari bahan bakar Diesel yang sangat penting dan langsung
mempengaruhi tingkat mutu yang tercantum dalam spesifikasi bahan bakar
adalah : Densitas, Distilasi, Viskositas, Kadar Belerang, Stabilitas, Kadar
Air, titik didih, Titik keruh, Sedimen, Kadar Abu, Titik Nyala.
1. SIFAT DENSITAS.
Sifat Densitasadalah satuan berat bahan bakar dalam 1 (satu)
liter bahan bakar Diesel.
Rata-rata Density bahan bakar minyak Solar yang digunakan di
Indonesia adalah 0,84 – 0,92 kg/liter.
81
2. SIFAT DISTILASI.
Sifat Distilasi adalah kadar endapan dan kejernihan bahan
bakar dalam 1 (satu) liter bahan bakar Diesel.
Sifat Distilasi bahan bakar minyak Solar akan mempengaruhi efisiensi
pembakaran dan timbulnya endapan-endapan Kokas dalam saluran
Injektor dapat menyumbat lubang laluan dan merusak fungsi Injektor.
3. SIFAT STABILITAS.
Sifat Stabilitas sangat berpengaruh terhadap gangguan fungsi
Injektor dan dapat membentuk endapan pada pompa bahan bakar serta
penyumbatan pada filter bahan bakar.
4. SIFAT VISKOSITAS.
Tingkat Viskositas bahan bakar Diesel menyebabkan kesulitan
start pada saat kondisi mesin dingin atau pada suhu udara sekitarnya
yang dingin.
82
Kondisi ini dapat menurunkan sifat pelumasan bahan bakar pada
Injektor dan Pompa Injeksi sehingga dapat menyebabkan daya mesin
menurun secara tajam.
5. KANDUNGAN BELERANG.
Kadar belerang yang tinggi dalam bahan bakar
akan menimbulkan keausan pada bagian-bagian mesin.
Penyebab keausan adalah akibat proses pembakaran yang
menghasilkan Oksida Belerang SO2 dan SO4 dimana pada suhu tinggi
Oksida Belerang akan berbentuk Uap.
Keausan yang ditimbulkan dari bahan bakar yang mempunyai
kadar belerang tinggi yang terutama adalah Ruang bakar dan Injektor.
7. TITIK NYALA.
Titik nyala bahan bakar Diesel harus cukup tinggi untuk
menghindari terbakarnya bahan bakar pada suhu Ambien yang normal.
Spesifikasi yang berlaku di Indonesia untuk bahan bakar adalah
83
Spesifikasi Titik embun bahan bakar Diesel ditentukan berdasarkan
keadaan cuaca daerah atau negara yang hendak menggunakan bahan
bakar tersebut.
84
Panjang pendeknya tundaan nyala diukur dengan angka cetan, untuk
mendapatkan tundaan nyala yang pendek maka bahan bakar harus
mempunyai angka cetan yang cukup tinggi.
Pompa Supply.1
Tangki Harian
Pompa Supply.2
Over Flow
Pompa Injeksi
Injektor
85
PERALATAN SISTEM BAHAN BAKAR
( Fungsi dan Prinsip Kerja )
Fungsi :
Menampung bahan bakar yang akan digunakan untuk jangka waktu yang lama
(Tangki Bulanan) kapasitas besar dan untuk pemakaian sehari-hari (Tangki
Harian) kapasiatas kecil serta kulitas bahan bakar lebih bersih agar
kontinounitas operasi pembangkit dapat berjalan normal.
Prinsip Kerja :
86
B. Pompa Supply 1.
a. Pompa Sentrifugal.
Fungsi :
Memompakan bahan bakar dari tangki bulanan melalui saringan awal (1) ke
tangki harian, dan dari tangki harian ke pompa injeksi tetapi pompa ini
mempunyai tekanan pemompaan yang rendah..
Prinsip Kerja :
Pompa ini bekerja berdasarkan gaya sentripental dan pompa ini mempunyai
tekanan yang rendah, tetapi putaran pompa cukup tinggi dan konstan pada arah
putaran sesuai bentuk sudu pompa (Rotor Blade).
Jenis pompa ini digerakkan dengan menggunakan motor listrik dan
kemampuan pengisian atau debit bervariasi dari kapasitas yang kecil hingga
besar.
b. Pompa torak.
87
Prinsip Kerja :
Pompa ini bekerja berdasarkan gerakkan torak dan pompa ini mempunyai
tekanan yang tinggi, putaran pompa dari putaran rendah hingga putaran sedang
pompa digerakkan oleh nok dan volume pemompaan mengikuti putaran
penggerak pompa (Pompa plunyer).
Fungsi :
Menyaring bahan bakar yang mengalir dari tangki penampung agar partikel-
partikel dan kotoran lain tidak masuk kedalam pompa injeksi dan injektor.
Prinsip Kerja :
88
Bahan elemen saringan bahan bakar :
1. Saringan Tunggal.
2. Saringan Ganda (Duflex).
3. Saringan putar (Purifier).
90
D. Pompa Injeksi (InjeksiPump)
Pompa Injeksi tipe Majemuk.
Fungsi :
91
Pompa Injeksi tipe Tunggal.
Fungsi :
92
Pompa Injeksi tipe Tunggal langsung Injektor.
Fungsi :
93
Prinsip Kerja :
Pompa bahan bakar ini disebut Pompa Plunyer, dan rumah Pompa Plunyer
disebut Barrel.
Pengaturan pompa dengan menggunakan gigi (gear) yang dihubungkan dengan
setang yang mempunyai alur seperti gigi pada plunyer disebut Rack.
Pada Barrel mempunyai lubang dan lubang keluar masuk bahan bakar (Over
Flow).
Pada Plunyer ada alur pengatur volume bahan bakar yang disebut Helix.
Pengaturan volume bahan bakar ditentukan oleh posisi lubang Over Flow
dengan dengan posisi Helix (Lihat gambar diatas).
Plunyer mempunyai langkah plunyer dan langkah pemompaan bahan bakar.
94
Katup satu arah pada pompa injeksi
Fungsi :
Menjaga agar aliran bahan bakar dari pompa injeksi tidak kembali ke pompa
injeksi dan dalam pipa tekanan tinggi yang menuju Injektor tetap terisi bahan
bakar yang mempunyai tekanan sedikit dibawah tekanan pengabutan (tekanan
pengabutan injektor).
Jika terjadi kebocoran akan mempengaruhi waktu pengabutan pada injektor
pada saat mesin di Start, sehingga mesin sering sulit di hidupkan.
95
E. Pengabut (Injektor).
Fungsi :
Prinsip Kerja :
Pompa bahan bakar memompakan bahan bakar dengan tekanan tinggi dan
pada tekanan yang telah ditentukan pada injektor, maka bahan bakar yang
mempunyai tekanan tinggi akan mengangkat jarum nosel sehingga bahan bakat
tersebut keluar dari lubang nosel dan mengabut sesuai dengan tekanan
pengabutan pada injector.
96
5.3.3 SISTEM UDARA MASUK & GAS BUANG.
Sistem Udara Masuk & Gas Buang merupakan saluran yang mengarahkan aliran
udara masuk kedalam masing-masing silinder dan sisa hasil pembakaran dari masing-
masing silinder agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Kelancaran, distribusi udara masuk dan gas buang sangat menentukan hasil
pembakaran yang secara langsung akan mempengaruhi kemampuan mesin untuk
memikul beban yang berubah-rubah.
Yang termonitor pada sistem udara masuk dan gas buang adalah :
97
SIRKULASI UDARA MASUK DAN GAS BUANG
98
2. Pendingin udara masuk (Inter Cooler).
3. Turbo Charger
99
4. Peredam Gas Buang (Selencer).
100
5.4.1 JENIS SISTEM START.
a. Sistem Engkol.
b. Sistem Elektrikal
c. Sistem Udara.
101
A. Soal
1. Jelaskan dengan singkat perbedaan proses pembakaran pada mesin diesel dengan
mesin bensin!
2. Jelaskan dengan singkat hubungan antara bentuk ruang bakar dengan sistem injeksi
yang digunakan pada suatu mesin diesel!
3. Jelaskan perbedaan sistem injeksi dengan pompa injeksi sebaris dan pompa
injeksi distributor!
4. Apa fungsi sedimenter pada sistem injeksi bahan bakar mesin diesel?
5. Apakah tidak cukup dengan saringan bahan bakar?
6. Jelaskan fungsi pompa pemindah dalam sistem injeksi bahan bakar!
7. Mengapa elemen pompa injeksi merupakan hal paling penting dalam pompa injeksi ?
8. Jelaskan jenis dan fungsi nosel injeksi yang dikenal dalam system injeksi bahan bakar!
9. Lakukanlah penyetelan tekanan injeksi pada nosel-nosel suatu unit mesin diesel agar
tekanannya sesuai dengan spesifikasi
10.Pada sebuah mesin diesel 4 silinder dengan pompa injeksi sebaris yang sedang
berputar, bocorkanlah sistem injeksinya dengan mengendorkan salah satu
sambungannya sampai mesin tersebut mati. Lakukanlah pembleidingan sampai
mesin hidup!
11.Buatlah percobaan dengan menyetel tekanan injeksi di atas atau di bawah
tekanan injeksi spesifikasi. Apa yang terjadi pada kemudahan mesin hidup dan
pemakaian bahan bakar serta warna asap gas buangnya.
B. Kunci Jawaban
1. Proses pembakaran pada mesin bensin segera terjadi dan selesai setelah akhir
kompresi dan saat busi memercikkan bunga api, sedangkan pada mesin diesel
pembakaran dengan suhu kompresi yang pada akhir kompresi baru dimulai persiapan
pembakaran/penundaan penyalaan, selanjutnya pembakaran dilaksanakan secara
bertahap yang memerlukan penyapuran bahan bakar dengan udara cukup homogeny.
2. Pada mesin diesel dengan ruang bakar biasa/langsung banyak menggunakan sistem
injeksi langsung dengan nosel bentuk lubang, sedangkan mesin diesel dengan ruang
bakar tambahan banyak menggunakan nosel tipe pin.
102
3. Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris melayani tiap silinder mesin
dengan satu elemen pompa secara pribadi, sedangkan pada sistem injeksi dengan
pompa injeksi distributor, satu elemen pompa melayani semua silinder mesin diesel.
4. Sedimenter berfungsi untuk memisahkan air yang tercampur dengan bahan bakarnya
Saringan bahan bakar berfungsi memisahkan kotoran/partikel padat dari bahan
Bakarnya.
5. Pompa pemindah berfungsi untuk: (a) memindahkan bahan bakar dari tangki ke
dalam ruang pompa injeksi, dan (b) mengeluarkan udara yang terlanjur masuk ke
dalam sistem injeksi bahan bakar.
6. Elemen pompa paling penting karena menentukan tekanan injeksi dan kapasitas
injeksi/jumlah bahan bakar.
7. Jenis nosel adalah tipe lubang dan tipe pin. Tipe lubang terbagi menjadi jenis lubang
tunggal dan lubang banyak, dan tipe pin terbagi menjadi jenis pasak dan throttle.
Tipe lubang untuk system injeksi langsung dan tipe pin untuk injeksi tidak langsung
dengan ruang bakar tambahan.
8. Penyetelan tekanan injeksi pada nosel-nosel suatu unit mesin diesel agar tekanannya
sesuai dengan spesifikasi.
9. Pembleidingan pada unit mesin diesel sampai mesin hidup.
10.Percobaan dengan tekanan injeksi lebih besar dripada spesifikasi.
103
DAFTAR PUSTAKA
Aris Munandar, Winarto, 1979 Motor Diesel Putaran Tinggi, Bandung Pradiya
Paramitha. 2002. Motor Bakar Torak : ITB Bandung
Ganesa, V., 1996., Internal Combustion Engine : Mc. Grow Hill. Inc
104