(Abdul
Jalil/JIBI/Madiunpos.com)
Rabu, 16 Agustus 2017 19:05 WIB Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com MadiunS h a r e :
Solopos.com, MADIUN — Tim Labfor Polri Cabang Surabaya menyatakan penyebab mesin
evaporator Pabrik Gula Pagottan Madiun meledak karena korosi di tabung evaporator. Tabung
evaporator yang meledak juga sudah lama dan fungsinya menurun.
Kasatreskrim Polres Madiun, AKP Hanif Fatih Wicaksono, mengatakan tabung evaporator
nomor dua yang ada di PG Pagottan terjadi korosi. “Dari hasil Puslabfor terjadi korosi. Tidak
kuat nahan karena korosi. Nanti yang bisa menjelaskan itu saksi ahli,” kata dia, Rabu
(16/7/2017).
Hanif menyampaikan daya tampung tangki atau tabung evaporator nomor 2 yang digunakan
untuk mengolah air gula di PG Pagottan sudah tidak layak pakai. Tabung evaporator yang
meledak itu sudah digunakan sejak 1992.
Meski telah mengetahui penyebab ledakan mesin evaporator, namun pihak kepolisian belum
menentukan tersangka. Saat ini polisi masih mendalami beberapa saksi termasuk korban.
Hanif menyampaikan seorang korban yang saat ini masih dirawat di rumah sakit, Heri
Subiantoro, belum dapat dimintai keterangan karena masih dalam perawatan. “Kondisi korban
belum memungkinkan untuk dimintai keterangan,” ujar dia.
Hanif menyampakan petugas juga akan memeriksa ahli waris dari kedua korban meninggal serta
memeriksa dokumen-dokumen dari pihak manajemen PG Pagottan.
Sementara itu, pascaledakan mesin evaporator pihak PTPN XI membentuk tim internal untuk
menyelidiki penyebab ledakan mesin evaporator yang menyebabkan dua karyawan meninggal
dunia.
Pejabat Humas PTPN XI Brilliant Johan Anugerah belum bisa dimintai konfirmasi terkait hasil
penyelidikan tim internal PTPN XI
Cairan nira pada pabrik gula ini berpengaruh terhadap laju korosi pada peralatan-peralatan
di Stasiun Pemurnian karena memiliki pH yang asam serta proses pemurnian ini juga meningkatkan
sifat korosif pada nira