Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Sebelum mengetahui tentang manajemen lebih dalam, perlu dihayati bahwa manajemen itu
bukanlah sebuah tujuan namun sebuah alat yang digunakan untuk mencapai sebuah tujuan.
Karena tujuan yang akan dicapai tersebut adalah pelayanan dan laba(profit). Disamping itu
sebelum menggunakan alat untuk mencapai sebuah tujuan tersebut, ada ruang lingkup, bidang-
bidang manajemen dan pendekatan-pendekatan manajemen yang harus dipahami terlebih dahulu
agar alat tersebut dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

Dalam memahami bidang-bidang manajemen kita sebelumnya harus mengetahui unsur-unsur


manajemen. Sebab, setiap unsur-unsur manajemen tersebut akan berkembang menjadi bidang
manajemen. Pada saat sekarang bidang menajemen harus sesuai dengan kebutuhan yang akan
diaturnya. Sebab masalah bidang manajemen akan terus berkembang. Sedangkan pendekatan
manajemen dapat dilakukan dalam mempelajari ilmu manajemen,dan sebagai panduan agar tidak
mengambang dalam pelaksanaan manajemen itu sendiri, serta digunakan harus sesuai dengan
situasinya. Sehingga kita cenderung menggunakan pendekatan yang bersifat situasional atau a
contingency approach.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Teori Manajemen

Menurut Frederick Winslow Taylor, skop teori manajemen sempit dan sering dikatakan
manajemen pabrik, karena aspek-aspek yang lebih umum kurang diperhatikan/diabaikannya.
Juga tidak berhasil mengungkapkan fungsi-fungsi manajemen. F.W Taylor dikenal sebagai
Bapak Scientific Management. Sedangkan menurut Henry Fayol, skop manajemen yang
dikembangkan lebih luas, karena verhasil mengemukakan asas-asas manajemen yang lebih
umum / luas(14 asas berhasil mengungkapkan kegiatan-kegiatan / fungsi-fungsi utama
perusahaan industri, yaitu : technical / production, commercial, financial, security,
accounting, dan statistic, management ). Berhasil mengemukakan fungsi-fungsi manajemen
yaitu : planning, organizing, commanding, coordinating, dan controlling (POC3). Hanry Fayol
dikenal sebagai Bapak Manajemen Modern.

B. Bidang-bidang Manajemen

Sebelumnya kita harus mengetahui unsur-unsur manajemen (Tools Of Management) Enam


M yaitu :

1. Men

2. Money

3. Methods

4. Material

5. Machines

6. Market

2
Setiap unsur manajemen ini berkembang menjadi bidang manajemen. Adapun bidang
manajemen tersebut adalah :

a) Manajemen Sumber Daya Manusia (unsur Men)

Difokuskan pada unsur manusia sebagai pekerja. Manajemen SDM adalah ilmu dan
seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan. Hal pokok yang dipelajari pada bidang ini adalah
perencanaan (Human Resources Planning ), pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, pengadaan, pergembangan kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan,
kedisiplinan dan pemberhentian karyawan

Manajer sumber daya manusia melakukan dua fungsi utama yaitu fungsi manajerial
dan fungsi operatif. Fungsi operatif meliputi :

a. Memperoleh tenaga kerja ( personnel procurement )

b. Mengenbangkan tenaga kerja ( personnel depvelopment )

c. Kompensasi ( compensation )

d. Integrasi ( integration )

e. Mempertahankan ( maintenance )

f. Memisahkan diri ( separation )

b) Manajemen permodalan / pembelanjaan (unsur Money)

Difokuskan kepada “bagaimana menarik modal yang Cost of Money nya relative
rendah dan bagaimana memanfaatkan modal (uang) supaya lebih berdaya guna dan
berhasil guna untuk mencapai tujuan”. Pada dasarnya kita dapat membagi pengambilan
keputusan manajumen pembelanjaan dalam tiga kategori yaitu :
a. Pengambilan keputusan mengenai investasi ( investment decisions )
b. Pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan / keuangan ( financial
decisions)

3
c. Pengambilan keputusan mengenai pembagian dividen ( devident decisions )

c) Manajemen akuntansi biaya (unsur Material)

Difokuskan membahas masalah pemakaian material supaya efisien dan efektif


sehingga pemborosan bisa diminimalisirkan .

d) Manajemen produksi (unsur Machines)

Difokuskan pada masalah penentuan atau penggunaan mesin-mesin, alat-alat, lay


out, peralatan dan cara untuk memproduksi barang dan jasa supaya kualitasnya relatif
baik. Ruang lingkup manajemen produksi mencakup kegiatan yang menyangkut
keputusan-keputusan mengenai rancangan sistem produksi yang meliputi :

a. Seleksi dan rancangan (design ) hasil produksi

b. Seleksi peralatan dan proses

c. Perencanaan produksi dari barang-barang yang akan diproses

d. Merancang tugas pekerjaan

e. Lokasi tempat usaha

f. Penyusunan peralatan ( Lay out )

e) Manajemen pemasaran (unsur Market)

Difokuskan tentang cara penjualan barang dan jasa, pendistribusian, promosi


produksi, sehingga konsumen merasa tertarik untuk mengkonsumsinya.

f) Methods
Adalah cara/sistem-sistem yang dipergunakan dalam setiap bidang manajemen
untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna setiap unsur manajemen.

Dalam kehidupan sehari-hari, bidang-bidang manajemen ini semakin banyak sesuai dengan
kebutuhan yang akan diaturnya seperti “manajemen perkantoran, manajemen risiko,

4
Management Information System (MIS), Management by Objective (MBO), manajemen
mutu, dan sebagainya.

C. Pendekatan-pendekatan Manajemen
Ada berbagai pendekatan (approach) yang dapat dilakukan dalam mempelajari ilmu
manajemen yaitu :

1. Pendekatan Berdasarkan Kebiasaan (Empirical Case Approach)

Menurut pendekatan ini manajemen dipelajari dari sudut “sejarahnya, asal usulnya
berdasarkan pengalaman-pengalaman nyata di masa yang lalu”. Beberapa kasus yang
pernah terjadi dianalisis untuk diterapkan pada masa kini maupun pada masa depan.
Berdasarkan hasil analisis itu lalu ditarik kesimpulan dan dijadikan pedoman berpikir
dalam menerapkan manajemen.

2. Pendekatan Berdasarkan Kelakuan Antarindividu (Interpersonal Behavior Approach)

Pada pendekatan ini manajemen dipelajari berdasarkan “hubungan antarmanusia” yakni


tingkah laku hubungan manajer dan bawahan dan tingkah laku hubungan dengan bawahan
sebagai manusia. Jelasnya pendekatan ini dipelajari dari sudut “tingkah laku hubungan
antarkaryawan perusahaan”. Topik-topik yang dipersoalkan dalam pendekatan ini adalah
“human relations, motivasi, kepemimpinan, perilaku manusia, psikologi, dan komunikasi”.

G.R. Terry menyebutkan interpersonal behavior apporoach sama dengan “mahzab


behavior school” atau mahzab kelakuan.

3. Pendekatan Berdasarkan Kelakuan Kelompok (Group Behavior Approach)

Dalam pendekatan ini manajemen dipelajari dari “psikologi social suatau studi pola
budaya mengenai susunan tingkah laku kelompok manusia” (organizational behavior)
yang diartikan sebagai system, pola hubungan antarmanusia di antara kelompok.

Chester I. Barnard berpendapat bahwa masalah-masalah social di dalam organisasi


meliputi attitude, habit, pressure, dan conflicts. Attitude, habit, pressure, dan conflicts ini

5
dalam lingkungan budaya merupakan sumbangan yang berharga bagi manajemen. Dengan
adanya keinginan untuk distribusi merupakan kekuatan sosiologis dalam manajemen.

Jadi, sosiologi dasar yang menyangkut analisis tingkah laku sosial dan kelompok di
dalam system sosial mempunyai nilai yang sangat berguna bagi studi manajemen.

4. Pendekatan Sistem Kerja Sama Sosial (Cooperative Social System Approach)

Menurut pendekatan ini manajemen dipelajari dari teori sistem atau merupakan bagian
dari teori sistem. Pendekatan sistem kerja sama sosial sangat berperan dalam manajemen,
karena semua manager bekerja dalam suatu sistem social berdasarkan kerja sama. Kerja
sama timbul adalah sebagai akibat adanya keterbatasan physic, biology, psychology, dan
sociology.

Limitasi physic (limitasi alam) diartikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia, ia selalu harus berhubungan dengan alam. Limitasi psychology (ilmu jiwa),
manusia jika dilihat dari aspek ilmu jiwa selalu ingin dihargai, ingin dipuji, ingin dihormati
karena keinginan ini mendorong manusia untuk bekerja sama atau hidup berkelompok,
sebab jika hidup menyendiri tidak akan ada yang memuji dan menghormatinya.

Limitasi sociology (limitasi sosial), manusia jika dilihat dari ilmu sosial adalah
makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, tetapi harus hidup bersama dengan manusia
lainnya. Limitasi biology , jika dilihat dari ilmu hayat, manusia itu relative lemah
dibandingkan dengan batu, harimau, gajah, dan lain-lain, sehingga untuk
memperkuat/mempertahankan dirinya manusia harus bekerja sama, bersatu, dan
mengadakan ikatan dengan manusia lainnya.

5. Pendekatan Sistem Sosio Teknik (Socio Technological System Approach)

Pendekatan ini merupakan salah satu aspek dari teori sistem. Menurut Koontz
pendekatan ini merupakan aliran baru dalam manajemen yang dikemukakan oleh E.L.
Trist, sebagai hasil penelitiannya pada pertambangan batu bara di Inggris tahun 1951.

6
E.L. Trist berpendapat, bahwa untuk memecahkan masalah sosial dalam manajemen
(masalah kerja sama dalam manajemen) tidak cukup kalau hanya melihat dari sistem kerja
sama sosial saja, seperti yang dikemukakan oleh Chester I. Barnard, tetapi didalam
meningkatkan kerja sama dan produktivitas kerja harus melihat the technical system yang
menyangkut metode-metode kerja, mesin, alat-alat yang dipergunakan untuk melakukan
kegiatan tersebut.

Jadi pendekatan ini menyangkut masalah teknis yaitu methods, machines, dan
equipment. Meskipun kerja sama baik, tetapi jika methods, machines, dan equipment-nya
tidak sesuai maka produktivitas kerja tidak akan meningkat. Pendekatan ini memandang
suatu organisasi sebagai dua sistem yaitu: social system dan technical system yang kedua-
duanya perlu ada interaksi yang harmonis.

6. Pendekatan Teori Keputusan (Decision Theory Approach)

Merupakan pemilihan secara rasional (rational choice) yang dititikberatkan pada


keputusan rasional, logis, dan ilmiah.

Rational decision adalah pemilihan diantara beberapa alternative yang merupakan suatu
cara tindakan yang berdasarkan keputusan yang diambil secara rasional. keputusan yang
diambil harus menetapkan “apa yang harus dilakukan, bagaiman, dan bilamana harus
melakukannya”.

Pendekatan teori keputusan ini sebenarnya timbul dari para ahli ekonomi, misalnya:

a. Dalam masalah consumers choice theory dikemukakan bahwa konsumen harus


dapat memilih dari beberapa kebutuhan hidup yang persediaannya terbatas.

b. Dalam profit maximalization theory yang dikemukakan bahwa harus dipilih kegiatan-
kegiatan yang paling berdaya juga dan berhasil guna, supaya dapat memperoleh laba
yang maksimal.

c. Dalam Uncertainly dikemukakan bahwa seorang pengusaha harus memilih usaha


yang risikonya sekecil mungkin.

7
d. Dalam Evaluation alternative yaitu didalam menentukan aktivitas perusahaan,
misalnya dalam menetapkan struktur organisasi, reaksi-reaksi psikologi dan sosial
dari karyawan, kelompok kerja, harus memilih tujuan perusahaan, dan lain
sebagainya.

Jadi, rational decision harus didasari oleh alternatif-alternatif kegiatan yang dievaluasi,
baru kemudian dipilih.

7. Pendekatan Pusat Komunikasi (Communication Center Approach)

Pendekatan ini merupakan bagian dari teori sistem informasi dan erat sekali
hubungannya dengan pendekatan teori keputusan yang berpendapat manajer sebagai pusat
komunikasi. Keputusan ditetapkan oleh manajer lau dikomunikasikan kepada para
bawahan untuk dilaksanakan dan hasil pelaksanaannya dikomunikasikan lagi kepada
manajer. Jadi, manajer berperan sebagai penyebar, penerima, penyimpan, dan memproses
informasi untuk dasar pengambilan keputusan. Tanpa adanya komunikasi sebagai sumber
informasi, manajer tidak akan dapat mengambil keputusan yang efektif.

Pendekatan ini menekankan pentingnya peranan komunikasi bagi manajer. Misalnya,


pemberian perintah (instruksi) dan penerimaan laporan yang kedua-duanya mempunyai
peranan penting bagi manajer yang efektif. Henry Clay Lindgran berpendapat bahwa
effective leadership means effective communication atau kepemimpinan yang efektif berarti
komunikasi yang efektif.

Lawrence D. Brennan mengatakan management is communication, artinya manajemen


adalah komunikasi.

8. Pendekatan Matematis (Mathematical Approach = Management Science Approach =


Pendekatan Ilmu Manajemen)

Pendekatan ini melihat manajemen sebagai suatu “sistem proses dalam model-model
matematik”. Pendekatan matematis ini dikenal sebagai operation research/operation

8
analyst yang mendasarkan pembahasan pada pendekatan matematis dan telah mananamkan
dirinya sebagai management scientist.

Tujuan operation research adalah membantu manajer dalam mengambil keputusan.


Pendapat dari management scientist adalah jika manajemen dianggap sebagai fungsi
perencanaan, pengorganisasian, dan pengambilan keputusan yang merupakan proses yang
logis maka hal ini dapat dinyatakan dalam hubungan atau symbol-simbol (model-model)
matematis.

Rational choice harus mendasarkan pada angka-angka misalnya dalam menentukan


berapa barang yang dipesan oleh perusahaan, supaya dapat diperoleh atau diketahui biaya
yang terendah. Dengan pendekatan ini bukan berarti risiko dapat dihilangkan seluruhnya,
tetapi lebih mendapat kepastian dari proses manajemen itu. Proses diartikan apabila
menyangkut keberlangsungan dan kesinambungan sesuatu sejak dimulai hingga berakhir ,
proses manajemen dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian
(PODC). Proses adalah serangkaian aktiviatas yang dilaksanakan secara berurutan sejak
dimulai sampai dengan berakhirnya aktivitas itu.

9. Pendekatan Situasional (Contingency Approach)

Menurut pendekatan ini, mempelajari manajemen didasarkan pada sifat situasional


(sikon) internal dan eksternal organisasi pada saat tersebut. Masalah-masalah yang
dihadapi diselesaikan dan diatasi berdasarkan situasional (sikon), sehingga pemecahan
masalah yang berbeda-beda dilakukan dengan cara yang berbeda-beda pula.

Jadi, menurut pendekatan ini tidak ada suatu sistem yang dapat diterapkan, karena
pemecahan masalah selalu dikaitkan dengan sifat situasional (sikon) saat itu.

An Interdisciplinary Approach

Menurut pendekatan ini, untuk mempelajari manajemen, kita harus mempelajari ilmu-
ilmu lainnya, misalnya sosiologi, psikologi dan lain sebagainya, karena setiap masalah
sosial (manusia) tidak ada yang berdiri sendiri, tetapi selalu ada kaitannya dengan masalah-

9
masalah lainnya. Demikian juga bahwa setiap keputusan dan pemecahan masalah yang
diambil selalu memberikan pengaruh positif atau negatif pada masalah sosial lainnya . hal
inilah yang mengharuskan jika kita ingin mempelajari manajemen, kita juga harus
mempelajari ilmu-ilmu lainnya.

10. Pendekatan Sumber Daya Manusia (Human Resources/supportive Approach)

Menurut pendekatan ini manajemen dipelajari dengan sumber daya manusia sebagai
dasar kajian atau tinjauan. Pendekatan sumber daya manusia dipelajari (diteliti) mengenai
masalah-masalah individu, kelompok kerja, lingkungan kerja, dan motivasi-motivasi apa
yang dapat meningkatkan produktivitas kerja dari sumber daya manusia itu. Potensi
sumber daya manusia (SDM) yang dapat meningkatkan produktivitas kerjanya, pada
dasarnya tergantung pada kemampuan fisik dan daya pikirnya. Kemampuan fisik dan daya
piker biasanya ditentukan oleh tingkat kesehatannya, sedangkan tingkat kesehatan secara
relative tergantung pada gizi makanan yang di konsumsinya, seperti istilah empat sehat
lima sempurna. Untuk meningkatkan daya piker dan kreativitas sumber daya manusia ini
perlu dilakukan pendidikan-pendidikan formal, informal, pelatihan-pelatihan, dan
pembinaan mental yang jujur, bertanggung jawab, bermoral, beriman, bertakwa,dan
berbudaya malu. Peranan sumber daya manusia ini paling menentukan dan menjadi kunci
keberhasilan usaha, dan pada saat ini merupakan isu-isu nasional. Pendekatan sumber daya
manusia ini sejalan dengan membangunmanusia Indonesia seutuhnya “fisik dan
mentalnya”. Menurut pendapat penulis pendekatan sumber daya manusia ini yang paling
baik, karena dalam proses manajemen manusialah yang “menentukan tujuan
(perencanaan), menkmati hasilnya, dan peningkatan produktivitas”.

11.Pendekatan Kombinasi (Operation Approach)

Menurut pendekatan ini manajemen dipelajari bedasarkan kombinasi dari semua


pendekatan diatas.

Koontz dan O’Donnel menyusun bukunya berdasarkan pendekatan kombinasi dengan


menyatukan beberapa oengetahuan yang berhubungan dengan manajemen pada pekerjaan

10
manejer. Pendekatan ini berpendapat bahwa suatu pemusatan pengetahuan yang
berhubungan dengan memimpin hanya ada didalam manajemen, meliputi pengetahuan-
pengetahuan teori sistem, ilmu jiwa, sosiologi, teori-teori pengambilan keputusan, teori
komunikasi, dan matematis. Operational management memusatkan pengetahuan yang tidak
terdapat pada teori lain. Operational management memperhatikan ilmu-ilmu pengetahuan
lain.

Dari berbagai pendekatan ilmu manajemen diatas tidak ada yang mutlak harus dipakai,
tetapi sebaiknya jikan akan memilih suatu pendekatan, kita harus mengetahui lebih dahulu
situasinya, sehingga kita cenderung menggunakan sistem pendekatan yang bersifat
situasional atau a cintigency approach.

12. Pendekatan Operasional

Manajemen dianalisa melalui sudut pandangan apa yang diperbuat seorang manajer
untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang manajer. Kegiata-kegiatan itu atau fungsi-
fungsi dasar ke dalam mana para manajer terlibat, membentuk suatu proses yang
dinamakan proses manajemen. Pendekatan proses itu memusatkan perhatiannay pada
fungsi-fungsi dasar manajemen, proses pendekatan itu banyak digunakan, karena ia sangat
menolong dalam mengembangkan pemikiran manajemen dan membantu menentukan
bentuk manajemen dalam ketentuan-ketentuan yang mudah dipahami. Setiap kegiatan
belajar oleh seorang manajer dapat digolongkan sejajar dengan proses dasar ini.

Penganut-penganut pendekatan ini memandang manajemen sebagai suatu proses


universal, terlepas dari jenis atau tingkat organisasi tetapi mereka juga mengakui bahwa
lingkungan-lingkungan internal maupun eksternal, dalam mana proses manajemen itu
digunakan, sangat berbeda-beda diantara organisasi-organisasi dan pada berbagai tingkat.

13. Pendekatan Perilaku Manusia

Inti pendekatan ini adalah perilaku manusia. Hal itu memberi manajemen metode-
metode dan konsep ilmu-ilmu sosial yang bersangkutan, khususnya psikologi dan

11
antropologi. Penekanan diberikan kepada hubungan-hubungan antara perorangan serta
dampaknya.

Pada manajemen, individu dipandang sebagai makhluk sosio-psikologis. Seni


manajemen diberi penekanan dan seluruh bidang hubungan manusia dipandang dalam
istilah-istilah manajemen. Sebagian orang memandang manajer itu sebagai pemimpin dan
memperlakukan semua kegiatan-kegiatan orang yang dipimpinnya sebagai sebagai
keadaan-keadaan managerial. Pengaruh lingkungan dan dampak yang memberi motivasi
pada perilaku manusia diberikan dalam seluruh penelitian. Karena tidak dapat
dipertanyakan bahwa pengelolaan melibatkan perilaku dan interaksi manusia, maka tidak
diragukan bahwa tujuan-tujuan nyata dari aliran ini sudah memadai, dan sumbangan-
sumbangannya memberi manfaat kepada penelitian manajemen.

14. Pendekatan Sistem Sosial

Para pendukung pendekatan ini memandang manajemen sebagai suatu sistem sosial,
atau dengan perkataan lai, sebagai suatu sistem interrelasi budaya. Ia berorientasasi secara
sosiologis, berurusan dengan berbagai kelompok sosial dan hubungan-hubungan
budayanya serta berusaha menyatukan kelompok-kelompok ini kedalam suatu sistem
sosial, takluk kepada segala pertentangan dan interaksi para anggotanya. Pendekatan ini
memperhitungkan keliharan, manfaat dan fungsi suatu “organisasi informal”, yang
dianggap tumbuh menjadi sesuatu, terutama sekali sebagai akibat-akibat kekuatan-
kekuatan sosial. Ia juga memperhitungkan pertimbangan-pertimbangan etika.

15. Pendekatan Sistem-sistem

Konsep-konsep sistem-sistem umum merupakan bagian-bagian sentral yang


dikembangkan pendekatan ini, suatu sistem dapat dipandang sebagai suatu kumpulan atau
himpunan dua komponen atau lebih,yang saling berada dalam pola hubungan tertentu dan
antara mana suatu kegiatan menimbulkan reaksi pada pihak lain. Dengan kata lain sebuah
sistem adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan dan saling bereaksi.
Sistem-sistem bersifat fundamental bagi kebanyakan kegiatan. Apa yang dipikirkan

12
sebagai suatu kegiatan, mungkin sebenarnya adalah hasil dari banyak kegiatan kecil, dan
aktivitas kecil-kecil ini, sebaliknya adalah hasil dari aktivitas-aktivitas yang lebih kecil
lagi. Berpikir dalam kerangka sistem, akan menyederhanakan dan menyatukan konsepsi
kegiatan-kegiatan yang banyak itu, dengan mana seorang pengelola bekerja. Sebuah
rencana manajemen, misalnya dapat digambarkan sebagai suatu sistem dengan manusia,
uang, mesin, bahan-bahan informasi dan kekuasaan. Pengikut-pengikut pendekatan sistem
–sistem ini bertujuan mengembangkan suatu kerangka sistematis untuk menguraikan
hubungan-hubungan antara aktivitas. Pendekatan sistem-sistem memberikan suatu alat
untuk melihat dengan jelas faktor-faktor yang bersifat tidak tetap, hambatan, dan interaksi.

Pendekatan system pada manajemen bermaksud memandang organisasi sebagai suatu


kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan system
memberi manajer cara memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai
bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas.

16. Pendekatan Kuantitatif

Titik beratnya disini adalah penggunaan model-model matematika dan proses,


hubungan-hubungan dan data yang dapat diukur. Pendekatan ini sudah menunjukan
kegunaan manajerialnya yang besar. Manajemen dipandang sebagai sebuah ketentuan yang
logis yang kalau diungkapkan dan dihubungkan dalam istilah-istilah kuantitatif dan
diproses dengan suatu metodologi yang diterima, menghasilkan jawaban-jawaban atas
persoalan manajerial, yang didefenisikan secara hati-hati. Pendekatan ini memaksa si
pemakai untuk mendefenisikan dengan tepat segala tujuan persoalan dan hubungan dengan
cara yang dapat diukur. Seterusnya pengakuan adanya hambatan-hambatan yang pasti dan
penggunaan-penggunaan proses yang logis memberikan kepada sang manajer suatu cara
atau alat yang ampuh untuk menyelesaikan persoalan-persoalan manajemen tertentu yang
kompleks. Ia sangat bersangkutpaut dengan pengambilan keputusan, maka pendekatan itu
jadi paling efektif, kalau digunakan pada tanda-tanda fisik seperti inventaris, jarak-jarak
angkutan dan campuran-campuran hasil.

17. Pendekatan Kontingensi

13
Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana, pada
situasi tertentu, akan membantu tujuan pencapaian manajemen. Perbedaan kondisi dan
situasi membutuhkan aplikasi teknik manajemen yang berbeda pula.

Pendekatan kontingensi secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu hubungan


fungsional “bila-maka” (“if-then”). “Bila” adalah variabel bebas (independent variable)
dan “maka” adalah variabel bergantung (dependent variable). Dalam manajemen
kontingensi, lingkungan merupakan variabel bebas; sedangkan berbagai konsep dan teknik
manajemen yang mengarahkan orhanisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya, berfungsi
sebagai variabel bergantung.

Ada tiga bagian utama dalam kerangka konseptual menyeluruh untuk pendekatan
kontingensi : lingkungan, konsep-konsep dan teknik-tekinik manajemen, dan hubungan
kontingensi antara keduanya. Pemahaman terhadap hubungan-hubungan kontingensi ini
memberikan berbagai bagi praktek manajemen yang efektif.

18. Pendekatan Emprikal atau kasus

Pendekatan ini mengajarkan untuk mempelajari manajemen dari pengalaman-


pengalaman, peristiwa-peristiwa, atau kasus-kasus. Atas dasar pengalaman, peristiwa dan
kasus dapat dipelajari bagaaimana sukses seseorang diraih atau bagaimana kegagalan
seseorang terjadi.Dari pengalaman sukses dan gagal tersebut dapatdirumuskan aktifitas
manajemennya. Kelemahan pendekatan ini adalah pengalaman belum saja cukup untuk
merumuskan pedoman tindakan masa depan,sebab kondisi masa depan tidak pernah sama
dengan kondisi masa lalu. Untuk memperbaiki pendekatan ini harus memiliki kreatifitas
dalam meramalkan kondisi masa depan melalui gejala pada masa sebelumnya.

BAB III

PENUTUP

14
Dari pembahasan materi diatas dapat disimpulkan bahwa bidang-bidang manajemen memiliki
pokok pembahasan tersendiri. Ini dikarenakan adanya berbagai aspek yang dibutuhkan dalam
masyarakat yang akan diatur oleh bidang manajemen tersebut seperti manajemen perkantoran,
manajemen risiko, management information system (MIS), management by objective (MBO),
manajemen mutu dan lain sebagainya. Setiap bidang manajemen memiliki pemfokusan
dimasalahnya masing-masing. Misalnya bidang manajemen permodalan hanya memfokuskan
tentang pengelolaan dana, manajemen produksi memfokuskan dalam bidang produksi.
Sedangkan dalam pendekatan-pendekatan manajemen, lebih mempelajari sesuatu tersebur
berdasarkan sudut pandang pendekatan itu sendiri. Misalnya pendekatan berdasarkan kelakuan
antarindividu, itu berdasarkan sudut pandang hubungan antar manusia. Adapun dampak positif
kita mempelajari hal yang penulis tulis adalah memberikan kemudahan pada kita semua dalam
mempelajari ilmu manajemen itu sendiri. Sehingga untuk pembahasan materi selanjutnya kita
semua tidak akan mengambang dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

15
Hasibuan,Malayu S.P, Manajemen ( dasar, pengertian dan masalah ), Jakarta : Bumi Aksara,
2011.

Terry, Georgi. R dan Rue, L. W, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta : Bumi aksara, 1992.

Ranupandojo, Heidjrachman, Teori dan Konsep Manajemen, Yogyakarta : 1987.

Udaya, Jusuf dkk, Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997

16

Anda mungkin juga menyukai