Anda di halaman 1dari 7

Konsep Daerah Kebudayaan

Daerah Kebudayaan merupakan suatu penggolongan yang dilakukan oleh para


ahli antropologi dari berbagai macam suku bangsa yang beragam kebudayaannya. Konsep
daearah kebudayaan sebenarnya merupakan bentuk penggolongan yang mengkelaskan
beragam suku bangsa yang tersebar di daerah atau benua besar kedalam suatu golongan-
golongan bedasarkan persamaan unsur kebudayaan.

Suatu daerah kebudayaan adalah suatu daerah pada peta dunia yang oleh par aahli
antropologi disatukan berdasarkan persamaan unsur-unsur atau ciri-ciri kebudayaan yang
mencolok. Dengan pengolongan seperti itu, berbagai suku bangsa yang tersebar di suatu
daerah di muka bumi diklasifikasikan berdasarkan unsu-unsur kebudayaan yang
menunjukkan persamaaan, untuk memudahkan para ahli antropologi melakukan penelitian
analisa komparatif.

Ciri-ciri kebudayaan yang dijadikan dasar dari suatu pengolongan daerah kebudayaan
bukan hanya unsur-unsur kebudayaan fisik saja (misalnya alat-alat yang digunakan berbagai
jenis mata pencaharian hidup, yaitu alat bercocok tanam, alat berburu, dan alat transportasi,
senjata, bentuk-bentuk ornamen, gaya pakaian, bentuk rumah, dsb), tetapi juga unsur-unsur
kebudayaan abstrak seperti unsur-unsur organisasi kemasyarakatan, system perekonomian,
upacara keagamaan, adat istiadat dll. Persamaan ciri-ciri mencolok dalam suatu daerah
kebudayaan biasanya hadir lebih kuat pada kebudayaan-kebudayaan yang menjadi pusat pada
kebudayaan yang bersangkutan, dan makin tipis didalam kebudayaan-kebudayaan yang
jaraknya makin jauh dari pusat tersebut.

Suatu daerah kebudayaan atau culture area merupaka suatu penggabungan atau
penggolongan (oleh ahli antropologi) dari suku-suku bangsa yang dalam masing-
masingkebudayaan yang beranaeka warna mempunyai beberapa unsur dari ciri mencolok
serupa. Sistem penggolongan daerah kebudayaan yang sebenarnya merupakan suatu sistem
klasifikasi yang mengklaskan beraneka warna suku bangsa yang tersebar disuatu daerah atau
benua besar, kedalam golongan berdasarkan atas beberpa persamaan unsusr dalam
kebudayanya. Hal ini untuk memudahkan gambaran menyeluruh dalam hal penelitian analisa
atau penelitian komperatif dari suku-suku bangsa di daerah atau benua yang bersangkutan.

Saran-saran pertama untuk perkembangan sistem culture area nerasal dari seorang
ilmuan antropologi di Amerika, F. Boas. Walaupun para pengarang dari abad ke-19 tentang
kebudayaan dab masyarakat suku bangsa indian pribumi benua Amerika telah
mempergunakan istilah klasifikasi berdasarkan daerah-daerah geografi di benua Amerika
yang menunjukan banyak persamaan dengan sistem klasifikasi culture area di Amerika Utara
yang kita kenal sekarang.

Meskipun benih-benih untuk sistem klasifikasi culture area itu sudah ada pada para
pengarang etnografi di Amerika, tetapi murid Boas bernama C. Wissler adalah yang membuat
konsep itu populer, terutama karena bukunya yang berjudul The American Indian (1920), di
mana ia membicarakan berbagai macam suku bangsa indian Amerika Utara berdasarkan atas
sembilan buah culture area.

Sistem culture area mulai dikembangkan oleh C. Wissler untuk


mengklasifikasikan aneka warna kebudayaan penduduk indian pribumi di Amerika Selatan,
Oseania, Afrika, dan di Asia, semuanya dengan sedikit keterangan dan contoh.

C. Daerah-daerah Kebudayaan di Amerika-Asia

Clark Wissler mengklasifikasikan Amerika Utara kedalam sembilan daerah kebudayaan.

a. Daerah Kebudayaan di Amerika Utara

1. Daerah kebudayaan eskimo

Yang meliputi susku-suku bangsa pemburu binatang laut di pantai utara dan barat laut
kanada, serta pantai-pantai yang berhadapan dengan panatai kanada seperti Greenlandyang
telah mengdaptasikan diri terhadap kehidupan di daerah sebelah utara garis pantai dan di
dalam suatu alam yang sangat dingin dan banyak es dan salju keras. Contoh suku bangsa dari
daerah ini Eskimo, Nanivakimut di Alaska, Eskimo Iglulik di pantai bagian utara dari teluk
Hudson.

2. Daerah Kebudayaan Yukon-Mackenzi

Yang meliputi suku-suku bangsa pemburu binatang hutan koniferus di Kanada Barat
Laut, seperti beruang atau binatang-binatang buruan yang lebih kecil, serta penangkapan ikan
di sungai-sungai Yukon dan Mackenzi, serta anak-anak sungai. Dibeberapa tempat ada pula
suku-suku bangsa yang musim-musim tertentu memburu binatangrusa reindeer. Salju lembut
yang banyak di daerah itu telah menyebabkan berkembangnya alat sepatu salju. Contoh suku
bangsa di daerah itu adalah Tanana di hulu sungai Yukon, Kaska di hulu sungai Mackenzie,
dan chipwayan di daerah-daerah danau kanada utara.
3. Daerah Kebudayaan pantai barat laut

Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang hidup di desa-desa tepi
pantai barat laut Kanada, atau di tepi pantai pulau-pulau yang berhadapan dengan panatai
Kanada. Suku bangsa itu hidup dari perikanan (ikan salm) dan membru ikan paus dilaut
terbuka. Ciri yang mencolok dari kebudayaannya adalah upacara-upacara tetonisme dengan
suatu seni patung kayu yang berkembang luas, seni teun yang indah, danadat setiadat sekitar
potlatch, yaitu pesta-pesta besar dimana kelompok-kelompok kekerabatan yang berasal dari
desa-desa lain saling bersaing secara berlebihan dalam hal memamerkan kekayaan. Contoh
suku bangsa dari daerah ini adalah Tlinggit, Haida, dan Kwakikut.

4. Daerah Kebudayaan Dataran Tinggi

Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun hidup di desa-desa, dirumah-


rumah setengah di bawah tanah dalam musim dingin dan rumah-rumah jerami untuk musim
panas . Mata pencariannya adalah perikanan dan meramu tumbuh-tumbuhan dan buah-
buahan. Contoh suku bangsa ini adalah Kutensi, Klamat, dan Yurok.

5. Daerah kebudayaan Plains

Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang sampai sekitar abad ke-
19 tersebar didaerah stepa-stepa yang sangat luas, yaitu di ddaerah praire atau plains diantara
sungai besra misissipidan deret pegunungn Rocky, yang hidup dari berburu binatang banteng
bison dengan kuda ( yang pemakainnya mereka pelajari dari orang spanyol). Sekarang
dengan musnahnya bison, orang indian praire sudah mempunyai mata pencaharian hidup lain
atau sudah tersebar di kota-kota. Contoh suku bangsa daerah ini adalah Crow, Omaha, dan
Comanche.

6. Daerah kebudayaan hutan timur

Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang tersebar di daerah-


daerah sekitar bagian timur laut, dan yang hidup berdasarkan pertanian menetap dengan
jagung sebagai tanaman pokok. Suku bangsa itu umumnya hidup di desa-desa dengan rumah-
rumah panjang yang terbuat dari kulit pohon untuk musim panas dan rumah-rumah setengah
bola yang juga terbuat dari kulit pohon untuk musim dingin (wigwam). Contoh suku bangsa
ini adalah Winnebago, Huron, dan Iroquis.
7. Daerah kebudayaan dataran kalifornia

Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rumpun yang hidup dari berburu dan
mengumpulkan biji-bijian. Mereka tinggal dalam rumah-rumah jerami dan terkenal dengan
seni keindahan anyamannya. Contoh suku bangsa ini adalah Miwok, Washo, dan Ute.

8. Daerah kebudayaan Barat Daya

Yang meliputi suku-suku bermasyarakat rumpun yang tersebar di daerah gurun dan
setengah gurun, dan hidup dari pertanian intensif di lembah-lembah sungai. Suku bangsa itu
tinggal di desa-desa berumah persegi bertingkat-tingkat yang terbuat dari tanah liat (peublo),
dan yang sering dibangun diatas puncak gunung karang yang tinggi curam untuk keperluan
pertahanan. Contoh suku bangsa ini adalah Apache, Navaho, Zuni Peublo, Hopi Peublo, dan
santa carla peublo.

9. Daerah kebudayaan tenggara

Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyaratkat rumpun yang bercocok tanam


intensif dengan cangkul dan menanam jagung, labu-labuan dan tembakau sebagai tanaman
pokok. Mereka hidup dalam desa dengan rumah-rumah berbentuk persegi panjang yang
tergabung dalam federasi-federasi desa yang luas. Dalam kehidupan kehidupan
keagamaannya merka telah mengembangkan suatu sistem upacara yang luas berpusat pada
pemujaan matahari. Contoh suku bangsa ini adalah Cherokee, Seminole, dan Chowtow

10. Dearah Kebudayaan Meksiko

Yang meliputi suku-suku bangsa bermasyarakat rakyat pedesaan yang berorientasi


terhadap peradaban kota yang banyak terpengaruh oleh kebudyaan spanyol dan agama
Katolik.

Dalam zaman sebelum orang Spanyol datang, rakayat pedesaan berorientasi pada suatu
perdaban yang tinggi di kota-kota besra dengan bangunan kuil-kuil yang indah, pusat
penyembahan matahari, yang dilakukan dengan upacara-upacara luas dengan korban
manusia. Rakyat hidup dari bercocok tanam di ladang dengan jagung, kentang , labu-labum,
tembakau, dan kapas sebagai tanaman pokok.
b. Daerah-daerah kebudayaan di Asia

Suatu pembagian dari benua Asia kedalam daerah-daerah kebudayaan pernah dibuat
oleh AL. Kroeber. Pembagian itu sebenarnya masih bersifat kasar dan lebih berdasrkan
common sense daipad analisa dan perbandingan dengan unsur-unsur kebudayaan secara
mendalam dan luas.

Pada hakikatnya sutu benua besar seperti Asia terlamapau besar perbedaan-perbedaan
sifat-sifatnya untuk dapat dibagi secara keseluruhan ke dlam daerah-daerah kebudayaan.
Kalau kita ambil bagian-bagian khusus dari benua itu, misalnya Asia Barat Daya, Siberia,
Asia Selatan, atau daerah lain yang mengklasifikasikan aneka warna kebudayaan dalam
bagian khusus itu kedalam daerah-daerah kebudayaan, maka bru klasifikasi seperti ada
artinya.

Dalam hal ini kawasan Asia menurtu Kroeber dengan beberapa perubahan, kedalam
tujuh bagian yaitu :

1. Daerah Kebudayaan Asia Tenggara

2. Daerah Kebudayaan Asia Selatan

3. Daerah Kebudayaan Asia Barat Daya

4. Daerah Kebudayaan China

5. Daerah Kebudayaan Stepa

6. Daerah Kebudayaan Siberia Asia Tengah

7. Daerah Kebudayaan Asia timur Laut

8. Suku-suku bangsa di Indonesia

Seorang ahli Antropologi biasanya, kecuali memilih suatu kejuruan mengenai satu
sub ilmu dalm antropologi fisik, ahli etnologi, ahli antropologi-sosial, dan sebagainya, juga
memilih suatu kejuruan mengenai suatu daerah di muka bumi ( Ahli Asia Barat Daya, Ahli
Amerika Utara, Ahli Amerika Latin, ahli Oseania, ahli Asia tenggara, dan sebagainya).
Kita tinjau seorang ahli asia tenggara secara konvensional seorang ahli antroplogi
serupa itu dianggap mengenal secara luas dan mendalam kehidupan masyarakat dan
kebudayaan semua suku bangsa yang tersebar di Birma,Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam,
Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Biasanya ia pernah melakukan penelitian yang mendalam
diantara paling sedikit dua suku bangsa, terdapat mungkin satu di Benua (Asia Tenggara),
dan satu di kepulauan (Asianesia).

Seorang ahli antropologi Indonesia sudah tentu tidak dapat mengikuti syarat-syarat
konvensional yang lazim diterima oleh dunia antropologi itu. Seorang ahli Antropologi
Indonesia wajib untuk mengenal bentuk-bentuk masyarakat dan kebudayaan di wilyah
indonesia sendiri, dan wajib mengetahui dengan cukup mendalam masyarakat dan
kebudayaan diwilayah negara tetangga, yaitu : Malaysia, Brunei, Filipina, Papua Nugini dan
Asia tenggara pada umumnya.

Klasifikasi dari aneka waran suku bangsa di Indonesia biasanya masih berdasarkan
sistem lingkaran hukum adat yang mula-mula disusun oleh Van Vallenhoven. Sistem yang
tergambar dalam peta 7 membagi Indonesia kedalam 19 daerah yaitu:

1. Aceh

2. Sulawesi Selatan

3. Gayo-Alas Batak

4. Ternate

5. Nias dan Batu

6. Ambon Maluku

7. Minangkabau

8. Kepulauan Barat Daya

9. Mentawai

10. Papua (Irian)

11. Sumatra Selatan

12. Timor

13. Enggano
14. Bali dan Lombok

15. Melayu

16. Jawa Tengah dan Jawa Timur

17. Bangka dan Belitung

18. Surakarta dan Yogyakarta

19. Kalimantan

20. Jawa Barat

21. Sangir-Talaud

22. Gorontalo

23. Toraja

Mengenai lokasi suku-suku bangsa di Indonesia masih berdasarkan peta bahasa dari
J.Esser. Hrus diperhatikan terutam untuk daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur
bahkan bagian dari Sumatra masih banyak terdapat keragu-raguan.

http://anthyputrynisyah.blogspot.com/2013/05/antropologi-aneka-ragam-masyarakat-
dan.html

http://makalah-ku.blogspot.com/2012/08/makalah-keanekaragaman-masyarakat-dan.html

Anda mungkin juga menyukai