AN KE ENAM-T U JUH
PERTEMU
KONSEP SUKU BANGSA
Kebudayaan bisa tampil karena kebudayaan itu menghasilkan suatu unsur
yang kecil berupa suatu unsur kebudayaan fisik dengan bentuk khusus. Dalam
istilah etnografi untuk suatu kebudayaan dengan corak khas adalah suku
bangsa
Suku Bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan
identitas akan kesatuan kebudayaan .
Kesadaran dan identitas tadi seringkali (tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan
Bahasa juga.
kesatuan budaya bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar (mis :
ahli antropologi atau ahli kebudayaan), melainkan oleh warga kebudayaan
bersangkutan itu sendiri.
Contoh Kebudayaan Sunda suatu kesatuan, bukan karena ada peneliti-
peneliti yang secara etnografi telah menentukan bahwa kebudayaan Sunda
itu tersendiri yang berbeda dengan kebudayaan Jawa
(Koentjaraningrat, 2009)
KONSEP SUKU BANGSA
Dalam konsep suku bangsa, batas dari kesatuan manusia yang merasakan
diri terikat oleh keseragaman kebudayaan itu dapat meluas dan menyempit,
tergantu pada keadaan.
Misalnya,penduduk Aceh terdiri dari beberapa suku bangsa yang khusus
seperti suku Aceh (dominan), Gayo, Kluet, Tamiang, dan Aneuk Jame ,
sehingga ciri khas tersebut dikuatkan dengan penggunaan bahasa yang
berbeda-beda yakni Bahasa Aceh, Bahasa Gayo, Bahasa Kluet, Bahasa Eneuk
Jame, Bahasa Tamiang, dan tidak dimengerti oleh satu sama lainnya.
Contoh lain penduduk Pulau Flores di NTT terdiri dari beberapa suku bangsa
yang khusus, dan menurut kesadaran orang Flores itu sendiri, yaitu orang
Manggarai, Ngada, Sikka, Riung, Nage-Keo, Ende, dan Larantuka.
Kepribadaian yang khas tersebut dikuatkan oleh Bahasa-Bahasa khusus,
Bahasa Manggarai, Bahasa Ngada, Bahasa Sikka, Bahasa Ende, dsb.
Namun demikian, mereka tetap merasa sebagai orang Flores ketika berada
dalam perantauan.
KONSEP DAERAH KEBUDAYAAN
Daerah Kebudayaan (culture area) merupakan suatu
penggabungan atau penggolongan (yang dilakukan oleh ahli-
ahli antropologi) dari suku-suku bangsa yang beragam
kebudayaannya, tetapi mempunyai beberapa unsur dan ciri yang
mencolok serupa.
Sistem penggolongan daerah kebudayaan sebenarnya
merupakan suatu sistem klasifikasi yang mengkelaskan
beragam suku bangsa yang tersebar di suatu daerah atau benua
besar, kedalam golongan-golongan berdasarkan persamaan
unsur kebudayaannya.
Tujuannya untuk memudahkan dalam penelitian analisis atau
penelitian komparatif dari suku-suku bangsa di daerah atau
benua yang bersangkutan.
Penggolongan Daerah Kebudayaan
Penggolongan Beberapa Kebudayaan dalam suatu daerah kebudayaan
dilakukan berdasarkan atas persamaan ciri-ciri yang mencolok .
Para
Para ahli
ahli Antropologi
Antropologi membagi
membagi daerah
daerah kebudayaan
kebudayaan dunia
dunia berdasarkan
berdasarkan atas
atas
kriteria mata pencaharian dan sistem ekonomi kedalam enam macam :
a) Masyarakat pemburu dan peramu (hunting and gathering societies);
b) Masyarakat peternak (pastoral societies);
c) Masyarakat
Masyarakat peladang
peladang (societies
(societies of
of shifting
shifting cultivators);
cultivators);
d) Masyarakat
Masyarakat nelayan
nelayan (fishing
(fishing communities);
communities);
e) Masyarakat
Masyarakat petani
petani pedesaan
pedesaan (peasent
(peasent communitites);
communitites);
f) Masyarakat
Masyarakat perkotaan
perkotaan kompleks
kompleks (complexs
(complexs urban
urban societies)
societies)
PEMBAGIAN DAERAH KEBUDAYAAN DUNIA