Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu proses melakukan kegiatan atau uaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain atau seni tentang
bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Agus, 2010). Di dalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controlling). Manajemen juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis yang
memfokuskan pada produksi dan dalam banyak hal lain untuk menghasilkan suatu
keuntungan (Nursalam, 2011).
Manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/keluarga serta masyarakat
(Gillies, 1985 dalam Arwani & Heru, 2005). Proses manajemen keperawatan sejalan
dengan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan
secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang
(Mahyuliansyah, 2010). Sebagaimana proses keperawatan, dalam manajemen
keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil.
Proses untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai
dengan visi dan misi rumah sakit tidak terlepas dari proses manajemen, yang
merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalanankan suatu
kegiatan organisasi keperawatan. Proses manajemen suatu unit pelayanan kesehatan
mencakup manajemen asuhan keperawatan dan manajemen pelayanan, dimana
manajemen tersebut saling keterkaitan dan terintegrasi (Nursalam, 2011). Pelayanan
kesehatan di rumah sakit merupakan suatu bentuk pelayanan yang diberikan kepada
pasien oleh suatu tim multi disiplin, termasuk tim keperawatan. Tim keperawatan
merupakan anggota tim kesehatan garda terdepan yang menghadapi masalah kesehatan
pasien selama 24 jam secara terus menerus. Oleh karena itu, kualitas pelayanan
kesehatan sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan keperawatan. Untuk meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan, perlu suatu sistem pelayanan yang sesuai dengan

1
2

kebutuhan rumah sakit yang ada serta diperlukan suatu standar yang akan digunakan
baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan tersebut (Anonim, 2011).
Suatu sistem pelayanan yang sangat dikenal saat ini adalah sistem pelayanan
MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional). MPKP ini merupakan suatu sistem
(struktur, proses, dan nilai-nilai profesional) yang memfasilitasi perawat profesional,
mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan dimana
asuhan tersebut diberikan (Hoart & Woods, 1996 dalam Sitorus, 2006). Di Indonesia
bentuk MPKP yang dikembangkan adalah MPKP Transisi dan MPKP pemula.
Pelayanan MPKP sudah berdasarkan pada 4 pilar nilai professional yaitu management
approach, compensatory reward, professional relationship dan patient care delievery.
Hasil penerapan sistem tersebut menunjukkan hasil BOR meningkat, ALOS menurun,
angka lari pasien menurun. Hal ini menunjukkan bahwa dengan MPKP pelayanan
kesehatan jiwa yang diberikan bermutu baik (Keliat, 2012).
Sistem manajemen MPKP sudah diterapkan oleh Rumah Sakit Jiwa Tampan
demi mengembangkan sistem pelayanan keperawatan profesional. Pelaksanaan MPKP
di RSJ Tampan pertama kali dibentuk pada tahun 2008 diruangan MPKP Mawar yang
sekarang dikenal dengan ruang Siak, 2009 dibentuk Ruangan MPKP Indragiri,
kemudian tahun dan tahun 2010 Ruangan MPKP Kuantan, pada tahun 2011 dibentuk
ruang MPKP Kampar dan Sebayang serta tahun 2012 dilaksanakan di ruangan UPIP.
Berdasarkan keputusan Diklit RSJ Tampan ditetapkan ners muda untuk melakukan
praktik manajemen keperawatan di Ruangan MPKP Sebayang.
Praktik manajemen keperawatan di Ruangan MPKP Sebayang RSJ Tampan
Provinsi Riau sebagai salah satu proses pembelajaran klinik yang diharapkan mampu
mengubah tatanan manajemen pelayanan keperawatan ke arah yang lebih baik.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan kelompok mulai tanggal 02 Januari - 05
Januari 2019, beberapa masalah yang ditemukan berdasarkan hasil pengkajian antara
lain : Kurang optimalnya pengendalian mutu, Kurang Optimalnya pelaksanaan Asuhan
Keperawatan, Kurang optimalnya pencegahan dan pengendalian infeksi: Hand
hygiene, Kurang optimal terlaksananya Activity Daily Living (kebersihan) pasien,
Kurang optimal terlaksananya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK), Kurang optimal
terlaksananya case conference. Hal ini membuat kelompok tertarik untuk mengkaji
sejauh mana pelaksanaan manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan
di ruangan MPKP Sebayang.
3

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah melaksanakan praktik keperawatan manajemen selama 4 minggu di
ruangan Sebayang Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau kelompok mampu
melakukan pengelolaan unit pelayanan keperawatan jiwa sesuai dengan konsep
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan praktik keperawatan manajemen selama 4 minggu
diharapkan kelompok mampu:
a. Melakukan pengkajian situasi ruangan Sebayang
b. Menganalisa data hasil pengkajian
c. Memprioritaskan masalah di ruangan Sebayang berdasarkan hasil analisa data
yang diperoleh
d. Menyusun rencana penyelesaian masalah di ruangan Sebayang
e. Melaksanakan tindakan penyelesaian masalah sesuai rencana yang telah
disusun
f. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan penyelesaian masalah yang
telah dilakukan.
g. Mengidentifikasi hambatan yang ada dan alternatif.

C. Metode Pengumpulan Data


1. Wawancara
Ners muda melakukan tanya jawab terhadap kepala ruangan, ketua tim dan perawat
pelaksana.
2. Observasi
Ners muda melakukan pengamatan terhadap kepala ruangan, ketua tim dan perawat
pelaksana, dokumentasi serta sarana dan prasarana yang terkait dengan ruangan
Sebayang.
3. Telusur Dokumen
Ners muda melihat langsung bukti otentik terkait pendokumentasian kepala
ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana yang telah dilakukan di ruangan
Sebayang.

Anda mungkin juga menyukai