Disusun oleh :
NIM : 5311311009
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2014
1
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan Telah disyahkan oleh PT. Phapros, Tbk dan
Hari :
Tanggal :
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Jurusan Ass. Manager Utility
2
Abstrak
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena atas kasih sayang-Nya penulis
telah berhasil menyelesaikan proyek dan penyusunan laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di industri farmasi PT. Phapros, Tbk. Semarang pada periode 15
Juli – 31 Agustus 2013.
Pelaksanaan proyek dan laporan ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh dan menambah ilmu, wawasan, pengetahuan di bangku kuliah
dalam dunia kerja yang sebenarnya, selain untuk memenuhi kurikulum pada
program studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam keseluruhan pelaksanaan PKL ini
berjalan lancar berkat bimbingan yang dengan sepenuh hati meluangkan waktunya
untuk memberi informasi, saling berbagi ilmu yang dibutuhkan, dan mengarahkan
dengan jelas dari dukungan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada
berbagai pihak antara lain, yang terhormat:
1. Drs. Iswanto, Apt., MM selaku Direktur Utama PT. Phapros Tbk.
Semarang yang telah memberi izin, kesempatan, dan fasilitas untuk
melaksanakan PKL di Industri Farmasi PT. Phapros, Tbk
2. Dra. Barokah Sri Utami, Apt. MM selaku Direktur Produksi PT. Phapros
Tbk. Semarang yang telah memberikan izin, dan kesempatan
melaksanakan praktik kerja lapangan di PT. Phapros, Tbk
3. Bapak M. Ali, ST selaku Asisten Manager Utility di PT. Phapros Tbk.
yang telah banyak membagi ilmu, saran, dukungan, serta pengalaman
berharga selama pelaksanaan PKL
4. Bapak M. Arif, A.Md selaku Pembimbing Lapangan yang telah banyak
membagi ilmu, dan memberikan pengarahan yang membantu dalam
4
penyusunan laporan &mempelajari sistem kelistrikan di PT. Phapros,
Tbk
5. Bp. Pramono, Bp. Supriyanto, Bp. Supriyanto, Bp. Marga selaku
Operator Utility Listrik Air (LA) yang telah membantu menjelaskan
banyak hal tentang sistem kelistrikan LVMDP di PT. Phapros, Tbk
6. Bp. Mahil, Bp. Dedy, Bp. Rahmat, Ibu. Rani selaku karyawan Unit
Utility yang telah banyak membantu & mengarahkan dalam
pelaksananan PKL.
7. Drs. M. Harlanu, M.Pd selaku dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan praktik kerja
lapangan
8. Drs. Suryono, MT selaku Ketua jurusan Teknik Elektro di Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan praktik kerja lapangan
9. Ibu Riana Defi Mahadji Putri, ST, MT selaku Ketua prodi Teknik
Elektro D3 di Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan praktik kerja lapangan
10. Drs. Agus Murnomo,M.T selaku dosen pembimbing PKL di Universitas
Negeri Semarang, yang telah membimbing dan mengarahkan dalam
pelaksanaan PKL
11. Seluruh staf dan karyawan PT Phapros Tbk. atas kerjasamanya selama
pelaksanaan PKL
12. Rekan-rekan selama praktek kerja: Dhanis, Randy, Avinda, Vita dll.
terima kasih atas kekompakan dan kerjasama kalian selama pelaksanaan
praktek kerja. Dan juga banyak mengulas ilmu seputar software gambar
teknik AutoCAD
13. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
terimakasih atas dukungan dan bantuannya.
5
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang Teknologi. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan,untuk
itu saya mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun guna kesempurnan
laporan ini.
Semarang, Juli 2014.
Penulis
Nanda Puji Arianto.
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
ABSTRAK.......................................................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................vii
DAFTAR TABEL............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
(PPPP)..................................................................................................17
7
2.8 Pengadaan (Procurement).............................................................18
2.9 Produksi........................................................................................20
2.10 Engineering.................................................................................22
3.4.1 Penghantar...........................................................................56
3.4. 2 Pemisah..............................................................................56
3.4.3 Pengaman............................................................................57
3.5.1 Penghantar...........................................................................60
3.5.2 Pengaman............................................................................61
8
3.5.3 Synchronizing Panel............................................................62
3.5.1 Penghantar...........................................................................60
3.8.2 Penghantar...........................................................................87
3.8.3 Pemisah...............................................................................92
BAB IV PENUTUP........................................................................................93
4.1 Kesimpulan...................................................................................93
4.2 Saran.............................................................................................93
Daftar Pustaka......................................................................................94
9
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
10
Gambar 20. Spesifikasi ACB Schneider Electric dari laman web....................58
Gambar 23. Generator Set Perkins dengan daya 700 kVA di PT. Phapros, Tbk
..........................................................................................................................65
Gambar 24. Generator Set Mitsubishi 1 dengan daya 770 kVA di PT. Phapros,
Tbk....................................................................................................................67
Gambar 25. Generator Set Mitsubishi 2 dengan daya 770 kVA di PT. Phapros, Tbk
..........................................................................................................................68
Gambar 26. Generator Set Mercy dengan daya 150 kVA di PT. Phapros, Tbk 70
DAFTAR LAMPIRAN
11
Lampiran 1. Denah Mesin Genset....................................................................96
12
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem distribusi energi listrik yang baik sangat penting yang terdiri dari
sumber pembangkitan (power plan), penyaluran (distributing), sampai ke tingkat
penggunaan (user) oleh karena itu dalam penulisan laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) penulis mengambil judul “SISTEM INSTALASI POWER
SUPPLY PADA PHB UTAMA UTILITY PT. PHAPROS, Tbk.”
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang masalah,dasar pemilihan judul,Ruang
lingkup masalah ,tujuan ,pembatan masalah metode penelitian dan sistematika
penulisan.
4
Bab III Sistem Instalasi Power Supply Pada PHB Utama Utility PT.
Phapros, Tbk.
Bab IV Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran – saran berdasarkan uraian laporan
yang di buat oleh penulis laporan.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM
Tahun 2002 : memproduksi 137 item obat, 124 diantaranya adalah obat hasil
pengembangan sendiri.
Tahun 2004 : PT. Phapros, Tbk. memperkenalkan produk alam dalam kelompok
Agro-Medicine (Agromed)
Tahun 2009 : sertifikasi OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety
Assessment Series)
Guna memperkuat jaringan dan distribusi, PT. Phapros, Tbk. mempererat
kerja sama dengan PT. Rajawali Nusindo yang merupakan distributor tunggal
dalam memasarkan produk PT. Phapros, Tbk. Sejak tahun 1997 pemasaran untuk
obat-obat ethical ditangani sendiri oleh PT. Phapros, Tbk., sedangkan untuk obat-
obat generik dan Inpres dilaksanakan oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia.
Sampai saat ini PT. Phapros, Tbk. telah memproduksi kurang lebih 250 macam
produk. Produk-produk yang dihasilkan PT. Phapros, Tbk. dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1) Produk PT. Phapros, Tbk. meliputi:
a. Produk rutin yaitu produk dengan nama dagang, seperti: Antimo, Bio
ATP, Becefort, Supralivron, Livron B-Plex, dll.
b. Produk obat generik berlogo (OGB), seperti: Amoxicillin kaplet,
Ampicillin kaplet, Ampicillin sirup, dll.
c. Produk Pesanan Pemerintah seperti produk untuk PKD (Peningkatan
Kesehatan Daerah), seperti obat antituberkulosis.
d. Produk Agromed, seperti: Tensigard ®, Ocugard, Hepagard, Fitogen, X-
gra®, dsb.
2) Produk-produk lisensi dari Boehringer Mannheim GmBHm Jerman,
American Product USA, Lederle Laboratories Division, Lekk Ljubljana
Slovenia, F. Trenka Austria, dan Schwabe Jerman. seperti: Artane tablet,
Xiclav tablet, Diamox tablet, dan lain-lain.
1) Produk yang rutin diproduksi yang terdiri atas produk obat bebas/ OTC,
produk obat generik, produk PKD/ Peningkatan Kesehatan Daerah dan
produk Agromed.
2) Produk-produk lisensi, misalnya dari Boehringer Mannheim GmBHm
Jerman (1960), American Product USA (1975), Lederle Laboratories
Division, Lekk Ljubljana Slovenia (1987), F. Trenka Austria (1990), dan
Schwabe Jerman (1995) seperti Artane® tablet, Xiclav® tablet, Diamox®
tablet, dan sebagainya.
Berikut ini adalah penjelasan dari berbagai macam produk-produk tersebut:
I. Over the counter (OTC), yang menitikberatkan pada customer intimacy.
Dalam mengembangkan produk OTC, PT. Phapros, Tbk. menekankan
pengenalan pelanggan secara baik sehingga dapat dengan cepat
memberikan respons terhadap kebutuhan pelanggan yang spesifik dan
khusus. Untuk mendukung strategi ini, PT. Phapros, Tbk.,
mengembangkan produk-produk baru yang memiliki keunggulan bersaing
sehingga mampu menjadi leading product di pasar. Sebagai contoh obat
yang termasuk OTC yaitu Antimo, Antimo Anak, Livron B Plex, Supra
Livron, Noza, dan Pehanoni.
II. Generic, dengan titik berat pada operational excellence. PT. Phapros,
Tbk. selalu berupaya menyediakan produk yang dapat diandalkan dan
memberikan service kepada pelanggan pada harga yang kompetitif, serta
kemudahan untuk mendapatkan produk tersebut. Untuk menciptakan
diferensiasi dan positioning product, PT. Phapros, Tbk., mengembangkan
produk-produk baru yang memiliki leadership tinggi. Sebagai contoh
obat generik yaitu Albendazole, Aminofilin, Amoxicillin, Ampicillin,
Antalgin, Antiparkinson DOEN, Asam Askorbat, Asam Folat, Asam
Mefenamat, Asetosal, Acyclovir, Benzatin Benzin Penisilin, Garam
Oralit, Gentamisin (injeksi & salep), Glibenclamide, Griseofulvin,
Ibuprofen, Isoniazide, Kalsium laktat, Kaptopril, Ketamin injeksi,
Klorpromazin Kotrimoksazol 120 mg tablet pediatrik, Lidocain injeksi
13
III. Ethical, titik berat pada product leadership. PT. Phapros, Tbk.
menawarkan produk yang inovatif untuk memenangkan persaingan, baik
melalui modifikasi content maupun context, serta memberikan service
sebagai nilai tambah kepada pelanggan. Contoh obat ethical yaitu
Amaropo Plus, Becefort Sirup, Betafort, Bio ATP, Bioneuron Tablet,
Bioneuron Injeksi, Cardismo, Corsona Tablet, Corsona Injeksi,
Dextamine, Dextamine Sirup, Dextrofen Kapsul, Diafac, Dolsic Injeksi,
Droxefa 500 Kapsul, Febrinex Sirup, Fluocort N Cream, Geriavita,
Grivin, Grivin Forte, Hemafort, Hustab Tablet, Hustab P Tablet, Hustab P
Sirup, Hypobhac 25 Injeksi, Hypobhac 100 Injeksi, Hypobhac 200
Injeksi, Ilusemin 100, Kolkatriol, Kolkatriol Forte, Metaneuron, Nacoflar
25, Nacoflar 50, NB Topical Ointment, Osteotin, Palentin 375, Palentin
625, Palentin Sirup Kering, Palentin F Sirup Kering, Pehacain Injeksi,
Pehadoxin, Pehadoxin Forte, Pehamoxil Forte, Pehamoxil 125 Sachet,
14
IV. Agromed, titik berat pada innovation and standardization. PT. Phapros,
Tbk., juga melakukan inovasi yang memberikan diferensiasi dengan
menawarkan produk obat berbasis bahan alam yang telah teruji
khasiatnya secara klinis. Pada tahun 1969, PT. Phapros, Tbk.
meluncurkan Pehastone, peluruh batu ginjal yang dibuat dari tanaman
obat dan diikuti dengan produk alam dalam kelompok Agromed.
Agromed menawarkan kearifan tradisional dengan kepastian ilmiah
modern. Pada tahun 2005, PT. Phapros, Tbk. meluncurkan fitofarmaka
pertama di Indonesia, yaitu X-gra® dan Tensigard®. Uji klinik untuk
produk Agromed Tensigard® merupakan hasil kerja sama dengan Dr. dr.
Siti Fadilah Supari, Sp.Jtg (Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta),
sedangkan pada X-gra® bekerja sama dengan pakar ahli Prof. Dr. dr.
Wimpie Pangkahila, Sp. And. (Rumah Sakit Sanglah, Bali). Produk
Agromed lainnya adalah Ocugard, Hepagard, Fitogen, Hemorogard dan
Glucogard.
2.9 Produksi
Departemen Produksi PT. Phapros Tbk membawahi 4 bagian yaitu:
1) Bagian Tablet, Tablet Salut, dan Kapsul (TTSK) dan Agromed
Produksi tablet, tablet salut, dan kapsul dilakukan di gedung produksi
non β-Laktam lantai dua. Proses produksi dan pengemasan dibagi
menjadi 2 lantai. Ruang proses produksi terletak di lantai 2 yang meliputi
proses pengolahan tablet atau kapsul sejak berupa bahan baku sampai
menjadi tablet atau kapsul.
21
PRODUKSI
2) Bagian Pengemasan
Proses pengemasan dilakukan di gedung produksi non β-Laktam
lantai satu. Proses pengemasan ini terbagi menjadi dua, yaitu
pengemasan primer dan pengemasan sekunder. Pengemasan primer
dilakukan di grey area sedangkan pengemasan sekunder dilakukan di
black area.
3) β-Laktam
Proses produksi antibiotika golongan β-Laktam dilakukan dalam
gedung yang terpisah dari unit produksi lainnya. Sesuai ketentuan
CPOB, produksi obat β-Laktam harus dilakukan pada lokasi tersendiri
karena golongan obat ini dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas pada
sebagian orang. Ketentuan ini juga bertujuan untuk menghindari
terjadinya kontaminasi silang terhadap produk obat yang lain. Gudang
penyimpanan bahan baku β-Laktam dibuat terpisah dari tempat
penyimpanan bahan baku yang lain. Bagian β-Laktam juga memiliki
sistem pengolahan limbah tersendiri untuk pemecahan cincin β-Laktam.
Karyawan yang akan bekerja di Bagian β-Laktam terlebih dahulu
diperiksa sensitivitasnya terhadap antibiotik golongan penisilin dengan
dilakukan tes alergi. Hal ini untuk menghindari terganggunya kesehatan
karyawan karena reaksi alergi terhadap obat golongan penisilin. Adapun
proses produksi sediaan steril yaitu filling injeksi kering yang berupa
22
powder dilakukan di white area yaitu di ruang kelas 100 (di bawah LAF
dengan area penunjang kelas 10.000).
4) Injeksi, Salep, dan Sirup (ISS)
Bagian ISS bertugas memproduksi sediaan steril injeksi, salep,
dan sirup non β-Laktam, serta pembuatan aqua pro injeksi sesuai dengan
rencana produksi yang ditetapkan Departemen PPPP. Produksi injeksi,
salep, dan sirup dilakukan di gedung produksi non β-Laktam lantai III
yang telah memenuhi ketentuan CPOB. Di tempat ini dilakukan proses
produksi dan pengemasan primer pada produk injeksi, salep, dan sirup.
Ruang produksi terbagi menjadi tiga area, yaitu black area, grey area,
dan white area. Proses pengemasan sekunder, printing, dan viewing serta
sirup dilakukan di grey area. White area terbagi dalam dua kelas, yaitu
kelas 100 (dengan LAF, digunakan untuk produksi secara aseptis yaitu
filling sediaan injeksi) dan kelas 10.000 (dengan HEPA-filter, digunakan
sebagai area penunjang bagi area kelas 100).
2.10 Engineering
1) Preventive Maintenance
Bagian pemeliharaan bertanggung jawab untuk melaksanakan
pemasangan alat (instalasi), perawatan rutin (mesin produksi, mesin
pendukung dan peralatan laboratorium), dan pelaksanaan proses
kualifikasi (kualifikasi instalasi, operasional dan kinerja).
2) Investment and technology development
Tugas utama dari bagian ini adalah bertindak sebagai koordinator
pelaksanaan investasi peralatan. Bagian ini juga bertanggung jawab untuk
menjamin ketersediaan spare part mesin.
3) Utility
Bagian utility bertanggung jawab menyediakan suplai air, listrik,
jaringan komputer, jaringan komunikasi dan alarm kebakaran di seluruh
bagian. Bagian utility juga bertanggung jawab untuk menyediakan sistem
AHU untuk ruang produksi, ruang mikrobiologi dan ruang penimbangan
di gudang bahan baku.
b. Bagian Pemastian
Mutu
Quality Assurance (QA) adalah serangkaian aktivitas untuk
memberikan bukti bahwa fungsi kualitas dijalankan dengan memadai,
sehingga dapat dihasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan sebelumnya.
Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab atas :
a) mengkoordinasi program validasi dan kualifikasi seperti kualifikasi
alat (IQ, OQ, PQ), kualifikasi ruangan, validasi proses produksi,
validasi pengemasan (primer), validasi pembersihan,
b) menjalankan program kalibrasi dengan mengkoordinasi dan
memastikan bahwa instrumen yang digunakan memenuhi batas
validitasnya,
c) audit intenal dan eksternalyang bertujuan untuk memastikan sistem
mutu yang baik, mengaudit vendor, audit toll out manufacturer,
inspeksi diri,
d) pengendalian perubahan dan penyimpangan bila terdapat perubahan
dan yang bersifat sementara atau tetap,
e) pengendalian dokumen, misalnya mengendalikan penyimpanan
Catatan Pengolahan Bets (CPB),
f) menjalankan pelatihan CPOB dengan mengidentifikasikan jenis
pelatihan, personel yang dilatih, menyusun materi pelatihan, memilih
trainer, dan mengevaluasi efektivitas pelatihan.
d. EHSOfficer
EHS Officer bertanggung jawab atas :
a) Membuat, mengendalikan serta mengevaluasi sasaran dan anggaran
unit dengan biaya yang efektif (Cost Effectiveness).
b) Melakukan analisis risiko terhadap aktifitas operasional yang ada dan
direncanakan untuk melihat potensi bahaya yang ada baik terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja maupun terhadap lingkungan
27
berkesinambungan dimulai dari tahap penelusuran ide hingga produk baru yang
siap dipasarkan. Dalam perkembangan terakhir, pengembangan produk PT.
Phapros, Tbk. difokuskan pada pengembangan produk Agromed dan me too
products. Pengembangan produk Agromed dilakukan untuk memperkuat pangsa
pasar khususnya jenis produk herbal. Produk Agromed yaitu produk obat dari
bahan alam berkualitas yang berdasarkan penelitian telah terbukti berkhasiat.
Produk ini bertujuan untuk mendukung era obat asli Indonesia dan memenuhi
kebutuhan masyarakat yang memiliki konsep back to nature dalam menjaga
kesehatannya. Sedangkan pengembangan untuk me too products dilakukan
secepat mungkin. Tujuannya agar menjadi me too products yang pertama,
dikarenakan masih memiliki pangsa pasar yang masih luas. Untuk
mengembangkan produk baru, PT. Phapros, Tbk. memerlukan waktu selama 2-3
tahun (sampai melakukan pendaftaran).
Ide produk dapat berasal dari bagian PPP, pemasaran (trend pasar dan
survei pasar), bagian produksi, dan bagian lain. Seluruh ide tersebut akan dikelola
oleh bagian Bussines Development. Ide yang disetujui untuk suatu rancangan
produk, ditangani oleh tim dari PPP sebagai suatu rancangan proyek berupa
formula dan dilakukan percobaan skala laboratorium (trial lab), skala pilot (pilot
scale), dan skala produksi (scale up). Pada trial lab, tim PPP harus melakukan uji
stabilitas (real time dan accelerated stability) produk selama 3-6 bulan. Bila
memenuhi persyaratan, maka dilanjutkan skala pilot dan dilakukan uji stabilitas
minimal terhadap 2 batch, untuk real time (long term) study dilakukan selama 12
bulandengan kondisi penyimpanan suhu 25°C ± 2°C dan kelembaban 60% RH ±
5% RH atau pada suhu 30°C ± 2°C dan kelembaban 75% RH ± 5% RH,
sedangkan untuk accelerated stability dilakukan selama 6 bulan dengan kondisi
penyimpanan suhu 40°C ± 2°C dan kelembaban 75% RH ± 5% RH. Kemudian
yang dilakukan oleh PPP adalah uji disolusi terbanding. Uji disolusi dilakukan
untuk memprediksi bioavailabilitas, dan dalam beberapa kasus dapat sebagai
pengganti uji klinik untuk menilai bioekivalensi. Dari hasil uji tersebut, dapat
diketahui apakah calon produk memerlukan uji bioavailabilitas dan bioekivalensi
(Uji BA/BE) atau tidak. Kriteria obat yang tidak memerlukan uji BA/BE yaitu
29
memiliki disolusi yang cepat dan mirip, memiliki kelarutan tinggi, permeabilitas
tinggi, jendela terapi lebar, dan eksipien yang digunakan telah diakui oleh FDA
sebagai eksipien untuk immediate releasesoliddosage forms. Jika tidak memenuhi
kriteria tersebut, PPP akan melakukan uji BA/BE bekerja sama dengan pihak luar.
Bila skala pilot memenuhi persyaratan, maka dilakukan scale up untuk
skala produksi. Pengujian skala produksi seperti uji identitas, penetapan kadar
(titrasi, spektrofotometri, KCKT, TLC Scanner), uji disolusi, uji stabilitas (real
time dan accelerated stability) dilakukan oleh tim PPM untuk menjamin mutu
produk dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Untuk produk baru yang
telah melalui uji stabilitas real time dan accelerated stability, maka pada saat
pendaftarannya akan mendapatkan expired date dari BPOM. Perhitungan expired
date didapatkan dengan cara menambahkan masa 1 tahun terhadap uji stabilitas
real time yang dilakukan oleh PT. Phapros, Tbk. (expired date = 1 tahun + masa
uji stabilitas real time).
Produk Agromed PT. Phapros, Tbk. yang telah menjadi fitofarmaka antara
lain adalah X-gra® dan Tensigard®. Pengembangan produk agromed dilakukan
dengan mengacu pada penelitian ilmiah dan data efektivitas simplisia.
Departemen PPP membawahi 5 bagian yaitu:
1) Pengembangan Formulasi
Bagian ini bertugas mulai dari studi praformulasi, penyusunan
formula berdasarkan sifat fisika kimia, dan pengembangan standar. Bila
tidak ada formula standar, maka dibuat beberapa formula alternatif.
Beberapa formula terpilih dilakukan trial dalam skala kecil untuk
menentukan formula terbaik. Kemudian dilanjutkan laboratory scale
(terdapat uji stabilitas) dan terakhir dilakukan pilot scale (1/10 ukuran batch
komersial) sebagai dasar untuk produksi full batch. Data-data yang
didapatkan pada pilot scale dapat digunakan untuk melakukan registrasi
dengan ketentuan minimal dibuat dalam 2 batch komersial dan
melampirkan data stabilitas selama 1 tahun.
2) Technical Support
30
Network Planning
Stabilitas
Konsisten
Valid
Master Formula
Gam
bar 9. Sistem AHU
sehingga terjadi aliran panas dari udara ke kisi evaporator dan akan dihasilkan
udara dengan suhu yang lebih rendah. Proses ini juga menyebabkan air yang
terkandung dalam udara mengalami kondensasi sehingga kelembaban udara akan
berkurang. Evaporator dirancang agar kisi-kisinya memiliki permukaan kontak
yang luas sehingga proses penyerapan panas dari udara berlangsung efektif. Panas
yang mengalir ke dalam evaporator kemudian dibawa oleh air yang mengalir di
dalam kisi evaporator menuju chiller. Di dalam chiller tersebut kembali akan
terjadi proses pertukaran panas dari air menuju chiller sehingga suhu air yang
keluar dari chiller akan turun dan dapat kembali dialirkan menuju evaporator
untuk mendinginkan udara.
Udara yang telah dingin kemudian didorong oleh blower radial, yang
dapat menghasilkan gaya tekan, ke dalam saluran udara (ducting) yang
membentuk suatu rangkaian tertutup menuju ke ruang produksi. Suhu udara yang
dialirkan dijaga agar tetap rendah dengan cara melapisi permukaan luar ducting
dengan insulator yang dapat menahan penetrasi panas dari lingkungan luar saluran
udara. Udara akan dialirkan ke dalam ruangan melalui ujung-ujung saluran yang
berhubungan dengan ruangan dan akan ditarik lagi dari ruangan menuju saluran
udara melalui return grill. Debit udara yang didistribusikan ke dalam ruangan
diatur dengan mengatur ukuran saluran ducting yang menuju ke ruangan serta
dengan menempatkan dumper di setiap percabangan saluran ducting yang menuju
ruangan. Dumper digunakan untuk membagi debit udara dari ducting utama ke
ducting yang lebih kecil yang menuju ke ruangan. Di dalam saluran udara terdapat
filter-filter yang berfungsi untuk menjaga kandungan partikel dalam udara agar
memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan. Pada sistem AHU untuk grey area
menggunakan pre filter dengan efisiensi 25-35% pada fresh air, pre filter dan
medium filter yang dipasang pada return duct dan medium filter dengan efisiensi
95% yang dipasang pada supply duct yang menuju ke ruang produksi. Pada white
area, filter-filter yang digunakan sama seperti grey area yang ditambah dengan
penggunaan HEPA filter dengan efisiensi 99,997% pada supply duct yang menuju
ruang produksi.
35
Suplai udara pada sistem AHU berasal dari dua sumber, yaitu udara balik
(return air) dan udara luar (fresh air). Pemasukan udara luar diperlukan sebagai
penyeimbang sistem. Hal ini penting untuk mengantisipasi hilangnya udara dari
sistem yang sangat dimungkinkan terutama pada saat udara berada dalam ruang
produksi karena tekanan yang dihasilkan di dalam ruangan yang besar sedangkan
konstruksi ruangan tidak dirancang kedap udara sehingga besar kemungkinan
terjadi kebocoran.
b) Ruang Produksi ß-Laktam
Pada ruang produksi ß-Laktam yang terdiri dari kelas grey area dan white
area, suplai udara berasal dari FCU (Fan Cooling Unit). FCU (Fan Cooling Unit)
adalah suatu rangkaian mesin yang berfungsi untuk mendapatkan temperatur,
kelembaban, pertukaran udara (air change), jumlah partikel dan tekanan udara
yang sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dalam
ruang produksi non steril kelas 100.000 (grey area) dan ruang produksi steril kelas
100 (white area). Komponen utama dari suatu FCU adalah kompresor, kondensor,
blower dan evaporator. FCU dihubungkan dengan komponen lain seperti ducting
(supply dan return), dumper, filter dan diffuser. Pada sistem ini terdapat indoor
dan outdoor unit.
FCU akan memproses media gas (freon) dengan tekanan tertentu sehingga
bersuhu rendah untuk dilewatkan ke dalam evaporator. Freon terletak di sepanjang
indoor dan outdoor unit. Di dalam outdoor unit terdapat kondensor dan udara
panas dilepas keluar. Di dalam indoor unit terdapat evaporator, udara yang
dilewatkan evaporator akan mengalami proses pelepasan panas (kalor) sehingga
suhunya turun. Kandungan air (RH) juga akan mengalami penurunan akibat
adanya perbedaan suhu pada kisi-kisi evaporator sehingga uap air di udara akan
terkondensasi. Air hasil kondensasi selanjutnya dibuang lewat saluran drain.
Udara yang telah terkondisi didistribusikan/disalurkan ke ruang-ruang
produksi melalui ductingsupply. Udara yang disirkulasikan ke ruang produksi
berasal dari udara luar (fresh air) dan udara balik (return air). Fresh air
diperlukan dalam sistem ini sebagai penyeimbang karena dalam prosesnya ada
sebagian udara yang hilang (losses).
36
Air merupakan salah satu aspek kritis (vital) dalam pelaksanaan c-GMP.
Hal tersebut disebabkan karena air merupakan bahan baku dalam jumlah besar
terutama untuk produk sirup, injeksi, salep, cairan infus dan lain-lain. Bila
tercemar, akan beresiko sangat fatal bagi pemakai (pasien). Tujuan dari sistem
pengolahan air adalah menghilangkan cemaran sesuai dengan standar kualitas air
yang telah ditetapkan. Kualitas air yang digunakan untuk produksi tergantung dari
persyaratan air yang digunakan produk yang dibuat, misalnya air murni (purified
water) atau air untuk injeksi (water for injection). Standar air yang digunakan
untuk produksi sesuai dengan persyaratan CPOB Terkini 2006, seperti yang dapat
dilihat pada Tabel I.
Secara umum, suplai air di PT. Phapros, Tbk. dibagi menjadi dua, yaitu
untuk bagian produksi dan non produksi. Air yang digunakan untuk bagian non
produksi adalah raw water yang tidak mengalami proses pretreatment terlebih
dahulu. Sedangkan air yang digunakan untuk produksi, terlebih dahulu dilakukan
pretreatment dan pengolahan lebih lanjut. Tahap pretreatment dan pengolahan air
untuk produksi bertujuan untuk mendapatkan air yang memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan sebagai air produksi.
Tabel I. Persyaratan air yang digunakan untuk produksi
Purified Highly purified Water for injection
water water
EP + USP EP EP USP
Conductivity at ≤ 1.3 μS/cm ≤ 1.3 μS/cm ≤ 1.3 μS/cm
25oC
Heavy metals - 0.1 ppm 0.1 ppm -
Nitrate - 0.2 ppm 0.1 ppm -
Total Organic < 500 ppb < 500 ppb < 500 ppb
Carbon
Microbial limit < 100 cfu/mL < 10 cfu/mL < 10 cfu/mL
Endotoxins - < 0.25 Eu/mL < 0.25 Eu/mL
Sumber air yang digunakan oleh PT. Phapros, Tbk. berasal dari sumur
artesis yang ditampung dalam storage tank. Air yang berasal dari sumur artesis ini
(raw water) memiliki tingkat kesadahan (hardness)yang cukup tinggi. Air yang
37
penduduk sekitarnya. Secara umum pengolahan limbah di PT. Phapros Tbk. telah
memenuhi standar manajemen mutu lingkungan yang terbukti dengan
diperolehnya sertifikat ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan dan
adanya kebijakan mutu dan lingkungan di perusahaan ini.
Jenis limbah yang ada di PT. Phapros Tbk. digolongkan menjadi dua yaitu
limbah padat yang terdiri dari limbah padat B 3 dan non-B3 serta limbah cair yang
terdiri dari limbah cair produksi (non β-Laktam, β-Laktam, laboratorium) dan
limbah cair non produksi (kantin, laundry, limbah cair eks sanitasi).
a. Limbah Padat
a) Limbah padat B3
Menurut PP 18 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3,
limbah B3 bersifat reaktif, beracun, korosif, mudah meledak, mudah
terbakar, dan menyebabkan infeksi. Sumber limbah padat B 3 di PT.
Phapros Tbk. berasal dari rejected product pada proses produksi,
produk pengembalian, sisa sampel pertinggal, kemasan primer bahan
baku, lumpur IPAL, bahan baku rejected, dan perlengkapan
administrasi yang mengandung bahan B3. Limbah tersebut
dimusnahkan di PPLI-Cileungsi, Bogor.
b) Limbah padat non-B3
Sumber limbah padat non-B3 di PT. Phapros Tbk. adalah
administrasi perkantoran, kantin, kemasan sekunder bahan baku, dan
kemasan primer yang telah bersih. Limbah untuk barang yang
mempunyai nilai jual dan bebas bahan pencemar dijual ke pihak III
sedangkan untuk barang-barang yang tidak mempunyai nilai jual
dibuang ke TPA.
b. Limbah Cair
Karekteristik limbah cair adalah bila nilai COD ≥ 700 mg/L dan
nilai BOD ≥ 400 mg/L. Limbah tersebut akan mengalami pengolahan
sebelum masuk ke saluran pembuangan umum, dengan batas maksimum
kadar COD dan BOD sebesar: COD 150 mg/L dan BOD 75 mg/L, serta
TSS sebesar 75 mg/L dan pH 6-9. Limbah cair terdiri dari :
40
a) Limbah cair produksi. Limbah ini berasal dari unit produksi β-Laktam
dan non β-Laktam, agromed, QC/QA dan R&D.
b) Limbah cair non produksi. Limbah ini berasal dari unit kantin,
laundry, perkantoran dan gudang produk jadi.
Limbah cair yang berasal dari unit produksi β-Laktam diolah di
IPAL I dengan metode hidrolisa basa dan selanjutnya diolah di IPAL II.
Limbah cair yang berasal dari unit produksi non β-Laktam diolah di IPAL
II seperti juga untuk limbah cair yang berasal dari limbah non produksi.
Limbah cair yang dihasilkan oleh PT. Phapros Tbk. diolah
melalui dua jalur pengolahan, yaitu:
a) Proses pengolahan limbah cair IPAL I
Inlet IPAL I berasal dari sanitasi peralatan produksi dan
gedung β-Laktam, water scrubber dust collector, laundry pakaian
dan sisa proses. Tahapan proses IPAL I, seperti pada Gambar 11,
adalah sebagai berikut :
1. Bak penampungan awal (ekualisasi). Pada bagian ini, limbah
yang berasal dari ruang produksi, sanitasi ruangan produksi,
bekas cucian mesin produksi, dari dust collector(water scrubber
unit), dan limbah padat yang berasal dari product out off spec
dalam jumlah sedikit, padatan dari dust collector, serta limbah
yang berasal dari pemeriksaan produk-produk β-Laktam
ditampung dalam satu tempat. Kapasitas bak penampungan awal
adalah 15 m3.
2. Bak hidrolisa. Limbah cair dari bak penampungan awal dialirkan
ke dalam bak hidrolisa. Kapasitas bak hidrolisa adalah 5 m3.
Sebelum proses dimulai, dilakukan pemeriksaan pH awal terlebih
dahulu. Setelah limbah yang dialirkan ke dalam bak hidrolisa
sesuai dengan kapasitasnya, ditambahkan NaOH hingga tercapai
pH 11,5. Tujuannya adalah untuk memecahkan cincin β-Laktam
yang terdapat dalam limbah. Untuk meningkatkan proses
41
BAB III
tegangan menengah dari perusahaan listrik negara PLN. Untuk sumber kedua
sebagai energi listrik alternatif/cadangan berasal dari Generator Set (GENSET),
pada saat penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama
1,5 bulan Unit Utility PT. Phapros, Tbk. melakukan penambahan 2 unit Generator
Set Mitsubishi S6R2-PTAA yang masing-masing memiliki daya output sebesar
770 KVA, keduanya merupakan generator bertipe sama yang kerjanya
tersinkronisasi secara automatis melalui modul kontroller berupa Modul Deep Sea
Electronic yang merupakan pengembangan dari PLC.
Peralatan kontrol automatisasi antara sumber dari PLN dan Genset ini
disebut ATS (Automatic Transfer Switch). Bekerjanya ATS dapat diatur juga
secara AUTO maupun MANUAL, sehingga kemudahan dalam pengoperasian alat
ini sangat fleksibel, dan memudahkan operator dalam tugasnya.
Sehingga tujuan akhir dari sistem instalasi listrik di PT. Phapros, Tbk.
dapat menyediakan ketersediaan energi listrik yang berkelanjutan dan tercover
dengan baik sehingga kelanjutan produksi dapat terus berjalan dengan baik yang
berdampak langsung pada peningkatan kualitas produksi.
Untuk PHB sistem tegangan rendah, hantaran utamanya menggunakan jenis kabel
antara lain seperti NYY dan NYFGbY. Di dalam panel terdapat busbar / rel dibagi
menjadi dua segmen yang salingberhubungan dengan saklar pemisah, yang satu
mendapat saluran masuk dari sumber listrik PLN dan satunya lagi dari sumber
listrik sendiri (Genset).
Dari kedua busbar masuk ke Switch COS yang merupakan Switch Selector
pemindah daya, outgoing dari Switch COS tersebut kemudian didistribusikan ke
beban secara langsung melalui SDP danatau SSDP. Tujuan busbar dibagi menjadi
dua segmen ini adalah jika sumber listrikdari PLN mati akibat gangguan ataupun
karena pemeliharaan, maka suplai kebeban tidak akan terganggu dengan adanya
sumber listrik sendiri (Genset) sebagaicadangan.
masing-masing blok pada cubicle dan juga PHB disertai dengan penomoran
dengan angka yang jelas sehingga dapat dijadikan acuan dalam menentukan
rancangan kelistrikan bagi para operator/petugas. Pada gambar denah tersebut
dapat dilihat blok-blok letak masing-masing komponen berdiri.
Supply dari PLN dan Sumber Power Supply dari Generator Set (Genset). Dari
kedua sumber tersebut terkoneksi ke panel Automatic Transfer Switch (ATS)
kemudian menuju ke panel distribusi utama atau Main Distribution Panel (MDP)
Produksi dan Utilitydengan variasi beban yang berbeda-beda. Pembahasan lanjut
mengenai ATS dijelaskan pada halaman Sub-bab Automatic Transfer Switch
(ATS).
Masing-masing bagian dari blok Gambar 15. akan dijelaskan secara lebih
rinci pada sub-bab selanjutnya, antara lain: Instalasi Listrik PLN, Instalasi Listrik
Genset, Instalasi Automatic Transfer Switch (ATS).
3.3.3 Gambar Diagram Garis Tunggal
Merupakan gambar yang menunjukkan gambar suatu garis dari APP ke
PHB utama yang didistribusikan ke beberapa grup langsung ke beban (untuk
bangunan berkapasitas kecil) dan melalui panel cabang (SDP) maupun subpanel
cabang (SSDP) baru ke beban. Pada diagram garis tunggal ini selain pembagian
53
dengan yang lain. Untuk selanjutnya penulis hanya akan menjelaskan hanya pada
bagian instlalasi yang baru saja (existing).
3.4.1 Penghantar
Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan
energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim digunakan adalah
aluminium dan tembaga. Pemakaian tembaga pada teknik listrik yang terpenting
adalah sebagai penghantar, misalnya kawat berisolasi (NYA,NYAF), kabel
(NYM,NYY, NYFGbY), busbar, lamel mesin dc, cincin seret pada mesin AC.
Tembaga mempunyai ketahanan terhadap korosi, oksidasi. Massa jenis tembaga
murni pada 20 °C adalah 8,96 g/cm3, titik beku 1083 °C. Kekuatan tarik tembaga
tidak tinggi yaitu berkisar antara 20 hingg 40 kg/mm2, kekuatan tarik batang
tembaga akan naik setelah batang tembaga diperkecil penampangnya untuk
dijadikan kawat berisolasi atau kabel.
Dari macam penghantar tersebut pada PHB Utama UtilityPT. Phapros,
Tbk. khususnya pada instalasi lisrik PLN terdapat jenis penghantar yakni;
1) Kabel
Kabel yang dipakai adalah:
- N2XSY 4 x (1 x 70 mm2) berjumlah 1 line
- N2XSY 4 x (1 x 95 mm2) berjumlah 1 line
- N2XSY 4 x (1 x 50 mm2) berjumlah 2 line
- NYY 14 x (1 x 400 mm2) berjumlah 2 line
Untuk keterangan pengunaan pembacaan ukuran kabel akan dijelaskan
pada bab komponen kelistrikan.
2) Busbar
Busbar berukuran 7 x (1 x 100 mm x 10 mm)
3.4.2 Pemisah
Pemisah (PMS) atau disconnecting switch adalah sebuah alat yang
dipergunakan untuk menyatakan secara visual bahwa suatu peralatan masih
tersambung atau sudah bebas dari tegangan kerja. Dari definisi diatas maka dapat
diketahui fungsi dari pemisah (PMS) adalah sebuah alat yang dapat menyambung
atau memutuskan rangkaian dengan arus yang rendah kurang lebih lima ampere
(5A). Sesuai dengan fungsinya pemisah dibagi menjadi dua yaitu :
57
3.4.3 Pengaman
Alat pengaman atau pelindung adalah suatu alat yang berfungsi
melindungi atau mengamankan suatu sistem penyaluran tenaga listrik dengan cara
membatasi tegangan lebih (over voltage) atau arus lebih (over current) yang
mengalir pada sistem tersebut, dan mengalirkannya ke tanah (ground). Dengan
demikian alat pengaman harus dapat menahan tegangan sistem agar kontinuitas
pelayanan ke pusat beban (load center) tidak terganggu hingga waktu yang tidak
terbatas.
Di PT. Phapros, Tbk. penulis menjumpai macam pengaman jaringan
listrik yang terhubung di dalam cubicle. Pengaman itu adalah:
Trafo distribusi pada unit utility PT. Phapros, Tbk. adalah sebagai
berikut:
59
3.5.1 Penghantar
Penghantar yang digunakan dalam instalasi litrik genset adalah:
1) Kabel
Kabel yang dipakai adalah:
a) Pada Diesel Perkins Generator 700 kVA
- NYY (1 x 240 mm2) berjumlah 3 line
- NYY (1 x 400 mm2) berjumlah 1 line
b) Pada Diesel Mitsubishi 1 Generator 770 kVA
- NYY (1 x 240 mm2) berjumlah 11 line
c) Pada Diesel Mitsubishi 2 Generator 770 kVA
- NYY (1 x 240 mm2) berjumlah 11 line
d) Pada Diesel Mercy Generator 150 kVA
61
3.5.2 Pengaman
Alat pengaman atau pelindung adalah suatu alat yang berfungsi
melindungi atau mengamankan suatu sistem penyaluran tenaga listrik dengan cara
membatasi tegangan lebih (over voltage) atau arus lebih (over current) yang
mengalir pada sistem tersebut, dan mengalirkannya ke tanah (ground). Dengan
demikian alat pengaman harus dapat menahan tegangan sistem agar kontinuitas
pelayanan ke pusat beban (load center) tidak terganggu hingga waktu yang tidak
terbatas. Adapun macam pengaman yang terdapat pada instalasi listrik genset
adalah sebagai berikut:
a) Air Circuit Breaker (ACB)
ACB sudah dijelaskan sebelumya pada sub-bab instalasi listrik
PLN jadi tidak akan penulis jelaskan lagi.
Rating ACB yang terpasang pada instalasi listrik Genset adalah sebagai
berikut:
- ACB Berkapasitas 1600 A pada line genset Perkins
- ACB Berkapasitas 1250 A pada line genset Mitsubishi 1
- ACB Berkapasitas 1250 A pada line genset Mitsubishi 2
digunakan pada sirkuit induktion motor atau control panel. Pada line
diesel Mercy NFB yang digunakan adalah 3 Phase/250 Ampere.
Generator set (genset) merupakan alat yang terdiri dari satu set peralatan
gabungan yang terdiri dari dua perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau
alternator. Engine atau mesin merupakan perangkat pemutar (prime mover),
sedangkan generator atau alternator berfungsi sebagai perangkat pembangkit
listrik. Namun memiliki konfigurasi komponen listrik serta desain yang berbeda-
beda sesuai dengan penggunaanya.
Jenis bahan bakar yang digunakan pada generator set adalah bensin,
minyak tanah, diesel, atau propane. Pemakaian bahan bakar tersebut disesuaikan
dengan beberapa hal, diantaranya ketersediaan bahan bakar serta harganya, berapa
besar daya yang dihasilkan oleh generator, berapa lama penggunaannya, serta
fungsi pemakaian- apakah untuk keperluan rumah tangga, industri, perkantoran,
atau tujuan komersil lainnnya.
1) Motor
Motor merupakan sumber energi mekanik dari generator.
2) Alternator
Bagian dari genset yang berfungsi untuk mengubah energi listrik dari
energi mekanik.
4) Pengaturan Tegangan
Bagian ini berfungsi untuk mengatur tegangan generator.
6) Sistem Pelumas
Genset terdiri dari mesin-mesin yang berputar pada tempatnya.
Sehingga dibutuhkan pelumas untuk membuat mesin-mesin tersebut
menjadi lebih awet dan bergerak lebih halus, meski digunakan dalam
waktu yang lebih lama.
8) Papan Pengontrol
Papan ini digunakan untuk mempermudah pengguna dalam
mengatur kerja dari setiap komponen di dalam generator set, serta
untuk mengatur penggunaan sesuai kebutuhan.
Panel PHB Utama, Diesel Genset (Generator Set) yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Gambar 23. Generator Set Perkins dengan daya 700 kVA di PT.
Phapros, Tbk.
66
Data Generator
a) Merk : Stamford
b) Type : HC 634 G1
c) Buatan Negara : England
d) Tahun : 1992
e) Jumlah Fasa :3
f) Frekuensi : 50 Hz
g) Daya Output : 700 KVA
h) Tegangan : 380 Volt
i) Arus : 1064 A
j) Cos Φ : 0,8
k) Rpm : 1500
secara automatis akan berjalan sendiri (running) pada selang wktu 30 detik
sesaat setelah sumber tenaga listrik dari PLN padam/OFF dan.
Dalam pengoperasianya genset ini telah disinkronkan secara automatis
melalui panel sinkronisasi genset yang terdapat modul kontroller berupa PLC
yakni Deep Sea Electronic DSE-8610 pada panel sinkronisasi genset dan DSE-
7110 pada badan genset sendiri.
Sementara itu kondisi yang sebernarnya dari genset Mitsubishi 770 kVA
ini adalah sebagai berikut:
68
Gambar 24. Generator Set Mitusbishi 1 dengan daya 770 kVA di PT.
Phapros, Tbk
Gambar 25. Generator Set Mitusbishi 2 dengan daya 770 kVA di PT.
Phapros, Tbk
Pada Gambar 24. dan 25. diatas merupakan Genset Mistubishi 1 &
Mitsubishi 2 yang terletak di ruangan Genset. Agar dapat bekerja secara
tersinkronisasi, kedua unit Genset tersebut harus memiliki syarat-syarat di bawah
ini:
a) Tegangan dari Output Generator harus sama (V1=V2)
b) Frekuensi harus sama (F1=F2)
c) Urutan Fasa harus sama
d) Sudut Fasa harus sama
69
Data Mesin
a) Jenis Mesin : Diesel
b) Merk : Mitsubishi
c) Type : S6R2-PTAA
d) Buatan Negara : Jepang
e) Tahun : 2011
f) Daya : 965,6 PK
g) RPM : 1500 RPM
Data Generator
a) Merk : Stamford
b) Type : X13C115716
c) Buatan Negara : Jepang
d) Tahun : 2011
e) Jumlah Fasa :3
f) Frekuensi : 50 Hz
g) Daya Output : 800 KVA
h) Tegangan : 380 Volt
i) Arus : 1215,5 A
j) Cos Φ : 0,8
k) Rpm : 1500
Pada Genset Mercedez Benz (Mercy) 150 KVA, Genset ini beroperasi /
dijalankan secara kontinyu pada saat proses produksi sedang berlangsung, sebab
ada mesin tertentu di bagian produksi yang tidak boleh terjadi pemadaman daya
listrik, Genset ini terus menerus dijalankan dikarenakan sumber daya listrik dari
PLN tidak selamanya kontinyu dalam memberikan aliran daya listrik. Mesin
tersebut adalah COATING PAN dan SEJONG.
71
Gambar 26. Generator Set Mercy dengan daya 150 kVA di PT. Phapros, Tbk
Data Mesin
a) Jenis Mesin : Diesel
b) Merk : Mercy
c) Type : OM 355 A
d) Buatan Negara : Germany
e) Tahun : 1997
f) Daya : 201 PK
g) RPM : 1500 RPM
Data Generator
a) Merk : AVK
b) Type : D1KB49/160-4
c) Buatan Negara : Germany
d) Tahun : 1977
e) Jumlah Fasa :3
f) Frekuensi : 50 Hz
g) Daya Output : 150 KVA
h) Tegangan : 380 Volt
i) Arus : 228 A
j) Cos Φ : 0,8
k) Rpm : 1500
Posisi peletakan dari panel ini seperti yang ditunjukkan pada gambar
situasi terletak pada ruang genset di Utility PT. Phapros, Tbk. panel ini
selanjutnya memiliki beban yang tersambung seperti yang dijelaskan pada uraian
di bawah ini:
b) SDP Grup II
Pada SDP ini terhubung pada semua beban-beban listrik yang
digunakan non-produksi, pada grup II ini tidak terdapat
75
d) SDP Grup IV
Pada SDP ini terhubung beban listrik untuk keperluan non-produksi,
berpengaman lebur (FUSE) 500 Ampere, dan terhubung melalui
sebuah saklar tuas, beban yang tersambung antara lain:
76
e) SDP Grup V
Pada SDP ini terhubung beban listrik untuk keperluan non-
produksi,tersambung secara paralel dengan SDP Grup IV, dan
berpengaman lebur (FUSE) 200 Ampere, beban yang tersambung
pada SDP ini antara lain:
TABLET
tersambung melalui kabel NFGbY 4 x 50 mm2 , berpengaman
MCCB 175 Ampere
PM/PP, POMPA
tersambung melalui kabel NFGbY 4 x 35 mm2 , berpengaman
MCCB 100 Ampere
f) SDP Grup VI
Pada SDP ini terhubung beban listrik untuk keperluan non-
produksi,tersambung secara paralel dengan SDP Grup IV, dan
berpengaman lebur (FUSE) 160 Ampere, beban yang tersambung
pada SDP ini antara lain:
PORTIR, POL,MUS,UPL,PAK. BLK
tersambung melalui kabel NFGbY 4 x 25 mm2 , tidak
berpengaman
EX. PAK, EKSPDISI
tersambung melalui kabel NFGbY 4 x 16 mm2 , tidak
berpengaman
GPJ
tersambung melalui kabel NFGbY 4 x 16 mm2 , berpengaman
MCCB 60 Ampere
77
LVMDP ini terletak dalam suatu panel papan hubung bagi (PHB) karena
fungsinya Panel ini sebagai penyalur suatu instalasi tenaga dari pusat beban ke
78
Nomor:
1. Dari Panel Sinkronisasi Genset Mitsubishi
2. Dari Genset Mercy 150 kVa
3. Menuju Incoming Panel ATS Produksi
4. Dari Outgoing Panel ATS Produksi
5. Menuju Incoming Panel ATS Utility
Pada LVMDP ini posisi peletakan dari panel ini seperti yang
ditunjukkan pada gambar situasi terletak pada ruang genset di Utility PT.
Phapros, Tbk. panel ini selanjutnya memiliki beban yang tersambung seperti
yang dijelaskan pada uraian di bawah ini:
a) MDP Lantai 1
Pada MDP ini terhubung pada semua beban-beban listrik yang
digunakan pada SDP produksi, pada ujung dari titik persambungan
grup terdapat pengaman berupa pengaman lebur (FUSE), beban yang
tersambung antara lain:
LP 1
terhubung melalui kabel NYY 4 x 16 mm2, berpengaman MCCB
80 Ampere.
PP FCU (Power Panel Fan Cooling Unit)
tersambung melalui kabel NYY 4 x 50 mm.
PP 1 (Power Panel 1)
tersambung melalui kabel NYY 4 x 95mm2, berpengaman
MCCB 225 Ampere.
AC/OD UNIT
tersambung melalui kabel NYY 4 x 35mm2, berpengaman
MCCB 100 Ampere.
OSMOTRON
80
b) MDP Lantai 2
Pada MDP ini terhubung pada semua beban-beban listrik yang
digunakan pada SDP produksi, pada ujung dari titik persambungan
grup terdapat pengaman berupa pengaman lebur (FUSE), beban yang
tersambung antara lain:
COATING PAN
terhubung melalui kabel NYY 4 x 25 mm2, berpengaman MCCB
80 Ampere.
LP 2
tersambung melalui kabel NYY 4 x 16 mm, berpengaman
MCCB 80 Ampere.
GLATT PP2A
tersambung melalui kabel NYY 4 x 160mm2, berpengaman
MCCB 300 Ampere.
CADANGAN
berpengaman MCCB 100 Ampere.
PP2 (Power Panel 2)
tersambung melalui kabel NYY 7 x 1 x 120 mm2 , berpengaman
MCCB 500 Ampere.
SEJONG
tersambung melalui kabel NYY 4 x 70 mm2 , berpengaman
MCCB 175 Ampere.
c) MDP Lantai 3
Pada MDP ini terhubung pada semua beban-beban listrik yang
digunakan pada SDP produksi, pada ujung dari titik persambungan
81
PP & BL
tersambung melalui kabel NYY 2 x 4 x 120mm2, berpengaman
MCCB 400 Ampere.
LP & BL
tersambung melalui kabel NYY 4 x 16mm2 , berpengaman
MCCB 80 Ampere.
PPP, AIR, HYDR
berpengaman MCCB 300 Ampere.
LVMDP ini terletak dalam suatu panel papan hubung bagi (PHB) karena
fungsinya Panel ini sebagai penyalur suatu instalasi tenaga dari pusat beban ke
panel selanjutnya SDP (Sub Distribution Panel).
a) SDP Grup I
Pada SDP ini terhubung pada semua beban-beban listrik yang
digunakan non-produksi, pada grup II ini tidak terdapat
fuse/pengaman lainnya melainkan langsung tersambung melalui
pengaman MCCB ke masing-masing panel distribusi, beban yang
tersambung antara lain:
LIFT 1
tersambung melalui kabel MICC 4 x 35 mm2 , berpengaman
MCCB 100 Ampere
CHILLER
tersambung melalui kabel NYY 4 x 2( 240 mm2 ),
berpengaman MCCB 100 Ampere
LIFT 2
tersambung melalui kabel MICC 4 x 35 mm2 , berpengaman
MCCB 100 Ampere
83
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan
elektromagnetis, pengaman thermis berfungsi untuk mengamankan arus beban
lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika
terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama
dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan
(bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada
85
besarnya arus yang harus ran yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak.
MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa, sedangkan
untuk pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang
disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub
yang lainnya juga akan ikut terputus.
Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat
digolongkan menjadi 5jenis ciri yaitu :
b) MCCB
Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) merupakan sakah satu alat
pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
pengaman dan sebagai alat penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka
MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus
beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan
pemutusan yang dapat diatur sesuai denga yang diinginkan.
Keterangan :
1. Bahan BMC untuk bodi
dan tutup
2. Peredam busur api
3. Blok sambungan untuk
pemasangan
ST dan UVT
4. Penggerak lepas-sambung
5. Kontak bergerak
6. Data kelistrikan dan pabrik
pembuat
7. Unit magnetik trip
c) ACB
Air Circuit Breaker (ACB) merupakan jenis dari circuit breaker
dengan sarana pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada
tegangan rendah dan tegangan menengah.
Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai peredam
busurapi yang timbul akibat proses switching maupun gangguan. Air Circuit
Breaker dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah.
Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapatdilakukan dengan
bantuan solenoid motor ataupun pneumatik. Pengoperasian pada bagian mekanik
87
3.8.2 Penghantar
Untuk instalasi listrik, penyaluran arus listriknya dari panel ke beban
maupunsebagai pengaman (penyalur arus bocor ke tanah) digunakan penghantar
listrikyang sesuai dengan penggunaanya.
Ada dua macam penghantar listrik yaitu :
Kawat
penghantar tanpa isolasi (telanjang) yang dibuat dari Cu, ALsebagai
contoh BC, BCC, A2C, A3C, ACSR.
Kabel
penghantar yang terbungkus isolasi, ada yang berinti tunggal atau
banyak, adayang kaku atau berserabut, ada yang dipasang di udara atau di dalam
tanah,dan masing-masing digunakan sesuai dengan kondisi pemasangannya.Kabel
instalasi yang biasa digunakan pada instalasi penerangan, jenis kabelyang banyak
digunakan dalam instalasi rumah tinggal untuk pemasangan tetapialah NYA dan
NYM. Pada penggunaannya kabel NYA menggunakan pipa untukmelindungi
secara mekanis ataupun melindungi dari air dan kelembaban yangdapat merusak
kabel tersebut.
Pada PT. Phapros, Tbk. terdapat penghantar berupa kabel NYA,
NYM, NYY, N2XSY, NYFGbY. Selanjutnya spesifikasi dari kabel tersebut seperti
di bawah ini:
a) Penghantar NYA
Kabel NYA hanya memiliki satu penghantarberbentuk pejal, kabel
ini pada umumnyadigunakan pada instalasi rumah tinggal.Dalam pemakaiannya
pada instalasi listrikharus menggunakan pelindung dari pipaunion atau paralon /
PVC ataupun pipafleksibel.
90
b) Penghantar NYM
Sedangkan kabel
NYM adalah kabel yang memiliki
beberapa penghantar dan memiliki isolasi luar sebagai pelindung. Konstruksi dari
kabel NYM terlihat pada gambar. Penghantar dalam pemasangan pada instalasi
listrik, boleh tidak menggunakan pelindung pipa. Namun untuk memudahkan
saat peggantian kabel / revisi, sebaliknya pada pemasangan dalam dinding /
beton menggunakan selongsong pipa.
c) Penghantar NYY
Kabel tanah thermoplastik tanpa perisai seperti NYY, biasanya
digunakan untuk kabel tenaga pada industri. Kabel ini juga dapat ditanam dalam
tanah, dengan syarat diberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan
mekanis. Perlindungannya bisa berupa pipa atau pasir dan diatasnya diberi batu.
d) Penghantar N2XY
Kabel tanah thermoplastik tanpaperisai ialah N2XY, kabel N2XY
intinya terdiri dari penghantar tembaga, dengan isolasi XLPE, berpelindung bebat
tembaga serta berselubung PVC dengan tegangan pengenal 0,6/1 kV (1,2 kV)
yang dipasang sejajar pada suatu sistem fase tiga.
e) Penghantar NYFGbY
Kabel tanah thermoplastik berperisai seperti NYFGbY, biasanya
digunakan apabila ada kemungkinan terjadi gangguan kabel secara mekanis, kabel
NYFGbY intinya terdiri dari penghantar tembaga, dengan isolasi PVC,
penggabungan dua atau lebih inti dilengkapi selubung atau pelindung yang terdiri
dari karet dan perisai kawat baja bulat. Perisai dan pembungkus diikat dengan
spiral pita baja, untuk menghindari korosi pada pita baja, maka kabel di selubungi
pelindung PVC warna hitam.
93
Gambar Situasi
Gambar Instalasi
Diagram Garis Tunggal
4.2 Saran
a) Dalam melakukan pengoperasian alat-alat bertegangan listrik hendaknya
selalu mengutamakan keselamatan, dan kesehatan kerja (K3) karena
energi listrik bersifat dinamis.
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN LAMPIRAN
97
98
99
100