1 CT KEPALA Fix
1 CT KEPALA Fix
CT-KEPALA
Oleh:
Evita Ayu Juliana
151610383019
1.1 Tujuan
1. Mampu menyiapkan data gambar yang akan di lakukan post-
processing.
2. Mampu melakukan post-processing kepala.
3. Mampu membuat print gambar CT-scan Kepala dengan
menggunakan berbagai media.
4. Mampu menyajikan gambar CT-Scan setelah melakukan post-
processing.
2
Gambar 1.1 Anatomi Otak (Netter, Frank H. 2011)
2
c. mungkin dilaksanakan. Otak kecil juga berfungsi
mengkoordinasikan gerakan yang halus dan luwes.
d. Otak tengah (mesensefalon) Otak tengah terletak di depan otak
kecil dan jembatan varol. Otak tengah berfungsi penting pada
refleks mata, tonus otot serta fungsi posisi atau kedudukan tubuh.
e. Otak depan (diensefalon) Otak depan terdiri atas dua bagian, yaitu
thalamus yang berfungsi menerima semua rangsang dari reseptor
kecuali bau, dan hipothalamus yag berfungsi dalam pengaturan
suhu, pengaturan nutrien, penjagaan agar tetap bangun, dan
penumbuhan sikap agresif.
f. Jembatan varol (pons varoli) Jembatan varol merupakan serabut
saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan.
Selain itu, menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang.
1. Trauma.
2. Tumor.
3. Kelainan pembuluh darah.
2
Agar gambaran simetris kepala diposisikan sehingga mid sagital
plane sejajar dengan lampu indikator longitudinal dan interpupilary
line sejajar dengan lampu indikator horizontal. Lengan pasien
diletakkan diatas perut atau disamping tubuh.
3. Gantry disudutkan paralel dengan supra orbita meatal baseline
sebelum pemeriksaan dilakukan.
A. Parameter CT-Scan kepala rutin :
PARAMETER CT-SCAN KEPALA RUTIN
Scanogram Kepala lateral
Range Dari foramen magnum sampai vertex
Slice thickness 7-10 mm (kepala), 3-5 mm (tulang
facialis)
Scan time 3 second
Gantry tilt Paralel dengansupraorbita meatal
baseline
Kv 120
mAS 350CTDI vol<60
Kolimasi (mm) 0,6
Pitch 0,65-0,85
Scan direction Craniocaudal
Kernel Standart
B. Pengolahan Gambar
Catatan:
2
Pada kasus SDH, kombinasi pemilihan WW dan WL sangat
diperlukan untuk menampilkan batas antara tulang dan
kepala yang mengalami pendarahan.
Pada kasus perdarahan pengukuran volume pendarahan
diperlukan.
2
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2
BAB III
2
b) Filming MPR
2
3.2 Analisa Hasil
Terlihat frontal bone, nasal bone, Terlihat pariental bone, nasal bone,
zygomatca bone, maxilla bone, pariental mandibula bone, temporal fossa, etmoid
bone, temporal bone, orbita bone, dan bone, maxilla bone, zygomatica bone,
vormer. ,orbita bone, dan occipital bone.
Terlihat temporal fossa, nasal bone, lacrimal bone, etmoid bone, maxilla bone,
mandibulla bone, zygomatica bone, mandibula bone, vormer, dan orbita bone.
2
Gambar Keterangan
c Terlihat:
a
a. Ventrikel
d b. Mandibula bone
b c. Gray matter
d. Thalamus
a a. Frontal sinus
e b. Cerebullum
c. Petrous ridge
b
d. Mastoids cells
c
e. Sphenoid sinus
f d f. EAM
a. Cerebellum
c b. Thalamus
b c. Ventrikel
b
c. Pariental bone
c d. Corpus calosum
2
c a. Ventrikel
a
e b. Cerebellum
d
b c. Gray matter
d. Pons
e. Hypothalamus
2
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Dalam rekontruksi citra gambar dalam CT-Scan dapat
menggunakan MPR dan Volume Rendering.
2. Pada modalitas CT-Scan dapat terlihat jelas dan baik untuk
menvisualisasikan soft tissue dan tulang namun sedikit
tidak di rekoemdasikan untuk pembuluh darah kecuali
dengan pemeriksaan khusus.
3. CT-Scan Kepala dapat dapat memperlihatkan ventrikel,
sinus, hypothalamus, thalamus, EAM, cerebullum, pons,
corpus calosum, gray matter, petrous ridge, sphenoid sinus,
frontal sinus, frontal bone, nasal bone, zygomatca bone,
maxilla bone, pariental bone, temporal bone, orbita bone,
vormer, dan mastoids cells.
4.2 Saran
1. Mahasiswa harus memahami anatomi otak dalam
rekontruksi gambar agar menghaslkan gambar yang baik
dan menghasilkan informasi.
2. Mahasiswa harus mengerti teknik rekontruksi gambar di
dalam aplikasi radiant dicom.
2
DAFTAR PUSTAKA
Untari, Ida. 2012. Kesehatan Otak Modal Dasar Hasilkan Sdm Handal: Vol 8.
Surakarta