Jurnal Guru Kesenian
Jurnal Guru Kesenian
1 - 6
ETIKA PROFESI
“HUBUNGAN ETIKA DALAM PROFESIONALITAS GURU SENI RUPA
DALAM MENANGANI KENDALA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
DI ERA GLOBALISASI”
Disusun Oleh:
Sekar Ayu Al Fatihah (175040100111063)
Kelas :
M - Agribisnis
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2019
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
1.PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 1
2. PEMBAHASAN .................................................................................... 2
2.1 Kendala Guru Seni Budaya Dalam Pembelajaran Standar Kompetensi
Ekspresi Seni Rupa di Era Globalisasi ................................................ 2
2.2 Pengaruh Kode Etik dan Etika Terhadap Profesionalisme Dalam Kegiatan
Belajar Mengajar ..................................................................................... 4
2.3 Fungsi Etika Dalam Penyelesaian Masalah dan Pemanfaatan Faktor
Pendukung Dalam Kegiatan Belajar Mengajar.................................... 5
3. PENUTUP .............................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 8
ii
1
1. PENDAHULUAN
2. PEMBAHASAN
atau dengan kata lain bahwa mata pelajaran seni budaya diadakan untuk
menampung bakat seni siswa yang jumlahnya tidak banyak pula. Oleh karena itu
semua, muncul sikap bahwa tidak perlu adanya kewajiban kepada seluruh siswa
untuk mengikuti dan belajar secara bersungguhsungguh dalam mata pelajaran
seni budaya ini. Dalam masalah ini guru seni budaya harus bersikap cerdas
menghadapi berbagai masalah pembelajaran seni budaya yang terjadi. Untuk
menjawab berbagai masalah tersebut adalah dengan cara memanfaatkan sarana
dan sumber belajar yang cukup banyak tersedia. Tentunya hal ini tidak mudak
diimplementasikan dalam bentuk tindak nyata oleh guru seni budaya, tanpa
membekali diri dengan pemahaman tentang wawasan seni budaya yang bersifat
universal. Oleh karena pembelajaran seni budaya tersebut harus dapat dipahami
sebagai nilai-nilai dasar ilmu pengetahuan yang bersifat teknis-praksis, teoritis,
psikologis. Untuk itu semua diperlukan keberanian guru maupun peserta didik
dalam mengolahnya proses pembelajaran yang konstruktif. Di era pengetahuan,
teknologi dan seni yang sudah maju ini diharapkan dapat meningkat proses
pembelajaran secara lebih bermakna dan berkualitas. Dalam hal ini, guru seni
budaya diharapkan memiliki keinginan dalam merespon perkembangan global
culture di mana domain pendidikan seni budaya lebih menitik beratkan pada
tumbuh kembangnya sikap kritis terhadap setiap fenomena budaya yang muncul.
Lebih jauh tentunya para pendidik seni menginginkan peserta didik memiliki
kemampuan dalam memanfaatkan pengetahuannya, pengalamannya, dan
bakatnya secara kreatif melalui berbagai kegiatan/keterampilan seni budaya
untuk melestarikan dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa yang
semakin lama semakin menipis terkikis oleh kemajuan ilmu, teknologi, dan seni.
Untuk pembelajaran seni budaya setidaknya ada tiga pokok seni yang
dibelajarkan yakni seni rupa, tari, dan music. Kemajuan ilmu, teknologi, dan seni
menjadi tantangan baru bagi guru atau pendidik seni. Kemajuan tersebut
menuntut guru untuk meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi pribadi,
kompetensi sosial, kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dalam hal
pembelajaran. Kompetensi ini selanjutnya akan menempatkan guru pada sebuah
paradigma baru dalam proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang
digunakan guru selama ini teacher center dengan asumsi bahwa guru tahu
segala-galanya dan siswa tidak tahu apa-apa, berubah menjadi pendekatan yang
berorientasi student center. Siswa yang menjadi pusat perhatian dalam belajar,
sedangkan guru beralih fungsi menjadi fasilitator, mediator, motivator, dan
4
Definisi etika menurut Ferrel (2013) adalah studi tentang sifat moral dan
pilihan moral yang spesifik, filsafat moral, dan aturan-aturan atau standar yang
mengatur perilaku para anggota profesi. Etika merupakan cabang ilmu filsafat
berkaitan dengan konsep nilai-nilai yang baik dan men jadi panutan dalam
hubungan kemanusiaan antar manusia seperti kebenaran, kebebasan,
kejujuran, keadilan, cinta, kasih sayang yang terkait norma moralitas (Lubis,
2011). Etika adalah studi tentang standar moral dan pengaruhnya terhadap
perilaku (Dutelle, 2011). Etika kerja adalah seperangkat perilaku yang dimiliki
oleh individu atau kelompok yang diimplementasikan dalam bekerja atau
beraktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan dilandasi nilai-
nilai dan norma-norma yang dianut dengan indikator tepat waktu, jujur, memiliki
motivasi untuk berkembang, bekerja keras, bertanggung jawab, kreatif dan
menghormati dan menghargai (Sarjana, 2014). Etika atau filsafat moral yaitu
mengacu pada kehidupan yang baik, tentang apa yang baik dan buruk, tentang
apakah ada tujuan yang benar dan salah, dan bagaimana mengetahui hal itu
ada (Mackinnon, 2013). Hakikat kehidupan yang baik dalam pengelolaan
pendidikan khususnya pada satuan pendidikan, pada dasarnya berkaitan
dengan norma dan tata nilai kehidupan yang telah menjadi pola anutan
masyarakat yaitu etika dan moralitas (Karwati, 2011). Dalam kode etik guru
5
sebuah aturan tertulis yaitu kode etik yang membantu mengarahkan tindakan
guru seni dalam mengambil keputusan dan adanya etika untuk menjamin
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar yang kondusif. Etika tersebut wajib
dimiliki oleh seorang guru untuk mewujudkan proses belajarmengajar yang baik.
Berikut beberapa etika yang harus dimiliki oleh seorang guru (Yamin, 2012):
1. Etika guru kesenian terhadap peserta didiknya
Guru sebaiknya memberi contoh yang baik bagi muridnya. Keteladanan seorang guru
adalah perwujudan realisasi kegiatan belajar mengajar dan menanamkan sikap kepercayaan
kepada murid. Guru yang berpenampilan baik dan sopan akan mempengaruhi sikap murid
demikian juga sebaliknya. Selain itu di dalam memberikan contoh kepada murid,
guru harus bisa mencontohkan bagaimana bersifat objektif danterbuka pada
kritikan serta menghargai pendapat orang lain.Guru harus bisa mempengaruhi
dan mengendalikan muridnya. Perilaku dan pribadi guru akan menjadi bagian
yang ampuh untuk mengubah perilaku murid. Guru hendaknya menghargai potensi
yang ada di dalam keberagaman murid. Seorang guru dalam mendidik seharusnya tidak
hanya mengutamakan ilmu pengetahuan atau perkembangan intelektual saja, namun
juga harus memperhatikan perkembangan pribadi anak didiknya baik
perkembangan jasmani atau rohani.
2. Etika guru kesenian terhadap pekerjaan
Sebagai seorang guru adalah pekerjaan yang mulia. Guru harus melayani
masyarakat di bidang pendidikan secara profesional. Supaya bisa memberikan
layanan yang memuaskan pada masyarakat maka guru harus bisa menyesuaikan
kemampuan serta pengetahuannya dengan keinginan dan permintaan masyarakat.
3. Etika guru kesenian terhadap tempat kerja
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA