Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEORY MARTHA E ROGERS

Oleh :

Aditia Mustika Sari (P27220017 001)

Izqi Putri Apriliandah (P27220017 021)

Lathifa Kurnia Pangesti (P27220017 024)

Niken Nurul Damayanti (P27220017 030)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah serta inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Teory Martha E Rogers” ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan di Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta. Tujuan lain dari penyusunan makalah ini yaitu agar kita
dapat lebih mendalami teori yang dikemukakan oleh Martha E Rogers.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.

30 September 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................................... 2

Daftar Isi ............................................................................................................................................. 3

BAB I Pendahuluan ............................................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 4


1.2 Ruang Lingkup Penulisan.............................................................................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................... 5

BAB II Pembahasan ............................................................................................................................. 6

2.1 Biografi Martha E Rogers .............................................................................................................. 6

2.2 Konsep Teori Martha E Rogers ..................................................................................................... 6

2.3 Asumsi dari teori keperawatan menurut Martha E Rogers ............................................................ 6

2.4 Asumsi utama dari model konseptual oleh Martha E Rogers ........................................................ 7

2.5 Prinsip-prinsip homeodinamika ..................................................................................................... 8

2.6 Prinsip Martha E Rogers sebagai pendekatan aplikatif asuhan keperawatan ................................ 8

2.7 Hubungan teori keperawatan Martha E Rogers dengan Riset Keperawatan ................................. 9

2.8 Hubungan teori keperawatan Martha E Rogers dengan Pendidikan Keperawatan ........................ 9

2.9 Hubungan teori keperawatan Martha E Rogers dengan Praktik Keperawatan .............................. 10

BAB III Penutup .................................................................................................................................. 11

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................... 11

3.2 Saran .............................................................................................................................................. 11

Daftar Pustaka ..................................................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori keperawatan berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan
pemikiran dan ide-ide yang dituangkan ahli keperawatan berdasarkan filosofi, paradigma, serta latar
belakang pendidikan dan kehidupan para ahli tersebut, sehingga masing-masing teori mempunyai
perbedaan asumsi terhadap praktek keperawatan. Akan tetapi pada dasarnya semua teori keperawatan
yang ada mempunyai apresiasi yang sama yaitu terhadap proses pemberian asuhan keperawatan,
dimana klien diberikan kesempatan dan ruang untuk dapat berkembang secara mandiri dalam
memenuhi kebutuhan kesehatannya selama rentang kehidupan.

Penerapan teori keperawatan dalam praktek layanan keperawatan memberikan dasar kerja dan
memberikan kerangka kerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. Teori keperawatan
sekarang ini sedang berkembang pesat untuk menjadi sebuah sain keperawatan mulai dari teori pada
ranah filosofi, grand theory, middle range theory maupun practice theory, dalam makalah ini akan
dibahas tentang grand theory

Salah satu teori keperawatan yang dapat di terapkan oleh perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien adalah teori dari Martha E. Rogers tentang “Unitary Human Beings”.
Menurut Roger dalam teorinya berpendapat bahwa manusia merupakan individu yang holistik, saling
memberikan timbal balik dengan individu yang lain dan lingkungan disekitarnya. Rogers, memandang
keempat konsep dalam paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Perawat sebagai pemberi layanan keperawatan mampu memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif, disesuaikan dengan situasi dan kondisi individu yang dirawat maupun lingkungan yang
mempengaruhi individu tersebut.

Perawat harus mempunyai landasan teori keperawatan yang memadai agar dapat memilih dan
menerapkan teori yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan di Instansi pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut, maka kelompok akan menganalisa dan membahas teori Rogers dan
penerapannya agar perawat dapat menggunakan suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan
kepada pasien berdasarkan teori ini, Oleh karena itu Teori Martha E. Rogers serta penerapannya di
lapangan sangat diperlukan dibahas dan disajikan, sehingga pada akhirnya perawat diharapkan dapat
meningkatkan kualitas layanan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan
pada suatu teori keperawatan.

1.2 Ruang Lingkup Penulisan

Ruang lingkup penulisan dalam makalah ini yaitu membahas tentang aplikasi model teori
keperawatan “Martha Elizabeth Roger”.

1.3 Rumusan Masalah

1 Siapa Martha E Rogers?


2 Bagaimana konsep teori Martha E Rogers?
3 Apa asumsi dari teori keperawatan menurut Martha E Rogers?

4
4 Apa asumsi utama dari model konseptual oleh Martha E Rogers?
5 Apa prinsip-prinsip homeodinamika?
6 Apa prinsip Martha E Rogers sebagai pendekatan aplikatif asuhan keperawatan?
7 Apa hubungan teori keperawatan Martha E Rogers dengan Riset Keperawatan?
8 Apa hubungan teori keperawatan Martha E Rogers dengan Pendidikan Keperawatan?
9 Apa hubungan teori keperawatan Martha E Rogers dengan Praktik Keperawatan?

1.4 Tujuan Penulisan

1. Agar mengetahui siapa Martha E Rogers


2. Agar mengetahui konsep teori Martha E Rogers
3. Agar mengetahui asumsi dari teori keperawatan menurut Martha E Rogers
4. Agar mengetahui asumsi utama dari model konseptual oleh Martha E Rogers
5. Agar mengetahui prinsip-prinsip homeodinamika
6. Agar mengetahui prinsip Martha E Rogers sebagai pendekatan aplikatif asuhan keperawatan
7. Agar mengetahui hubungan teori Martha E Rogers dengan riset keperawatan
8. Agar mengetahui hubungan teori Martha E Rogers dengan pendidikan keperawatan
9. Agar mengetahui hubungan teori Martha E Rogers dengan praktik keperawatan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Martha E. Rogers

Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Beliau memulai
karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee di Knoxville pada tahun 1931. Beliau
masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxville pada September 1933. Beliau menerima gelar Diploma
Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima gelar B.S dari George Peabody College di Masville pada
tahun 1937. Pada tahun 1945 beliau mandapat gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan
masyarakat dari Fakultas Keguruan Universitas Columbia, New York. Beliau menjadi Eksekutif
Direktur dari pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona pada tahun 1951
dan kembali melanjutkan sekolah di Universitas Johns Hopkins, Baltimre MD dg memperoleh gelar
M.P.H tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954. Beliau di tetapkan menjadi Kepala Bagian Keperawatan di
New York University pada tahun 1954. (Tomey & Alligood, 1998).

Secara resmi beliau mengundurkan diri sebagai Professor dan Kepala Bagian Keperawatan
pada tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan. Pada tahun 1979 beliau pensiun dengan hormat
dengan memakai gelar Professornya dan terus aktif mengembangkan dunia keperawatan sampai
beliau meninggal pada 13 maret 1994. (Hector, 1989 dalam McEwen & Wills, 2011).

2.2 Konsep Teori Martha E. Rogers

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus
pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari
manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung. (Tomey & Alligood, 1998).

Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas


bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan
memperkirakan prinsip - prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu
kemanusiaan yang mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.
Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip - prinsip kreatifitas, seni dan
imaginasi. Aktifitas keperawatan merupakan kegiatan yang bersumber pada ilmu pengetahuan
abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah
disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. (McEwen
& Wills, 2011)

2.3 Asumsi teori Martha E. Rogers

Rogers dalam McEwen & Wills, 2011, mengemukakan beberapa asumsi yang terdiri dari lima bagian,
yaitu :

a. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya
berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus jika
semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak
efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan
terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.

6
b. Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu
sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada
seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
c. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam
satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan
pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
d. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
e. Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan, bertutur bahasa
dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang
mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.

Lima asumsi diatas, definisi, dan Prinsip-prinsip hemodinamik merupakan inti teori Martha E.
Rogers yang merupakan bagian dari Building Blocks, yang terdiri dari: (Tomey & Alligood, 1998).

a) Energy Fields (Bidang Energi)


Bidang Energi merupakan satuan dasar kehidupan dan non kehidupan, seperti energi manusia
dan energi lingkungan. Bangunan ini bersifat tak terbatas terdiri dari mahluk hidup dan
lingkungannya. Kedua komponen ini tidak dapat dikurangi, manusia tidak dapat dipisahkan
dari lingkungannya.
b) Universe of Open System (Sistem terbuka).
Konsep ini menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas dan terbuka, menyatu
antara satu dengan yang lainnya.
c) Pattern (Pola)
Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif, unik dan menyatu dengan bangunan
lingkungannya sendiri. Pola yang konstan dan tidak berubah bisa menjadi suatu indikasi sakit
atau penyakit.
d) Pandimensionality (Empat kedimensian)
Manusia yang utuh merupakan ”Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola
dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di
tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” Empat kedimensian didefinisikan sebagai domain
non linier tanpa atribut, atau mengenai ruang tanpa batas.

2.4 Asumsi Utama Konsep Sentral dari Model Konseptual Martha E. Rogers

Rogers meletakan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan proses kehidupan


manusia. Asumsi-asumsi yang merupakan kunci utama Martha E. Rogers terhadap empat konsep
sentral adalah sebagai berikut :

a. Keperawatan
Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yaitu manusia
sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia secara
keseluruhan atau utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang
menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan
humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki
kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta merehabilitasi seseorang yang sakit dan
cacat. Praktek professional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani
orang, hal tersebut berakar dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan
mahkluk. (Rogers,1992 dalam Meleis 2007).
b. Kesehatan

7
Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan oleh budaya atau
individu. Kesehatan dan penyakit merupakan manifestasi pola dan diangap menunjukkan pola
perilaku yang nilainya tinggi dan rendah. Rogers memandang konsep sehat-sakit sebagai
suatu ekspresi dari interaksi manusia dengan lingkungannya dalam proses yang mendasar
(Fitzpatrick dan Whall, 1986).
c. Lingkungan,
Lingkungan sebagai empat bangunan energi yang tidak dapat direduksi yang diidentifikasi
dengan pola dan manifestasi karakteristik yang spesifik. Lingkungan mencakup segala
sesuatu yang berada diluar yang diberikan oleh bangunan manusia. (Meleis 2007)
d. Manusia
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan karakter yang berbeda-
beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu berinteraksi dengan lingkungan, saling
mempengaruhi dan dipengaruhi atau sebagai system terbuka. Rogers juga mengkonsepkan
manusia sebagai unit yang mampu berpartisipasi secara kreatif dalam perubahan. (Meleis,
2007).

2.5 Prinsip-prinsip Hemodinamika

Teori menyatakan bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika untuk


melayani manusia, yaitu :

1. Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan yang menguntungkan antar manusia dan
lingkungannya secara berkesinambungan

2. Resonansi (Resonancy), Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi
antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang yang
ditunjukkan dengan perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi pada
gelombang perubahan

3. Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dan lingkungan
adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan jenis pola-pola perilaku manusia
dan lingkungan yang menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang
simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.

2.6 Menggunakan prinsip-prinsip Roger sebagai pendekatan aplikatif dalam pemberian asuhan
Keperawatan

Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-prinsip
homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah perkembangan individu
sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Keberhasilan menggunakan prinsip-prinsip
homeodinamik memerlukan pertimbangan perawat dalam melibatkan klien pada proses keperawatan.
(Alligood, 2006).

Dalam tahap pengkajian keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan
dikumpulkan. Pertanyaan tahap pertama mencerminkan prinsip Integrasi, seri berikutnya akan
mencerminkan prinsip resonancy, dan tahap akhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip
helicy. Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk
prinsip helicy sebagai pertimbangan.

8
Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian.
Kesimpulan ini merupakan diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan, dan itu
mencerminkan prinsip-prinsip homeodynamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi
proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola
pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-
lingkungan (Roger, 1970 dalam Meleis, 2007).

Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung atau


memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan manusia
merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke tingkat mantan
keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih
beragam eksistensi. Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan
individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan
hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi aktif dari klien, kesehatan tidak dapat tercapai
dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah
untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu. (Christensen,1995)

Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus
pada proses kehidupan manusia secara utuh, sehingga pengkajian didasarkan pada lima asumsi dasar
dan prinsip-prinsip hemodinamik Rogers dan yang merupakan bagian dari Building Blocks.

2.7 Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan

Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki
hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan arah
dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa
uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep
Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah
sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E Roger menunjukkan
bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas
penelitian keperawatan.

2.8 Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan

Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program undergraduated
dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di lakukannya sebagai refleksi terhadap
evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk
keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh
pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam
keperawatan.

9
2.9 Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan

Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat
mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend
yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di
kemukakan Martha E Rogers.

1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien

2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar

3. Penyesuaian terhadap pola

4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses penyembuhan.

5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif

6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan

7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

“Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu semua orang di manapun mereka berada
dan menunjang kesejahteraan yang maksimal bagi individu, keluarga dan kelompok (Rogers, 1985)”

10
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

Model konsep dan teori keperawaran menurut Martha E. Rogers dikenal dengan nama konsep
manusia sebagai unit. Dalam memahami konsep model dan teori ini,Rogers berasumsi bahwa manusia
merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda – beda. Dalam
proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam proses kehidupan manusia setiap individu
akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia deciptakan dengan karakteristik dan keunikan
tersendiri.

Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan
manusia dan lingkungan,kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses
kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari integritas,resonansi dan
helicy.

Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat
dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Resonansi mengandung arti bahwa
proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi
yang bervariasi dan helicy merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungan
akan terjadi perubahan baik perlahan – lahan maupun berlangsung dengan cepat.

3.2 SARAN

Kita dapat mengacu pada teory proses keperawatan oleh roger’s untuk acuan tindakan proses
keperawatan

11
DAFTAR PUSTAKA

Fawcett, J. (2005). Contemporary Nursing Knowledge : Analysis and Evaluation of Nursing Models
and Theories. Philadelphia F.A Davis Company.

Lisa Blumenschein, B., RN, BN. (2009). Analysis and Application of Rogers' Science of Unitary
Human Beings. 16(1).

Martha Raile Alligood, R., PhD. (2004). An Interpretive Study of Martha Rogers Conception of
Pattern. 12(1).

Tomey, A. M., & Alligood, M. R. (1998). Nursing Theorists and Their Work. St Louis Mosby-Year
book Inc.

Violet M. Malinski, R. P. (2009). Evolving Paths of Transformative Change in Rogerian Nursing


Science. 16(1).

Hidayat Aziz Alimul. A. 2009, pengantar konsep dasar keperawatan edisi 2, Salemba medika, Jakarta.

Merriner, Ann. 1986. Nursing Theory and Their Work. Masby Company.

Mubarak, Iqbal Wahit. 2005. Pengantar Keperawatan Komonitas 1. Cv Sagung Seto. Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai