KAJIAN PUSTAKA
A. Kuda
1. Asal-Usul Kuda
Equidae, yaitu berkuku satu yang mulanya berasal dari jari tiga. Kuda yang saat
ini tersebar di seluruh dunia sejatinya berasal dari binatang kecil yang oleh
beberapa ilmuwan disebut sebagai eohippus atau dawn horse. Binatang kecil
tersebut telah mengalami proses evolusi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Tahun
1867, kerangka lengkap dari fosil Eohippus telah ditemukan di bentukan Tebing
kembali di Big Horn Basin, Wyoming USA oleh palaeontologi dari Institute
Proses evolusi kuda terjadi melalui beberapa tahapan yang dimulai dari: 1)
pertengahan dan akhir zaman Miocene dengan tinggi yang sudah mencapai 100
zaman Pleistocene sekitar 6 juta tahun yang lalu, tingginya mencapai 125 cm.
Kuku juga mulai berkembang menjadi kuku satu dan seterusnya disebut equus,
yang tinggi dan ukurannya sudah bervariasi serta bentuk kuku makin bagus
5
6
3. Klasifikasi Kuda
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Perissodactyla
Family : Equidae
Genus : Equus
Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari
sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus. Hewan ini telah lama
merupakan salah satu hewan peliharaan yang penting secara ekonomis dan
historis, dan telah memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan
dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda atau bajak.
Pada beberapa daerah, kuda juga digunakan sebagai sumber makanan. Walaupun
peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM, bukti-bukti
penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan sejak 2000 SM.
(http://yusufsila-binatang.blogspot.com/2011/11/beberapa-informasi-tentang-kuda
4. Evolusi Kuda
mamalia yang pernah dominan pada zaman Tertier. Pada masa itu, order ini
memiliki 14 famili, namun hanya tiga famili yang mampu bertahan hingga masa
sekarang, yaitu equidae (keluarga kuda), cipan, dan badak sumbu (http://ms.
Keluarga equidae yang tertua adalah hyracotherium yang hidup pada 45-
55 juta tahun yang lalu pada masa Eosen. Dia mempunyai empat batang jari pada
kaki depan dan tiga jari pada kaki belakang. Pada masa Mesohippus yang hidup
pada 32-37 juta tahun yang lalu, jari tambahan yang dimiliki kuda gugur. Sekitar
5 juta tahun yang lalu, lahirlah equus yang modern. Dia mampu berlari dengan
sangat baik karena memiliki kaki-kaki yang panjang, jari-jarinya juga telah
lenyap. Gigi kuda turut berevolusi, dari gigi yang berfungsi untuk mengunyah
daun-daun tropika yang lembut menjadi gigi yang mampu mengunyah daun yang
09.52).
9
Sekitar 15.000 tahun yang lalu, equus ferus telah menjadi spesies holartik
yang tersebar luas. Tulang kuda pada masa pleistosen dijumpai di Eropa, Eurasia,
pukul 09.52).
B. Referensi Karya
banyak terinspirasi oleh karya-karya kuda yang dibuat para seniman baik nasional
pelukis Basuki Abdullah yang berukuran 200 x 90 cm, dan dibuat tahun 1975.
10
Affandi yang lahir di Cirebon Jawa Barat yang berjudul “Kepala Kuda” yang
van Gogh asal Belanda. Salah satu karya yang menginspirasi yang berjudul “Dr
11
Paul Gachet”, dibuat pada tahun 1890. Didalam karya ini penulis terinpirasi pada
Penulis ingin memunculkan gaya realis pada karya. Realisme di dalam seni
rupa berusaha menampilkan subjek dalam suatu karya sebagaimana apa adanya
bagaimana orang dapat melukis realitas dengan cara mencari subyek seni lukis di
C. Pengertian Seni
Berbicara tentang seni, hingga saat ini para pakar di bidang seni rupa pun
belum mampu memiliki satu kesepakatan khusus tentang definisi seni. Tidak
sedikit para filsuf seni, ahli estetika dan seniman memiliki definisi tersendiri
12
tentang seni, hal ini dapat kita lihat dari beberapa literatur yang dijabarkan Mikke
batin pula pada manusia lain yang menghayatinya. Kelahirannya tidak didorong
timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa
perasaan manusia”. Dalam hal ini seni juga merupakan produk keindahan yang
dapat menggerakkan perasaan indah orang lain yang melihatnya. Berbeda dengan
definisi terdahulu, yang dikemukan oleh Ahdiat K. Miharja yaitu bahwa “Seni
adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan kenyataan dalam karya yang
tertentu dalam alam rohani si penerimanya”. Dalam definisi ini dengan tegas
apresiasi dan kreasi” menjelaskan bahwa seni adalah suatu bentuk keterampilan
Dari sekian definisi dapat disimpulkan bahwa seni adalah hasil karya
yang menghayatinya.
a. Subject matter
Subject matter atau tema pada umumnya dimaksudkan juga sebagai tema
atau juga bisa disebut pokok soal; yaitu pokok persoalan yang selalu dijumpai
Subject Matter atau tema pada umunya merupakan suatu pokok persoalan
yang melatarbelakangi seniman dalam menciptakan sebuah karya seni.
Adapun defenisi subject matter adalah objek-objek atau ide-ide yang
dipakai dalam berkarya atau ada dalam sebuah karya seni (Mikke Susanto,
2011: 383).
karena itulah bentuk serta struktur tubuh kuda dipilih penulis sebagai tema. Ide
yang dimiliki akan diwujudkan ke dalam seni grafis dengan menggunakan teknik
cetak tinggi.
b. Bentuk (Form)
….. Bentuk dalam suatu karya seni adalah aspek visualnya, atau yang
terlihat itu, yaitu karya seni itu sendiri. Bentuk dikenal pula sebagai
“totalitas karya” yang merupakan organisasi unsur-unsur rupa seperti
garis, bidang, gelap terang warna sehingga terwujud apa yang disebut
karya. Ini berarti bahwa bentuk adalah suatu yang dapat ditangkap oleh
panca indera yaitu dilihat dan diraba (P.Mulyadi, 1998:16)
14
Benda apa saja di alam ini, juga karya seni/desain, tentu mempunyai
bentuk (form). Bentuk apa saja yang ada di alam dapat disederhanakan menjadi
titik, garis, bidang, gempal. Kerikil, pasir, kelereng, dan semacamnya yang relatif
kecil, dan “tidak berdimensi” dapat dikategorikan sebagai titik. Kawat, tali, galah,
menjadi garis. Selembar kertas, karton, papan triplek, dan semacamnya yang
memiliki dimensi panjang dan lebar dapat disederhanakan sebagai bidang. Kotak,
tangki minyak, rumah, dan semacamnya yang memiliki dimensi panjang, lebar,
Pengungkapan bentuk dalam karya tugas akhir penulis adalah dua dimensi,
dengan ukuran 40 x 60 cm, dengan berbagai komposisi dan beragam warna yang
ditimbulkan,
Jika ditinjau dari aspek isi seni, nilai-nilai di dalamnya juga dapat
kontekstual dan universal. Struktur jiwa manusia dari dulu sampai sekarang tetap
sama, punya perasaan, intuisi, pikiran, kemauan, kesadaran dan bawah sadar.
dalam setiap karya yang diciptakannya, namun nilai yang ditangkap penikmat dari
setiap karya yang diciptakan selalu berbeda sesuai dengan kemampuan tafsir dari
….. Isi disebut kualitas atau arti, yang ada dalam suatu karya seni. Isi juga
dimaksudkan sebagai final statement,mood (suasana hati), atau
pengalaman penghayat, isi merupakan arti yang esensial daripada bentuk,
dan seringkali dinyatakan sebagai bentuk sejenis emosi, aktivitas
itelektual, atau asosiasi yang kita lakukan terhadap suatu karya seni.
15
Apabila ada suatu usaha untuk menganalisa mengapa bentuk dari suatu
karya menimbulkan emosi atau ekspresi terhadap kita, atau menstimulasi
aktivitas intelektual penghayatnya, sebenarnya kita sedang berhadapan
dengan isi atau arti (P. Mulyadi, 1998: 16).
Bagi penulis isi atau makna dalam setiap karya, penulis berusaha
unsur yang ada di dalam karya seni. Berikut pengertian masing-masing dari unsur
rupa tersebut:
a. Garis
Garis terbentuk melalui goresan atau tarikan dari titik yang satu ke titik
yang lain. Bermacam bentuk garis, yaitu garis lurus, garis lengkung, garis putus-
putus, garis tak beraturan, dan lain-lain. Setiap garis tersebut dapat menimbulkan
kesan yang beragam yang dinamakan sifat garis. Misalnya, garis lurus
Raut adalah ciri khas suatu bentuk dari sebuah garis. Raut garis adalah ciri
khas bentuk garis. Raut garis secara garis besar hanya terdiri dari dua macam,
yaitu garis lurus dan bengkok atau lengkung. Namun, jika dirinci terdapat empat
macam jenis garis sebagai berikut: Garis lurus yang meliputi garis horizontal,
diagonal dan vertikal. Garis lengkung meliputi garis lengkung kubah, garis
lengkung busur, dan lengkung mengapung. Garis majemuk yang meliputi garis
zig-zag dan garis berombak. Garis gabungan meliputi kombinasi antara garis
b. Bidang (Shape)
(bersatu) dengan garis itu sendiri (tetapi bukan berimpit) maka garis itu kan
meliputi suatu area (daerah) atau bentuk. Kalau kita menggunting selembar kertas
hitam dengan suatu bentuk tertentu lalu bentuk guntingn yang telah mendapat
bentuknya tersebut kita letakkan di atas kertas putih (atau sebaliknya, putih di atas
kertas hitam) maka kita akan mendapatkan suatu area pula. Demikian juga jika kita
gunting tersebut merupakan kertas berwarna, maka hal yang sama akan kita
dapatkan.
Shape dapat dibedakan atas shape geometri dan shape biomorphic. Shape
geometrik merupakan bentuk yang standar (ukuran, aturan, dan batasan) dalam
sifat dan berasal dari ilmu ukur, seperti lingkaran, empat persegi, segitiga. Shape
biomorphic merupakan bentuk yang tidak beraturan (bebas dan organik) (Arfial
c. Tekstur
Tekstur adalah sifat suatu permukaan dari suatu benda atau bidang, yang
memberi karakter atas suatu benda atau bidang/permukaan tersebut, apakah halus,
Setiap bentuk atau benda apa saja di alam ini termasuk karya seni mesti
memiliki permukaan atau raut. Setiap permukaan atau raut tentu memiliki nilai
atau ciri khas. Nilai atau ciri khas permukaan tersebut dapat kasar, lunak, halus,
Itulah tekstur atau ada yang menyebut barik. Tekstur adalah nilai atau ciri khas
merupakan tekstur, di mana nilai, sifat, atau ciri khas permukaannya atau
120).
19
Implementasi tekstur dalam karya penulis beragam ada tekstur halus yang
cenderung datar yaitu permukaan media itu sendiri (kertas). Ada juga yang kasar
dari efek tekanan sendok waktu manggosok hardboard yang sudah di cukil
dengan kertas.
d. Warna
Melalui beberapa teori warna seperti teori Brewster, kita dapat mengenal
warna primer, sekunder, dan warna komplementer. Warna dapat dianalisis malalui
sudut pandang estetika maupun tinjauan berdasarkan kadar intensitas warna yang
dimiliki. Warna mampu menimbukan kesan positif dan negatif serta mampu
dapat mengajak kita seolah-olah berada dalam suasana periode dimana karya
Warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan
benda-benda yang dikenainya; corak rupa seperti merah, biru, hijau, dan lain-lain.
Peranan warna sangat dominan pada karya seni rupa, hal ini dapat dikaitkan
(naturalisme), ruang, bentuk, ekspresi atau makna simbolik dan justru dalam
kaitan yang beraneka ragam ini kita akan melihat betapa kedudukan warna dalam
seni rupa. Zat warna didapatkan dari perpaduan pigmen yang berupa bubuk halus,
kemudian disatukan dengan binder (zat pengikat) atau paint vehicle (pembawa
yang mereka gunakan. Biasanya warna mampu membrikan ciri tersendiri dari
21
Warna memiliki tiga dimensi dasar yaitu hue, nilai (Value), dan intensitas
(intensity). Hue adalah gelombang khusus dalam spectrum dan warna tertentu.
Misalnya spectrum warna merah disebut hue merah. Nilai (value) adalah nuansa
yang terdapat pada warna, seperti nuansa cerah atau gelap, sedangakan intensitas
diperhatikan adanya unsur yang saling berintegrasi dan saling mendukung, tidak
perlu bahwa tiap-tiap unsur memiliki kekuatan yang sama (P. Mulyadi, 1998:22).
a. Irama ( Rhytm )
b. Kesatuan ( Unity )
Kesatuan dapat juga disebut dengan keutuhan. Sebuah karya seni harus
Tanpa kesatuan, karya seni akan terlihat kacau balau dan mengakibatkan karya
c. Keseimbangan ( Balance )
yaitu keseimbangan antara ruang sebelah kiri dan kanan memiliki kedudukan
yang sama persis baik dalam bentuk raut, besaran ukuran, arah, warna maupun
yang sama seperti keseimbangan simetris, tetapi tidak hanya pada sisi kanan
maupun kiri tetapi sebelah atas atau bawah (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009:260).
komposisi antara ruang sebelah kiri dan ruang sebelah kanan tanpa
keseimbangan simetris yaitu keseimbangan yang sebelah kiri dan kanannya tidak
d. Penekanan (domination)
Dominasi dalam karya seni itu yang dimaksud menguasai, bisa juga
Di dalam karya seni harus ada dominasi agar menarik, karena dominasi
e. Kesepadanan (Proportion)
Proporsi atau perbandingan merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa
Komposisi adalah kombinasi dari berbagai elemen seni rupa atau karya
seni untuk mencapai kesesuaian atau integrasi antara warna, garis, bidang dan
unsur-unsur karya seni yang lain untuk mencapai susunan yang dinamis, termasuk
tercapainya proporsi yang menarik serta indah (Mikke Susanto, 2011: 226-227).
piramida terbalik.
Komposisi terbuka adalah suatu komposisi dalam suatu bidang atau ruang
komposisi yang dimana objek gambar terkesan menerus, tersebar, meluas dari
pusat bidang tersebut. Sedangkan jika objek gambar tersebut seakan-akan terpusat
pengelompokan objek gambar ke dalam pusat bidang atau ruang komposisi, maka
24
komposisi yang demikian itu dikatakan komposisi tertutup (Arfial Arsad Hakim,
1997: 37).
Selain komposisi terbuka dan tertutup masih ada tipe lain dari komposisi
pada bagian atas dan alasnya di bagian bawah. Sedangkan komposisi piramida
dibagian bawah dan alasnya dibagian sisi atas dalam sebuah bidang komposisi
penting dalam proses pencitraan visual karya seni yang memiliki sebuah pesan
yang ingin di sampaikan kepada publik seni. Seni grafis sebagai salah satu media
pencitraan dari sebuah karya seni sangat mendukung secara maksimal dalam
Grafis berasal dari bahasa Yunani, graphein, yang berarti menulis atau
Grafi atau grafis juga bisa diartikan gambaran nyata. Seni grafis adalah
karya seni rupa dua dimensi yang proses pembuatannya melalui teknik cetak. Seni
grafis adalah ungkapan seni rupa dua dimensional yang dalam visualisasinya
25
melalui proses cetak, cetak tinggi (Woodcut, Linnocut, relief print), cetak dalam
(Etsa), cetak datar (Lithography), dan cetak saring (Serigrafi, Screen Printing).
diperoleh jumlah lebih dari satu. Proses cetak dalam seni grafis cenderung
terbatas pada proses manual atau semi mekanis, yaitu suatu proses langsung
yang melibatkan keterampilan tangan sang seniman. Jumlah edisi suatu karya
grafis biasanya terbatas. Walaupun karya seni grafis berjumlah banyak (lebih dari
satu), secara konvensi tiap lembar edisinya diakui sebagai karya original, bukan
reproduktif.
tanda tangan, tahun pembuatan, judul karya, dan nomor urut cetak serta jumah
edisinya untuk mempertegas keaslian karya. Misalnya, 10/25 berarti cetakan ke-
1989:221).
Seni grafis merupakan salah satu cabang seni rupa yang memiliki
komponen yang sama dengan cabang seni rupa lainnya. Menciptakan sebuah
karya tidak lepas dari komponen-komponen yang menjadi kerangka karya seni,
yaitu komponen seni, karena antara satu dengan yang lain saling mendukung,
komponen seni yang dimaksud antara lain subject matter / tema, bentuk dan isi.
26
Cetak tinggi disebut demikian karena permukaan acuan cetak atau klise
yang akan menerima tinta berada paling tinggi. Pencetakan pada umunnya
dilakukan dengan gosokan. Cetak Tinggi adalah proses cetak di mana bagian yang
menjadi image berada pada permukaan yang tidak ditoreh atau dicukil. Sementara
bagian yang ditoreh tidak terkena tinta. Teknik dalam cetak tinggi ini antara lain:
cukilan kayu (woodcut), cukilan lino (linocut), torehan kayu (wood engraving)
dan cukilan logam (metalcut). Ciri khas ungkapan rupa karya cukilan kayu
terletak pada pemanfaatan efek serat kayu (tekstur), kesederhanaan rupa gambar
(bentuk) dan kesan kontras antara gambar (bidang positif) dan dasar gambar
Cetak tinggi adalah proses cetak dimana permukaan cetak yang terkena
tinta adalah bagian yang menonjol/menjorok ke atas atau yang tidak kena cukil.
Pada proses cukil kayu ini menggunakan pahat atau alat cukil khusus (M. Dwi
Marianto, 1988:15).
Pada cetak relief, bagian dari suatu permukaan cetak yang terkena tinta
adalah bagian yang menonjol. Bagian permukaan yang menonjol itu dapat dicapai
karena adanya tempelan atau hasil percukilan bagian yang tidak mencetak. Pada
cetak cukil kayu bagian yang tidak mencetak dicukil menggunakan pisau cukil
1 2 3 4
Keterangan :
4. Hardboard
Terdapat beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam proses ceta
a. Viner
Secara tradisional viner dipakai sebagai alat cukil cetak kayu. Terdapat
dua tipe viner yang digunakan di beberapa Negara Barat dan Jepang, yang
digunakan di Barat mata pisaunya tidak dapat dilepas dan diatur disesuaikan
dengan bentuk tangan si pencukil sedangkan di Jepang mata pisaunya dapat distel
Alat ini terdiri dari berbagai ukuran yang berfungsi membetuk garis dan
bentuk ini dapat dihasilkan bermacam-macam bentuk cukilan (M. Dwi Marianto,
1988: 26).
Gauge Viner bentuk U juga memiliki beberapa ukuran, dan ada gauge
viner “U” yang bergagang besar panjang yang dapat dipukul dengan palu untuk
mencukil area yang lebar. Tidak ada ketentuan untuk proses pencukilannya karena
29
setiap alat yang diciptakan memiliki karakteristik cukil yang berbeda dan
Gambar 15. Gouge Viner bentuk “U” besar dan “U” kecil
(Sumber: Dokumentasi Penulis)
Alat cukil juga memiliki beberapa bentuk, ada yang bermata miring
(Knife) dan lurus (Chisel). Untuk fungsinya adalah mencukil bagian-bagian yang
b. Baren
Baren adalah alat gosok yang biasa digunakan di Jepang untuk melekatkan
tersebut ditutup oleh lembar kertas dan „clumpring‟ bambu yang bagian luarnya
kemudian di vernis.
Hingga saat ini baren masih digunakan di Jepang untuk melestarikan seni
tradisional cukil kayu. Walaupun telah muncul alat penggantinya yang lebih
mudah dan murah seperti sendok dan kantong kulit berisi kain bekas (M. Dwi
c. Rol
Rol atau biasa disebut juga brayer di gunakan untuk mentrasfer tinta dari
bantalan adukan tinta kepermukaan blok cetak. Rol di gunakan untuk cat berbasis
minyak dengan beberapa ukuran mulai dari 2 sampai 6 inci denga diameter mulai
Rol yang baik adalah rol yang rata dan terbuat dari karet atau gelatin yang
mudah tergores jadi dalam penggunaannya haruslah berhati-hati. Singkat kata rol
memiliki fungsi yang sama dengan kuas (M. Dwi Marianto, 1988: 32).
d. Tinta Cetak
cetak sebagai salah satu bahan untuk mewujudkan visual cukilan atau goresan
32
yang terbentuk pada plat kayu, hardboard, lino, tembaga dan almunium pada
bidang kertas.
sebagai berikut: Papan diusahakan rata, buat sketsa gambar terlebih dulu pada
papan atau acuan cetak. Cukil dan pahatlah dengan pahat grafis atau pahat coret di
atas papan tersebut. Artinya, bagian yang tidak boleh terkena tinta dibuang
dengan alat-alat cukil seperti : Viner Bentuk „V‟, Gauge Viner Bentuk “U”, Knife
dan Chisel, dan lain sebagainya. Ratakan tinta di atas kaca dengan menggunakan
rol (brayer). Beri tinta pada permukaan acuan dengan menggunakan rol. Letakkan
acuan cetak di atas kertas (posisi cetakan menghadap ke bawah menempel kertas).
Hasil karya yang dibuat sudah selesai. Agar tampil menarik, tempatkan karya