Anda di halaman 1dari 3

Nama : Krissa Sunasti

No. undian : 45

Asal sekolah:SMK DR.INDRA ADNAN

INDRAGIRI COLLEGE

Kab: INDRAGIRI HILIR (INHIL)

PELANGI DIBAWAH KEGETIRAN


( KORUPSI)

Matahari telah muncul diufuk timur. Cahaya kuningnya menyeruak dan menguasai
permukaan langit. Bola raksasa itu merangkak mendaki hingga sepenggal ketinggiannya.
Terdengar suara bentakan mengusik telingaku.

ARYA YESA!!!

ARYA YESA!!!

ARYA YESA!!!

Seperti itulah setiap paginya petugas pembagian makanan memanggilku. Aku maju
tergesa-gesa mengambil jatah makananku. Ku bawa makanan itu seceara perlahan dan hati-
hati. Dan kemudian Aku duduk dikursi dekat jendela Aku selalu merasa senang, tenang saat
angin merembes melewati jeruji menerpa wajahku.

Masih sama seperti bulan yang lalu, hari-hari dibulan ini terasa sangat panjang, dan
membosankan. Setiap hari Aku habiskan dengan antrian mandi dan antrian makan.
Menghitung hari demi hari dicatatan buku harianku yang sudah mulai sobek sampul
depannya akibat tertindih kepalaku saat tidur. Yahh ..buku catatan hariankulah yang telah
menemani hari-hari melelahkanku.

Rumah tahanan yang membuat Aku mual setiap kali mendengar namanya. Rumah
tahanan yang membuat Aku kehilangan segalanya. Bahkan, sejak pertama kali aku
mendekam hingga saat ini tak seorang pun yang datang menjengukku. Malu, terhina, kecewa
dan sederet beban selalu menyumpal dipikiranku untuk mencari alasan mengapa orang-orang
yang telah menikmati jerih payahku telah pergi meninggalkanku dan mencampakkanku
didalam sel yang dingin ini.
Seperti biasa, hari ini aku habiskan dengan tiduran dilantai selku yang retak-retak.
Tak ada yang ingin Aku lakukan, bahkan Aku tidak berfikir untuk melakukan apapun.
Biarlah satu hari ini aku habiskan dengan tiduran. Yah.. Aku berharap dapat tertidur dengan
lelap tidur yang tidak dapat terbangunkan.

Bagiku tidur panjang adalah jalan terbaik untuk melupakan semua kegetiran yang mengawali
perjalananku terdampar di blok tahanan khusus koruptor ini. Tapi berkali-kali tubuhku Aku
bolak-balikan yang ada justru fikiranku melayang kembali kebayangan masa silam, bayangan
yang paling menyedihkan bahkan membuat aku benci pada diriku sendiri.

“Aku benci pada semua kebodohanku”

“Aku benci pada semua orang”

“Aku benci”

“Aku muak”

Memang Aku adalah seorang koruptor. Orang bilang Aku adalah penjahat yang
memakan harta rakyat. Orang bilang koruptor itu lebih kejam dari pembunuhan yang
menghisap darah dan memakan tubuh korbannya. Tapi, sebenarnya Aku tidak bermaksud
untuk melakukan seperti yang orang katakan tentangku. Apa yang Aku lakukan hanyalah
untuk menyenangkan hatiku saja.

Saat itu penghasilanku hanyalah pas-pasan saja, tapi gaya hidupku yang begitu
mewah. Aku berharap dengan limpahan harta orang-orang dapat menerimaku sebagai orang
sukses. Dan memiliki gengsi karna bekerja sebagai bendahara umum diperusahaan tempatku
bekerja. Saat itu Aku ingin sekali memiliki rumah mewah, mobil mewah pokoknya semua
serba mewah. Beribu cara akan Aku lakukan demi mendapatkan kemewahan. Karna jika Aku
memiliki semuanya banyak para wanita yang mengejar-ngejarku. Dan Aku dapat merubah
nasib keluargaku dikampung. Aku dapat menghapus derita orang tuaku yang bekerja sebagai
buruh pabrik.

Seperti awal bulan biasanya bosku datang keruanganku sambil membawa tas hitam
yang berisi uang, untuk dibagikan kekaryawan yang lain.

“Pak Arya, nanti tolong uangnya dibagikan kekaryawan yang lain ya.” Ujar bosku.

“Baik pak.” Dengan tegas Aku menjawab.


Dan ini lah kesempatan emas bagiku. Tanpa berfikir panjang Aku langsung
menyisihkan uang itu. Uang itu Aku pergunakan untuk membeli mobil yang saat itu lagi
terkenal dan hanya bosku lah yang bisa membelinya. Sisanya aku kirimkan untuk modal
usaha kedua orang tuaku dikampung.

Pagi itu dengan bangga Aku langsung memarkir mobil baru ku didepan kantor. Tiba-
tiba Aku dekejutkan dengan laki-laki kekar berseragam yang langsung menuju kearahku.

“Selamat pagi, apa benar ini saudara Arya Yesa” tanya laki-laki itu dengan nada batak.

“ Mmm..iya saya sendiri. Mmm ada apa ya pak?” Jawabku dengan agak gugup.

“Anda diduga menyelewengkan uang perusahaan ini, dan melakukan pengeluaran yang
sangat banyak pada bulan ini tanpa sepengetahuan pihak kantor” jelas laki-laki itu.

Ternyata laki-laki itu adalah pihak polisi. Tanpa berbicara lagi Aku langsung diseret
kekantor polisi. Pemeriksaan polisi sungguh membuatku tersudut saat itu. Aku merasa orang
yang paling buruk didunia. Ya.. Aku memang mengambil uang yang bukan hakku, Aku
mengambilnya berpuluh-puluh kali lipat dari gaji yang biasanya Aku terima. Ya..perpuluh-
puluh kali lipat dari gajiku. Tekanan dihatiku sungguh tak tertahankan saat itu. Aku sangat
menyesal, Aku sangat malu, biarlah penjara ini yang membalas semua perbuatan kejiku.

Anda mungkin juga menyukai