Anda di halaman 1dari 18

SEMINAR PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN BENDUNGAN

2019

TEMA
TATANTANGAN PENYELESAIAN PEMBANGUNAN DAN
PENGELOLAAN 65 BENDUNGAN SERTA KELANJUTAN PROGRAM
DIMASA MENDATANG
SUB TEMA
TEKNOLOGI TERBARU PADA SURVEY DAN INVESTIGASI UNTUK
KEBERLANJUTAN BENDUNGAN

JUDUL
PENERAPAN ROBOTIC ONLINE MONITORING BERBASIS
WEBSITE PADA PEMANTAUAN DEFORMASI PERMUKAAN
BENDUNGAN KAREBBE

Penulis

ABDUL MUIS
ANOM PRASETIO
PT VALE INDONESIA TBK
UNIT HYDRO DAM SURVEILLANCE

email
abdul.muis1@vale.com
anom.prasetyo@vale.com

MAKASSAR
3 OKTOBER 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “ Penerapan
Robotic Online Monitoring Berbasis Website Pada Pemantauan Deformasi
Permukaan Bendungan Karebbe “.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak terkait. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Sorowako, 18 September 2019


Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................ 1


Kata Pengantar................................................................................................................ 2
Daftar Isi ......................................................................................................................... 3
Abstrak ........................................................................................................................... 4
BAB I Pendahuluan ........................................................................................................ 5
BAB II Latar Belakang dan Maksud/Tujuan.................................................................. 8
BAB III Pembahasan ...................................................................................................... 11
BAB IV Kesimpulan dan Saran...................................................................................... 17

DAFTAR TABEL
Tabel 1: Referensi Pengambilan Titik Survey Crest Dam Karebbe............................... 11
Tabel 2 : Referensi Pengambilan Titik Prisma Robotic Online Monitoring .................. 14

DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Hasil Pemantauan Crest Movement Northing di Bendungan Karebbe............ 12
Grafik 2 Hasil Pemantauan Crest Movement Easting di Bendungan Karebbe .............. 12
Grafik 3 Hasil Pemantauan Crest Movement Elevation di Bendungan Karebbe........... 12
Grafik 4 Hasil Pemantauan Robotic Crest Movement Longitudinal.............................. 15
Grafik 5 Hasil Pemantauan Robotic Crest Movement Transversal................................ 16
Grafik 6 Hasil Pemantauan Robotic Crest Movement Height Displacement ............... 11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Lokasi PT Vale Indonesia...................................................................... 5


Gambar 2 Lokasi Bendungan Karebbe .......................................................................... 6
Gambar 3 Jarak Pusat Gempa Donggala ke Bendungan Karebbe ................................ 8
Gambar 4 Kerja Monitoring Sistem di Bendungan Karebbe ......................................... 13
Gambar 5 Posisi Alat Pengamatan Deformasi di Bendungan Karebbe.......................... 14
Gambar 6 Shelter Robotic Station Karebbe ................................................................... 15
Gambar 7 Lokasi GPS dan Prisma Bendungan Karebbe ............................................... 15

3
ABSTRAK

Bendungan atau dam merupakan konstruksi multifungsi yang dibangun untuk


menahan laju air yang memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia. Suatu bangunan
jika mendapatkan tekanan maka akan mengalami perubahan dimensi ataupun bentuk. Hal
ini juga berpengaruh terhadap bendungan. Jika tubuh bendungan mendapatkan tekanan dari
efek loading air danau serta tekanan dari tubuh bendungan tersebut, maka tubuh bendungan
memiliki potensi mengalami deformasi. Sehingga perlu dilakukan pemeliharaan dan
perawatan dengan melakukan pemantauan deformasi secara berkala.
Kebutuhan akan sistem pemantauan deformasi bendungan secara real time dengan
menggunakan sensor secara tiga dimensi dan satu dimensi baik untuk static dan dynamic
movements sangat penting dilakukan. Sebagai langkah uji coba, sebuah kegiatan penerapan
teknologi pemantauan deformasi bendungan berbasis stasiun aktif GPS/ GNSS – CORS
(Global Positioning System/Global Navigation Satellite System - Continously Operating
Reference Station) telah diimplementasikan di bendungan Karebbe di Desa Laskap,
Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Dari hasil pengkuran
dapat kita lihat data dan informasi visual diperoleh pada kondisi real time, dan
comprehensive (lengkap), dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah juga dengan
pengetesan yang dilakukan saecara pengukuran manual.

Kata Kunci: Pemelihraan, Pemantauan deformasi, real time, Bendungan Karebbe

4
BAB I
PENDAHULUAN

PT Vale Indonesia Indonesia, Tbk (PT Vale Indonesia), sebelumnya dikenal sebagai
PT Inco, adalah perusahaan tambang mineral yang memproduksi nikel sebagai produk
utamanya. PT Vale Indonesia Indonesia beroperasi di wilayah Kabupaten Luwu Timur,
Sulawesi Selatan. Di daerah menjalankan tiga danau yang saling berhubungan mengalir ke
hilir, Sungai Larona yang bermuara di Teluk Ussu. Dengan luas total sekitar 2.800 km2 yang
menjadi daerah tangkapan air hujan yang luas.

Gambar 1 – Peta Lokasi PT. Vale Indonesia


Bendungan Karebbe dibangun di segmen Sungai Larona, sekitar dua (2) km dari
hulu Dusun Karrebe, Desa Laskap, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi
Sulawesi Selatan. Bendungan Karebbe adalah serangkaian kaskade dari dua bendungan yang
sebelumnya dibangun, Bendungan Batubesi dan Bendungan Balambano. Bendungan
Balambano terletak sekitar 5 km dari hulu Bendungan Karebbe, sementara Bendungan
Batubesi terletak sekitar 15 km dari hulu Bendungan Balambano atau sekitar 20 km dari
Bendungan Karebbe. Ketiga bendungan tersebut dibangun oleh PT Vale Indonesia Indonesia
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air sebagai pemasok untuk kebutuhan energi di pabrik
peleburan nikel PT Vale Indonesia.

5
Gambar 2 – Lokasi Bendungan Karebbe
Studi kelayakan Bendungan Karebbe dilakukan bersamaan dengan studi kelayakan
Bendungan Balambano pada tahun 1995 oleh Konsultan PWR (SNC-Lavalin bekerja sama
dengan Klohn Crippen). Pada tahun 2003-2004, konsultan SNC-Lavalin telah melakukan
penajaman dan peningkatan terhadap hasil studi kelayakan yang meliputi peningkatan
desain, gambar, perhitungan ulang biaya konstruksi, pembaruan data dan analisis hidrologi,
dan peningkatan dan pemulihan sungai hilir.
Bendungan Karebbe pada awalnya dirancang sebagai Roller Compacted Concrete
(RCC) dengan spillway di tengah bendungan. Pembangkit listrik akan dibangun di dalam
tubuh bendungan di bawah jalan banjir. Bendungan Karebbe setinggi 66 m diukur dari
fondasi dasar terdalam. Untuk pembangkit listrik, dua (2) generator turbin dipasang dengan
kapasitas terpasang 2 x 65 MW.
Pada bulan Desember 2009 kontraktor mengalami kesulitan dalam melakukan
pekerjaan konstruksi setelah mencapai ketinggian tertentu dari pembangkit listrik, karena
ruang yang sangat kecil menghambat manuver peralatan. Menyikapi hal ini, konsultan SNC-
Lavalin menyarankan untuk mengganti bahan RCC dengan bahan semen konvensional
rendah semen (L-CVC) untuk beberapa lokasi ketika mengalami kesulitan dengan bahan
RCC.

6
BAB II
LATAR BELAKANG & MAKSUD/TUJUAN

2.1 Latar Belakang


Wilayah Negara Republik Indonesia berada pada perbenturan tiga lempeng kerak
bumi yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng India-Australia dan apabila kita
tinjau secara geologis wilayah Negara Republik Indonesia berada pada pertemuan 2 jalur
gempa utama yaitu jalur gempa Sirkum Pasifik dan jalur gempa Alpide Transasiatic, dengan
melihat kondisi ini, pergerakan-pergerakan permukaan bumi yang bersumber dari aktivitas
gunung api dan gempa bumi merupakan kejadian yang sangat sering dijumpai. Sorowako
sendiri termasuk wilayah yang rawan terhadap gempa karena keberadaan Matano fault dan
Palu koro fault yang bisa berdampak terhadap kegagalan struktur bangunan didaerah sekitar.
Gempa yang terakhir dirasakan cukup kuat terjadi pada tanggal 28 September 2018 pukul
18:02:45 WITA dengan pusat gempa 26km utara Donggala – Sulawesi Tengah dan kedalam
11km. jarak dari pusat gempa ke Bendungan Karebbe adalah 311.77 km. Hal ini akan
mempengaruhi posisi-posisi infrastruktur antara lain bendungan, jembatan, gedung-gedung
tinggi, pelabuhan udara, serta pelabuhan laut, dan hal ini perlu mendapatkan pemantauan
secara intensif agar fungsi dari infrastruktur tersebut dapat dipertahankan.

Gambar 3 – Jarak Pusat Gempa Donggala ke Bendungan Karebbe

7
Kebutuhan akan sistem pemantauan deformasi bendungan secara real time dengan
menggunakan sensor secara tiga dimensi dan satu dimensi baik untuk static dan dynamic
movements sangat penting dilakukan. Sebagai langkah uji coba, sebuah kegiatan penerapan
teknologi pemantauan deformasi bendungan berbasis stasiun aktif GPS/ GNSS – CORS
(Global Positioning System/Global Navigation Satellite System - Continously Operating
Reference Station) telah diimplementasikan di bendungan Karebbe di Desa Laskap,
Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
Pemakaian Geodetic Monitoring Systems (Geomos) kiranya dapat dipertimbangkan
sebagai langkah maju dalam sistem monitoring bendungan berbasiskan teknologi terkini
yang berasaskan kecepatan, ketepatan, kehandalan dan keefektifan dengan sedikit sekali
unsur kesalahan manusia (human error) dalam kegiatan pengukuran dan pemantauan
bendungan. Seperti diketahui bahwa tubuh bendungan akan mengalami tekanan dari efek
loading reservoir bendungan. Akibat gaya tekanan ini maka tubuh bendungan kemungkinan
akan dapat mengalami deformasi. Karena bendungan memiliki peranan yang cukup penting
bagi kehidupan masyarakat, maka diperlukan suatu bentuk pemeliharaan dan perawatan
yang memadai guna menghindari kerusakan pada bendungan tersebut. Salah satu bentuk
pemeliharaan dan perawatan tersebut salah satunya adalah dengan melakukan pemantauan
deformasi pada tubuh bendungan. Pemantauan deformasi pada tubuh bendungan harus
dilakukan secara berkala dan terus menerus, Pemantauan secara berkala, metoda observasi
berulang serta pencatatan mengenai perilaku bendungan dengan bantuan instrumentasi atau
peralatan lain, Data hasil pemantauan dapat menggambarkan perilaku suatu bendungan,
sehingga gejala-gejala yang akan terjadi dapat diketahui secara dini. Pengambilan data
secara berulang dan terus menerus sangat rentan terhadap kesalahan manusia (human error)
hal ini dikarenakan pengambilan data dilakukan dalam jumlah banyak dan terus menerus
pada lokasi yang sama. Metode pengukuran secara manual pada saat ini tidak dapat
menjawab kebutuhan akan kecepatan perhitungan dan analisis hasil yang cepat. Maka
dibutuhkan metode pengambilan data secara otomatis.
Tujuan utama penggunaan Geomos adalah:
1. Monitoring secara online dan otomatis 24 jam, terus menerus, untuk percepatan
informasi peringatan dini bila ada hal-hal yang dianggap berbahaya.
2. Mengamati pergerakan detail di struktur utama dengan sensor robotic 3D, dan
dikombinasikan sensor digital 1-2D lain yang telah ada.
3. Dapat memberikan informasi dini untuk maintenance, perawatan, dengan data yang
akurat hingga menghemat biaya perawatan.

8
4. Meningkatkan keamanan untuk manusia, sebagai kepedulian terhadap lingkungan.
5. Mengurangi dampak akibat bencana.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemasangan Geomos


adalah :
1. Konsultasi untuk desain system, disesuaikan dengan objek dan lokasi Pemilihan lokasi-
lokasi titik monitoring (oleh ahli), Main monitoring station, reference ( stabil ), Titik
kritikal di struktur tubuh bendungan , Titik kritikal di lokasi luas ( sekitar bendungan ).
2. Pengadaan Hardware dan software Penyiapan fasilitas pendukung: rumah alat, power
supply, keamanan, prisma, pilar dll. Instalasi alat ukur, alat komunikasi dan software
Pengaturan system, testing, setting untuk mendapatkan hasil ketelitian yang maksimal.
3. Analisa: analisa data, penentuan limit, peringatan dini ( oleh ahli yang kompeten)
Perawatan untuk semua system: software maintenance, kalibrasi hardware, service dll.

2.2 Maksud dan Tujuan


Kegiatan ini adalah merupakan implementasi dari early warning system atau
peringatan dini yang dimaksudkan untuk melakukan antisipasi dari terjadinya deformasi,
yang diakibatkan oleh gempa antara lain dapat meningkatkan deformasi tubuh bendungan,
seperti pergeseran secara horizontal, penurunan atau settlement timbunan, longsoran atau
sliding yang bermanfaat menjaga keselamatan warga masyarakat yang tinggal di sekitar
bangunan tersebut, dan infrastruktur.
Untuk mendukung implementasi peralatan atau infrastruktur monitoring deformasi
bendungan yang akan dipasang di Bendungan Karebbe diperlukan daya dukung sistem
komunikasi data yang handal. Mengingat letak peralatan atau infrastruktur monitoring
bendungan yang tersebar dibeberapa titik di area Bendungan Karebbe dan sistem monitoring
yang harus dapat diakses oleh manajemen Utilties PT. Vale Indonesia, maka diperlukan
perancangan komunikasi data nirkabel yang handal dan sesuai dengan kebutuhan sistem
monitoring deformasi pada bendungan yang akan diimplementasikan tersebut.
Tujuan dari Kegatan ini adalah merupakan kegiatan pemantauan agar dapat
diantisipasi pencegahan dari terjadinya bencana akibat terjadinya deformasi akibat
pergerakan bendungan secara horizontal maupun vertikal yang disebabkan terjadinya
pergerakan Bendungan seperti Gempa bumi, longsoran, kebocoran, dan sebagainya, melalui
sistem informasi yang diperoleh secara terus menerus dan waktu nyata (real time). Selain itu
metode pemantauan dilakukan secara simultan menggunakan beberapa sensor baik statik

9
maupun dinamik dan di tempat-tempat tertentu dipasang Video System menggunakan
Internet Protocol (IP) Camera. Data hasil pemantauan dibentuk dalam satu sistem pemantuan
yang mudah diakses oleh para pemangku kepentingan.

10
BAB III
PEMBAHASAN

Pemantauan deformasi bendungan pada dasarnya adalah mengamati pergerakan 3


dimensi (pergerakan dalam sumbu x, y dan z) pada beberapa titik pengamatan yang sudah
ditentukan. Pemantauan dilakukan oleh peralatan yang disebut Robotic Total Station.
Perangkat tersebut melakukan pengamatan dari Stasiun Pemantau dengan mengukur jarak
titik-titik pengamatan yang sudah ditentukan secara periodis dan mengolahnya menjadi data
dan informasi pergerakan titik ukur tersebut.
Sebelum Robotic online monitoring ini terpasang, pengukuruan monitoring survey
crest DAM Karebbe dilakukan oleh Tim Geotechnical Survey dari Departemen Mining
dengan menggunakan alat Theodolit. Pengambilan pergerakan crest dam juga mengamati 3
dimensi, yaitu (Easting, Northing, dan Elevation). Titik pantau yang diambil berjumlah 18
titik dengan Referensi awal seperti terlihat didalam tabel dibawah.
Station Easting Northing Elevation Distance
SETUP RB 500.000 1000.000 99.174
BACKSIGHT LB 500.000 1254.140 95.415
SETUP HPRB 503.524 1015.582 91.754
BACKSIGHT LB 500.000 1254.140 95.415

ORIGINAL CM.1 512.653 1032.060 83.602 20.526


ORIGINAL CM.1 512.653 1032.060 83.602 20.526
ORIGINAL CM.2 499.995 1056.034 81.688 58.699
ORIGINAL CM.3 499.995 1057.029 81.636 59.665
ORIGINAL CM.4 499.998 1074.853 80.225 77.214
ORIGINAL CM.5 499.999 1075.843 80.165 78.189
ORIGINAL CM.6 499.999 1100.004 79.537 101.914
ORIGINAL CM.7 499.998 1100.991 79.545 102.881
ORIGINAL CM.8 500.000 1119.038 79.536 120.647
ORIGINAL CM.9 500.001 1120.041 79.528 121.638
ORIGINAL CM.10 500.000 1138.931 80.275 140.211
ORIGINAL CM.11 500.000 1139.934 80.318 141.199
ORIGINAL CM.12 499.995 1175.935 80.351 176.939
ORIGINAL CM.13 499.995 1176.935 80.341 177.934
ORIGINAL CM.14 499.996 1199.078 79.531 200.045
ORIGINAL CM.15 499.997 1200.072 79.523 201.035
ORIGINAL CM.16 499.999 1217.959 79.530 218.842
ORIGINAL CM.17 500.003 1218.942 79.522 219.822
ORIGINAL CM.18 500.000 1240.214 79.552 241.014
Tabel 1 – Referensi Pengambilan Titik Survey Crest Dam Karebbe

11
Grafik 1 – Hasil Pemantauan Crest Movement Northing di Bendungan Karebbe

Grafik 2 – Hasil Pemantauan Crest Movement Easting di Bendungan Karebbe

Grafik 3 – Hasil Pemantauan Crest Movement Elevation di Bendungan Karebbe

12
Pengambilan data survei crest movement ini sudah dimulai dari tahun 2011 sejak
Bendungan Karebbe dibangun sampai pada tahun 2018. Pengambilan data survei ditahun
2011 oleh tim geotech survei dari mining cukup Intens dilakukan. Pengambilan data ini bisa
dilakukan per minggu atau 4 kali sebulan. Namun seiiring berjalannya waktu dengan
bertambahnya load pekerjaan di departemen mining, intensitas pengambilan data mulai
berkurang sampai 3 bulan sekali seperti gap didalam grafik hasil pemantauan crest
movement diatas. Padahal kita tahu monitoring deformasi bendungan adalah hal yang sangat
penting dilakukan untuk memantau keamanan bendungan yang kita kelola. Ini juga yang
menjadi alasan kuat dari PT. Vale Indonesia untuk memasang robotic online monitoring di
tubuh Bendungan Karebbe. PT. Vale Indonesia juga sudah merencanakan untuk memasang
robotic online monitoring di Bendungan Batubesi dan Balambano tahun depan.
Stasiun Pemantau Robotic sendiri ditempatkan pada suatu jarak tertentu terhadap
titik-titik pengamatan. Titik pengamatan merupakan suatu posisi di tubuh bendungan dan
pada titik tersebut ditempatkan prima pengamatan. Robotic Total Station akan
memancarkan/menembakkan sinar laser kearah sebuah prima dan menangkap sinar laser
yang dipantulkan oleh prisma tersebut dan mengolahnya menjadi data jarak atau posisi
prisma relatif terhadap Stasiun Pemantau Robotic tersebut. Proses ini dilakukan untuk
sejumlah 18 buah prisma yang ditempatkan di titik-titik ukur ditubuh bendungan dan 7 buah
prisma di left bank bendungan dengan pengukuran diulang secara periodik dan otomatis.
Komunikasi link ke server menggunakan FO yang disambungkan dengan Lantronix.
Rencana Robotik total station melakukan pengukuran setiap 30 menit.

Gambar 4 - Kerja Monitoring Sistem di Bendungan Karebbe

13
South East Elevasi
Kode Nama Peralatan Posisi
Koordinat Koordinat (m)
P1 Prisma 1 Tubuh Bendungan 02039.961' 121010.848' 81.620
P2 Prisma 2 Tubuh Bendungan 02039.961' 121010.850' 81.445
P3 Prisma 3 Tubuh Bendungan 02039.966' 121010.858' 80.065
P4 Prisma 4 Tubuh Bendungan 02039.967' 121010.860' 79.943
P5 Prisma 5 Tubuh Bendungan 02039.974' 121010.869' 79.349
P6 Prisma 6 Tubuh Bendungan 02039.975' 121010.871' 79.358
P7 Prisma 7 Tubuh Bendungan 02039.979' 121010.877' 79.339
P8 Prisma 8 Tubuh Bendungan 02039.979' 121010.877' 79.333
P9 Prisma 9 Tubuh Bendungan 02039.986' 121010.886' 80.065
P10 Prisma 10 Tubuh Bendungan 02039.985' 121010.885' 80.065
P11 Prisma 11 Tubuh Bendungan 02039.985' 121010.885' 80.133
P12 Prisma 12 Tubuh Bendungan 02039.998' 121010.907' 80.152
P13 Prisma 13 Tubuh Bendungan 02040.001' 121010.914' 80.154
P14 Prisma 14 Tubuh Bendungan 02040.003' 121010.914' 79.351
P15 Prisma 15 Tubuh Bendungan 02040.008' 121010.921' 79.350
P16 Prisma 16 Tubuh Bendungan 02040.011' 121010.921' 79.379
P17 Prisma 17 Tubuh Bendungan 02040.015' 121010.932' 79.383
P18 Prisma 18 Tubuh Bendungan 79.388
Tabel 2 – Referensi Pengambilan Titik Prisma Robotic Online Monitoring

Gambar 5 – Posisi Alat Pengamatan Deformasi Bendungan Karebbe

14
Gambar 6 – Shelter Robotic Total Station Karebbe

Gambar 7 – Lokasi GPS dan Prisma Bendungan Karebbe

Grafik 4 – Hasil Pemantauan Robotic Crest Movement Longitudinal di Bendungan


Karebbe

15
Grafik 5 – Hasil Pemantauan Robotic Crest Movement Transversal di Bendungan
Karebbe

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Grafik 6 – Hasil Pemantauan Robotic Crest Movement Height Dispacement di


Bendungan Karebbe

16
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Keamanan bendungan ditujukan untuk melindungi bendungan dari kegagalan
bendungan dan melindungi jiwa, harta, serta prasarana umum yang berada di wilayah yang
terpengaruh oleh potensi bahaya akibat kegagalan bendungan. Dalam rangka memperkecil
resiko kegagalan bendungan, perlu dilakukan pemantauan yang intensif, dan dimana saja
melalui data maupun visualisasi dan real time. Dari hasil pengkuran dapat kita lihat data dan
informasi visual diperoleh pada kondisi real time, dan comprehensive (lengkap), dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah juga dengan pengetesan yang dilakukan saecara
pengukuran manual.

4.1 Saran
Pengamanan Bendungan melalui pemantauan yang intensif, dan dimana saja melalui data
maupun visualisasi dan real time terus menerus dengan Telemetry berbasis Website adalah
sangat efektip untuk diterapkan pada setiap Bendungan di seluruh Indonesia.

17
DATA PENULIS

Abdul Muis menerima gelar Sarjana Teknik di Bidang Teknik Sipil dari Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada tahun 2010. Saat ini bertanggungjawab sebagai
Civil Engineer Hydro DAM di PT Vale Indonesia Tbk, juga mengelola beberapa proyek
teknik yang berkaitan dengan operasi pekerjaan sipil & pemeliharaan dalam implementasi
Thermal dan Hydro Program. Bekerja di PT Vale Indonesia Tbk selama 7 tahun.

Anom Prasetio menerima gelar Magister Teknik di Bidang Teknik Fisika dari Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada tahun 2019 dan Sarjana di Bidang
Teknik Pengairan dari Universitas Brawijaya (UNBRAW) pada tahun 1997. Bersertifikat
sebagai Ahli Bendungan Tingkat Madya dari Komite Nasional Dam Nasional (INACOLD -
KNIBB) Indonesia yang saat ini bertanggungjawab sebagai Manager Of Civil and Hydro
Surveillance PT Vale Indonesia Tbk, juga mengelola beberapa proyek teknik yang berkaitan
dengan operasi pekerjaan sipil & pemeliharaan dalam implementasi Thermal dan Hydro
Program. Bekerja di PT Vale Indonesia Tbk selama 13 tahun.

18

Anda mungkin juga menyukai