2.laporan Pendahuluan Danau Opi
2.laporan Pendahuluan Danau Opi
KATA PENGANTAR
Pekerjaan “ Revitalisasi Danau OPI Kec. Jakabaring Tahap II “ dilaksanakan oleh
CV. ROM KARYA
Mengacu pada isi Kerangka Acuan Pekerjaan (T.O.R) pihak konsultan pelaksana
akan menyampaikan salah satu bentuk laporan kepada pihak Direksi Pekerjaan ,
yaitu :
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembuatan laporan ini disusun untuk disampaikan kepada direksi pekerjaan dan
sebagai bahan masukan untuk strategi pelaksanaan dan bahan evaluasi pekerjaan
secara keseluruhan, sehingga pelaksanaannya diharapkan dapat terus terpantau
dan tetap berjalan dengan baik dan lancar.
Team Leader
2
LAPORAN PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................4
DAFTAR TABEL.............................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................6
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................6
1.2. Maksud dan Tujuan.......................................................................................................6
1.3. Gambaran Kegiatan......................................................................................................6
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI.............................................................................7
2.1. Umum...............................................................................................................................7
2.2. Lokasi Proyek.................................................................................................................7
BAB III METODE PELAKSANAAN.............................................................................................8
3.1. Pendeketan Umum........................................................................................................8
3.2. Pendekatan Teknis dan Metodologi Pelaksanaan.................................................8
BAB IV RENCANA KERJA.........................................................................................................51
4.1. Tahap Persiapan..........................................................................................................51
4.2. Tahap Studi Pendahuluan dan Pengumpulan data sekunder..........................52
4.3. Tahap Survey Lapangan............................................................................................53
4.4. Tahap Evaluasi dan Analisis Data...........................................................................54
4.5. Penyusunan Pra Desain, Konsep Rencana dan Rekomedasi..........................55
BAB V SURVEI PENDAHULUAN..............................................................................................56
5.1. Inventaris dan identifikasi Data................................................................................56
BAB VIII KESIMPULAN...............................................................................................................58
3
LAPORAN PENDAHULUAN
DAFTAR GAMBAR
4
LAPORAN PENDAHULUAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3- 1 Tabel Nilai Faktor Frekuensi (k) Sebagai Fungsi Dari Nilai CV.....................32
Tabel 3- 2 Nilai Variabel Reduksi Gumbel.............................................................................34
Tabel 3- 3 Rumus hidrograf banjir dalam bentuk table......................................................41
5
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
6
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
2.1. Umum
Saat ini terdapat ±50 bangunan semi permanen di sekeliling Danau OPI,
dimana secara umum difungsikan sebagai lapak pedagang. Namun karena kurang
ramai pengunjung maka saat ini banyak lapak pedagang yang tidak ada aktivitas /
tutup.
Aktivitas warga melakukan olahraga jogging mengelilingi Danau dapat
dilihat terutama pada pagi hari dan hari libur.
Gedung serbaguna di sisi Danau OPI juga tidak terlihat aktivitasnya / kurang
dimanfaatkan.
7
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB III METODE PELAKSANAAN
8
LAPORAN PENDAHULUAN
Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan
9
LAPORAN PENDAHULUAN
10
LAPORAN PENDAHULUAN
3.2.2. Pekerjaan Persiapan
11
LAPORAN PENDAHULUAN
dengan Surat Edaran Bidang Pengairan Ditjen SDA sedang Format dan isi RMK
mengacu kepada PERMEN PU No. 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Menajemen
Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum.
Pengumpulan dan Identifikasi Data Awal
Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan laporan
perencanaan, hasil studi terkait, kebijakan, peta yang tesedia dari berbagai
instansi pemerintah atau swasta terkait. Pengumpulan data sekunder selain
berguna untuk bahan analisa studi proyeksi perkembangan wilayah dan analisa
neraca air juga ditujukan untuk menentukan peta dasar yang akan digunakan
sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta tematik dalam studi ini.
Peta dasar yang dibuat dengan menggabungan informasi dari sejumlah peta
dengan tema yang berbeda. Peta dasar dibuat dengan skala 1:50.000, dan
selanjutnya pada peta tesebut akan diplotkan batas-batas administrasi dan
batas-batas DPS, lokasi stasiun hidrometerorologi (hujan, klimatologi, sungai,
danau, air tanah), tata guna lahan, penyebaran penduduk, penyebaran daerah
irigasi dan lain lain sebagainya. Apabila ada photo udara terbaru atau data citra
landsat dapat dipakai sebagai updating dari peta topografi tersebut. Selain itu
peta dasar ini juga akan menjadi dasar dalam penyusunan sistem database
SDA.
Data sekunder lainnya didapatkan dengan koordinasi dengan instansi terkait.
Data-data yang dikumpulkan adalah :
Peta Topografi dengan skala besar yang telah dipublikasikan oleh
BAKOSURTANAL (skala 1 : 25.000)
Peta ini dapat dipergunakan dalam identifikasi awal lokasi lokasi sumber air
yang telah dilakukan studi identifikasi sebelumnya dan sebagai peta kerja
dalam merencanakan kegiatan survei.
Laporan hasil studi terdahulu atau data dan informasi lainnya yang ada di
lingkungan Balai Wilayah Sungai dan Instansi terkait lainnya, antara lain
berupa :
Data Hidrologi (hidrometri, curah hujan dan klimatologi ) yang akan
menjadi dasar analisis potensi dan neraca sumber daya air.
12
LAPORAN PENDAHULUAN
13
LAPORAN PENDAHULUAN
Data perekonomian
Meliputi data yang erat kaitannya dengan pertanian (irigasi), perikanan,
industri dan pertambangan.
14
LAPORAN PENDAHULUAN
Dari hasil pengolahan dan analisa data, tim melakukan kajian untuk memilih
sumber air baku yang tepat, ditinjau dari segi teknik, biaya dan lingkungan
dalam artian luas, apakah air baku akan diambil dari sungai, danau atau mata
air. Skala
prioritas dalam pemilihan sumber air baku yang diperlukan untuk melayani
kebutuhan air bersih, dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Kecukupan kuantitas/debit airnya terutama pada musim kering
b. Kualitas air baku yang tidak memerlukan pengolahan untuk air bersih atau
hanya memerlukan pengolahan minimal
c. Pengaliran dengan sistem gravitasi lebih diprioritaskan (elevasi sumber air
lebih tinggi daripada daerah layanan)
d. Belum digunakan untuk penggunaan lain (misal untuk irigasi sawah) kecuali
tidak ada sumber lain dan harus ada kesepakatan dengan pihak terkait.
e. Jarak sumber terhadap daerah layanan diambil dari yang paling dekat ( lebih
dekat akan lebih ekonomis )
Studi awal dan studi untuk identifikasi didasarkan pada peta-peta yang ada.
Pengukuran pemetaan merupakan kegiatan utama dalam tahap perencanaan
pemetaan bisa didasarkan pada pengukuran medan (teristis) penuh yang
menghasilkan peta-peta garis topografi lengkap dengan garis konturnya.
Semua kegiatan pengukuran harus mengikuti standar kriteria perencanaan PT-
02.
15
LAPORAN PENDAHULUAN
17
LAPORAN PENDAHULUAN
dan sore. Ketelitian azimut 15”. Alat yang digunakan untuk
pengamatan harus Prisma Reolof.
Polygon Cabang
Jalur pengukuran polygon cabang merupakan jaringan terbuka terikat
sempurna (sisi awal dan sisi akhir pada titik-titik polygon utama).
Pengukuran polygon cabang tidak dibenarkan menggunakan cara
spring station.
Panjang sisi-sisi polygon tidak lebih dari 100 meter dan pengukuran
jarak optis.
Pada pengukuran sipat datar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya:
18
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengukuran waterpass untuk setiap seksi harus dilakukan pergi pulang,
dan harus diselesaikan dalam waktu 1 hari, hal ini untuk menghindari
kemungkinan berubahnya patok ketinggian.
Pada saat rembu dibidik rambu harus memakai kaki tiga supaya rambu
tersebut tidak goyang.
Ra m b u
LWS = 0 .0 0
P1 P2 P3
Ga m b a r 5 .1 Pe ng ukura n Wa te rp a ss
Pengukuran Situasi
Pengukuran situasi detail pada pekerjaan survey topografi ini dilakukan untuk
mendapatkan data situasi detail lokasi pekerjaan secara terrestris di
19
LAPORAN PENDAHULUAN
lapangan untuk menghasilkan peta topografi terbaru dengan skala 1 : 25.000,
skala 1 : 1.000 dan skala 1 : 2000.
Penampang memanjang
Sudut jalan atau belokan jalan (untuk menentukan bend yang harus
digunakan sepanjang jalur pipa) harus dilaksanakan dengan cermat,
baik untuk menentukan bend horisontal maupun bend vertikal pada
tanjakan yang pada tanjakan yang memang diperlukan
Pada titik-titik pengukuran rencana jalur pipa, harus diberi tanda dengan
menggunakan cat atau patok sehingga secara jelas dapat dibuat
pedoman didalam pelaksanaan fisik pekerjaan
Penampang melintang
20
LAPORAN PENDAHULUAN
Interval penampang 100 m pada tempat yang lurus dan pada tikungan
dirapatkan sesuai kondisi tikungan
Ga m b a r 5 .2 Pe ng ukura n C ro ss Se c tio n
SURVEY HIDROLOGI
21
LAPORAN PENDAHULUAN
Investigasi Geologi Teknik pada site intake, trase saluran/pipa transmisi dan
bangunan pelengkap, meliputi:
A. ANALISA TOPOGRAFI
Tujuan :
Pengolahan dan perhitungan terhadap data lapangan hasil pengukuran
topografi akan menghasilkan peta lengkap yang dapat memberikan gambaran
mengenai bentuk permukaan tanah berupa situasi dan ketinggian serta posisi
kenampakan yang ada baik untuk area darat maupun area perairan laut.
Ruang Lingkup :
Hitungan kerangka horizontal.
Hitungan kerangka vertikal.
Hitungan situasi detail.
Penggambaran topografi
22
LAPORAN PENDAHULUAN
Metodologi Analisis
Hitungan Kerangka Horizontal
Dalam rangka penyelenggaraan Kerangka Dasar Peta, dalam hal ini
Kerangka Dasar Horizontal/posisi horizontal (X,Y) digunakan metoda poligon.
Dalam
perhitungan poligon ada dua unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu
jarak dan sudut jurusan yang akan diuraikan berikut ini:
XP X A dAP SinAP
YP YA dAP CosAP
23
LAPORAN PENDAHULUAN
12 1A 1
AP A 1 1 180
23 21 1 12 2 180
AP A 1 2 2 180
34 32 3 23 3 180
AP A 1 2 3 3 180
4B 43 4 34 4 180
43 A 1 2 3 4 4 180
Koordinat titik kerangka dasar dihitung dengan perataan metoda Bowdith. Rumus-
rumus yang merupakan syarat geometrik poligon dituliskan sebagai berikut:
Syarat geometriks sudut
Akhir - Awal - Σβ+ n.1800 = fβ
di mana:
= sudut jurusan
= sudut ukuran
n = bilangan kelipatan
fβ = salah penutup sudut
di mana:
Δi = jarak vektor antara dua titik yang berurutan
Σdi = jumlah jarak
X = absis
ΔX = elemen vektor pada sumbu absis
m = banyak titik ukur
24
LAPORAN PENDAHULUAN
Koreksi ordinat
di
KY fY
di
di mana :
di = jarak vektor antara dua titik yang berurutan
Σdi = jumlah jarak
Y = ordinat
ΔY = elemen vektor pada sumbu ordinat
m = banyak titik ukur
SL fX 2
fY 2
KL
f X 2
f Y 2 1 : 5.000
D
Dalam perhitungan azimuth matahari harga sudut miring (m) atau sudut
Zenith (Z) yang dimasukkan adalah harga definitif sebagai berikut:
25
LAPORAN PENDAHULUAN
Z d Z u r 1 d p i atau
2
md mu r 1 d p i
2
di mana :
zd = sudut zenith definitif
md = sudut miring definitif
zu = sudut zenith hasil ukuran
mu = sudut zenith hasil ukuran
r = koreksi refraksi
1/2d = koreksi semidiameter
p = koreksi paralax
i = salah indeks alat ukur
T 8 D mm
26
LAPORAN PENDAHULUAN
1
H 100Ba Bb Sin 2m TA Bt
2
Dd = DOCos2m
Dd = 100 . (Ba - Bb)Cos2m
di mana :
TA = titik tinggi A yang telah diketahui
TB = titik tinggi B yang akan ditentukan
ΔH = beda tinggi antara titik A dan B
Ba = bacaan benang diafragma atas
Bb = bacaan benang diafragma bawah
Bt = bacaan benang diafragma tengah
TA = Tinggi alat
Do = jarak optis (100 . (Ba-Bb))
m = sudut miring
27
LAPORAN PENDAHULUAN
B. ANALISA HIDROLOGI
Analisa hidrologi merupakan analisis untuk menetapkan besaran-besaran
rancangan yang dipergunakan sebagai data pada analisis-analisis selanjutnya
dalam perencanaan dan perancangan bangunan air. Oleh karena itu dalam
praktek perancangan, analisis ini dilakukan paling awal yaitu sebelum analisis
lainnya dilakukan.
Menganalisis data hidrologi yang diperlukan untuk penentuan curah hujan rencana
dan debit banjir rencana untuk berbagai periode kala ulang (return period) (Q2, Q5,
Q10, Q15, Q25, Q50 dan Q100) yang merupakan data pokok untuk digunakan
dalam merencanakan bangunan pengendalian banjir dan genangan. Untuk
menganalisis data tersebut dilakukan beberapa metode pengujian data untuk
memilih kecocokan tipe sebaran dengan memperhatikan kecocokan ciri-ciri
parameter statistik dan rangkaian data curah hujan tersebut. Dari hasil analisis
hidrologi selanjutnya dibuat peta banjir (luas, tinggi, lama dan dampak genangan)
untuk berbagai debit periode ulang. Peta banjir tersebut dibuat sekalian dengan
peta ikhtisar dengan skala 1 : 10.000, 1 : 15.000, 1 : 20.000 atau disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
28
LAPORAN PENDAHULUAN
X = X + ( S×K )
Keterangan :
X = Nilai yang diharapkan terjadi untuk kala ulang tertentu (mm)
X = Nilai rata-rata hitung data X (mm)
K = Faktor frekuensi
Y T −Y n
= Sn
Yn = Nilai rata-rata dari reduksi data, nilainya tergantung dari jumlah data
(n).
YT = Reduced mean atau nilai reduksi data dari variabel yang diharapkan
terjadi pada periode ulang tertentu
=
{ [
−Ln −Ln
T r ( x )−1
Tr (x) ]}
Sn = Reduced Standar Deviation yang nilainya tergantung dari jumlah data
(n).
S = Simpangan baku
29
LAPORAN PENDAHULUAN
√
n
∑ ( X i −X ) 2
i=1
= n−1
n = Jumlah data
CS = koefisien kepencengan
= 1,1396
CK = koefisien kurtosis
= 5,4002
X = X + ( S×K )
( )
Y T −Y n
X + S×
Sn
=
Jika :
dan
Persamaan diatas menjadi :
Koefisien Skewness :
Dimana :
Cs = koefisien skewness
X = nilai rata-rata
Xi = nilai varian ke i
n = jumlah data
Koefisien Kurtosis :
30
LAPORAN PENDAHULUAN
Dimana :
Ck = koefisien kurtosis
X = nilai rata-rata
Xi = nilai varian ke i
N = jumlah data
√
n
∑ ( Log X t − Log X )
2
t =1
= n−1
k = faktor frekuensi, sebagai fungsi dari koefisien variasi (cv) dengan
periode ulang t. Nilai k dapat diperoleh dari tabel yang merupakan
fungsi peluang kumulatif dan periode ulang, lihat Tabel.
CS = koefisien kepencengan
CK = koefisien kurtosis
CV = koefisien variasi
σ
= μ
σ = deviasi standar populasi ln X atau log X
μ = rata-rata hitung populasi ln X atau lo
31
LAPORAN PENDAHULUAN
Tabel 3- 1 Tabel Nilai Faktor Frekuensi (k) Sebagai Fungsi Dari Nilai CV
32
LAPORAN PENDAHULUAN
Distribusi Log Pearson Tipe III
Distribusi Log Pearson Tipe III merupakan hasil transformasi dari distribusi
Pearson Tipe III dengan menggantikan data menjadi nilai logaritmik.
Persamaan distribusi Log Pearson Tipe III dapat ditulis sebagai berikut :
√
n
∑ ( Log X t − Log X ) 2
t =1
= n−1
CS = koefisien kepencengan
n. ∑ ( logX−logX ) 3
3
= ( n−1 ) . ( n−2 ) . ( SlogX )
CK = koefisien kurtosis
n 2 ∑ ( logX−logX ) 4
4
= ( n−1 )×( n−2 ) ×( n−3 )×( S log X )
a=
( 1,282 ) × ( 1
S log X )
X0 = logX−0,445 ( S log X )
33
LAPORAN PENDAHULUAN
Keterangan,
T (tahun) Peluang Y
34
LAPORAN PENDAHULUAN
Metode Haspers
Bentuk persamaan dasar analisis debit banjir rencana (design flood) metode
Haspers adalah sebagai berikut :
1+0 .012⋅A 0 .7
0 .7
α = 1+0 .075⋅A
RT = R + ( s×u )
( t×R )
r = ( t + 1 ) ⇒ untuk t = 2 s/d 19 jam
r
q = 3. 6×t ⇒ t dalam jam
Q = α×β×q× A
35
LAPORAN PENDAHULUAN
Dimana :
α = koefisien limpasan
β = koefisien reduksi
q = hujan maksimum (m3/km2/det)
A = luas daerah pengaliran (km2)
Q = debit maksimum (m3/det)
L = panjang sungai (km)
I = gradien sungai
t = durasi (jam)
T = periode ulang
R = rerata hujan maksimum (mm)
RT = hujan maksimum (mm)
s = standar deviasi
u = standar variable u/return periode (T)
r = hujan selamat (mm)
n = periode pengamatan
Metode Melchior
Dasar Metode Melchior dari ini adalah Metode Rasional dan digunakan untuk
memperkirakan debit banjir rancangan untuk Daerah Pengaliran Sungai
(DPS) yang luasnya lebih dari 100 km2. Berdasarkan pengamatan hujan
yang dilakukan oleh Ir. S.J.G Van Overveldet dan ir. H.P Mensinga dalam
tahun 1889. Maka Melchior menentukan hubungan antara hujan rata-rata
sehari (24 jam) dan hujan maksimum setempat sehari dan mendapatkan
angka reduksi :
1970
−3960+ ( 1720×β1 )
F = β 1 −0 . 12
Dimana :
36
LAPORAN PENDAHULUAN
F = luas ellips yang mengelilingi daerah aliran sungai dengan sumbu
panjang tidak lebih dari 1,5 kali sumbu pendek (km 2). Kemudian hitung
luasnya
Untuk hujan selama kurang dari 24 jam, persentasi besarnya hujan ini
terhadap hujan maksimum sehari (2) dinyatakan hubungannya dengan F
oleh Melchior .Maka besarnya angka reduksi () adalah :
= 1 x 2
Besarnya curah hujan maksimum setempat (point rainfall) dalam 24 jam,
yaitu R (m3/dt/km2) tergantung pada lama waktu konsentrasi t. Lama waktu
konsentrasi t tergantung antara lain pada luas daerah aliran, besarnya aliran
langsung (direct runoff), panjang sungai dan kemiringan dasar sungai.
0 .2
V = 1.31×( Q×S2 )
10 L
T = 36 V
dimana:
L = panjang sungai (km)
V = kecepatan rata – rata arus air (m/dt)
S = kemiringan rata – rata dasar sungai
37
LAPORAN PENDAHULUAN
Untuk menghitung besarnya aliran maksimum Qmax dengan metode Melchior
harus diketahui V. Untuk menghitung V kita harus ketahui besarnya hujan
harian R dalam (m3/dt/km2) yang justru harus kita cari. Karena itu, lebih dulu
kita perkirakan suatu harga tertentu untuk R (m3/dt/km2).
Prosedur analisis dilakukan dengan cara coba-coba (trial and eror) sampai
didapatkan harga R yang sama atau hampir sama. Untuk memperkirakan
besarnya R ini dapat digunakan sebagai acuan berikut. Didalam tabel ini,
luas ellips dinyatakan dalam km2 dan R dalam m3/dt/km2.
10×β×R 24 max
R=
36×t m3/dt/km2
Disini R24-max adalah besarnya curah hujan maksimum setempat sehari yang
didapat dari data-data hujan. Harga R ini harus sama dengan R 1 yang
ditaksir.
Bentuk persamaan dasar analisis debit banjir rencana (design flood) metode
Melchior adalah sebagai berikut :
Qn = C×R×A
Dimana :
Qn = debit banjir rancangan (m3/detik)
C = koefisien limpasan air hujan
R = curah hujan (m3/dt.km2) dengan kemungkinan tak terpenuhi n %
A = luas daerah tangkapan (km2)
38
LAPORAN PENDAHULUAN
C×A×R 0
3,6×( 0,3Tp+T 0,3 )
Qp =
Keterangan :
Qp = debit puncak banjir (m3/det)
R0 = hujan satuan (mm)
Tp = tenggang waktu (time lag) dari permulaan hujan sampai puncak banjir
(jam) = tg + 0,8 tr
Tg = waktu konsentrasi (jam), tenggang waktu dari titik berat hujan sampai
titik berat hidrograf (time lag)
dalam hal ini, jika:
L < 15 km tg = 0,21 . L0,7
L > 15 km tg = 0,4 + 0,058 . L
tr = tenggang waktu hidrograf (time base of hidrograf) = 0,5 sampai 1
tg
T0,3 = .tg
( )
2 .4
t
Q p×
Tp
Qa =
Keterangan,
Qa = llimpasan sebelum mencapai debit puncak (m3/det)
t = waktu (jam)
39
LAPORAN PENDAHULUAN
t−Tp+0,5T
0,3
1,5T0,3
Qd2 = Qp×0,3
t−Tp+1,5T
0,3
2T0,3
Qd3 = Qp×0,3
i
tr
0,8 tr tg
Q
lengkung naik lengkung turun
Qp
0,3 Qp
0,32 Qp
40
LAPORAN PENDAHULUAN
Bf = Aliran dasar (Base flow)
Hidrograf Aliran
Ri Ri-1 Ri-n Ri-n+1 Debit
Satuan Dasar
(mm3/
(mm) (mm) (mm) (mm) (m3/dt) (m3/dt)
dt/mm)
U1.Ri Bf Q1
U1
U2 U2.Ri U1.Ri-1 Bf Q2
U3 U3.Ri U2.R i-1 .... Bf Q3
U4 U4.Ri U3.R i-1 .... U1.Ri-n+1 Bf Q4
U5 U5.Ri U4.R i-1 ..... U2.R i-n+1 Bf Q5
.... .... .... .... .... Bf ....
.... .... .... .... .... Bf ....
Un-2 Un-2.Ri .... .... .... Bf Qk-2
Un-1 Un-1.Ri Un-2.R i-1 .... .... Bf Qk-1
Un Un.Ri Un-1.R i-1 ..... .... Bf Qk
Un+1 Un+1.Ri Un.R i-1 ..... Un-2.R i-n+1 Bf Qk+1
41
LAPORAN PENDAHULUAN
A = Luas Penampang (m2)
Apabila aliran yang diukur merupakan luapan atau pancuran yang relatif kecil
maka untuk memperoleh debit air dapat dilakukan dengan menampung
limpahan air tersebut dalam interval waktu tertentu (t) kemudian mengukur
volume air (V) dengan menggunakan gelas ukur, sehingga debit aliran
dirumuskan sebagai berikut :
V
Q=
t
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/dt)
V = Volume air (m3)
t = Waktu (detik)
42
LAPORAN PENDAHULUAN
Dengan melihat gambar di atas, maka tinggi garis gradien hidraulik di titik
B (tekanan di B) adalah :
HB = ZA + HP – ZB + HL
dengan :
HB = tekanan di titik B
Sistem Perpipaan
Sistem pemipaan dalam jaringan distribusi air bersih dapat dibagi menjadi
dua yaitu hubungan seri dan hubungan paralel. Penggunaan dua sistem
pemipaan ini bergantung pada kondisi lapangan dan melihat tingkat
kebutuhan airnya.
43
LAPORAN PENDAHULUAN
terpasang dalam hubungan seri. Pada pipa hubungan seri, debit aliran di
semua titik adalah sama sedangkan kehilangan tekanan di semua titik
berbeda. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Datum
dengan :
Sedangkan,
hf tot =hf 1 + hf 2 + hf 3
n
=∑i=1 hf
dengan :
44
LAPORAN PENDAHULUAN
v p1 v2 p
12 2 2
Z1 + + =Z 2 + + + hf tot
2g γ 2g γ
tekanan pada tiap pipa sama. Hal tersebut ditunjukkan pada gambar di
bawah ini :
hf 1=hf 2 =hf 3
dengan :
Sedangkan,
Q tot =Q 1 +Q 2 +Q 3
n
=∑i=1 Q
dengan :
45
LAPORAN PENDAHULUAN
Qtot = total debit pada pipa terpasang paralel (m3/det)
1. Hukum kontinuitas, yaitu dalam tiap-tiap titik simpul aliran yang masuk
harus sama dengan aliran yang keluar (Triatmojo, 1996 : 92)
∑ Qi=0
Dengan :
Qi = debit yang masuk atau keluar dari titik simpul
∑ hf=0
Untuk menggunakan kedua persamaan di atas, Hardy Cross (1936)
menawarkan dua metode yaitu metode jaringan tertutup (loop method)
dan metode titik simpul (junction method)
46
LAPORAN PENDAHULUAN
menunjukkan suatu sistem jaringan kecil dimana bila semua persyaratan
standar telah terpenuhi, maka kehilangan tinggi tekan di pipa 1 dan 2
sama dengan kehilangan tinggi tekan di pipa 3 dan 4 sehingga dikatakan
jaringan tersebut telah seimbang (hf = 0). Dengan perumpamaan arah
jarum jam, kehilangan tinggi tekan dikatakan positif bila searah jarum jam
dan sebaliknya.
50 lt/det
J-1 J-2 J-5
P-1 P-5 20 lt/det
P-3 P-7
J-4 J-3 J-6 30 lt/det
20 lt/det
20 lt/det 25 lt/det 47
30 lt/det
LAPORAN PENDAHULUAN
metode jaringan tertutup. Langkah modifikasi dari R.J Cornish ini dapat
digunakan bila tinggi tekan pada tiap titik masuk (junction) diketahui dan
digunakan untuk menentukan tinggi tekan dan aliran di sepanjang jaringan.
hf J Pipa i hf Pipa n
J KK
Pipa m
Qin – Qout = Qe
48
LAPORAN PENDAHULUAN
bergantung pada pola konsumsi air pada masyarakat untuk setiap jam
perharinya.
49
LAPORAN PENDAHULUAN
dapat dilakukan dalam waktu singkat dengan tingkat kesalahan yang relatif
kecil karena programlah yang akan menganalisisnya.
B. PENGGAMBARAN PRADESAIN
Membuat detail desain bangunan sarana dan prasarana penyediaan
air baku berdasarkan hasil studi identifikasi yang telah defenitif dan
sesuai dengan kondisi daerah dimana bangunan tersebut akan
dibangun mencakup analisa hidrolis dan struktur.
Penggambaran desain bangunan terdiri dari:
- Gambar situasi.
- Gambar denah
- Gambar tampang melintang
- Gambar tampang memanjang
- Gambar pradesain
- Gambar gambar lain yang diperlukan.
Gambar bangunan air baku mencantumkan data, dimensi rencana, lokasi
bangunan rencana, muka tanah asli, batas ROW, sesuai petunjuk direksi.
Pemberian nama dan keterangan/penjelasan gambar harus diperiksa
dan disetujui direksi
Skala gambar:
- Peta situasi skala 1 : 2000
- Gambar potongan bangunan memanjang 1 : 100 atau 1 : 200
- Gambar potongan bangunan melintang 1 : 100
- Bangunan lainnya 1 : 50 dan / atau 1 : 100
- Penggambaran trase jaringan distribusi, memanjang dengan skala H =
1 : 2.000 dan V = 1 : 100 serta melintang 1 : 100
50
LAPORAN PENDAHULUAN
Pembuatan Peta Informasi Jaringan Air Baku dengan skala 1 : 25.000.
Pada tahap ini konsultan akan mempersiapkan diri dan melakukan koordinasi
pekerjaan dengan personil tenaga ahli yang telah ditunjuk agar pekerjaan dapat
terlaksana dengan baik. Kerangka kerja dan urutan pekerjaan dibahas bersama,
sehingga diharapkan semua tenaga ahli dapat mengerti dan memahami tugasnya
masing-masing. Koordinasi ini juga akan dilakukan dengan pihak direksi pekerjaan
agar rencana dan pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai dengan jadwal waktu
51
LAPORAN PENDAHULUAN
yang disediakan. Konsultan menganggap perlu untuk melakukan koordinasi juga
dengan instansi dan pihak-pihak yang terkait agar hasil pelaksanaan pekerjaan
REVITALISASI DANAU OPI DI KOTA PALEMBANG ini dapat
dipertanggungjawabkan.
52
LAPORAN PENDAHULUAN
53
LAPORAN PENDAHULUAN
4.3. Tahap Survey Lapangan
ringkas proses analisis yang akan dilakukan yakni sebagai berikut ini.
54
LAPORAN PENDAHULUAN
hasil survey topografi yang berupa cross section dan long section, serta situasi
areal irigasi dan akan dituangkan pada gambar topografi.
4.4.2. ANALISIS GEOLOGI PERMUKAAN/MEKTAN
Dari data hasil survey kondisi tanah di lokasi rencana sumber air baku,
maka dilakukan analisis untuk keperluan pra desain struktur bangunan
utama/intake untuk bangunan suplai air baku.
55
LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan hasil studi terdahulu atau data dan informasi lainnya yang ada di
lingkungan Dinas PU Pengairan dan Instansi terkait lainnya, antara lain berupa:
56
LAPORAN PENDAHULUAN
Data Hidrologi (hidrometri, curah hujan dan klimatologi) yang akan
menjadi dasar analisis potensi dan neraca sumber daya air.
Data rencana Masterplan Revitalisasi Danau Opi Di Kota Palembang
Hasil survey identifikasi dan analisa awal.
Data lahan yang berhubungan dengan DAS dan potensi sumber air
Penentuan posisi, batas administrasi dan batas batas DAS, lokasi seluruh
stasiun Hidrometeorologi (hujan, klimatologi, sungai, danau, dan air tanah) dan
lain sebagainya
Inventarisasi kerusakan pada Sumber Daya Air yang ada di Daerah Aliran
Sungai yang menjadi masalah pokok dalam penyediaan air.
Kegiatan pengumpulan dan identifikasi data awal dilakukan oleh tenaga ahli dari
masing-masing jenis kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
57
LAPORAN PENDAHULUAN
58