PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan suspensi
1.3 Manfaat
Menurut FI Edisi III, suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat
padat dalam bentuk halus dan tidak larut , terdispersi dalam cairan pembawa.
METODOLOGI KERJA
3.1 Resep
R/ Asam Mefenamat 2%
Na CMC 0,25%
Propilenglikol 10 gram
Sukrosa 20%
Nipagin 0,09 gram
Nipasol 0,02 gram
Aquadest ad 100 mL
Penimbangan bahan
EVALUASI SEDIAAN
Penentuan Bobot Jenis Larutan dengan Piknometer (FI IV p.1030)
Gunakan piknometer bersih dan kering
Timbang piknometer kosong
Timbang piknometer yang berisi air yang baru dididihkan
Timbang piknometer yang berisi sediaan larutan.
Bobot jenis sediaan =
Penentuan Viskositas Larutan dengan Alat Brookfield
a. pilih spindel sesuai dengan viskositas cairan yang hendak diukur.
b. pasang spindel pada gantungan spindel.
c. turunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas spindel tercelup ke dalam
cairan yang hendak diukur viskositasnya.
d. pasang stop kontak.
e. hidupkan motor sambil menekan tombol.
f. biarkan spindel berputar dan perhatikan jarum merah pada skala.
g. catat angka yang ditunjukkan jarum merah tersebut. (untuk menghitung
viskositas, angka pembacaan dikalikan dengan suatu faktor yang dapat dikutip
dari tabel yang terdapat pada brosur alat.)
h. dengan mengubah-ubah ppm, akan diperoleh viskositas cairan pada berbagai
ppm.
Penentuan pH larutan (FI IV p. 1039)
Uji pH larutan dilakukan dengan menggunakan kertas pH atau dengan pHmeter.
Penentuan Volume Terpindahkan (FI IV p. 1089)
a. Tuang isi dari tiap wadah perlahan-lahan ke dalam gelas ukur kering terpisah
dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang
diukur dan telah dikalibrasi.
b. Diamkan selama 30 menit.
c. Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari campuran: volume
rata-rata larutan, suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 10 wadah tidak
kurang dari 100% dan tidak satupun volume wadah kurang dari 95% volume
yang dinyatakan pada etiket.
Penentuan Organoleptis
Warna larutan diamati.
Bau larutan dicium.
Sediaan sediaan dirasakan.
Pengamatan Pertumbuhan Mikroorganisme, Cap-locking, dan Pengendapan
Amati sediaan selama beberapa hari untuk mengamati adanya pertumbuhan
mikroorganisme, cap- locking dan pengendapan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Terdapat 2 metode dalam pembuatan suspensi yaitu metode dispersi dan metode
presipitasi. Metode presipitasi zat yang hendak didispersikan dilarutkan dahulu ke dalam
pelarut organik yang hendak dicampur dengan air. Kemudian diencerkan dengan larutan
pengsuspensi dalam air sehingga akan terjadi endapan halus. Cairan organik contohnya
propilenglikol (Syamsuni:142,2006).
Pada percobaan ini, metode yang digunakan yaitu metode presipitasi. Asam
mefenamat yang hendak didispersikan dilarutkan dalam pelarut organik, dalam
percobaan ini pelarut organik yang digunakan yaitu propilenglikol. Setelah
dicampurkan, baru diencerkan.
Uji pemerian memuat paparan mengenai sifat zat yang diuraikan secara umum
terutama meliputi wujud, rupa, warna, bau, rasa, dan untuk beberapa hal dilengkapi sifat
fisika dan sifat kimianya (Ditjen POM:3,1995). Pada percobaan ini, sediaan suspensi
yang dibuat memiliki warna putih susu, berbau khas asam mefenamat, dan rasa pahit.
NIPASOL
Nipasol (pengawet fase minyak) dipilih karena sebagai bahan pengawet bila di
kombinasikan dengan nipagin akan memberikan fungsi sebagai Antimikroba yang
optimal.
SUKROSA
Sukrosa adalah gula yang paling sering digunakan dalan sirup-sirup walaupun
dalam keadaan khusus dapat diganti sirup-sirup walaupun seluruhnya atau sebagian
dengan gula-gula lainnya seperti dextrose, atau bukan seperti gliserin, sorbital, dan
propilenglikol.
Alasan bahan obat diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi yaitu bahan
obat mempunyai kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam air, tetapi diperlukan dalam
bentuk sediaan cair sehingga mudah diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan
untuk menelan, diberikan pada anak-anak untuk menutupi rasa pahit atau aroma yang
tidak enak pada bahan obat. Sediaan suspensi lebih mudah diabsorbsi dibandingkan
tablet atau kapsul serta dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil didalam
air (Ansel, 1982).
Bahan yang digunakan sebagai zat aktif dalam pembuatan suspensi adalah asam
mefenamat. Asam mefanamat merupakansenyawa yang praktis tidak larut dalam air dan
berkhasiat sebagai obat pereda nyeri terutama pada nyeri sakit gigi, nyeri otot dan nyeri
sendi sehingga penggunaannya dalam sediaan cair dibuat dalam bentuk suspensi.
Mekanisme kerja dari asam mefenamat ialah menghambat kerja enzim siklo-oksigenase
sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu. Salah stau efek samping
asam mefenamat yang paling menonjol adalah dapat merangsang dan merusak lambung.
Sebab itu, asam mefenamat tidak diberikan pada pasein yang mengidap gangguan
lambung
BAB VI
KIE
KESIMPULAN
a. Metode yang digunakan pada percobaan ini sesuai dengan literatur yang ada.
b. Uji pemerian yang dilakukan pada percobaan ini sesuai dengan literatur yang
ada.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. Syamsuni
2. https://www.academia.edu/37320560/Formulasi_dan_Evaluasi_Sediaan_Suspe
nsi_As.Mefenamat
3. FI ED III
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMI SOLIDA
SUSPENSI