Disusun Oleh :
Dalam hal ini kita diperintahkan untuk menganalisis komponen teknik elektro
berupa resistor, kapasitor dan inductor dengan cara melakukan pengukuran
nilai – nilai besaran pada komponen – komponen tersebut yang diukur
perkomponen maupun disusun menjadi rangkaian seri dan parallel.
R3 R4
R5
C3 1)Seri C1 dan C2
L3 1)Seri L1 dan L2
2)Pararel L1 dan L2
2.2 Hasil Analisis Pengukuran
a. Pengukuran terhadap resistor
Pada praktikum ini disediakan 5 buah resistor yang memiliki nilai yang
berbeda, kita diperintahkan untuk mencari nilai resistansi dari setiap
resistor dan mengetahui berapa besar nilai resistansinya ketika disusun
menjadi sebuah rangkaian seri dan pararel.
Mengukur resistansi pada sebuah resistor dapat menggunakan 2 cara, yaitu
dengan cara melihat warna pada gelang resistor seperti warna orange,
coklat dan emas. warna pertama menjadi angka pertama, warna kedua
menjadi angka kedua, warna ketiga menjadi faktor pengalinya dan warna
keempat menjadi nilai toleransinya.
Contohnya yaitu warna pertama coklat menunjukkan nilai 1, warna kedua
hitam menunjukkan nilai 0, warna ketiga orange menunujukkan nilai 3
dan warna ke 4 emas menunjukkan nilai 5% jadi nilainya 10 x 103 dengan
nilai toleransi 5%. Dan adapun cara kedua adalah dengan mengukur
menggunakan alat ukur, seperti multimeter.
Kendala yang muncul pada pengukuiran ini adalah tidak stabilnya nilai
besaran yang terukur oleh multimeter, sehingga sulit untuk menentukan
nilai besarannya.
b. Pengukuran terhadap kapasitor
Pada praktikum ini disediakan 3 buah kapasitor yang memiliki nilai yang
berbeda, yaitu kapasitor elektrik, mika dan keramik. Dipraktikum ini kita
diperintahkan untuk mencari tahu nilai besaran dari setiap kapasitor dan
mengetahui berapa nilai besarannya ketika disusun menjadi sebuah
rangkaian seri dan pararel.
Mengukur nilai pada sebuah kapasitor dapat menggunakan 2 cara yaitu
dengan cara membaca kode yang tertera pada kapasitor. Akan tetapi tidak
semua kapasitor dapat dibaca melalui kode.
Contonya yaitu jika memiliki kode 55J nilainya adalah 55 x 100 pF dengan
J sebagai toleransi sebesar 5% dan cara yang kedua adalah mengukur
menggunakan alat ukur, seperti multimeter.
Kendala yang muncul pada pengukuran ini adalah tidak stabilnya nilai
besaran yang terukur oleh multimeter, sehingga sulit untuk menentukan
nilai besarannya.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan “Percobaan 1 Komponen RLC” menunjukkan bahwa hasil
perhitungan secara sistematis berdasarkan kode-kode warna maupun
berdasarkan angka yang telah tertera (kapasitor) dengan pengukuran dengan
alat ukur yang berhubungan memiliki hasil yang sedikit berbeda. Perbedaan ini
terjadi akibat adanya faktor internal maupun eksternal dari RLC terebut,
misalnya seperti sudah berkurangnya daya kerja dari RLC tersebut akibat
pemakaian, pengaruh dari ketelitian alat ukur yang memberikan hasil yang
lebih spesik dari perhitungan manual, atau akibat dari faktor lainnya. Nilai
perbedaan ini masih dapat disebut benar karena setiap RLC memiliki nilai
“toleransi”.
Lalu, pada bagian pengukuran rangkaian RLC juga memiliki sedikit perbedaan
nilai. Perbedaan nilai ini tidak terlalu signifikan dan masih termasuk dalam
bagian nilai “toleransi”. Namun, pada tabel B2 terdapat cukup besar perbedaan
antara hasil perhitungan sistematis dengan hasil pengukuran dikarenakan
perbedaan kapasitor yang digunakan.
Dan juga ditemukan kendala, yaitu berubah-ubahnya nilai yang terukur oleh
multimeter yang menyulitkan kita dalam menentukan nilai besaran akhirnya.