Disusun oleh :
Nama : Doni Prasetyo Wibowo, S.Pd.
NIP : 19910919 201903 1 009
Angkatan : XLIX
No. Presensi : 38
Jabatan : Guru Kelas Ahli Pertama
Golongan/Ruang : Penata Muda (III/a)
Unit Kerja : SDN 02 Bleder Kec. Patebon
Coach : Gigus Nuryatno, A.Pi
Mentor : Slamet, S.Pd.SD
i
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
NILAI-NILAI DASAR PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL
NEGARA (ASN)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)
Menyetujui,
Coach, Mentor,
Narasumber/Penguji,
iii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan curahan
rahmat dan nikmat-Nya. Shalawat serta salam kita panjatkan pada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan “Rancangan Aktualisasi Optimalisasi Budaya Literasi Kelas
III SDN 2 Bleder Kecamatan Patebon”.
Rancangan Aktualisasi ini dapat terwujud atas bantuan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Kepala BPSDMD Jawa Tengah beserta jajarannya yang telah
memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
2. Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal yang telah mengirimkan
peserta untuk melaksanakan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
3. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Kendal
yang selalu mendampingi dan membimbing selama pelaksanaan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
4. Ir. Djoko Sutrisno,Msiselaku Penguji
5. Gigus Nuryatno, A.Pi selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,
masukan dan bimbingannya dalam penyusunan rancangan
aktualisasi ini.
6. Slamet, S.Pd.SD selaku mentor atas semua arahan, motivasi,
dukungan, masukan dan bimbingan selama perancangan program
aktualisasi.
7. Keluarga besar SDN 02 Bleder atas dukungan dan kerjasamanya.
8. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
9. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi
kegiatan Pelatihan Dasar.
10. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan XLIX tahun
2019
iv
Penulis menyadari rancangan aktualisasi ini jauh dari sempurna,
untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
rancangan aktualisasi ANEKA ini. Semoga rancangan ini dapat
bermanfaat untuk kita semua
v
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii
PRAKATA ............................................................................................................. iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Isu ............................................................................................ 3
C. Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan ...................................................... 8
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 9
E. Tujuan ......................................................................................................... 9
F. Manfaat ....................................................................................................... 9
BAB II ................................................................................................................... 11
A. Sikap dan Perilaku Bela Negara ........................................................... 11
B. Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara ......................................................... 15
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ............................................ 25
BAB III .................................................................................................................. 33
A. Profil Organisasi ...................................................................................... 33
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi ...................................... 33
2. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi ......................................... 33
8. Bersahabat/Komunikatif .................................................................. 35
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain. .................................................... 35
9. Gemar Membaca ............................................................................. 35
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya. .............................................. 35
10. Tanggung Jawab .............................................................................. 35
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
vi
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa. ......................................................................................... 35
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsinya ................................... 36
4. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain ........................ 38
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ............................................................... 39
C. Role Model ................................................................................................. 42
B.Jadwal Rancangan Aktualisasi ................................................................. 51
C.Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ........................................ 52
BAB V ................................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 54
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 55
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. 1 Identifikasi Isu .......................................................................... 3
Tabel 1. 2 Parameter APKL ....................................................................... 5
Tabel 1. 3 Penetapan Isu dengan Metode APKL ....................................... 5
Tabel 1. 4 Tabel penjelasan USG .............................................................. 7
Tabel 1. 5 Parameter USG ........................................................................ 7
Tabel 1. 6 Analisis Isu dengan Metode USG ............................................. 8
Tabel 3. 1 Sarana dan Prasana ............................................................... 39
Tabel 4. 1 Daftar rancangan aktualisasi ................................................... 45
Tabel 4. 2 Gagasan Penyelesaian Isu ..................................................... 51
Tabel 4. 3 Jadwal Rancangan Aktualisasi ............................................... 52
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1 Model Faktor Perubahan yang mempengaruhi Kinerja PNS ........... 13
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat
oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional
dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) dijelaskan bahwa ASN dituntut untuk memahami nilai-
nilai dasar yang menjadi landasan dalam menjalankan profesinya. Nilai-
nilai dasar tersebut antara lain akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi. Kelima dasar tersebut memiliki
peranan penting demi menghasilkan pegawai ASN yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme sesuai dengan harapan dari
pemerintah.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan Nasional adalah
pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan jaman. Pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Demi
mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut dibutuhkan tenaga
pendidik yang profesional pada setiap jenjang pendidikan.
Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang paling dasar pada
pendidikan formal di Indonesia. Pendidikan di SD ditempuh selama 6
1
tahun dengan peserta didik dengan rentang usia 7 sampai 12 tahun.
Pendidikan di SD harus mampu membentuk siswa yang berkarakter
bangsa sehingga menghasilkan generasi penerus bangsa yang
berkualitas. Kemajuan suatu negara juga dipengaruhi oleh tingkat melek
huruf atau budaya literasi di negara tersebut.
Pendidikan sangat erat kaitannya dengan membaca. Melalui
kegiatan membaca, manusia memiliki kemampuan untuk mendapatkan
informasi-informasi yang diperlukannya. Semakin banyak membaca,
akan semakin banyak pengetahuan yang didapat. Keterampilan
membaca siswa dapat diasah mulai dari jenjang sekolah dasar. Akan
tetapi, minat baca siswa di Indonesia termasuk golongan rendah. Minat
baca yang rendah ini dibuktikan dari studi World’s Most Literate Nation
Ranked yang dirilis Central Connecticut State University pada 9 Maret
2016, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara mengenai
minat membaca (Central Connecticut State University, 2016).
Selain itu, melihat keadaan di SDN 2 Bleder, sarana dan prasarana
baca masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari tidak berfungsinya
perpustakaan dikarenakan kondisi gedung yang rusak. Sumber buku
bacaan di kelas juga sebatas buku paket penunjang pembelajaran.
Padahal untuk meningkatkan minat baca siswa perlu adanya fasilitas
yang disediakan oleh pihak sekolah. Melihat dari kondisi saat ini di SDN
2 Bleder maka penulis mengangkat isu “Kurang optimalnya budaya
literasi pada siswa kelas III”.
Dengan kegiatan aktualisasi ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) di SDN 2 Bleder
Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal diharapkan nilai-nilai dasar
ASN dapat terinternalisasi dalam tindakan dan pekerjaan sehari-hari,
mampu memberi pengaruh di lingkungan kerja kearah yang lebih positif,
mampu meningkatkan budaya literasi siswa pada khususnya serta
dapat mempertanggungjawabkan pekerjaan sesuai tugas dan fungsinya
agar mampu mewujudkan visi dan misi SDN 2 Bleder Kecamatan
Patebon Kabupaten Kendal yaitu “Mewujudkan sekolah yang aman ,
2
nyaman, unggul dalam prestasi, santun dalam perilaku yang dilandasi
akhlak mulia serta keimanan dan ketaqwaan”.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis membuat rancangan
aktualisasi nilai dasar profesi ASN dengan judul “OPTIMALISASI
BUDAYA LITERASI PADA SISWA KELAS III SDN 2 BLEDER
KECAMATAN PATEBON”. Dengan rancangan aktualisasi ini
diharapkan ASN dapat membawa manfaat bagi diri-sendiri, siswa, guru,
dan masyarakat.
B. Identifikasi Isu
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dalam rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS terdiri atas identifikasi isu dan
penetapan isu.
Isu atau masalah ditemukan dari adanya kesenjangan antara
kondisi nyata yang terjadi di SDN 2 Bleder dengan kondisi yang
diharapkan. Beberapa isu berikut ditemukan oleh penulis terkait
dengan manajemen ASN, Whole Government, dan pelayanan publik.
Tabel 1. 1 Identifikasi Isu
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi saat ini Kondisi yang
diharapkan
1 Tidak Manajemen Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler
terlaksananya ASN pramuka pramuka
ekstrakurikuler belum terlaksana
pramuka terlaksana secara rutin
secara rutin secara rutin
2 Masih Pelayanan Masih Meningkatnya
rendahnya Publik banyaknya minat baca
budaya literasi siswa kelas III siswa kelas III
membaca yang kurang
pada siswa tertarik dengan
kelas III kegiatan
membaca
3 Minimnya Pelayanan Proses Tersedianya
penggunaan publik pembelajaran media
media dalam seringkali penunjang
pembelajaran hanya pembelajaran
menggunakan
buku paket
dan LKS
3
4 Kurang Whole of Revisi buku Sarana
Optimalnya Government siswa dan prasana yang
Penerapan buku guru memadai,
Kurikulum yang berulang- kesiapan
2013 ulang, pemerintah
pendistribusian dalam
buku yang menjalankan
sering datang kurikulum
terlambat. 2013
5 Masih Pelayanan Masih adanya Semua siswa
rendahnya Publik beberapa mempunyai
kesadaran siswa yang kebiasaan
siswa membuang untuk selalu
membuang sampah tidak membuang
sampah pada pada sampah pada
tempatnya tempatnya tempatnya
1. Penetapan Isu
a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan Metode APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak)
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan
menggunakan alat bantu penetapan kriteria isu. Analisis isu
bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan
prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui
gagasan kegiatan yang dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan
pendekatan APKL yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Layak. Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis
ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat actual,
problematic, kekhalayakan dan layak dari isu-isu yang ditemukan
di lingkungan unit kerja. Setelah diperoleh analisis APKL, maka
dipilih isu yang menjadi prioritas utama yang selanjutnya akan
diidentifikasi.
4
Tabel 1. 2 Parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 2 3
Berikut ini beberapa isu yang ada pada SDN 2 Bleder, yang
akan ditentukan kelayakannya menggunakan metode APKL,
untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini :
Tabel 1. 3 Analisis Isu Strategis
No Mata Identifikasi isu Kriteria Keterangan
Pelatihan
A P K L
Terkait
1 2 3 4 5 6 7 8
Manajemen Tidak terlaksananya + + + + Memenuhi
ASN syarat
1. ekstrakurikuler pramuka
secara rutin
Pelayanan Masih rendahnya budaya + + + + Memenuhi
Publik syarat
2. literasi pada siswa kelas
III
Pelayanan Minimnya penggunaan + + + + Memenuhi
public syarat
3. media dalam
pembelajaran
5
Whole of Kurang Optimalnya + + + - Tidak
Government memenuhi
4. Penerapan Kurikulum
syarat
2013
Pelayanan Masih rendahnya + + - + Tidak
Publik kesadaran siswa memenuhi
5.
membuang sampah syarat
pada tempatnya
b. Analisis Prioritas Isu Menggunakan USG
Berdasarkan metode APKL dari tabel di atas diperoleh 3
(tiga) isu utama yang terpilih, yaitu kurangnya keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran, masih rendahnya budaya literasi
pada siswa dan menurunnya semangat belajar siswa akibat
adanya gadget. Isu tersebut kemudian dianalisis lagi dengan
menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth).
6
Tabel 1. 4 Tabel penjelasan USG
No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas
dikaitkan demgan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah-masalah lain kalu
masalah penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk jika
dibiarkan.
Parameter yang digunakan untuk menentukan prioritas yaitu
menggunakan skala likert pada tabel berikut :
Tabel 1. 5 Parameter USG
Nilai Urgency / Seriousness / Growth /
Mendesak Kegawatan Pertumbuha
n
1. Isu tidak Isu tidak begitu serius Isu lamban
mendesak untuk untuk di bahas karena berkembang
segera tidak berdampak ke hal
diselesaikan yang lain
Isu kurang Isu kurang serius untuk Isu kurang
2. mendesak untuk segera dibahas karena cepat
segera tidak kurang berdampak berkembang
diselesaiakn ke hal yang lain
3. Isu cukup Isu cukup serius untuk Isu cukup
mendesak untuk segera dibahas karena cepat
segera akan berdampak ke hal berkembang,
diselesaikan yang lain segera
dicegah
4. Isu mendesak Isu serius untuk segera Isu cepat
untuk segera dibahas karena akan berkembang
diselesaikan berdampak ke hal yang untuk segera
lain dicegah
5. Isu sangat Isu sangat serius untuk Isu sangat
mendesak untuk segera dibahas karena cepat
segera akan berdampak ke hal berkembang
diselesaikan yang lain untuk segera
dicegah
7
Hasil analisis USG terkait isu-isu di SDN 2 Bleder disajikan
dalam tabel berikut ini :
Tabel 1. 6 Analisis Isu dengan Metode USG
Kriteria
Juml Peringk
No Isu U S G
ah at
(1-5) (1-5) (1-5)
1 2 3 4 5 6 7
1. Tidak 4 4 4 12 2
terlaksananya
ekstrakurikuler
pramuka secara
rutin
2. Masih rendahnya 5 4 5 14 1
budaya literasi
membaca pada
siswa kelas III
3. Minimnya 4 3 4 11 3
penggunaan
media dalam
pembelajaran
8
nilai-nilai ASN maka pelaksanaan aktualisasi tidak akan berjalan
dengan sebagaimana yang diharapkan penulis.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka selanjutnya akan
dituliskan rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi ini. Setelah
melalui tahap analisis dengan metode USG, maka dapat diidentifikasi
isu yang menjadi prioritas, yaitu kurang optimalnya budaya literasi
pada siswa kelas III di SDN 2 Bleder. Maka rumusan masalah
rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut: Bagaimana upaya
yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan budaya literasi pada siswa
kelas III di SDN 2 Bleder.
E. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang akan dicapai adalah menemukan penyelesaian
cara bagaimana mengoptimalkan budaya literasi pada siswa di SDN 2
Bleder.
F. Manfaat
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
a. Penulis lebih bisa menjalankan dan mengimplementasikan
perannya dalam lingkup kegiatan sehari-hari menggunakan
nilai-nilai dasar ASN yang telah didapakan selama mengkuti
inclass Diklat Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
b. Memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi keterkaitan
prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan whole of
Government.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran di sekolah.
b. Meningkatkan minat baca pada siswa kelas III sehingga
terciptanya budaya literasi yang baik.
9
c. Meningkatkan prestasi akademik siswa dalam pembelajaran.
3. Bagi Instansi
a. Terwujudnya visi dan misi sekolah
b. Peningkatan mutu pelayanan pendidikan
c. Mampu memberikan kualitas layanan prima dalam
melaksanakan proses belajar mengajar
4. Bagi Masyarakat yaitu peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang
berkualitas.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
11
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai
agama masing-masing, saling menghormati dengan sesama
dan menjaga keamanan lingkungan.
c. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara
Indonesia yang menghormati lambang-lambang negara dan
mentaati peraturan perundang-undangan.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya
dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
1) Cinta Tanah Air.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara
kita.
2) Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita
yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu
dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat
mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok.
3) Pancasila.
Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada
di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan
lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap
ancaman, tantangan, dan hambatan.
4) Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela
berkorban untuk bangsa dan negara.
5) Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan
dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam
12
menjalani profesi masing-masing.
2. Analisis Isu Kontemporer
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,
2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Ke empat level
lingkungan stratejik tersebut disajikan dalam gambar berikut ini:
13
dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang oleh orang
di penjuru dunia lainnya.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa
dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal
Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara.
Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS
mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal
yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut
diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya
narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di
atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis kontemporer.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada
beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan
mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas asal usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
14
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta Tanah Air.
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di
zaman sekarang di berbagai lingkungan:
f. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam
keluarga. (lingkungan keluarga).
g. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
h. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan)
Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).
i. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam
masyarakat (lingkungan masyarakat).
j. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat).
k. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
l. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).
15
1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari
atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.
3) Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung : Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
Jawab perbuatannya yang di sengaja maupun
yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
benda atau orang.
6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada
sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang
akan melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan
tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.
16
b. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada
otoritas yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability),
akuntabilitas yang pertanggungjawabannya kepada
masyarakat luas.
c. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
17
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Berani membela kebenaran dan keadilan.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
18
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
5) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
6) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka bekerja keras.
6) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
7) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
19
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
20
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran baik/
buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri
sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi
kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan
alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia
yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
21
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal)
untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan
kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar.
Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan hasil
pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi
setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru
sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi
salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu
berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan
arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan
menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan
yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya;
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
22
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada
level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan
institusi secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan
dan keunggulan bersaing. Pada level strategic business unit level
tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu
pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada
level fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan
yang diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan pada level unit
dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi
yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda). Korupsi
secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri
sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari:
23
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.
Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan
tidak curang..
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan..
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,
keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.
24
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup
sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua
kebutuhannya..
h. Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
25
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administrasi yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan memenuhi kepuasan pelanggan.
Oleh karena itu ASN dituntut untuk memberikan pelayanan secara
professional kepada masyarakat.
3. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ASN senantiasa taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945,
Negara, dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan pribadi/golongan. Dalam Undang-undang ASN
disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya adalah asas persatuan
dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
26
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi,
kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS
dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan pemerintahan dan
memilili nomor induk pegawai nasional. Sementara itu, PPPK
27
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka
waktu tertentu.
2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD
dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Fundamen Pelayanan Publik:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi
3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
28
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia
adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik,
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangs
29
diteruskan membaca, menulis, dan berbahasa lisan yang
dimanfaatkan untuk belajar sepanjang hayat.
Ditjen Dikdasmen (2016:2) dalam konteks Gerakan Literasi
Sekolah menjelaskan literasi adalah kemampuan mengakses,
memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui
berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak,
menulis, dan atau berbicara. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa pengertian literasi dalam konteks Gerakan
Literasi Sekolah adalah kemampuan siswa untuk membaca,
menulis, dan memahami agar dapat memanfaatkan sesuatu
secara efektif. Gerakan literasi sekolah merupakan kegiatan
yang membutuhkan partisipasi serta dukungan seluruh warga
sekolah meliputi siswa, guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan, dan orang tua siswa.
2. Prinsip-prinsip kegiatan literasi
Prinsip-prinsip kegiatan membaca pada tahap pembiasaan
menurut Ditjen Dikdasmen (2016:8) antara lain:
1) Buku yang dibaca maupun dibacakan merupakan buku
bacaan non-pelajaran.
2) Buku yang digunakan adalah buku yang diminati siswa,
serta guru membebaskan siswa membaca buku yang
dibawa dari rumah.
3) Pelaksanaan literasi pada tahap pembiasaan ini tidak diikuti
oleh tagihan tugas dari guru.
4) Diikuti dengan diskusi mengenai buku yang
dibaca/dibacakan, atau kegiatan yang menyenangkan
terkait buku yang dibacakan apabila waktu memungkinkan.
5) Kegiatan membaca/membacakan berlangsung dalam
suasana menyenangkan dan santai. Hal yang dapat
dilakukan agar suasana nyaman yaitu guru dapat menyapa
siswa dan bercerita sebelum membaca buku dan meminta
mereka untuk membaca buku.
30
3. Pembiasaan/budaya literasi
Pembiasaan atau membudayakan kegiatan literasi dapat
menggunakan strategi siswa dapat membaca buku non-pelajaran
selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Hal ini bertujuan agar
menumbuhkan minat siswa terhadap bacaan dan terhadap kegiatan
membaca (Ditjen Dikdasmen, 2016:7). Tahap ini siswa dibebaskan
untuk membaca buku yang disediakan oleh sekolah atau membawa
sendiri dari rumah.
Langkah selanjutnya adalah siswa dapat melakukan
membaca nyaring dan membaca dalam hati (membaca senyap).
Melalui kegiatan membaca nyaring, diharapkan siswa mendapatkan
pengalaman membaca yang menyenangkan. Kegiatan
membacakan nyaring bertujuan untuk memotivasi siswa agar mau
membaca dan menyimak Kegiatan ini juga dapat menjadikan guru
sebagai teladan membaca.
Selain kegiatan membacakan buku dengan nyaring, siswa
juga dapat membaca buku melalui strategi membaca dalam hati.
Kegiatan membaca dalam hati merupakan kegiatan membaca buku
selama 15 menit yang diberikan kepada siswa tanpa gangguan. Agar
kegiatan membaca dalam hati berjalan baik, guru harus menciptakan
suasana yang tenang serta nyaman di kelas. Suasana nyaman dan
tenan akan membuat siswa dapat berkonsentrasi dengan baik.
Kegiatan membaca dalam hati bertujuan untuk menumbuhkan
kebiasaan membaca pada siswa
Pada kegiatan membaca dalam hati tahap pembiasaan
terdapat catatan siswa setelah membaca buku. Idealnya supaya
gerakan literasi sekolah dapat terlaksana, harus ada sarana yang
mendukung. Sarana literasi sekolah mencakup perpustakaan, sudut
baca di kelas, serta area baca.
Untuk mempertahankan minat siswa terhadap kegiatan
literasi, maka perlu adanya tahap selanjutnya yaitu tahap
31
pengembangan. Tahap pengembangan bertujuan supaya
mempertahankan minat siswa terhadap bacaan dan kegiatan
membaca, serta meningkatkan kelancaran dan pemahaman
membaca (Ditjen Dikdasmen, 2016:27). Di tahap ini setelah kegiatan
membacakan/membaca dapat diikuti tugas-tugas seperti,
menggambar, menulis sinopsis untuk menanggapi suatu bacaan
yang disesuaikan dengan jenjang dan kemampuan siswa.
Kegiatan pada tahap pengembangan dapat dilakukan dengan
membacakan buku nyaring interaktif, membaca buku terpandu,
membaca bersama, dan membaca mandiri. Kegiatan membacakan
nyaring interaktif mempunyai fokus agar siswa memahami kosa kata
baru. Pada kegiatan ini bersifat interaktif karena guru memeragakan
bagaimana berpikir menanggapi dan menyuarakan serta mengajak
siswa untuk melakukan hal yang sama. Saat kegiatan membacakan
berlangsung siswa diajak untuk menyimak dan menanggapi bacaan
secara aktif.
32
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
a. Identitas sekolah
Nama sekolah : SDN 2 Bleder
NPSN / NSS : 20322365
Jenjang Pendidikan : SD
Status Sekolah : Negeri
Akreditasi Sekolah :B
Tahun Akreditasi : 2014
b. Lokasi Sekolah
Alamat : Jalan Purnawirawan
RT / RW : 03 / 01
Desa / Kelurahan : Kartika Jaya
Kode Pos : 51351
Kecamatan : Patebon
33
b. Misi SDN 2 Bleder
1) Menciptakan terwujudnya anak didik yang beriman, dan
bertaqwa, kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Menumbuhkan sikap pada anak didik untuk cinta tanah air,
dan budi pekerti yang luhur;
3) Membentuk anak didik menjadi pribadi yang cerdas, terampil,
berkarakter, berpengetahuan luas, berprestasi, dan penuh
kreasi;
4) Meningkat dalam kedisiplinan, dan tanggung jawab;
5) Mengembangkan kepribadian luhur, sesuai dengan martabat,
dan budaya bangsa;
6) Menggali dan mengembangkan potensi siswa dalam bidang
ilmu pemgetahuan, teknologi, keterampilan, dan kesenian.
c. Nilai-Nilai Organisasi SDN 2 Bleder
Nilai-nilai yang menjadi acuan dalam pelaksanaan
tugas di SD N 2 Bleder adalah berdasar pada 18 nilai pendidikan
budaya dan karakter bangsa, yaitu:
1. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
2. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
3. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
4. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
34
5. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lain.
6. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar..
7. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
8. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
9. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
10. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
d. Tujuan SDN 2 Bleder
35
4) Meningkatkan nilai rata – rata Hasil Ujian secara bertahap
untuk semua mata pelajaran yang diujikan.
5) Mencapai kelulusan 100% dalam setiap tahunya dan
seluruh lulusan dapat melanjutkan ke jenjang Pendidikan
yang lebih tinggi.
6) Menguasai dasar – dasar ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai bekal untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih
tinggi
7) Meningkatkan kemampuan baca, tulis, dan hitung pada
siswa kelas I,II, dan III
36
STRUKTUR ORGANISASI
PENGELOLA SEKOLAH
SDN 2 BLEDER KECAMATAN PATEBON
KEPALA SEKOLAH
KOMITE
SLAMET, S.Pd., SD,SD
ENDANG LUWARTI, S.Pd. MERINDA DIAN P, S.Pd SARTONO, S.Pd, SD KHAMAT, S.Pd.I
37
4. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain
a. Deskripsi SDM
Guru Tetap (PNS) :6
Guru Tidak Tetap (Honor) :4
Staf Administrasi :-
Siswa Perempuan : 59
Siswa Laki-laki : 49
Rombongan Belajar :6
38
Tabel 3. 1 Sarana dan Prasana
No Nama Ruang Ukuran Keadaan
1 Ruang Kelas 1 8x7 Baik
2 Ruang Kelas 2 8x7 Baik
3 Ruang Kelas 3 8x7 Baik
4 Ruang Kelas 4 8x7 Baik
5 Ruang Kelas 5 8x7 Baik
6 Ruang Kelas 6 8x7 Baik
7 Ruang Guru 8x7 Baik
8 Ruang Kepala Sekolah 8x7 Baik
9 Rumah Penjaga Sekolah 6x8 Kurang Baik
10 Kamar Mandi Guru 2 x 1.75 Baik
11 Kamar Mandi Siswa 2 x 1.75 Baik
12 Ruang UKS 8x3 Baik
13 Gudang 3x2 Baik
39
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan melaksanakan ketentuan peraturan
perundang- undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.
2. Jabatan Fungsional Guru
Jabatan fungsional guru diatur dalam Peratutan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Permenegpan RB) No. 16 Tahun 2009 menjelaskan bahwa jabatan
fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang
lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan
40
kegiatan mendidik, mengajar, membimbing dan mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
diduduki oleh PNS.
Jabatan fungsional guru juga menjadi kewajiban dan tanggung
jawab seorang guru. Kewajiban seorang guru diantaranya adalah
merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi selama proses
belajar mengajar berlangsung. Seorang guru juga berkewajiban untuk
meningkatkan mutu pendidikan dengan mengembangkan kualitas dan
kompetensi akademik sesuai dengan perkembangan zaman.Guru
wajib bersifat objektif dan meningkatkan nilai kesatuan dan persatuan
dalam diri peserta didik. Kewajiban seorang guru yang lainnya adalah
menjunjung tinggi aturan dan kode etik guru yang telah ditetapkan.Lalu
tanggung jawab seorang guru adalah menyelesaikan segala tugasnya
selama masa tugas berlangsung.
3. Tugas Pokok dan Fungsi Guru
Tugas guru dijelaskandalam BAB XI Pasal 39 ayat (2), Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 20 Undang-UndangNomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen serta pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru yang telah diubah dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2017.
Beban kerja guru yang termuat di dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan;
b. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
c. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
d. Membimbing dan melatih peserta didik; dan
e. Melaksanakan tugas tambahan yangmelekat pada pelaksanaan
kegiatan pokoksesuai dengan beban kerja guru.
41
Beban kerja guru tersebut dilaksanakan paling sedikit memenuhi
24(dua puluh empat) jam tatap muka dan palingbanyak 40 (empat
puluh) jam tatap mukadalam I (satu) minggu.Tugas guru secara lebih
terperinci dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010
tentang petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, diantaranya:
a. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan
b. Menyusun silabus pembelajaran
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
e. Menyusun alat ukur soal sesuai mata pelajaran
f. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran di kelasnya
g. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran
h. Melaksanakan pembelajaran, perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi
i. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya (khusus guru kelas)
j. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan
hasil belajar tingkat sekolah/ madrasah dan nasional
k. Membimbing guru pemuladalam program induksi
l. Membimbing siswadalam kegiatan ekstra kurikuler proses
pembelajaran
m. Melaksanakan pengembangan diri
n. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/ atau karya inovatif
o. Melakukan presentasi ilmiah
C. Role Model
Role Model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut
ditiru atau baik untuk dicontoh seperti deladan, kelakuan, perbuatan, sifat
dan sebagainya. Dalam hal ini role model bagi penulis adalah kepala
42
sekolah di SDN 2 Bleder yaitu bapak Slamet, S.Pd, SD Beliau adalah guru
yang dapat menjadi panutan, inspirasi, contoh, dan teladan bagi penulis.
Selama beberapa minggu penulis bekerja di instansi tersebut, penulis
melihat bahwa beliau adalah sosok yang paling bisa menempatkan diri
dimana, kapan, dan bagaimana situasi yang ada. Beliau tetap berwibawa
tanpa membuat batas antara senior dan junior. Beliau adalah sosok yang
ramah, bersahabat dan menjadi penengah. Beliau selalu memberikan
solusi yang terbaik dan objektif terhadap masalah untuk kepentingan
sekolah.
Kedisiplinan, penampilan, kepedulian terhadap lingkungan sekitar
yang beliau tunjukkan mencerminkan sikap aparatur sipil negara yang
berintegritas dan penerapan nilai-nilai dasar ANEKA dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, beliau merupakan figur yang cocok untuk
penulis jadikan role model.
43
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
44
Tabel 4. 1 Gagasan Penyelesaian Isu
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan
Pelatihan Terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Sosialisasi 1. Melakukan 1. Persetujuan Akuntabilitas Visi : Penguatan
pojok baca konsultasi dengan dari mento Pada saat melakukan “Mewujudkan nilai:
kepada mentor konsultasi saya sekolah yang Berkarakter
siswa menceritakan kegiatan aman , nyaman, 1. rasa ingin
yang akan dilakukan unggul dalam tahu
2. Merancang materi 2. Materi secara rinci. prestasi, santun 2.Tanggungja
sosialisasi pentingnya (kejelasan) dalam perilaku wab
pentingnya literasi budaya literasi Nasionalisme : yang dilandasi 3. gemar
Sebelum konsultasi akhlak mulia membaca
dengan kepala sekolah serta keimanan 4. Demokratis
3. Melaksanakan 3. Siswa paham dan mendengarkan dan ketaqwaan”. 5. Bersahabat
sosialisasi terhadap pentingnya saran-saran yang komunikatif
siswa budaya literasi diberikan Kegiatan ini turut
(sila ke-4) serta dalam
Etika Publik mewujutkkan misi
Selama berkonsultasi, sekolah yaitu
saya menggunakan “Menggali dan
menggunakan bahasa mengembangkan
yang sopan potensi siswa
(sopan) dalam bidang
ilmu
pemgetahuan,
teknologi,
45
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan
Pelatihan Terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
keterampilan, dan
kesenian”
46
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan
Pelatihan Terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
berpengetahuan
luas, berprestasi,
dan penuh
kreasi”
3 Posterisasi 1. Merancang poster 1. .desain Suatu inovasi yang baru Visi : Penguatan
budaya yang menarik rancangan dalam membuat poster yang “Mewujudkan Nilai:
literasi poster menarik ( komitmen mutu ) sekolah yang Berkarakter
Berusaha membuat poster aman , nyaman, 1.Mandiri
2. Mencetak poster yang menarik dengan unggul dalam 2.Tanggungja
yang menarik 2. Poster sudah tanggung jawab,mandiri, prestasi, santun wab
dicetak dan dan kerja keras ( anti dalam perilaku 3.Jujur
siap dipasang korupsi ) yang dilandasi 4. kerja keras
3. Memasang poster di Poster menarik dan mudah akhlak mulia
pojok baca dan dipahami (akuntabilitas ) serta keimanan
lingkungan sekolah 3. Poster sudah Isi poster yang dan ketaqwaan”.
terpasang di menggunakan bahasa yang
pojok baca baik (etika publik ) Kegiatan ini turut
dan di serta dalam
lingkungan mewujutkkan misi
sekolah yaitu
“Menggali
dan
mengembangkan
potensi siswa
dalam bidang
47
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan
Pelatihan Terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
ilmu
pemgetahuan,
teknologi,
keterampilan, dan
kesenian
48
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan
Pelatihan Terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
menjadi pribadi
yang cerdas,
terampil,
berkarakter,
berpengetahuan
luas, berprestasi,
dan penuh
kreasi”
49
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan
Pelatihan Terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pekerjaanya pada 4. Siswa professional (etika mewujutkkan misi
box pintar memasukan publik) sekolah yaitu
hasil “Meningkat dalam
pekerjaanya di Siswa memasukan hasil kedisiplinan, dan
box pintar pekerjaanya pada box tanggung jawab”
pintar dengan penuh
tanggung jawab
(akuntabilitas)
50
B.Jadwal Rancangan Aktualisasi
Tabel 4. 2 Jadwal Rancangan Aktualisasi
5 Pembiasaan budaya
literasi
Foto dan Video
= Hari Libur
= Libur Sekolah
= Pelaksanaan Rancangan
51
C.Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam melaksanakan aktualisasi di tempat kerja kemungkinan ada hal-
hal yang menjadi kendala bagi penulis. Untuk mengantisipasi hal tersebut,
maka diperlukan strategi untuk menghadapi kendala tersebut agar tidak
menimbulkan ketidakefisienan waktu pelaksanaan yang terbatas. Antisipasi
dan strategi menghadapi kendala dituangkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
No Kegiatan Kendala yang dihadapi Strategi menghadapi
kendala
1 Sosialisasi Kegiatan tidak selesai Disiplin waktu sesuai jadwal
tepat waktu yang telah dibuat
pojok baca
kepada
siswa
2 Menyedia- Terbatasnya buku Bermusyawarah dengan
bacaan yang tersedia di kepala sekolah dan
kan pojok
sekolah bendahara untuk
baca di mengadakan buku bacaan
baru
dalam kelas
3 Posterisasi Siswa tidak memperhati- Memberi pengertian kepada
kan poster siswa untuk membaca dan
budaya
memaknai poster
literasi
4 Membuat Belum tersedianya alat Menggunakan bahan daur
dan bahan membuat box ulang di lingkungan sekitar
Box Pintar
pintar
5 Siswa ramai sendiri di Guru melakukan
Pembiasaan dalam pembiasaan pendampingan dan
budaya pojok baca pengawasan selama kegiatan
literasi pojok baca
52
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Penyusunan rancangan aktualisasi didahului dengan identifikasi isu. Isu-
isu yang ditemukan kemudian dianalisis dan dicari solusi penyelesaiannya. Isu
yang ditemukan di SDN 2 Bleder adalah kurang optimalnya budaya literasi pada
siswa kelas III. Penyelesaian atas isu tersebut adalah sebagai ASN dalam
melaksanakan tugas harus menerapkan: akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu dan anti korupsi setra kedudukan ASN di didalam NKRI
seperti Whole of Goverment, pelayan publik, dan manajemen ASN.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan isu tersebut
diantaranya membuat pojok baca, posterisasi,box pintar, pembiasaan budaya
literasi diharapkan mampu mengoptimalisasikan budaya literasi pada siswa
kelas III sehingga isu yang ada dapat teratasi dengan baik.
Pentingnya penyusunan rancangan aktualisasi ini diharapakan dapat
menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi.
Kegiatan-kegiatan tersebut juga dianalisis kemungkinan adanya kendala dan
hambatan. Rancangan aktualisasi ini, diharapkan mampu meningkatkan kinerja
peserta pelatihan dasar dalam menjalankan tugas dan fungsi di lingkungan unit
kerja.
53
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/bela-negara
https://bertema.com/tugas-pokok-guru-sesuai-permendikbud-15-tahun-2018
54
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama Lengkap : Doni Prasetyo Wibowo
NIP : 19910919 201903 1 009
Tempat dan Tanggal Lahir : Tegal, 19 September 1991
Alamat Rumah : JL Kelapa Sawit II/188A
Kota Semarang
Nomor HP : 0816415787
Alamat Kantor : SDN 2 Bleder
Nomor telepon / Fax :-
Alamat email : doniunnes@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA S-1
Nama SD Negeri SMP SMA Negeri Universitas
Institusi Palebon 05 Negeri 9 15 Negeri
Semarang Semarang Semarang Semarang
Bidang - - IPA PGSD
Ilmu/Jurusan
Tahun Lulus 2003 2006 2009 2013
55