Organisme intertidal umumnya berasal dari laut, maka adaptasi yang diteliti
terutama harus menyangkut penghindaran atau pengurangan tekanan yang
timbul karena keadaan yang terbuka setiap hari pada lingkungan darat.
Begitu organisme laut berpindah dari air ke udara terbuka, mereka mulai
kehilangan air. Jika mereka ingin mempertahankan diri daerah intertidal,
kehilangan harus dikurang dan atau organisme harus mempunyai sistem
tubuh yang dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan air yang cukup
besar selama di udara terbuka. Mekanisme yang sederhana untuk
menghindari kehilangan air terlihat pada hewan-hewan yang bergerak
seperti kepiting dan anemon. Spesies-spesies hewan intertidal mempunyai
mekanisme untuk mencegah kehilangan air. Mekanisme ini dapat terjadi
secara struktural, tingkah laku, maupun kedua-duanya. Banyak spesies-
spesies teritip merupakan spesies yang utama di zona intertidal diseluruh
dunia. Organisme intertidal juga mengalami keterbukaan terhadap suhu
panas dan dingin yang ekstrim dan memperlihatkan adaptasi tingkah laku
dan struktur tubuh untuk menjaga keseimbangan panas internal. Walaupun
kematian akibat kedinginan ditemukan juga pada beberapa organisme
intertidal, namun suhu rendah yang ekstrim nampaknya tidak menjadi
masalah bagi organisme pantai dibandingkan dengan suhu yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA