Anda di halaman 1dari 5

WILAYAH PESISIR (INTERTIDAL)

Wilayah pesisir atau zona intertidal adalah daerah peralihan antara


ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di
darat dan di laut (UU No.27/2007 jo UU No.1/2014 tentang pengelolahan
pesisir dan pulau-pulau kecil). Zona intertidal sangat sempit jika
dibandingkan dengan zona laut lainnya terletak antara pasang tertinggi dan
surut terendah. Luas dan sempitnya zona intertidal umunya ditentukan oleh
pantai itu sendiri. Semakin landai suatu pantai maka zona intertidalnya akan
semakin luas, dan semakin terjal suatu pantai maka zona intertidalnya akan
semakin sempit. Walaupun daerah intertidal hanya kecil atau sempit namun
daerah intertidal ini memiliki variasi faktor lingkungan yang sangat besar.
Zona intertidal memiliki lingkungan yang sangat ekstrim yang diakibatkan
oleh adanya pengaruh pasang surut, sehingga dapat berubah dengan cepat
karena sifat pasang surut yang menyebabkan daerah intertidal terendam,
proses ini terjadi dalam satu sampai dua kali dalam sehari. Hanya organisme
yang memiliki kemampuan adaptasi khusus terhadap tekanan akibat
perubahan fisik dan kimia yang terjadi pada lingkungan intertidal ini yang
dapat hidup pada daerah ini. Biota yang hidup di daerah intertidal memiliki
keanekaragaman yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan daerah
subtidal (daerah laut) kerana letaknya yang berdekatan dengan pantai, yang
landai, dengan substrat yang beraneka ragam menyebabkan biota yang
hidup didalamnya pun sangat beraneka ragam. Beragamnya ekosistem yang
terdapat pada wilayah pesisir atau zona intertidal ini secara fungsional saling
berkaitan dan berinteraksi satu sama lain sehingga membentuk suatu sistem
ekologi yang unik . Struktur kehidupan di ekosistem intertidal terdiri dari
komunitas utama dan biota berasosiasi. Komunitas utama intertidal terdiri
dari karang, lamun, alga, dan fauna lainnya, sedangkan biota intertidal yang
berasosiasi dengan habitat pasang surut terdiri dari kelompok moluska,
echinodermata, krustase, cacing, dan ikan

Zona intertidal sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya.


Kondisi lingkungan di zona ini cukup bervariasi dan biasanya dipengaruhi
oleh faktor harian maupun musiman.Kondisi lingkungan yang beragam dan
berbeda dapat dilihat dari perbedaan (gradient) yang secara fisik
mempengaruhi terbentuknya tipe atau karakteristik komunitas biota serta
habitatnya. Sejumlah besar gradien ekologi dapat terlihat pada wilayah
intertidal yang dapat berupa daerah pantai berpasir,berbatu maupun estuari
dengan substrat berlumpur. Perbedaan pada seluruh tipe pantai ini dapat
dipahami melalui parameter fisika dan biologi lingkungan yang dipusatkan
pada perubahan utamanya serta hubungan antara komponen biotik
(parameter fisika-kimia lingkungan) dan komponen abiotik (seluruh
komponen makhluk atau organisme) yang berasosiasi di dalamnya.

Suhu pada suatu perairan dipengaruhi oleh radiasi surya,posisi surya,letak


geografis, musiman, kondisi awan dan proses anatara air tawar dan air laut.
Semakin dalam suatu perairan maka suhunya akan semakin dingin dengan
kandungan oksigen yang sedikit,sedangkan perairan yang berada
dipermukaan mengalami suhu yang tinggi dan juga kandungan oksigen yang
tinggi.Hal ini dipengaruhi oleh jumlah sinar matahari yang masuk ke
perairan.Pada daerah intertidal suhu juga sangat berpengaruh baik secara
musiman maupun harian.Pada suhu yang tinggi pada daerah intertidal tentu
akan meyebakan kematian terhadap organismenya karena adanya perbedaan
suhu tersebut.

Salinitas adalah jumlah kandungan garam dalam suatu perairan yang


dinyatakan dalam permil.Pada air laut salinitas yang dikandung tentu akan
sangat berbeda dengan air tawar dan payau.Perbedaan salinitas pada
perairan ini tentu memiliki perbedaan biota baik dalam sistem
osmoregulasinya,cara beruaya dan lain-lain.Salinitas yang terkandung pada
perairan dipengaruhi oleh adanya faktor lingkungan seperti muara sungai
atau gurun pasir,adanya musim,dan interaksi air dan udara.Salinitas yang
berbeda antara perairan tawar.payau dan laut akan mengalami perubahan
salinitas. Zona intertidal juga mendapat limpahan air tawar yang dapat
menimbulkan masalah tekanan osmotik bagi organisme intertidal yang
hanya dapat menyesuaikan diri denagn air laut. Kebanyakan tidak
mempunyai mekanisme untuk mengontrol kadar garam cairan tubuhnya dan
disebut osmokonformer. Adaptasi satu-satunya sama dengan adaptasi untuk
melindungi dari kekeringan.

Organisme intertidal umumnya berasal dari laut, maka adaptasi yang diteliti
terutama harus menyangkut penghindaran atau pengurangan tekanan yang
timbul karena keadaan yang terbuka setiap hari pada lingkungan darat.
Begitu organisme laut berpindah dari air ke udara terbuka, mereka mulai
kehilangan air. Jika mereka ingin mempertahankan diri daerah intertidal,
kehilangan harus dikurang dan atau organisme harus mempunyai sistem
tubuh yang dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan air yang cukup
besar selama di udara terbuka. Mekanisme yang sederhana untuk
menghindari kehilangan air terlihat pada hewan-hewan yang bergerak
seperti kepiting dan anemon. Spesies-spesies hewan intertidal mempunyai
mekanisme untuk mencegah kehilangan air. Mekanisme ini dapat terjadi
secara struktural, tingkah laku, maupun kedua-duanya. Banyak spesies-
spesies teritip merupakan spesies yang utama di zona intertidal diseluruh
dunia. Organisme intertidal juga mengalami keterbukaan terhadap suhu
panas dan dingin yang ekstrim dan memperlihatkan adaptasi tingkah laku
dan struktur tubuh untuk menjaga keseimbangan panas internal. Walaupun
kematian akibat kedinginan ditemukan juga pada beberapa organisme
intertidal, namun suhu rendah yang ekstrim nampaknya tidak menjadi
masalah bagi organisme pantai dibandingkan dengan suhu yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Nybakken, James W. 1998. Ekologi Terumbu Karang. Gramedia: Jakarta


https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=339879921&escape=false&metadata=%7B%22context%2
2%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22
action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform
%22%3A%22web%22%7D

Nybakken, James W. 1992. Biologi Laut. Gramedia: Jakarta


https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=339879921&escape=false&metadata=%7B%22context%2
2%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22
action%22%3A%22download%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform
%22%3A%22web%22%7D

Yunita luhulima ekologi wilayah intertidal


https://www.academia.edu/32396584/_EKOLOGI_WILAYAH_INTERTIDAL_#s
ite
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Indonesian

Anda mungkin juga menyukai