Anda di halaman 1dari 4

INFORMED CONSENT

Pembimbing:

Drg. Rizal ---


Drg. Inda ---

Disusun oleh:

Gita Thifali Ginanjar 2016-11-070


Intan Ratih Aprilia H 2016-11-082
Jasmine Hana Safitri 2016-11-084
Muhammad Kamal 2016-11-105
R. Nisayu Putri A. 2016-11-119
Dwisari Kurniarsi HI 2017-11-051
Inge Yuni Lestari 2017-11-085
Ravianka Calista L 2017-11-133
Salma Amelia B. 2017-11-140

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2019
Informed Consent

1. Definisi
Informed consent berasal dari dua kata, yaitu informed yang berarti telah
mendapat penjelasan atau informasi dan consent yang berarti persetujuan atau
memberi izin.1 Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan oleh
pasien atau walinya yang berhak kepada dokter untuk melakukan suatu
tindakan medis terhadap pasien sesudah memperoleh informasi lengkap dan
yang dipahaminya mengenai tindakan itu.2

2. Fungsi
Informed consent merupakan suatu bentuk dari menghargai sesama manusia,
dengan berbuat baik melalui penilaian risiko dan keuntungan tindakan medis,
serta suatu keadilan pada mana pilihan tindakan medis diberikan pada subjek,
pasien.3

Pentingnya mendapatkan informed consent dalam bidang kedokteran maupun


kedokteran gigi berfungsi untuk membuat rasa aman dalam tindakan medis
pada pasien dan sebagai pembelaan diri terhadap kemungkinan adanya
tuntutan atau gugatan dari pasien atau keluarganya apabila timbul akibat yang
tidak dikehendaki. Informed consent penghormatan kalangan tenaga kesehatan
terhadap hak otonomi pasien. Lebih jauh hal ini dapat menghindarkan atau
mencegah terjadinya penipuan atau paksaan atau darI pandangan lain dapat
pula dikatan bahwa informed consent merupakan pembatasan otorisasi dokter
terhadap kepentingan pasien.1,3

3. Jenis-jenis Informed Consent


Ada dua bentuk informed consent yaitu : (1) dengan pernytaan (expression)
dapat secara lisan dan secara tertulis (written), (2) dianggap diberikan,
terisrat (implied) yaitu dalam keadaan biasa atau normal dan dalam keadaan
gawat darurat.
Expressed consent adalah persetujuan yang dinyatakan secara
lisan atau tulisan, bila yang akan dilakukan lebih dari prosedur
pemeriksaan dan tindakan yang biasa. Sebaiknya pasien diberikan
pengertian terlebih dahulu tindakan apa yang akan dilakukan. Dalam tindakan
medis yang bersifat invasive dan mengandung resiko,dokter sebaiknya
mendapatkan persetujuan secara tertulis
Misalnya, pemeriksaan dalam lewat anus atau dubur atau
pemeriksaan dalam vagina, dan lain-lain yang melebihi prosedur
pemeriksaan dan tindakan umum. Di sini belum diperlukan
pernyataan tertulis, cukup dengan persetujuan secara lisan saja.
Namun bila tindakan yang akan dilakukan mengandung resiko tinggi
seperti tindakan pembedahan atau prosedur pemeriksaan dan
pengobatan invasif, harus dilakukan secara tertulis.

2) Implied consent adalah persetujuan yang diberikan pasien secara


tersirat, tanpa pernyataan tegas, umumnya implied consent diberikan dalam
keadaan normal Isyarat persetujuan ini ditangkap
dokter dari sikap pasien pada waktu dokter melakukan tindakan,
misalnya pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium,
pemberian suntikan pada pasien, penjahitan luka dan sebagainya.
Implied consent berlaku pada tindakan yang biasa dilakukan atau
sudah diketahui umum. Atau pada kasus emergency sedangkan dokter
memerlukan tindakan segera sementara pasien dalam keadaan tidak bisa
memberikan persetujuan dan keluarganya tidak ada ditempat, maka dokter
dapat melakukan tindakan medik terbaik menurut dokter.
4. Isi dari Informed Consent (pk foto IC yg dr RSGM jg ya gais)

DAFTAR PUSTAKA

1. Farelya G, Nurrobikha. Etikolegal dalam Pelayanan Kebidanan. Ed. 1. Yogyakarta:


Deepublish. 2015. P. 48

2. Octaria H, Trisna W. Pelaksanaan Pemberian Informasi dan Kelengkapan Informed


Consent di Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang (RSUD Bangkinan). Jurnal
Kesehatan Komunitas. 2016 Mei; 3(2): 59
3. Widanti A, Realita, F, Wibowo DB. Implementasi Persetujuan Tindakan Medis
(Informed Consent) Pada Kegiatan Bakti Sosial Kesehatan di RS Islam Sultan Agung
Semarang. 2016; 2(1): 32

4.Guwandi, J. Informed Consent & Informed Refusal,Jakarta: Fak.Kedokteran


UI,2004 Kedokteran UI, 2006

Anda mungkin juga menyukai