Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

STRATIFIKASI SOSIAL
Diajukan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Antropologi Kesehatan
dengan Dosen Pengampu :

Sri Lestari,S.Kep,Ners.S.Pd,M.Si

Disusun oleh : Kelompok 7

Resha Avira
Nita Novita Sari
Nur Fadhilatul Qudsiyyah
Silvi Nurkhopipah

PROGAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON
2019
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,


alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan rahmat dan
inayah- Nya lah akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ANTROPOLOGI KESEHATAN”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, mengingat


keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari semua pihak.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
berkepentingan dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat, taufik dan
hidayahnya pada kita semua.

Cirebon, 19 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

C. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

A. Pengertian Lapisan – Lapisan Sosial Masyarakat ............................................... 3

B. Dasar dan Inti Lapisan Social/Stratifikasi .......................................................... 4

C. Bentuk – Bentuk Lapisan Sosial ......................................................................... 5

D. Karakteristik Stratifikasi Sosial ........................................................................... 7

E. Unsur – Unsur Stratifikasi Sosial ..................... Error! Bookmark not defined.

F. Dimensi Stratifikasi Sosial .............................................................................. 10

G. Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial ................................................................. 11

H. Sifat Stratifikasi Sosial ...................................................................................... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 13

B. Saran .................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 14

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat terdiri dari beragam kelompok-kelompok orang yang ciri-ciri


pembedanya bisa berupa warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin, umur, tempat
tinggal, kepercayaan agama atau politik, pendapatan atau pendidikan. Pembedaan ini
sering kali dilakukan bahkan mungkin diperlukan.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki
kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Masyarakat dengan segala aspek yang
mencakup di dalamnya merupakan suatu objek kajian yang menarik untuk diteliti.
Begitu pula dengan sesuatu yang dihargai oleh masyarakat tersebut. Dengan kata lain,
sesuatu yang dihargai dalam sebuah komunitas masyarakat akan menciptakan
pemisahan lapisan atau kedudukan seseorang tersebut di dalam masyarakat.
Stratifikasi sosial berbeda dengan kelas sosial, akan tetapi kedua istilah ini sering
kali dipergunakan secara bergantian hingga dalam beberapa bagian bisa menjadi
rancu. Stratifikasi sebenarnya lebih merujuk pada pembagian kelompok orang
kedalam tingkatan atau strata yang berjenjang secara vertikal. Sementara itu istilah
kelas sebenarnya lebih sempit dari stratifikasi sosial. Istilah kelas lebih merujuk pada
satu lapisan atau satu strata tertentu dalam sebuah konstratifikasi sosial. Kelas sosial,
dengan demikian cenderung diartikan sebagai kelompok yang anggota-
anggotanya memiliki orientasi politik, nilai budaya, sikap, dan perilaku sosial yang
secara umum sama.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan stratifikasi sosial ?
2. Apa saja dasar dan inti lapisan sosial/stratifikasi?

1
3. Apa saja bentuk – bentuk lapisan sosial ?
4. Apa saja karakteristik stratifikasi sosial?
5. Apa saja unsur – unsur stratifikasi sosial ?
6. Apa saja dimensi stratifikasi sosial ?
7. Bagiamana terjadinya stratifikasi sosial?
8. Apa saja sifat stratifiakasi sosial?

C. Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Antropologi Kesehatan
2. Sebagai bahan diskusi bersama dalam proses pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lapisan – Lapisan Sosial Masyarakat

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiwhob9lO7kAhWfILcAHZ5oCdEQjRx6BAgBEAQ&url=ht
tp%3A%2F%2Fninayusmianaa.blogspot.com%2F2015%2F12%2Fsistem-pelapisan-sosial-dalam-
suatu.html&psig=AOvVaw1fLXPeKPGG5aeYWI2rwFvV&ust=1569576151716337[26-09-2019]

Isitilah Stratifikasi atau Stratification itu sendiri berasal dari Yunani, kata
“strata” atau “stratum” yang berarti lapisan. Karena itu Stratification sering di
terjemahkan dengan lapisan masyarakat. Berikut pengertian pengertian pelapisan
sosial menurut para ahli :
1. Menurut Piritim A. Sorokin Pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk
masyarakat yang berada ke dalam kelas kelas secara bertingkat ( hirearchis ).
2. Menurut Soejono Soekanto Pelapisan masyarakat adalah pembedaan posisi
seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda secara vertikal.
3. Menurut D.Hendropuspito. OC Pelapisan masyarakat adalah tatanan vertikal
berbagai lapisan sosial berdasarkan tinggi rendahnya kedudukan.
4. Menurut Astried S.Susanto Pelapisan masyarakat adalah hasil kebiasaan
hubungan antarmanusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang, setiap
situasi yang menentukan hubungan nya dengan orang secara vertikal maupun
mendatar.

3
Dari pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial
adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas – kelas secara bertingkat
dari kelas atas sampai kelas bawah.

B. Dasar dan Inti Lapisan Social/Stratifikasi


Stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
vertikal yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat mulai yang paling
tinggi hingga yang paling rendah. Secara umum, pembentukan stratifikasi sosial
dalam masyarakat didasari oleh beberapa kriteria seperti berikut ini yang diantaranya
adalah :
1. Dasar Kekayaan
Seseorang yang mempunyai kekayaan paling banyak, maka orang tersebut akan
masuk ke dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut,contoh dapat kita lihat pada bentuk
rumah, kendaraan yang dimiliki, cara dalam mengenakan pakaian sekaligus bahan
pakaiannya, kebiasaan dalam berbelanja barang yang mahal dan yang lainnya.
2. Dasar Kekuasaan dan Kewenangan
Barangsiapa yang mempunyai kekuasaan atau yang memiliki wewenang
terbesar, akan masuk ke dalam lapisan atas.
3. Dasar Kehormatan
Ukuran kehormatan mungkin saja terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan ataupun
kekuasaan. Disini seorang individu yang paling disegani dan juga dihormati akan
menempati posisi teratas. Ukuran semacam ini, masih banyak kita jumpai dalam
masyarakat yang masih menjunjung sistem tradisional. Biasanya mereka merupakan
golongan tua atau mereka yang pernah berjasa pada masa lampau atau dalam
kesehariannya.
4. Dasar Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan digunakan oleh masyarakat yang menghargai akan
ilmu pengetahuan tersebut. Namun, ukuran tersebut seringkali menyebabkan
munculnya hal yang berakibat negatif. Sebab, ternyata bahwa bukanlah mutu ilmu

4
pengetahuan yang menjadi ukuran, namu gelar dari kesarjanaannya. Tentu hal
demikian akan memacu segala macam usaha guna memperoleh gelar, meski cara
dalam mencapai gelar tersebut tidak halal.

Dari penjelasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa dasar dari
stratifikasi sosial di dalam masyarakat dikarenakan adanya sesuatu yang berharga,
diantaranya umur, pekerjaan, pendidikan, keturunan, fisik dan jenis kelamin,
kekayaan dan juga penghasilan, kemampuan atau kepandaian, dan kekuasaan.

C. Bentuk – Bentuk Lapisan Sosial


Pada umumnya, terdapat tiga bentuk stratifikasi sosial yang ada di masyarakat
yaitu :
1. Sistem Kasta
Sistem kasta merupakan salah satu sistem stratifikasi tertutup yang mana orang
sama sekali tidak dapat bisa merubah status sosial yang ada dalam diri mereka.
Sistem kasta ini merupakan sebuah sistem di mana orang yang telah dilahirkan ke
dalam status sosial mereka serta akan terus menetap berada di dalamnya seumur
hidup mereka. Bersama dengan kasta tersebut tiap individu mempunyai profesi atau
pekerjaan tanpa perduli dengan adanya bakat, minat, atau pun potensi mereka
masing-masing. Singkatnya, tidak ada yang dapat memperbaiki posisi dari seorang
individu tersebut. contoh: dalam tradisi Hindu, tiap-tiap orang diharapkan mampu
untuk bekerja serta bisa menikah sesuai dengan tingkat kasta yang ada dalam diri
mereka. Sistem kasta ini lebih menjunjung kepercayaan akan suratan nasib, takdir,
serta kehendak Ilahi, daripada kebebasan dari seorang individu. Di daerah pedesaan,
aspek tradisi akan cenderung bertahan, sedangkan di daerah perkotaan akan
menunjukkan sedikit bukti masa lalunya. Di daerah perkotaan, orang sekarang
mempunyai lebih banyak kesempatan dalam memilih jalur karir dan juga pasangan
perkawinan untuk mereka sendiri.
2. Sistem Kelas

5
Sistem kelas dilatar belakangi dengan prestasi individu dan juga faktor sosial.
Kelas ini terdiri atas sekumpulan orang yang mempunyai status yang sama dengan
faktor penentu seperti kekayaan, pendapatan, pendidikan, serta pekerjaan. Berbeda
dengan sistem kasta, sistem kelas merupakan sebuah sistem yang terbuka. Disini
setiap individu bebas dalam meraih tingkat pendidikan ataupun pekerjaan yang
berbeda dengan orang tua mereka.
Mereka juga dapat menikahi anggota dari kelas lain, sehingga akan
memungkinkan seorang individu berpindah dari satu kelas ke kelas yang lain. Dalam
sistem kelas, sangat memungkinkan untuk melaksanakan pernikahan eksogami atau
dalam bahasa sederhananya suami dan istri yang berasal dari kelas sosial yang
berbeda. Perkawinan dalam kondisi seperti ini dilatar belakangi dengan beberapa nilai
seperti cinta dan kecocokan, bukan menitik beratkan pada kedudukan sosial ataupun
ekonomi. Walaupun kemapanan sosial memiliki peran dalam mempengaruhi seorang
individu dalam memilih pasangan dari kelas mereka sendiri, namun disini tidak ada
tekanan (besar) dalam memilih pasangan perkawinan yang hanya berdasarkan pada
kedudukan sosial yang sama (pernikahan endogami).
3. Sistem Meritokrasi
Meritokrasi merupakan sebuah sistem yang dilatar belakangi dengan keyakinan
bahwa stratifikasi sosial ditentukan dengan adanya usaha atau jasa pribadi. Tingkatan
usaha yang tinggi akan mengarahkan seorang individu dalam posisi sosial yang
tinggi, begitu juga sebaliknya. Konsep dari meritokrasi itu dipandang ideal, sebab
pertama kalinya dalam sejarah masyarakat distratifikasi murni yang berdasarkan
dengan prestasi.Meskipun sebab dari adanya struktur masyarakat yang kompleks,
proses seperti sosialisasi, dan juga realitas sistem ekonomi, kedudukan sosial yang
sesungguhnya dipengaruhi oleh banyak faktor, serta bukan hanya dengan keunggulan
usaha semata. Warisan sekaligus tekanan dalam upaya menyesuaikan diri pada norma
mayoritas, contohnya mengganggu gagasan mengenai meritokrasi murni. Meskipun
meritokrasi sendiri belum pernah terjadi, sosiolog melihat beberapa aspek dari
meritokrasi dalam masyarakat modern ketika mereka sedang mempelajari peran

6
akademik, kinerja kerja, dan juga sistem dalam mengevaluasi sekaligus memberi
penghargaan kepada individu.

D. Karakteristik Stratifikasi Sosial


1. Perbedaan Kemampuan atau Kesanggupan
Kelompok masyarakat yang berada pada lapisan sosial tinggi akan memiliki
kemampuan yang lebih besar jika dibandingkan mereka yang berada dilapisan bawah.
Kemampuan yang dimaksud, antara lain kemampuan dalam bidang ekonomi, sosial,
dan politik. Kelompok masyarakat golongan atas akan dengan mudah untuk memiliki
rumah, mobil, dan perhiasan dibandingkan golongan kelas bawah.

2. Perbedaan Gaya Hidup (Life Style)


Gaya berpakaian merupakan salah satu dari gaya hidup. Hal lain yang termasuk
gaya hidup adalah tempat makan dan makanan yang dimakan.
3. Perbedaan Hak dan Akses dalam Memanfaatkan Sumber Daya
Masyarakat yang menduduki lapisan sosial atas akan semakin banyak fasilitas dan
hak yang diperoleh. Sementara itu, masyarakat lapisan bawah dan tidak menduduki
jabatan strategis apapun akan sedikit mendapatkn hak dan fasilitas.

E. Unsur – Unsur Stratifikasi Sosial


1. Kedudukan (status)
Kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola atau kelompok sosial.
Dengan demikian, seseorang dapat memiliki lebih dari satu status. Hal itu disebabkan
seseorang biasanya hidup dalam beberapa pola kehidupan atau menjadi anggota
dalam berbagai kelompok sosial. Misalnya, Dina seorang pelajar sebuah SMA. Selain
sebagai seorang pelajar, Dina juga menjadi ketua OSIS, dan anggota Palang Merah
Remaja. Di rumah, Dina sebagai seorang anak, seorang kakak dari dua adiknya.
Selain itu, Dina juga menjadi sekretaris karang taruna di kampungnya. Dengan

7
demikian, Dina memiliki lebih dari satu status. Untuk mengukur status seseorang,
menurut Pitirim A. Sorokin dapat dilihat dari jabatan atau pekerjaan, pendidikan
dan luasnya ilmu pengetahuan, kekayaan, politis, keturunan, agama. Status pada
dasarnya dibedakan atas status yang bersifat objektif dan subjektif. Status yang
bersifat objektif disertai dengan hak dan kewajiban yang terlepas dari individu.
Sementara itu, status yang bersifat subjektif adalah status yang menunjukkan hasil
dari penilaian orang lain di mana sumber status yang berhubungan dengan penilaian
orang lain tidak selamanya konsisten untuk seseorang. Dalam masyarakat sering kali
kedudukan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a. Ascribed Status
Ascribed status adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa
memerhatikan perbedaan seseorang karena kedudukan tersebut diperoleh berkat
kelahiran. Dengan kata lain, status yang diperoleh dengan sendirinya atau status yang
diperoleh tanpa inisiatif sendiri. Status ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
yaitu:
1.) Kelahiran
Pada umumnya Ascribed Status berdasarkan kelahiran ini terdapat pada
masyarakat dengan sistem pelapisan sosial yang tertutup. Misalnya, pada
masyarakat feodal, masyarakat kasta, dan masyarakat diskriminasi sosial.
Misalnya, kedudukan seorang anak raja adalah bangsawan juga.
2.) Jenis Kelamin
Status berdasarkan jenis kelamin dalam masyarakat terdiri atas laki-laki dan
perempuan.
3.) Umur atau usia
Menurut umur, status dibedakan atas muda, sedang dan tua.
4.) Anggota keluarga
Status dalam keluarga terdiri atas ayah, ibu, dan anak.

8
b. Achieved Status
Achieved Status adalah kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha sendiri.
Kedudukan ini misalnya setiap orang dapat menjadi hakim, dokter, jika memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu seperti telah menempuh pendidikan kehakiman dan
kedokteran.
c. Assigned Status
Assigned Status adalah status atau kedudukan yang diberikan atau dianugerahkan.
Assigned Status mempunyai hubungan yang erat dengan Achieved Status. Contohnya
pemberian gelar kebangsawanan kepada tokoh yang dianggap berjasa terhadap
masyarakat.

2. Peranan (Role)
Peran adalah perangkat harapan yang dikenakan pada individu yang menempati
kedudukan sosial tertentu.Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau
status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan
kedudukannya maka dia berarti telah menjalankan suatu peran. Peran dan kedudukan
tidak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lainnya saling tergantung. Tidak ada
peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran. Seseorang dalam masyarakat bisa
memiliki lebih dari satu peran dari pola pergaulan hidupnya. Suatu peran paling
sedikit mencakup tiga hal, yaitu:
a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat;
b. Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat; dan
c. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial
dalam masyarakat.

Peran sangat penting karena dapat mengatur perilaku seseorang. Selain itu, peran
dapat memperkirakan perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu sehingga
seseorang dapat menyesuaikan perilakunya dengan perilaku orang lain.

9
F. Dimensi Stratifikasi Sosial
1. Kekuasaan
a. Menurut Max Weber: Kekuasaan adalah “kesempatan (change probability) yang
ada pada seseorang atau sejumlah orang untuk melakukan kemauannya sendiri
dalam suatu tindak sosial”. Kesempatan (change probability) merupakan konsep
yang sangat inti dalam sosiologi.
b. Amital Etzioni: kekuasaan adalah “kemampuan untuk mengatasi sebagian atau
semua perlawanan, untuk mengadakan perubahan-perubahan pada pihak yang
memberikan oposisi”.
Dapat disimpulkan bahwa kekuasaan adalah suatu hal yang memberikan
kesempatan kepada seseorang untuk mengajak, mempengaruhi orang lain, dan
meyakinkan orang lain untuk melakukan perubahan pada pihak yang memberikan
oposisi. Jenis – jenis kekuasaan yaitu:
a. Kekuasaan Utilitarian. Berasal dari bahasa latin yang artinya berguna. Jadi
utilitarian adalah sifat yang menekankan pada kegunaan dari suatu. Misalnya
ideology utilitarianisme bahwa tindakan itu baik kalau berguna (useful). Contoh:
Penyuapan
b. Kekuasaan Koersif (Coersive=memaksa). Assetnya adalah senjata, tenaga
manusia atau badan lainny digunakan oleh tentara, polisi atau badan keamanan
lainnya. Missal polisi mempunyai kekuasaan koersif.
c. Kekuasaan Persuasif, tidak menggunakan paksaan. Assetnya nilai atau perasaan
atau kepercayaan dalam masyarakat. Kekuasaan persuasif ini adalah ia
menggunakan nilai-nilai yang terdapat dimasyarakat atau yang ada pada orang
lain yang ingin dikuasainya
2. Privilese
Privilese artinya hak istimewa, hak mendahului, hak untuk memperoleh perlkuan
khusus. Dalam studi stratifikasi sosial dihubungkan dalam dua hal, yaitu: ekonomi
dan kebudayaan.
a. Privilese Ekonomi dalam bidang pendidikan, pekerjaan,dan kesehatan. Contoh
previlese dalam bidang pendidikan yaitu orang yang mempunyai uang

10
menyetorkan anaknya ke sekolah yang bergensi dan bermutu dan kemungkinan
besar mendapatkan pekerjaan yang baik.
b. Privilese Budaya: Kebudayaan dapat memberi hak istimewa secara tidak langsung
yang memungkinkan mereka yang memiliknya dapat memperoleh privilese dalam
bidang ekonomi. Contoh: anak laki-laki diberi kesempatan yang lebih besar untuk
mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi dari pada wanita.
3. Prestise (Kehormatan)
Masalah kehormatan bersifat relatif. Kehormatan harus kita kaitkan dengan suatu
kebudayaan atau sistem sosial tertentu.

G. Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial


1. Terjadi dengan Sendirinya atau Otomatis
Faktor ini terjadi dikarenakan telah ada sejak seseorang itu lahir atau proses ini
dapat terjadi sebab pertumbuhan masyarakat. Seseorang individu menempati lapisan
tertentu yang bukan karena disengaja yang dibuat oleh masyarakat atau dirinya
sendiri akan tetapi terjadi dengan sendirinya atau otomatis, misalnya karena
keturunan.
2. Terjadi dengan Cara Disengaja
Faktor ini dapat terjadi secara sengaja dengan maksud untuk kepentingan atau
tujuan bersama. Sistem ini telah ditentukan dengan terdapatnya wewenang dan juga
kekuasaan yang diberikan oleh seseorang atau organisasi. Contohnya seperti
diberikan oleh perusahaan tempat bekerja, partai politik, pemerintah dan lain
sebagainya.

H. Sifat Stratifikasi Sosial


Menurut gagasan yang di sampaikan oleh Soerjono Soekanto, terdapat tiga sifat
dari stratifikasi social, yaitu :

11
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Mobilitas seorang individu guna dapat melaju dari suatu lapisan sosial tertentu ke
dalam lapisan sosial lainnya yang sangat terbatas. Stratifikasi sosial tertutup biasanya
terjadi dalam lingkungan masyarakat yang menetapkan sistem kasta maupun feodal.
Akibat adanya hal tersebut maka kemajuan dalam perilaku juga sangat lambat.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial terbuka atau juga disebut dengan atau Opened Social
Stratification akan memungkinkan tiap individu dari segala lapisan dapat melakukan
mobilitas sosial, baik itu dalam mobilitas sosial naik ataupun mobilitas sosial turun.
Stratifikasi sosial terbuka biasanya terjadi dalam lingkungan masyarakat yang modern
serta mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi.
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Straifikasi sosial campuran adalah gabungan dari stratifikasi sosial terbuka dan
tertutup. Sebagai contoh seorang masyarakat bisa bermutasi untuk bekerja sebagai
pimpinan dan tidak memungkinkan untuk menjadi bangsawan atau tokoh dalam
masyarakat. Stratifikasi sosial campuran biasanya terjadi dalam lingkungan
masyarakat yang memiliki susunan yang heterogen.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-
kelas secara bertingkat dari kelas atas sampai kelas bawah.
Stratifikasi sosial akan menimbulkan kelas sosial, dimana setiap anggota
masyarakat akan menempati kelas sosial dengan kriteri yang ia miliki. Dasar
pembentuk stratifikasi yaitu kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ukuran ilmu
pengetahuan.
Proses terjadinya stratifikasi sosial yaitu terjadi secara otomatis, karena faktor-
faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin,
keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat. Namun bisa juga
terjadi karena di sengajah misalnya, telah ditentukan dengan terdapatnya wewenang
dan juga kekuasaan yang diberikan oleh seseorang atau organisasi. Contohnya seperti
diberikan oleh perusahaan tempat bekerja, partai politik, pemerintah dan lain
sebagainya. Sifat dari stratifikasi social yaitu terbuka, tertutup, dan campuran.

B. Saran
Walaupun pada dasarnya, di mata Tuhan semua manusia memiliki derajat dan
martabat yang sama tapi manusialah yang membuat standar-standar penghormatan
dan penghargaan tertentu sehingga terbentuk lapisan-lapisan sosial dalam kehidupan
masyarakat.
Terbentuknya lapisan-lapisan sosial tersebut membawa konsekuensi pada
berkembangnya anggapan tentang adanya lapisan sosial yang dipandang lebih tinggi,
lapisan sosial yang dipandang berada dalam posisi menengah, dan lapisan sosial yang
dipandang lebih rendah dari lapisan-lapisan sosial lainnya.
Maka dari itu sebaiknya manusia yang berada di derajat dan martabat yang lebih
tinggi tidak menindas para kalangan yang posisi stratifikasi sosial rendah misalnya
rakyat miskin.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://ekuilaz.wordpress.com/2017/11/05/lapisan-lapisan-sosial-dalam-masyakat/
[18-09-2019]
https://www.yuksinau.id/stratifikasi-sosial/ [18-09-2019]
https://www.perpusku.com/2016/05/unsur-unsur-stratifikasi-sosial.html [18-09-2019]
https://www.dosenpendidikan.co.id/stratifikasi-sosial/ [18-09-2019]
http://likulros.blogspot.com/2013/10/makalah-stratifikasi-sosial.html [19-09-2019]

14

Anda mungkin juga menyukai