Laporan 1
Laporan 1
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu menyelesaikan laporan dengan judul
“Laporan PRAKTEK KLINIK DALAM RANGKA PENCAPAIAN KASUS PENAMBALAN DAN
PENCABUTAN GIGI”.Dengan selesainya laporan praktikum secara resmi ini, maka tidak lupa saya
ucapkan terima kasih kepada semua orang yang sudah membantu dan terima kasih juga untuk para
pihak yang sudah terlibat langsung. khususnya kami ucapkan kepada :
1. Bapak Arsyad, S.T.KG., M.kes selaku ketua Prodi DIII Kesehtan gigi
2. Ibu hj. Haderiah selaku Sekretaris Prodi D.III Kesehatan Gigi yang telah membimbing kami.
3. Dan kepada kakanda Wardiman selaku Pembimbing klinik Stikes Muhammadiyah Sidrap
4. Orang Tua kami atas doa dan dukungannya sehingga tugas praktikum ini berjalan lancar.
5. Seluruh teman-teman yang sudah saling bahu membahu demi terlaksananya tugas praktikum
yang kami kerjakan ini.
Kami mohon saran dan kritiknya apabila terdapat banyak kekurangan pada hasil
laporan praktikum yang sudah saya buat. Semoga laporan ini memberi banyak kegunaan pada
semua pihak. Terima kasih.
Penyusun
9. Jam Praktik
Kehadiran praktik 100%, jika alpa,sakit, izin melanggar tata tertib pendidikan maka
mahasiswa tersebut diwajibkan mengganti kehadirannya sesuai peraturan bahwa
mahasiswa akan di kenakan sanksi
Praktek sesuai jadwal yang telah di tentukan
Jadwal Praktek 08.30-16.00
Keterampilan
Peserta praktik diwajibkan hadir 15 menit sebelum jam masing-masing yang
mendapatkan jadwal praktek dan diharapkan serah terima dengan mahasiswa lain
yang menggantikan dinas.
10. Datang pulang sesuai dengan ketentuan/aturan.
11. Ketidakhadiran (alpa) selama 3 kali tidak diperkenangkan untuk melanjutkan praktik
klinik, dan diwajibkan mengulang pada periode praktik berikutnya (tahun depan)
12. Nilai :
1) Nilai akan di peroleh dari pembimbing pada hari praktik mahasiswa dimana setelah
selesai melakukan praktek (sesuai jadwal mutasi)
2) Nilai tidak akan diberikan jika belum menyelesaikan jam praktik ataupun belum
menyelesaiakn ketentuan lainnya sesuai peraturan.
13. Program
1) Wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktik
2) Wajib mengikuti pembekalan/ pejelasan program praktik klinik/praktik pencapaian
kasus
3) Wajib mengikuti orientasi dalam praktek klinik pencapain kasus
4) Wajib memiliki pedoman praktik klinik setiap mahasiswa
14. Apabila mahasiswa melakukan pelanggaran yang mengakibatkan kerugian di klinik,
pencemaran nama baik lahan praktik dan institusi akan dilakukan pemberentian praktek
dari lahan praktik.
Penyusun
1.2 Tujuan
1) Pemeriksaan Subyektif
Pemeriksaan subyektif dilakukan dengan anamnesis, yaitu mengajukan beberapa
pertanyaan kepada pasien. Pertanyaan yang diajukan antara lain identitas pasien (nama,
pekerjaan, alamat, umur); keluhan pasien; riwayat alergi; penyakit sistemik yang diderita; dan
juga gejala-gejala yang dirasakan pasien; seperti rasa sakit yang timbul saat makan dingin
atau panas, jenis sakit yang dirasakan (tajam, linu, cekot-cekot, berulang), dan riwayat
munculnya penyakit (spontan atau dirangsang).
2) Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan obyektif meliputi:
1. Pemeriksaan ekstra oral
Terdiri dari pemeriksaan asimetris wajah dan pembengkakan kelenjar limfe, baik itu
submandibular maupun submental.
Cara melakukan pemeriksaan ini yaitu dengan melakukan palpasi pada bagian leher
pasien.
Apabila pembengkakak teraba, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi tanda –
2. Pemeriksaan intra oral
Terdiri dari:
Pemeriksaan fraktur (gigi yang patah), abrasi (ausnya gigi akibat gesekan), dan atrisi
(ausnya gigi akibat pengunyahan).
Bila ada gigi fraktur, abrasi, atau atrisi, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak
diberi tanda -
3. Pemeriksaan karies
Meliputi jenis karies dan etiologi karies.
Pemeriksaan perkusi
Bertujuan untuk mengetahui adanya keradangan pada jaringan periondontal.
Dilakukan dengan mengetuk permukaan gigi menggunakan handle instrumen tangan.
Bila gigi terasa sakit saat diketuk, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi
tanda - .
Pemeriksaan tekanan
Bertujuan untuk mengetahui adanya keradangan pada jaringan periodontal. Dilakukan
dengan menekan gigi menggunakan handle instrumen tangan. Bila gigi terasa sakit
saat ditekan, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi tanda - .
Pemeriksaan palpasi
Dengan meraba pada gingiva dimulai dari tepi ke tepi menggunakan ujung jari
telunjuk dan jari tengah. Bila terdapat fluktuasi, pada kartu status diberi tanda + dan
bila tidak diberi tanda -.
Pemeriksaan kegoyangan gigi
Dilakukan dengan menggerakkan gigi kea rah bukolingual dan mesiodistal.
Dari pemeriksaan diperoleh hasil derajat kegoyangan gigi.
Pemeriksaan polip
Dari hasil pemeriksaan karies, apabila diketahui adanya perforasi maka perlu
diperiksa polip pulpa (massa jaringan lunak dalam kavitas yang berasal dari jaringan
pulpa) dan polip jaringan ikat (massa jaringan lunak dalam kavitas yang berasal dari
jaringan ikat di bawah bifurkasi gigi). Apabila terdapat polip, pada kartu status diberi
tanda + dan bila tidak diberi tanda -.
Pemeriksaan vitalitas gigi
Pemeriksaan vitalitas gigi dilakukan berurutan. Apabila pada gigi pasien belum
terdapat perforasi atau lubang pada pulpa, maka tes vitalitas yang dilakukan antara lain:
Tes termal
Tes yang dilakukan untuk tes termal umumnya adalah tes termal dingin, karena tes
termal panas dapat merusak jaringan pulpa. Tes termal dingin dilakukan dengan
menempelkan cotton pellet yang telah disemprot dengan ethil chloride pada bagian
servikal gigi (bila gigi utuh), pada dasar kavitas (bila terdapat kavitas), atau pada puncak
cusp (pada anak-anak).
Bila gigi yang dites terasa sakit, pada kartu status diberi tanda + yang berarti gigi
tersebut vital. Bila tidak terasa sakit, maka dilanjutkan ke tes berikutnya.
Tes kavitas
Dengan melakukan pengeburan pada dasar kavitas (cavity entrance)
menggunakan round bur.
Bila terasa sakit, pada kartu status diberi tanda + yang berarti gigi tersebut vital. Bila
tidak terasa sakit, maka dilanjutkan ke tes berikutnya.
Tes jarum Miller
Dengan memasukkan jarum Miller melalui lubang pada pulpa sampai pada ujung
apikal gigi, sedalam panjang gigi rata-rata. Kemudian dilakukan foto rontgen dengan
jarum Miller tetap menancap pada gigi.
Bila terasa sakit, maka pada kartu status diberi tanda + yang berarti gigi tersebut vital.
Bila tidak, maka dapat disimpulkan bahwa gigi tersebut sudah non-vital. Apabila pada
gigi pasien sudah terdapat perforasi, maka langsung dilakukan tes jarum Miller.
4. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis yang terdapat dalam bidang konservasi gigi, antara lain diagnosis kelainan-
kelainan pulpa sebagai berikut :
Pulpitis reversible
Pulpitis irreversible
Pulpitis hiperplastis kronis
Nekrosis pulpa parsialis
Nekrosis pulpa totalis
Di samping diagnosis kelainan-kelainan pulpa di atas, juga ada diagnosis kelainan
periapikal, antara lain:
Dental granuloma
Kista periapikal
Abses periapikal kronis
Abses periapikal akut
Terdapat berbagai rencana perawatan untuk kelainan dalam bidang konservasi gigi,
antara lain: tumpatan plastis
Tumpatan rigid
Pulp capping
Pulpektomi
Apeksogenesis
Endo intrakanal
Apeksifikasi
1. Bur
Ciri-ciri :
Terbuat dari:
Baja
Diamond
a. Bur round
Ciri :
Menurut besar kecilnya ada ukuran nomor 0-6.
Bentuknya bundar.
Kegunaan:
Ciri :
Menurut besar kecilnya ada ukuran nomor 0 – 6.
Bentuknya ada yang sama besar dari atas kebawah yang mengecil kebawah.
Kegunaan:
Untuk melebarkan dinding kavita waktu mebuat preparasi.
Pemeliharaan:
Dicuci bersih dan disterilkan.
Disimpan pada tempat bur.
Resiko alat: Kritis
Ciri:
Menurut besar kecilnya ada ukuran 0 – 6.
Bentuknya ada yang sama besar dari atas kebawah, ada yang makin keujung
makin besar.
Kegunaan:
Untuk meratakan dasar kavita.
Untuk membuat potensi berupa undercut pada kavita.
Pemeliharaan:
Dicuci bersih dan disterilkan
Disimpan pada tempat bur.
2. Spatel
Terdiri dari:
a. Cement Spatel
Ciri :
Terbuat dari stainless stell.
Ciri:
Ujungnya pipih
Terbuat dari plastik atau tulang
Kegunaan:
Untuk mengaduk bahan tambalan silikat /gelas ionome / composite.
Pemeliharaan:
Dicuci bersih dan disterilkan
Resiko alat: Tidak Kritis
3. Mixing Slab
Ciri:
Terbuat dari kaca
Bentuk dan ukurannya berbeda-beda
Kegunaan:
Tempat mengaduk fletcher, semen phosfat, silikat.
Pemeliharaan:
Dicuci bersih dan disterilkan
Resiko alat:Tidak kritis
Plastis instrument
Ciri:
Terbuat dari stanless stell.
Bentuk ujungnya berbeda-beda.
Ujungnya pipih.
Kegunaan:
Untuk mengambil dan membawa bahan
tambalan sementara, silikat, semen phosfat dari lempeng kaca kedalam kavita.
Untuk membentuk tambalan diatas pada bagian buccal/ lingual/ palatinal/
aproximal.
Pemeliharaan:
Dicuci bersoh dan disterilkan
Resiko alat: Tidak kritis
Ciri:
Bentuknya hampir sama dengan amalgam stopper.
Ujungnya rata/ licin tidak bergaris-garis.
Kegunaan:
Untuk memasukkan dan meratakan cement lining (basis) kedalam kavita.
Pemeliharaan:
Dicuci bersih, disterilkan, dan disimpan.
Resiko alat:Semi kritis
5. Amalgam Carrier / Amalgam Pistol
Ciri :
Terbuat dari stainless stell.
Bentuknya seperti pistol.
Kegunaan:
Untuk memasukkan amalgam kedalam kavita terutama untuk RA.
Pemeliharaan:
Dicuci bersih, disterilkan dan disimpan.
Resiko alat:Semi kritis.
6. Amalgam Carver
Ciri:
Terbuat dari stainless stell.
Bentuknya seperti ketupat / layang-layang.
Kegunaan:
Untuk mengukir / membentuk tumpatan /tambalan amalgam yang disesuaikan
dengan anatomi gigi.
Pemeliharaan:
Dicuci bersih, disterilkan, disimpan.
Resiko alat: Semi kritis.
Ciri :
Terbuat dari stainless stell.
Bentuk ujungnya bermacam-macam bulat /
bulat telur.
Pada bagian ujung ada garis-garis, gunanya supaya amalgam tidak jatuh pada waktu
kita pakai.
Kegunaan:
Untuk menekan amalgam di dalam kavitas supaya padat
Pemeliharaan:
Dicuci bersih, disterilkan dan disimpan.
Resiko alat:Semi kritis
8. Burnisher
Ciri :
Terbuat dari stainless stell.
Bentuk ujungnya bulat / oval / bulat telur, bentuk lain gabungan burnisher dan
plastis instrument berbentuk huruf „Y‟.
Permukaannya halus
Kegunaan:
Untuk menghaluskan tumpatan amalgam.
Pemeliharaan:
Dicuci bersih, disterilkan, dan disimpan.
Resiko alat:Semi kritis
Ciri:
Terbuat dari gelas
Terdiri dari berbagai macam ukuran
Bentuk seperti lumpung kecil dan alu kecil
Kegunaan:
Untuk mengaduk alloy dan air raksa (Hg)
Pemeliharaan:
Dicuci bersih, dikeringkan.
Resiko alat:Tidak kritis
10. Amalgamator
Ciri:
Bekerja dengan tenaga listrik
Kegunaan:
Untuk mengaduk alloy dan air raksa (Hg).
Pemeliharaan:
Jaga/ awasi aliran listrik
Jangan ada bahan tumpatan yang tertinggal di alat tersebut
Gunakan sesuai petunjuk dari pabrik
Resiko alat:Tidak kritis
11.Nierbekken
Ciri :
Bentuk menyerupai mangkok yang berbentuk ginjal yang terbuat dari stainless
Kegunaan:
Tempat Menyimpan alat diagnostik Gigi
Tempat menyimpan kotoran pada waktu bekerja
Ciri :
Terbuat dari glass.
Terdiri dari berbagai macam ukuran.
Bentuk seperti lumping kecil dan alu kecil
Kegunaan :
Untuk mengaduk alloy dan air raksa / Hg
Ciri :
Terbuat dari Stainless Stell.
Terdiri dari dua bagian :
Matrix Retainer
Matrix Band ada lubang
Untuk tiga permukaan, Matrix Band tidak berlubang
Kegunaan :
Dipakai sebagai dinding sementara pada waktu penambalan kelas dua, untuk dua
permukaan, misalnya MO, Do.
Ciri :
Terbuat dari plastik tipis, tembus pandang (transparansi).
Kegunaan :
Sebagai dinding sementara pada waktu penambalan silikat.
ALAT DIAGNOSTIK
1.Kaca Mulut / Mouth Mirror / Spregel
Ciri:
alat yang tangkainya dari logam / non logam dengan diujungnya terdapat kaca
berbentuk bulat
macam permukaan kaca : datar dan cekung
diameter kaca ada beberapa macam
Kegunaan :
melihat permukaan gigi yang tidak dapat di lihat langsung oleh mata
membantu memperluas daerah pekerjaan dengan menahan pipi, lidah, dan bibir
mengetahui ada tidaknya lubang (karies)
melihat hasil preparasi (tumpatan)
melihat kelainan rongga mulut
tangkai pada ujungnya dapat digunakan untuk pemeriksaan dengan cara diketuk
(perkusi) dan drag (digigit) / diberi tekanan pada gigi.
Pemeliharaan :
Setelah selesai dipakai, cuci bersih dan sterilkan.
Disimpan/digunakan sesuai dengan fungsinya
Bila kaca pecah/sdh buram kaca baru dpt diganti tanpa
mengganti handle baru.
Resiko Pemakaian :
semi kritis yaitu masuk kedalam rongga mulut tetapi tidak melukai jaringan / mukosa.
Pinset
Ciri:
alat yang menjepit dari stainles stell dengan ujung jepitan yang melekung
Kegunaan :
menjepit kassa, kapas, tampon, dan cotton roll
untuk mobility yaitu menggoyangkan gigi sampai derajat keberapa
Pemeliharaan :
Setelah selesai dipakai dicuci bersih dan disterilkan.
Disimpan
Resiko :
kritis yaitu menembus mukosa. contohnya pada saat menggambil sisa akar sehingga
pinset masuk dalam socket gigi.
Sonde
Ciri :
terbuat dari (logam stainles) dengan ujung runcing
ujung yang runcing hanya pada satu sisi (single end ) atau kedua sisi (double end)
macam-macam sonde : sonde bengkok/ melengkung setenggah lingkaran / haif
moon.
Kegunaan :
mencari karies dan kedalamannya
memeriksa adanya debris dan calculus
mengetahui adanya perforan pulpa
tangkai untuk perkusi
mengetahui tumpatan / tapi tumpatan sudah rata atau belum
sonde lurus dapat digunakan pada pemeriksaan caries yang dalam
Pemeliharaan
Setelah selesai dipakai dicuci bersih dan disterilkan.Disimpan
Resiko pemakaian :
kritis yaiti dapat menembus kedalam mucosa
Excavator
Ciri :
alat dan stainless stell dengan bagian ujungnya menyerupai sendok kecil.
Kegunaan :
membersihkan jaringan caries yang lunak dan kotoran -kotorannya 2.makanan
yang terdapat didalam kavita
membongkar tumpatan sementara
Resiko pemakaian : kritis
2.5 Alat-Alat Pencabutan Gigi Yang Digunakan Dalam Bidang Konservasi Gigi
TANG PENCABUTAN GIGI SUSU
Ciri :
Handle sampai dengan beaknya lurus
Kedua paruh bila ditutup tidak bertemu
Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
Bentuknya kecil
Kegunaan :
Untuk mencabut mahkota gigi anterior atas sulung
Keterangan :
Alat kritis
Ciri :
Handle sampai dengan beeknya bengkok/membentuk sudut seperti bayonet
Kedua beek tidak bertemu
Kegunaan :
u/ mencabut gigi posterior atas sulung
Terdapat beek pada sisi kiri&kanan
Keterangan :
Kritis
Ciri :
Handle dan sampai dengan beeknya berbentuk bayonet, ada yang berbentuk S
Kedua paruh bila ditutup akan bertemu
Tang untuk akar gigi kiri dan kanan sama
Bentuknya kecil
Kegunaan :
u/ mencabut akar gigi posterior atas sulung
Keterangan :
kritis
Ciri :
Handle sampai beeknya membentuk sudut 90°
Kedua paruh bila ditutup tidak bertemu
Tang untuk mahkota gigi kiri dan kanan sama
Bentuknya kecil
Kegunaan :
Untuk mencabut mahkota gigi anterior bawah sulung
Keterangan :
kritis
Ciri :
Handle sampai beeknya membentuk sudut 90°
Kedua paruhnya bila ditutup tidak bertemu
Kedua paruhnya berlekuk-lekuk
Tang anak untuk mahkota gigi posterior kiri dan kanan sama
Bentuknya kecil
Ada beek pada ujung kiri dan kanan
Kegunaan :
Untuk mencabut mahkota gigi posterior bawah sulung
Keterangan : kritis
6. Tang anak untuk akar gigi bawah sulung
Ciri :
Antara handle sampai dengan beaknya 90°
Kedua paruh/beaknya bila ditutup akan bertemu
Tang untuk akar gigi kiri dan kanan sama
Bentuknya kecil
kegunanya :
untuk mencabut akar gigi bawah
Termasuk : alat kritis
Ciri :
Handle sampai beeknya lurus
Kedua paruh/ beek tidak bertemu
Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
Kegunaan :
Untuk mencabut gigi depan atas permanent
Keterangan : kritis
Ciri :
Antara handle dengan beaknya seperti S
Kedua paruh beak bila ditutup tidak bertemu
Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
Kegunaannya :
Untuk mencabut gigi premolar atas permanent
Termasuk : alat kritis
Ciri:
Handle sampai beeknya seperti huruf “S”
Kedua paruh beek tidak bertemu
Bagian bucal berlekuk dan yang tidak berlekuk bagian palatal
Kiri dan kanan berbeda
Kegunaan :
Untuk mencabut gigi molar atas permanent
Keterangan : kritis
Ciri :
Handle sampai beeknya lurus
Kedua paruh bila ditutup bertemu
Tang gigi anterior kiri dan kanan sama
Kegunaan :
Untuk mencabut gigi anterior atas permanent
Keterangan : kritis
Ciri :
Handle sampai beeknya seperti ” Bayonet ”
Kedua paruh beek bila ditutup tidak bertemu
Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
Kegunaan :
Untuk mencabut gigi posterior rahang atas permanent
Keterangan : kritis
Ciri :
Handle dan sampai dengan beeknya 45°
Kedua paruh beek bila ditutup tidak bertemu
Kedua paruh beak tidak berlekuk
Tang untuk akar gigi kiri dan kanan sama
Kegunaan :
Untuk mencabut mahkota gigi premolar bawah permanent
Keterangan : kritis
Ciri :
Handle dan sampai dengan beeknya 90°
Kedua paruh beek bila ditutup tidak bertemu
Kedua paruh berlekuk
Tang untuk gigi kiri dan kanan sama
Kegunaan :
Untuk mencabut gigi molar bawah permanent
Keterangan : kritis
Ciri :
Antara handle sampai dengan beeknya lurus
Kedua paruh bila ditutup akan bertemu
Kegunaan :
untuk mencabut akar gigi anterior rahang atas permanent
Keterangan : kritis
Ciri :
Handle sampai dengan beeknya membentuk sudut 90°
Kedua paruh beek bila ditutup akan bertemu
Tang untuk akar gigi rahang bawah permanent
Kegunaan :
Untuk mencabut akar gigi rahang bawah permanent
Keterangan : kritis
Ciri :
Alat dari bahan stenless steel yg bagian ujungnya tajam dan rapih
Bentuknya bengkok : mesial dan distal
Kegunaan :
u/ melepaskan gigi dari jaringan periodontium
Untuk mengambil akar gigi
Keterangan : kritis
Ciri :
Alat terbuat dari stenles steel bagian ujungnya tajam dan pipih
Bentuknya lurus
Kegunaan :
Untuk melepaskan gigi dari jaringan periodontium
Mengambil sisa akar gigi
Termasuk alat : kritis
13. Crayer
Ciri :
Alat dari bahan stenless steel yg berbentuk “T”
Bentuk ujungnya berbeda –beda untuk kiri dan kanan
Kegunaannya :
Untuk mengambil sisa akar
Apabila mencabut gigi dengan dua akar, baru satu akar yg tercabut
Memisahkan akar gigi yg fraktur diatas bifurkasi
Keterangan : kritis
Ciri :
Berbeda dengan spuit biasa harus menggunakan obat injeksi yang khusus dengan
jarum yg lebih kecil
Cara memasukan/menekan pada waktu mengeluarkan obat ada yang dari samping dan
dari belakang tanpa aspirasi
Kegunaan :
sebagai alat suntik
Keterangan : kritis
15. DISPOSIBLE
Ciri :
Kecuali jarumnya, seharusnya terbuat dari plastik, alat ini dibuat dengan maksud untuk sekali
pakai kemudian dibuang
Kegunaanya : sebagai alat suntik
keterangan : kritis
BAB III
..B