Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJAMEN PELAYANAN PUBLIK

INOVASI PELAYANAN PUBLIK UNTUK KABUPATEN BANDUNG BARAT


FOR-SEK (FORMULIR SISTEM ELEKTRONIK KTP)
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pelayanan Publik

Dosen Pengampu :
Siti Widharetno, S.IP, M.AP

Disusun oleh :

Claudia Aini Zahra NE 18255194


Fany Pratiwi NE 18255015
Mahmud Iskandar NE 18255064
Pipit Yuliani NE 18255024
Laras Marliani NE 18255023
Neng Lala Robiah NE 18255160
Risa Novita Kartini NE 18255059
Rizki Suryana NE 18255052
Siti Amirah NE 18255010

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI CIMAHI


(STIA-CIMAHI)
Terakreditasi BAN-PT No : 012/BAN-PT/Ak.XI/S1/VI/2008
Jl. Raya Cibeber No. 148 Telp. (022-6671428) Kecamatan Cimahi Selatan – Kota Cimahi
2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim..

Tiada yang pantas terucap selain puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
rahmat dan hidayah- Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Asas-
Asaas Manajemen Pelayanan Publik” ini dengan lancar tanpa kendala yang berarti.

Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar


Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya, dan sampai kepada umatnya
yang selalu setia dengan segala ajarannya hingga akhir zaman.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asas-
Asas Manajemen Pelayanan Publik. Dalam makalah ini, penyusun membahas tentang
Inovasi Pelayanan Publik di . Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan menjadi acuan dalam pencarian informasi berkenaan dengan Asas-Asas
Manajemen Pelayanan Publik.
Tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah
membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini. Untuk itu sudah sepantasnya
penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar - besarnya
Dengan rasa kesungguhan, penyusun makalah ini diajukan kepada
pengetahuan dan kemampuan yang terbatas, sehingga sadar bahwa masih ada
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada


khususnya dan rekan – rekan pembaca pada umumnya.

Bandung, Mei 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Inovasi Pelayanan Publik ............................................................................................................ 3
B. Faktor yang Menghambat Inovasi............................................................................................... 7
C. Inovasi Pelayanan Publik Yang Membantu Masyarakat Lebih Mudah Mendapat Pelayanan
Publik .................................................................................................................................................. 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................... 155
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 155
B. Saran ........................................................................................................................................... 155
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 177

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi informasi sebagai bagian dari globalisasi tidak
terpisahkan dari masyarakat modern seperti sekarang ini yang telah membawa
tuntutan yang besar bagi masyarakat terhadap pemerintah sebagai penyedia layanan
untuk lebih bersifat terbuka, lebih efektif dan efisien dalam melaksanakan tugas
kepemerintahannya, dan juga memberikan kemudahan terhadap akses informasi
khususnya informasi tentang pemerintahan. Sehingga mendorong pemerintah untuk
melaksanakan sebuah konsep tata kepemerintahan baik yang lazim disebut dengan
good governance.
Pemerintah sebagai pelayan masyarakat umum dalam sebuah negara maka
pemerintah berkewajiban memberikan layanan publik yang baik dan professional
serta dapat mempermudah masyarakat dalam mendapatkan hak dan kewajibannya
sebagai warga negara. Pemerintah dalam hal meningkatan pelayanan public untuk
memuaskan masyarakat maka diperlukanlah suatu inovasi atau terobosan baru
khususnya dibidang teknologi karena untutan perkembangan zaman yang semakin
canggih.
Adapun berbagai permasalahan yang dikeluhkan masyarakat dalam pelayanan
publik di lapangan. Misalnya untuk daerah Kabupaten Bandung Barat masih
dikeluhkan terhadap pelayanan pembuatan KTP. Permaslahan yang terjadi disebabkan
oleh beberapa factor diantaranya maraknya calo (pungli) memungut biaya yang
fantastis, jarak dari perekaman dengan masyarakat yang jauh, antrian panjang karena
pembuatan KTP, dsb. Oleh karena itu, penulis membuat makalah tentang FORSEK
(Formulis Sistem Elektronik KTP) sebagai inovasi pelayanan publik yang disarankan
untuk meminimalisir permasalahan yang dihadapi di daerah Kabupaten Barat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa


permasalahan, yaitu:
a. Apa itu inovasi pelayanan publik?
b. Apa saja hambatan-hambatan dalam pembuatan inovasi pelayanan publik?

1
c. Inovasi Pelayan publik apakah yang bisa membantu masyarakat lebih mudah
untuk mendapatkan pelayanan publik? (isinya penjelasan aplikasi Sie-KTP
yang 14 unsur min 5 unsur)

C. Tujuan

Sejalan dengan rumusan masalah di atas makalah tujuan dari penulisan


makalah ini yaitu:
a. Mengetahui inovasi pelayanan publik
b. Mengetahui hambatan-hambatan dalam pembuatan inovasi publik
c. Mengetahui dan menerapkan Inovasi Pelayan publik apakah yang bisa membantu
masyarakat lebih mudah untuk mendapatkan pelayanan publik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Inovasi Pelayanan Publik


a. Pengertian Inovasi

Istilah inovasi memang selalu diartikan secara berbeda-beda oleh beberapa


ahli. Menurut Suryani, Inovasi dalam konsep yang luas sebenarnya tidak hanya
terbatas pada produk. Inovasi dapat berupa ide, cara-cara ataupun objek yang
dipersepsikan oleh seseorang sebagai suatu yang baru. Inovasi juga sering digunakan
untuk merujuk pada perubahan yang dirasakan sebagai hal yang baru oleh masyarakat
yang mengalami. Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” atau “hasil”
pengembangan dan atau pemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan, keterampilan,
(termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau
memperbaiki produk, proses, yang dapat memberikan nilai yang lebih berarti.

Menurut Rosenfeld (dalam Sutarno, 2012, hlm. 132) bahwa “Inovasi adalah
transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru, tindakan
menggunakan sesuatu yang baru.” Selanjutnya Yogi (dalam LAN, 2007, hlm. 115)
menyatakan bahwa “Inovasi biasanyan erat kaitannya dengan lingkungan yang
berkarakteristik dinamis dan berkembang.” Selain itu, Rogers (dalam Rina 2013)
menyebutkan bahwa “Inovasi adalah sebuah ide, praktik atau objekyang dianggap
baru oleh individu satu unit adopsi lainnya.” Menurut Damanpour inovasi dapat
berupa produk atau jasayang baru, teknologi yang baru, teknologi proses produksi
yang baru, sistem struktur danadministrasi baru atau rencana baru bagi anggota
organisasi.

Menurut Asian Development Bank, inovasi adalah sesuatu yang baru, dapat
diimplementasikan, dan memliki dampak yang menguntungkan. Inovasi bukan sebuah
kejadian ataupun aktivitas; ini adalah konsep, proses, penerapan, dan kapabilitas yang
menentukan kesuksesan organisasi. Inovasi dapat membantu sektor publik untuk
membuat nilai untuk masyarakat.

Berdasarkan pendapat dari beberapa para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa inovasi merupakan suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sebelumnya
berupa hasil pemikiran dan ide yang dapat dikembangkan dan juga diimplementasikan
agar dirasakan manfaatnya.

3
b. Pengertian Pelayanan Publik

Menurut Sinambela (2006, hlm. 5) pelayanan publik adalah pemenuhan


keinginan dankebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Selanjutnya menurut
Setijaningrun (2009, hlm. 1) pelayanan publik (public service) merupakan salah satu
perwujudan dari fungsiaparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai
abdi negara.

Menurut Kurniawan (dalam Sinambela, 2006, hlm. 5) pelayanan publik


diartikan sebagai pemberi pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat
yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata
cara yang ditetapkan .Pengertian pelayanan umum menurut Keputusan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Men-PAN) Nomor 81 Tahun 1993 adakah
segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah
pusat, di daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara / Daerah dalam bentuk
barang dan jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang – undangan.

c. Pengertian Inovasi Pelayanan Publik

Inovasi dalam Permenpan dan Reformasi Birokrasi No. 30 Tahun 2014


Tentang Pedoman Inovasi Pelayanan Publik serta Kebutuhan Inovasi LAN adalah
proses kreatif penciptaan pengetahuan dalam melakukan penemuan baru yg berbeda
dan/atau modifikasi dari yang sudah ada.

Sedangkan menurut Rina Mei Mirnasari (2013) mengartikan inovasi di dalam


pelayanan publik bisa diartikan sebagai prestasi dalam meraih, meningkatkan, dan
memperbaiki efektivitas, efisiensi dan akuntabilitas pelayanan publik yang dihasilkan
oleh inisiatif pendekatan, metodologi, dan atau alat baru dalam pelayanan masyarakat.
Inovasi layanan dapat didefinisikan sebagai ‘suatu proses yang berisi konsep-konsep
baru dan produksi, pengembangan dan implementasi perilaku. Ini juga merupakan
metode, perubahan respon terhadap lingkungan eksternal atau tindakan pertama akibat
pengaruh lingkungan terhadap transformasi organisasi. Menurut Mulgan dan Albury
dalam Muluk mengatakan bahwa inovasi yang sukses merupakan kreasi dan

4
implementasi dari proses, produk, layanan, dan metode pelayanan baru yang
merupakan hasil pengembangan nyata dalam efisiensi, efektivitas, atau kualitas hasil

Pelayanan publik merupakan kegiatan pemenuhan kebutuhan Pelayanan sesuai


perundang-undangan bagi setiap warga negara atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Sehingga inovasi
pelayanan publik adalah terobosan jenis pelayanan baik yg merupakan ide kreatif
orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yg memberikan manfaat bagi masyarakat.
Inovasi pelayanan publik sendiri tidak mengharuskan suatu penemuan baru, tetapi
dapat merupakan suatu pendekatan baru yg bersifat kontekstual dalam arti inovasi
tidak terbatas dari tidakada kemudian muncul gagasan dan praktik inovasi, tetapi
dapat berupa inovasi hasil dari perluasan maupun peningkatan kualitas pada inovasi
yang ada.

d. Nilai-nilai Inovasi Pelayanan Publik

Menurut Kelviyara (2018, hlm. 2-3) bahwa “Nilai-nilai inovasi Administrasi


Negara yang berhubungan dengan pelayanan publik untuk memenuhi kepentingan
publik yang memiliki unsur kebeharuan serta kemanfaatan.” Yang penting pendekatan
ini mengakui bahwa nilai inovasi pelayanan publik memiliki banyak dimensi, seperti

1. Nilai finansial, seperti efisiensi biaya dan nilai uang.


2. Nilai moral, seperti penggunaan otoritas negara dalam kewajaran untuk
pemanfaatan, pembagian hak dan kewajiban publik, keadilan dalam operasi badan-
badan yang di danai publik dan legitimasi dalam satu kegiatan.
3. Nilai sosial, seperti kegiatan tersebut mencerminkan tujuan yang di inginkan secara
kolektif.
4. Nilai politik, seperti adanya implementasi kebijakan pemerintahan yang dipilih dan
pemenuhan persyaratan legislative.
5. Nilai estetika, seperti kegiatan ini membuat masyarakat senang atau menghargai
lingkungan atau kehidupan secara umum.
6. Nilai budaya, seperti mengorganisasi norma-norma budaya yang luas atau
mempengaruhi sifat dan kualitas kehidupan publik.

5
e. Proses Inovasi Pelayanan Publik
(Formulir Sistem Elektronik Ktp (For-Sek) Dinas Penduduk Dan Catatan
Sipil Kabupaten Bandung Barat)
Inovasi menjadi harapan publik ketika reformasi birokrasi tidak optimal sebab
inovasi menjadi instrumen untuk meningkatkan pelayanan publik. Inovasi di
lingkungan pemerintah daerah Indonesia menjadi sebuah trend untuk mencukupi
kebutuhan publik. Kabupaten Bandung Barat merupakan pemerintah daerah yang
berhasil dalam inovasi seperti cerita dari Dinas Penduduk dan Catatan Sipil yang
menjadi good practices dalam pelayanan publik. Hal tersebut terbukti melalui inovasi
Formulir Sistem Elektronik KTP (For-Sek) Dinas Penduduk Dan Catatan Sipil
Kabupaten Bandung Barat yang berhasil baik dalam membantu tugas organisasi
ataupun memberikan manfaat kepada publik. FOR-SEK merupakan program
pelayanan Publik yang membantu masyarakat dalam membuat E-KTP menjadi lebih
mudah, cepat, hemat biaya dan tidak melanggar aturan. Inovasi FOR-SEK penting
untuk diungkap tentang bagaimana menginisiasi inovasi, mengembangkan,
melaksanakan hingga menyebarkan inovasi sehingga dapat berhasil. Selain itu inovasi
yang berhasil merupakan sebagian kecil dari keseluruhan inovasi yang kebanyakan
mengalami kegagalan sehingga harus diketahui proses yang terjadi dibalik inovasi.
Persoalan tersebut dapat dijelaskan melalui teori proses yang membagi proses inovasi
menjadi inisiasi, implementasi dan difusi. Studi ini menggunakan pendekatan
kualitatif untuk mengungkap pengalaman aktor-aktor yang terlibat dalam proses
inovasi. Hasil studi ini menyimpulkan bahwa inovasi tidak terjadi secara insidental
akan tetapi dapat dirunut melalui proses yang terjadi sehingga dapat menjadi sebuah
kerangka kerja untuk melakukan inovasi. Dalam inovasi terdapat fase inisiasi,
implementasi dan difusi yang masing-masing memiliki episode tersendiri. Selain itu
dalam masing-masing fase dilakukan berbagai strategi baik formal maupun informal.
Berbagai faktor juga muncul baik mendukung ataupun menghambat proses inovasi
yang menjadi momen kritikal untuk melakukan inovasi. Studi ini merekomendasikan
bagi para inovator atau manajer sektor publik agar dapat belajar dari kerangka kerja
proses inovasi mulai dari mengikuti fase dan episode, menerapkan berbagai strategi
hingga memperhitungkan berbagai faktor yang mendukung dan menghambat inovasi.

6
B. Faktor yang Menghambat Inovasi
Suatu pembaruan atau inovasi sering tidak berhasil dengan optimal. Hal ini
disebabkan oleh adanya berbagai hambatan yang muncul seperti hambatan geografis,
hambatan ekonomi yang tidak memadai, hambatan social cultural dan lain
sebagainya. Berbagai hambatan tersebut tentu saja dapat memengaruhi keberhasilan
suatu inovasi.
Selain hal – hal di atas, setidaknya ada empat faktor utama yang dapat menghambat
suatu inovasi, faktor tersebut dijelaskan dibawah ini :

a. Estimasi yang tidak tepat

Sering terjadi kegagalan suatu inovasi disebabkan kurang matangnya


perkiraan atau kemungkinan – kemungkinan yang akan muncul. Untuk mencegah
adanya hambatan di atas, maka proses menyusun perencanaan inovasi perlu dilakukan
dengan sungguh – sungguh dengan melibatkan koordinasi berbagai pihak yang
dirasakan akan berpengaruh. Pengaturan wewenang dan tugas perlu direncanakan
dengan matang sehingga setiap orang yang terlibat mengetahui tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing.

b. Inovasi tidak berkembang

Hambatan lain yang dapat mengganggu berjalannya inovasi dapat disebabakan


kurang berkembannya proses inovasi itu sendiri. Beberapa faktor yang dapat
memengaruhi diantaranya, pendapat yang rendah, faktor yang dapat memengaruhi di
antaranya, pendapatan yang rendah, faktor geografis, seperti tidak memahami kondisi
alam, letak geografis yang terpencil dan sulit dijangkau oleh alat transformasi
sehingga dapat menghambat pengiriman bahan-bahan finansial, kurangnya sarana
komunikasi, iklim dan cuaca yang tidak mendukung dan lain sebagainya.

c. Masalah finansial

Keberhasilan pencapaian program inovasi sangat ditentukan oleh dana yang


tersedia. Sering terjadi kegagalan inovasi dikarenakan dana yang tidak memadai.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan masalah finansial ni di antaranya, bantuan
dana yang sangat minim sehingga dapat mengganggu dalam operasional inovasi,
kondisi ekonomi masyarakat secara keseluruhan, serta penundaan bantuan dana.

7
d. Kurang adanya hubungan sosial

Faktor lainnya yang dapat menghambat proses inovasi adalah kurang adanya
hubungan sosial yang baik antara berbagai pihak khususnya antara anggota tim,
sehingga terjadi ketidak harmonisan dalam bekerja. Dengan demikian, adanya
hubungan yang baik harus diciptakan dengan melakukan pertukaran pikiran secara
berkelanjutan antara sesama anggota tim.

C. Inovasi Pelayanan Publik Yang Dapat Membantu Masyarakat Lebih


Mudah Mendapat Pelayanan Publik

a. Disdukcapil Terapkan Inovasi FORSEK untuk Mengintegrasi


Pelayanan Publik
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kab. Bandung Barat
terus melakukan pengintegrasian pelayanan publik guna memenuhi harapan
masyarakat tentang pelayanan administrasi kependudukan yang baik, cepat, tepat dan
berkualitas, dimana pelaksanaanya berorientasi pada target 100% perekaman e-KTP
bagi warga Kabupaten Bandung Barat.

Target yang dicanangkan tidak dapat dicapai apabila jumlah penduduk yang
melakukan perekaman e-KTP masih rendah. Penyebabnya, yaitu mayoritas warga
Kabupaten Bandung Barat yang berprofesi sebagai karyawan, mengalami kesulitan
untuk melakukan perekaman pada jam kerja.

Juga, lokasi perekaman yang terpusat di kantor kecamatan, menyebabkan


penyandang disabilitas, lansia, dan sebagian masyarakat yang tinggal di wilayah
pinggiran sulit mengakses lokasi. Selain itu, terdapat sebagian masyarakat yang
kurang memahami pentingnya memiliki identitas kependudukan. Maka dari itu,
Disdukcapil menginisiasi Program Inovasi FORSEK (Formulir Sistem Elektronik
KTP) sebagai solusinya.

Konsep FORSEK, dinilai Cepat karena lokasi pelayanan menyentuh


masyarakat di setiap pelosok daerah Kabupaten Bandung Barat secara langsung,
sehingga proses perekaman data, lebih cepat; Dekat karena pelayanan dilaksanakan

8
langsung di daerah yang dituju, yaitu di setiap kelurahan sehingga masyarakat tidak
perlu pergi ke kantor Disdukcapil Kabupaten Bandung Barat; Memuaskan karena
pelayanan yang cepat dan dekat akan membuat masyarakat merasa puas dengan
pelayanan yang telah diberikan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya akta pencatatan sipil. Adapun aplikasi FORSEK tersebut secara visual
sebagai berikut:

Gambar 2.1 Visualilasi Aplikasi FORSEK

Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini didukung oleh inovasi jemput bola yang
bertujuan untuk menjalin kerjasama dengan Camat, Lurah, Sekolah setempat secara
langsung, agar menginformasikan dan menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan
layanan administrasi kependudukan pada hari minggu, terutama bagi masyarakat yang
terhambat datang ke pusat layanan Disdukcapil Kabupaten Bandung Barat pada hari
kerja.

Pelayanan administrasi kependudukan ini, dilakukan secara inovatif dan


kreatif, setiap hari di setiap kelurahan, dengan menerapkan pelayanan pada setiap 1
kelurahan adalah 1 hari kerja. Sebelum kegiatan inovasi FORSEK dilaksanakan,
pihak Disdukcapil akan mensosialisasikan kepada masyarakat di kelurahan yang akan
dituju mengenai persyaratan pelayanan administrasi kependudukan yang prosesnya
tidak mengeluarkan biaya apa pun.

Strategi kegiatan FORSEK dimulai dengan menegakkan komitmen dengan


stakeholder terkait kemudian mensosialisasikannya kepada masyarakat mengenai
pentingnya dokumen kependudukan seperti e-KTP. Lalu prakteknya, pendaftaran dan

9
perekaman e-KTP dilakukan secara langsung di lokasi-lokasi yang telah ditentukan.
Rangkaian kegiatan ini didanai oleh APBD Kabupaten Bandung Barat dengan waktu
pelayanan yang fleksibel pada hari minggu atau diluar jam kerja.

Masyarakat Kabupaten Bandung Barat juga dapat memperoleh kemudahan


layanan di saat mereka sedang beraktivitas, terutama bagi lansia dan penyandang
disabilitas. Selain itu masyarakat dapat menerima layanan administrasi kependudukan
tidak jauh dari tempat tinggalnya.

b. Alasan Direncanakannya Inovasi Pelayanan Publik


Keberhasilan dalam mewujudkan pelayanan yang efektif dipengaruhi oleh
disiplin kerja aparat pemerintah. Perbaikan kerja birokrasi pelayanan publik akan
mempunyai dampak yang sangat luas, terutama dalam tingkat kepercayaan
masyarakat kepada pemerintah. Kinerja birokrasi yang selama ini kurang baik
menjadi penyebab munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Pelayanan administrasi kependudukan di Kabupaten Bandung Barat selama ini


sudah cukup baik, namun dalam pelaksanaannya masih ditemui beberapa kendala
yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut perlu inovasi
pendukung dalam memperbaiki kendala yang ada tersebut. Hal ini bertujuan agar
tercapainya target dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Bandung Barat. Beberapa permasalahan terkait dengan administrasi kependudukan di
Kab. Bandung Barat yaitu :

1. Rendahnya jumlah penduduk yang melakukan perekaman e-KTP, dikarenakan


mayoritas warga Kabupaten Bandung barat yang bekerja sebagai karyawan,
sehingga mengalami kesulitan untuk melakukan perekaman pada jam kerja.

2. Lokasi perekaman di kantor kecamatan sulit diakses oleh sebagian


masyarakat.
3. Kelompok masyarakat penyandang disabilitas dan lansia mengalami kesulitan
untuk datang ke tempat pusat pelayanan adminstrasi kependudukan;

4. Sebagian masyarakat kurang memahami pentingnya memiliki identitas


kependudukan.

10
Walaupun pelayanan administrasi kependudukan sudah gratis, namun
masyarakat menginginkan lokasi pelayanan yang mudah dijangkau dan tanpa
mengganggu kegiatan mereka. Juga, kelompok masyarakat penyandang disabilitas
disinyalir mengalami kesulitan untuk datang ke tempat pusat pelayanan administrasi
kependudukan yang telah disediakan. Sehubungan dengan hal tersebut, Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung Barat menciptakan inovasi
FORSEK (Formulir Sistem Elektronik KTP) sebagai solusi dalam melakukan
pelayanan yang lebih dekat kepada masyarakat, tanpa memerlukan biaya transportasi
besar.

c. Forsek Kreatif Dan Inovatif

Inovasi pelayanan publik yang diajukan ini mampu menyelesaikan masalah


dengan cara-cara baru dan berbeda dari metode sebelumnya. Dikatakan kreatif dan
sangat inovatif dikarenakan:

a. Cepat
Cepat karena lokasi pelayanan ditempatkan dibeberapa lokasi masyarakat
Kabupaten Bandung Barat, sehingga proses perekaman data akan lebih cepat
dilakukan.

b. Dekat
Dekat karena perekaman e-ktp langsung dilakukan didaerah yang dituju,
yaitu di setiap desa dengan syarat semua dokumen harus sudah lengkap.

c. Memuaskan

Pelayanan yang cepat dan dekat dengan masyarakat akan membuat


masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang telah diberikan, serta
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki identitas
kependudukan. Selain itu, masyarakat puas karena tidak perlu menunggu lama
karena tidak banyak waktu yang terbuang.

d. Manfaat
Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Bandung Barat
yaitu memperoleh layanan dengan mudah dijangkau secara gratis.

Adapun manfaat dari inovasi ini adalah:

11
1. Masyarakat tidak perlu meninggalkan jam kerjanya untuk mengurus
dokumen administrasi kependudukan karena, lokasi mudah dijangkau
dan tidak membutuhkan banyak waktu.
2. Seluruh keluhan masyarakat dapat terjangkau layanan secara inklusi;
3. Membantu capaian target Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Bandung Barat mengenai wajib e-KTP;
4. Mengurangi Percaloan.

e. Unsur-unsur Pelayanan
1. Dasar hukum

a. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang


Administrasi Kependudukan, dijelaskan bahwa. "penduduk hanya
diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk
Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan
berlaku selama 5 tahun untuk warga negara Indonesia dan untuk warga asing
disesuaikan dengan dengan masa berlaku izin tinggal tetap".
b. Saat ini berubah Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013
tentang Administrasi Kependudukan, dijelaskan bahwa : "penduduk hanya
diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP yang tercantum Nomor Induk
Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan
berlaku seumur hidup untuk warga negara Indonesia dan untuk warga asing
disesuaikan dengan dengan masa berlaku izin tinggal tetap".
Nomor NIK yang ada di KTP-el nantinya akan dijadikan dasar dalam
penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan
dokumen identitas lainnya.
c. Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis
Nomor Induk Kependudukan, yang berbunyi
1. KTP berbasis NIK memuat kode keamanan dan rekaman elektronik sebagai
alat verifikasi dan validasi data jati diri penduduk
2. Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berisi biodata, tanda tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk yang
bersangkutan

12
3. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk disimpan dalam basis data
kependudukan
4. Pengambilan seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan pada saat pengajuan permohonan KTP berbasis
NIK, dengan ketentuan : Untuk WNI, dilakukan di kecamatan; dan untuk
orang asing yang memiliki izin tinggal tetap dilakukan di instansi pelaksana
5. Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam KTP berbasis NIK
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari telunjuk tangan kiri dan
jari telunjuk tangan kanan penduduk yang bersangkutan;
6. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perekaman sidik jari diatur oleh
Peraturan Menteri.

2. Persyaratan

1. Membawa Kartu Keluarga


2. Membawa KTP lama jika akan melakukan pembuatan KTP baru

3. Prosedur

Posedur yang harus dilakukan dalam proses pelayanan

1. Download di Playstore/Google dengan cari “FOR-SEK”


2. Setelah di download, mulai gunakan aplikasi dengan terlebih dahulu
melakukan log in dengan memasukan nomor NIK dan KK
3. Setelah log in, disana terdapat pilihan fitur (Pendaftaran E-KTP, Q n A,
Saran dan Pengaduan), dapat dipilih sesuai kebutuhan yang akan dilakukan
4. Klik pilihan Pendaftaran E-KTP
5. Lakukan pengisian Formulir untuk pendaftaran pembuatan E-KTP
6. Setelah selesai mengisi formulir, beri tanda centang di kolom “data sudah
benar” lalu klik Selesai
7. Nomor registrasi dan jadwal perekaman E-KTP akan muncul
8. Simpan nomor registrasi untuk melakukan perekaman E-KTP

13
4. Jangka Waktu Pelayanan

1. Waktu perekaman yang telah ditentukan dan dicantumkan pada saat


registrasi di aplikasi FOR-SEK berlaku dalam waktu 24 jam
5. Penanganan pengaduan, saran dan masukan
tata cara melakukan pengaduan

1. Buka aplikasi FOR-SEK


2. Log in dengan memasukan nomor NIK dan KK
3. Setelah log in, disana terdapat pilihan fitur (Pendaftaran E-KTP, Q n A,
Saran dan Pengaduan), dapat dipilih sesuai kebutuhan yang akan
dilakukan

4. Klik pilihan pengaduan


5. Isi isian yg harus diisi seperti dibawah,
1. Nama Lengkap : …………
2. Alamat : …………
3. Pengaduan : …………

6. Lalu klik kirim, selesai.

7. Bisa juga melalui e-mail/WA

e-mail : cs@for-sek.com

WA : 082221320965

14
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Setelah uraian inovasi pelayanan public yang di paparkan diatas. Dapat disimpulkan
bahwa DISDUKCAPIL Kabupaten Bandung Barat melakukan pengintegrasian pelayanan
publik guna memenuhi harapan masyarakat tentang pelayanan administrasi kependudukan
yang baik, cepat, tepat dan berkualitas, dimana pelaksanaannya berorientasi pada target
100% perekaman e-KTP dan lainnya seperti akta lahir bagi warga Kabupaten Bandung
Barat.

Konsep aplikasi FORSEK (Formulir sistem Elektronik KTP), dinilai cepat karena
lokasi pelayanan menyentuh masyarakat di setiap pelosok daerah kabupaten Bandung
Barat secara langsung, sehingga proses perekaman data, akta kelahiran serta akta
pencatatan sipil lainnya lebih cepat. Pelayanan administrasi kependudukan ini dilakukan
secara inovatif dan kreatif, di 165 desa dari 16 kecamatan se-Kabupaten Bandung Barat
setiap hari di setiap desa dengan menerapkan pelayanan pada setiap 1 Desa 1 hari kerja.

Sebelum kegiatan inovasi FORSEK (Formulir sistem Elektronik KTP dilaksanakan ,


pihak Disdukcapil akan mensosialisasikan kepada masyarakat di desa yang akan dituju
mengenai persyaratan pelayanan administrasi kependudukan yang prosesnya tidak
mengeluarkan biaya apapun dimana akan memudahkan masyarakat yang mengaksesnya
apalagi dengan dimudahkannya teknologi sesuai kemajuan zaman.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan sebagai berikut :


a. Perlu adanya peningkatan kualitas pelayan administrasi kependudukan yang sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan.
b. Perlu adanya sosialisasi yang baik tentang aplikasi FOR-SEK (Formulir Sistem
Elektronik KTP) ini kepada masyarakat agar dapat dimengerti sebagaimana
mestinya .
c. Lebih teliti lagi dalam pengumpulan data dalam aplikasi FOR-SEK (Formulir
Sistem Elektronik KTP) agar tidak terjadi kesalahan.
d. Peningkatan kualitas aplikasi FOR-SEK (Formulir Sistem Apliksi Elektronik KTP)
supaya dapat menyesuaikan dengan keadaan masyarakat di Daerah.
e. Dengan adanya inovasi pelayanan publik menggunakan aplikasi FOR-SEK

15
(Formulir Sistem Apliksi Elektronik KTP) ini diharapkan dapat mempermudah
masyarakat dalam pembuatan e-KTP.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kelviyara, M. (2018). Nilai-Nilai Inovasi Pelayanan Publik (Studi tentang Program Sistem
Inter-operabilitas Database Jembatan Timbang dengan UPKB Di Dinas
Perhubungan & LLAJ Provinsi Jawa Timur), 6,3, 2-3, jurnal.unair:
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmpcc8ffb7cfcfull.pdf
LAN, 2007. Dimensi Pelayanan Publik Dan Tantangannya Dalam Administrasi Negara
(Publik) Di Indonesia. Jakarta: Bagian Humas dan Publikasi.

Sinambela, L.P,dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan


Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumanjoyo,Simon & Hermawan,Dedy. (2018). Membangun Inovasi Pemerintahan Daerah.


Jogjakarta : Deepublish (CV Budi Utama)
Sutarno. 2012. Serba-Serbi Manajemen Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

https://journal.unsika.ac.id/index.php/politikomindonesiana/article/download/1412/1167

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmpcc8ffb7cfcfull.pdf
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?act=view&buku_id=103748&mod=penelitian_detai
l&sub=PenelitianDetail&typ=html

jipp.sumselprov.go.id/direktori/read/84

17

Anda mungkin juga menyukai