Dosen Pengampuh :
Disusun Oleh :
Kelompok 7
AKUNTANSI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini kami membahas mengenai “Desain Dan Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen”.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu
kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
1.1 DESAIN DAN EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
1. Adanya pembatasan kemungkinan yang sangat tegas. Khusunya dengan pengendalian akuntabilitas
tindakan, terdapat kecenderungan untuk fokus pada tindakan kurang penting yang telah diketahui
atau telah ada dan mudah dipantau, sehingga mungkin menyebabkan perubahan perilaku, seperti
means-ends
2. Sebagian besar pengendalian tindakan sering kali mematahkan kreativitas, inovasi, dan adaptasi.
Karyawan seringkali bereaksi terhadap pengendalian tindakan dengan bersikap pasif. Mereka
mengembangkan kebiasaan kerja berdasarkan peraturan kerja yang diberikan kepada mereka.
1
Adaptasi mungkin sangat lengkap sehingga mereka mulai tergantung pada peraturan, berhenti
memikirkan bagaimana proses-proses tersebt dapat ditingkatkan dan tidak mau berubah. Namun,
pada beberapa kejadian, kreativitas tidak diperlukan, atau benar-benar tidak diinginkan. Contohnya,
kreativitas pilot bukan merupakan sifat yang diperlukan. Akan tetapi, dalam kasus lain pengendalian
tindakan memberikan kesempatan penting untuk peningkatan dan inovasi yang tidak dapat
dielakkan.
3. Akuntabilitas tindakan, dapat menyebabkan kecerobohan. Karyawan yang terbiasa bekerja dengan
seperangkat peraturan kerja yang stabil cenderung berhemat. Misalnya biasanya ditermukan
kesalahan pada kecelakaan pesawat terbang, yang berarti pilot terburu – buru dalam melakukan
prosedur pre-takeoff dan pre-landing. Jika seperti itu, pengendalian tindakan seringkali hanya
mendorong pemenuhan tipe “check-the box”, dibandingkan dengan pemeriksaan dan perawatan
yang lebih teliti yang dibutuhkan untuk memastikan pengoperasian terbukti gagal.
4. Pengendalian tindakan seringkali menimbulkan pengaruh negative. Beberapa, atau bahkan sebagian
besar orang tidak suka bekerja di bawah pengendalian tersebut. Beberapa orang, khususnya orang-
orang yang lebih mandiri dan kreatif mungkin keluar untuk mencari pekerjaan lain yang memberikan
kesempatan yang lebih besar untuk meraih prestasi atau aktualisasi diri.
5. Beberapa pengendalian tindakan, khususnya yang memerlukan kajian pratindakan, biayanya mahal.
Kajian tersebut biasanya harus dilakukan oleh orang – orang yang sama kualifikasinya atau lebih
berkualifikasi daripada orang-orang yang memerlukan tindakan. Oleh karena itu, pengkaji harus
berpengetahuan luas, serta waktu dan jasanya mahal. Jika mereka tidak memerlukan atau
mempunyai banyak waktu untuk melakukan pengkajian sepenuhnya, maka tujuan pengkajian yang
diharapkan akan diperdebatkan.
1. Keunggulan yang paling umum adalah feasibility. Pengendalian hasil dapat menjadi pengendalian
yang efektif bahkan ketika kurangnya pengerahuan mengenai tindakan yang diinginkan. Situasi ini
sangat khas pada banyak (bahkan sebagian besar) peran penting dalam banyak perusahaan.
2. Perilaku karyawan dapat dipengaruhi bahkan ketika karyawan memperoleh otonomi yang signifikan.
Ini sangat diinginkan ketika diperlukannya kreativitas karena otonomi memberi ruang pada cara
berpikir yang baru dan inovatif. Bahkan, ketika kreativitas menjadi tidak penting, pemberian
otonomi memiliki beberapa keunggulan. Pemberian otonomi biasanya menghasilkan komitmen dan
motivasi karyawan yang lebih besar karena kebutuhan personel yang semakin tinggi (seperti
kebutuhan untuk berprestasi) juga terpengaruh. Pengendalian hasil juga dapat memberikan pelatihan
2
ketika bekerja. Karyawan belajar dengan praktik langsung dan dengan melakukan kesalahan.
Pengendalian hasil juga memberikan ruang untuk gaya perilaku yang aneh (seperti pendekatan
penjualan yang unik), yang dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada standarisasi suatu
pendekatan.
3. Biayanya relatif murah. Pengukuran kinerja seringkali dikumpulkan karena alasan yang tidak
berhubungan secara langsung dengan pengendalian manajemen, seperti laporan keuangan, laporan
pajak, atau perumusan strategi, dan jika pengukuran ini tidak dapat digunakan atau mudah
beradaptasi terhadap pengendalian hasil.
Dalam perusahaan manapun, ketatnya pengendalian merupakan hal yang paling menguntungkan untuk
bagian yang terpenting bagi keberhasilan perusahaan. Faktor penting keberhasilan sangat beragam pada
seluruh perusahaan. Misalnya, pengendalian persediaan sangat penting bagi toko pengecer besar karena
“menjual persediaan tanpa pengendalian yang ketat tentu saja menyebabkan kebangkrutan.” Ketatnya
pengendalian persediaan dapat diimplementasikan dengan memfokuskan pada hasil kunci jika karyawan
dapat dipercaya untuk menentukan bagaimana menjaga persediaan mendekati tingkat jasa yang dibutuhkan,
atau kunci tindakan yang mencakup prosedur persediaan dan peraturan keputusan yang detail.
3
1.1.6 Tetap Fokus Pada Perilaku
Apa yang membuat analisis pengendalian manajemen menjadi sulit adalah bahwa manfaat dan efek
sampingnya tergantung pada bagaimana karyawan akan bereaksi terhadap pengendalian yang sedang
digunakan. Memprediksi perilaku ini tidak semudah mengerjakan ilmu pasti. Perbedaan perilaku yang
signifikan ada di antara orang-orang di negara yang berbeda, di bagian yang berbeda pada suatu negara, pada
perusahaan yang berbeda, demikian juga dalam bagian yang berbeda pada sebuah perusahaan, dan manajer
harus menyadari perbedaan tersebut karena efektivitas pengendalian manajemen yang digunakan akan
beragam, tergantung pada reaksi karyawan yang terlibat.
4
DAFTAR PUSTAKA
Merchant, Kenneth A. Van der Stede, Wim A. Sistem Pengendalian Manajemen: Desain dan